73 retorika: Mengapa kepada perempuan diberikan pinjaman padahal
banyak laki-laki yang sangat membutuhkan? Pertanyan balik yang tak kalah logisnya: Mengapa masih banyak laki-laki yang tidak mendapat
pinjaman dari bank? Atau mengapa laki-laki yang tidak pada umumnya tidak setia pada janji untuk melunasi utangnya? Yunus
berhasil membongkar orang-orang yang sok manusiawi itu, dengan tetap konsisten pada pendiriannya bahwa memberikan kredit pada
perempuan sudah terbukti mampu meningkatkan pendapatan rumahtangga dan memperluas cakrawala mereka lewat pembentukan
kelompok lima yang mirip dengan sistem tanggung renteng dalam perkoperasian Indonesia.
4. Memberikan modal usaha bagi kaum miskin
Pada Desember 1976, Yunus berhasil memperoleh pinjaman dari Janata Bank sejumlah 10.000 taka AS300 dan memberikannya pada
kaum miskin Jobra untuk modal usaha. Menurut Yunus 2007: 59 untuk mengentaskan kemiskinan, kaum miskin perlu diberi kesempatan dan
kepercayaan untuk mendapatkan pinjaman. Hanya saja mereka sulit berhubungan dengan bank, karena tidak memiliki agunan.
Sepanjang tahun 1977, Yunus harus menandatangani setiap permohonan pinjaman. Bahkan saat Yunus sedang dalam lawatan ke
Eropa atau AS, bank akan mengirimkan kawat atau menyurati Yunus untuk sebuah tanda tangan, ketimbang berhubungan langsung dengan
setiap orang peminjam riil di desa. Yunus-lah penjaminnya dan sejauh
74 menyangkut kepentingan petugas bank, Yunus-lah satu-satunya yang
mereka perhitungkan. Mereka tidak ingin berhubungan dengan kaum miskin yang memanfaatkan modal mereka.
I started my work by giving small amount of money to a few poor people without any collateral. Then I realised how good the people
felt about it. I needed more money to expand the programme. To access bank money, I offered myself as a guarantor. To get support
from another bank, I converted my project as the banks project. Later, I turned it into central bank project. Over time I saw that the
best strategy would be to create an independent bank to do the work that we do. So we did. We converted the project into a formal
bank, borrowing money from the central bank to lend money to the borrowers. http:grameen-info.org
Inilah awal dari semuanya. Yunus tidak pernah bermaksud menjadi
rentenir. Yunus tidak berniat meminjamkan uang pada siapapun. Yunus hanya ingin membantu perempuan miskin, karena orang miskin tidak
memiliki agunan untuk melakukan kredit dengan bank. Hal paling mengejutkan bagi Yunus adalah pembayaran kembali pinjaman oleh para
peminjam tanpa agunan ini terbukti jauh lebih baik ketimbang mereka yang pinjamannya dijamin oleh aset. Sungguh, lebih dari 98 persen
pinjaman dilunasi Yunus, 2007: 59. Pada tahun 2006, Grameen Bank telah memberikan kredit kepada 7
juta orang miskin di 73.000 desa Bangladesh, 97 persen diantaranya perempuan. Grameen Bank memberi kredit bebas agunan untuk mata
pencaharian, perumahan, sekolah, dan usaha mikro untuk keluarga- keluarga miskin dan menawarkan setumpuk program tabungan yang
atraktif, dana pensium, dan asuransi untuk para anggotanya. Sejal diperkenalkan tahun 1984, kredit perumahan telah dipakai untuk
75 membangun 640.000 rumah. Kepemilikan legal rumah-rumah ini menjadi
hak para perempuan itu sendiri. Secara akumulatif bank telah memberi kredit sebesar sekitar AS6 miliar Yunus, 2007: 261.
5. Mendirikan Grameen Bank Bank Pedesaan