Kajian Pemanfaatan Kemenyan (Styrax sumatrana) Untuk Pembuatan Aromaterapi Elektrik

KAJIAN PEMANFAATAN KEMENYAN (Styrax sumatrana) UNTUK PEMBUATAN AROMATERAPI ELEKTRIK SKRIPSI
Joapri Saputra Saragih 081203027
Teknologi Hasil Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

2

Judul skripsi
Nama NIM Program studi

: Kajian Pemanfaatan Kemenyan (Styrax sumatrana) Untuk Pembuatan Aromaterapi Elektrik : Joapri Saputra Saragih : 081203027 : Kehutanan

Disetujui oleh Komisi pembimbing

Yunus Afifuddin, S.Hut, M.Si Ketua

Ridwanti Batubara, S Hut, MP Anggota


Mengetahui
Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph.D Ketua Program Studi Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

3

JOAPRI SAPUTRA SARAGIH: Utilization Study of Frankincense (Styrax sumatrana) for Producing Electric Aromatherapy. Supervised by YUNUS AFIFUDDIN and RIDWANTI BATUBARA

Used as aromatherapy frankincense had a benefits for human life.Therefore, study on electric aromatherapy based frankincense plus vetiver and jasmine aroma and without reducing the efficacy of frankincense. The purpose of this research was to Identify the characteristics of frankincense (S. sumatrana), making the combination of the best raw material formulation and analyze the level of consumer preference towards burning aromatherapy through electrically test and organoleptic tests. Result showed, by using of toba’s frankincense (S. sumatrana) with quality 1 or quality trading is often called the market with quality frankincense eyes that had a sharp flavor and soft vanilla scent. The results obtained 5 best combination of raw material formulations with category A, B, C, D and E. The most preferred combination is based on the level of fragrance by the respondent through organolaptik test with the largest average value is the product E with a combination of a mixture of all three raw materials with the percentage of 40%: 30%: 30% by weight of 0.2 g: 0.15 g: 0, 15g.
Keywords: Frankincense, Aromatherapy, Electric

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

4


JOAPRI SAPUTRA SARAGIH : Kajian Pemanfaatan Kemenyan (Styrax Sumatrana) Untuk Pembuatan Aromaterapi Elektrik. Di bawah bimbingan YUNUS AFIFUDDIN dan RIDWANTI BATUBARA

Kemenyan sebagai aromaterapi yang digunakan memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia. Untuk itu perlu dilakukan suatu pengujian mengenai aromaterapi elektrik dengan berbahan dasar kemenyan dan berbahan tambahan akar wangi dan melati tanpa mengurangi aroma dan khasiat dari kemenyan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk identifikasi karakteristik kemenyan (S. sumatrana), membuat kombinasi formulasi bahan baku terbaik dan menganalisis tingkat kesukaan konsumen terhadap aromaterapi melalui uji pembakaran secara elektrik dan uji organoleptik. Penelitian yang saya lakukan menggunakan kemenyan toba (Styrax sumatrana) dengan kualitas perdagangan kualitas 1 atau yang sering disebut dipasaran dengan kemenyan kualitas mata yaitu memiliki aroma yang lebih tajam dan lembut berupa aroma vanili. Hasil penelitian diperoleh 5 kombinasi formulasi bahan baku terbaik dengan kategori A, B, C, D dan E. Kombinasi yang paling disukai berdasarkan tingkat wangi oleh responden melalui uji organolaptik dengan nilai rata-rata terbesar adalah produk E dengan kombinasi campuran dari ketiga bahan baku dengan persentase 40% : 30% : 30% dengan bobot 0,2g : 0,15g : 0,15g. Kata kunci : Kemenyen, Aromaterapi, Elektrik

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

5

Penulis dilahirkan di Saribudolok (Sumatera Utara) pada tanggal 6 April 1990 dari Ayah Jon Willem Saragih dan Ibu Santianna Girsang. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Pendidikan formal yanmg telah ditempuh penulis yaitu pendidikan dasar di SD DON BOSCO Saribudolok lulus tahun 2002, pendidikan lanjutan di SLTP BUNDA MULIA Saribudolok lulus tahun 2005, pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Pematang Siantar lulus tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama pada Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian.
Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Hutan Lau Kawar dan Deleng Lancuk Kabupaten Karo pada tahun 2010. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM) Estate Terunen Kecamatan Penajam Pasir Utara Kalimantan Timur pada bulan Januari 2012. Selama mengikuti kuliah penulis menjadi anggota himpunan mahasiswa sylva (HIMAS).
Pada akhir perkuliahan, penulis melaksanakan penelitian di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA, Universitas Sumatera Utara, pada bulan Maret 2013Juni 2013 dengan judul “ Kajian Pemanfaatan Kemenyan (Styrax sumatrana) Untuk Pembuatan Aromaterapi Elektrik”, dibawah bimbingan Bapak Yunus Afifuddin, S. Hut, M. Si dan Ibu Ridwanti Batubara, S.Hut, MP.

