6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup
pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilannya. Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Istilah mendidik, menunjukkan
usaha yang lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan dan ketaqwaan,dan lain-lain. Istilah
mengajar menurut Prof.Sikun Pribadi, berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan
intelektual manusia. Sedangkan istilah melatih, merupakan suatu usaha untuk memberi suatu keterampilan tertentu, yang dilakukan secara
berulang-ulang, sehingga akan terjadi suatu pembiasaan dalam bertindak. Seperti yang telah dikemukaan diatas pendidikan pada hakikatnya akan
mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. Kagiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai.
Nilai-nilai yang ditransformasikan tersebut mencakup nilai-nilai religi, nilai-nilai kebudayaan, nilai-nilai sains dan teknologi, nilai-nilai seni dan
nilai-nilai keterampilan. Nilai-nilai yang di transformasikan tersebut dalam
7
rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat Uyoh Sadulloh, 2007:57
2. Sistem pendidikan
Dalam pengertian umum, yang dimaksud dengan sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian yang saling bekerjasama untuk mencapai
hasil yang diharapkan berdasarkan hasil yang telah ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua
komponen-komponen atau bagian-bagiannya dari tujuan tersebut karena itu pendidikan merupakan sebuah sistem yang disebut sistem pendidikan.
Sistem pendidikan terdiri terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan Hasbullah, 2005:
123-124. Komponen pendidikan adalah semua hal yang berkitan dengan jalannya proses pendidikan. Jika salah satu komponen tidak ada, proses
pendidikan tidak akan bisa terlaksana Wiji Suwarno, 2008:33. Adapun komponen-komponen tersebut terdiri dari :
1. Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan arah terhadap semua bagian dalam proses
pendidikan. 2.
Peserta didik Peserta didik berfungsi sebagai objek sekaligus sebagai subjek
penelitian. Sebagai objek, peserta didik menerima perlakuan- perlakuan tertentu dalam proses pendidikan. Akan tetapi, dalam
8
pandangan pendidikan modern, peserta didik ditempatkan sebagai subjek atau pelaksana pendidikan
3. Pendidik
Pendidik berfungsi sebagai pembimbing yang memberikan pengaruh untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik dan
sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
4. Alat pendidikan
Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah
atau mempercepat tercapainya pendidikan. 5.
Lingkungan Lingkungan merupakan lingkungan sekitar yang digunakan sebagai
alat dalam proses pendidikan. Lingkungan berfungsi sebagai tempat terlaksananya proses pendidikan Hasbullah, 2005: 123-
124 3.
Pendudukan Jepang di Indonesia Serangan mendadak Angkatan Perang Jepang atas Pearl Harbor
yang dipimpin oleh Laksamana Isoroku Yamamoto 1884-1943 itu membuka tabir peperangan baru di kawasan Asia Timur dan kawasan
Samudra Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941 Gubernur Jendral Belanda A.W.L Tjarda van Strarkenborgh Stachouwer memaklumkan
perang kepada Jepang, peperangan ini terkenal dengan perang Pasifik.
9
Seperti sudah diketahui salah satu faktor yang sangat kuat mendorong Jepang melancarkan serangannya ke arah salatan ialah adanya
sumber minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan parangnya. Wilayah selatan yang dimaksud terutama adalah Indonesia yang memiiki
sumber minyak potensial, buminya kaya dengan bahan tambang dan subur serta penduduk yang banyak, penting sebagai obyek pasar hasil industri
Jepang Moehkardi, 2012: 48. Maka dengan segera Angkatan Perang Jepang menyerang untuk menguasai daerah-daerah sumber minyak
Indonesia. Pada tanggal 10 Januari 1942 mendaratlah mereka di Pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Keesokan harinya pimpinan pasukan Belanda
di Pulau Tarakan menyerah. Pada tanggal 23 Januari 1942, Balikpapan, sebuah daerah sumber minyak di Kalimantan Timur lainnya diserang dan
berhasil diduduki. Selain itu juga Jepang juga berhasil menduduki Pelembang dan Sumatra Selatan yang berarti Angkatan Perang Jepang
telah berhasil merebut dan menduduki daerah-daerah sumber minyak di Indonesia yang potensial untuk memenuhi kebutuhan perangnya.
Pada awal kedatangan tentara Jepang disambut dengan gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang
sudah merindukan kemerdekaan tanah airnya. Itu pula sebabnya tentara Jepang dianggap sebagai pembebas rakyat Indonesia dari belenggu
penjajahan bangsa Belanda. Di samping itu, jumlah penduduk yang sangat padat baik untuk pemasaran barang-barang hasil industri. Eksploitasi
kekayaan alam seperti minyak, karet, timah, bauksit, nikel, bahan
10
makanan, dll dimaksudkan untuk menyokong kebutuhan industri dan Angkatan Perangnya. Sebenarnya sejak awal Perang Dunia I Jepang sudah
tertarik kepada Indonesia setelah ia melihat bahwa Indonesia selain sangat kaya bila dilihat dari segi ekonominya juga sangat penting dilihat dari segi
strategi dan politiknya. Sagimun 1985: 16-26 4.
Pendudukan Jepang di Jawa Dalam pergerakannya ke selatan, Jepang mengarah ke Indonesia.
Pada tanggal 10 Januari 1942 tentara Jepang telah sampai di Tarakan, Kalimantan Timur. Kemudian pada tanggal 16 Februari 1942 Palembang
dan sekitarnya berhasil diduduki. Dengan jatuhnya Palembang, terbukalah pulau Jawa bagi tentara Jepang. Kekuatan invasi Jepang di Jawa
seluruhnya berjumlah sekitar 6 sampai 8 divisi meliputi 100 sampai 120 ribu orang, sedangkan kekuatan Jepang yang khusus dipergunakan untuk
merebut pulau Jawa berada dibawah komando Tentara Keenambelas yang dipimpin oleh Letnan Jendral Hitosyi Immamura, yangberhasil mendarat
di 3 tempat sekaligus, yakni di Teluk Banten, di Eretan Wetan Jawa Barat, dan Kragan Jawa Tengah. Sartono Kartodirdjo, 1975: 2.
Pergerakan pasukan jepang semakin meluas, di Rembang pasukan Jepang berhasil mendarat dengan kekuatan sekitar satu devisi di
Kecamatan Kragan kabupaten Rembang pada tanggal 1 Maret tahun 1942, kemudian Cepu diduduki. Dengan menduduki Cepu berarti pasukan
jepang mulai memasuki kota-kota di Jawa Tengah. Jepang bergerak ke daerah Cepu untuk menguasai sumur-sumur minyak di daerah ini, dan
11
seterusnya sebagian menuju daerah Purwodadi. Pada tempat ini balatentara Jepang bergerak ke dua arah, yaitu ke Surakarta dan ke Boyolali, yang
keduanya lalu bertemu di kota Klaten. Dari daerah ini tentara Jepang melanjutan perjalanannya menuju Jogyakarta, Magelang dan Semarang.
Setelah kota-kota penting tersebut diduduki oleh balatentara Jepang dari pemerintahan Hindia Beland, maka wilyah Jawa Tengah jatuh ke tangan
balatentara Jepang. gerakan operasi tentara Jepang ini berlangsung amat cepat dan hanya menjumpai perlaanan tentara KNIL Belanda yang tidak
berarti. Apalagi ditambah sikap rakyat Jawa Tengah yang enggan membantunya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980:158.
B. Penelitian yang relevan