Namun jika kesetimbangan telah tercapai, tambahan waktu reaksi tidak akan mempengaruhi reaksi.
3. Katalis Katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi
aktivasi reaksi namun tidak menggeser letak kesetimbangan. Tanpa katalis, reaksi transesterifikasi baru dapat berjalan pada suhu sekitar 250°C. Penambahan katalis
bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menurunkan kondisi operasi. Katalis yang dapat digunakan adalah katalis asam, basa, ataupun penukar ion. Dengan katalis basa
reaksi dapat berjalan pada suhu kamar, sedangkan katalis asam pada umumnya memerlukan suhu reaksi diatas 100ºC.
4. Pengadukan Pada reaksi transesterifikasi, reaktan-reaktan awalnya membentuk sistem
cairan dua fasa. Reaksi dikendalikan oleh difusi diantara fase-fase yang berlangsung lambat. Seiring dengan terbentuknya metil ester, ia bertindak sebagai pelarut tunggal
yang dipakai bersama oleh reaktan-reaktan dan sistem dengan fase tunggal pun terbentuk. Dampak pengadukan ini sangat signifikan selama reaksi sebagaimana
sistem tunggal terbentuk, maka pengadukan menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh yang signifikan. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan campuran
reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat akan mengurangi hambatan antar massa. Untuk reaksi heterogen, ini akan menyebabkan lebih banyak reaktan mencapai tahap
reaksi.
2.5. 2-Butanol
2-butanol adalah salah satu jenis alkohol sekunder dengan rumus CH
3
CH O
HCH
2
CH
3,
dimana alkohol ini sangat mudah terbakar, tak berwarna. 2- butanol diproduksi dalam skala besar untuk kebutuhan sebagai precursor dalam
sintesis pelarut metiletilketon. Alkohol ini memiliki struktur kiral dan dengan demikian dapat dilihat 2-butanol memiliki 2 stereoisomer
Universitas Sumatera Utara
OH OH
R---2-butanol S---2-butanol
Gambar2.4 Bentuk isomer dari 2-butanol
2-butanol dapat terdehidrasi dengan adanya asam kuat membentuk alkena. Sifat kimia dan fisika 2-butanol dapat dilihat pada table 2.1 dibawah.
Table 2.1 Sifat Kimia dan Fisika 2-butanol
2.6 Asam Palmitat
Salah satu asam lemak
yang paling mudah diperoleh adalah asam palmitat atau asam heksadekanoat. Tumbuh-tumbuhan dari famili
Palmaceae , seperti
kelapa Cocos
nucifera dan kelapa sawit
Elaeis guineensis merupakan sumber utama asam lemak ini. Minyak kelapa bahkan mengandung hampir semuanya palmitat 92. Minyak
sawit mengandung sekitar 50 palmitat. Produk hewani juga banyak mengandung asam lemak ini dari mentega, keju, susu, dan juga daging.
Sifat Fisika Dan Kimia Rumus Molekul
C
4
H
10
O Massa Molar
74.12 g mol
−1
Densitas 0.808 g cm
−3
Titik Lebur −115 °C; −175 °F; 158 K
Titik Didih 98- 100 °C
Kelarutan Dalam Air 290 gL
Tekanan Uap 1.67 kPa 20 °C
indeks refrakto n
D
1.3978 20 °C titik nyala
22–27 °C
Universitas Sumatera Utara
Asam palmitat adalah asam lemak jenuh
yang tersusun dari 16 atom karbon CH
3
CH
2 14
COOH. Pada suhu ruang, asam palmitat berwujud padat berwarna putih. Titik leburnya 63,1 °C.
Asam palmitat adalah produk awal dalam proses biosintesis asam lemak lihat artikel
asam lemak . Dari asam palmitat, pemanjangan atau penggandaan ikatan
berlangsung lebih lanjut. Dalam industri, asam palmitat banyak dimanfaatkan dalam bidang kosmetika
dan pewarnaan. Dari segi gizi, asam palmitat merupakan sumber kalori penting namun memiliki daya antioksidasi yang rendah Rogers, B. 2001. Sifat Kimia dan fisika
asam palmitat dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah. Tabel 2.2 Sifat Kimia dan Fisika Asam Palmitat
Rumus molekul C
16
H
32
O
2
Massa molar 256.42 gmol
Penampilan Kristal putih
Densitas 0.853 gcm
3
at 62 °C Titik lebur
62.9 °C
[2]
Titik didih 351-352 °C
[3]
215 °C at 15 mmHg Kelarutan dalam air
Tidak larut
2.7 Aerosil SiO