ANALISIS PENGARUH REGULASI UANG MUKA KREDIT KENDARAAN BERMOTOR ( KKB ) TERHADAP PERMINTAAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF MOTOR VEHICLE ADVANCE REGULATORY EFFECT FOR MOTOR VEHICLE DEMAND IN BANDAR LAMPUNG

by

MARIA MAGDALENA RAJAGUKGUK

Financial instution is a part of business outside the Bank and Non-Bank Financial Institutions specifically established to undertake activities in the field of business Financing Institutions. Development of finance institutions and sustainable consumer demand, Bank Indonesia made a circular set of rules for the minimum down payment auto loans. With the aim of strengthening prudential bank lending to the motor vehicle, due to the growth of auto loans that are too high will cause risk to the bank.

The purpose of this study was to determine the effect of a circular bank of Indonesia No. 14/10/DPNP about minimal down payment rules in PT. Adira Dinamika Multi Finance. The data used are vehicle loan request data before and after the circular stipulated by Bank Indonesia.

The results of this study indicate that the Circular Letter of Bank Indonesia No. 14/10/DPNP about rules affecting demand a minimum down payment auto loans so that monthly decline. Therefore, financing institutions especially PT. Adira Dinamika Multi Finance must have a strategy and innovation to maintain sales as well as the trust of the public. The new syariah financing is a strategy used to minimize or to overcome the impact.

Keywords: Credit Demand, Impact of Bank Indonesia Circular Letter No.14/10/DPNP


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH REGULASI UANG MUKA KREDIT KENDARAAN BERMOTOR ( KKB ) TERHADAP PERMINTAAN

KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI BANDAR LAMPUNG.

Oleh

MARIA MAGDALENA RAJAGUKGUK

Lembaga pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan. Berkembangnya lembaga pembiayaan dan permintaan konsumen yang berkelanjutan, Bank Indonesia menetapkan surat edaran tentang peraturan down payment minimal bagi kredit kendaraan bermotor. Dengan tujuan agar bank meningkatkan kehati-hatian terhadap penyaluran kredit kendaraan bermotor, karena dengan pertumbuhan kredit kendaraan bermotor yang terlalu tinggi akan menimbulkan resiko bagi bank tersebut.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP tentang aturan uang muka minimal di PT Adira Dinamika Multi Finance. Data yang digunakan yaitu data permintaan kredit kendaraan bermotor sebelum dan sesudah surat Edaran Bank Indonesia ditetapkan.

Hasil dari Penelitian ini menunjukkan bahwa Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP tentang aturan uang muka minimal mempengaruhi permintaan kredit kendaraan bermotor sehingga mengalami penurunan setiap bulannya. Oleh sebab itu lembaga pembiayaan khususnya PT Adira Dinamika Multi Finance melakukan strategi maupun inovasi untuk menjaga penjualan serta kepercayaan dari masyarakat. Salah satu strategi yang dilakukan yaitu lembaga pembiayaan berbasis syariah.

Kata kunci: Permintaan Kredit, Dampak, Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu yang semakin maju, maka kebutuhan manusia akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan merupakan kebutuhan yang dapat memberikan rasa kepuasan tersendiri dalam kelancaran transportasi, terlebih lagi kendaraan roda dua yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti transportasi ke tempat kerja, transportasi berbisnis, transportasi rekreasi dan masih banyak keperluan manusia yang lain nya.

Pesatnya kemajuan teknologi serta peluang yang ada pada masyarakat membuat munculnya berbagai merek kendaraan roda dua. Hal ini merupakan suatu kesempatan bagi masyarakat untuk memilih kendaraan roda dua. Sebelum mengambil keputusan untuk membeli, masyarakat hendaknya memilih secara selektif agar barang yang di beli memberikan kepuasan.

Banyak nya permintaan sepeda motor ini di dukung oleh beberapa faktor antara lain :

1. Proses untuk mendapatkan kendaraan roda dua itu semakin mudah. 2. Untuk membeli dengan kredit, uang muka atau DP lebih ringan.


(4)

4. Menggunakan alat transportasi sepeda motor lebih irit, hemat dan cepat sampai ketempat tujuan bila dibandingkan dengan kendaraan roda empat (mobil).

Faktor yang lebih mendominasi masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor yaitu uang muka yang murah. Dengan uang muka yang begitu murah dapat mempermudah masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor. Hal ini pun yang membuat Bank Sentral maupun pemerintah membuat regulasi untuk pembiayaan kendaraan bermotor.

Regulasi adalah “mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan.” Regulasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk misalnya: pembatasan hukum diumumkan oleh otoritas pemerintah. Regulasi pengaturan diri oleh suatu industri seperti melalui asosiasi perdagangan, regulasi sosial (misalnya norma), co-regulasi dan pasar.

Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4292) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5029) dan dalam rangka meningkatkan kehati-hatian bagi bank yang melakukan

aktivitas pemberian Kredit Kendaraan Bermotor, perlu untuk mengatur mengenai pemberian Kredit Kendaraan bermotor oleh Bank dalam surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut :


(5)

 Sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) serta mengingat pertumbuhan KKB yang terlalu tinggi berpotensi menimbulkan berbagai Risiko maka Bank perlu meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran KKB.

Untuk itu, agar dapat menjaga perekonomian yang produktif dan mampu menghadapi tantangan sektor keuangan dimasa yang akan datang, perlu adanya kebijakan yang dapat memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk

meminimalisir sumber-sumber kerawanan yang dapat timbul, termasuk pertumbuhan KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) yang berlebihan. Kebijakan tersebut dilakukan melalui penetapan besaran Down Payment (DP) untuk kredit kendaraan bermotor.

Ruang Lingkup KKB dalam surat Edaran Bank Indonesia ini mencakup kredit yang diberikan Bank kepada debitur untuk pembelian kendaraan bermotor. Yang dimaksud dengan uang muka, selanjutnya disebut sebagai Down Payment (DP) dalam surat edaran Bank Indonesia ini adalah pembayaran di muka atau uang muka secara tunai yang sumber dananya berasal dari debitur (self financing) dalam rangka pembelian kendaraan bermotor secara kredit.

