Analisis Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Makanan Skala Mikro (Studi Kasus di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan)

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI MAKANAN SKALA MIKRO

(STUDI KASUS DI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN)

Oleh

DEVI MEILINA ULFA

Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan merupakan jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel upah, harga bahan baku, harga output dan nilai investasi terhadap tenaga kerja. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menghitung dan menganalisa seberapa besar pengaruh rata-rata upah pekerja, rata-rata-rata-rata harga bahan baku, rata-rata-rata-rata harga output dan nilai investasi terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan. Dari hasil estimasi perhitungan diperoleh hasil bahwa variabel-variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja sebesar 85,21% dan sisanya sebesar 14,79% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Dari hasil penelitian juga diperoleh hasil bahwa upah berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan, harga bahan baku utama berpengaruh negatif dan signifikan, harga output berpengaruh positif dan signifikan. Nilai investasi berpengaruh positif signifikan.

Kata kunci : Industri makanan skala mikro, rata-rata upah pekerja, rata-rata harga bahan baku utama, rata-rata harga output, nilai investasi.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE DEMAND FOR LABOR IN THE FOOD INDUSTRY OF MICRO-SCALE (A CASE STUDY IN BARADATU

REGENCY WAY KANAN)

By

DEVI MEILINA ULFA

The development process is often linked to the process of industrialization. The process of industrialization and industrial development is actually a line activities to increased people's well-being in the sense of a more better life. This research purpose to know the variable of wages, prince of raw materials, prices and investment aims to know the variable of wages, prices of raw materials, output prices and investment value for employment. In this research is using multiple linear regression analysis to calculate and analyze how big the influence of an average worker's wage, average raw material prices, the average price of output and investment value of labor demand in the food industry in Baradatu Regency Way Kanan District. From the results of calculation estimation obtained the results that these variables are jointly contributing to the demand for labor is equal to 85,21% and the remain of 14,79% influenced by variables other than research. From the results of the study are also accrued.

Keywords: Micro-scale Food Industry, the average wage of workers, average prices of raw material, output prices, value of investment.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way Kanan, Lampung pada tanggal 27 Mei 1992, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Zakaria (alm) dan Ibu Sukarmi dan adik dari Dewi Marlina S.Pd serta Syaiful Anwar.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Riyadlus Sholihin Baradatu, Way Kanan diselesaikan 20 Juni tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri II Bhakti Negara,Baradatu, Kabupaten Way Kanan 21 juni pada tahun 2004,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Baradatu, Kabupaten Way Kanan diselesaikan pada 23 Juni tahun 2007, dan Madrasah Aliyah Negri (MAN) di MAN 2 Tanjung Karang, Bandar Lampung diselesaikan 26 April pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan dan sampai tahun 2014 bulan agustus penulis menyelesaikan studinya.


(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Saya persembahkan untuk Allah SWT. Sebagai rasa syukur atas ridho serta karunia-Nya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillaahirabbil’ alamiin.

Untuk Almarhum Ayahanda yang selalu kurindukan, terima kasih telah menjadi ayah terbaik selama ini.

Ibu yang tidak pernah lelah untuk mendoakan, memberikan semangat dan motivasi terima kasih.

Kakak – kakakku yang luar biasa terima kasih atas doa dan dukunganya. Serta keponakanku yang selalu memberikan kecerian.

Dosen-dosen serta sahabat-sahabat terbaik yang turut memberikan arahan, dukungan dan doa yang menambahkan semangat atas selesainya skripsi ini.

Juga almamater tercinta. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(9)

MOTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu berusaha mengubah nasibnya sendiri”

(Ar-Ra’du : 11)

“Hidup penuh perjuangan dan pengorbanan, Jangan sia-siakan hidupmu agar perjuangan dan pengorbananmu tidak sia-sia”


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi dengan judul “Analisis Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Makanan Skala Mikro (Studi Kasus di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E.P., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan;

3. Bapak Muhiddin Sirat, S.E.,M.P., selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih telah memberikan segala kemudahan, nasehat, saran, pengarahan dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

5. Bapak Moneyzar Usman, S.E.,M.Si selaku pembimbing akademik selama menjadi Mahasiswi Ekonomi Pembangunan.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan ilmu dan pelajaran dengan baik.

7. Ibu yati,ibu mar, mba Atun serta semua staf dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung terimakasih bantuanya selama ini 8. Almarhum Ayahanda tercinta terima kasih untuk kasih sayang, semangat,

motivasi, serta pengorbanan selama ini.

9. Ibu yang tidak pernah lelah untuk mendoakan, memberikan semangat dan motivasi, berusaha dengan segenap daya upaya serta kesabaran untuk terciptanya keberhasilan masa depanku.

10. Kakak – kakakku Dewi Marlina, S.Pd, Saiful Anwar, M. Soim dan Latifah. Serta keponakanku Rahmat Anang Setyadi, Nur Aqfan Syaifa, Fiki Aulia Syaifa dan Ilham Syaifa. Terima kasih banyak telah memberikan dukungan moril maupun materil selama ini dan yang telah memberi semangat hidup serta nasehat demi kelancaran skripsi ini.

11. Keluarga Drs.Hi. Sartio, M.M dan Tintisnawati S.Ag . terima kasih atas bantuan serta motivasinya untuk selama ini.

12. Terima kasih kepada seluruh keluarga besarku atas doa dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat terbaikku yang berjuang bersama-sama.Via Eviana, Ika Dwi Wahyuni, Yulian Elvia Hermy, Diah Asri Lestari. S,E, Fischa Anisa. S.E ,


(12)

Latifa Octarina S.E, Erika Marsela S. S.E. Terima kasih untuk segalanya. Hari – hari yang telah dilalui akan tersimpan sebagai kenangan termanis. 14. Teman-teman satu angkatan Ekonomi Pembangunan 2010. Dina, Hana, Eni,

Desta, Ajeng, diky, dede, Febri, Zulmi, Agus,Dani, Desi, Echy, Dania, Citra, Icha, Hardia, Nurmala, Nova, Santi, Devi Ipul, Devi Pepi, Ardan, wuri, dan yang lainnya yang tidak dapat dituliskan satu persatu. Terima kasih untuk kepeduliannya selama ini. Semoga kedepannya kita akan selalu sukses amiin. 15. Teman setempat tinggal, Tia Norma Pratiwi,S.Ked, Indri Firdilasari, Puput

Putri Sari,S.Si, Riesky Dwi Retno Apriati, A.Md, Elmina Indah Oktaviani, Restu Sari Pilar Ningtyas. Terima kasih telah memberikan semangat serta doanya dan mendengar keluh kesah penulis selama menyusun skripsi ini. 16. Sahabat – sahabat terbaikku Siti Fatimah, Nursintasi, Agustia Tanzil, Novi Elita, serta Fantisa Fatmawati. Terima kasih untuk kebahagian selama ini. 17. Beberapa pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi

ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 14 Agustus 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... .. ... .i

DAFTAR GAMBAR ... .. ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. ... iii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Kerangka Pemikiran ... 8

