Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pekerja Dalam Proses Akuisisi Pada PT.Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA

DALAM PROSES AKUISISI PADA PT.PUTERA

LAMPUNG PERKASA DI KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

Suhendra Islami

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(2)

ABSTRACT

Law Protection Towards the Rights of Workers in Acquisition Process at PT. Putera Lampung Perkasa in South Lampung Regency

By: Suhendra Islami

The acquisition process should look upon human rights that took part in the success of the acquisition and often forgotten because only focus with the acquisition advantages, as occurs in the PT. Putra Lampung Perkasa which acquired 100% shares owned by CV. Faiz Barokah. Authors interested in examining the legal status of workers, after the acquisition of the status of workers continues to create new employment contract in accordance with the standards of the rights of workers who have set legislation.

The objectives in this research were: (1) How does the law protection work toward the workers in acquisition process at PT.Putera Lampung Perkasa in South Lampung Regency? (2) What are the inhibiting factors toward the rights of workers in acquisition process at PT.Putera Lampung Perkasa in South Lampung Regency?

The research method used normative empirical approach. The data was treated through data selection, calssification, and systematization, then was analyzed by qualitative descriptive. Results and Discussion: (1) Proposing the legal protection and rights of workers by FSPSI to PT. Putera Lampung Perkasa is wages, social security, holiday allowances, child labor protection, protection of women workers, working time protection, and leave. (2) inhibiting factor to the protection of workers' rights, such as wage increases and demands Allowance requested by an employee outside the agreed arrangement.

Suggestions: (1) The need for oversight of the government on the acquisition and application of a new or continued employment contract in accordance with applicable laws and

regulations (2) The opening of the acquisition process will provide convenience to workers and employers to negotiate a new contract and can keep the process passage of a business in

the company and mutual welfare of each other


(3)

Suhendra Islami

ABSTRAK

Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pekerja Dalam Proses Akuisisi Pada PT.Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan

Oleh : Suhendra Islami

Proses akuisisi harus melihat hak atas sumber daya manusia yang ikut andil dalam kesuksesan akuisisi dan sering dilupakan karena hanya fokus dengan keuntungan akuisisi, seperti yang terjadi pada PT Putra Lampung Perkasa yang mengakuisisi 100% saham milik CV Faiz Barokah. Penulis tertarik meneliti mengenai status hukum pekerja, pasca akuisisi status pekerja tetap berlanjut dengan membuat kontrak kerja baru sesuai dengan standar hak pekerja yang telah di atur perundang-undangan.

Permasalahan dalam penelitian ini : (1) Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja dalam proses akuisisi pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan? (2) Apakah faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja dalam proses akuisisi pada PT.Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan?

Metode penelitian menggunakan pendekatan secara normatif empiris. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data diolah melalui proses seleksi data, klasifikasi, dan sistematisasi, lalu dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil Penelitian dan Pembahasan : (1) Pengusulan perlindungan hukum dan hak pekerja oleh FSPSI kepada PT. Putera Lampung Perkasa adalah upah, jaminan sosial, tunjangan hari raya, perlindungan pekerja anak, perlindungan pekerja perempuan, perlindungan waktu kerja, dan cuti. (2) faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja, seperti tuntutan kenaikan upah dan THR yang diminta oleh pegawai diluar dari perjanjan yang telah disepakati.

Saran : (1) Perlunya pengawasan dari pemerintah pada proses akuisisi dan pemberlakuan sebuah kontrak kerja baru maupun lanjutan yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (2) Terbukanya proses akuisisi akan memberi kemudahan kepada pekerja dan


(4)

pengusaha untuk menegosiasi sebuah kontrak kerja baru serta dapat menjaga proses berjalannya sebuah bisnis di perusahaan tersebut dan saling mensejahterakan satu sama lain Kata kunci : akuisisi, hak pekerja, perlindungan hukum


(5)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA DALAM PROSES AKUISISI PADA PT. PUTERA LAMPUNG PERKASA

DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

SUHENDRA ISLAMI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 23 Desember 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Syafruddin Muhammad (Alm) dan Ibu Erliati.

Penulis mengawali pendidikannya di Taman Kanak – Kanak (TK) Kartika Jaya

pada tahun 1998, melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Enggal Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bandar Lampung dan tamat tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis di terima sebagai mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Lampung, dan menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (HIMA HAN) pada tahun 2013 dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Taman Sari Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kupanjatkan kepada ALLAH SWT, Tuhan Semesta Alam untuk setiap nafas yang kuhirup, detak jantung yang berdegup serta darah yang

mengalir dalam hidupku ini. Karena karunia-Mu dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ini untuk

Kedua orang tuaku Ayah Syafruddin Muhammad dan Ibunda ku Erliati yang telah melahirkan, merawat, dan memperjuangkan diriku menghadapi dunia

ini dengan tetesan keringat yang tidak dapat kubalas dengan apapun yang ada di

dunia ini. Serta memberikan do’a, dukungan, semangat, cinta dan kasih sayang

setiap hari untuk ku, sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini semata-mata untuk bisa membanggakan kalian

Serta


(10)

MOTO

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(QS Albaqarah : 153)

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan

seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya

hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya,

jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak

(Khalifah Ali bin Abi Thalib)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan

sabar


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRACT

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN

MOTO

SANWACANA

DAFTAR ISI

I.

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ... 7

1.2.1 Perumusan Masalah ... 7

1.2.2 RuangLingkup Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Perlindungan Hukum………...10

2.2Tinjauan Umum Tentang Hukum Ketenagakerjaan………..14

2.2.1 .. Defenisi Tenaga Kerja……….. 14

2.2.2 .. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan……… 15


(12)

2.3.2 Unsur-Unsur Perusahaan ... 24

2.3.3 Jenis-Jenis Perusahaan ... 24

2.3.4 Bentuk Perusahaan ... 25

2.3.5 Peraturan Perusahaan ... 26

2.4Akuisisi ... 29

2.4.1 Pengertian Akuisisi ... 29

2.4.2 Klasifikasi Akuisisi ... 30

2.4.3 Proses Akuisisi ... 32

III.

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Masalah ... 35

3.2Sumber dan Jenis Data ... 35

3.3Prosedur Pengumpulan Data ... 36

3.4Prosedur Pengolahan Data ... 37

3.5Analisis Data ... 38

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1GambaranUmum PT. Putera Lampung Perkasa ... 39

4.1.1 Struktur Perusahan PT. Putera Lampung Perkasa... 40

4.2Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi ... 41

4.2.1 Pengusulan Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi oleh FSPSI pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan ... 41

4.2.2 Hak-Hak Pekerja yang diusulkan FSPSI pada Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan ... 45


(13)

4.3Faktor Penghambat Terhadap Perlindungan Hak Pekerja

Dalam Proses Akuisisi ... 50

4.3.1 Masa Kerja Mempengaruhi Upah dan Tunjangan Hari Raya ... 54

V.

PENUTUP

5.1Simpulan ... 55 5.2Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA


(14)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan perusahaan di Indonesia pada saat ini telah mencapai pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kemakmuran masyarakat, karena bangsa Indonesia memerlukan dana yang cukup besar dan bukan hanya mengandalkan dana yang bersumber dari pemerintah. Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui keikutsertaannya dalam usaha menggerakkan perekonomian.

