Pembangunan aplikasi e-learning berbasis web di SMP Negeri 40 Bandung
(2)
(3)
(4)
(5)
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon, 10 Januari 1991
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum kawin
Anak ke : Tiga dari tiga bersaudara
Alamat : Griya Nusantara Jl. Jawa Dwipa No. 369 Cirebon- 45145
Nomor Telepon : 089656381181
Email : maniezzz_1001@yahoo.com 2. Riwayat Pendidikan
1. 1999 – 2004 SD Kartika III-5 Cirebon 2. 2004 – 2006 SMP Negeri 5 Cirebon 3. 2006 – 2009 SMAN 9 Cirebon
4. 2009 – 2013 Universitas Komputer Indonesia Bandung, jurusan Teknik Informatika
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar tanpa paksaan.
Bandung
(6)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
IRNE TRI WAHYUNI
10109315
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2013
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, berkat rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia, dengan judul “PEMBANGUNAN APLIKASI E-LEARNING
BERBASIS WEB DI SMP NEGERI 40 BANDUNG”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga atas semua keindahan, kemudahan, dan berjuta hikmah yang melahirkan semangat jiwa.
2. Ayahanda (Wawan Irawan Setia) dan Ibunda (Heni Sri Hernawati), kedua Kakanda tersayang (Irni Apriani dan Irna Noviana P) , Kakak ipar (Rio Mario), Tante (Djuariah Djajang), dan keponakan paling cantik (Aaleyah Cantika Mario) yang telah memberikan dukungan, doa dan bantuannya selama pembuatan tugas akhir ini.
3. Ibu Riani Lubis,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk perbaikan.
5. Bapak Alif Finandhita., S.Kom selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk perbaikan.
(8)
iv
6. Bapak Irawan Afrianto S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan selaku dosen wali kelas IF-7 angkatan 2009 yang telah banyak meluangkan waktu dan perhatian terhadap penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pegawai program studi Teknik Informatikan Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak membantu.
8. Segenap guru dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam penelitian di SMP Negeri 40 Bandung.
9. Muhammad Ikbal yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis selama pembuatan tugas akhir ini.
10. Kosan35 (Leni Selviah, Raden Indri, Nicki Febrina, Yulia Sharen) yang selalu memberikan semangat.
11. Subur’s Fam (Septy, Deby, Jelita, Noni), terima kasih atas semangat, motivasi dan doa yang slalu diberikan kepada penulis, yang selalu menemani penulis dalam suka maupun duka.
12. Teman-teman mahasiswa Teknik Informatika UNIKOM angkatan 2009 khususnya kelas IF-7 dan HMIF terima kasih atas dukungan dalam pembuatan tugas akhir ini.
13. Teman, saudara, kerabat yang tidak bias disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan doa dan semangat dalam melaksanakan pembuatan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa jurusan Teknik Informatika di UNIKOM. Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dengan segala kekurangan. Penulis harapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan dari tugas akhir ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.
Bandung, Juli 2013
(9)
vi
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Perumusan Masalah ... 2
I.3 Maksud dan Tujuan ... 2
I.4 Batasan Masalah ... 3
I.5 Metodologi Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
II.1 Tinjauan Sekolah ... 7
II.1.1 Sejarah Sekolah ... 7
II.1.2 Visi dan Misi Instansi ... 8
II.1.3 Struktur Organisasi Sekolah ... 9
II.1.4 Deskripsi Tugas Struktur Organisasi Instansi ... 9
II.2 Landasan Teori ... 11
II.2.1 Sistem ... 11
(10)
vii
II.2.6 Alat Bantu Pemodelan Analisis Terstruktur ... 23
II.2.7 PHP (Personal Home Page) ... 27
II.2.8 MySQL (My Structure Query Language) ... 27
II.2.9 XAMPP ... 28
II.2.10 CSS (Cascading Style Sheet) ... 29
II.2.11 Macromedia Dreamweaver... 30
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 33
III. 1 Analisis Sistem ... 33
III.1.1 Analisis Masalah ... 33
III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 34
III.1.3 Aturan Bisnis ... 40
III.1.4 Analisis Monitoring ... 41
III.1.5 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 42
III.1.6 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 45
III.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 52
III. 2 Perancangan Sistem ... 95
III.2.1 Tabel Relasi ... 97
III.2.2 Struktur Tabel ... 97
III.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 103
(11)
viii
IV.1 Implementasi Sistem ... 137
IV.1.1 Implementasi Perangkat Keras ... 137
IV.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 137
IV.1.3 Implementasi Basis Data ... 140
IV.1.4 Implementasi Antarmuka ... 145
IV.1.5 Implementasi Pesan ... 147
IV.2 Pengujian Sistem ... 147
IV.2.1 Rencana Pengujian Alpha ... 147
IV.2.2 Pengujian Beta ... 162
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 175
V.I Kesimpulan ... 175
V.II Saran ... 175
(12)
175 Graha Ilmu
3. Kusrini, (2007), Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi
Dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta : Andi
4. Dukom, M. (2011), Menjadi Master Website Gratis Dalam Hitungan Menit,
bekasi : Dunia Komputer,
5. Chandrawati, S.R. (2010), Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran, Jurnal Cakrawala Kependidikan No.2 Vol.8
6. Zhuang, H., Effendi, E. (2005), E-Learning Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : Andi
7. Rahayu, W.I, (2011), Perancangan Aplikasi Sistem Manajemen Invenori Pemberkasan Surat Masuk Dan Surat Keluar Di Politeknik Pos Indonesia Sebagai Penunjang Sistem Paperless, Prosiding dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) 17-18 Juni 2011
8. Harianto, B. (2004), Sistem Manajemen Basis Data, Bandung : Informatika 9. Sutanta, E, (2011), Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual. Yogyakarta: andi 10. Harianto, B. (2004), Sistem Manajemen Basis Data, Bandung : Informatika 11. Sakur, S.B, (2001), PHP 5 Pemrograman Berorientasi Objek Konsep dan
Implementasi. Yogyakarta: Andi
12. Wibowo, B, (2007), 16 Aplikasi Gratis untuk Pengembang Situs Web, Yogyakarta : Andi
13. Suyanto, M, (2005), Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan
(13)
1
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 40 Bandung yang berlokasi di Jalan Wastukancana No. 75 Bandung merupakan sekolah menengah pertama yang salah satu tujuannya unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut SMP Negeri 40 Bandung ingin memanfaatkan fasilitas teknologi informasi untuk mendukung proses mengajar disekolah salah satunya yaitu media pembelajaran secara on-line yang dikenal dengan sebutan e-learning. Namun sampai saat ini SMP Negeri 40 Bandung belum memiliki sistem yang mampu memberikan informasi dalam mengelola data akademik.
Hasil dari wawancara dengan bagian Humas di SMP Negeri 40 Bandung, ditemukan fakta bahwa selama ini kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 40 Bandung masih bersifat konvensional, artinya kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa dilakukan jika terjadinya pertemuan di dalam kelas. Kegiatan belajar mengajar yang hanya mengandalkan tatap muka dikelas secara langsung dianggap kurang efektif. Guru yang tidak dapat hadir di sekolah kesulitan untuk menyampaikan materi dan tugas.
Sama halnya dengan guru, siswa yang berhalangan mengikuti kegiatan belajar mengajar akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan materi dan tugas, sehingga siswa tersebut tidak mendapatkan materi pelajaran dan tugas yang diberikan di kelas. Siswa harus bertanya dan meminjam catatan milik siswa yang lain agar mendapatkan materi dan tugas yang diberikan di kelas.
Tercapainya kesuksesan belajar mengajar dipengaruhi oleh proses komunikasi yang baik antara guru dan siswa dikelas. Proses komunikasi seperti ini sulit untuk diwujudkan karena siswa yang memiliki rasa percaya diri ketika ingin bertanya kepada guru.
Monitoring dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam menangkap materi yang telah diberikan oleh guru. Belum adanya media
(14)
yang menampilkan informasi nilai siswa dengan cepat dan mudah dipahami menjadi kendala dalam proses monitoring. Nilai yang diambil untuk monitoring ini menggunakan nilai latihan siswa yang dilakukan secara online.
