Dwi Handayani, 2015 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Analisis Data
Terdapat dua analisis data dalam penelitian ini, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Jenis analisis diuraikan sebagai berikut:
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif terdiri dari hasil tes dan hasil pengukuran angket. Data kemampuan memecahkan masalah berupa hasil tes awal dan tes
akhir dari kelas PBL dan kelas bukan PBL. Data kuantitatif sikap peduli lingkungan berupa hasil pengukuran awal dan akhir. data-data tersebut
dibutuhkan untuk mengetahui N-gain masing-masing data kuantitatif. Data kemampuan memecahkan masalah peserta didik pada materi
cara pencegahan kerusakan lingkungan erosi, abrasi, banjir, dan longsor dihimpun dengan memberikan tes awal dan tes akhir secara tertulis
berupa tes uraian terbuka. Tes kemampuan memecahkan masalah diberikan kepada peserta didik yang mendapatkan Problem Based
Learning PBL maupun peserta didik yang memperoleh bukan Problem Based Learning PBL. Kemampuan memecahkan masalah peserta didik
diperoleh dengan memberikan skor pada jawaban yang diberikan oleh peserta didik. Penskoran dilakukan berpedoman pada rubrik penilaian
kemampuan memecahkan masalah yang telah dibuat sebelumnya. Jumlah soal yang mengukur memecahkan masalah sebanyak empat belas butir.
Skor ideal kemampuan memecahkan masalah sebesar 40. Skor yang diperoleh peserta didik dikonversi menjadi nilai berskala 100. Jika
peserta didik dapat menjawab seluruh soal kemampuan memecahkan masalah dengan benar akan mendapatkan nilai maksimal 100. Sebaliknya
jika peserta didik tidak menjawab soal kemampuan memecahkan masalah akan mendapatkan nilai 0.
Untuk mengumpulkan data sikap peduli lingkungan peserta didik sekolah dasar kelas IV pada materi pelajaran IPA tentang cara mencegah
kerusakan lingkungan erosi, abrasi, banjir, dan longsor menggunakan angket sikap peduli lingkungan eksplisit maupun implisit yang diberikan
sebelum dan sesudah pembelajaran. Pengisian angket dilakukan oleh
Dwi Handayani, 2015 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
peserta didik yang memperoleh Problem Based Learning PBL maupun peserta didik yang memperoleh bukan Problem Based Learning PBL.
Pernyataan sikap yang dipilih peserta didik diberi skor. Penyekoran menggunakan cara-car penyekoran yang telah disusun sebelumnya.
a. Uji Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Sikap
Peduli Lingkungan Secara Deskriptif. Peningkatan kemampuan memecahkan masalah dan sikap peduli
lingkungan dari kelas PBL dan kelas bukan PBL didapat dengan menggunakan rumus g faktor N-Gain dari Hake dalam Meltzler,
2002. N-Gain =
Untuk mengetahui kategori peningkatan kemampuan memecahkan masalah dan sikap peduli lingkungan menggunakan kriteria tingkat
N-Gain yang terdapat pada tabel 3.6. berikut. Tabel 3.6.
Kriteria Tingkat N-Gain Batasan
Kategori 0,00 N-Gain
≤ 0,30 Rendah
0,30 N-Gain ≤ 0,70
Sedang 0,70 N-Gain
≤ 1,00 Tinggi
N-gain kemampuan memecahkan masalah dan sikap peduli lingkungan dari kelas PBL dan kelas bukan PBL digunakan untuk
melakukan uji peningkatan kemampuan memecahkan masalah dan sikap peduli lingkungan secara deskriptif.
b. Uji Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Sikap
Peduli Lingkungan Secara Inferensial Untuk mendapatkan pengolahan data yang lebih meyakinkan
tentang peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah
dan sikap peduli lingkungan
peserta didik pada kelas PBL dan bukan PBL dilakukan uji perbedaan N-gain secara inferensial. Sebelum
Dwi Handayani, 2015 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
melakukan uji perbedaan rata-rata, kita harus mengetahui terlebih dahulu normalitas dan homogenitas data N-gain kemampuan
memecahkan masalah dan sikap peduli lingkungan kelas PBL dan kelas bukan PBL. Normalitas dan homogenitas merupakan sebagian
asumsi yang harus dipenuhi dalam beberapa jenis uji perbedaan rata- rata secara inferensial.
1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu perangkat data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini subjek tiap
kelas berjumlah 29, sehingga uji normalitas menggunakan Shapiro- Wilk dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil pegujian normalitas
dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada lampiran 13. Pengambilan keputusan normal tidaknya perangkat data dengan
melihat nilai p value Sig. Bila p value Sig 0,05 maka perangkat data tersebut berdistribusi normal.