Salah satu cara investor dalam melakukan investasinya adalah melalui cara investasi perusahaan yang merupakan salah satu sarana untuk mengerahkan dana yang bersumber dari pemodal baik kalangan investor individual maupun institusional yang digunakan oleh perusahaan untuk tujuan produktif.

Pengaruh yang lebih luas dari berfungsinya perusahaan sebagai piranti dalam alokasi tiga definisi ekonomi secara optimal, yaitu: meningkatnya pendapatan nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan pemerataan hasil-hasil pembangunan yang lebih baik. Maka perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan untuk mendapatkan modal dengan tingkat resiko yang relatif rendah melalui pasar modal.


(15)

2

Akan tetapi setelah badai krisis moneter yang mengguncang Indonesia, pada tahun belakangan ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mulai bangkit kembali dalam keterpurukan. Hal ini membuat kondisi perekonomian negara Indonesia sudah mulai berjalan normal kembali.

Bagi setiap perusahaan, dalam hal kebutuhan dananya tidak hanya dengan mengandalkan dari dana pribadi yang dimiliki, karena jumlahnya akan sangat terbatas, selain itu perkembangan perusahaan menjadi terhambat. Untuk itu, sebelum menginvestasikan dananya, investor perlu melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Investor selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi perubahan kemampuan perusahaan, yang dapat mengurangi tingkat pengembalian investasi bagi investor. Karena informasi memiliki peran yang sangat besar bagi investor

untuk mengambil keputusan dalam investasinya.1

Informasi keuangan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena menunjukkan prestasi perusahaan dan dapat di gunakan oleh investor untuk memprediksi sekaligus menilai kemampuan perusahaan yang layak untuk dipilih, sehingga mampu memberikan hasil yang optimal dalam bentuk

capital gain maupun deviden. Secara umum, faktor yang mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham dapat di golongkan menurut faktor

rasional dan faktor irasional.2

1

Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Tentang Bentuk-Bentuk Perusahaan. Djambatan, Jakarta. 1985, hlm.135

2


(16)

Faktor rasional pada umumnya berkaitan dengan sesuatu yang di sebut analisis fundamental. Asumsi fundamental, argumentasi dasarnya bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intristik suatu saat, bahkan yang lebih penting adalah harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian hari. Dalam faktor fundamental merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

Faktor tersebut antara lain meliputi kemampuan manejemen perusahaan, prospek pemasaran, perkembangan teknologi, kemampuan dalam menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, dan kebijakan pemerintah serta hak-hak investor. Sehingga tidak sedikit perusahaan untuk menggunakan akuisisi perusahaan sebagai jalan keluar.

Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor yang paling mendasari perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat keuntungan).

Akuisisi berasal dari kata acquisitio (latin) dan acquitisition (Inggris). Akuisisi

adalah pengambil alihan kepemilikan atau pengendalian (control) berupa asset

suatu perusahaan lain,3 namun perusahaan tersebut masih tetap ada sebagai badan

hukum yang terpisah. Dalam Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1998 tentang

3

Fuady, Munir. Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2008, hlm. 12.


(17)

4

penggabungan, peleburan dan pengambil alihan Perseroan Terbatas

mendifinisikan bahwa akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya

pengendalian terhadap perseroan tersebut.4

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 08 tahun 1999 : ”Akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha dimana

salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas

aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan

memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

Definisi lainnya menurut P.S Sudarsanan ”Akuisisi dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain, dan para pemegang dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi berhenti menjadi pemilik perusahaan.”

Maka akuisisi dapat dikatakan sebagai pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.

Akuisisi juga bisa diartikan sebagai pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga

4

Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan Dan Pengambil Alihan Perseroan Terbatas


(18)

ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, dan isu yang baru-baru ini adalah proses akuisisinya Bank BTN oleh Bank Mandiri yang masih terganjal beberapa faktor.

Dengan melakukan akuisisi perusahaan dapat memperoleh keunggulan manajemen profesional, manajemen profesional adalah manajemen sumber daya manusia yang semua orang mengakui bahwa sumber daya manusia merupakan se buah asset penting perusahaan.

Melakukan akuisisi terhadap perusahaan yang mempunyai target managemen profesional akan memperbesar kemungkinan peningkatan prestasi perusahaan secara keseluruhan setelah bergabung. Strategi ini sangat ampuh dalam menghindari resiko memasuki industri baru, memasuki industri baru tentu saja mengambil resiko yang besar.

Oleh karena industri ini kurang berpengalaman dalam menghadapi gejolak perekonomian dan kemaupuan untuk bersaingan, maka tindakan terbaik akuisitor dengan cara mengambil alih perusahaan yang sudah lama berdiri dan berpengalaman. Cara ini akan membuat tingkat resiko yang jauh lebih rendah dalam segi kegagalan bersaing dengan perusahaan lain, tetapi di proses ini harus juga melihat hak-hak atas sumber daya manusia didalamnya yang ikut ambil andil dalam kesuksesan akuisisi dan sering dilupakan karena hanya fokus dengan keuntungan perusahaan yang melakukan akuisisi.

Hal ini seperti dijelaskan dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa negara menjamin kepada setiap warga negara untuk


(19)

6

mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sehingga antara perekonomian dan ketenagakerjaan memiliki suatu hubungan yang erat, karena perekonomian ditunjang dengan bidang ketenagakerjaan yang memadai sangatlah berpengaruh dalam mewujudkan tujuan negara.

Bidang ketenagakerjaan yang menjadi faktor penentu adalah pekerja, karena meskipun pekerja memiliki suatu kedudukan dibawah pengusaha, tetapi pekerja mempunyai peranan sebagai tulang punggung perusahaan. Oleh karena itu seharusnya hak-hak pekerja harus mendapatkan jaminan sepenuhnya oleh

pengusaha melalui perusahaan.5 Agar hak-hak pekerja dapat terpenuhi maka

pekerja harus mengikatkan diri kepada pengusaha. Suatu ikatan antara pekerja dengan pengusaha yang di dasarkan kepada kesepakatan itulah yang disebut dengan perjanjian kerja yang nantinya akan menciptakan suatu hubungan kerja.

Seperti yang telah terjadi pada CV Faiz Barokah, dimana CV Faiz Barokah diakuisisi oleh PT Putra Lampung Perkasa. PT Putra Lampung Perkasa mengakuisisi 100% saham milik CV Faiz Barokah. Penulis berminat meneliti mengenai status hukum pekerja bahwa pasca akuisisi kendali perusahaan dipegang oleh PT Putera Lampung Perkasa. Sehingga status pekerja tetap berlanjut dengan 4 orang pekerja pada bagian Laboratorium dan 8 orang pada bagian WTP dengan membuat kontrak kerja baru yang sesuai dengan standar hak pekerja yang telah di atur pada peraturan perundang-undangan maupun peraturan lainnya dan juga ada beberapa hak pekerja yang tetap diberikan yang dihitung dari masa kerja perkerja tersebut.

5


(20)

Dalam suatu perusahaan, antara pekerja dengan pengusaha harus ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan sesuai dengan apa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian kerja. Tetapi ada kalanya juga pengusaha pernah melakukan sesuatu yang kurang menguntungkan bagi pekerja dalam proses akuisisi itu sendiri.

Dari uraian latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat peristiwa hukum di PT Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung selatan, dalam satu penelitian dengan judul :

Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pekerja Dalam Proses Akuisisi Pada PT.Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan

1.2. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup

1.2.1. Perumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap hak pekerja dalam proses akuisisi

pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan?

