Isi Percakapan Tanda Petik Tanda Titik Dua Tanda Baca

Tabel 1.1 Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Pakuwon II Dalam Pembelajaran Melengkapi Percakapan No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Skor Nilai Ketuntasan Isi Percakapan Tanda Titik Dua Tanda Petik Tanda Baca T BT 1 Ahmad 2 1 1 4 33 - √ 2 Aisari 1 3 4 33 - √ 3 Aldiansyah 1 1 2 16 - √ 4 Azizi 2 1 3 25 - √ 5 Azri 2 3 3 1 9 75 √ - 6 Dina 2 3 3 1 9 75 √ - 7 Gilang 2 1 1 4 33 - √ 8 Hero 1 1 2 16 - √ 9 Intan 3 3 1 7 58 - √ 10 Isman 2 1 3 25 - √ 11 Iqbal 3 3 3 2 11 91 √ - 12 M.Jimmi 2 1 3 25 - √ 13 M.Asparina 2 2 16 - √ 14 Maghfira 2 1 3 25 - √ 15 Nurliana 2 3 3 1 9 75 √ - 16 Oki 2 3 1 1 7 58 - √ 17 Putri 2 3 3 1 9 75 √ - 18 Ridwan 3 3 3 1 10 83 √ - 19 Ray Fajar 2 1 3 25 - √ 20 Riesa 3 3 2 1 9 75 √ - 21 Ripan 2 2 16 - √ 22 Rizky 2 3 1 6 50 - √ 23 Salsa 2 3 3 3 11 91 √ - 24 Siti Aisyah 2 1 1 3 7 58 - √ 25 Tanto 2 2 16 - √ 26 Tedi 2 2 16 - √ 27 Zahra 1 1 2 16 - √ Jumlah 54 24 31 27 145 1200 8 19 Rata-rata 5 45 Persentasi 67 30 38 33 30 70 Ket: KKM = 70,33 Aspek yang dinilai dan deskriptor yang digunakan dalam penilaian melengkapi percakapan adalah sebagai berikut.

1. Isi Percakapan

a = sesuai dengan judul percakapan b = kreatif dalam mengembangkan gagasanide percakapan c = kalimatnya runtut dari awal sampai akhir Skor 3 jika tiga aspek yang muncul. Skor 2 jika hanya dua aspek yang muncul Skor 1 jika hanya satu aspek yang muncul. Skor 0 jika tidak ada satu aspek yang muncul .

2. Tanda Petik

Skor 3 jika siswa menggunakan 12 tanda petik dengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 6-11 tanda petik dengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-5 tanda petik dengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar.

3. Tanda Titik Dua

Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda titik dua dengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda titik dua dengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda titik dua dengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda titik dua dengan benar.