Universitas Sumatera Utara

6
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala berkat dan karunia-Nya sehingga hasil penelitian yang berjudul “Kajian Pemanfaatan Kemenyan (Styrax spp) Untuk Pembuatan Aromaterapi Elektrik” berhasil diselesaikan dengan baik. Hasil penelitian ini merupakan suatu aplikasi ilmu yang didapat dari pembelajaran di ruang perkuliahan dan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yunus Afifuddin, S.Hut, M.Si dan Ibu Ridwanti Batubara, S.Hut, MP selaku Komisi Pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan hasil penelitian ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang telah banyak membantu baik dari segi moril maupun materil. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini berguna sebagai dasar untuk penelitian-penelitian berikutnya dan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu, khususnya bidang kehutanan.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan hasil penelitian ini. Semoga hasil ini bermanfaat. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2013
Penulis
Universitas Sumatera Utara

7

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT..................................................................................................... i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... iii


KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang .......................................................................................... Tujuan Penelitian ....................................................................................... Manfaat Penelitian .....................................................................................

1 4 4

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Aromaterapi ............................................................................. Kemenyan (Styrax spp) ............................................................................. Tanaman Akar Wangi (Vativera zizanoides) ............................................. Tanaman Melati (Jasminum spp) ..............................................................

5 8 12 13

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... Alat dan Bahan Penelitian.......................................................................... Prosedur Penelitian..................................................................................... Ekstraksi kemenyan ............................................................................. Penelitian Pendahuluan ........................................................................ Produksi dan Analisis aromaterapi Kemenyan ................................... Metode pengumpulan data ................................................................... Penentuan responden............................................................................ Teknik dan tahapan pengambilan data................................................. Analisis data ......................................................................................... Uji Organoleptik...................................................................................

15 15 15 15 17 18 19 19 19 19 20


HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi Terhadap Kemenyan (Styrax sumatrana) ................................. Obsevasi Awal Formula Aromaterapi........................................................ Bentuk Produk............................................................................................

22 26 28

Universitas Sumatera Utara

8 Lama Pembakaran...................................................................................... 30 Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen ...................................................... 30 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................ 36 Saran .......................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37 LAMPIRAN..................................................................................................... 39
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

9

No. Halaman 1. Uji pendahuluan kombinasi formula yang diduga memiliki
tingkat wangi terbaik ................................................................................... 17 2. Uji organoleptik ........................................................................................... 21 3. Komposisi sifat fisika-kimia kemenyan....................................................... 24 4. Kombinasi formula terbaik .......................................................................... 26 5. Bobot kombinasi produk aromaterapi.......................................................... 29 6. Nilai kuisioner berdasarkan uji organoleptik ............................................... 31 7. Nilai kuisioner berdasarkan jenis kelamin ................................................... 32

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR


10

No. Halaman 1. Flowsheet isolasi sinamil alkohol dari kemenyan........................................ 16 2. Flowsheet proses produksi aromaterapi kemenyan...................................... 18 3. Kemenyan toba mentah................................................................................ 24 4. Alat elektrik nyamuk.................................................................................... 24 5. Pencucian limbah mat elekrik nyamuk ........................................................ 28 6. Penjemuran limbah mat elektrik nyamuk .................................................... 28 7. Prooduk dalam kemesan .............................................................................. 29

Universitas Sumatera Utara

11 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Karakteristik Responden Terhadap Analisis Tingkat Kesukaan.................. 39 2. Kuisioner Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Aromaterapi Kemenyan Elektrik...................................................................................... 40 3. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 42
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

3

JOAPRI SAPUTRA SARAGIH: Utilization Study of Frankincense (Styrax sumatrana) for Producing Electric Aromatherapy. Supervised by YUNUS AFIFUDDIN and RIDWANTI BATUBARA

Used as aromatherapy frankincense had a benefits for human life.Therefore, study on electric aromatherapy based frankincense plus vetiver and jasmine aroma and without reducing the efficacy of frankincense. The purpose of this research was to Identify the characteristics of frankincense (S. sumatrana), making the combination of the best raw material formulation and analyze the level of consumer preference towards burning aromatherapy through electrically test and organoleptic tests. Result showed, by using of toba’s frankincense (S. sumatrana) with quality 1 or quality trading is often called the market with quality frankincense eyes that had a sharp flavor and soft vanilla scent. The results obtained 5 best combination of raw material formulations with category A, B, C, D and E. The most preferred combination is based on the level of fragrance by the respondent through organolaptik test with the largest average value is the product E with a combination of a mixture of all three raw materials with the percentage of 40%: 30%: 30% by weight of 0.2 g: 0.15 g: 0, 15g.
Keywords: Frankincense, Aromatherapy, Electric