F. Hipotesis ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 11

II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri ... 12

1. pengertian Industri ... 12

2. Industri Kecil ... 13

B. Pengertian Pengangguran ... 15

C. Tenaga Kerja ... 16

D. Produksi ... 19

E. Permintaan Tenaga Kerja ... 22

F. Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja ... 23

G. Teori Dualitas ... 26

H. Tinjauan Pustaka ... 28

III METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian ... 30

B. Jenis dan Sumber Data ... 31

C. Metode Pengumpulan Data ... 31

D. Metode Analisis Data ... 33

1. Model Regresi ... 33

2. Uji Asumsi Klasik ... 34

2.1. Uji Multikolinearitas ... 34


(14)

2.3. Uji Heteroskedasitas... 35

2.4. Uji Normalitas ... 36

3. Uji Statistik ... 36

3.1. Uji t-statistik ... 37

3.2. Uji F-statistik ... 37

3.3. Uji Koefisien Determinasi ... 38

E. Operasional Variabel ... 39

IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Hasil estimasi ... 41

2. Uji Asumsi Klasik ... 43

3. Uji Statistik ... 46

B. Pembahasan ... 51

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Jumlah Unit Usaha Dan Tenaga Kerja Industri Menengah di Kabupaten

Way Kanan Tahun 2007-2012 ... 4

2. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Industri Kecil di Kabupaten Way Kanan Analisis ... .4

3. Data Angkatan dan Penganguran di Kabupaten Way ... 5

4. Hasil Estimasi Regresi ... 42

5. Uji Multikolinearitas Dengan Menggunakan Metode ... 43

6. Uji Autokorelasi Menggunakan LM-Test ... 44

7. Uji Heteroskedasticity ... 45

8. Hasil Uji-t ... 47


(16)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Penelitian ... L1 2. Data Yang Digunakan Dalam Penelitian ... L2 3. Data Yang Digunakan Dalam Penelitian ... L3 4. Uji Regresi Linear Berganda ... L4 5. Uji Autokorelasi ... L5 6. Uji Heteroskedasitas... L6 7. Uji Normalitas ... L7 8. Uji Multikolinearitas ... L8


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Kerangka Pemikiran ... 9 2. Fungsi Produksi ... 20


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Menurut Arsyad Lincolin (2000), pembangunan industri merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Pada saat krisis ekonomi, sektor industri kecil telah berprestasi lebih baik dari pada industri besar. Ini dapat dimengerti karena industri kecil tidak terlalu membuka diri terhadap sektor keuangan modern dan mereka cenderung memproduksi barang- barang primer bukan barang mewah, selain itu juga mereka lebih fleksibel dan tidak terbebani dengan biaya overheads yang mahal, jadi secara tidak langsung industri kecil telah berprestasi baik dalam dekade terakhir ini (Anonim, 2004). Salah satu sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu sektor industri.


(19)

Di Indonesia jumlah industri kecil dan rumah tangga cukup mendominasi perekonomian Indonesia dengan kontribusi yang cukup besar. Berdasar data Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, proporsi kontribusi industri kecil dan rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2008 menurut harga konstan 2000 adalah sebanyak 43,65% dari total industri yang ada di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa industri kecil dan rumah tangga mempunyai peranan yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia karena hampir setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di sektor industri pengolahan disumbang dari hasil industri kecil dan rumah tangga.

Terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari eksistensi dari keberadaan industri kecil dan rumah tangga dalam perekonomian Indonesia Alasan pertama, yaitu bahwa sebagian besar populasi industri kecil dan rumah tangga berlokasi di daerah pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan yang relatif berkurang, industri kecil merupakan jalan keluarnya. Kedua, beberapa jenis kegiatan industri kecil dan rumah tangga banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di lingkungan terdekat (disamping tenaga kerja yang murah) telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan rendah. Ketiga, harga jual yang relatif murah sesungguhnya mempunyai suatu kondisi yang memberi peluang bagi industri kecil dan rumah tangga untuk tetap bertahan. Keempat, tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal juga merupakan salah satu aspek pendukung yang kuat ( Saleh, 1986).

Secara umum usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki kedudukan yang sangat potensial dalam perekonomian nasional, kenyataannya masih banyak


(20)

3

masalah dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam hal ini, kelemahan akses pada informasi dan perluasan pangsa pasar, kelemahan akses dan pemupukan modal, kelemahan akses pada informasi dan teknologi, kelemahan dalam manajemen organisasi, serta kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Disamping itu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga memiliki potensi penghasil devisa yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas tertentu dan memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto (PDB).

Menurut Kuncoro (2002 ), menyebutkan bahwa UMKM di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. Selain itu UMKM sektor industri makanan dan minuman memiliki keterkaitan dengan banyak sektor, mulai dari proses produksi hingga proses distribusi hasil output. Dengan kata lain, sektor-sektor ekonomi yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh rangkaian produksi hingga pemasaran produk akhir seperti pertanian, perdagangan, jasa, transportasi dan sektor-sektor ekonomi lainnya ikut diuntungkan melalui suatu mekanisme yang dikenal dengan mekanisme keterkaitan (linkage mechanism).

Sejalan dengan dengan hal tersebut bahwa peran industri makanan skala mikro semakin penting. Hal ini dapat dilihat banyaknya unit usaha dan tenaga kerja di Kabupaten Way kanan dari Tabel 1 berikut:


(21)

Tabel 1. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil Menengah di Kabupaten Way Kanan Tahun 2007-2011

Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja 2007 3.393 7.194 2008 4.241 8.993 2009 3.070 6.577 2010 4.157 9.913 2011 4.323 7.194

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.Way Kanan 2012

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa industri kecil di Kabupaten Way Kanan tidak stabil yaitu mengalami penurunan dan kenaikan di setiap tahunnya pada unit usaha atau tenaga kerja. Pada tahun 2010 permintaan tenaga kerja di industri kecil sebanyak 9,913 jiwa. Dan pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu sebanyak 7.194 jiwa. Terdapat berbagai industri yang mampu menyerap permintaan tenaga kerja di kabupaten Way kanan seperti yang terlihat di Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Industri

Kecil di Kab.Way Kanan Tahun 2013

No Jenis Industri Unit

Usaha

Tenaga Kerja

Kapasitas Produksi

1 Industri Makanan 915 2.294 232.884

2 Industri Pengolahan 1.134 1.174 17.567

3 Industri Kerajinan Tangan 365 720 15.653

4 Industri Bahan Bangunan 415 1518 265.174

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Way Kanan 2013

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa industri makanan skala mikro di kabupaten way kanan, mempunyai potensi yang sangat besar dalam permintaan tenaga kerja. Industri makanan cukup mempunyai banyak unit usaha yaitu 915 dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.294 orang.Selain itu tenaga kerja yang tersedia juga belum mencukupi untuk aktivitas produksi yang dilakukan


(22)

5

karena terbatasnya modal untuk membayar tenaga kerja. Keunggulan industri kecil yang mampu menyerap banyak tenaga kerja di harapkan mampu mengurangi pengangguran yang ada di kabupaten Way kanan.

