2
kerusakan lahan selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif yakni kerusakannya sistem tata air, produktifitas lahan juga menurun akibat hilangnya
lapisan tanah permukaan yang relatif subur sehingga lahan tersebut tidak mampu lagi untuk usaha pertanian akhimya lahan tersebut menjadi lahan kritis
Daerah penelitian terletak di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah, dengan luas lahan kurang lebih 3.998 ha atau
sekitar 8,57 dari luas Kabupaten Sukoharjo 46.666 ha. Kecamatan Tawangsari mempunyai topografi datar hingga berbukit dengan kemiringan lereng
0 – 30 mempunyai ketinggian 122 – 293 di atas permukaan air laut dpal, dengan luas wilayah 39,98 km
2
Sumber : Kecamatan Tawangsari dalam Angka 2008.
Salah satu proses geomorfologi yang ada di daerah penelitian adalah proses erosi lembar, alur, percik, parit, sungai. Jika erosi yang terjadi tidak
ditangani segera maka dengan berjalannya waktu, erosi tanah akan mengakibatkan kerugian-kerugian salah satunya yaitu berkurangnya tingkat kesuburan tanah yang
berpengaruh pada kemampuan tanah untuk menghasilkan sesuatu. Dari uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul ”ANALISIS EROSI TANAH DI KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO”
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang dan masalah tersebut di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat erosi tanah di daerah penelitian? 2. Bagaimana sebaran erosi tanah di daerah penelitian?
1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyat tujuan: 1. Mengetahui tingkat erosi di daerah penelitian.
2. Mengetahui sebaran erosi tanah daerah penelitian.
3
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat: 1. Merupakan salah satu syarat menempuh kelulusan sarjana program strata satu
S1 Fakultas Geografi. 2. Memberi sumbangan kepada instansi terkait dan pemerintah daerah setempat
agar dijadikan pertimbangan dalam menyusun program konservasi tanah.
1.5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya
Sitanala Arsyad 1989 dalam bukunya Konservasi Tanah dan Air secara panjang lebar menjelaskan cara pengukuran erosi tanah dan menjelaskan
masing-masing metode konservasi tanah tersebut. Dalam memprediksi erosi tanah dalam hubungannya dengan perencanaan konservasi tanah adalah dengan metode
prediksi USLE, yaitu dengan cara menentukan faktor erosivitas hujan R, penentuan faktor erodibilitas tanah K dengan menggunakan nomograf
Wischmeier dan Smith, penentuan faktor LS dan penentuan faktor C serta penentuan faktor P, yang secara singkat dapat diformulasikan A = RKLSCP,
dimana : A
= Jumlah kehilangan tanah maksimal tonhath R
= Indeks erosivitas tanah K
= Indeks erodibilitas tanah LS
= Indeks faktor panjang dan kemiringan lereng erosi C
= Indeks faktor pengelolaan tanaman P
= Indeks faktor pengelolaan lahan Metode konservasi tanah yang dikemukakan oleh Sitanala Arsyad 1989
antara lain adalah metode vegetatif, mekanik dan kimia. Usaha konservasi tanah secara vegetatif dilakukan dengan cara penghijauan, sedangkan konservasi tanah
secara mekanik dilakukan dengan pembuatan teras-teras pada sawah dan tegalan. Bergsma 1980 dalam bukunya Soil Erosion Hazard Survey,
menjelaskan faktor-faktor erosi tanah yang diteliti di lapangan pada setiap satuan pemetaan adalah: 1 kemiringan lereng dan panjang lereng, 2 ketinggian
4
tempat, 3 erodibilitas tanah, termasuk pengamatan terhadap krikil di permukaan tanah dan perluasan potensial dari penampang tanah, 4 vegetasi penutup, dan 5
pengelolaan lahan. Dalam penentuan faktor erodibilitas tanah Bergsma menggunakan uji
lapangan yaitu uji remah, uji lobang pena dan uji manipulasi serta dengan uji timpa untuk mengetahuis tabilitas agregat tanah.
Chay Asdak 1995 dalam bukunya “Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai “, mengemukakan bahwa ada empat faktor utama dalam proses
erosi yaitu iklim, sifat tanah, topografi dan vegetasi penutup tanah. Oleh Wischmeier dan Smith 1978 ke empat faktor tersebut dikenal dengan persamaan
Universal Soil Loss Equation USLE untuk menentukan besarnya erosi. Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah melalui fungsi
melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, menurunkan kecepatan aliran permukaan, menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan
memperhatikan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air. Metode untuk mengetahui erosi yang dikembangkan oleh Wischmeier dan
Smith 1978 yang disebut dengan metode USLE adalah metode yang paling umum. Pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pemakaian
rumus USLE yang dikemukakan oleh Chay Asdak antara lain : 1. USLE hanya memperkirakan erosi lembar dan erosi alur, dan tidak untuk
erosi parit. 2. USLE tidak memperhiraukan endapan sedimen, hanya memperkirakan
besarnya tanah yang tererosi, tetapi tidak memperhatikan deposisi sedimen dalam perhitungan besarnya perkiraan erosi.
