Teori bilangan kappa Teori viskositas

E. Bereaksi dengan silika 4 NaOH + SiO 2 Na 4 SiO 4 + 2H 2 O 2 NaOH + SiO 2 Na 2 SiO 3 + H 2 O 900 —1000° F. Bereaksi dengan gas 4 NaOH + 6NO 4 NaNO 2 + N 2 + 2H 2 O 300 —400° . 2 NaOH + NO + NO 2 2NaNO 2 + H 2 O 4 NaOH + 4 NO 2 + O 2 4NaNO 3 + 2H 2 O G. Bereaksi dengan oksida 2 NaOH + Al 2 O 3 2 NaAlO 2 + H 2 O 900 —1100° 2 NaOH + 3 H 2 O + Al 2 O 3 2 Na[AlOH 4 ] 2 NaOH + H 2 O + ZnO Na 2 [ZnOH 4 ] 90° H. Bereaksi dengan basa NaOH + AlOH 3 Na[AlOH 4 ] NaOH + AlOH 3 NaAlO 2 + 2H 2 O 1000° 2 NaOH + ZnOH 2 Na 2 [ZnOH 4 ] I. Bereaksi dengan garam NaOH + NH 4 Cl NaCl + NH 3 + H 2 O 2 NaOH + FeI 2 2 NaI + FeOH 2 2 NaOH + 2 AgNO 3 AР 2 O + H 2 O + 2 NaNO 3 3 NaOH + AlCl 3 AlOH 3 + 3 NaCl 4 NaOH + AlCl 3 Na[AlOH 4 ] + 3 NaCl. 2 NaOH + ZnCl 2 ZnOH 2 + 2NaCl 4 NaOH + ZnCl 2 Na 2 [ZnOH 4 ] + 2 NaCl 2 NaOH + Zn +2 SO 2 Na 2 S 2 O 4 + ZnOH 2 www.allreactions.comindex.phpgroup-lanatriumsodium-hydroxide

2.6. Teori bilangan kappa

Bilangan kappa merupakan pengujian kimia yang diperlukan terhadap pulp untuk menentukan tingkat delignifikasi, kekuatan relatif dari pulp dan kesanggupannya untuk di putihkan. Pengujian ini mengindikasikan kepada reaksi dengan Kalium Universitas Sumatera Utara Permaanganat KMnO 4 . Normalnya pulp coklat dan pulp setelah melewati tahap proses alkali ekstraksi diperiksa bilangan kappanya di laboratorium. Arif,H,2003

2.7. Teori viskositas

Viskositas merupakan suatau pengujian yang mengukur panjang rantai molekul dari selulosa dan hemiselulosa terhadap contoh pulp. Nilai viskositas makin tinggi maka pulp semakin kuat. Viskositas merupakan salah satu dari beberapa metode penting dalam analisa pulp yang digunakan untuk penelitian dan juga kontrol kerja industri pulp, dimana viskositas di tentukan dengan mengevaluasi derajat polimerisasi dari selulosa contoh pulp. Uji viskositas juga membantu penelitian pada tingkat degradasi yang di sebabkan pada saat pemasakan dan proses pemutihan, dimana uji ini sangat mempengaruhi kualitas dari kertas dan pulp rayon yang di hasilkan. Pada prinsipnya, contoh pulp dilarutkan dengan pelarut yang sesuai dan dengan konsentrasi tertentu, biasanya 1 atau 0,5, lalu penentuan viskositas pada sebuah viskometer kapiler. Bagaimanapun, banyak hambatan yang di dapat dalam pencapaian nilai viskositas yang sesuai dengan keinginan. Contoh yang dapat menyebabkan kesalahan adalah adanya partikel gel yang menyumbat pipa kapiler. Pelarut yang sering di gunakan dalam uji ini adalah larutan Cuproo II Etilen Diamine CED. Degradasi oksidasi dari pulp selama pelarutan dan penentuan viskositas harus di hindari. Smith,K.E,1981 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1.Alat dan Bahan 3.1.1. Alat a. Buret digital b. Pipet volume Pyrex c. Erlenmeyer 250 ml Pyrex d. Hot plate e. Magnetic Stirrer f. Gelas ukur 50 ml Pyrex g. Beaker glass 250 ml Pyrex h. Propipet i. Alat sheet j. Oven k. Desikator l. Neraca analitis m. Beaker glass 1000 mL Pyrex n. Buret digital o. Stop watch p. Erlenmeyer 50 mL Pyrex q. Viskometer bath r. Termometer 100 C Universitas Sumatera Utara