Tabel 3. Data Angkatan Kerja dan Pengangguran di Kabupaten Way Kanan Tahun Angkatan Kerja Penganguran

2007 90.525 7.094 2008 180.036 11.406 2009 162.532 8.873 2010 154.123 8.273 2011 164.736 7.396 2012 195.860 9.102 Sumber: Bps Way Kanan, 2013

Pada Tabel 3, tingkat pengangguran dan angkatan kerja di Kabupaten Way Kanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Tahun 2007

angkatan kerja sebanyak 90.525 orang, sedangkan pengangguran sebanyak 7.094, tahun 2008 mengalami kenaikan angkatan kerja cukup banyak, tahun 2009 -2011 angkatan kerja dan pengaguran mulai mengalami penurunan. Pada tahun 2012 angkatan kerja mengalami kenaikan sebanyak 195.860, jumlah penganguran juga mengalami kenaikan sebanyak 9.102 .

Meningkatnya angka pengangguran selama beberapa tahun terakhir ini disebabkan karena ketidak seimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan

kesempatan kerja. Diantara mereka yang tidak tertampung disebabkan kurangnya pendidikan dan keterampilan kerja sehingga mereka terpaksa tertinggal dalam proses pembangunan (Irawan dan M. Suparmoko,1995). Pengangguran yang tinggi termasuk ke dalam masalah ekonomi dan sosial, orang-orang yang menganggur suatu saat bisa kehilangan kepercayaan dirinya sehingga


(23)

dapat menimbulkan tindakan kriminal, perselisihan dengan masyarakat dan sebagainya. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang

tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Sadono Sukirno, 2006:65). Masalah di bidang ketenagakerjaan khususnya masalah pengangguran merupakan masalah nasional yang tidak dapat dihindari pada abad ini. Sementara pemecahan masalah pengangguran

memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang. Persoalan sekarang ini adalah peluang dan kesempatan kerja apa yang dapat diciptakan dan dikembangkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang harus dilakukan. Mengingat bahwa industri makanan skala mikro yang termasuk dalam kategori industri kecil ini merupakan salah satu produk andalan / unggulan yang mampu untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak.

Penelitian ini mengambil objek pada industri kecil di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way kanan, yaitu industri makanan skala mikro. Alasan peneliti mengambil objek ini adalah karena produk yang dihasilkan oleh industri makanan skala mikro bisa memenuhi kebutuhan manusia dan cukup menyerap tenaga kerja.

Dari paparan di atas penulis mengangkat judul “Analisis Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Makanan Skala Mikro (Studi Kasus di Kec. Baradatu Kab. Way Kanan)“.


(24)

7

B. Rumusan Masalah

Ada pun rumusan masalah penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh tingkat upah terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu?

2. Bagaimana pengaruh tingkat harga bahan baku terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu?

3. Bagaimana pengaruh harga output terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu?

4. Bagaimana pengaruh nilai investasi terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu?

5. Bagaimana pengaruh upah tenaga kerja, harga bahan baku, harga output, dan nilai investasi terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu?

C. Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh upah terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat harga bahan baku terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.


(25)

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga output terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai investasi terhadap permintaan

tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bahan masukan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri makanan skala mikro di pedesaan untuk mengurangi pengangguran.

2. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan para pembaca pada umumnya mengenai masalah industri mikro dalam permintaan tenaga kerja.

E. Kerangka Pemikiran

Perkembangan industri merupakan unsur pokok untuk mempercepat terciptanya suasana pembangunan jangka panjang dalam rangka menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang terus. Salah satu tujuan pembangunan industri adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteran rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya dan hasil budi daya serta memperhatikan keseimbangan dan kelestaraian lingkungan hidup (UU Perindustrian No 5,1998:53). Pengangguran suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Masalah di bidang ketenagakerjaan,


(26)

9

khususnya masalah pengangguran merupakan masalah nasional yang tidak dapat dihindari. Sementara pemecahan masalah pengangguran memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang. Persoalan sekarang ini adalah peluang dan

kesempatan kerja apa yang dapat diciptakan dan dikembangkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang harus dilakukan. Mengingat bahwa industri makanan yang termasuk dalam kategori industri kecil ini merupakan salah satu produk andalan / unggulan yang mampu untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Permintaan tenaga kerja pada industri kecil

dipengaruhi oleh tingkat upah, besarnya harga output dan juga faktor lainnya. Sektor industri kecil di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. Elastisitas permintaan tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan satu persen pada tingkat upah (Simanjuntak, 2001). Apabila tingkat upah naik maka jumlah pekerja akan menurun. Sebaliknya apabila tingkat upah menurun maka jumlah pekerja akan naik. Upah tenaga kerja, harga bahan baku, harga output,dan nilai investasi dalam permintaan tenaga kerja. Faktor–faktor inilah yang akan diteliti dalam penelitian ini untuk mengetahui perkembangan permintaan tenaga kerja industri skala mikro di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way kanan.

Kerangka pemikiran penelitian ini secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :


(27)

F. Hipotesis

Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi (Nazir, 2000). Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna memberikan arah dan pedoman dalam melakukan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tingkat upah diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat

permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di kecamatan Baradatu.

2. Variabel harga bahan baku diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

3. Variabel harga output diduga berpengaruh positif terhadap tingkat permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. 4. Variabel nilai investasi diduga berpengaruh positif terhadap permintaan

tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. Permintaan

Tenaga Kerja

Upah tenaga kerja

Harga Output Nilai Investasi Harga Bahan


(28)

11

5. Variabel upah, harga bahan baku, harga output, dan nilai investasi secara bersama-sama diduga berpengaruh nyata terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulisan akan dibagi menjadi lima Bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan pustaka yang berisikan berbagai teori yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Bab III Metode penelitian yang berisikan tentang bahan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab IV Hasil dan pembahasan Bab V Simpulan dan Saran


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Industri

1. Pengertian Industri

Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor sekunder. Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya.

Dari pengertian tersebut maka industri mencakup segala kegiatan produksi yang memproses pembuatan bahan-bahan mentah menjadi bahan-bahan setengah jadi maupun barang jadi atau kegiatan yang bisa mengubah keadaan barang dari suatu tingkat tertentu ke tingkat yang lain. Kearah peningkatan nilai atau daya guna yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan

pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Menurut Departemen


(30)

13

Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) industri dapat dibedakan berdasarkan investasinya yaitu :

1. Industri besar dengan tingkat investasi lebih dari 1 milyar; 2. Industri sedang dengan tingkat investasi 200 juta-1milyar 3. Industri kecil dengan tingkat investasi 5 juta- 200 juta

4. Industri kerajinan rumah tangga dengan tingkat investasi kurang dari 5 juta.

2. Industri Kecil

Industri kecil adalah kegiatan industri yang dikerjakan di rumah-rumah penduduk yang pekerjanya merupakan anggota keluarga sendiri yang tidak terikat jam kerja dan tempat. Industri kecil dapat juga diartikan sebagai usaha produktif diluar usaha pertanian, baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan (Tambunan, 2000).