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

4

JOAPRI SAPUTRA SARAGIH : Kajian Pemanfaatan Kemenyan (Styrax Sumatrana) Untuk Pembuatan Aromaterapi Elektrik. Di bawah bimbingan YUNUS AFIFUDDIN dan RIDWANTI BATUBARA

Kemenyan sebagai aromaterapi yang digunakan memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia. Untuk itu perlu dilakukan suatu pengujian mengenai aromaterapi elektrik dengan berbahan dasar kemenyan dan berbahan tambahan akar wangi dan melati tanpa mengurangi aroma dan khasiat dari kemenyan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk identifikasi karakteristik kemenyan (S. sumatrana), membuat kombinasi formulasi bahan baku terbaik dan menganalisis tingkat kesukaan konsumen terhadap aromaterapi melalui uji pembakaran secara elektrik dan uji organoleptik. Penelitian yang saya lakukan menggunakan kemenyan toba (Styrax sumatrana) dengan kualitas perdagangan kualitas 1 atau yang sering disebut dipasaran dengan kemenyan kualitas mata yaitu memiliki aroma yang lebih tajam dan lembut berupa aroma vanili. Hasil penelitian diperoleh 5 kombinasi formulasi bahan baku terbaik dengan kategori A, B, C, D dan E. Kombinasi yang paling disukai berdasarkan tingkat wangi oleh responden melalui uji organolaptik dengan nilai rata-rata terbesar adalah produk E dengan kombinasi campuran dari ketiga bahan baku dengan persentase 40% : 30% : 30% dengan bobot 0,2g : 0,15g : 0,15g. Kata kunci : Kemenyen, Aromaterapi, Elektrik

Universitas Sumatera Utara

12
PENDAHULUAN
Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dimiliki oleh provinsi
Sumatera Utara yang menghasilkan berbagai macam jenis komoditi komersial baik berupa kayu maupun hasil hutan non kayu (HHNK). Potensi hasil hutan non kayu di Sumatera Utara cukup tinggi antara lain berupa kulit kayu, minyak atsiri, rotan, arang maupun getah-getahan. Getah kemenyan merupakan komoditas khas Sumatera Utara yang dihasilkan dari penyadapan pohon kemenyan (Styrax spp) (Sasmuko, 1999).
Kemenyaan biasanya diidentikkan pada hal yang berbau mistik. Hal tersebut dikarena kemenyan terutama di Pulau Jawa dan Bali digunakan sebagai pelengkap sesaji dan ritual yang berhubungan dengan dunia gaib. Kegunaan kemenyan tidak sekedar ritual beberapa suku tertentu. Di sektor industri, kemenyan digunakan sebagai bahan baku dalam bahan pengikat parfum agar keharumannya tidak cepat hilang. Aroma yang dihasilkan oleh kemenyan sangatlah khas.
Di Indonesia kemenyan banyak digunakan untuk kepentingan ritual dan tolak bala atau hampir di setiap acara-acara penting dan hari bersejarah bau kemenyan nyaris tidak tertinggalkan. Sedangkan di beberapa negara Eropa dan Amerika kemenyan banyak digunakan untuk terapi kesehatan maupun kecantikan, bahkan di kamar-kamar hotel berbintang sering kita jumpai wewangian kemenyan yang dicampur dengan bunga melati. Kegunaan kemenyan untuk industri dalam negeri belum banyak diketahui kecuali sebagai bahan dupa untuk keagamaan dan untuk campuran rokok (rokok kemenyan). Kemenyan dapat juga digunakan
Universitas Sumatera Utara

13
sebagai bahan baku pembuatan asam sinamat atau asam benzoat, industri farmasi dan kosmetika.

