Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Multikoliniearitas

pertanyaan loading factornya menunjukkan angka lebih besar dan sama dengan 0,40 maka item pertanyaan dapat dikatakan valid. Sementara beberapa item dikeluarkan dari proses analysis data, yaitu pertanyaan nomor 1, 6a, 8, 18, 19, 20, 23, dan 26 dieliminir, karena loading factor-nya kurang dari 0,40.

8. Analisis Deskritif dan Statistik

Analaisis deskriptif merupakan suatu analisis yang menguraikan data hasil penelitian tanpa melakukan pengujian. Analisis deskriptif ini disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Pengolahan distribusi frekuensi ini dilakukan dengan membuat kelompok atau nilai skor tabel jawaban responden Sedangkan analisis statistik adalah untuk menguji lebih lanjut hipotesa penelitian yang telah dirumuskansebelumnya,yaitu untuk mengetahui hubungan signifikan antara status social ekonomi dan prestasi belajar terhadap tingkat ICT literacy di kalangan mahasiswa. Variable N Minimum Maximum Mean Std.Deviation SES PB MMSB IL 60 60 60 60 2 4 3 22 9 10 8 56 5,80 9,33 5,73 48,33 1,655 1,284 1,219 6,573 Tabel di atas memberikan informasi mengenai nilai rata-rata mean, nilai minimum- maksimum, dan deviasi standar data yang digunakan dalam penelitian ini.

9. Analisis Inferensial

Analisis kuantitatif adalah analisis data yang dilakukan berdasarkan atas data deskriptif kemudian dianalisis dengan alat- alat analisis secara statistik. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis korelasi, regresi berganda dan analisis parsial . Langkah- langkah analisis inferensial dalam penelitian ini adalah :

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap suatu model dilakukan untuk mendapatkan suatu model regresi yang benar- benar mampu memberikan estimasi yang tidak bias dan handal, atau memenuhi kaidah- kaidah Best Linear Unbiased Estimator atau BLUE. Dalam uji asumsi klasik ini dilakukan dengan tiga uji,yaitu uji Normalitas, uji Heteroskedastisitas dan uji Multikolinieritas. Untuk meyakinkan bahwa model regresi yang diperoleh mempunyai kemampuan prediktif serta memenuhi asumsi- asumsi, maka terlebih dahulu model regresi harus diuji apakah model telah memenuhi asumsi- asumsi yang melandasinya. Penyimpanngan dari asumsi- asumsi tersebut di atas, berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

b. Uji Normalitas

Dalam uji normalitas penulis menggunakan Teori Normalitas yang disebut “Central Limit Theorem” yang mengemukakan bahwa jika sampel penelitian sudah melebhi 30 sampel berarti distribusinya sudah baik atau normal. Dalam penelitian sampel penelitian sebanyak 60 responden, sehingga memenuhi kriteria uji normalitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui linieritas model heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Heteroskedatisitas ini akan mengakibatkan nilai- nilai estimator atau koefisien regresi dari model regresi tersebut tidak efisien, meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten Gujarati, 1995:177. Dalam penelitian ini uji terhadap ada tidaknya heteroskedatisitas tersebut dilakukan dengan mendeteksi tampilan grafik scatterplot pada gambar 1. Tidak terjadi pola yang jelas dan titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y menunjukkan tidak terjadinya heterokedastisitas pada model regresi pada penelitian ini.

d. Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas dilakukan untuk mengefisienkan model penelitian. multikoliniearitas merupakan suatu kondisi dimana salah satu atau lebih variabel independent dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel independent lainnya. Sehingga pada dasarnya multikoliniearitas adalah suatu hubungan linier yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas Kuncoro, 2001 :104. 2 -2 -4 SES 6 4 2 -2 -4 -6 -8 IL Dependent Variable: IL Partial Regression Plot 2 1 -1 -2 -3 -4 PB 10 -10 -20 IL Dependent Variable: IL Partial Regression Plot 3 2 1 -1 -2 -3 MMSB 6 3 -3 -6 -9 IL Dependent Variable: IL Partial Regression Plot Pada tabel di atas meringkas hasil uji asumsi klasik atas masalah multikoliniearitas. Pada bagian coefficient untuk ketiga variable independen nampak bahwa angka VIF berada di sekitar angka 1. Demikian pula nilai tolerance untuk ketiga variable independen tersebut mendekati 1. Hal ini didukung dari besaran korelasi antarvariabel independen pada bagian coefficient correlations. Koefisien korelasi antarvariabel independen lemah di bawah 0,5. Dengan demikian tidak terdapat masalah multikoliniaritas dalam model regresi pada penelitian ini. Autokorelasi dideteksi dengan mengamati nilai Durbin-Watson pada Model Summary yang dihasilkan dari model regresi yang diuji. Hasil uji autokorelasi terhadap model regresi penelitian ini menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,696. Coefficients a 4,335 3,169 1,368 ,177 -,122 ,263 -,031 -,464 ,645 ,823 1,215 4,539 ,342 ,887 13,265 ,000 ,807 1,239 ,409 ,332 ,076 1,231 ,223 ,950 1,053 Constant SES PB MMSB Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: IL a. Model Summary b ,893 a ,798 ,787 3,032 1,696 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, MMSB, SES, PB a. Dependent Variable: IL b.

10. Mencari Model Regresi Berganda untuk setiap kelompok variabel