simbol politik, karena kemampuan inilah media massa terutama, sering dijadikan alat propaganda
7
dalam komunikasi politik. Media mempunyai kekuatan yang besar untuk menyebarluaskan pesan-pesan politik, melakukan sosialisasi politik dan membentuk
opini publik.
2.3 Propaganda
Salah satu istilah dalam lalu lintas informasi adalah kata propaganda. Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi,
memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda. Menurut Ellul,
seorang sosiolog dan filosof Perancis, merangkumkan ciri ini dalam mendefinisikan propaganda sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi
yang ingin menjangkau indivudu-individu secara psikologis dimanipulasikan dan digabungkan kedalam suatu organisasi, dengan memanipulasi lambang, propagandis
8
menjangkau individu-individu. Nimmo, 2005: 123-125
2.4 Bahasa
Salah satu elemen iklan adalah bahasa. Ferdinan de Sausure menunjukan hakikat bahasa adalah sistem tanda. Sistem ini terdiri dari penanda bunyi yang kita
dengar, tuturkan atau huruf-huruf yang kita baca dan tulis, serta petanda tertanda atau
. ,
,
1
makna Fridolin, 1993:28, Sudjiman dan Zoest, 1992:9. Sistem tanda bahasa ini digunakan secara maksimal dalam iklan televisi. Bungin, 2006: 226
Dalam konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utamanya
9
, bahasa merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat konseptualitas, lebih
jauh, terutama dalam media massa, keberadaan bahasa tidak lagi semata-mata untuk alat menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan gambaran makna
citra mengenai sesuatu realitas media. Hamad, 2004: 12 Konstruksi realitas yang muncul dalam iklan, dalam prosesnya itu merupakan upaya “menceritakan”
konseptualisasi sebuah peristiwa, keadaan, atau benda, tak terkecuali mengenai hal- hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Melalui
media, televisi yang adalah media massa, iklan disampaikan sehingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian isi media adalah realitas
yang dikonstruksikan constructed reality dalam bentuk wacana yang bermakna. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan penciptaan realitas dilakukan
dengan menggunakan bahasa verbal maupun non-verbal atau tanda bahasa simbol. Ketika akan menciptakan realitas benda barang, maka bahasa dapat digunakan untuk
‘penggambaran’ tentang sebuah realitas itu, namun disaat akan menciptakan citra realitas terhadap suatu benda, maka bahasa saja tidak cukup untuk tujuan tersebut.
Sehingga digunakan tanda bahasa sebagai alat penggambaran citra tersebut.
D ,
+ ,-,. ?
6
2.5 Analisis Wacana Kritis