Penelitian untuk mencari manfaat kemenyaan harus terus digalakkan karena banyaknya masyarakat khususnya masyarakat Tapanuli Utara yang merupakan petani kemenyan terbesar. Pengembangan tanaman kemenyan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani kemenyan. Usaha pelestarian tanaman penghasil senyawa bioaktif, terutama tanaman penghasil obat, di Indonesia perlu mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu tanaman yang sangat potensial adalah tanaman kemenyaan (Styrax benzoin Dryander). Tanaman kemenyan termasuk divisio Spermathopytha, sub divisio angiospermai, kelas Dicotyledonae.
Semakin berkembangnya gaya hidup semakin banyak kecendrungan orang mangalami depresi atau stres. Stres dapat diakibatkan karena kurangnya kenyamanan dalam bekerja yang dapat disebabkan oleh banyaknya beban pekerjaan yang diberikan dan/atau kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Telah terbukti bahwa ruang kerja yang tidak nyaman membuat pekerja cepat lelah dan pekerjaan tidak dapat diselesaikan secara maksimal. Untuk mengurangi efek depresi akibat ruang kerja yang tidak nyaman dapat digunakan pengharum ruangan. Pengharum ruangan secara tidak langsung dapat mempengaruhi suasana kerja. Namun, banyak pengharum ruangan yang dibuat dengan menggunakan pewangi sintetis berbahan senyawa kimia yang mungkin saja dapat membahayakan kesehatan manusia. Pengharum ruangan yang berbentuk aerosol dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan bila terhirup akan mempengaruhi sistem syaraf dan mengganggu pernafasan. Pengharum ruangan yang
Universitas Sumatera Utara

14
berbahan alami lebih aman jika dibandingkan dengan pengharum ruangan sintetis. Pengharum ruangan yang memiliki efek aromaterapi dapat dibuat dengan minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki kemampuan untuk mempengaruhi sistem syaraf sehingga dapat mempengaruhi pikiran dan emosi. Sifat minyak atsiri sebagai anti virus, anti bakteri dan anti jamur dapat membuat ruangan terhindar dari berbagai macam penyakit. Dalam pengaplikasiannya sebagai pengharum ruangan, minyak atsiri harus diuapkan sehingga uapnya yang berbau wangi dapat memenuhi ruangan. Terdapat banyak cara untuk mendifusikan uap minyak atsiri ke ruangan. Alat-alat yang digunakan untuk mendifusikan uap minyak sangat beragam. Alat yang mudah dan murah tentunya akan menjadi pilihan. Salah satu alat yang dapat digunakan sebagai difuser minyak atsiri adalah peralatan elektrik. Pada prinsipnya penguapan minyak atsiri dilakukan dengan pemberian panas secukupnya sehingga minyak menguap dan komponen di dalamnya tidakmengalami perubahan. Alat-alat elektrik dapat digunakan untuk menguapkan minyak atsiri, yang tentunya lebih praktis daripada pemanasan dengan api langsung. Alat elektrik akan merubah energi listrik menjadi energi panas yang dapat menguapkan minyak atsiri. Energi panas yang dihasilkan digunakan untuk menguapkan minyak atsiri sehingga uapnya dapat memenuhi ruangan.
Kemenyan sebagai aromaterapi yang digunakan memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia. Manfaat kemenyan diantaranya adalah untuk masalah pencernaan, antiseptik dan obat penenang pengobatan rematik, asma, luka, borok, kulit kering dan matang, pilek dan kecemasan. Untuk menimbulkan aroma khas maka kemenyan harus dibakar terlebih dahulu agar aromanya dapat tercium. Asap kemenyanlah yang mampu menembus hingga
Universitas Sumatera Utara

15
ribuan kilometer. Namun pada proses penggunaan aromaterapi kemenyan yang digunakan dengan cara membakar, tidak semua manusia dapat menggunakan pemanfaatan aroma terapi kemenyan tersebut. Manusia ada yang rentan terhadap asap yang dihasilkan oleh pembakaran kemenyan tersebut. Untuk itu perlu suatu pengujian untuk menghasilkan aromaterapi elektrik dengan berbahan dasar kemenyan dan berbahan tambahan akar wangi dan melati tanpa mengurangi aroma dan khasiat dari kemenyan tersebut.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Identifikasi karakteristik kemenyan (Styrax sumatrana) sebagai bahan baku aromaterapi elektrik.
2. Membuat kombinasi formulasi bahan baku terbaik sebagai bahan aromaterapi elektrik.
3. Analisis tingkat kesukaan konsumen terhadap aromaterapi melalui uji pembakaran secara elektrik dan uji organoleptik.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dapat menjadi informasi terapan terbaru mengenai pengolahan kemenyan sebagai aromaterapi secara elektrik.
2. Aromaterapi kemenyan secara elektrik dapat digunakan oleh seluruh masyarakat luas .
3. Menambah peluang usaha bagi industri-industri pembuat aromaterapi kemenyaan
Universitas Sumatera Utara