DP untuk Bank yang memberikan KKB sebagaimana diatur dan ditetapkan sebagai berikut :

 DP paling rendah 25% (dua puluh lima persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua.

 DP paling rendah 30% (tiga puluh persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan non produktif.


(6)

 DP paling rendah 20% (dua puluh persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk keperluan produktif, yaitu apabila memenuhi salah satu syarat sebagai berikut :

a. Merupakan kendaraan yang memiliki izin untuk angkutan orang atau barang yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

b. Diajukan oleh perorangan atau badan hukum yang memiliki izin usaha tertentu yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dari usaha yang dimilikinya.

Tabel 1. Rata-Rata harga Kendaraan Roda Dua setelah ditetapkan DP Minimum 25% menurut jenis kendaraan.

No Merek / Jenis Kendaraan

Rata-rata (Jenis)

Rata-rata (Merek)

DP 25 %

1 HONDA

(bebek) 14,753,333 16,501,364 3688333.333

(Matic) 14,771,429 3692857.143

(Motor Gede) 21,141,667 5285416.667

2 YAMAHA

(bebek) 14,322,500 15,219,400 3580625

(Matic) 13,173,636 3293409.091

(Motor Gede) 20,562,500 5140625

3 SUZUKI

(bebek) 15,271,429 14,892,188 3817857.143

(Matic) 12,237,500 3059375

4 Kawasaki

(bebek) 14,083,333 30,622,727 3520833.333

(Motor Gede) 36,825,000 9206250

5 TVS

(bebek) 13,447,778 13,447,778 3361944.444


(7)

Tabel 1. Menjelaskan bahwa uang muka minimum ketika masyarakat membeli kendaraan roa dua ini sangat tinggi. Regulasi Uang Muka Minimum yang menetapkan 25% untuk kendaraan roda dua membuat masyarakat merasa terbebani untuk membeli motor dengan uang muka yang sangat besar.

Dalam rangka meningkatkan kehatian-hati Bank dalam pemberian Kredit

Kendaraan Bermotor (KKB) serta untuk memperkuat ketahanan sektor keuangan, Bank Indonesia mengatur besaran Down Payment (DP) untuk Kredit Kendaraan Bermotor ( Dody Budi Waluyo). Hal ini memang terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor penting yaitu dari segi perekonomian dan juga mudahnya

mendapatkan satu unit sepeda motor dengan cara kredit. Dalam hal kredit motor dan mobil dari beberapa tahun belakangan ini semakin banyak bermunculan dengan berbagai tawaran bunga dan cicilan ringan yang tentunya membuat melonjaknya penjualan motor dan mobil dengan cara kredit.

Tabel. 2 Data Penjualan Motor Tahun 2012 ( unit ) Bulan Jumlah penjualan

Januari 645.863

Februari 666.136

Maret 619.678

April 617.508

Mei 611.25

Juni 541.918

Juli 579.077

Agustus 429.236

September 620.499

Oktober 626.901

November 621.224

Desember 485.166


(8)

Aturan kenaikan uang muka atau down payment (DP) bagi perusahaan

pembiayaan (multifinance) memang sudah lama berlangsung. Namun, efeknya masih terasa hingga kini. Meski total pembiayaan yang dikeluarkan oleh pihak multifinance hingga akhir tahun 2012 tetap tumbuh, pencapaiannya tak sebesar periode 2011. Ada banyak faktor yang menyebabkan pertumbuhan industri multifinance tak sebesar periode sebelumnya, antara lain pertumbuhan beberapa jenis pembiayaan yang mengalami perlambatan.

Terlihat pada tabel.2 bahwa bulan Maret sebagai batas terjadinya penurunan atas Permintaan Kendaraan bermotor. Pada bulan Februari permintaan sebesar 666.136 unit dan pada bulan Maret permintaan kendaraan sebesar 619.678 unit. Terbukti bahwa penurunan terjadi sebanyak 46.458 unit kendaraan bermotor, hal ini terjadi karena Bank Sentral mengeluarkan Regulasi tentang Uang Muka dan Kredit Kendaraan Bermotor dan diterapkan pada bulan Maret sampai saat ini (khusus kendaraan motor).

Tabel. 3 Data Penjualan Mobil Perbulan (unit) Bulan Jumlah penjualan

2011 2012

Januari 73.987 76.427

Februari 69.589 86.482

Maret 82.163 87.919

April 60.726 87.144

Mei 61.053 95.536

Juni 70.154 101.746

Juli 89.056 102.512

Agustus 73.279 76.445

September 79.832 102.111 Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor


(9)

Berbeda pada kendaraan roda empat (mobil), kenyataannya penjualan ataupun permintaan kendaraan roda empat tidak mengalami penurunan maupun gangguan, justru permintaan terus meningkat secara drastis setiap tahunnya. Karena pada umumnya masyarakat yang membeli kendaraan doa empat (mobil) adalah masyarakat yang pendapatannya diatas rata-rata atau mapan. Oleh sebab itu, regulasi yang di tetapkan oleh Bank Sentral tentang Uang Muka untuk kendaraan roda empat sebesar 30% tidak mempengaruhi masyarakat untuk membeli mobil. Tabel 4. Rata-Rata harga Kendaraan Roda Empat setelah ditetapkan DP

Minimum 30% menurut jenis kendaraan. No MEREK / TIPE Harga

Rata-rata

DP 30%

1 Daihatsu 150,246,809 45074042.55

2 Honda 311,826,923 93548076.92

3 Nissan 266,065,625 79819687.5

Sumber : PT. Adira Dinamika Finance Tbk.

Permasalahan kredit perbankan memainkan peran penting dalam perkembangan dunia usaha. Peran perbankan sangat diperlukan sebagai penyedia dana bagi perusahaan dalam berbagai bentuk pinjaman usaha yang nantinya akan digunakan untuk operasional perusahaan. Apabila hal tersebut dapat terjadi secara

berkesinambungan, maka perusahaan akan turut membangun perekonomian. Perusahaan yang terus berkembang akan menjadi target bagi para investor dalam menanamkan dana dalam berbagai bentuk investasi. Interaksi antara perbankan dan perusahaan ini akan menghasilkan berbagai dampak. Banyaknya kredit perbankan yang dikucurkan pada sektor riil akan menentukan tingkat kemampuan produksi yang nantinya mempengaruhi output riil di berbagai sektor ekonomi,


(10)

serta berbagai macam pengaruh lain yang akan memberikan dampak bagi perekonomian secara keseluruhan.