Berdasarkan studi literatur ditemukan sebuah solusi untuk permasalahan yang dihadapi SMP Negeri 40 Bandung yaitu diperlukannya media pengolahan kegiatan proses belajar mengajar bersifat khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk kegiatan belajar mengajar, salah satu diantaranya adalah dengan E-learning. E-learning adalah program aplikasi berbasis internet yang memuat semua informasi seputar pendidikan yang jelas, dinamis, akurat serta up to date dan dapat memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara on-line. E-learning tidak menggantikan proses pembelajaran konvensional secara tatap muka. E-learning justru akan menambah, melengkapi, memperkuat, dan memperkaya proses pembelajaran konvensional tersebut. Oleh karena itu perlu adanya upaya mengkombinasikan e-learning
dengan proses pembelajaran konvensional. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian tugas akhir ini diberi judul pembangunan aplikasi e-learning berbasis web di SMP Negeri 40 Bandung.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana membangun e-learning di SMP Negeri 40 Bandung.
I.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian skripsi ini adalah untuk membangun E-Learning Berbasis Web di SMP Negeri 40 Bandung.
Tujuan yang akan dicapai dalam Pembangunan E-Learning Berbasis Web di SMP Negeri 40 Bandung adalah :
1. Memudahkan guru untuk menyampaikan bahan ajar dan tugas kepada siswa.
(15)
2. Membantu siswa mendapatkan informasi, materi, dan tugas saat siswa berhalangan hadir.
3. Membantu komunikasi antara guru dengan siswa dengan menyediakan fasilitas forum diskusi.
4. Menyajikan informasi nilai siswa dengan cepat yang disajikan berupa grafik sehingga mudah dipahami oleh guru.
I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. E-Learning ini hanya suplemen atau tambahan bukan sebagai pengganti
pembelajaran.
2. Username dan password siswa diberikan oleh walikelasmasing-masing.
3. Sistem pada aplikasi ini tidak terintegrasi dengan sistem akademik sekolah, sehingga hanya mengolah data untuk keperluan pembelajaran
online.
4. E-Learning ini menggunakan metode pendekatan LMS (Learning
Management System) sehingga beberapa fungsi administrasi
diikutsertakan.
5. Hasil nilai dari latihan soal tidak berpengaruh terhadap nilai asli, jadi latihan soal dalam aplikasi ini hanya sebatas untuk mengasah kemampuan siswa.
6. Pendekatan analisis perangkat lunak yang digunakan yaitu pemodelan analisis terstruktur, tools pemodelan menggunakan flowmap, entity
relationship diagram (ERD) dan data flow diagram (DFD).
I.5 Metodologi Penelitian
Metode-metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(16)
a. Studi Literatur.
Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan pustaka yang menunjang penelitian yang akan dikerjakan. Pustaka tersebut dapat berupa e-book, artikel, jurnal, laporan akhir, dan sebagainya
b. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan melakukan interaksi langsung dengan orang-orang yang berada di lingkungan SMP Negeri 40 Bandung. Studi lapangan yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara atau Tanya jawab dengan bagian humas SMP Negeri 40 Bandung.
c. Kuesioner
Metode pengumpulan data dengan melakukan penyebaran daftar pertanyaan kepada responden, kuesioner ini berikan untuk siswa dan guru yang berada di lingkungan SMP Negeri 40 Bandung, dengan harapan mereka akan memberikan respon dari daftar pertanyaan tersebut. 2. Metode pembangunan perangkat lunak.
Metode analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya:
1. Requirements Analysis and Definition
Analisis dan definisi persyaratan menjelaskan tentang pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem. Persyaratan ini kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem.
2. System and Software Design
Perancangan sistem dan perangkat lunak menjelaskan tentang proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
(17)
3. Implementation and Unit Testing
Implementasi dan pengujian unit menjelaskan bahwa perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasinya.
4. Integration and System Testing
Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Setelah pengujian sistem, perangkat lunak dikirim pada pelanggan.
5. Operation and Maintenance
Pemeliharaan mencakup koreksi dari bagian error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atau implementasi unit sistem dan pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan-persyaratan harus ditambahkan
(18)
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang dasar pemikiran untuk membuat e-learning yang meliputi, latar belakang permasalahan dibangunnya e-learning, merumuskan inti permasalahan untuk mendukung pembangunan dari e-learning, menentukan maksud dan tujuan yang harus dicapai dari pembangunan sistem, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan 2 bagian yang terdiri dari tinjauan sekolah dan landasan teori, tinjauan sekolah berisi penjelasan tentang sejarah singkat sekolah, visi, misi, struktur organisasi sekolah dan deskripsi tugas struktur organisasi, sedangkan landasan teori berisi teori-teori pendukung yang digunakan untuk membangun
e-learning di SMP Negeri 40 Bandung.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi analisis kebutuhan dalam membangun perangkat lunak, analisis proses pada e-learning sesuai dengan pendekatan analisis terstruktur, yaitu dengan analisis kebutuhan fungsional atau Data Flow Diagram (DFD). Selain itu terdapat juga perancangan sistem yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis antarmuka.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi hasil implementasi dari analisis dan perancangan sistem yang dilakukan, serta hasil pengujian sistem yang dilakukan di lingkungan SMP Negeri 40 Bandung. Pengujian sistem digunakan untuk mengetahui apakah e-learning ini sudah memenuhi kebutuhan pihak sekolah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan tugas akhir.
(19)
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan beberapa konsep dan dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai dasar pemahaman dalam mengimplementasikan konsep-konsep tersebut kedalam semua kegiatan pengembangan sistem.
II.1 Tinjauan Sekolah
Pada sub bab ini membahas peninjauan terhadap tempat penelitian yaitu SMP Negeri 40 Bandung.
II.1.1 Sejarah Sekolah
SMP Negeri 40 adalah salah satu sekolah yang letaknya sangat strategis yaitu di jalan Wastukancana No. 75 Bandung, memiliki luas tanah 4.400 m2. Awalnya sekolah ini adalah sekolah kejuruan (SKN), tepatnya bulan Juli 1965 dari Sekolah Kejuruan Cimahi menjadi Sekolah Teknik (ST) Negeri 2 Cimahi Bandung. Seiring perkembangan zaman pada saat itu sekolah kejuruan dilebur menjadi sekolah umum, yaitu bulan Juli 1991 dari Sekolah Teknik Negeri 2 Cimahi bangunan beralih fungsi menjadi SMP Negeri dari Sekolah Teknik Negeri 2 Cimahi yang saat itu dipimpin oleh A. Riamitra, BA. Nama SMP pada Sekolah Teknik Negeri 2 Cimahi tak lama usianya berubah nama menjadi SMP Negeri 42. Pada bulan Oktober 1994 dari SMP Negeri 42 berubah kembali namanya sesuai pengurutan yang baru menjadi SMP Negeri 40 Bandung yang diperkuat dengan Surat Keputusan Mendikbud No: 0259 / 0 / 1994 yang berlokasi di Jalan Arjuna No. 18 Bandung dan dipimpin oleh Dra. Nurmiana. MS.
Bulan Juli 1995 bangunan sementara SMP Negeri 40 menempati bekas Bangunan SMK Negeri 1 yang berlokasi di jalan Wastukancana No. 75. Pada tahun 1996 tepatnya bulan Juli bangunan SMP Negeri 40 Bandung yang lokasinya di jalan Arjuna telah selesai dibangun, tetapi bangunan tersebut tidak dapat menampung keseluruhan kelas yang ada di SMP Negeri 40. Kegiatan belajar mengajar siswa/i SMP Negeri 40 akhirnya dibagi dua, untuk kelas 1 dan kelas 3
(20)
berlokasi di jalan Wastukancana No. 75 sedangkan untuk kelas 2 berlokasi di jalan Arjuna No 18.
Tahun 1997 bulan Januari gedung bekas SMK Negeri 1 yang berlokasi di jalan Wastukancana diserahkan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (DIKMENJUR) kepada Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum (DIKMENUM) untuk dipergunakan oleh SMPN 40 Bandung. Sejak saat itu seluruh kegiatan SMP Negeri 40 dipusatkan di jalan Wastukancana No.75 yang ditempati saat ini, sedangkan bangunan yang berlokasi di jalan Arjuna diserahkan kepada SMP Negeri 32 yang saat itu belum memiliki bangunan.