TINJAUAN PUSTAKA
Aromaterapi Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan
alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan. Aromaterapi dikenal sebagai salah satu terapi kesehatan yang aman dan nyaman dengan menggunakan minyak esensial (sari pati) hasil ekstraksi bunga, daun, buah dan bagian lain tumbuh-tumbuhan (Balkam, 2001).
Aromaterapi didefinisikan sebagai perlakuan dengan menggunakan baubauan atau wangi-wangian, biasanya minyak tumbuhan (essential oil) sering digunakan untuk membantu pemijatan. Pengujian secara ilmiah aromaterapi dan analisis kemungkinan senyawa aktifnya menggunakan minyak atsiri dari tumbuhan aromatik asli Indonesia. Menurut Tuhana Taufik (2007), teknik penyulingan minyak esensial dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air (direbus), penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan uap (diuapkan). 1. Penyulingan dengan air (direbus)
Teknik penyulingan ini adalah teknik yang paling pertama dilakukan dan masih digunakan sampai saat ini oleh petani tradisional. Dalam teknik ini, ketel penyulingan diisi air sampai sampai volumenya hampir separuh dari volume ketel, lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih, bahan baku dimasukkan dalam ketel penyulingan. Dengan demikian, penguapan air dan minyak terjadi secara
Universitas Sumatera Utara

17
bersamaan, sehingga disebut teknik penyulingan langsung (direct distilation). Uap air yang keluar dialirkan melalui kondensor (alat pendingin) agar menjadi cair (terkondensasi). Selanjutnya, cairan tersebut (campuran minyak dengan air) ditampung dan dibiarkan beberapa saat sampai cairan terpisah menjadi bagian air dan minyak. Bahan yang berat jenisnya lebih besar akan berada di bawah. Lalu, dengan membuka keran pada alat penampung, minyak dan air dapat dipisahkan. Teknik ini adalah yang paling sederhana dan tidak memerlukan banyak modal, namun teknik ini lebih cocok terhadap bahan yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Ada beberapa kelemahan dari teknik ini, yaitu kualitas minyak yang dihasilkan cukup rendah, kadar minyak sedikit, dan produk minyak bercampur dengan hasil sampingan. 2. Penyulingan dengan air dan uap (dikukus)
Teknik penyulingan ini menghasilkan kualitas dan produksi minyak esensial yang lebih baik dibandingkan dengan teknik direbus. Prinsip kerjanya adalah ketel penyulingan diisi air sampai batas saringan. Bahan baku diletakkan di atas saringan sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih, tetapi nantinya akan berhubungan dengan uap air. Oleh karena itulah, teknik ini disebut penyulingan tidak langsung (indirect distilation). Pada teknik ini, air yang menguap akan membawa partikel-partikel minyak dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur minyak akan mencair kembali. Selanjutnya, campuran ini dialirkan ke alat pemisah untuk memisahkan minyak dari air dengan membuka keran pada tabung pemisah. Teknik ini cocok untuk penyulingan bahan yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan teknik merebus. Teknik penyulingan ini sering dipakai
Universitas Sumatera Utara

18
petani untuk mendapatkan minyak dengan kualitas baik untuk diekspor dan alatalatnya pun dapat dibuat sendiri oleh petani. 3. Penyulingan dengan uap (diuapkan)
Teknik ini tergolong untuk penyulingan dalam skala perusahaan besar dan memerlukan biaya yang cukup besar karena memakai dua buah ketel dan sebagian besar peralatan memakai bahan stainless steel (SS) dan mild steel (MS). Biaya besar untuk pengadaan alat-alat sepadan dengan hasil minyak esensial yang diperoleh, dimana kualitas minyak jauh lebih sempurna dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dijabarkan sebelumnya. Prinsip kerja teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik dikukus, namun antara ketel uap dan ketel penyulingan harus dipisah. Ketel uap yang berisi air dipanaskan, lalu uapnya dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi bahan baku. Suhu uap diusahakan tidak lebih dari 1000 celcius, agar tidak terlalu panas dan dapat merusak hasil sulingan. Partikel-partikel minyak pada bahan baku terbawa bersama uap dan dialirkan ke alat pendingin. Di dalam alat pendingin terjadi proses pengembunan sehingga uap air yang bercampur minyak akan mengembun dan mencair kembali. Setelah itu, campuran ini dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak dari air. Dalam tabung pemisah, minyak akan berada di bagian atas karena berat jenisnya lebih ringan daripada air. Selanjutnya, dengan membuka keran pada tabung pemisah, air yang ada dalam tabung dapat dikeluarkan dan yang tertinggal dalam tabung hanya minyak hasil penyulingan. Aromaterapi bekerja dengan merangsang sel-sel saraf penciuman dan mempengaruhi kerja sistem limbik dengan meningkatkan perasaan positif dan rileks.
Universitas Sumatera Utara

19


Aromaterapi bermanfaat untuk mempercepat peremajaan kulit melalui

minyak esensial yang meresap ke dalam kulit sehingga meningkatkan aliran

darah, mencegah timbulnya berbagai penyakit karena bersifat anti bakteri,

menetralisir ketegangan, mengurangi stress dan memberi kenyamanan (relaxing)

melalui minyak aroma esensial yang terhirup, meminimalisasi metabolisme dan

pernafasan seluler, meningkatkan vitalitas dan membantu pembakaran produk

lemak yang berlebihan, melembabkan dan meningkatkan kandungan oksigen serta

menghilangkan racun pada kulit, membantu mengatur keseimbangan tubuh dan

menstimulasi proses terapi (Primadiati, 2002).

