Aerosil SiO Alat Bahan Prosedur Penelitian

Asam palmitat adalah asam lemak jenuh yang tersusun dari 16 atom karbon CH 3 CH 2 14 COOH. Pada suhu ruang, asam palmitat berwujud padat berwarna putih. Titik leburnya 63,1 °C. Asam palmitat adalah produk awal dalam proses biosintesis asam lemak lihat artikel asam lemak . Dari asam palmitat, pemanjangan atau penggandaan ikatan berlangsung lebih lanjut. Dalam industri, asam palmitat banyak dimanfaatkan dalam bidang kosmetika dan pewarnaan. Dari segi gizi, asam palmitat merupakan sumber kalori penting namun memiliki daya antioksidasi yang rendah Rogers, B. 2001. Sifat Kimia dan fisika asam palmitat dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah. Tabel 2.2 Sifat Kimia dan Fisika Asam Palmitat Rumus molekul C 16 H 32 O 2 Massa molar 256.42 gmol Penampilan Kristal putih Densitas 0.853 gcm 3 at 62 °C Titik lebur 62.9 °C [2] Titik didih 351-352 °C [3] 215 °C at 15 mmHg Kelarutan dalam air Tidak larut

2.7 Aerosil SiO

Aerosil merupakan silikon dioksida murni yang diketahui dalam jumlah kecil dapat menyerap air yang cukup besar. Aerosil diperoleh melalui penguapan silikon tetraklorida yang dioksidasi dengan nyala suhu tinggi menggunakan H2 dan O2. Aerosil berupa serbuk dan memberikan efek mengentalkan dan thixothropy dengan mendispersikannya ke dalam bahan yang bersifat cair. Produk hidrofilik standar dibuat dari partikel utama dengan ukuran 7 nm hingga 40 nm. Adapun kegunaan aerosil adalah sebagi bahan pengalir untuk toner, makanan dan bidang Universitas Sumatera Utara farmasi sebagai pengontrol reologi, cat, mantel, lem, sealant, plastik, film, serat, keramik dan pendukung katalisator Wikipedia, 2011. Luas permukaan aerosil bervariasi yaitu dari 50 hingga 400 m2g. Permukaan aerosil bersifat hidrofilik dan terus menyerap air Pevzner,1973. Aerosil juga telah digunakan pada reaksi karbonilasi sebanyak 3 dari jumlah metil oleat dan dilaporkan dapat meningkatkan hasil reaksi karbonilasi metil oleat dari 20 menjadi 52,1 Saragih, 2009.

2.8 Katalis

Katalis dapat mempercepat sebuah reaksi kimia, dengan cara membentuk ikatan dengan molekul reaktan dan memungkinkan bereaksi membentuk suatu produk yang kemudian dilepaskannya sedemikian rupa sehingga tersedia untuk reaksi selanjutnya. Katalis adalah kunci utama trnsformasi kimia dalam industri. Kira-kira 85- 90 produk kimia industri dibuat dengan proses katalitik Chorkendorff, J.W dan Niemantsverdriet, 2003. Katalis dibagi menjadi dua yaitu katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sefasa dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Sedangkan katalis heterogen adalh katalis yang ada dalam fasa yang berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya Syukri, S. 1999

2.8.1 Katalis Homogen

Cara kerja katalis homogeny umumnya melibatkan pembentukan senyawa kompleks antara yang bersifat tidak stabil dalam tahap-tahap reaksi. Katalis dengan reaktan membentuk kompleks antara yang mengakibatkan reaktan dalam kompleks menjadi aktif membentuk produk baru dan disertai dengan pelepasan katalisatornya sugiyarto, K.H. 2003 Keuntungan dari katalis homogen bila dibandingkan dengan katalis heterogen adalah mekanisme katalitik sangat mudah dipelajari dalam sistem katalis homogen, dan metode yang paling baik adalah dengan menggunakan spektroskopi NMR Nuclear Magnetic Resonance yang dapat digunakan untuk menentukan struktur dan Universitas Sumatera Utara mengikuti kinetika reaksi katalitik Crabtree, R. H, 2005, selain itu katalis mudah terdispersi secara efektif sehingga semua molekul katalis dapat berinteraksi dengan reaktan. Kerugian dari katalis homogen adalah sulit memisahkan katalis dari produk dan biayanya mahal. Selain itu dapat terjadi korosi dan hilangnya katalis pada perolehan kembali katalis yang juga menyebabkan pencemaran lingkungan Gates, B.C, dkk. 1979