II.1.2 Visi dan Misi Instansi
Visi dan misi merupakan syarat wajib bagi sebuah instansi atau organisasi. Setiap instansi atau organisasi memiliki visi dan misi yang berbeda, semua tergantung tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing instansi atau organisasi. Berikut ini merupakan visi dan misi yang dimiliki SMP Negeri 40 Bandung :
1. Visi
Visi SMP Negeri 40 Bandung adalah Menjadikan sekolah unggul di bidang akademik dan non akademik serta berwawasan lingkungan.
2. Misi
Misi yang dimiliki SMP Negeri 40 Bandung adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. b. Menumbuh kembangkan aktifitas dan daya kreatifitas.
c. Memberikan pelayanan yang proporsional dan professional. d. Mengembangkan wawasan lingkungan hidup.
e. Memberdayakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah.
(21)
II.1.3 Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Berikut merupakan gambar yang menerangkan struktur organisasi yang berlaku di SMP Negeri 40 Bandung.
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Tata Usaha
Wk. Kurikulum
Wk.
Kesiswaan Wk.Sarana Wk.Humas Koordinator BK
Kepala Lab Bahasa
Kepala Lab IPA
Kepala Lab Komputer
Kepala Perpustakaan
Wali Kelas 8 Wali Kelas 9 Wali Kelas 7
Guru – Guru
Siswa – Siswa
Gambar II-1 Struktur Organisasi SMP Negeri 40 Bandung
II.1.4 Deskripsi Tugas Struktur Organisasi Instansi
Salah satu komponen yang sangat penting dalam mendukung manajemen dan kemajuan pendidikan di sekolah adalah tenaga administrasi sekolah, adapun deskripsi personalia tenaga administrasidan pembantu pelaksanaan sekolah serta tugas – tugasnya sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, dan Supervisor.
a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran secara efektif dan efisien.
(22)
b. Kepala Sekolah selaku manajer bertugas untuk menyusun perencanaan dan mengatur proses belajar mengajar.
c. Kepala sekolah selaku administrator bertugas untuk menyelenggarakan administrasi kurikulum dan media pembelajaran.
d. Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenal :
1) Proses belajar mengajar 2) Kegiatan bimbingan 3) Kegiatan ketatausahaan 4) Sarana dan prasarana
5) Kehadiran guru, pegawai, dan siswa
2. PKS Kurikulum
PKS kurikulum bertugas untuk membantu kepala sekolah di bidang kurikulum, berikut tugas PKS Kurikulum di SMP Negeri 40 Bandung.
1) Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran
2) Mengatur Penyusunan Program Pengajaran (Program Semester, Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan Penyesuaian Kurikulum)
3) Mengatur pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas, Kriteria Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta pembagian Raport dan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB)
4) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
5) Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran 6) Mengatur Mutasi Siswa
(23)
3. PKS Tata Usaha
PKS tata usaha bertugas untuk membantu kepala sekolah di bidang tata usaha atau administratif sekolah, berikut tugas PKS tata usaha di SMP Negeri 40 Bandung.
1) Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa 2) Penyusunan administrasi perlengkapan
3) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah II.2 Landasan Teori
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Peneliti mengutip beberapa teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Dan teori-teori ini merupakan landasan dalam penelitian.
II.2.1 Sistem
Kelompok elemen-elemen yang saling berhubungan, dan bertanggung jawab melakukan proses input sehingga menghasilkan output disebut dengan sistem. Menurut dari beberapa pakar, definisi dari sistem yaitu [2]:
1. Ludwig Von Bartalanfy – sistem merupakan seperangkat unsur yang saking terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan
2. Anatol Raporot – sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
3. L. Ackof – sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian – bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain.
Dalam membangun sebuah sistem harus memiliki orientasi yang berbasis persektif bagi pemakai bukan menjadi penghalang atau bahkan mempersulit dalam proses transaksi dan ekplorasi dalam pengambilan keputusan. Selain
(24)
memiliki orientasi yang berbasis persektif. Sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat-sifat tententu, antara lain [3] :
1. Komponen sistem (component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.
3. Subsistem
Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.
4. Lingkungan luar sistem
Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.
5. Penghubung sistem (Interface)
Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.
6. Masukan sistem (Input)
Energi yang masuk kedalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat berinteraksi.
7. Keluaran sistem (Output)
Hasil energi yang dioleh dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
8. Pengolahan sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
(25)
9. Sasaran sistem (Object)
Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan .
II.2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Definisi umum sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Di Indonesia sistem informasi memiliki visi, jika berpijak pada Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, maka visi pemerintah RI untuk sistem informasi adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya asing, maju, dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Dilihat dari teks yang terdapat pada GBHN 1999 tersebut di atas, maka visi Negeri ini jelas adalah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung daya saing. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi informasi. Sehingga jelas bahwa Indonesia memang memiliki visi informasi, meskipun tidak tertulis secara eksplisit dalam GBHN.
Teknologi informasi terdiri dari 2 patah kata yaitu, teknologi dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang teknik atau cara, sedangkan informasi adalah pengolahan sebuah bentuk data yang berarti bagi pengguna. Oleh karena itu teknologi informasi dapat diartikan sebagai cara menampilkan data atau fakta yang mempunyai arti.
(26)
Teknologi informasi mencakup pengembangan SDM IT Indonesia,
Cyberlow, Open Source, Internet Security, Informasi Sistem, Government,
E-commers, IT entrepreneurship, E-Learning dan lain sebagainya [2].
II.2.3 Internet
Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan berbagai komputer dan berbagai tipe komputer yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, wireless dan lainnya. Pengguna internet bisa memanfaatkan berbagai macam fasilitas informasi dengan biaya murah tanpa harus datang secara langsung ke tempatnya, salah satu fasilitas ini ialah dengan menggunakan website. Website memberikan fasilitas untuk menampilkan informasi yang dapat diakses. Informasi yang dapat diakses dapat berupa teks, gambar atau image, animasi, video, suara, atau kombinasi di antaranya dan bahkan komunikasi bisa dilakukan secara langsung dengan suara dan video sekaligus.
Website adalah sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja,
website, site) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang
umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau sub-domain di world wide web (WWW) di internet. www terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik. halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang menjadi "akar" (root), yang disebut homepage (halaman induk) sering diterjemahkan menjadi ("beranda", "halaman muka") dan biasanya disimpan dalam server yang sama.
Website memiliki fungsi yang bermacam-macam, tergantung dari tujuan
dan jenis website yang dibangun, tetapi secara garis besar dapat berfungsi sebagai media promosi, media pemasaran, media informasi, media pendidikan dan media komunikasi.
Jenis-jenis website yang baru mulai bermunculan dan dikembangkan oleh para developer. Website dengan jenis baru lahir sebagai prototype bagi
(27)
pengembang lain untuk mengembangkan jenis website serupa seperti Web Statik dan Web dinamis.
Web statik merupakan jenis website yang mana pengguna tidak bisa mengubah konten dari web tersebut secara langsung menggunakan browser. Interaksi yang terjadi antara pengguna dan server hanyalah seputar pemrosesan
link saja, sedangkan web dinamis interaksi yang terjadi antara pengguna dan
server sangat kompleks. Sesorang bisa mengubah konten dari halaman tertentu
dengan menggunakan browser. Request yang dikirimkan oleh pengguna dapat diproses oleh server untuk kemudian ditampilkan dalam isi yang berbeda-beda menurut alur programnya [4].
II.2.4 E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah. E-learning
lebih tepat ditunjukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet dengan semua proses belajar mengajar hanya dilakukan didepan sebuah komputer yang terhubung ke internet, dan semua fasilitas yang biasanya tersedia disebuah sekolah konvensional telah tergantikan fungsinya hanya oleh menu depan layar komputer, disamping secara psikologis, siswa menjadi jauh dari tekanan baik dari pihak sekolah maupun pengajar.
Materi pelajaran dapat diperoleh secara gratis dalam bentuk file-file yang dapat di download. Sedangkan interaksi antara guru dan siswa dalam bentuk memberi tugas, maupun diskusi dapat dilakukan secara lebih intensif dalam bentuk forum diskusi.
Merancang sebuah sistem e-learning yang diminati dan berguna memiliki beberapa syarat yang wajib dipenuhi, yaitu sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta dalam memanfaatkan teknologi menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi waktu pengenalan sistem e-learning, sehingga waktu belajar peserta dapat di efisiensikan untuk proses belajar.