Permasalahan muncul ketika keadaan yang terjadi di pasar kredit tidak selalu dalam kondisi keseimbangan karena adanya asym etric information, dimana perbankan lebih selektif dalam mengucurkan kredit kepada perusahaan.

Sementara di sisi lain, perusahaan sering bermasalah dengan neraca perusahaan yang berpengaruh terhadap pemberian kredit. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus, perkembangan di sektor riil akan menjadi terhambat, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap beberapa faktor, seperti tekanan inflasi, meningkatnya pengangguran, serta variabel ekonomi lain yang akan berdampak buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kebijakan yang diambil pemerintah, dalam hal ini bank sentral dalam mengatur dan

mengendalikan moneter sehingga kebijakan tersebut pada akhirnya memberikan pengaruh yang positif pada berbagai variabel ekonomi dan perekonomianan secara keseluruhan.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal

(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan makro, yaitu menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.


(11)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas bahwa terdapat pengaruh terhadap permintaan kredit karena dikeluarkannya surat edaran Bank Indonesia, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada lembaga pembiayaan terbesar yaitu PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. dengan judul “ANALISIS PENGARUH REGULASI UANG MUKA KREDIT KENDARAAN

BERMOTOR (KKB) TERHADAP PERMINTAAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI BANDAR LAMPUNG (studi kasus PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Regulasi Uang Muka Kredit kendaraan bermotor terhadap permintaan kredit kendaraan bermotor pada perusahaan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. di Bandar Lampung ?

2. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance dalam mengatasi peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia di Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah dijelaskan pada penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh Regulasi Uang Muka Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) terhadap Permintaan Kredit Kendaraan Bermotor pada perusahaan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. di Bandar Lampung ?


(12)

2. Mengetahui strategi yang dilakukan oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance dalam meminimalkan dampak dari Regulasi Uang Muka yang ditetapkan Bank Indonesia di Bandar Lampung ?

D. Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan, berikut ini gambar kerangka pikir tersebut.

Gambar. 1 Model Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Regulasi Uang Muka Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) terhadap Permintaan Kredit Kendaraan Bermotor di Bandar Lampung.

Kebijakan Moneter

INFLASI Transmisi

Moneter

Ekspansif Kontraktif

Kredit Macet

Regulasi


(13)

Kebijakan Moneter merupakan suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran (Iswardono, 1997). Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan tindakan stabilisasi. Pengaruh kebijakan moneter akan dirasakan oleh sektor perbankan yang

kemudian ditransfer pada sektor riil. Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar, sedangkan

Kebijakan Ekonomi Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.

Jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mengakibatkan inflasi yang tinggi dalam perekonomian indonesia. Jika inflasi terjadi maka segala kegiatan perbankan akan terganggu dan mengakibatkan kredit macet dalam perbankan. Oleh karena itu pemerintah harus menetapkan peraturan baru untuk menekan jumlah kredit macet yang tinggi.

E. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hipotesis pengujian yaitu “ Diduga bahwa Regulasi Uang Muka Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit kendaraan bermotor pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. di Bandar Lampung.


(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Permintaan

Banyak teori yang membahas tentang teori permintaan, karena permintaan sangat mempengaruhi jumlah output yang akan dihasilkan ketika harga bersifat kaku. Karena permintaan ini dapat mempengaruhi perekonomian jangka pendek. Para ahli ekonomi mempelajari teori permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, yang berguna dalam menstabilkan perekonomian jangka pendek (Mankiw, 2003).

Sifat hubungan antara suatu barang dengan harganya dalam hukum permintaan bersifat kebalikan atau negatif, artinya jika suatu barang naik, permintaan

terhadap barang tersebut akan berkurang, dan sebaliknya jika harga suatu barang turun, permintaan barang tersebut akan meningkat.

harga

kuantitas

Gambar 2. Kurva Permintaan Po

P1


(15)

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bagaimana hukum permintaan berlaku. Pada saat harga sebesar P0 permiintaan barang pada harga tersebut Q0 . Apabila harga turun menjadi P1 permintaan barang pada harga tersebut meningkat menjadi sebesar Q1 . Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah (kuantitas) barang yang diinginkan dan harga barang, sedangkan pendapatan konstan. Kurva permintaan berbentuk miring ke bawah karena harga barang yang lebih tinggi mendorong konsumen beralih ke barang lain atau mengkonsumsi lebih sedikit barang tersebut (Mankiw, 2003). Menurut Rosyidi (1999), barang lain yang perubahan harga nya ikut mempengaruhi jumlah suatu barang yang diminta adalah barang pengganti (substitusi) dan barang pelengkap (komplemen).

Case dan Fair (2005), mengemukakan bahwa hukum permintaan yang hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri adalah menyesatkan, karena hanya memusatkan pada harganya saja sebagai satu-satunya penentu permintaan (ceteris paribus).Permintaan adalah hubungan yang mulivariate, yaitu ditentukan oleh banyak faktor secara serentak. Beberapa faktor-faktor terpenting yang

mempengaruhi permintaan adalah : a. Harga barang itu sendiri

b. Harga barang lain atau pengganti

c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat d. Jumlah penduduk

e. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat f. Cita rasa masyarakat


(16)

Permintaan pada dasarnnya mempunyai dua pengertian :

a. Permintaan yang bersifat potensial, yaitu jumlah absolut barang yang dibutuhkan.

b. Permintaan yang bersifat efektif, yaitu jumlah barang yang dibutuhkan konsumen dan didukung oleh kekuatan daya beli.

Tulisan ini hanya akan melihat hubungan beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor tersebut adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain atau barang pengganti, dan pendapatan masyarakat, serta terbatas pada permintaan efektif( Sadono Sukirno, 2002).