Menurut Saleh (1986), berdasarkan eksistensi dinamisnya industri kecil (dan kerajinan rumah tangga) di Indonesia dapat dibagi dalam tiga (3) kelompok kategori, yaitu:

1. Industri lokal, yaitu kelompok industri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasi.

2. Industri sentra, yaitu kelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha mempunyai skala kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis.


(31)

3. Industri mandiri, adalah kelompok jenis industri yang masih mempunyai sifat-sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadakan teknologi produksi yang cukup canggih.

Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No 9 tahun 1995 tentang usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan industri kecil berdasarkan jumlah pekerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan/usaha tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanam ataupun kekuatan mesin yang digunakan, yaitu perusahaan/usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 5-19 orang.

Berdasarkan Kepmen Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor

254/MPP/Kep/7/1997 tentang kriteria industri kecil di lingkungan departemen perindustrian dan perdagangan republik Indonesia, industri kecil dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Industri kecil dan perdagangan kecil adalah perusahaan dengan nilai investasi seluruhnya sampai dengan Rp 5.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan pemilik perusahaan merupakan warga Negara Indonesia. 2. Industri kecil dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar Rp

5.000.000,00 sampai dengan Rp 20.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan wajib memperoleh tanda daftar industri.


(32)

15

3. Semua jenis industri dalam kelompok industri kecil dengan investasi perusahan seluruhnya diatas Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan wajib memperoleh izin usaha industri.

B. Pengangguran

Pengangguran (unemployment) adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan ( Sumarsono,2009:259).

1. Jenis-jenis Pengangguran

Menurut Sumarsono (2009:259), sebab-sebab terjadinya pengangguran terbagi menjadi :

a. Penganguran friksional atau transisi, adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada.

b. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terjadi perubahan dalam struktur atau komposisi perekonomian.

c. Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.

d. Pengangguran Siklikal adalah pengangguran siklikal adalah

pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.


(33)

2. Setengah Pengangguran

Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja tidak penuh dan masih menerima pekerjaan tambahan. Juga orang yang bekerja penuh tetapi

mendapatkan pendapatan yang sangat rendah dan orang yang bekerja dengan pendidikanya atau keterampilanya tidak sesuai dengan jabatanya. Setengah pengangguran bekerja dibawah jam kerja normal kurang dari 35 jam seminngu (Sumarsono,2009:254).

C. Definisi Tenaga Kerja

1 Pengertian Tenaga Kerja

Menurut Dumairy (1996) tenaga kerja adalah Penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara negara satu dengan negara yang lain. Batas kerja yang di Indonesia ialah minimum 10 tahun, tanpa batas umum maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk yang sudah berusia 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Menuurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun atau lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan.

Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Jadi yang dimaksud tenaga kerja dalam penelitian


(34)

17

ini yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang yaitu melakukan proses produksi.

Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari (1) Golongan yang bekerja dan (2)

Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) Golongan yang bersekolah, (2) Golongan yang mengurus rumah tangga dan (3) Golongan lain- lain yang menerima pendapatan, misalnya orang yang memperoleh tunjangan pensiun, bunga atas pinjaman dan sewa milik dan mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain karena lanjut usia, cacat, dalam penjara atau sakit kronis. Ketiga golongan bukan angkatan kerja sewaktu- waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja (Simanjuntak,2001).

Ada empat hal yang berkaitan dengan tenaga kerja, yaitu:

1 Bekerja (employed) Jumlah orang yang bekerja sering dipakai sebagai petunjuk tentang luasnya kesempatan kerja. Dalam pengkajian ketenagakerjaan kesempatan kerja sering dipicu sebagai permintaan tenaga kerja.

2 Pencari kerja (unemployed) Penduduk yang menawarkan tenaga kerja tetapi belum berhasil menperoleh pekerjaan dianggap terus mencari pekerjaan. Secara konseptual mereka yang dikatakan penganggur harus memenuhi persyaratan bahwa mereka juga aktif mencari pekerjaan. 3 Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK suatu kelompok penduduk

tertentu adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk adalam usia kerja dalam kelompok yang sama. TPAK


(35)

dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang masih bersekolah dan mengurus rumah tangga, umur, tingkat upah, dan tingkat pendidikan.

4 Profil angkatan kerja Profil angkatan kerja meliputi umur, seks, wilayah kota dan pedesaan dan pendidikan.

2 Pengertian Angkatan Kerja

Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu (Sukirno,2004), angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja, mencari pekerjaan, dan golongan yang menganggur. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan-golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lainya.

Untuk menentukan angkatan kerja diperlukan dua informasi yaitu: 1) Jumlah penduduk yang berusia di antara 15-64 tahun, dan 2) Jumlah penduduk yang berusia diantara 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja (contohnya adalah pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga dan pengangguran). Dengan demikian angkatan kerja dalam suatu periode tertentu dapat dihitung dengan

mengurangi jumlah penduduk dalam angkatan kerja dengan jumlah penduduk dalam bukan angkatan kerja. Salah satu masalah yang biasanya muncul dalam angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja, pada suatu tingkat upah.


(36)

19

D. Produksi

1. Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi (input) (Boediono, 2001). Faktor produksi merupakan hal yang mutlak dalam proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tidak akan

menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Disamping itu, fungsi produksi juga menggambarkan tentang metode produksi yang efisien secara teknis, dalam arti dalam metode produksi tertentu kuantitas bahan mentah yang digunakan adalah minimal dan barang modal yang lainpun minimal. Metode produksi yang efisien merupakan hal yang sangat diharapkan oleh produsen . Secara umum fungsi produksi menunjukan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan:

Q= output (produksi) K=kapital(modal) L=Labour(Tenaga kerja) R=Resource(bahan baku) T=Teknologi


(37)

Persamaan tersebut merupakan persamaan matematis yang berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumla modal, tenaga kerja dan bahan baku yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda akan memerlukan jumlah faktor-faktor produksi yang berbeda pula, namun untuk tingkat produksi tertentu dapat digunakan gabungan atau kombinasi dari faktor-faktor produksi yang berbeda.

Di bawah ini menggambarkan fungsi produksi yaitu jumlah pekerja diukur pada sumbu horizontal dan kuantitas output diukur pada sumbu vertikal.

Dapat di lihat bahwa ketika jumlah pekerja meningkat, produk marjinal tenaga kerjanya justru berkurang. Dengan demikian suatu perusahaan yang kompetitif yang memaksimalkan laba akan merekrut tenaga kerja sampai pada suatu titik di mana nilai produk maksimal tenaga kerja sama dengan upah. (Gregory Mankiw,2003).