(28)
Secara khusus e-learning mempunyai ciri-ciri yaitu untuk tujuan pembelajaran e-learning memiliki konten yang relevan, menggunakan metode intrusional seperti penyajian contoh dan latihan, dengan tujuan pembelajaran baik secara perorangan atau kelompok, e-learning mampu membangun pemahaman dan kemampuan serta menggunakan elemen-elemen seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk penyampaian materi pembelajaran.
E-learning mulai diperkenalkan pada dunia pendidikan sejak tahun 1996,
dan hingga sekarang terus disempurnakan ketingkat paling efektif dan bahkan melebihi tingkat efektifitas yang dapat dihasilkan oleh sebuah sekolah konvensional.
E-learning memiliki tujuan, karakteristik, manfaat dan keterbatasan dalam
penggunaannya. Hal ini perlu diperhatikan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penggunaan e-learning. Berikut ini penjelasan singkat mengenai tujuan, karakteristik, manfaat serta keterbatasan pada e-learning [5].
1. Tujuan E-Learning
E-Learning memiliki tujuan dalam penggunaannya. Tujuan penggunaan
e-learning sebagai sistem pembelajaran adalah meningkatkan kualitas belajar,
mengubah budaya mengajar, mengubah belajar pembelajaran yang pasif kepada budaya belajar yang aktif, memperluas basis dan kesempatan belajar oleh masyarakat dan mengembangkan dan memperluas produk dan layanan baru.
2. Karakteristik, Manfaat dan Keterbatasan E-Learning
E-learning dalam pembelajaran jarak jauh memiliki karakteristik, manfaat
dan keterbatasan dalam penggunaannya. Beberapa karakteristik dalam e-learning
yaitu memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh informasi dan dapat dengan cepat dan mudah melakukan komunikasi, e-learning
menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri, e-learning
memberikan kemudahan dalam penyimpanan materi pembelajaran, materi ini dapat disimpan di komputer, sehingga dapat diakses dimana saja tanpa terbatas waktu.
(29)
suatu kebutuhan, karena berbagai informasi yang ada di dalamnya dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran dengan menggunakan jasa internet akan mempengaruhi tugas pengajar dalam proses pembelajaran dan cara belajar dari pembelajar itu sendiri. Proses pembelajaran tidak lagi didominasi oleh pengajar, melainkan dilengkapi oleh teknologi yang berkembang dengan pesat setiap saat, seperti komputer. Pelengkap lainnya adalah materi pembelajaran tercetak seperti modul atau buku. Manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran jarak jauh, antara lain:
a. Pengajar dan pembelajar dapat berkomunikasi secara mudah dan cepat melalui fasilitas internet tanpa di batasi oleh jarak, tempat, dan waktu. Secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu bisa dilakukan.
b. Pengajar dan pembelajar dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui internet, sehingga bagi pengajar bisa menilai seberapa jauh materi pembelajaran tersebut disajikan, dan bagi pembelajar dapat menilai seberapa jauh materi pembelajar tersebut dapat dipelajari dan dikuasainya.
c. Dengan E-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran dapat disimpan pada komputer, sehingga pembelajar dapat mengulang atau mempelajari kembali materi pembelajaran yang telah dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya. Pembelajar dapat menilai materi pembelajaran mana yang telah dikuasainya dan terus dilanjutkan, atau materi pembelajaran mana yang belum dikuasainya sehingga perlu dipelajari ulang (direview) sampai dikuasainya atau dikonsultasikan kepada pengajar atau tutor.
d. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dengan melakukan
(30)
akses di internet. Informasi mudah diakses dari jarak jauh dan tidak terbatas oleh waktu bisa kapan saja dan tidak terbatas oleh tempat atau ruangan, bisa di mana saja, tidak hanya terbatas harus di ruangan kelas atau sekolah. Namun bisa di rumah, di kamar, atau tempat lainnya.
e. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan pembelajar, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan massal. Dengan diskusi ini akan bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, serta kemampuan dalam berdiskusi, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau mengajukan dan mempertahankan pendapat sendiri.
Walaupun e-learning menawarkan banyak manfaat bagi organisasi,
e-learning juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus diwaspadai oleh
pengelola pelatihan sebelum memutuskan menggunakan e-learning. Berikut beberapa keterbatasan pada e-learning [6] :
a) Budaya
Beberapa orang merasa tidak nyaman mengikuti pembelajaran melalui komputer. Pengguna e-learning menuntut budaya self-learning, dimana seseorang memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar budaya pelatihan di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung pada pengajar. Apabila pengajarnya terasa cocok dan menyenangkan motivasi pelajar bertambah, begitu pula sebaliknya. Dalam pelatihan di ruang kelas, 60% energi dari pengajar, sedangkan pelajar hanya mendengar dan mencatat. Namun, dalam e-learning, 100% energi dari pelajar. Oleh karena itu, beberapa orang masih merasa segan berpindah dari pelatihan di kelas ke pembelajaran e-learning. Budaya dan kebiasaan pengguna teknologi pun harus diperhatikan. Apabila mereka tidak terbiasa menggunakan komputer, implementasi e-learning akan memakan waktu lebih lama.
(31)
b) Teknologi
teknologi yang digunakan dalam e-learning beragam, ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga e-learning tidak berjalan baik. Sebagai contoh, ada beberapa paket pelajaran e-learning yang hanya dapat dijalankan di
browser Explorer. Oleh karena itu, kompatibilitas teknologi yang
digunakan harus diteliti sebelum memutuskan menggunakan suatu paket
e-learning.
c) Infrastuktur
Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia. Layanan broadband
baru ada di kota-kota besar. Akibatnya, belum semua orang atau wilayah belum dapat merasakan e-learning dengan internet.
d) Materi
Meskipun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning. Pelatihan yang memerlukan banyak kegiatan fisik, seperti olah raga dan instrument musik, sulit disampaikan melalui e-learning secara sempurna. Akan tetapi, e-learning
dapat digunakan untuk memberikan dasar-dasar pembelajaran sebelum masuk ke praktik.
3. Fungsi E-Learning
E-learning memiliki 3 fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan
belajar mengajar didalam kelas, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan atau operasional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (subsitusi) [5].
a. Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/ keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
(32)
memanfaatkannya tentu tentu akan memiliki tambahan pengetahuan dan wawasan.
b. Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa dikelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvesional. Materi pembelajaran dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat cepat menguasai atau memahami materi yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru didalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka dikelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru dikelas.
c. Subsitusi (Pengganti)
Dinegara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada peserta didiknya. Tujuannya agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan belajar mengajar sesuai dengan waktu dan aktifitas lain sehari-hari. Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvesional), (2) sebagian secara tatap muka, sebagaian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
(33)
4. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan e-learning dibandingkan dengan metode pembelajaran yang masih konvesional . Kelebihan e-learning
yaitu [5] :
1. Tersediannya fasilitas e-moderating dimana pengajar dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular dan kapan saja kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya dapat berintegrasi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna, mudah dipahami, diingat dan mudah untuk kembali diungkapkan.
3. Peserta didik dapat belajar atau me-review materi setiap saat dan dimana saja selama diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan didalam komputer.
4. Baik pengajar atau peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih jelas.
5. Berubahnya peran peserta didik dari biasanya pasif menjadi aktif. Setelah kita membahasan kelebihan e-learning, berikut ini ialah kelemahan
e-learning [5] :
1. Berubahnya peran pengajar untuk menguasai teknik pembelajaran ICT dan konvesional.
2. Peserta didik cenderung gagal apabila tidak memiliki motivasi yang tinggi.
3. Mengabaikan aspek akademik atau social dan lebih mendorong kepada aspek bisnis atau komersial.
5. Learning Manajemen System (LMS)
E-learning memiliki 2 bagian utama, yaitu learning management system
dan e-learning content atau materi pelajaran e-learning yang akan dipelajari oleh
(34)
administrasi dan berfungsi sebagai platform e-learning content. E-learning dapat membantu petugasistrasi pelatihan kegiatan kita. LMS inilah yang berperan banyak dalam membantu petugasistrasi. LMS pun mengatur semua kegiatan
e-learning. Beberapa fungsi LMS adalah sebagai katalog, registrasi dan persetujuan,
menjalankan dan memonitor e-learning, evaluasi, komunikasi, laporan, dan integrasi [6].