Kemenyan (Styrax sumatrana)


Tanaman kemenyan (Styrax sumatrana) dalam sistematika tumbuhan

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio

: Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Ebeneles

Family

: Styraceae

Genus

: Styrax

Spesies

: Styrax sumatrana (Oetomo, 1974)

Bahan baku utama dalam pembuatan aromaterapi pada penelitian ini

adalah kemenyan. Kemenyan disebut juga Frankincense, Olibanum, Salai guggal,

atau Boswellia serrata tentu sudah tidak asing lagi bagi kita, terutama para

penghayat kebudayaan lokal. Sebuah benda berbentuk kristal keruh berwarna

Universitas Sumatera Utara

20
coklat maupun putih yang biasa di bakar mengiringi ritual ritual baik personal ataupun umum.
Banyak sekali pertanyaan maupun anggapan bahwa kemenyan adalah sebuah benda yang sangat terkait dengan mistik, digunakan untuk memberi makan demit, untuk campuran rokok lintingan, maupun pewangi ruangan. Kemenyan ada berbagai macam jenis, ada yang getah (mata) nya banyak dan ada yang sedikit, hal ini juga menjadi salah satu yang membedakan kemenyan mahal atau kemenyan murah. Kemenyan mahal kalau dibakar biasanya berbau seperti madu dan tahan lama daya bakarnya, serta semerbak baunya sangat menyengat dan menyegarkan sangat menunjang untuk sebuah situasi yang khidmat dan sakral, walau sebenarnya bisa juga digunakan untuk situasi apapun dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan kemenyan murah biasanya matanya sedikit dan sulit terbakar, dan baunya juga tidak terlalu menyengat . Karena bahan yang ada di dalamnya bukan getah kemenyan asli biasanya damar dicampur lilin. Dan biasanya disebut kemenyan palsu. Jadi soal bau memang tidak bisa dipungkiri yang kemenyan asli tahan sangat lama dan berbau khas madu, sedang kalau palsu tentu saja mudah menguap dan bahkan sebentar sudah tidak berbau (Sasmuko, 2003).
Tempat tumbuh tanaman kemenyan bervariasi yaitu mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 600-2100 meter diatas permukaan laut. Tanaman kemenyan tidak memerlukan persyaratan yang istimewa terhadap jenis tanah. Dapat tumbuh pada tanah podsolik, andosol, latosol, regosol dan berbagai asosiasi lainnya mulai dari tanah yang berstekstur berat sampai ringan dan tanah yang kurang subur sampai subur. Jenis tanaman ini tumbuh pada tanah
Universitas Sumatera Utara

21
yang berporositas tinggi sehingga mudah meresapkan air (Majalah Kehutanan Indonesia, 2007).
Kemenyan adalah getah (eksudat) kering, yang dihasilkan dengan menoreh batang pohon kemenyan (Styrax sumatrana, suku Styracaceae; terutama S. benzoin Dryand. dan S. paralelloneurus Perkins). Penyadapan resin kemenyaan dilakukan dengan membalut luka pada kulit batang berbentuk persegi empat dilanjutkan dengan memukul berulang kali bagian kulit batang tersebut hingga agak rusak atau remuk. Resin yang kering berupa keping-keping putih atau keputihan, yang terbenam dalam massa coklat bening keabuan atau kemerahan, keras namun rapuh, dan berbau harum enak. Kemenyan ini dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kemenyan sumatera; yang lainnya adalah kemenyan siam, yang lebih harum dan dihasilkan oleh S. tonkinensis dari Siam dan Tonkin (Siregar, 1999).
Kemenyan merupakan salah satu bahan yang mengandung minyak atsiri, sehingga kemenyaan memiliki wangi khas. Fungsi lain dari kemenyaan ialah sebagai zat fixative (pengikat wangi) sehingga dapat digunakan sebagai campuran pada pembuatan parfum. Menurut Sasmuko (1995) komponen-komponen kimia yang terkandung dalam kemenyan antara lain: 1. Asam Sinamat
Asam sinamat adalah asam organik yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan parfum. 2. Asam benzoat
Asam benzoat merupakan hidrokarbon yang bersifat asam dan berbau harum dan memiliki struktur yang relatif sederhana.
Universitas Sumatera Utara