Fungsi permintaan berdasarkan pada teori permintaan adalah : Qx = f (Px , Py , Qpend , Ymasyarakat , T , F)

Keterangan :

Qx = Jumlah barang yang diminta Px = Harga barang itu sendiri Py = Harga barang lain Qpend = Jumlah penduduk

Ymasyarakat = Pendapatan rata-rata msyarakat atau per kapita T = Cita rasa masyarakat

F = Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akandating 1. Harga barang itu sendiri

Hukum permintaan pada dasarnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: “Semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap


(17)

barang tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut” (ceteris paribus).

Harga barang yang lebih murah akan menarik minat masyarakat untuk membeli barang tersebut dibandingkan membeli barang sejenisnya dengan harga yang lebih tinggi, selain itu turunnya atau lebih murah nya harga suatu barang akan

menyebabkan pendapatan riil pembeli bertambah.

2. Harga barang-barang lain

Permintaan konsumen dapat dipengaruhi oleh harga, harga barang yang akan dibeli (P), harga barang pengganti (price of subsitution product) maupun harga pelengkap (price of complementary product). Konsumen akan membatasi pembelian jumlah barang yang diinginkan apabila harga barang terlalu tinggi, bahkan ada kemungkinan konsumen memindahkan konsumsi dan pembeliannya kepada barang pengganti (barang substitusi) yang lebih murah harganya. Harga barang pelengkap juga akan mempengaruhi keputusan seorang konsumen untuk membeli atau tidak barang utamanya, bila permintaan barang utama meningkat, maka permintaan akan barang penggantinya akan menurun dan sebaliknya. Hubungan antara suatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan :

a. Barang lain merupakan barang pengganti.

Suatu barang dinamakan sebagai barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Jika harga barang pengganti bertambah murah maka, barang yang digantikannya akan


(18)

mengalami pengurangan dalam permintaannya. Oleh sebab itu, barang pengganti ini sering kita sebut dengan barang substitusi.

b. Barang lain merupakan barang pelengkap.

Apabila suatu barang selalu digunakan bersama dengan barang lainnya, maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang lainnya tersebut. Kenaikan atau penurunan permintaan terhadap barang pelengkap selalu berjalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya. Oleh sebab itu, barang pelengkap ini sering kita sebut dengan barang komplemen.

c. Kedua barang itu tidak memiliki keterkaitan sama sekali antar satu dengan yang lain. Apabila dua macam barang tidak mempunyai hubungan yang penting, maka perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya. Barang seperti itu dinamakan barang netral.

3. Pendapatan rata-rata masyarakat (Pendapatan Per Kapita).

Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam

menentukan permintaan terhadap berbagai barang. Kosumen tidak akan dapat melakukan pembelanjaan barang kebutuhan apabila pendapatan tidak ada atau tidak memadai. Dengan demikian, maka perubahan pendapatan akan mendorong konsumen untuk mengubah permintaan akan barang kebutuhannya.Berdasarkan pada sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai barang dapat dibedakan menjadi empat golongan :

a. Barang inferior, adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah.


(19)

Jika pendapatan bertambah tinggi, maka permintaan terhadap barang-barang yang tergolong barang inferior akan berkurang. Masyarakat yang mengalami kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya terhadap barang-barang inferior dan menggantikannya dengan barang-barang-barang-barang yang lebih baik mutunya.

b. Barang esensial, adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Biasanya barang itu terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian yang utama.Belanja seperti ini tidak berubah walaupun

pendapatan meningkat.

c. Barang normal, adalah barang yang apabila terjadi kenaikan pendapatan maka barang ini juga akan mengalami kenaikan.

Kebanyakan barang yang ada dalam masyarakat termasuk dalam golongan ini. Ada dua faktor yang menyebabkan barang-barang ini permintaannya akan mengalami kenaikan kalau pendapatan masyarakat bertambah, yaitu :

i. Pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang, dan

ii. Pertambahan pendapatan memungkinkan masyarakat menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya menjadi barang-barang yang lebih baik mutunya.

d. Barang mewah, adalah barang yang akan dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif tinggi. Biasanya barang-barang mewah (emas, permata, mobil) tersebut baru bisa dibeli masyarakat setelah dapat memenuhi


(20)

4. Jumlah penduduk.

Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi, biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini akan menambah daya beli dalam masyarakat untuk berbelanja. Pertambahan daya beli masyarakat ini akan menambah permintaan.

5. Nilai Guna (Utility).

Suatu barang dikatakan mempunyai nilai guna apabila ia dapat memenuhi kebutuhan manusia. Seseorang meminta barang tertentu karena kepuasan atau utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi barang tersebut. Semakin banyak barang yang dikonsumsi maka semakin besar nilai guna yang diperoleh sampai pada titik tertentu. Ada dua konsep mendasar mengenai nilai guna, konsep pertama menyebutkan bahwa nilai guna bisa diukur atau diberikan nilai angka tertentu. Konsep kedua menyebutkan bahwa nilai guna suatu benda tidak dapat dihitung.

Nilai guna dibedakan menjadi dua pengertian :

1. Nilai guna total, yaitu jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.

2. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan suatu barang tertentu.


(21)

B. Transmisi Ekonomi Moneter

Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa efek riil yang disebut mekanisme transmisi ekonomi moneter. Dalam ekonomi modern, mekanisme transmisi dapat dilihat sebagai sistem yang kompleks dimana sekelompok agen yang berbeda, berinteraksi melalui pasar yang saling berkait. Mekanisme transmisi ekonomi moneter pasa dasarnya menggambarkan

bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral mempengaruhi

berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Mekanisme transmisi ekonomi moneter dimulai dari tindakan bank sentral dengan menggunakan instrument moneter yang berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan keuangan melalui berbagai saluran transmisi kebijakan moneter, seperti saluran uang, kredit, suku bunga, harga asset dan ekspektasi.