II.2.5 Konsep Perancangan Sistem
Dalam konsep perancangan sistem membahas tentang basis data, sistem basis data, dan komponen yang dimiliki sistem basis data.
Data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau tidak terjadi. Sedangkan Basis data adalah kumpulan data (elementer) yang secara logik berkaitan dalam merepresentasikan fenomena atau fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta-fakta yang terdapat di organisasi. Basis data mendeskripsikan state organisasi, perusahaan atau sistem. Saat satu kejadian muncul di dunia nyata mengubah state organisasi, perusahaan atau sistem maka satu perubahan pun harus dilakukan terhadap data yang disimpan dibasis data. Basis data merupakan komponen utama sistem informasi karena semua informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data di basis data. Pengolahan basis data yang buruk dapat mengakibatkan ketidaktersediaan data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.
Selain basis data, istilah sistem basis data juga digunakan dalam konsep perancangan sistem. Sistem basis data merupakan perpaduan antara basis data dan sistem manajemen basis data (SMBD). Komponen yang meliputi sistem basis data adalah [6]:
a. Perangkat Kelas (Hardware) sebagai pengolahan pendukung operasi pengolahan data.
b. Sistem Operasi (Operation System) atau perangkat lunak untuk mengelola basis data.
(35)
c. Basis data (Database) sebagai inti dari sistem basis data.
d. Database Management System (DBMS)
DBMS adalah software yang menangani semua akses ke basis data. DBMS digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan data. Suatu sistem aplikasi disebut DBMS jika memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut :
1) Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data 2) Mampu menangani integritas data
3) Mampu menangani akses data 4) Mampu menangani backup data e. Pemakai (User)
f. Aplikasi lain
Aplikasi lain merupakan software yang dibuat untuk memberikan
interface kepada user sehingga lebih mudah dan terkontrol dalam
basis data.
II.2.6 Alat Bantu Pemodelan Analisis Terstruktur
Alat bantu pemodelan analisis terstruktur yang digunakan untuk menggambarkan hasil analisis terstruktur dapat disebut juga dengan perangkat pemodelan analisis terstruktur. Alat bantu pemodelan analisis terstruktur terdiri dari flowmap, Entity Relationship Diagram (ERD), Data Flow Diagram (DFD) dan kamus data.
II.2.6.1 Flowmap
Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowmap digunakan untuk mendefinisikan hubungan antar bagian (pelaku proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran, dan masukan). Flowmap menolong analisis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian [7].
(36)
II.2.6.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model konseptual yang
mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan (dalam DFD). Oleh karena itu, ERD berbeda dengan DFD (DFD memodelkan fungsi sistem).
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk memodelkan
struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan
Entity Relationship Diagram (ERD) kita dapat menguji model dengan
mengabaikan proses yang harus dilakukan.
Entity Relationship Diagram (ERD) menggunakan sejumlah notasi dan
simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. Pada dasarnya ada 3 macam simbol yang digunakan yaitu [8]:
1. Entity
Entity adalah suatu obyek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan
pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Entity digambarkan menggunakan persegi empat.
2. Atribut
Entity mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendeskripsikan karakter entity. Dalam hal ini untuk setiap Entity
Relationship Diagram (ERD) bisa terdapat lebih dari satu atribut, isi
atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasi isi entity satu dengan yang lain. Atribut biasanya diwakili oleh simbol ellips.
3. Hubungan
Entity dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini dinamakan
relationship (relasi). Sebagaimana halnya entity maka dalam hubunganpun
harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entity
dengan isi dari hubungan itu sendiri.
Dalam Entity Relationship Diagram (ERD) hubungan ini dapat terdiri dari sejumlah entity yang disebut sebagai derajat hubungan, tetapi pada umumnya hampir semua model hanya menggunakan hubungan dengan derajat dua (
binary-relationship). Antar entity selalu ada tiga jenis hubungan biner yaitu satu ke satu,
(37)
Jika diterapkan dengan benar maka penggunaan Entity Relationship
Diagram(ERD) dalam pemodelan data memberikan keuntungan bagi perancang
maupun pengguna basis data, antara lain. Memudahkan perancang dalam hal menganalisis sistem yang kan dikembangkan, Memudahkan perancang saat merancang basis data, Dalam banyak kesempatan, penggunaan simbol-simbol grafis lebih mudah dipahami oleh para pengguna dibandingkan dengan bentuk naratif. Pengguna umumnya mudah memahami sistem dan basis data yang dirancang oleh perancang. Selain memiliki keuntungan bagi perancang, Entity Relationship Diagram memiliki kelemahan diantaranya adalah Kebutuhan media yang sangat luas dan Sering kali Entity Relationship Diagram (ERD) tampilannya sangat rumit [9].
II.2.6.3 Data Flow Diagram (DFD)
Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data (selanjutnya kita sebut dengan DFD). Sebagai perangkat analisis, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari satu sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi.
Pertama kali digunakan pada rekayasa perangkat lunak sebagai notasi untuk mempelajari desain sistem, dengan menggunakan notasi graph theory yang selanjutnya menjadi notasi yang mengimplementasikan model kebutuhan pemakai sistem. Karena itu, model ini tidak hanya dapat digunakan untuk memodelkan keseluruhan organisasi, sebagai perencana kerja dan perencana strategi. Pada sejumlah kasus, model ini digunakan juga untuk memodelkan real-time system
dan menggunakan notasi tambahan yang tidak diperlukan pada sistem yang
business-oriented, tetapi lebih kepada scientific dan engineering systems.
Komponen Data Flow Diagram (DFD) terdiri dari sejumlah komponen yang sederhana, yaitu [10]:
1. proses (process), komponen pertama dalam model ini dinamakan proses. Kadang-kadang dinamakan juga sebagai gelembung (bubble), fungsi, dan transformasi. Proses menunjukan transformasi dari
(38)
masukan dan keluaran, dalam hal ini masukan dapat menjadi hanya satu keluaran atau sebaliknya.
2. aliran (flows), komponen ini direpresentasikan dengan menggunakan panah yang menunjuk ke- dari proses. Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data.
3. penyimpanan (stores), komponen ini digunakan untuk memodelkan kumpulan data atau paket data. Notasi yang digunakan adalah garis sejajar, segiempat dengan sudut melengkung, atau persegi panjang. 4. Terminator, komponen berikutnya dalam model ini direpresentasikan
dengan menggunakan persegi panjang, yang mewakili entity luar dimana sistem berkomunikasi. Biasanya notasi ini melambangkan orang atau kelompok orang yang misalnya organisasi diluar sistem, grup, departemen, perusahaan pemerintah, dan berada diluar kontrol sistem yang dimodelkan.
Sekarang, sejumlah komponen tadi dapat mulai berkomunikasi dengan pemakai untuk membuat DFD sistem sebagai model yang menggambarkan sistem dari sudut pandang (function-oriented view).
DFD memiliki bagian khusus yang berfungsi untuk memetakan model lingkungan, DFD ini biasanya disebut dengan Diagram Konteks. Diagram konteks dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Diagram Konteks menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem yaitu [10]:
1. Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana sistem kita melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.
2. Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu.
3. Data keluar, data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.
4. Penyimpanan data (data store) yang digunakan secara bersama antara sistem kita dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh
(39)
sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem kita. Hal ini berarti pembuatan simbol data store dalam diagram konteks dibenarkan, dengan syarat simbol tersebut merupakan bagian dari dunia di luar sistem.
5. Batasan antara sistem kita dan lingkungan (rest of the world). II.2.6.5 Kamus Data DFD
Kamus data tidak menggunakan notasi grafis sebagaimana halnya Data
Flow Diagram (DFD), tetapi porsinya dalam memodelkan sistem tidak perlu
diragukan lagi karena sebuah model tidak lengkap tanpa kamus data. Mirip dengan kamus yang membantu kita dalam mencari arti kata baru, maka kamus data juga mempunyai fungsi yang sama dalam pemodelan sistem. Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, dan mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara presisi sehingga pemakai dan penganalisa sistem punya dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan, dan proses [10].