2) Apakah faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja dalam proses

akuisisi pada PT. Putera Lampung di Kabupaten Lampung Selatan?

1.2.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah:

1) Ruang lingkup dalam permasalahan ini hanya terbatas dalam perlindungan


(21)

8

terhadap pekerja dalam proses akuisisi pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan.

2) Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten

Lampung Selatan.

1.3. Tujuan Penelitian

1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan terhadap hak pekerja

dalam proses akuisisi

2) Untuk mengetahui faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja

dalam proses akuisisi

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini mencakup teoritis dan kegunaan praktis yaitu: 1) Kegunaan teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan di bidang Hukum Administrasi Negara, khususnya mengenai Hukum Ketenagakerjaan dan membandingkannya dengan praktek di lapangan.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan perbendaharaan literatur dan menambah khasanah dunia kepustakaan, sehingga dapat menjadi bahan acuan untuk mengadakan kajian dan penelitian selanjutnya dengan pokok bahasan yang berkaitan satu sama lainnya.

2) Kegunaan Praktis

a. Sebagai tambahan informasi bagi instansi dan pihak-pihak terkait di dunia


(22)

b. Sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat luas tentang pengaturan terhadap hak para pekerja dan kewajiban perusahaan dalam proses akuisisi.

c. Sebagai rumusan rekomendasi strategis dalam perlindungan hak pekerja dalam

proses akuisisi suatu perusahaan.

d. Sebagai rekomendasi strategis untuk penyempurnaan bagi pengusaha dalam

perlindungan hak pekerja yang dapat dijadikan refrensi oleh perusahaan dalam melakukan akuisisi.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perlindungan Hukum

Dalam kamus besar Bahas Indonesia Perlindungan berasal dari kata lindung yang memiliki arti mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan membentengi. Sedangkan Perlindungan berarti konservasi, pemeliharaan, penjagaan, asilun, dan bunker. Pengertian Perlindungan adalah tempat berlindung, hal (perbuatan dan

sebagainya) memperlindungi.1

Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di sidang

pengadilan.2

Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat

preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum,

1

Abdul Hakim. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2009. hlm.2

2


(24)

yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.

Pengertian perlindungan hukum menurut beberapa ahli mengenai pengertian dari

perlindungan hukum diantaranya:3

1) Menurut Satjipto Raharjo mendefinisikan Perlindungan Hukum

adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.

2) Menurut Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa Perlindungan Hukum adalah

perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan.

3) Menurut CST Kansil Perlindungan Hukum adalah berbagai upaya hukum yang

harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.

4) Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah Sebagai kumpulan

peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut.

5) Menurut Muktie, A. Fadjar Perlindungan Hukum adalah penyempitan arti dari

perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan

3

http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli , Diakses 30 Sept 2014


(25)

12

yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum dalam interaksinya dengan sesama manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum.

Dalam menjalankan dan memberikan perlindungan hukum dibutuhkannya suatu tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum dibagi menjadi dua macam

yang dapat dipahami, sebagai berikut:4

1) Sarana Perlindungan Hukum Preventif

Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Tujuannya adalah mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang didasarkan pada kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi. Di indonesia belum ada pengaturan khusus mengenai perlindungan hukum preventif.

2) Sarana Perlindungan Hukum Represif

Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum dan Peradilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum ini. Prinsip

4


(26)

perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan-pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah.

Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum.

Dalam Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2002 adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang pengadilan.

Menurut Kartasapoetra dan Rience Indraningsih perlindungan terhadap pekerja dapat dilakukan baik dengan jalan memberikan tuntutan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja tersebut.5

2.2. Tinjauan Umum Tentang Hukum Ketenagakerjaan

5

Kartasapoetra, A.G. Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila. Sinar Grafika, Jakarta. 1994. Hlm.3


(27)

14

2.2.1.Definisi Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang berumur 15 tahun keatas yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Berikut ini pengertian tenaga kerja menurut para ahli:

1) Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan Nomor 14 Tahun 1969, tenaga kerja

adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini maka pembinaan tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan.

2) Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

3) Menurut Dr. Payaman dikutip tenaga kerja adalah (man power) adalah produk

yang sudah atau sedang bekerja. Atau sedang mencari pekerjaan , serta yang sedang melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah, ibu rumah tangga. Secara praktis, tenaga kerja terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja: a) angkatan kerja (labour force) terditi atas golongan yang

bekerja dan golongan penganggur atau sedang mencari kerja; b) kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang bersekolah, golongan


(28)

yang mengurus rumah tangga, dan golonganlain lain atau menerima penghasilan dari pihak lain, seperti pensiunan dll.

4) Menurut Eeng Ahman & Epi Indriani tenaga kerja adalah seluruh jumlah

penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada

permintaan kerja6

5) Menurut ALAM. S tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas

untuk negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.

6) Menurut Suparmoko dan Icuk Ranggabawono tenaga kerja adalah penduduk

yang telah memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.

7) Menurut Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph tenaga kerja

merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.

2.2.2.Pengertian Hukum Ketenagakerjaan

1) Pengertian Hukum ketenagakerjaan adalah 7 Hukum ketenagakerjaan tertulis,

peraturan tertulis yang mengatur ketenagakerjaan antara lain undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan peraturan daerah.

6

Eeng Ahman, Ekonomi Dan Akutansi: Membina Kompetensi Ekonomi. Grafindo Media Pratama, Jakarta. 2007. Hlm.3

7


(29)

16

2) Hukum ketenagakerjaan tidak tertulis antara lain adat dan kebiasaan,

yurisprudensi, peraturan kerja, kesepakatan kerja bersama, keputusan-keputusan pejabat dan badan-badan pemerintah.

Dengan demikian pengaturan ketenagakerjaan meliputi sebelum masa kerja, selama masa kerja, dan sesudah masa kerja. Hukum ketenagakerjaan berfungsi untuk mengatur hubungan yang serasi antara semua pihak yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Aspek yang di atur dalam hukum ketenagakerjaan, antara lain :

1) Penempatan

2) Hubungan industrial

3) Keselamatan dan kesehatan kerja

4) Kesejahteraan dan jaminan social

5) Pelaksanaan system jaminan social

6) Outsourcing.

2.2.3. Perlindungan Tenaga Kerja

Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan

dunia usaha.8

8 Indonesia, Undang-Undang, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,


(30)

Beberapa aspek perlindungan ketenagakerjaan antara lain adalah keselamatan dan

kesehatan kerja.9

Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja menurut ILO dan WHO 1995 adalah untuk :

1) Promotion and maintenance of highest degree of physical, mental and social well being

2) Prevention of disease 3) Protection from risks

Tanggal 12 januari 1970 disahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dengan pertimbangan :

1) Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya

dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional

2) Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula

keselamatannya

3) Bahwa setiap sumber produksi perlu di pakai dan di pergunakan secara aman

dan efisien

4) Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan daya upaya untuk membina

norma-norma perlindungan kerja

5) Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam undang-undang

yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.

9


(31)

18

6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 menetapkan syarat-syarat keselamatan

kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknik, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknik ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencangkup bidang konstruksi, bahan, lahan, dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan, pemberian tanda-tanda atas bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.

2.2.4.Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau kecelakaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari

tua dan meninggal dunia.10

Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja diselenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja yang pengeloiaannya dapat dilaksanakan

10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga


(32)

dengan mekanisme asuransi. Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.