Dalam teori ekonomi moneter, mekanisme transmisi kebijakan moneter kerap

disebut dengan “Black Box” (Mishkin dalam Pohan, 2008), karena transmisi moneter banyak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu perubahan perilaku bank sentral, perbankan dan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas ekonomi dan keuangannya, lamanya jeda waktu (time lag) sejak tindakan otoritas moneter hingga sasaran akhir tercapai, terjadinya perubahan pada saluran-saluran transmisi moneter itu sendiri sesuai dengan perkembangan ekonomi negara yang


(22)

Gambar. 3 Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter pada Perekonomian Indonesia.

Instrumen Kebijakan Moneter

Pasar Uang

Suku Bunga

Harga Aset

Kredit Neraca Perusahaan

Nilai Tukar

Ekspektasi

Penawaran Domestik

Permintaan Domestik

Output GAP

Tekanan Inflasi Domestik


(23)

C. Perusahaan Pembiayaan ( Multifinance)

Perusahaan pembiayaan atau multifinance memperoleh dana dengan cara menerbitkan surat berharga (saham)dan obligasi atau meminjam dari bank, dan digunakan dalam proses memberikanpinjaman (sering dalam jumlah kecil) untuk memenuhi kebutuhan konsumen danbisnis. Ada tiga tipe dari perusahaan

pembiayaan, yaitu : (1) sales finance companies yang dimiliki oleh perusahaan ritel atau manufaktur dan memberikan pinjaman kepada konsumen untuk membeli barang dari perusahaan tersebut, (2) costumer finance company memberikan pinjaman kepada konsumen untuk membeli barang seperti furniture atau alat-alat rumah, untuk meningkatkan kegunaan rumah, atau untuk membantu membiayai pinjaman kecil, dan (3) business finance companies menyediakan kredit dalam bentuk khusus untuk bisnis dengan membuat pinjaman (Mishkin, 2001). Perusahaan pembiayaan berbeda dengan bank dalam penghimpunan dana, bank menghimpun dana dari masyarakat sedangkan perusahaan pembiayaan

mendapatkan dana dari penerbitan obligasi atau pinjaman dari bank sebelum disalurkan ke konsumen. Perusahaan pembiayaan dapat dikatakan adalah pihak kedua sebelum menyalurkan kredit dari bank ke masyarakat. Dalam hal ini perusahaan pembiayaan sebagai debitur dan bank sebagai kreditur, kemudian perusahaan pembiayaan menjadi kreditur saat menyalurkan kredit kepada konsumen.

1. Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan

Kegiatan perusahaan pembiayaan merupakan sebagian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan.Dalam Peraturaan Menteri Keuangan Nomor


(24)

84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan, disebutkan bahwa bentuk

kegiataan usaha dari perusahaan pembiayaan salah satunya adalah “Pembiayaan

Konsumen”. Pembiayaan konsumen (Consumer Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran dalam bentuk penyediaan dana untuk pengadaan barang. Kebutuhan konsumen yang dimaksud antara lain pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan alat-alat rumah tangga, pembiayaan barang-barang

elektronik dan pembiayaan perumahan.

D. Pengertian Kredit

Perkataan “kredit“ berasal dari bahasa Yunani “Credere“ yang berarti

kepercayaan atau dalam bahasa latin “Creditum“ yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Pengertian kredit ini kemudian berkembang dalam kehidupan sehari-hari dengan definisi yang lebih luas dan agak lain dari kata asalnya (Dana F Kellerman, 2000: 237). Selanjutnya Kohler’s (2005), kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan ditangguhkan pada suatu jangka waktu tertentu, yang telah disepakati.

Dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


(25)

Dari perkataan kredit di atas dapat disimpulkan bahwa seorang memperoleh kredit atas dasar adanya kepercayaan terhadap permohonan memenuhi kewajibannya. Perkataan kredit sekarang ini sudah sangat dikenal luas dalam kehidupan

masyarakat, hal ini disebabkan karena begitu banyak barang-barang yang beredar dipasaran yang dapat diperoleh dalam fasilias kredit (Denda wijaya, 2001). Rachmat dan Maya (2000) dalam Risdwianto (2004) menyatakan fungsi kredit pada dasarnya merupakan pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat untuk mendorong dan melancarkan proses perdagangan, melancarkan dan

mendorong produksi, jasa-jasa, dan konsumsi. Jika dijelaskan dengan lebih terinci fungsi dari kredit adalah sebagai berikut :

1. Kredit digunakan untuk memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa.

2. Kredit dapat digunakan untuk mengubah dana yang tidak produktif menjadi dana yang produktif.

3. Kredit sebagai alat pengendalian harga. Peningkatan jumlah uang yang beredar pada masyarakat dapat dilakukan dengan mempermudah dan mempermurah pemberian kredit kepada masyarakat.

4. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan utilitas dari potensi-potensi ekonomi yang ada.

E. Ketentuan Umum Kenaikan Down Payment Minimal

Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No. 14/10/DPNP, ketentuan umuum tentang ketentuan yang mengatur kenaikan Down Payment (DP) minimal adalah sebagai berikut :


(26)

a) Sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) serta mengingat pertumbuhan KPR dan KKB yang terlalu tinggi berpotensi menimbulkan berbagai Risiko maka Bank Indonesia perlu meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran KPR dan KKB.

b) Bahwa pertumbuhan KPR yang terlalu tinggi juga dapat mendorong

peningkatan harga aset properti yang tidak mencerminkan harga sebenarnya (bubble) sehingga dapat meningkatkan resiko kredit bagi bank-bank dengan eksposur kredit properti yang besar.

c) Untuk tetap dapat menjaga perekonomian yang produktif dan mampu menghadapi tantangan sektor keuangan dimasa yang akan datang, perlu adanya kebijakan yang dapat memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk meminimalisir sumber-sumber kerawanan yang dapat timbul, termasuk pertumbuhan KPR dan KKB yang berlebihan.

Kebijakan dalam rangka meningkatkan kehati-hatian Bank Indonesia dalam pemberian KPR dan KKB serta untuk memperkuat ketahanan sektor keuangan dilakukan melalui penetapan besaran Loan to Value (LTV) untuk KPR dan Down Payment (DP) untuk KKB.