Q

L F(Ḱ,L)

Fungsi Produksi

Q1 Q2 Q3

0

L1

L2


(38)

21

2. Modal Produksi

Di dalam setiap perekonomian, perusahaan-perusahaan memerlukan modal untuk menjalankan dan memperbesar usahanya. Menurut Sukirno (2009), modal dapat diartikan sebagai pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Modal juga dapat diartikan pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-barang modal yang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang. Modal adalah sumber-sumber ekonomi di luar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia. Kadang-kadang modal dilihat dalam arti uang atau dalam arti keseluruhan nilai daripada sumber-sumber ekonomi non manusiawi termasuk tanah. Itulah sebabnya bila menunjuk pada modal dalam arti luas dan umum, akan dimasukkan semua sumber ekonomi di luar tenaga kerja. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru (Mubyarto, 1985).

Menurut Soekartawi (2002: 11), modal dalam kegiatan produksi dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan modal tidak tetap atau variabel. Modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi. Modal ini terdiri dari tanah, bangunan, mesin dan sebagainya. Sementara itu modal tidak tetap


(39)

adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali proses produksi.

3. Modal Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa disamping faktor ,modal, bahan baku, dan teknologi. Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses produksi lebih ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga kerja serta harga outputnya (Nopirin, 2000). Produktivitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat upah, oleh karena itu upah yang memadai sangat mempengaruhi dalam proses produksi.

E. Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan perminataan konsumen terhadap barang dan jasa. Konsumen membeli barang karena barang itu

memberikan nikmat (urtility) kepada pembeli tersebut. Akan tetapi pengusaha memperkerjakan seseorang itu membantu memproduksikan barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Dengan kata lain, tergantung dari pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan tenaga kerja yang seperti itudisebut derived demand (Payaman Simanjuntak 2001). Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan (Arfida, 2003) :


(40)

23

1. Tingkat upah

Makin tinggi tingkat upah, makin sedikit tenaga kerja yang diminta. Begitu pula sebaliknya.

2. Teknologi

Kemampuan menghasilkan tergantung teknologi yang dipakai. Makin efektif teknologi, makin besar artinya bagi tenaga kerja dalam mengaktualisasi ketrampilan dan kemampuannya.

3. Produktivitas tergantung modal yang dipakai. Keleluasaan modal akan menaikkan produktivitas kerja.

4. Kualitas tenaga kerja, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang merupakan indeks kualitas tenaga kerja mempengaruhi permintaan tenaga kerja. Begitu pula keadaan gizi mereka.

5. Fasilitas modal, dalam realisasinya produk dihasilkan atas sumbangan modal dan tenaga kerja yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal ini

dikarenakan peranan input yang lain dapat merupakan faktor penentu lain.

F. Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja

Elastisitas permintaan tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan permintan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan satu persen pada tingkat upah (Simanjuntak, 2001). Secara umum dituliskan pada persamaan: ...(1)

Dimana e adalah elastisitas permintaan akan tenaga kerja, ΔN adalah perubahan jumlah pekerja yang terjadi, N adalah jumlah yang bekerja mula- mula, ΔW


(41)

adalah besarnya perubahan tingkat upah, dan W adalah tingkat upah yang sedang berlaku. Rumus di atas dapat ditulis dalam bentuk: . �� atau dalam bentuk diferensial:

...(2)

Bila tingkat upah naik, jumlah orang yang dipekerjakan menurun, dan sebaliknya. Jadi

dan

adalah negatif. Oleh sebab itu, elasitsitas permintaan tenaga

kerja juga negatif. Besar kecilnya permintaan tergantung dari empat faktor, yaitu: (Simanjuntak, 2001)

1) Kemungkinan substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain, misalnya modal. Semakin kecil kemungkinan mensubstitusikan modal terhadap tenaga kerja, semakin kecil elastisitas permintaan akan tenaga kerja. Ini juga tergantung dari jenis teknologi. Bila suatu teknik produksi

menggunakan modal dan tenaga kerja dalam perbandingan yang tetap maka perubahan tingkat upah tidak mempengaruhi permintaan akan tenaga kerja paling sedikit dalam jangka pendek. Elastisitas semakin kecil bila keahlian atau ketrampilan golongan tenaga kerja itu semakin tinggi dan semakin khusus.

2) Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan

Salah satu alternatif pengusaha adalah membebankan kenaikan tingkat upah kepada konsumen dengan menaikkan harga jual barang hasil produksi di pasar. Kenaikan harga jual ini menurunkan jumlah permintaan masyarakat akan hasil poduksi. Selanjutnya turunnya permintaan masyarakat terhadap hasil produksi mengakibatkan penurunan dalam jumlah permintaan akan


(42)

25

tenaga kerja. Semakin besar elastisitas permintaan terhadap barang hasil produksi, semakin besar elastisitas permintaan akan tenaga kerja.

3) Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi. Permintaan akan tenaga kerja relatif tinggi bila proporsi biaya kayawan (labor cost) terhadap biaya produksi keseluruhan juga besar (total cost).

4) Elastisitas persediaan dari faktor produksi pelengkap lainnya.

Elastisitas permintan akan tenaga kerja tergantung dari elastisitas penyediaan dari bahan- bahan pelengkap dalam produksi seperti modal, tenaga listrik, bahan mentah, dan lain- lain. Mesin digerakkan oleh tenaga kerja dan sumber - sumber serta bahan- bahan dikelola oleh manusia. Semakin banyak

kapasitas dan jumlah mesin yang dioperasikan, semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan untuk itu. Semakin banyak faktor pelengkap seperti tenaga listrik yang perlu dipergunakan atau bahan mentah yang perlu di olah semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan untuk menanganinya. Jadi besarnya elastisitas penyediaan faktor pelengkap dalam produksi, semakin besar elastisitas permintaan akan tenaga kerja.

G. Teori Dualitas

Pendekatan dualitas sangat bermanfaat karena merupakan cara yang mudah untuk: 1. Spesifikasi variabel dan untuk mendapatkan persamaan permintaan faktor

produksi dan penawaran produk dibandingkan dengan pendekatan primal. 2. Berguna untuk menurunkan spesifikasi fungsional untuk estimasi

ekonometrika atas persamaan permintaan faktor produksi dan penawaran produk yang konsisten dengan tujuan perusahaan (maksimisasi keuntungan).