Program jaminan sosial tenaga kerja wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan.

Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja meliputi:

1) Jaminan Kecelakaan Kerja

2) Jaminan Kematian

3) Jaminan Hari Tua

4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

5) Kepesertaan

6) Iuran

7) Penyelenggaraan

1 )C u t i

1)) Besar dan Tahunan

Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/ buruh. Waktu

istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi:11

a) istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja

selama 4 (empat) jam terns menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja

b) istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)


(33)

20

minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu

c) cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah

pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus dan

d) istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada

tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.

2)) Kesempatan Menyusukan Anak

Bagi tenaga kerja wanita yang masih menyusukan anak, harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusukan anak, dan dimungkinkan mengadakan tempat penitipan anak.

3)) Cuti Haji

Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya ke-pada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya.Yang dimaksud kesempatan secukupnya yaitu menyedia-kan tempat untuk melaksanamenyedia-kan ibadah yang memungkinmenyedia-kan pekerja/ buruh dapat melaksanakan ibadahnya dengan balk, sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.12

12


(34)

4)) Cuti Haid

Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. Pelaksanaan ketentuan tersebut diatur dalam

perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersarna.144

2) Perlindungan Upah

Di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengupahan diatur dalam BAB X Bagian Kedua, mulai Pasal 88. Di dalam-Pasal 1 angka 30 undang-undang tersebut ditentukan bahwa Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai im-balan dan pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang clitetapkan dan clibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tupfangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang me menuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewu judkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,

pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi

pekerja/buruh.13

13


(35)

22

Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh tersebut meliputi:

1) Upah minimum

2) Upah kerja lembur

3) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan

4) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya

5) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya

6) Bentuk dan cara pembayaran upah

7) Denda dan potongan upah

8) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah

9) Struktur dan Skala pengupahan yang proporsional

10) Upah untuk pembayaran pesangon dan

11) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

1)) Upah Minimum

Kebijakan upah minimum bermanfaat untuk melindungi pekerja maupun pengusaha. Kenaikan upah minimum yang tinggi dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang rendah akan mengakibatkan turunnya keunggulan komparatif

industri-industri padat karya, yang pada gilirannya menyebabkan

berkurangnya kesempatan kerja akibat berkurangnya aktivitas produksi. Pemerintah menetapkan upah minimum huruf a berdasarkan kebutuhan hidup

layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.14

14


(36)

Upah minimum dapat terdiri atas:15

a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/ kota.

b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.

Upah minimum tersebut diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak. Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomenclasi dari Dewan pengupahan provinsi dan/atau Bupati/Walikota. Komponen Berta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak diatur dengan Keputusan Menteri.

Pengusaha dilarang membayar upah pekerja lebih rendah dari upah minimum. Dalam hal pengusahan tidak mampu membayar upah minimum, maka

pengusaha dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan upah minimum.16

2.3. Perusahaan

2.3.1.Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam

wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.17

Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun demikian, banyak juga kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari laba, misalnya yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi dapat berupa barang atau jasa.

15

Ibid, Pasal 89.

16

Kepmen, Kepmenakertrans Nomor 231 Tahun 2003, Pasal 2.

17

Abdulkadir Muhammad,. Hukum Perusahaan Indonesia. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2010. Hlm.1.


(37)

24

Menurut molen graff perusahaan adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara terus menerus bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan memperniagakan/memperoleh barang-barang atau dengan mengadakan perjanjian dagang.

2.3.2. Unsur-unsur Perusahaan

Suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur:

1) Terus-menerus atau tidak terputus-putus

2) Secara terang-terangan (karena hubungannya dengan pihak ketiga)

3) Dalam kualitas tertentu (karena dalam lapangan perniagaan)

4) Menyerahkan barang-barang

5) Mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan

6) Harus bermaksud memperoleh laba.

7) Pengertian Hukum Perusahaan

2.3.3. Jenis-jenis Perusahaan

Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar jenis perusahaan dapat digolongkan:

1) Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara, tukang cukur, dan lain-lain.

2) Perusahaan Dagang


(38)

barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan lagi.Contohnya adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lain-lain.

3) Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualbahan jadi tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.

2.3.4. Bentuk Perusahaan

Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk perusahaan dapat

dibedakan sebagai berikut :18

1) Usaha Perseorangan

Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi seorang. Seluruh kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut dan ia bertanggung jawab kepada pihak lain dengan seluruh kekayaan pribadinya.

2) Usaha Persekutuan Dengan Firma

Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang dengana menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan memperoleh modal dari orang-orang yang bergabung di dalam persekutuan.Tiap-tiap oarng yang menjadi anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya terhadap seluruh hutang kepada pihak ketiga.

3) Usaha Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire Vennootschap)

Bentuk ini hampir sama dengan firma, hanya didalamnya terdapat sekutu-sekutu yang memimpin (sekutu-sekutu komplementer) dan sekutu-sekutu-sekutu-sekutu yang

18


(39)

26

mempercayakan modalnya (sekutu komanditer). Sekutu komanditer bertanggungjawab kepada sekutu-sekutu komplementer hanya sebesar kekayaan (modal) yang dipercayakan kepada persekutuan komanditer.

4) Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas adalah badan hukum, yaitu badang yang mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari pemilik. Pemilik PT adalah para pemegang saham, dan tanggungjawab terhadap pihak ketiga hanya terbatas sebesar modal sahamnya.

5) Koperasi

Adalah suatu perkumpulan yang kenggotaannya bersifat murni pribadi dan tidak dapat dialihkan. Di dalam koperasi tidak ada modal permanen, karena anggotanya dapat berganti-ganti.Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, wajib, dan sukarela yang diperoleh dari anggota-anggotanya.

2.3.5. Peraturan Perusahaan

Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha

yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.19 Pengusaha yang

mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Kewajiban membuat peraturan perusahaan tidak berlaku bagi perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerja bersama.

Peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi tanggung jawab dari

pengusaha yang bersangkutan. Peraturan perusahaan disusun dengan

19


(40)

memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan telah terbentuk serikat pekerja/serikat buruh maka wakil pekerja/buruh adalah pengurus seri-kat pekerja/seriseri-kat buruh. Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan belum terbentuk serikat pekerja/serikat buruh, wakil pekerja/buruh adalah pekerja/buruh yang dipilih secara demokratis untuk mewakili kepentingan pars

pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.20

Pengesahan peraturan perusahaan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk harus sudah cliberikan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak naskah peraturan perusahaan diterima. Apabila peraturan perusahaan telah sesuai, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pads ayat (1) Sudah terlampaui dan peraturan perusahaan belum disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk, maka peraturan perusahaan dianggap telah mendapatkan pengesahan.

Pengesahan peraturan perusahaan dilakukan oleh :21

1) Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenaga kerjaan

Kabupaten/Kota untuk perusahaan yang terdapat hanya dalam 1 (satu) wilayah Kabupaten/Kota

2) Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenaga kerjaan di

Provinsi untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu) Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Provinsi

3) Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial untuk perusahaan yang

20

Ibid, Pasal 110.

21


(41)

28

terdapat pada lebih dari 1 (satu) Provinsi

Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya memuat isi sebagai berikut:

1) Hak dan kewajiban pengusaha

2) Hak dan kewajiban pekerja / buruh

3) Syarat kerja

4) Tata tertib perusahaan dan

5) Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan.

Ketentuan dalam peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku adalah peraturan perusahaan tidak boleh lebih rendah kualitas atau kuantitasnya dari

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan apabila ternyata

bertentangan, maka yang berlaku adalah ketentuan peraturan perundang-undangan.

Masa berlaku peraturan perusahaan paling lama 2 (dua) tahun dan wajib diperbarui setelah habis masa berlakunya. Selama masa berlakunya peraturan perusahaan, apabila serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan menghendaki perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama, maka pengusaha wajib melayani. Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama tidak mencapai kesepakatan, maka peraturan perusahaan tetap berlaku sampai habis

jangka waktu berlakunya.22

22


(42)

Kewajiban para pihak untuk pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan naskah peraturan perusahaan atau perubahannya kepada

pe-kerja/buruh.23 Pemberitahuan dilakukan dengan cara membagikan salinan

peraturan perusahaan kepada setiap pekerja/buruh, menempelkan di tempat yang mudah dibaca oleh pars pekerja/buruh, atau memberikan penjelasan langsung kepada pekerja/buruh.

2.4. Akuisisi

2.4.1.Pengertian Akuisisi

Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin, acquisitio, dari kata

kerja acquirere. Beberapa Pengertian Akuisisi :24

1) Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu

perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto

dan operasi perusahan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva

tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.

2) Sedangkan Michael A. Hitt, dkk menyatakan bahwa ”Akuisisi yaitu

memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham dari perusahaan sasaran.”

3) Marcell Go dalam Christina dalam bukunya yang berjudul manajemen grup

bisnis menyatakan bahwa “Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah penguasaan sebagian saham dari perusahaan

23

Ibid. Pasal 114.

24 http://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/penggabungan-badan-usaha-akuisisi, Diakses


(43)

30

subsidiary, melalui pembelian saham hak suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%)”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat dikatakan sebagai pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha. Akuisisi juga bisa diartikan sebagai pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor.

2.4.2. Klasifikasi Akuisisi

Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat

dilakukan perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu:25

1) Merger atau Konsolidasi

Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

2) Akuisisi Saham

Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi).

25


(44)

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham adalah:

a. Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS)

dan pemungutan suara

b. Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan

langsung dengan pemegang saham target lewat tender offer.

c. Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari

manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.

d. Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap

tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender offer, sehingga perusahaan target tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.

3) Akuisisi Assets

Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.

Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :

1) Akuisisi Horisontal

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.


(45)

32

2) Akuisisi Vertical

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau.

3) Akuisisi Konglomerat

Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad Husnan, 1998 : 648-651).

2.4.3. Proses Akuisisi

Proses akuisisi merupakan suatu faktor penting, terutama karena pembelian suatu unit bisnis tertentu pada umumnya berkaitan dengan jumlah uang yang relatif besar dan membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bagi perusahaan pengambil alih, sebelum memutuskan untuk akuisisi terhadap suatu perusahaan terlebih dahulu akan berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan

sasaran yang akan dicapai.26

Proses akuisisi menurut P.S Sudarsaman terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1) Tahap Persiapan, meliputi :

a. Mengembangkan strategi akuisisi, alasan penciptaan nilai dan kriteria akuisisi

b. Meneliti, menyaring dan mengidentifikasi perusahaan target

c. Evaluasi strategi terhadap sasaran dan menilai kelayakan akuisisi

26


(46)

2) Tahap Negosiasi, meliputi :

a. Pengembangan strategi pengarahan

b. Mengevaluasi keuangan dan perhitungan harga perusahaan target

c. Negosiasi dan transaksi pembiayaan

3) Tahap Integrasi (penggabungan), meliputi :

a. Mengevaluasi kesehatan organisasi dan budaya perusahaan

b. Mengembangkan pendekatan integrasi

c. Menyesuaikan strategi, organisasi dan budaya antara perusahaan pengakuisisi

dan perusahaan yang diakusisi.

d. Hasil-hasil

Sedangkan menurut Alfred Rappaport proses analisis akuisisi melalui tiga tahap yaitu :

1) Planning

Proses perencanaan akuisisi dimulai dengan suatu analisis terhadap corporate objectives and product market strategics. Analisis ini ditujukan untuk memahami kekuatan dan kelemahan yang meliputi berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, teknologi dan sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga meliputi parameter-paratemeter industri seperti proyeksi tingkat pertumbuhan pasar, peraturan pemerintah dan faktor sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai kriteria seperti kualitas manajemen, profitabilitas, struktur modal dan kriteria lainnya.


(47)

34

2) Search and Screen

Proses pencarian dan pelacakan merupakan suatu pendekatan sistematik untuk menggabungkan berbagai prospek akuisisi yang menarik dan dianggap menguntungkan. Proses pencarian lebih menfokuskan pada “bagaimana” dan “dimana” mencari calon perusahaan yang akan diambil alih, yang dianggap menunjukkan calon terbaik sesuai dengan sasaran dan kriteria yang dikembangkan dalam tahap proses perencanaan.

3)) Financial evaluation

Proses evaluasi keuangan lebih memfokuskan pada jawaban manajemen atas beberapa pertanyaan mengenai harga tertinggi yang harus dibayar oleh perusahaan pengambil alih serta apa yang menjadi resiko utama.


(48)

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Masalah

Peneliti menggunakan pendekatan masalah dengan cara normatif empiris. Suatu penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakkukan berdasarkan bahan hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan

sistem hukum.1

Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan

ketentuan hukum normatif (kodifikasi, undang-undang atau kontrak) secra in

action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.2

Penggunaan kedua macam pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas dan benar terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian guna penulisan skripsi ini.

3.2. Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang di pergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

1

Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti hlm.135

2


(49)

36

1) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil studi dan penelitian di lokasi penelitian. Data primer ini didapat dari PT. Putra Lampung Perkasa . Data primer ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak PT. Putra Lampung Perkasa yaitu Manager Operasional Ibu Defta Rustin serta wakil para pekerja diwakili oleh saudari Cintya, untuk mencari masukan-masukan, saran-saran dan tanggapan atas Perlindungan Hukum terhadap hak pekerja dalam proses akuisisi pada PT. Putra Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka, terdiri dari :

Bahan Hukum Primer, adalah bahan-bahan yang bersifat mengikat berupa peraturan perundang-undangan antara lain :

1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1992 Tentang Jaminan

Sosial Tenaga kerja

3. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

5. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

3.3. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


(50)

1) Studi Kepustakaan

untuk memperoleh data sekunder, penulis lakukan dengan cara membaca, mencatat atau menguti dari perundang-undangan yang berlaku serta literatur-literatur dalam dokumen-dokumen yang berkaitan dengan putusan tersebut.

2) Studi Lapangan

Untuk memperoleh data primer, studi lapangan ditempuh dengan cara melakukan

wawancara dengan memberikan pertanyaan (question) kepada responden di

PT.Putera Lampung Perkasa untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang penulis kaji, yaitu tentang Perlindungan Hukum terhadap hak pekerja dalam proses akuisisi perusahaan di Kabupaten Lampung Selatan.

3.4. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data yang dikehendaki terkumpul baik dari studi kepustakaan maupun dari lapangan, maka data diperoses melalui pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Seleksi Data

Seleksi data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperlukan sudah mencakup atau belum dan data tersebut berhubungan atau tidak berhubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas.

2) Klasifikasi Data

Klasifikasi data yang telah diperoleh disusun melalui klasifikasi yang telah ditentukan.


(51)

38

3) Penyusunan Data

Penyusunan data dimaksudkan untuk mendapatkan data dalam susunan yang sistematis dan logis serta berdasarkan kerangka pikir. Dalam tiap tahap ini data dapat dimasukan ke dalam tabel apabila diperlukan.

3.5. Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dihasilkan dari penelitian dilapangan kedalam bentuk penjelasan dengan cara sistematis sehingga memiliki arti dan dapat dirangkum. Dari analisis tersebut dapat dirangkum dengan cara induktif yaitu cara berfikir dalam menguraikan data yang diperoleh dengan menempatkan hasil-hasil analisis secara khusus, kemudian ditarik rangkuman

secara umum.3

3


(52)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Putra Lampung Perkasa

PT Putra Lampung Perkasa adalah sebuah perusahaan mitra PLTU Tarahan PT PLN Persero yang berdiri pada tanggal 8 Maret 2006 yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta Gg. Waru IV No. 22, Sukabumi Indah, Sukabumi Bandar

Lampung. Perusahaan ini bergerak di bidang Mechanical and Machine. PT Putera

Lampung Perkasa telah mengembangkan segmen bisnis di bidang yang baru yaitu bidang Laboratorium dan Water Treatment Plant (WTP). Pada saat itu diketahui bahwa CV Faiz Barokah yang juga perusahaan mitra PLTU Tarahan PT PLN Persero akan menjual perusahaannya di bidang bidang Laboratorium dan Water Treatment Plant (WTP), alasan CV Faiz Barokah untuk memutuskan peralihan perusahaan adalah dikarenakan adanya kebutuhan dana yang cukup besar serta akan memfokuskan bisnisnya pada bidang lain, sehingga PT. Putera Lampung Perkasa melakukan akuisisi 100% saham milik CV. Faiz Barokah. Pada proses akuisisi ini terdapat 4 orang pekerja pada bagian Laboratorium dan 8 orang pada bagian WTP.

Setelah terjadi akuisisi pada CV Faiz Barokah, dimana PT Putra Lampung Perkasa mengakuisisi 100% saham milik CV Faiz Barokah. Dilaksanakannya akuisisi ini tentunya akan menambah kekuatan dalam menjalankan kegiatan


(53)

40

ekonomi, karena perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi menjalankan kegiatan ekonomi yang saling menuntungkan. Hal ini adalah suatu konsekuensi

dari perusahaan yang telah terbuka/go public.

4.1.1. Struktur Perusahaan PT Putra Lampung Perkasa

Chief Executive Officer (CEO) : Hj. Sri Handayani

Direktur Utama : Ir. H. M. Suparjo, ST, MM

Manager Operasional : Defta Rustin Permata Sari, S.IP

Sulistyo Nur Susilo, ST

Administrasi : Chintya Saptatiani, Amd

Pegawai di bagian Laboratorium : Haryadi Iskandar

Amin Solihin Adi Yusuf Sunardi

Pegawai di bagian WTP : Hel jefri

Yan Ade Anang Azhari Galih Nugraha. S Afriyansah Saputra Apriyansah

Kgs. M. Ridwan Juandi


(54)

4.2. Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi

4.2.1. Pengusulan Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi Oleh FSPSI Pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan.

Semakin berkembangnya dunia bisnis Indonesia, semakin tinggi pula persaingan bisnis yang terjadi pada perusahaan, dengan begitu tidak sedikit pula beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan dalam bersaing, sehingga ada beberapa perusahaan yang memutuskan untuk melakukan akuisisi perusahaan sebagai jalan keluar untuk mempertahankan perusahaannya dan akuisisi juga dapat menguntungkan perusahaan dalam memasuki segmen baru yang akan ia masuki.

Hal yang tidak kalah penting yaitu pada bidang tenaga kerja. Hal ini tidak boleh dianggap ringan, karena pekerja atau karyawan merupakan salah satu stakeholder penting dalam organisasi perburuhan, oleh karena itu, jika terjadi akuisisi saham seharusnya tidak boleh dirugikan dengan kata lain kepentingan karyawan/pekerja haruslah diperhatikan.

Sehingga pada pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja dalam proses akuisisi pada PT. Putra Lampung Perkasa sebagai perusahaan akuisisi, hak-hak yang dimiliki pekerja tidak boleh dilanggar, karena hak-hak pekerja harus dilindungi. Penggunaan manajemen lama pasca dilakukannya akuisisi oleh PT Putera Lampung Perkasa terlihat dari pekerjanya, yaitu di mana pekerja masih tetap menggunakan pekerja lama, dalam arti hubungan kerja tetap berlanjut terus.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Defta Rustin, S.IP, Manager Operasional PT Putera Lampung Perkasa tanggal 20 Oktober 2014, mengenai


(55)

42

status hukum pekerja pada CV Faiz Barokah setelah diakuisisi oleh PT Putera Lampung Perkasa, bahwa huhungan kerja tetap berlanjut pada perusahaan yang diakuisisi, yaitu pasca akuisisi kendali perusahaan dipegang oleh PT Putera Lampung Perkasa. Sehingga status pekerja tetap berlanjut dengan 4 orang pekerja pada bagian Laboratorium dan 8 orang pada bagian WTP dengan membuat kontrak kerja baru yang sesuai dengan standar hak pekerja yang telah di atur pada peraturan perundang-undangan maupun peraturan lainnya dan juga ada beberapa hak pekerja yang tetap diberikan yang dihitung dari masa kerja perkerja tersebut.

Adanya pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerja/buruh menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh. Setelah terjadi proses akuisisi antara PT Putra Lampung Perkasa dengan CV Faiz Barokah, di antara pekerja dengan manajemen perusahaan pasca akuisisi di bawah kendali PT Putra Lampung Perkasa haruslah tetap terjadi suatu hubungan yang harmonis dalam terjalinnya sebuat Hubungan industrial.

Hal tersebut sebagaimana telah tercantum dalam Pasal 6l ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyatakan bahwa "Perjanjian kerja tidak berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak atas perusahaan yang disebabkan penjualan, pewarisan, atau hibah". Berdasarkan ketentuan tersebut, perjanjian kerja tetap ada, dan akan tetap berlangsung terus sampai masa berlakunya habis, walaupun terjadi pemindahan perusahaan., baik karena, pengusaha meninggal dunia, maupun karena perusahaan dijual atau


(56)

pindah tangan, atau karena adanya warisan atau hibah. Perjanjian kerja hanya akan berakhir apabila:

1) Pekerja meninggal dunia

2) Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja

3) Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga

penyelesaian perselisihan hubungan. industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

4) Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian

kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya huhungan kerja.

Pelaksanaan akuisisi oleh PT Putra Lampung Perkasa dengan CV Fais Barokah sudah pasti akan berpengaruh terhadap perusahaan, terlebih dengan pihak pekerja. Karena pada umumnya pekerja secara individual berada dalam posisi lemah dalam memperjuangkan hak-haknya, dengan menjadi anggota serikat pekerja akan dapat meningkatkan kesempatan baik secara individu maupun keseluruhan. Serikat pekerja dapat mengawasi pelaksanaan hak-hak pekerja di perusahaan. Sehingga pada pelaksanan akuisisi, status hukum pekerja harus jelas, sehingga hak-hak yang dimiliki pekerja dapat terlindungi.

Berdasarkan uraian di atas, perlindungan hukum bagi pekerja terkait dengan setelah akuisisi secara normatif sudah tertuang dalam peraturan perundang-undangan terkait. Proses akuisisi yang tidak bermasalah, membuat kepentingan para pekerja sudah memperoleh kepastian akan hak-haknya, sepenuhnya hak-hak pekerja terlindungi dalam pelaksanaan akuisisi CV Faiz Barokah oleh oleh PT


(57)

44

Putera Lampung Perkasa, terlindungi dalam hal ini adalah hak-hak yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama, yang dalam pelaksanaannya sehari-hari adalah telah sesuai/dilaksanakan menurut apa yang telah diatur dalam Perjanjian Kerjasama.

Dalam konteks perjuangan hak hak pekerja ada beberapa pilar yang sangat

berperan dalam menegakkan hak-hak pekerja dalam mewujudkan

kesejahteraannya. Organisasi Serikat Pekerja yang dalam hal ini adalah Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) merupakan salah satu yang termasuk di dalamnya, karena Organisasi Serikat Pekerja bertujuan untuk memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, Serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja dan keluarganya.

Perjanjian Kerjasama sendiri dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha. Sehingga Perjanjian Kerjasama merupakan suatu perjanjian yang benar-benar disetujui oleh para pihaknya, yaitu serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha atau beberapa pengusaha, karena para pihak tersebutlah yang membuat perjanjian.


(58)

4.2.2. Hak-Hak Pekerja Yang Diusulkan Oleh FSPSI Pada PT Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan.

Menurut sistem hukum positif kita, dari segi Corporate law, kedudukan para

pekerja di perusahaan lebih lemah dari kedudukan pihak lain seperti pemegang saham, direktur atau komisaris. Para pekerja tidak dilibatkan dalam penentuan

policy maupun operasional perusahaan. Para pekerja dalam perusahaan yang akan merger merupakan salah satu pihak yang mesti sangat diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum merger dilakukan. Jadi pada umumnya pekerja secara individual berada dalam posisi lemah dalam memperjuangkan hak-haknya, dengan menjadi anggota serikat pekerja akan dapat meningkatkan kesempatan baik secara individu maupun keseluruhan. Serikat pekerja dapat mengawasi pelaksanaan hak-hak pekerja di perusahaan. Adapun Hak-hak pekerja yang diusulkan oleh Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) pada PT Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut:

1) Upah

Upah yang diterima pekerja PT Putera Lampung Perkasa yang masih memiliki masa kerja nol tahun yaitu sebesar ketentuan upah minimum daerah Lampung setiap bulannya yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sehingga dari segi upah, pekerja PT Putera Lampung Perkasa sudah terlindungi haknya. Dari sistem perhitungan upah tersebut, dapat dikatakan bahwa hak yang dimiliki oleh pekerja dalam menerima upah juga telah terlindungi. Karena sistem perhitungan upah lembur tersebut adalah telah sesuai dengan Pasal 11 huruf a, b Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


(59)

46

Nomor Kep. 102/Men/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.

2) Jaminan Sosial

Perlindungan hak pekerja pada PT Putera Lampung Perkasa dalam hal jaminan Sosial, yaitu perusahaan mengikutsertakan pekerja pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja/Jamsostek. Mengenai besarnya preminya sudah sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yaitu untuk Jaminan Kecelakaan Kerja berkisar antara 0,24% sampai dengan 1,74% dari upah sebulan. Jaminan Kematian sebesar 0,30% dari upah sebulan, dan untuk Jaminan Hari Tua sebesar 5,70% dari upah sebulan ditanggung oleh pengusaha 3,70% dan oleh pekerja 2%. Sehingga pengusaha tidak wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan oleh Jamsostek tersebut. Hal ini juga telah sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pasal 2 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, bahwa Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat yang lebih baik dari paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar menurut Peraturan Pemerintah ini, tidak wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara.


(60)

3) Tunjangan Hari Raya

Mengenai pemberian Tunjangan Hari Raya oleh PT Putera Lampung Perkasa kepada pekerja, mekanisme pemberian Tunjangan Hari Raya telah sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-04/Men/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan. Mengenai waktu pemberian Tunjangan Hari Raya oleh perusahaan kepada pekerja PT Putera Lampung Perkasa juga sudah sesuai dengan Pasal 4 ayat (2)-Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-04/Men/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekeda di Perusahaan, yang menyatakan bahwa "Pembayaran THR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dibayarkan oleh pengusaha selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya Keagamaan, karena waktu pemberian Tunjangan Hari Raya oleh perusahaan kepada pekerja diberikan 2 minggu sebelum Hari Raya. Oleh karena pemberian Tunjangan Hari Raya telah sesuai dengan Pasal 3 ayat 1 dan Pasal 4 ayat 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-04/Men/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan, maka hak yang dimiliki pekerja dalam hal Tunjangan Hari Raya dapat dikatakan telah terlindungi dengan baik.

4) Perlindungan Pekerja Anak

Sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pasal 68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak. PT Putera Lampung Perkasa tidak mempekerjakan pekerja anak, oleh karenanya tidak ada perlindungan yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja anak.


(61)

48

5) Perlindungan Pekerja Perempuan

Mengenai perlindungan terhadap pekerja perempuan di PT Putera Lampung Perkasa, perusahaan dapat dikatakan memberi kesempatan bagi pekerja perempuan untuk menyusui anaknya, setiap pekerja perempuan diberikan waktu pulang untuk menyusui anaknya pada waktu istirahat Siang yaitu pukul 12.00 - 13.00 jika diperlukan pekerja diperbolehkan selama waktu kerja. Hal ini sesuai dengan Pasal 83 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa "Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja".

6) Perlindungan Waktu Kerja

Mengenai waktu kerja yang diberlakukan oleh PT Putera Lampung Perkasa kepada pekerja adalah 7 jam sehari dan 40 jam seminggu dalam 6 hari kerja seminggu, dengan waktu istirahat antara jam kerja satu jam. Pekerja juga mendapat istirahat mingguan 1 hari yang mungkin jatuh pada hari apapun. Mengenai Pemberlakuan waktu kerja tersebut adalah telah sesuai dengan Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu waktu kerja bagi pekerja salah satunya meliputi, 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam I (satu) minggu, dan juga telah sesuai dengan Pasal 79 ayat (1), (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu :


(62)

a. Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekeda/buruh.

b. Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi:

Istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah am setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja, istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

7) Cuti/Waktu Istirahat

Mengenai pemberian cuti oleh oleh PT Putera Lampung Perkasa kepada pekerja, yaitu ditentukan dalam Pasal 13 Perjanjian Kerja Bersama bahwa setiap pekerja yang telah bekerja 12 bulan berturut-turut berhak atas cuti tahunan selama 12 hari kerja dengan mendapatkan upah penuh. Pekerja juga berhak atas istirahat panjang atau dalam oleh PT Putera Lampung Perkasa disebut dengan cuti besar selama 2 bulan, bagi pekerja yang telah bekerja berturut-turut selama 6 tahun, dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 tahun berjalan (tahun ke 7 dan 8) dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun. Ketentuan tersebut telah sesuai dengan Pasal 79 ayat 2 UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Berdasarkan uraian di atas, perlindungan hukum bagi pekerja terkait dengan setelah akuisisi secara normatif sudah tertuang dalam peraturan perundang-undangan terkait. Proses akuisisi yang tidak bermasalah, membuat kepentingan para pekerja sudah memperoleh kepastian akan hak-haknya, sepenuhnya hak-hak


(63)

50

pekerja terlindungi dalam pelaksanaan akuisisi CV Faiz Barokah oleh oleh PT Putera Lampung Perkasa, terlindungi dalam hal ini adalah hak-hak yang tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama, yang dalam pelaksanaannya sehari-hari adalah telah sesuai/dilaksanakan menurut apa yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama.