4. Tanda Baca

Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda bacadengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda bacadengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda bacadengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda baca dengan benar. Konversi skor ideal ke dalam nilai adalah= �� � � � � � � x 100 Skor ideal = 12 T = Tuntas BT = Belum Tuntas Rumus Persentase = � � = Persentase X = Jumlah perolehan skor N = Jumlah siswa keseluruhan Keterangan : Jika siswa mendapat nilai ≥70,33 dinyatakan tuntas Jika siswa mendapatkan nilai 70,33dinyatakan belum tuntas Dari data tabel 1.1, diketahuihasil belajar siswa masih kurang. Hasil tes siswa dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan diketahui bahwa ada 4 siswa atau 15mendapatkan skor 3 yang melengkapi percakapan dengan tiga aspek yang muncul, 19 siswa atau 70 mendapatkan skor 2 yang melengkapi percakapan dengan dua aspek yang muncul dan hanya 4 siswa atau 15memperoleh skor 1 yang melengkapi percakapan dengan satu aspek yang muncul. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan adalah sebanyak 67. Dari aspek penggunaan tanda titik dua diketahui 15 siswa atau 56 memperoleh skor 0 yang melengkapi percakapan tidak menggunakan tanda titik dua dengan benar, 11 siswa atau 41 dengan skor 3 yang melengkapi percakapan yang menggunakan tanda titik dua dengan benar, dan 1 siswa atau 3 memperoleh skor 1 yaitu menulis percakapan namun hanya sebagian menggunakan tanda petik dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan memperhatikan titik dua adalah sebanyak 30. Dari aspek penggunaan tanda petik diketahui 5siswa atau 19memperoleh skor 1 yaitu melengkapi percakapan namun sedikit menggunakan tanda petik dengan benar, 13 siswa atau 48 memperoleh skor 0 yaitu melengkapi percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar, 1 siswa atau 3 memperoleh skor 2yaitu melengkapi percakapan yang hanya sebagian menggunakan tanda petik dengan benar, dan 8 siswa atau 30 memperoleh skor 3 yaitu menulis percakapan menggunakan tanda petik dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda petik dengan benar adalah sebanyak 38 Dari aspek penggunaan tanda baca diketahui ada 2 siswa atau 7 memperoleh skor 3 yaitu melengkapai percakapan dengan menggunakan tanda baca dengan benar, 1 siswa atau 3 memperoleh skor 2 yaitu melengkapai percakapan dengan menggunakan tanda baca tetapi hanya sebagian, 18 siswa atau 67 memperoleh skor 1 melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca tetapi hanya sedikit dan 6 siswa atau 22 memperoleh skor 0 yaitu tidak menggunakan tanda baca dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca yang benar adalah sebanyak 33 Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang hanya 8 siswa atau 30 yang tuntas dan 19 siswa atau 70 yang belum tuntas. Hal ini menunjukan bahwa materi melengkapi percakapan pada siswa kelas IV SD Negeri Pakuwon II mengalami permasalahan yang harus diperbaiki, hal ini dibuktikan dengan persentase ketidaktuntasan yang melebihi 50 . Melihat hal itu, perlu adanya perubahan yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, baik itu dengan menerapkan model pembelajaran maupun media pembelajaran. Setelah peneliti mengobservasi aktivitas siswa diketahui beberapa penyebab timbulnya permasalahan dalam pembelajaran melengkapi percakapan sebagai berikut. 1. Siswa kurang termotivasi dan juga kurang antusias untuk belajar, ini terlihat saat awal pembelajaran siswa terlihat biasa-biasa saja dan saat mengerjakan tugas dari guru tidak diselesaikan dengan baik. 2. Sebagian siswa tidak menjelaskan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang hanya mengobrol atau bergurau dengan temannya. 3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini terlihat karena guru tidak menciptakan model pembelajaran yang bisa memungkinkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta tidak adanya media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa. 4. Siswa kurang teliti saat membubuhkan tanda baca dalam melengkapi percakapan. 5. Siswa kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan. Adapun hasil observasi kinerja guru adalah sebagai berikut. 1. Guru kurang memotivasi dan merangsang antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran. 2. Guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan model lain yang lebih kreatif agar siswa tidak merasa jenuh. 3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran agar siswa terlibat dalam pembelajaran. 4. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan temannya. 5. Guru langsung memberikan evalusi kepada siswa tanpa adanya pemberian lembar kerja siswa terlebih dahulu. Berdasarkan hasil observasi di atas maka perlu adanya inovasi dalam pembelajaran melengkapi percakapan guna meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi percakapan. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang inovatif yang mampu membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya. Salah satunya adalah dengan menerapkan model Kekola dan mediaKakataca. Model kekola adalah singkatan dari model pembelajaran keliling kelompok dan kolaborasi. Kekola merupakan gabungan model pembelajaran kooperatif learning teknik keliling kelompok dengan metode kolaborasi agar pembelajaran lebih menarik, sedangkan media kakataca adalah singkatan dari kartu kalimat dan tanda baca. Media pembelajaran kakatacaini akan membantu siswa dalam melengkapai percakapan dengan menemukan kalimat yang sesuai untuk melengkapai percakapan dan membubuhkan tanda baca seperti tanda titik dua, tanda petik, tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya dengan berdiskusi dengan temannya. Melalui model pembelajaran Kekola ini, siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya dan saling mengoreksi kesalahan menulis dalam melengkapi percakapan. Dengan berdiskusi, siswa berbagi ide dengan teman kelompoknya yang akan membuat siswa lebih mudah untuk mengerjakan tugas dalam melengkapi percakapan. Hal ini sejalan dengan pengertian pembelajaran kooperatif yang diutarakan oleh Davidson dan Kroll Asma, 2006:11, „Belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja sama secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka.‟ Selain dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, penggunaan media pun menjadi hal yang penting dalam pembelajaran. Penggunaan media ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga guna menjadikan pembelajaran yang menarik sehingga anak akan lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran. Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Kekola Dengan Menggunakan Media KakatacaUntuk MeningkatkanKeterampilan Melengkapi Percakapan.Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KELAS IV SD

0 10 226

PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV Penerapan Media Gambar Berkata Kunci Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Pelem Kecamatan Gabus Kabupat

0 0 20

PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV Penerapan Media Gambar Berkata Kunci Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Pelem Kecamatan Gabus Kabupat

0 2 14

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS II DENGAN PENERAPAN MEDIA GAMBAR DAN HURUF DI SD NEGERI Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas Ii Dengan Penerapan Media Gambar Dan Huruf Di SD Negeri 03 Dawung Matesih Karanganyar Tahun Ajaran 2012/20

0 2 13

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS II DENGAN PENERAPAN MEDIA GAMBAR DAN HURUF DI SD NEGERI Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas Ii Dengan Penerapan Media Gambar Dan Huruf Di SD Negeri 03 Dawung Matesih Karanganyar Tahun Ajaran 2012/20

0 2 16

PEMANFAATAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERCAKAPAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN JATIGINTUNG II KABUPATEN TANGERANG.

0 0 30

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA : PenelitianTindakanKelas di Salah Satu SD NegeriCihampelas 3 Kota Bandung Kelas V Semester II TahunAjaran 2014/2015.

0 1 18

PENERAPAN METODE BERMAIN GOBAK SODOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK: PenelitianTindakanKelaspadaKelompok B di PAUD Baiturrahim KecamatanSumedang Selatan KabupatenSumedang.

0 1 39

Penerapan Model Time Token dengan Media Photo Story untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita pada Siswa Kelas IV B SD Negeri 2 Kebadongan Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARTUN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS IV SD NEGERI 1 BAWANG

0 0 16