F. Pengaturan Uang Muka Kredit atau Down Payment pada Kredit Kendaraan Bermotor.

Pengaturan Uang Muka Kredit atau Down Payment pada Kredit Kendaraan Bermotor menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP adalah sebagai berikut:


(27)

(a) Ruang lingkup KKB dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini mencakup kredit yang diberikan Bank kepada debitur untuk pembelian kendaraan bermotor. (b) Yang dimaksud dengan uang muka, selanjutnya disebut sebagai Down

Payment (DP) dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini adalah pembayaran dimuka atau uang muka secara tunai yang sumber dana nya berasal dari debitur (self financing) dalam rangka pembelian kendaraan bermotor secara kredit.

(c) DP ditetapkan sebesar persentase tertentu dari harga pembelian kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Bank. DP untuk Bank yang memberikan KKB sebagaimana diatur dalam Surat Edaran ini ditetapkan sebagai berikut: (1) DP paling rendah 25% (dua puluh lima persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua.

(2) DP paling rendah 30% (tiga puluh persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan non-produktif.

(3) DP paling rendah 20% (dua puluh persen), untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk keperluan produktif, yaitu apabila memenuhi salah satu syarat sebagai berikut: Merupakan kendaraan yang memiliki izin untuk angkutan orang atau barang yang dikeluarkan oleh pihak berwenang atau diajukan oleh perorangan atau badan hukum yang memiliki izin usaha tertentu yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dari usaha yang dimilikinya.

G. Karakteristik Lembaga Pembiayaan Syariah

Secara teori, ada tiga hal yang menjadi penciri dari pembiayaan berbasis syariah, yaitu: (1) Bebasbunga , (2) prinsip bagi hasil dan risiko dan (3) Perhitungan bagi


(28)

hasil tidak dilakukan di muka. Berbeda dengan kredit konvensional yang memperhitungkan suku bungadi depan, ekonomi syariah menghitung hasil setelah periode transaksi berakhir. Hal ini berarti dalam pembiayaan syariah pembagian hasil dilakukan setelah ada keuntungan riil, bukan berdasarkan hasil perhitungan spekulatif. Sistem bagi hasil ini dipandang lebih sesuai dengan iklim bisnis yang memang mempunyai potensi untung dan rugi. Baik sistem bunga maupun bagi hasil sebenarnya sama-sama dapat memberikan keuntungan bagi pemilik dana (bank atau lembaga keuangan), namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata.

Mekanisme pembiayaan utang pada perusahaan pembiayaan konvensional berbeda dengan pembiayaan syariah. Ada dua jenis utang yang berbeda sama sekali, yaitu utang yang terjadi karena pinjam meminjam uang dan utang yang terjadi karena pengadaan barang. Utang yang terjadi karena pinjam meminjam uang tidak boleh ada tambahan kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas, seperti biaya materai, biaya notaris, dan studi kelayakan. Tambahan lain yang sifatnya tidak pasti dan tidak jelas, seperti inflasi tidak diperbolehkan, dan mekanisme inilah yang berlaku pada perusahaan pembiayaan konvensional. Kemudian ada utang yang terjadi karena pembiayaan pengadaan barang, utang seperti ini harus jelas dalam satu kesatuan yang utuh yang disebut harga jual. Harga jual itu terdiri atas harga pokok barang dan keuntungan yang disepakati.


(29)

H.Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris adalah penelitian terdahulu yang sangat penting sebagai dasar dalam rangka menyusun skripsi ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang akan mengarahkan penelitian ini pada Tabel 5, yaitu :

Penulis Judul Model yang Digunakan

Tujuan Kesimpulan

Edwin Nizal (2008 )

Faktor – faktor yang Mempengar uhi Permintaan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor di Makassar. Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis inferensial, yaitu analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh pendapatan, jangka waktu pengambilan kredit, biaya angsuran dan harga tunai sepeda motor Mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan, biaya angsuran, harga, dan jangka waktu pengembalian kredit terhadap permintaan kredit sepeda motor di kota Makassar ? Semua variabel baik itu Pendapatan, Harga Tunai, Biaya Angsuran, Jangka Waktu pengembalia n kredit memiliki pengaruh Positif dan Signifikan terhadap permintaan kredit sepeda


(30)

terhadap

permintaan kredit sepeda motor di Kota Makassar yang dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3,

X4) ………….(1)

Secara eksplisit dapat dinyatakan dalam fungsi Cobb-Douglas berikut:

Y = β0 X1β1 X2β2 X3β3X4

β4eµ……

..(2)

motor di makassar.


(31)

Rossallinah Andhini ( 2006 ) Analisis Permintaan Telpon Tetap Flexi di Bandar Lampung.

Qr = f(P , PTx, Py, Pty, Y) kemudian diubah menjadi model sebagai berikut : Qr = a + b1.Px + b2.PTx + b3.Py + b4.Pty + b5.Y

Mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan terhadap permintaan Telpon Tetap Flexi di Bandar Lampung ? mengatakan bahwa permintaan konsumen lebih besar pengaruhnya karena pendapatan masyarakat yang meningkat maupun menurun. Muttabiatun Dzawil Mauidhoh ( 2012 ) Strategi Lembaga Pembiayaan Dalam Mengatasi Dampak Surat Edaran Bank Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan strategi yang digunakan untuk meminimalkan atau mengatasi Strategi Lembaga Pembiayaan mengatasi dampak dari Surat Edaran Bank Indonesia adalah memperbany


(32)

dampak tersebut. Menjelaskan strategi yang digunakan. ak aktivitas seperti melakukan pameran, pemberian potongan terhadap produk yang diminta masyarakat. Rosa Rachmaningru m ( 2009 )

Analisis Pengaruh Produk, Merek, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepedah Motor Honda Beat.

Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik diolah sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut: Y= 0,216X1+0,213X2 +0,209X3+0,286 X4 Untuk menganalisis pengaruh faktor Produk, Merek, Harga, dan Promosi terhadap keputusan pembelian. peningkatan terhadap persepsi mengenai produk(X1), merek(X2), harga(X3), dan promosi(X4) berpotensi meningkatkan keputusan pembelian (Y).