II.2.7 PHP (Personal Home Page)
PHP adalah bahasa scripting server-side bagi pemograman website. Secara sederhana, PHP merupakan tool bagi pengembang website dinamis. PHP sangat populer karena fungsi built-in lengkap, cepat, mudah dipelajari, dan bersifat gratis. Script PHP cukup disisipkan pada kode HTML agar dapat bekerja. PHP dapat berjalan di berbagai web server dan sistem informasi yang berbeda [11]. II.2.8 MySQL (My Structure Query Language)
MySQL bukan lingkungan pengembangan aplikasi basis data, tetapi satu DBMS kecil yang kompak. MySQL cocok untuk aplikasi berbasis web keperluan minimal dan menengah, namun telah menjanjikan untuk penggunaan yang besar. Implementasi MySQL berupa client atau server terdiri dari daemon mysqld (pada sistem UNIX) dan beberapa program client. MySQL tersedia pada platform
(40)
multithreading yang menaikan kinerja dan skalabilitas secara baik. Karakter MySQL dapat dijelaskan pada tabel berikut [9]:
Tabel II-1 Karakteristik MySQL
No Karakteristik Deskripsi
1 Standar MySQL mendukung entry-level ANSI SQL92 ODBC
level 0-2.
2 Character set MySQL secara default menggunakan ISO-8859-I
character set untuk data dan pengurutan.
3 Bahasa
Pemograman
MySQL mendukung pemrograman aplikasi dalam bahasa Java, C, Perl, PHP, dan sebagainya.
4 Kecepatan, dan
kemudahan pemakaian
MySQL kira-kira tiga sampai empat kali lebih cepat disbanding basis data komersial, juga mudah dikelola.
5 Tabel besar MySQL menyimpan tiap relasi (table) pada file terpisah di
direktori basisdata. Ukuran maksimum tabel dibatasi kemampuan sistem operasi menangani ukuran file.
6 MySQL MySQL adalah open-source relational DBMS
II.2.9 XAMPP
XAMMP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam menginstal modul PHP, Apache Web Server, dan MySQL Database. Selain itu XAMPP dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain yang akan memberikan kemudahan dalam mengembangkan situs web berbasis PHP.
XAMPP merupakan aplikasi gratis dan tersedia untuk platform Linux, Windows, MacOS, dan Solaris. Aplikasi ini dikembangan oleh Kay Vogelgesang, Carsten Wiedmann, dan Kai ‘Oswald’ Seidler dibawah lisensi GNU General
(41)
II.2.10CSS (Cascading Style Sheet)
CSS (Cascading Style Sheets) adalah salah satu bahasa pemograman desain web (style sheet language) yang mengontrol format tampilan sebuah halaman web yang ditulis dengan bahasa penanda (markup language). Biasanya CSS digunakan untuk mendesain sebuah halaman HTML dan XHTML, tetapi sekarang bahasa pemograman CSS bisa diaplikasikan untuk segala dokumen XML, termasuk SVG dan XUL.
CSS dibuat untuk memisahkan konten utama dengan tampilan dokumen yang meliputi layout, warna, dan font. Pemisahan ini dapat meningkatkan daya akses konten pada web, menyediakan lebih banyak fleksibilitas dan kontrol dalam spesifikasi dari sebuah karakteristik dari sebuah tampilan, memungkinkan membagi banyak halaman untuk sebuah formatting dan mengurangi kerumitan dalam penulisan kode dan struktur dari konten, contohnya teknik tableless pada
layout desain web.
Tujuan utama CSS diciptakan adalah untuk membedakan konten dari dokumen dan tampilan dari dokumen, dengan itu pembuatan ataupun pemrograman ulang web akan lebih mudah dilakukan. Hal yang termasuk dalam desain web diantaranya adalah warna, ukuran dan formatting. Oleh karena itu, dengan adanya CSS, konten dan desain web akan mudah dibedakan, sehingga memungkinkan untuk melakukan pengulangan pada tampilan-tampilan tertentu dalam suatu halaman web, kemudian akan memudahkan dalam membuat halaman web yang banyak dan waktu dalam membuat web jauh lebih cepat.
(42)
II.2.11Macromedia Dreamweaver
Macromedia Dreamweaver adalah software website design yang menawarkan cara mendesain website dengan dua langkah sekaligus dalam satu waktu, yaitu mendesain dan memprogram. Dreamweaver memiliki satu jendela mini disebut HTML Source, tempat kode-kode HTML tertulis. Setiap kita mendesain web seperti menulis kata-kata, meletakan gambar, membuat tabel dan proses lainnya, tag-tag HTML akan tertulis secara langsung mengiringi proses pengaturan website. Artinya kita memiliki kesempatan untuk mendesain website
sekaligus mengenal tag-tag HTML yang membangun website [13]. II.2.12 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bisa digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap. Macam-macam skala pengukuran dapat berupa : skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial salah satunya adalah Skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Variabel yang akan diukur dijabarkan dalam skala Likert, kemudian dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
(43)
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju
e. Sangat Tidak setuju
Intrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
Berdasarkan perhitungan dari kuesioner dapat dicari hasil dari jumlah skor masing-masing jawaban, jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item, dan tingkat persetujuan responden terhadap setiap pertanyaan dengan menggunakan rumus :
a. Jumlah Skor Masing-Masing Jawaban
…(2.1) b. Jumlah Skor Ideal (Kriterium)
…(2.2) c. Tingkat Persetujuan Responden
…(2.3)
Jumlah Skor = Skor x Jml Responden
Jumlah Skor Ideal (kriterium) = Maksimum Skor x Jml Responden
Nilai Presentase =
� �ℎ � ��(44)
(45)
(46)
(47)
33
Analisis sistem merupakan proses penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan hambatan-hambatan sehingga dapat dievaluasi dan diusulkan kebutuhan-kebutuhan perbaikannya. Melakukan analisis tehadap sistem yang sedang berjalan bertujuan sebagai dasar perancangan atau perbaikan sistem yang sudah ada. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui kelemahan dan kekurangan sistem yang sudah ada dan dapat diperbaiki menjadi sebuah sistem yang lebih efektif dan efisien.
III.1.1 Analisis Masalah
Dari hasil pengamatan tehadap sistem yang sedang berjalan di SMP Negeri 40 Bandung terdapat beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sulitnya pemberian materi dan tugas ketika guru tidak hadir berakibat pada tidak dapat dilaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. 2. Pemberian materi lebih pada satu kali pertemuan, dilakukan karena guru
yang tidak masuk saat pertemuan sebelumnya dan mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
3. Siswa kesulitan mendapatkan materi pelajaran, informasi, dan tugas ketika berhalangan hadir, sehingga siswa tersebut tertinggal informasi materi dan tugas.
4. Karakter siswa tertentu yang cenderung malu bertanya langsung terhadap guru mengakibatkan sulitnya komunikasi antara guru dan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
5. Guru belum memiliki media yang dapat menampilkan informasi nilai siswa dengan cepat dan mudah dipahami.
(48)
III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Dari data-data yang dikumpulkan, dapat disimpulkan mengenai prosedur sistem pembelajaran konvensional yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pemberian materi pelajaran 2. Prosedur pemberian tugas
3. Prosedur pelaksanaan latihan soal. 4. Prosedur monitoring guru
Seluruh prosedur yang sedang berjalan tersebut, dapat digambarkan menggunakan flowmap. Prosedur yang sedang berjalan adalah sebagai berikut : 1. Prosedur pemberian materi pelajaran
Prosedur pemberian materi pembelajaran antara guru dan siswa di dalam kelas yang saat ini berjalan, adapun alur prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan materi pelajaran kepada siswa. Materi pelajaran tersebut telah dibuat sebelumnya oleh guru.
2. Siswa melakukan penggandaan dengan cara mencatat dari sebuah materi pelajaran yang diberikan oleh guru
3. Materi pelajaran yang telah digandakan oleh siswa, kemudian disimpan sebagai arsip materi pelajaran
4. Materi pelajaran milik guru akan dijadikan pengembangan materi pelajaran selanjutnya.
Prosedur pemberian materi pembelajaran saat guru hadir, digambarkan dalam bentuk flowmap seperti gambar III-1
(49)
(50)
Ket :
A1 : Arsip materi pelajaran yang telah digandakan milik guru. A2 : Arsip materi pelajaran milik siswa.
2. Prosedur pemberian tugas
Prosedur pemberian tugas biasanya dilakukan ketika guru telah selesai memberikan materi pembelajaran kepada siswa di dalam kelas. Berguna sebagai bentuk pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru. Adapun alur prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan soal tugas kepada siswa yang telah dibuat sebelumnya. 2. Siswa mendapatkan tugas pelajaran yang diberikan oleh guru untuk
dikerjakan.