(43)

Pendekatan dual memungkinkan seseorang untuk memperoleh persamaan permintaan faktor dan suplai produk dengan menggunakan deferensial parsial dari fungsi objektifnya. Dalam penggunaan pendekatan dual terdapat

beberapa asumsi yang digunakan yaitu: 1) Semua derivasi dari fungsi objektifnya hanya berkenaan dengan perusahaan yang bukan penentu harga, walaupun dualitas itu sendiri dapat diperluas untuk beberapa jenis kompetisi yang tidak sempurna; 2) Semua faktor yang ada merupakan variabel, dan 3) selanjutnya persamaan keuntungan disajikan tanpa komponen biaya tetap (Beattie and Robert Taylor). Berikut ini adalah gambaran umum tentang proses pembentukan persamaan permintaan faktor dan penawaran produk dengan menggunakan pendekatan dualitas. Persamaan suplay produk dan permintaan faktor diturunkan untuk kasus produk tunggalnya dari

maksimisasi keuntungannya. Proses pembentukan persamaan permintaan faktor dan penawaran produk tersebut diawali dengan pendekatan primal, yaitu menyajikan fungsi keuntungan langsung sebagai berikut :

………..………... (1) Subjek untuk fungsi produksi :

Fungsi produksi : Y = f (x1,x2,x3,……..xn) ………...………(2)

Fungsi keuntungan langsung: = p.f(xi)-∑ ri.xi .. ….………. (3)

Posisi laba optimal akan dicapai pada saat derivatif pertama fungsi

keuntungan langsung disamakan dengan nol, seperti yang berikut ini :


(44)

27

p.f1(xi) – ri = 0 atau : ri = p.f1 (xi)

Untuk kasus dua variabel input :

r1 = p.dY/dX1 ……… (4)

r2 = p.dY/dX2 …………..……… (5) penyelesaian simultan dari persamaan (4) dan (5) akan memberikan persamaan permintaan faktor ke i berikut ini :

X*i = x*1 (p, r1, r2,r3) ………. (6) X*i = x*2 (p, r1, r2,r3) ………. (7) Keterangan :

Xi : Kuantitas Permintaan Faktor i Optimum P : Harga Output

ri : Harga Faktor i ( i : 1, 2, ……n)

f1 (xi)= dY/dXi: Derivatif parsial fungsi produksi ( persamaan 2 ). Untuk memperoleh persamaan penawaran produk dengan cara mensubtitusikan persamaan (6) dan (7) ke dalam fungsi produksi (persamaan 2). Persamaan penawaran produk tersebut adalah :

Y* = y* (p, r1,r2,r3) ………. (8)

Persamaan (6) merupakan persamaan permintaan faktor produksi ke 1 dan persamaan (7) adalah persamaan permintaan faktor produksi ke 2 dan persamaan (8) merupakan persamaan penawaran produk optimal.


(45)

H. Tinjauan Empiris

1. Penelitian Diah Nur Fadillah, Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi Kasus pada industri ikan asing di kota Tegal), Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah teknik analisi regresi berganda menggunakan uji hipotesis secara parsial (uji t) dan uji hipotesis seara simultan (uji F) pada level signifikan 5%. Hasil dari penelitian ini adalah variabel upah, modal dan nilai produksi secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya variabel penyerapan tenaga kerja.

2. Penelitian Faridh Fadli, Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel di Kota Bandar Lampung, alat analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda untuk tujuan menghitung dan menganalisa seberapa besar pengaruh investasi tetap, upah, harga dan harga bahan baku terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri mebel di Kota Bandar Lampung. Model regresi linier berganda ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel yang dijelaskan dimana dalam hal ini adalah penyerapan tenaga kerja dengan variabel yang menjelaskan yaitu besarnya investasi tetap, upah, harga dana harga bahan baku. Dari hasil perhitungan estimasi diperoleh hasil bahwa variabel-variabel tersebut secra bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja sebesar 70,86% dan sisanya sebesar 29,14% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Dari hasil penelitian


(46)

29

diperoleh hasil bahwa variabel harga merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian ini.

3. Penelitian Yassir Amri, Peran Usaha Industri Mikro dan kecil dalam penyerapan tenaga kerja di provinsi Aceh, alat analisis yang digunakan analisis regresi berganda yaitu persamaan regresi yang melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih untuk tujuan menghitung dan menganalisa seberapa besar pengaruh biaya upah dan output. Hasil analisis data menunjukkan bahwa biaya upah dan output secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada IMK di provinsi Aceh. Besaran pengaruh pada masing-masing sub sektor industri mikro dan kecil bervariasi.


(47)

III. METODE PENELITIAN

A. Profil Lokasi Penelitian

Kabupaten Way Kanan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung, yang merupakan salah satu pemekaran dari Lampung Utara. Kabupaten Way Kanan di bentuk berdasarkan Undang-Undang No.12 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur dan Kotamadya Metro. Letak Geografis : 104o17’ – 105o04’ BT dan 04o12’ - 04o58’ LS. Luas wilayah : 3.921,63 km2. Kabupaten Way Kanan memiliki batasan wilayah, yaitu :

- Sebelah Utara : Propinsi Sumatera Selatan - Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Utara - Sebelah Barat : Kabupaten Lampung Barat - Sebelah Timur : Kabupaten Tulang Bawang.

Kabupaten Way kanan berpenduduk 472.918 jiwa terdiri dari 243.924 laki-laki dan 228.994 wanita. Kabupaten Way Kanan terbagi 14 (empat belas) Kecamatan yaitu : Kecamatan Blambangan Umpu, Kecamatan Bahuga, Kecamatan Pakuon Ratu, Kecamatan Baradatu, Kecamatan Banjit, Kecamatan Kasui, Kecamatan Gunung Labuhan, Kecamatan Negeri Batin, Kecamatan Negeri Agung,


(48)

31

Kecamatan Bumi Agung, dan Kecamatan Buay Bahuga. Berdasarkan lapangan usaha penduduk di Kabupaten Way Kanan sebagian besar bekerja disektor pertanian, sektor industri dan perdagangan di tempat kedua dan ketiga adalah sektor hotel dan restoran.

B. Jenis Dan Sumber Data

Untuk mencapai tujuan penelitian dalam menganalisis Permintaan Tenaga Kerja pada Industri Makanan Skala Mikro di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan primer.

Data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik provinsi Lampung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Way Kanan, jurnal-jurnal ekonomi serta sumber-sumber lainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dan data primer diperoleh dari industri skala mikro di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Nazir (2000), pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam metode ilmiah. Metode yang digunakan yaitu: a. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan


(49)

responden dengan panduan kuesioner. Dan juga melalui Studi pustaka yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi melalui literatur-literatur yang berkaitan dengan objek studi.

b. Metode Sampling adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Menurut Mantra dalam Singarimbun dan Effendi (2000), sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil

sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Penentuan jumlah sampel menggunakan pendekatan rata-rata sebagai berikut :

n = Jumlah minimal sampel N = Jumlah populasi

= variance

B = Bond of error (kesalahan sampling) dianggap 5% dan D = 5% x 7,1428 = 0,3585

= = 0,032

n = = 20,29


(50)

33

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa dari jumlah populasi sebanyak 20,29 unit dibulatkan menjadi 20 unit industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu . Didapat hasil sebesar 20 unit industri makanan skala mikro sebagai sampel.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier barganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least-Square). Dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan program Eviews 4.1 dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap

dependennya. Model yang digunakan adalah model linier persamaan sebagai berikut.