(33)

III. METODE PENELITIAN

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembaga Pembiayaan, Permintaan Kredit , dan Regulasi. Deskripsi tentang satuan pengukuran, runtun waktu yang digunakan dan sumber data dirangkum dalam Tabel 3.

Tabel 4. Deskripsi Variabel

Nama Variabel

Periode runtun waktu

Satuan Pengukuran

Sumber

Permintaan Kredit

Bulanan Unit Finance

A. Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data bulanan dalam runtun waktu sebelum dan sesudah regulasi ditetapkan yang diperoleh dari lembaga keuangan bukan bank dan media informasi internet. Selain itu juga digunakan buku-buku bacaan sebagai referensi yang dapat menunjang penulisan. Data merupakan gambaran tentang keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu yang merupakan dasar dari suatu pengambilan keputusan. Data berperan sebagai masukkan yang akan diolah menjadi informasi yang jelas. Dari


(34)

informasi tersebut kemudian dianalisis menghasilkan output untuk penentuan rencana lebih lanjut (J.Supranto, 2000).

B. Batasan Variabel

Batasan dan definisi variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Regulasi

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan regulasi adalah Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/10/DPNP yang berisi tentang ketentuan yang mengatur kenaikan Down Payment (DP) minimal. Surat Edaran Bank Indonesia inidikeluarkan karena mengingat pertumbuhan KPR dan KKB yang terlalu tinggi berpotensi menimbulkan berbagai Risiko.

b) Lembaga Pembiayaan (Multifinance)

Lembaga Pembiayaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Perusahaan terbesar di Bandar Lampung dalam bidang pengkreditan berbagai bentuk barang. c) Permintaan Kredit

Dalam penelitian ini permintaan kredit adalah masyarakat yang melakukan kredit dengan menggunakan jasa lembaga pembiayaan Adira. Data yang diperoleh berupa data bulanan pada periode sebelum dan sesudah regulasi Uang Muka Kredit ditetapkan oleh Bank Indonesia.

C. Metode Pengumpulan Data


(35)

dalam suatu penelitian. Adapun metode dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara:

a. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke lokasi obyek penelitian ( perusahaan ) untuk mendapatkan data primer berupa fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam studi lapangan penulis

menggunakan teknik wawancara yaitu dengan berdialog langsung dengan pihak yang berhubungan dengan data penelitian yang diperlukan.

b. Studi Pustaka

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun informasi melalui literature-literature, dan kajian-kajian penelitian terdahulu yang relevan.

c. Dokumentasi

Yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen – dokumen, studi pustaka berupa buku, dan situs internet yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.

D. Metode Analisis

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu desain penelitian yang disusun untuk memberikan gambaran secara

sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau obyek penelitian ( Sanusi, 2011 ).


(36)

Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah perubahan konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel yang digunakan. Masing-masingvariabel yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Permintaan Barang dan Jasa (X1)

 Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat.

 Jasa adalah suatu barang yang tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

b) Harga Barang Rendah (X2)

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah produk (Swastha dan Irawan, 2002). Harga dalam penelitian ini adalah suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing dan juga sering dikaitkan dengan kualitas.


(37)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Kebijakan peningkatan down payment untuk kredit kendaraan bermotor

dikeluarkan dalam rangka meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB). Namun hal tersebut menimbulkan dampak terhadap PT. Adira Dinamika Multi Finance sebagai lembaga pembiayaan konsumen. Dampak tersebut dapat dilihat pada permintaan pembiayaan kredit kendaraan roda dua yang menurun. Selain dari permintaan pembiayaan kredit, dampak juga dapat dilihat dari selisih penurunan laba yang diperoleh PT. Adira Dinamika Multi Finance bahwa sebelum diberlakukannya Surat Edaran dari Bank Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tinggi setiap tahunya. Setelah Surat Edaran Bank Indonesia diberlakukan, dampak yang terjadi adalah penurunan jumlah pembiayaan konsumen, laba yang dihasilkan oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance tetap mengalami kenaikan, namun kenaikan yang didapat mengalami sedikit selisih penurunan angka laba dari tahun sebelumnya. Dampak yang paling terasa adalah pada pembiayaan kredit kendaraan roda dua, sedangkan pada kendaraan roda empat pembiayaan dirasakan masih bagus, karena sebagian besar yang mengajukan kredit kendaraan roda empat adalah kalangan menengah keatas.


(38)

2. Strategi Adira Finance yang digunakan dalam mengatasidampak yang telah dijelaskan diatas adalah dengan membangun pembiayaan baru berbasis syariah, dengan tujuan untuk meminimalkan dampak penurunan pembiayaan yang timbul setelah surat edaran Bank Indonesia No. 14/10/DPNP. Strategi ini dilakukan Adira untuk menarik konsumen agar tetap dapat mengajukan kredit tanpa terkena peraturan dari Bank Indonesia tentang jumlah Down Payment minimal. Dengan diterapkannya pembiayaan baru berbasis syariah sejak akhir Juni 2012, Adira Finance tidak banyak merasakan dampak dari peraturan Bank Indonesia. Karena sistem tidak terkena peraturandari Bank Indonesia No. 14/10/DPNP tentang Down Payment minimal. Adira Finance menawarkan kepada konsumen jika ingin memilih sistem berbasis syariah. Namun pembiayaan dengan sistem konvensional dijalani dengan tetap menanti peraturan dari Bank Indonesia.

B. Saran

Surat Edaran dari Bank Indonesia tentang DP minimal memang harus tetap ditaati oleh bank dan lembaga pembiayaan. Oleh karena itu disarankan agar PT. Adira Dinamika Multi Finance tetap meningkatkan kinerja operasional perusahaan sehingga konsumen tetap memilih Adira Finance sebagai bank pembiayaan konsumtif masyarakat.Untuk pembiayaan baru yang berbasis syariah yang ditetapkan pada bulan Juni 2012, disarankan agar Adira Finance tetap

mempertahankan sistem syariah yang ada di dalamnya beserta akad-akad syariah yang telah diatur dalamUndang-undang PerbankanSyariah.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali Press: Jakarta.

Triandaru, Sigit dan Totok Budi Santoso. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Salemba Empat, Jakarta.