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi populasi kelompok pertama sama besar dengan variansi populasi kelompok
kedua. Bila pasangan perangkat data memiliki variasi yang sama, maka pasangat perangkat data tersebut homogen. Uji homogenitas
pasangan perangkat data pada penelitian ini menggunakan metode Levene’s test.
3 Uji Beda Rata-Rata
Uji beda rata-rata kemampuan memecahkan masalah dan sikap peduli lingkungan kelas PBL dan bukan PBL dilakukan dengan uji t.
Bila N-gain kemampuan memecahkan masalah dan sikap peduli lingkungan kelas PBL dan bukan PBL memiliki data yang normal
dan homogen, maka uji beda rata-rata menggunakan Independen t Test. Bila N-gain kemampuan memecahkan masalah dan sikap
Dwi Handayani, 2015 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
peduli lingkungan kelas PBL dan bukan PBL memiliki data yang normal tapi tidak homogen, maka uji beda rata-rata menggunakan
Independen t’ Test. Dan bila N-gain kemampuan memecahkan masalah dan sikap peduli lingkungan kelas PBL dan bukan PBL
memiliki data tidak normal maka uji beda rata-rata dilakukan menggunakan uji-Wilcoxon dan uji-Mann-Whitney dengan bantuan
SPSS versi 21. Uji yang dilakukan adalah uji satu sisi, karena dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan peneliti memihak pada
pembelajaran yang digunakan yaitu Problem Based Learning. Untuk pengujian beda rata-rata kemampuan memecahkan masalah diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho : Peningkatan kemampuan memecahkan masalah peserta didik
yang memperoleh Problem Based Learning PBL sama dengan peserta didik yang bukan Problem Based Learning
PBL. Ha : Peningkatan kemampuan memecahkan masalah peserta didik
yang memperoleh Problem Based Learning PBL lebih tinggi dari peserta didik yang memperoleh bukan Problem
Based Learning PBL. Begitu pula untuk pengujian beda rata-rata sikap peduli
lingkungan diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho : Peningkatan sikap peduli lingkungan antara peserta didik
yang memperoleh Problem Based Learning PBL sama dengan peserta didik yang memperoleh bukan Problem
Based Learning PBL. Ha : Peningkatan sikap peduli lingkungan antara peserta didik
yang memperoleh Problem Based Learning PBL lebih tinggi dari peserta didik yang memperoleh bukan Problem
Based Learning PBL. Hipotesis penelitian di atas kemudian dijabarkan menjadi
hipotesis statistik sebagai berikut:
Dwi Handayani, 2015 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Ho : =
Ha : Pada hipotesis statistik di atas
adalah rata-rata N-gain peserta didik yang memperoleh Problem Based Learning PBL. Sedangkan
adalah rata-rata N-gain peserta didik yang memperoleh bukan Problem Based Learning PBL.
Kaidah keputusan yang digunakan adalah: a
Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Sig. atau [α = 0,05
≤ Sig.], maka Ho diterima dan Ha ditolak. b
Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Sig. atau [α = 0,05
≥ Sig.], maka Ha diterima dan Ho ditolak. atau,
a Bila nilai t hitung positif : ada perbedaan bermakna apabila t
hitung t tabel. b
Bila nilai t hitung negatif : ada perbedaan bermakna apabila t hitung t tabel.
4 Pengolahan Data Waktu
Pengolahan data waktu pengisisan angket sikap peduli lingkungan implisit dihitung menggunakan algoritma yang disusun
Greenwald et.al. dalam Hafiyah, 2011, langkah-langkahnya adalah: a
pada daftar perolehan waktu, latensi waktu yang lebih dari 10.000 ms harus dihapus karena latensi waktu yang terlalu lama
dapat mempengaruhi skor akhir. Selain itu, partisipan yang latensi responsnya kurang 300 ms tidak dapat diikutsertakan
dalam penelitian karena partisipan yang responsnya sangat cepat kemungkinan besar tidak melakukan pengisian angket dengan
sungguh-sungguh. b
Pada daftar perolehan waktu tersebut, jika partisipan merespons dengan salah, maka latensi waktu dari trial yang salah harus
ditambahkan dengan latensi waktu yang dibutuhkan untuk mengisi angket rata-rata.
Dwi Handayani, 2015 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
c jumlah respon yang salah dikalikan dengan latensi waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi angket rata-rata. d
Menghitung rata-rata mean dari masing-masing daftar perolehan waktu.
e Membandingkan rata-rata waktu yang digunakan untuk mengisi
angket sebelum dan sesudah.
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif berupa hasil observasi pembelajaran di kelas PBL yang dilakukan oleh tiga observer. Data hasil observasi dikumpulkan
untuk melihat langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian informasi yang terkumpul digunakan untuk mendeskripsikan
proses pembelajaran dengan Problem Based Learning .
Dwi Handayani, 2015 Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Dan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan