Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

minggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu c cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah pekerjaburuh yang bersangkutan bekerja selama 12 dua belas bulan secara terus-menerus dan d istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 satu bulan bagi pekerjaburuh yang telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus- menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerjaburuh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 enam tahun. 2 Kesempatan Menyusukan Anak Bagi tenaga kerja wanita yang masih menyusukan anak, harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusukan anak, dan dimungkinkan mengadakan tempat penitipan anak. 3 Cuti Haji Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya ke- pada pekerjaburuh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya. Yang dimaksud kesempatan secukupnya yaitu menyedia- kan tempat untuk melaksanakan ibadah yang memungkinkan pekerja buruh dapat melaksanakan ibadahnya dengan balk, sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. 12 12 Ibid. Pasal 80. 4 Cuti Haid Pekerjaburuh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. Pelaksanaan ketentuan tersebut diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersarna. 144 2 Perlindungan Upah Di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengupahan diatur dalam BAB X Bagian Kedua, mulai Pasal 88. Di dalam- Pasal 1 angka 30 undang-undang tersebut ditentukan bahwa Upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai im- balan dan pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang clitetapkan dan clibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tupfangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaanatau jasa yang telah atau akan dilakukan. Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh penghasilan yang me menuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewu judkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerjaburuh. 13 13 Ibid. Pasal 88. Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerjaburuh tersebut meliputi: 1 Upah minimum 2 Upah kerja lembur 3 Upah tidak masuk kerja karena berhalangan 4 Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya 5 Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya 6 Bentuk dan cara pembayaran upah 7 Denda dan potongan upah 8 Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah 9 Struktur dan Skala pengupahan yang proporsional 10 Upah untuk pembayaran pesangon dan 11 Upah untuk perhitungan pajak penghasilan. 1 Upah Minimum Kebijakan upah minimum bermanfaat untuk melindungi pekerja maupun pengusaha. Kenaikan upah minimum yang tinggi dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang rendah akan mengakibatkan turunnya keunggulan komparatif industri-industri padat karya, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja akibat berkurangnya aktivitas produksi. Pemerintah menetapkan upah minimum huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. 14 14 Indonesia, Undang-Undang, Op. Cit., Pasal 88. Upah minimum dapat terdiri atas: 15 a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten kota. b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupatenkota. Upah minimum tersebut diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak. Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomenclasi dari Dewan pengupahan provinsi danatau BupatiWalikota. Komponen Berta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak diatur dengan Keputusan Menteri. Pengusaha dilarang membayar upah pekerja lebih rendah dari upah minimum. Dalam hal pengusahan tidak mampu membayar upah minimum, maka pengusaha dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan upah minimum. 16

2.3. Perusahaan

2.3.1. Pengertian Perusahaan Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. 17 Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun demikian, banyak juga kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari laba, misalnya yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi dapat berupa barang atau jasa. 15 Ibid, Pasal 89. 16 Kepmen, Kepmenakertrans Nomor 231 Tahun 2003, Pasal 2. 17 Abdulkadir Muhammad,. Hukum Perusahaan Indonesia. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2010. Hlm.1. Menurut molen graff perusahaan adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara terus menerus bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan memperniagakanmemperoleh barang-barang atau dengan mengadakan perjanjian dagang.

2.3.2. Unsur-unsur Perusahaan

Suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur: 1 Terus-menerus atau tidak terputus-putus 2 Secara terang-terangan karena hubungannya dengan pihak ketiga 3 Dalam kualitas tertentu karena dalam lapangan perniagaan 4 Menyerahkan barang-barang 5 Mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan 6 Harus bermaksud memperoleh laba. 7 Pengertian Hukum Perusahaan

2.3.3. Jenis-jenis Perusahaan

Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar jenis perusahaan dapat digolongkan: 1 Perusahaan Jasa Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara, tukang cukur, dan lain-lain. 2 Perusahaan Dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memebeli barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan lagi.Contohnya adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lain-lain. 3 Perusahaan Manufaktur