3. Soal tugas yang telah diselesaikan akan diberikan kepada guru didalam kelas pada waktu pembelajaran berlangsung maupun pemberian tugasnya pada ruang guru saat diluar kegiatan belajar mengajar.
4. Guru melakukan penilaian pada tugas pelajaran yang telah dikerjakan oleh para siswa. Selanjutnya guru memasukan penilaian siswa ke dalam arsip daftar nilai tugas siswa.
5. Hasil soal tugas yang telah dinilai oleh guru, dikembalikan kepada siswa dan disimpan sebagai arsip soal tugas milik siswa
Prosedur pemberian tugas, digambarkan dalam bentuk flowmap seperti gambar III-2
(51)
Prosedur Pemberian Tugas
Siswa Guru
Soal Tugas Soal Tugas
Pengerjaan Tugas
Jawaban Soal Tugas Soal Tugas yang dikerjakan Jawaban Soal Tugas
Penilaian Tugas
Jawaban Tugas Pelajaran yang sudah dinilai
Buku Nilai yang telah diperiksa
A4
A3
Jawaban Tugas Pelajaran yang sudah dinilai
A5
Keterangan :
A3 : Arsip soal tugas milik siswa A4 : Arsip Daftar Nilai milik guru
A5 : Jawaban Tugas pelajaran yang sudah dinilai guru milik siswa
(52)
Ket :
A3 : Arsip soal tugas yang dikerjakan milik siswa A5 : Arsip daftar nilai milik guru
A6 : Arsip jawaban tugas yang telah dinilai oleh guru milik siswa 3. Prosedur Pelaksanaan Latihan
Prosedur pelaksanaan latihan diantaranya dilakukan oleh guru dan siswa didalam kelas. Adapun alur prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Guru membuat soal berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya.
2. Siswa mengerjakan soal latihan dengan kurun waktu yang telah ditetapkan.
3. Apabila waktu pengerjaan soal telah berakhir, maka siswa wajib mengumpulkan soal latihan kepada guru.
4. Setelah terkumpulnya jawaban latihan soal tersebut, guru memeriksa dan memberi nilai yang kemudian dimasukan ke dalam daftar nilai siswa. 5. Hasil latihan yang telah diperiksa dan diberi nilai oleh guru, akan
dikembalikan kepada siswa yang bersangkutan sebagai arsip siswa tersebut.
Prosedur pengolahan nilai rapor, digambarkan dalam bentuk flowmap
(53)
Prosedur Pelaksanaan Latihan
Siswa Guru
Pengerjaan Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan Soal Latihan
Penilaian Latihan
A8 Soal Pelatihan
Keterangan :
A4 : Arsip Daftar Nilai milik guru A6 : Arsip soal latihan milik siswa
A8 : Jawaban soal latihan yang sudah dinilai guru milik siswa Buku Nilai
Soal Latihan
A6
Jawaban Soal Latihan yang sudah
dinilai
Jawaban Soal Latihan yang sudah
dinilai Jawaban Soal
Latihan
A4
(54)
Ket :
A4 : Arsip daftar nilai milik guru
A6 : Arsip soal latihan yang disimpan oleh siswa A8 : Arsip jawaban latihan soal milik siswa 4. Prosedur Monitoring Guru
Prosedur monitoring nilai oleh guru diantaranya dilakukan oleh guru. Adapun alur prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Guru mengambil arsip buku nilai untuk melihat nilai latihan atau tugas pada siswa.
2. Setelah mengambil arsip buku nilai, guru melihat nilai siswa untuk memantau perkembangan siswa.
III.1.3 Aturan Bisnis
Aturan bisnis yang akan diterapkan pada sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :
1. Siswa kelas 7, 8 dan 9 memperoleh materi sesuai kelas masing-masing dengan guru yang bersangkutan.
2. Pengkodean kelas menggunakan angka 7, 8 dan 9 diikuti dengan urutan huruf kelas. Misalkan kelas 7A, berarti kelas tujuh dengan urutan huruf pertama yaitu A.
3. Batas waktu pengumpulan tugas ditentukan oleh guru yang bersangkutan, jika waktu pengumpulan tugas telah habis, maka siswa tidak dapat mengirim tugas.
4. Siswa hanya dapat mengerjakan latihan soal satu kali.
5. Latihan soal diberi batas waktu untuk penyelesaiannya, jika batas waktu telah berakhir maka siswa tidak bisa melanjutkan latihan soal tersebut. 6. Untuk menampilkan nilai siswa, lakukan penyeleksian dengan memilih
kelas yang ingin ditampilkan.
7. Pemberian nama untuk file pada materi dilakukan dengan menyimpan nama file yang akan diupload, sehingga saat siswa mendowload nama file
(55)
akan sama dengan file yang di upload oleh guru, jika nama file yg di
upload sama, maka sistem akan mengganti nama file tersebut secara
otomatis.
III.1.4 Analisis Monitoring
Analisis monitoring adalah tahap dimana dilakukan analisis terhadap data yang ada di SMP Negeri 40 Bandung untuk dikelola dan disajikan dengan efektif dan efisien. Dalam hal ini data yang dikelola dan disajikan adalah nilai harian siswa yang diambil dari aktivitas media pembelajaran yaitu nilai latihan soal.
Tabel III.1 Nilai Tugas dan Nilai Latihan Kelas 9A Mata Pelajaran IPA No NIS Nilai Latihan 1 Nilai Latihan 2
1 101107041 80 86
2 101107001 78 80
3 101107002 86 80
4 101107003 77 76
5 101107004 75 85
6 101107005 65 75
7 101107006 86 80
8 101107007 79 76
9 101107008 80 80
10 101107009 87 87
11 101107010 66 66
12 101107011 78 78
13 101107013 87 87
14 101107014 71 79
15 101107015 87 80
16 101107016 78 80
17 101107017 76 79
18 121309392 88 81
19 101107018 88 81
20 101107019 79 75
21 101107020 60 70
22 101107021 88 80
23 101107022 90 89
24 101107024 66 70
25 101107025 82 82
(56)
27 101107026 77 79
28 101107027 72 75
29 101107028 85 81
30 101107029 66 76
31 101107030 90 80
32 101107031 74 70
33 121309394 80 90
34 101107032 76 78
35 101107033 80 80
36 101107034 80 78
37 101107035 97 60
38 101107036 79 79
39 101107037 81 82
40 101107038 83 79
41 101107039 84 81
42 101107040 80 80
Pada aplikasi ini nantinya akan dapat menyimpulkan atau menganalisis siswa mana yang rajin mengerjakan latihan soal dan menilai perkembangan nilai siswa, sehingga sistem ini dapat membantu guru untuk mengambil keputusan. III.1.5 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun berdasarkan kebutuhan pengguna. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak akan dibagi ke dalam dua bagian yaitu SKPL-F (spesifikasi kebutuhan perangkat lunak fungsional) dan SKPL-NF (spesifikasi kebutuhan perangkat lunak non-fungsional). Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel III.2 Kebutuhan Fungsional User Requirement
No Kode Kebutuhan
1 SKPL-F1 Sistem menyediakan layanan login untuk pengguna (admin,
guru dan siswa).