22
3. Komponen kimia lainnya Resin kemenyan juga mengandung bahan seperti styrol, vanilin, stirasin,
koniferil benzoat, koniferil sinamat, benzoresinol dan suma resitanol. Setiap minyak atsiri mempunyai bau yang khas dan golongan yang paling menentukan bau wangi tersebut adalah senyawa terpen-o, sedangkan golongan senyawa terpen hanya mempunyai pengaruh yang kecil (Waluyo dkk, 2006).
Kemenyan tumbuh dengan baik di hutan Sumatera Utara dan menjadi salah satu sumber penghasilan di beberapa desa, yang dikenal dengan getah kemenyan. Pemanfaatan kemenyan telah dikenal luas di Indonesia sebagai bahan obat, baik sebagai obat tradisional maupun industri rokok, batik dan upacara ritual. Lebih dari itu tanaman kemenyan mengandung senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai aromaterapi dan obat-obatan. Kemenyan (Styrax sumatrana) memiliki banyak senyawa bioaktif seperti asam sinamat dan turunannya yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri kosmetik dan obat-obatan (Elimasni, 2005)
Tanaman kemenyan termasuk dalam ordo Ebenales, family Styracaceae dan genus Styrax spp. Di Sumatera Utara, khususnya di Tapanuli Utara , terdapat dua jenis kemenyaan yang diusahakan dan bernilai ekonomis yang tumbuh tersebar di Tapanuli Utara. Masyarakat setempat menyebutnya Haminjon Toba (Styrax sumatrana) dan Haminjon Durame (Styrax benzoin). Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai penghasil kemenyan terbesar di dunia. Setiap tahunnya kabupaten ini menghasilkan kemenyan sekitar 4.000 ton dari lahan sekitar 30.000 ha yang ditumbuhi tanaman kemenyaan (Majalah Kehutanan Indonesia, 2007).
Universitas Sumatera Utara

23

Tanaman Akar Wangi (Vativera zizanoides)

Tanaman akar wangi (Vetivera zizanoides) dalam sistematika tumbuhan

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio

: Magnoliophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas

: Liliopsida

Ordo

: Poales

Family

: Poaceae

Genus

: Vetiveria

Spesies

: Vetivera zizanoides (Leupin, 2001)

Bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan aromaterapi elektrik

berbahan dasar kemenyan yaitu tanaman akar wangi, tanaman melati dan arang

tempurung. Tanaman akar wangi (Vativera zizanoides) adalah tumbuh berumpun

lebat, akar tinggalnya bercabang banyak dengan warna kuning pucat atau abu-abu

sampai merah tua. Daunnya tampak kaku, berwarna hijau sampai kelabu,

panjangnya 75-100 cm dan tidak mengandung minyak. Tanaman ini termasuk

famili Graminae atau Poaceae, kelas Monochotyledonae, phylum Angiospermae,

dan divisi Antophyta (Luthony dan Rahmawati, 1994).

Rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides, syn. Andropogon zizanoides)

adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tanaman akar wangi dapat tumbuh

pada ketinggian 300-2000 meter di atas permukaan laut dan dapat berproduksi

dengan baik pada ketinggian optimum 600-1500 meter di atas permukaan laut

pada suhu 17-27 °C dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun serta masih

dapat tumbuh jika selama 2 bulan tidak turun hujan.Tumbuhan ini dapat tumbuh

Universitas Sumatera Utara

24

sepanjang tahun, dan dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian.

Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae, dan masih sekeluarga dengan serai

atau padi. Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai

pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik

dan keris. Aroma wangi ini berasal dari minyak atsiri yang dihasilkan pada bagian

akar. Tumbuhan ini merupakan komoditas perdagangan minor walaupun cukup

luas penggunaan minyaknya dalam industri wangi-wangian (Santoso, 1993).

Minyak akar wangi bersumber dari tanaman akar wangi yang tumbuh

secara liar, setengah liar atau ditanam didaerah-daerah subtropika maupun tropika.

Minyak akar wangi dapat diekstrak dengan cara menyuling bagian akar yang

mengandung minyak berbau wangi, oleh karena itu bagian akar tersebut sering

dipergunakan untuk mengharumkan pakaian secara langsung ataupun dikantongi

(Nurzaman, 1999).