L (X1,X2,X3,X4,...,Xn) Keterangan:

L = Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam suatu waktu tertentu Xi = Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada industri makanan skala mikro.

i = 1,2,3,...n

Kemudian model tersebut dirumuskan dalam suatu model estimasi regresi linier dengan formulasi sebagai berikut:


(51)

L= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ εt Keterangan:

L = Tenaga kerja (orang)/ bulan X1 = Upah (Rp)/bulan

X2 = Harga Bahan baku (Rp)/bulan X3 = Harga output (Rp) /bulan X4 = Nilai Investasi (RP)/bulan α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi untuk upah per bulan

β2 = Koefisien regresi untuk harga bahan baku per bulan

β3 = Koefisien regresi untuk harga output per bulan

β4 = Koefisien regresi untuk nilai investasi per bulan

2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi klasik. Dalam penelitian ini, kita akan menggunakan uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

2. 1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolineritas berarti ada hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Adapun cara


(52)

35

pendeteksiannya adalah : jika multikolinearitas tinggi, diperoleh R2 yang tinggi tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang signifikan/penting secara statistik (Sulaiman, 2004). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor ( VIF ) dan nilai

tolerance. Jika nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 maka tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95% sehingga model tersebut bebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2006).

2.2 Uji Autokorelasi

Menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Santoso, 2004).

Breusch dan Godfrey mengembangkan uji autokorelasi yang lebih umum dan dikenal dengan uji LM atau LM-Test. Jika nilai Chi-Squares hitung lebih kecil dari nilai kritisnya, maka kita menerima hipotesis nol. Artinya model tidak mengandung unsur autokorelasi karena semua nilai ρ sama dengan nol. Dan Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai α yang dipilih maka kita menerima Ho yang berarti tidak ada autokorelasi.


(53)

2. 3. Uji Heteroskedastisitas

Menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Pengujian data ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji White (Widarjono, Agus, 2005). Uji White

mengembangkan sebuah metode yang tidak memerlukan asumsi tentang adanya normalitas pada residual. Jika nilai chi-squares hitung lebih besar dari nilai χ² kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada heteroskedastisitas dan sebaliknya jika chi-squares hitung lebih kecil dari nilai χ² kritis menunjukan tidak adanya heteroskedastisitas.

2.4. Uji Normalitas

Menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen (Y) , variabel independen (X), atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2004). Suatu model dikatakan baik adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal.

3. Uji statistik

Uji statistik ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan ada tidaknya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil regresi berganda akan diketahui besarnya koefisien masing-masing variabel, dari


(54)

37

besarnya koefisien akan dilihat adanya hubungan dari variabel-variabel bebas, baik secara terpisah maupun berasama-sama terhadap variabel terikat. Maka dilakukan uji hipotesis yang dilakukan dengan cara:

3.1 Uji t (parsial)

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh vaiabel independen terhadap variabel depnden secara individu dengan menganggap variabel dependen lainnya tetap (ceteris paribus) dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai t-hitung dengan t-tabel. Adapun hipotesis yang digunakan adalah:

a. Ha : β = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b. Ha : β ≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian:

a. Ho diterima apabila memenuhi syarat t-tabel < t-hitung > t-tabel, artinya variabel dependen tidak dipengaruhi oleh variabel independen. b. Ho ditolak apabila memenuhi syarat hitung >tabel atau hitung<

t-tabel, artinya variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen.

3.2 Uji F ( Uji Keseluruhan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Untuk


(55)

mengetahui peranan variabel bebas secara keseluruhan dilakukan dengan uji F. kesimpulan uji F dapat diperoleh dengan membandingkan antara F statistic dengan F tabel pada tingkat tertentu dan derajat bebas tertentu (Gujarati, 1997:121).

Pengujian ini dilakukan dengan rumus :

a. Bila F hitung > F tabel maka H0 ditolak, berarti secara bersama-sama variable bebas berpengaruh secara nyata dan signifikansi tehadap variable terikat.

b. Bila F hitung < F tabel maka H0 diterima, berarti secara bersama-sama variable bebas tidak berpengaruh secara nyata dan signifikansi tehadap variabel terikat. Di dalam penelitian ini nilai uji F dilihat dari tingkat signifikasi pada hasil pengolahan data.

3.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) nilainya bekisar antara 0 dan 1. Semakin besar R2 berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen. Formula untuk mencari nilai R2 adalah sebagai berikut :

R2 =

atau R

2

= 1 -

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi berganda

SSR = Sum of Square Regression, atau jumlah kuadrat regresi, yaitu merupakan total variasi yang dapat dijelaskan oleh garis regresi.


(56)

39

SST = Sum of Square Total, atau jumlah kuadrat total, yaitu merupakan total variasi Y.

E. Operasional Variabel

1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2005).

2. Variabel Penelitian

a. Variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu 1. Variabel jumlah tenaga kerja

Merupakan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada Industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu pada periode tertentu.

b. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: 1. Rata-Rata Upah Pekerja

Merupakan rata-rata upah yang diterima tenaga kerja perbulan pada industri makanan

2. Harga bahan baku

Merupakan rata-rata harga keseluruhan dari bahan baku tiap-tiap perusahaan yang digunakan selama satu bulan masa produksi.


(57)

3. Harga output

Merupakan rata-rata harga produk tiap-tiap industri makanan. 4. Nilai Investasi

Merupakan pengeluaran perusahaan atau pembelanjaan penanaman modal untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi.


(58)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis diatas dapat kita simpulkan bahwa

1. Variabel upah tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

2. Variabel harga bahan baku berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. Hal ini disebabkan karena bahan baku sebagai salah satu faktor produksi yang penting. Semakin mahal harga bahan baku akan

menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga perusahaan akan menaikan harga output.

3. Variabel harga output berpengaruh positif dan signifikan terhadap

permintaan tenaga kerja pada industri makanan skalal mikro di Kecamatan Baradatu. Kenaikan harga akan menyebabkan penurunan permintaan barang.

4. Variabel nilai investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. Karena investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk


(59)

membeli atau memperoleh faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan.

5. Variabel harga output merupakan variabel yang paling dominan dalam permintaan tenaga kerja. Sesuai dengan teori bahwa untuk menciptakan kesempatan kerja yang baru dalam industri kecil adalah meningkatkan omset dengan cara meningkatkan harga output yang nantinya dapat meningkatkan hasil produksi sehingga akan berdampak pada penambahan jumlah tenaga kerja.

6. Variabel upah tenaga kerja, harga output, harga bahan baku, dan nilai investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

permintaan tenaga kerja, dengan pengaruh sebesar 81,27% dan sisanya 14,79% dipengaruhi variabel lainya diluar model yang digunakan.

B. Saran

Dari berbagai kesimpulan yang telah dirangkum diatas, sebagai masukan dalam upaya meningkatkan jumlah permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro (studi kasus di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan), maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Dalam menentukan upah seharusnya pihak perusahaan lebih memperhatikan akan keadaan yang sedang terjadi terutama akan

kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Dan apabila pihak perusahaan menambah jumlah pekerja tidak sewenang-wenang dalam pemberian upah, diharapkan setiap perusahaan meskipun berskala kecil memiliki


(60)

59

serikat pekerja yang mampu berperan aktif dalam melindungi hak-hak tenaga kerja.