2 SKPL-F2 Sistem menyediakan layanan untuk pengolahan data profil
3 SKPL-F3 Sistem menyediakan layanan untuk pengolahan data master
4 SKPL-F4 Sistem menyediakan layanan untuk pengolahan data
pembelajaran
5 SKPL-F5 Sistem menyediakan layanan untuk pengolahan data
pengumuman
(57)
Tabel III-3 Kebutuhan Fungsional System Requirement
No Kode Kebutuhan
1 SKPL-F1 1. Sistem dapat melayani login pengguna dengan menggunakan
username dan password
2 SKPL-F2 1. Sistem dapat menampilkan data profil user yang sedang login
2. Sistem dapat mengubah data profil pengguna yang sudah
login
3. Sistem dapat mengganti password pengguna yang sedang
login
3 SKPL-F3 1. Sistem dapat menambah data guru
2. Sistem dapat menambah data siswa
3. Sistem dapat menambah data kelas
4. Sistem dapat menambah data mengajar
5. Sistem dapat menambah data admin
6. Sistem dapat menambah data mata pelajaran
7. Sistem dapat menambah data tahun ajaran
8. Sistem dapat menghapus data guru
9. Sistem dapat menghapus data siswa
10. Sistem dapat menghapus data kelas
11. Sistem dapat menghapus data mengajar
12. Sistem dapat menghapus data admin
13. Sistem dapat menghapus data mata pelajaran
14. Sistem dapat mengubah data guru
15. Sistem dapat mengubah data siswa
16. Sistem dapat mengubah data mengajar
17. Sistem dapat mengubah data admin
18. Sistem dapat mengubah data mata pelajaran
19. Sistem dapat mengimport data guru
20. Sistem dapat mengimport data siswa
21. Sistem dapat melakukan pencarian data berdasarkan nama dan
nip terhadap data guru
22. Sistem dapat melakukan pencarian data berdasarkan nama dan
nis terhadap data jenis siswa
23. Sistem dapat melakukan pencarian data berdasarkan nama dan
nip terhadap data kelas
24. Sistem dapat melakukan pencarian data berdasarkan nama
terhadap data mengajar
25. Sistem dapat melakukan pencarian data berdasarkan nama
terhadap data admin
26. Sistem dapat melakukan pencarian data berdasarkan nama
(1)
f. Bahasa yang digunakan dalam aplikasi ini mudah dipahami ? Tabel IV. 38Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 6 Kategori Jawaban Skor
Frekuensi Jawaban Responden
Jumlah Skor
Nilai Persentase (%)
A. Sangat Setuju 5 2 10
(107/(30x5))*100) = 71%
B. Setuju 4 16 64
C. Biasa Saja 3 9 27
D. Kurang Setuju 2 3 6
E. Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 30 107
Hasil nilai persentase pada tabel IV.40. Adalah 71%. Maka dapat disimpulkan bahwa bahasa padaaplikasi e-learning ini mudah untuk dipahami bagi guru. Secara kontinun dapat digambarkan pada gambar IV. 7.
TS KS BS S SS
107
30 60 90 120 150 Gambar IV. 7 Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 6
2. Hasil Pengujian Level Siswa a. Aplikasi ini mudah dipahami ?
Tabel IV. 39Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 1 Kategori Jawaban Skor
Frekuensi Jawaban Responden
Jumlah Skor
Nilai Persentase (%)
A. Sangat Setuju 5 5 25
(109/(30x5))*100) = 73%
B. Setuju 4 13 52
C. Biasa Saja 3 8 24
D. Kurang Setuju 2 4 8
E. Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 30 109
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah skor yang didapat adalah sebanyak 109 skor dengan skala kategori jawaban diantara biasa saja dan setuju.
(2)
Sedangkan hasil dari nilai persentasi responden adalah 73%. Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini mudah untuk dipahami. Secara kontinum dapat digambarkan seperti pada Gambar IV.2 dibawah ini.
TS KS BS S SS
109
30 60 90 120 150 Gambar IV. 8 Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 1 Tampilan dalam aplikasi ini menarik ?
Tabel IV.40 Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 2 Kategori Jawaban Skor
Frekuensi Jawaban Responden
Jumlah Skor
Nilai Persentase (%)
A. Sangat Setuju 5 2 10
(95/(30x5))*100) = 63%
B. Setuju 4 8 32
C. Biasa Saja 3 14 42
D. Kurang Setuju 2 5 10
E. Tidak Setuju 1 1 1
Jumlah 30 95
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah skor yang didapat adalah sebanyak 95 skor dengan skala kategori jawaban diantara biasa saja dan setuju. Sedangkan hasil dari nilai persentasi responden adalah 63%. Maka dapat disimpulkan bahwa tampilan aplikasi ini cukup menarik. Secara kontinum dapat digambarkan seperti pada Gambar IV.9 dibawah ini.
TS KS BS S SS
95
30 60 90 120 150 Gambar IV. 9Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 2
(3)
b. Aplikasi ini dapat membantu mendapatkan tugas dan materi ? Tabel IV.41 Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 3 Kategori Jawaban Skor
Frekuensi Jawaban Responden
Jumlah Skor
Nilai Persentase (%)
A. Sangat Setuju 5 6 30
(120/(30x5))*100) = 80%
B. Setuju 4 18 72
C. Biasa Saja 3 6 18
D. Kurang Setuju 2 0 0
E. Tidak Setuju 1 0 0
Jumlah 30 120
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah skor yang didapat adalah sebanyak 120 skor dengan skala kategori jawaban setuju. Sedangkan hasil dari nilai persentasi responden adalah 80%. Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini membantu mendapatkan tugas dan materi. Secara kontinum dapat digambarkan seperti pada Gambar IV.10 dibawah ini.
TS KS BS S SS
30 60 90 120 150 Gambar IV. 10Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 3 c. Aplikasi ini dapat membantu komunikasi guru dan siswa ?
Tabel IV.42. Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 4 Kategori Jawaban Skor
Frekuensi Jawaban Responden
Jumlah Skor
Nilai Persentase (%)
A. Sangat Setuju 5 5 25
(112/(30x5))*100) = 75%
B. Setuju 4 12 48
C. Biasa Saja 3 13 39
D. Kurang Setuju 2 0 0
E. Tidak Setuju 1 0 0
(4)
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah skor yang didapat adalah sebanyak 112 skor dengan skala kategori jawaban diantara biasa saja dan setuju. Sedangkan hasil dari nilai persentasi responden adalah 75%. Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat membantu komunikasi guru dan siswa. Secara kontinum dapat digambarkan seperti pada Gambar IV.11 dibawah ini.
TS KS BS S SS
112
30 60 90 120 150 Gambar IV. 11Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 4
d. Aplikasi ini dapat menampilkan informasi yang dibutuhkan ? Tabel IV.44Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 5 Kategori Jawaban Skor
Frekuensi Jawaban Responden
Jumlah Skor
Nilai Persentase (%)
A. Sangat Setuju 5 2 10
(106/(30x5))*100) = 71%
B. Setuju 4 15 60
C. Biasa Saja 3 10 30
D. Kurang Setuju 2 3 6
E. Tidak Setuju 1 0 0
(5)
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah skor yang didapat adalah sebanyak 106 skor dengan skala kategori jawaban diantara biasa saja dan setuju. Sedangkan hasil dari nilai persentasi responden adalah 71%. Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi menampilkan informasi yang dibutuhkan. Secara kontinum dapat digambarkan seperti pada Gambar IV.12 dibawah ini.
TS KS BS S SS
106
30 60 90 120 150 Gambar IV. 12Hasil Pengujian Kuesioner Soal Nomer 5
IV.2.2.1 Kesimpulan Pengujian Beta
Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dalam pengujian beta, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Aplikasi e-learning ini mudah digunakan
2. Aplikasi e-learning ini memiliki tampilan menarik
3. Aplikasi e-learning ini dapat membantu komunikasi antara guru dan siswa dengan menyediakan forum diskusi.
4. Aplikasi e-learning ini memberikan informasi tentang pembelajaran dengan baik
5. Aplikasi e-learning ini membantu proses pembelajaran, memudahkan guru dalam menyampaikan bahan ajar dan tugas.
(6)
175 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan yang berisi hasil-hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis, desain, dan implementasi dari perancangan perangkat lunak yang dibangun dan telah dikembangkan serta saran-saran yang akan memberikan catatan penting dan kemungkinan perbaikan yang perlu dilakukan untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.
V.I Kesimpulan
Setelah melakukan analisis, perancangan dan pengujian maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi ini dapat memudahkan guru untuk menyampaikan bahan ajar dan tugas untuk siswa.
2. Aplikasi ini membantu siswa untuk mendapatkan informasi, materi dan tugas
3. Aplikasi ini membantu komunikasi antara guru dan siswa dengan menyediakan forum diskusi.
4. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu guru untuk memberikan informasi nilai siswa dengan menggunakan grafik, karena penulis belum sempat melakukan pengujian.
V.II Saran
Untuk pengembangan e-learning ini ada beberapa saran yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Membuat tampilannya lebih menarik lagi karena tampilan yang ada sekarang masih sederhana dan kurang atraktif.
2. Menambahkan fasilitas dengan metode Syncrounous Training yaitu dengan menciptakan kelas virtual, sehingga pembelajaran guru dan siswa dapat berinteraksi langsung selama terhubung dengan koneksi internet.