Rossallinah andhini, SE. 2006. Analisis Permintaan Telpon Tetap Flexi d Bandar Lampung. Skripsi Universitas Lampung.

Salvator, Dominick. 1997. Teori Mikro Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Syahruddin. 1990. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Jakarta.

Infobank. 2013. Analisis - Strategi Perbankan dan Keuangan. Magazine Vol. XXXV No. 408 Maret 2013.

Edwin Nizal, SE. 2008. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor. E-journal Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. Fourt Edition. McGraw Hill Companies. Inc. New York.

Mankiw, G. N. 2003. Teori Mikro Ekonomi Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta. Rosa Rachmaningrum, SE. 2009. Analisis Pengaruh Produk, Merek, Harga, dan

Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat. Semarang: Universitas Diponegoro.


(40)

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Indriantoro, Nur, dkk. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. ANDI. Jakarta.

http://www.aisi.or.id/statistic/ http://www.infobanknews.com http://www.bi.go.id


(1)

dalam suatu penelitian. Adapun metode dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara:

a. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke lokasi obyek penelitian ( perusahaan ) untuk mendapatkan data primer berupa fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam studi lapangan penulis

menggunakan teknik wawancara yaitu dengan berdialog langsung dengan pihak yang berhubungan dengan data penelitian yang diperlukan.

b. Studi Pustaka

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun informasi melalui literature-literature, dan kajian-kajian penelitian terdahulu yang relevan.

c. Dokumentasi

Yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen – dokumen, studi pustaka berupa buku, dan situs internet yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.

D. Metode Analisis

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu desain penelitian yang disusun untuk memberikan gambaran secara

sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau obyek penelitian ( Sanusi, 2011 ).


(2)

34

Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah perubahan konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel yang digunakan. Masing-masingvariabel yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Permintaan Barang dan Jasa (X1)

 Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat.

 Jasa adalah suatu barang yang tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

b) Harga Barang Rendah (X2)

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah produk (Swastha dan Irawan, 2002). Harga dalam penelitian ini adalah suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing dan juga sering dikaitkan dengan kualitas.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Kebijakan peningkatan down payment untuk kredit kendaraan bermotor

dikeluarkan dalam rangka meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB). Namun hal tersebut menimbulkan dampak terhadap PT. Adira Dinamika Multi Finance sebagai lembaga pembiayaan konsumen. Dampak tersebut dapat dilihat pada permintaan pembiayaan kredit kendaraan roda dua yang menurun. Selain dari permintaan pembiayaan kredit, dampak juga dapat dilihat dari selisih penurunan laba yang diperoleh PT. Adira Dinamika Multi Finance bahwa sebelum diberlakukannya Surat Edaran dari Bank Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tinggi setiap tahunya. Setelah Surat Edaran Bank Indonesia diberlakukan, dampak yang terjadi adalah penurunan jumlah pembiayaan konsumen, laba yang dihasilkan oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance tetap mengalami kenaikan, namun kenaikan yang didapat mengalami sedikit selisih penurunan angka laba dari tahun sebelumnya. Dampak yang paling terasa adalah pada pembiayaan kredit kendaraan roda dua, sedangkan pada kendaraan roda empat pembiayaan dirasakan masih bagus, karena sebagian besar yang mengajukan kredit kendaraan roda empat adalah kalangan menengah keatas.


(4)

43

2. Strategi Adira Finance yang digunakan dalam mengatasidampak yang telah dijelaskan diatas adalah dengan membangun pembiayaan baru berbasis syariah, dengan tujuan untuk meminimalkan dampak penurunan pembiayaan yang timbul setelah surat edaran Bank Indonesia No. 14/10/DPNP. Strategi ini dilakukan Adira untuk menarik konsumen agar tetap dapat mengajukan kredit tanpa terkena peraturan dari Bank Indonesia tentang jumlah Down Payment minimal. Dengan diterapkannya pembiayaan baru berbasis syariah sejak akhir Juni 2012, Adira Finance tidak banyak merasakan dampak dari peraturan Bank Indonesia. Karena sistem tidak terkena peraturandari Bank Indonesia No. 14/10/DPNP tentang Down Payment minimal. Adira Finance menawarkan kepada konsumen jika ingin memilih sistem berbasis syariah. Namun pembiayaan dengan sistem konvensional dijalani dengan tetap menanti peraturan dari Bank Indonesia.

B. Saran

Surat Edaran dari Bank Indonesia tentang DP minimal memang harus tetap ditaati oleh bank dan lembaga pembiayaan. Oleh karena itu disarankan agar PT. Adira Dinamika Multi Finance tetap meningkatkan kinerja operasional perusahaan sehingga konsumen tetap memilih Adira Finance sebagai bank pembiayaan konsumtif masyarakat.Untuk pembiayaan baru yang berbasis syariah yang ditetapkan pada bulan Juni 2012, disarankan agar Adira Finance tetap

mempertahankan sistem syariah yang ada di dalamnya beserta akad-akad syariah yang telah diatur dalamUndang-undang PerbankanSyariah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali Press: Jakarta.

Triandaru, Sigit dan Totok Budi Santoso. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Salemba Empat, Jakarta.

Rossallinah andhini, SE. 2006. Analisis Permintaan Telpon Tetap Flexi d Bandar Lampung. Skripsi Universitas Lampung.

Salvator, Dominick. 1997. Teori Mikro Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Syahruddin. 1990. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Jakarta.

Infobank. 2013. Analisis - Strategi Perbankan dan Keuangan. Magazine Vol. XXXV No. 408 Maret 2013.

Edwin Nizal, SE. 2008. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor. E-journal Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. Fourt Edition. McGraw Hill Companies. Inc. New York.

Mankiw, G. N. 2003. Teori Mikro Ekonomi Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta. Rosa Rachmaningrum, SE. 2009. Analisis Pengaruh Produk, Merek, Harga, dan

Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat. Semarang: Universitas Diponegoro.


(6)

Mishkin, Frederic.S. 2001. Ekonomi, Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Indriantoro, Nur, dkk. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. ANDI. Jakarta.

http://www.aisi.or.id/statistic/ http://www.infobanknews.com http://www.bi.go.id