2. Harga output adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. Semakin meningkat harga output dapat meningkatkan hasil produksi sehingga akan berdampak pada penambahan jumlah tenaga kerja.

Diharapkan Pemerintah Kabupaten Way Kanan lebih memperhatikan unit usaha kecil dan menengah ini dengan memberikan bantuan kredit ringan dan bantuan dalam hal pemasaran produk kepada para pengusaha agar mereka dapat lebih mengembangkan usahanya yang kemudian akan berdampak pada peningkatan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Afrida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia.

Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis. BFFE : Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik.2012. Kabupaten Way Kanan Dalam Angka 2012. Bps Way Kanan. Bandar Lampung.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan way kanan. 2012. Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Industri Perusahaan Industri Kecil. Departemen Perindustrian dan Perdagangan way kanan. Bandar Lampung. Dwi Untari, Tiya. 2013. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kain

Perca(studi kasus di Pekon Sukamulya Banyumas dan Pekon Siliwangi Kecamatan sukoharjo Kabupaten Pringsewu). (skripsi). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Fadli faridh. 2011. Analisis Penyerapan Tenaga kerja pada Industri Mebel Kota Bandarlampung. (Skripsi).Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Gunjarati, Damodar.1997. Ekonometrika Dasar. Jakarta. Erlangga.

Lincolin, Arsyad. 2000. Ekonomi Pembangunan. Widya Sarana Informatika. Yogyakarta.

Mulyadi S.2003.Ekonomi sumber daya manusia dalam perspektif pembangunan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi Edisi ke lima. Jakarta: Erlangga Nazir, Mohammad. 1998. Metodelogi Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Nopirin. 2000. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Yogyakarta : Balai Pustaka


(62)

61

Prof,dr, Soekartawi,Teori Ekonomi Produksi , 2003. Rajawali Pers. Robert Taylor Bruce. 1994,Ekonomi produksi. Yogyakarta Gajah Mada

University Pres.

Sumarsono,Sony. 2003. Ekonomi manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: BPFE UI.

Sukirno,Sadono. 1994 edisi kedua. Pengantar teori mikroekonomi. Kencana Prenada Media Group.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan. Kencana Prenada Media Group. Sukirno, Sadono. 2008. Teori Pengantar Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Tambunan, Tulus. 1999. Perkembangan Industri Skala kecil di Indomesia. Jakarta : Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Ghalia Indonesia. Widarjo, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Implikasi. Yogyakarta.


(1)

40

3. Harga output

Merupakan rata-rata harga produk tiap-tiap industri makanan. 4. Nilai Investasi

Merupakan pengeluaran perusahaan atau pembelanjaan penanaman modal untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi.


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis diatas dapat kita simpulkan bahwa

1. Variabel upah tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

2. Variabel harga bahan baku berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. Hal ini disebabkan karena bahan baku sebagai salah satu faktor produksi yang penting. Semakin mahal harga bahan baku akan

menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga perusahaan akan menaikan harga output.

3. Variabel harga output berpengaruh positif dan signifikan terhadap

permintaan tenaga kerja pada industri makanan skalal mikro di Kecamatan Baradatu. Kenaikan harga akan menyebabkan penurunan permintaan barang.

4. Variabel nilai investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. Karena investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk


(3)

58

membeli atau memperoleh faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan.

5. Variabel harga output merupakan variabel yang paling dominan dalam permintaan tenaga kerja. Sesuai dengan teori bahwa untuk menciptakan kesempatan kerja yang baru dalam industri kecil adalah meningkatkan omset dengan cara meningkatkan harga output yang nantinya dapat meningkatkan hasil produksi sehingga akan berdampak pada penambahan jumlah tenaga kerja.

6. Variabel upah tenaga kerja, harga output, harga bahan baku, dan nilai investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

permintaan tenaga kerja, dengan pengaruh sebesar 81,27% dan sisanya 14,79% dipengaruhi variabel lainya diluar model yang digunakan.

B. Saran

Dari berbagai kesimpulan yang telah dirangkum diatas, sebagai masukan dalam upaya meningkatkan jumlah permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro (studi kasus di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan), maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Dalam menentukan upah seharusnya pihak perusahaan lebih memperhatikan akan keadaan yang sedang terjadi terutama akan

kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Dan apabila pihak perusahaan menambah jumlah pekerja tidak sewenang-wenang dalam pemberian upah, diharapkan setiap perusahaan meskipun berskala kecil memiliki


(4)

59

serikat pekerja yang mampu berperan aktif dalam melindungi hak-hak tenaga kerja.

2. Harga output adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. Semakin meningkat harga output dapat meningkatkan hasil produksi sehingga akan berdampak pada penambahan jumlah tenaga kerja.

Diharapkan Pemerintah Kabupaten Way Kanan lebih memperhatikan unit usaha kecil dan menengah ini dengan memberikan bantuan kredit ringan dan bantuan dalam hal pemasaran produk kepada para pengusaha agar mereka dapat lebih mengembangkan usahanya yang kemudian akan berdampak pada peningkatan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Afrida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia.

Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis. BFFE : Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik.2012. Kabupaten Way Kanan Dalam Angka 2012. Bps Way Kanan. Bandar Lampung.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan way kanan. 2012. Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Industri Perusahaan Industri Kecil. Departemen Perindustrian dan Perdagangan way kanan.Bandar Lampung. Dwi Untari, Tiya. 2013. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kain

Perca(studi kasus di Pekon Sukamulya Banyumas dan Pekon Siliwangi Kecamatan sukoharjo Kabupaten Pringsewu). (skripsi). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Fadli faridh. 2011. Analisis Penyerapan Tenaga kerja pada Industri Mebel Kota Bandarlampung. (Skripsi).Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Gunjarati, Damodar.1997. Ekonometrika Dasar. Jakarta. Erlangga.

Lincolin, Arsyad. 2000. Ekonomi Pembangunan. Widya Sarana Informatika. Yogyakarta.

Mulyadi S.2003.Ekonomi sumber daya manusia dalam perspektif pembangunan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi Edisi ke lima. Jakarta: Erlangga Nazir, Mohammad. 1998. Metodelogi Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Nopirin. 2000. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Yogyakarta : Balai Pustaka


(6)

61

Prof,dr, Soekartawi,Teori Ekonomi Produksi , 2003. Rajawali Pers. Robert Taylor Bruce. 1994,Ekonomi produksi. Yogyakarta Gajah Mada

University Pres.

Sumarsono,Sony. 2003. Ekonomi manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: BPFE UI.

Sukirno,Sadono. 1994 edisi kedua. Pengantar teori mikroekonomi. Kencana Prenada Media Group.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan. Kencana Prenada Media Group. Sukirno, Sadono. 2008. Teori Pengantar Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Tambunan, Tulus. 1999. Perkembangan Industri Skala kecil di Indomesia. Jakarta : Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Ghalia Indonesia. Widarjo, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Implikasi. Yogyakarta.