Bambang Karnasaputra 2008, mengadakan penelitian dengan judul, “Tingkat Erosi Tanah di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa
Tengah”, bertujuan: 1 mengetahui tingkat erosi tanah di daerah penelitian, 2 mengetahui persebaran tingkat erosi tanah di daerah penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yang meliputi pengamatan, pengukuran, pencatatan dan analisis serta uji laboratorium.
Untuk menjawab tujuan dengan menggunakan metode USLE. Data yang
5
digunakan dalam penelitian ini adalah data karakteristik lahan meliputi curah hujan bulanan dan harian, tekstur tanah, bahan organik, struktur tanah,
permeabilitas tanah , data panjang dan kemiringan lereng , data jenis tanaman, data bentuk konservasi. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan
stratified sampling. Satuan pemetaan yang digunakan adalah satuan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 tingkat erosi tanah yang ada di
daerah penelitian mempunyai kelas erosi sangat ringan hingga sangat berat dengan besar kehilangan tanah 0,95 – 674,38 tonhath. Besarnya jumlah
kehilangan tanah yang termasuk dalam tingkat erosi sangat ringan berkisar 0,95 – 5,74 tonhath. Besarnya kehilangan tanah yang termasuk dalam tingkat erosi
ringan berkisar 16,37 - 52,24 tonhath. Besarnya jumlah kehilangan tanah yang termasuk dalam tingkat erosi sangat berat 544,05 dan 674,38 tonhath, 2 tingkat
erosi sangat ringan terdapat di satuan lahan F1IAS= 0,95 ton ha th, F1IAP= 4,31 ton ha th, F1IGMS= 1,30 ton ha th dan F1IGMP= 1,30 ton ha th. Tingkat
erosi ringan terdapat di satuan lahan F1IAT= 16,37 ton ha th, S1IIIAP= 52,24 ton ha th, S2IIIAP= 42,44 ton ha th, S3IIAS= 46,97 ton ha th dan S3IIAP=
42,44 ton ha th. Tingkat erosi sangat berat terdapat di satuan lahan S1IIIAT= 544,05 ton ha th dan S2IIIAT= 674,38 ton ha th.
Abdullah Ibrahim 2009 dalam penelitian yang berjudul: “Tingkat Erosi Untuk Konservasi Tanah di Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri”,
bertujuan: 1 mengetahui tingkat erosi di daerah penelitian, 2 mengetahui penyebaran tingkat erosi tanah di daerah penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yang meliputi pengamatan, pengukuran, pencatatan dan analisis serta uji laboratorium.
Untuk menjawab tujuan dengan menggunakan metode USLE. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data karakteristik lahan meliputi curah
hujan bulanan dan harian, tekstur tanah, bahan organik, struktur tanah, permeabilitas tanah , data panjang dan kemiringan lereng , data jenis tanaman,
data bentuk konservasi. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan stratified sampling. Satuan pemetaan yang digunakan adalah satuan lahan.
6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian mempunyai: 1 kelas erosi sangat ringan hingga sangat berat dengan laju kehilangan tanah sebesar
0,30 - 881,68 tonhath, 2 satuan lahan yang termasuk dalam tingkat erosi sangat ringan adalah S4IIILiH, S1IVLiH, F2ILiS, F1IAlS, F1ILiP dan F1ILiT. Satuan
lahan yang termasuk dalam tingkat erosi ringan adalah S5IILiP, S5IILiS, S6IILiS dan S6IILiP. Satuan lahan yang termasuk dalam tingkat erosi sedang adalah
S4IIILiS, S3IVLiP dan S3IVLiT. Satuan lahan yang termasuk dalam tingkat erosi berat adalah S2IVGrT, S2IVLiP dan S1IVLiT. Satuan lahan yang termasuk dalam
tingkat erosi sangat berat adalah S2IVGrT, S2IVLiP dan S1IVLiT. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data metode seperti yang
dipakai Bambang Karnasaputra 2008 dan Abdullah Ibrahim 2009. Adapun untuk lebih jelasnya perbandingan penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1.
1.6. Kerangka Penelitian