35 maka skor tertinggi 4 x 28 = 112 dan skor terendah adalah 1 x 28 =
28. Lebar interval dihitung sebagai berikut:
Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut
peneliti mengkategorikan kinerja perawat tinggi, sedang, rendah, sangat
rendah, dengan rentang skor masing-masing 91-112; 70-90; 49-69; 28-48.
3.3 Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di ruang HCU RS Panti Wilasa Citarum, Semarang. Jumlah
partisipan dalam penelitian ini 14 orang responden yaitu seluruh populasi, dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian yang akan
dilakukan adalah semua perawat yang bekerja di ruang HCU RS Panti Wilasa Citarum, Semarang.
Kriteria inklusi untuk pengambilan partisipan penelitian adalah :
1. Perawat yang bekerja di ruang HCU RS Panti Wilasa Citarum, Semarang
2. Perawat yang mampu membaca dan menulis 3. Bersedia menjadi partisipan
I = 4
28 112
− = 21
36
3.4 Alat Pengumpulan Data
Pengambilan data primer menggunakan kuesioner yang adalah instrumen penelitian. Kuesioner merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang berisi pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner tersebut
dibagikan kepada seluruh perawat yang bekerja di ruang HCU RS Panti Wilasa Citarum, Semarang. Kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang jawabannya telah dibatasi oleh peneliti sehingga responden diharuskan memilih salah
satu dari jawaban-jawaban yang sudah tercantum dalam kuesioner. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner yang telah diuji
validitasnya terlebih dahulu Arikunto, 1998.
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Salah satu hal yang terpenting dalam suatu penelitian adalah uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian. Cara
melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen dijelaskan dibawah ini.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kesahihan suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
37 dari gambaran tentang variabel yang dimaksud Arikunto, 1998.
Kesahihan alat ukur diketahui dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total. Validitas digunakan kriteria yang
menyebutkan bahwa suatu alat tes valid apabila memiliki koefisien korelasi item total ≥ 0,25 Sugiyono, 2008. Menurut Azwar
2008:248 jika jumlah item belum mencukupkan maka kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga Arikunto, 1998. Menurut Sugiyono 2008 salah satu metode pengujian
reliabilitas adalah menggunakan metode Alpha-Cronbach. Rumus Alpha Cronbach yaitu:
Keterangan: rtt
: koefisien Alpha Cronbach Vx
: Variansi butir Vt
: Variansi total M
: Jumlah butir
Apabila dilakukan
pengujian reliabilitas
dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach maka r hitung diwakili oleh
nilai Alpha. Apabila Alpha hitung r tabel dan alpha hitung bernilai
38 positif, maka suatu instrumen penelitian dapat di sebut reliabel.
Tingkat korelasi alpha Cronbach dapat dilihat dari tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.1 Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alfa Nilai Alfa
Tingkat Reliabilitas
0,00 sd 0,20 Kurang Reliabel
0,20 sd 0,40 Agak Reliabel
0,40 sd 0,60 Cukup Reliabel
0,60 sd 0,80 Reliabel
0,80 sd 1.00 Sangat Reliabel
3.6 Analisis Data