2.8.2 Katalis Heterogen

Pada katalis heterogen, umumnya berupa padatan. Proses katalisis berlangsung pada permukaan katalis dan memerlukan tekanan dan temperatur yang tinggi. Keuntungan dari katalis heterogen adalah mudah dipisahkan dari produk yang terlarut dalam medium reaksi. Sleight, H. W, 1983. Contoh reaksi dari C 2 H 2 + 2H 2 – C 2 H 6 dengan menggunakan katalis heterogen PdAl 2 O 3 telihat secara sederhana pada gambar Gambar 2.5 Reaksi Pada Permukaan Katalis Heterogen Universitas Sumatera Utara

2.8.3 Katalis Dengan Gugus Asam Sulfonat

Katalis heterogen dengan gugus asam sulfonat Seperti sudah diketahui bahwa katalis heterogen dapat mengatasi beberapa kelemahan yang diberikan oleh katalis homogen. Dengan adanya gugus asam sulfonat pada katalis heterogen akan meningkatkan nilai lebih dari pada katalis tersebut, antara lain memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan dapat dengan mudah diregenerasi setelah proses reaksi berlangsung. Resin penolik yang tersulfonasi telah digunakan untuk reaksi esterifikasi asam asetat dengan propanol dan reaksi aldol asimetrik Muylaert, I. 2013. Senyawa mesopori carbon-coated yang tersulfonasi juga dapat digunakan untuk reaksi asetilasi Fang, L. 2013., Canck, E.D. 2013.

2.8.4 Katalis Berbasis Ramah Lingkungan

Bahan kimia hijau, adalah bahan-bahan kimia yang digunakan untuk reaksi kimia, dimana bahan ini bersahabat dengan lingkungan dan mengurangi tingkat pencemaran. Seperti diketahui, bahan-bahan aktif dalam berbagai reaksi kimia sangat berbahaya untuk lingkungan, seperti pada reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh asam. Keaktifan reagen ini sangat tinggi dan dapat digunakan untuk aplikasi yang sangat luas dan bervariasi. sayangnya, proses ini menghasilkan produk dengan tingkat toksik yang sangat tinggi dan limbah yang sangat korosif serta hasil samping senyawa organik yang tidak diinginkan. Efek yang ditimbulkan oleh zat-zat ini amat sangat besar : menyebabkan pencemaran aliran air, hujan asam dalam skala global dan tanah akan menjadi berbahaya akibat dari rembesan bahan-bahan kimia ke dalam tanah serta ke atmosfer Clark, J. 2002 Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Alat

- Gelas Beaker 250 ml Pyrex - Gelas Ukur 25 ml Pyrex - Corong - Termometer 360 o C Boeco - Autoclave - Neraca Analitis Mettler PM 400 - Botol Akuades - Kertas Saring - Hotplate stirer Cimarec - Lemari Pendingin Gea

3.2. Bahan

- Asam Palmitat p.a E’Merck - N-heksan p.a E’Merck - 2-butanol p.a E’Merck - Katalis - Na 2 SO 4 anhidrat p.a E’Merck Universitas Sumatera Utara

3.3 Prosedur Penelitian

Esterifikasi dilakukan dengan mencampurkan asam palmitat dengan 2-butanol serta 0,2 g katalis kedalam autoclave. Reaksi esterifikasi berlangsung pada suhu 100 o C selama 10 jam sambil diaduk. Setelah 10 jam, reaksi dihentikan kemudian campuran reaksi didestilasi. Residu yang tersisa kemudian diekstraksi dengan n-heksan sebanyak 20 ml kemudian. Fraksi yang tidak terlarut merupakan katalis. fraksi terlarut didinginkan pada suhu -15 o C selama 3 jam, kemudian disaring dalam keadaan dingin. Filtrat ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrat, disaring, Kemudian diuapkan pelarutnya dan divakum. Produk berupa cairan kuning bening kemudian ditimbang. Kemudian dikarakterisasi dengan FTIR dan 1 H-NMR. Selanjutnya dilakukan prosedur esterifikasi yang sama dengan variasi suhu 150 o C selama 15 jam dan dengan penambahan 0,1 g aerosil SiO 2 . Universitas Sumatera Utara

3.4. Bagan Penelitian

Dokumen yang terkait

1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenildisilana Sulfonat Mengkatalisis Reaksi Esterifikasi Asam Stearat dengan Metanol dan 2-propanol

11 118 50

1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenildisilana Sulfonat Sebagai Katalis Reaksi Transesterifikasi CPO ( Crude Palm Oil ) Berkadar Asam Lemak Bebas Tinggi Untuk Menghasilkan Biodiesel

18 127 55

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

3 82 63

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

3 61 49

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 4 49

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 8 63

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 13

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 2

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 4

PEMANFAATAN KATALIS Al3+-BENTONIT UNTUK REAKSI ESTERIFIKASI ASAM PALMITAT MENJADI METIL PALMITAT Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 84