Hal yang tetap harus diperhatikan dalam melakukan penggantian perjanjian Kerjasama peraturan perusahaan yaitu bahwa ketentuan yang ada di dalam peraturan perusahaan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan yang ada pada perjanjian kerja bersama yang terdahulu. Pasca pelaksanaan akuisisi PT Putra Lampung Perkasa, Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia beserta pekerja dengan pihak pengusaha (perusahaan) masih tetap berpedoman kepada perjanjian Kerjasama yang terdahulu, yaitu perjanjian Kerjasama yang dibuat oleh serikat pekerja yang dalam hal ini adalah Federasi Serikat Pekeria Seluruh Indonesia (FSPSI) dengan pihak pengusaha (perusahaan).

4.3. Faktor Penghambat Terhadap Perlindungan Hak Pekerja Dalam Proses Akuisisi Pada PT Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan.

Menurut Ibu Henny S Mumpuni selaku Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja Provinsi Lampung, perlindungan hukum pekerja secara umum telah diatur dan dilindungi oleh UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dan terdapat beberapa faktor penghambat perlindungan hak pekerja dalam proses akuisisi perusahaan seperti terkadang perusahaan yang baru tidak mau mengakui masa kerja pekerja sejak pekerja memulai di perusahaan


(64)

sebelumnya lalu beberapa perusahaan juga tidak memenuhi syarat upah pekerja yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Peraturan perundang-undangan yang harus dipenuhi perusahaan dalam pemenuhan hak-hak pekerja termuat dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 163, Pasal 164, dan Pasal 165. Ketentuan tersebut mengenai pengakhiran hubungan kerja (PHK) serta kontrak kembali antara perusahaan baru dengan pekerja baik oleh pengusaha yang sudah tidak bersedia menerima pekerja/buruh, atau oleh pekerja/buruh yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja maupun pekerja

yang akan melanjutkan hubungan kerja dalam terjadinya corporate

action berupa perubahan status (change in the status of the enterprise),

penggabungan (merger), peleburan (fusi,konsolidasi), atau perubahan kepemilikan

(take over, akuisisi, LBO).

Peraturan hukum diluar perundang-undangan yang harus di penuhi perusahaan adalah :

1) Perjanjian Kerja (PK)

2) Peraturan Perusahaan (PP)

3) Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Menurut Ibu Henny yang sering terjadi di lapangan, terkadang ditemukan ketidak cocokan pemenuhan hak baik hak pekerja maupun hak perusahaan, apabila

pemenuhan hak pekerja terjadi sengketa diselesaikan secara bipartite atau

musyawarah mufakat terlebih dahulu antara pekerja dengan pengusaha, dan dimediasi langsung oleh mediator hubungan industrial di pengadilan hubungan industrial atau PHI.


(65)

52

Hambatan terjadi biasanya timbul dari kedua pihak baik dari pekerja maupun pengusaha, pemerintah memperbolehkan Serikat Pekerja menuntut hak lebih dari peraturan hukum yang ada dalam kontrak dengan perusahaan sepanjang tuntutannya wajar dan tidak menimbulkan masalah, apabila tuntutan tersebut normatif harus dilaksanakan oleh perusahaan tetapi pada tuntutan non normative sebaiknya dilakukan dengan cara musyawarah.

Akuisisi juga memiliki kelemahan yang dapat menyebabkan hambatan dalam melakukan proses pemenuhan hak, yaitu sebagai berikut :

1) Proses integrasi yang tidak mudah

Walaupun pelaksanaan akuisisi memerlukan waktu yang relatif singkat, namun integrasi dalam pelaksanaan hal tersebut cukup sulit, karena diperlukannya koordinasi dari pihak - pihak yang berkaitan dengan hal tersebut.

2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat

Penentuan nilai perusahaan target akan menjadi salah satu penyebab gagalnya akuisisi itu sendiri. Salah satu penyebabnya adalah adanya kecenderungan perusahaan target tidak menampilkan / terbuka terhadap semua informasi (finansial maupun non finansial) yang dimiliki.

3) Biaya konsultan yang mahal.

4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi

Birokrasi akan menghambat jalannya pelaksanaan keputusan akuisisi itu sendiri, serta adanya perizinan yang sulit juga akan semakin menghambat pelaksanaan akuisisi.

5) Biaya koordinasi yang mahal.


(66)

7) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.

Keputusan akuisisi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan (bidder), kenyataanya selalu bertolak belakang, dimana peningkatan nilai perusahaan hanya dialami oleh perusahaan target.

8) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham

Hal ini berkaitan dengan adanya agency problem, dimana manager melakukan

keputusan akuisisi yang tidak optimal, dalam artian keputusan tersebut dilakukan hanya untuk mencapai tujuan individu.

Diantara kedua pihak sama-sama memiliki hak dalam proses akuisisi seperti hak perusahaan untuk menolak permintaan lebih dari serikat pekerja dalam terbentuknya kontrak kerja baru, perlindungan tersebut termuat dalam Putusan MK No.67/PUU-XI/2013 yang menjamin adanya hak perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya bukan hanya untuk pemenuhan hak-hak pekerja saja karena perusahaan juga membutuhkan modal dalam menjalankan perusahaannya.

Dalam proses akuisisi pada PT Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan, perlindungan hukum terhadap hak pekerja tidak selalu berjalan lancar dan tanpa hambatan, ada berbagai hambatan sehingga tidak mudah untuk menyelesaikan proses tersebut. Hambatan tersebut muncul dikarenakan beberapa faktor yang datang, yaitu dari pelaku akuisisi atau dari tenaga kerjanya itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Defta Rustin, S.IP, Manager Operasional PT. Putera Lampung Perkasa tanggal 20 Oktober 2014, beliau menjelaskan bahwa faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja dalam


(1)

59

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja

Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan Dan Pengambil Alihan Perseroan Terbatas

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP.233/MEN/2003

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP.51/MEN/2004

http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli http://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/penggabungan-badan-usaha-akuisisi


(2)

(3)

DAFTAR GAJI KARYAWAN PT. PUTERA LAMPUNG PERKASA PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN

BULAN FEBRUARI 2014

NO Nama Karyawan Upah Iuran 4%

Perusahaan

Iuran 0,5% Tenaga Kerja

Total

1 Haryadi Iskandar Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

2 Hel Jefri Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

3 Sunardi Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

4 Yan Ade Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

5 Anang Azhari Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00 6 Galih Nugraha. S Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00 7 Afriansyah Saputra Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00 8 Apriansyah Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

9 Adi Yusuf Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

10 Amin Solihin Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00 11 Kgs. M. Ridwan Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

12 Junaidi Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

13 Chintya Saptatiani Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

14 Antonius Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

15 Pajrun Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00

16 Ferdiansyah Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00 17 Rony Iswanto Rp. 1.400.000,00 Rp. 56.000,00 Rp. 7000,00 Rp. 63.000.000,00


(4)

(5)

(6)