Tanaman Melati (Jasminum spp)

Tanaman melati (Jasminum spp) dalam sistematika tumbuhan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio

: Magnoliophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Lamiales

Family

: Oleaceae

Genus

: Jasminum

Spesies

: Jasminum spp (Setyopratomo, 2001)

Universitas Sumatera Utara

25
Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Indonesia, salah satu jenis melati dijadikan sebagai "puspa bangsa" atau simbol nasional yaitu melati putih (Jasminum spp), karena bunga putih kecil yang harum ini melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Melati merupakan salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi, kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman hias pot dan taman, tetapi juga sebagai pengharum teh, bahan baku industri parfum, kosmetik, obat tradisional, bunga tabur pusara, penghias ruangan, dekorasi pelaminan, dan pelengkap dalam upacara adat (Wuryaningsih, 1994).
Bunga melati (Jasminum spp) adalah tumbuhan semak berbunga yang sangat dikenal luas karena keindahannya yang menakjubkan serta aroma mempesona. Selama ini, orang mengenal bunga melati hanya sebatas tanaman hias, kosmetika dan bahan campuran pembuat parfum atau teh. Lebih daripada itu, bunga melati sebenarnya menyimpan banyak manfaat sebagai obat. Melati adalah salah satu obat herbal yang paling dikenal di wilayah Mediterania dan telah banyak dimanfaatkan sebagai obat selama berabad-abad. Banyak pakar herbal menyadari bahwa bunga melati kaya akan komponen alam seperti minyak eteris zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Melati juga memiliki sejumlah senyawa kimia penting, seperti indole, linalcohol, asetat benzilic, alkohol benzilic, dan jasmon (Mikail, 2012).
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas
MIPA, Universitas Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian in dimulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu timbangan, rotary evaporator, gravimeter,
erlenmeyer 100 ml dan 300 ml, tanur, cawan porselen, kertas saring, gelas piala, oven, plastik kemasan, alat elektrik. Bahan yang digunakan yaitu mat elektrik, kemenyan toba, minyak melati dan minyak akar wangi, etanol, KOH 40%, nheksan, isopropil alkohol, metanol. Ekstraksi Kemenyan
Kemenyan yang digunakan adalah kemenyan toba (Styrax sumatrana) yang diperoleh dari pedagan kemenyan yang berada di Kota Tarutung. Kemenyan tersebut dijemur di panas matahari hingga kering dan getas kemudian digiling dengan mortir sampai berbentuk serbuk yang halus. Serbuk tersebut dijemur kembali hingga betul-betul kering.
Kemenyan ditimbang sebanyak 140 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan 1,5 Liter etanol, diaduk hingga kemenyan larut kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Larutan tersebut diuapkan dengan alat rotary evaporator hingga volume larutan menjadi 700 ml, kemudian ditambahkan 400 ml larutan KOH 40% dan derefluks pada suhu 650C selama 3 jam. Campuran reaksi kemudian didestilasi, residu yang tersisa kemudian
Universitas Sumatera Utara

27
dikeringkan pada temperatur 50-600C sehingga didapatkan padatan yang kemudian ditumbuk sampai halus dan diekstraksi dengan campuran pelarut nheksan: isopropil alkohol (60:40) (v/v). Ekstrak yang diperoleh dipekatkan, kemudian rendemen sinamil alkohol ditentukan dengan gravimeter, residu yang tersisa kemudian dikeringkan seperti tampak pada gambar 1.

140 g Kemenyan

Dilarutkan dalam 1,5 etanol Disaring

Filtrat
Residu Ekstrak
Hasil

Diuapkan hingga volume 700 ml Ditambah 400 ml KOH 40% Direfluks pada suhu 650C Destilasi pelarut

Residu

Destilat

Dikeringkan Diekstraksi dengan pelarut n-heksan : isopropil alkohol (60:40)

Diuapkan pelarut Dikeringkan padatan yang terbentuk

Gambar 1. Flowsheet isolasi sinamil alkohol dari kemenyan

Universitas Sumatera Utara

28

Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan formulasi

aromaterapi terbaik berdasarkan titik kritis yaitu tingkat kekuatan aroma yang

baik dan daya bakar yang kontinyu sebelum diaplikasikan langsung melalui uji

organoleptik kepada para panelis/responden. Beberapa kombinasi formula yang

diuji ialah tingkat wangi dengan kriteria pencampuran seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Uji pendahuluan kombinasi formula yang diduga memiliki tingkat wangi

terbaik

Kombinasi Formula (%)

A

Minyak kemenyan

= 100 %

B

Minyak kemenyan

= 50 %

Minyak Melati

= 50 %

C

Minyak kemenyan

= 50 %

Minyak akar wangi = 50 %

D

Minyak kemenyan

= 45 %

Minyak akar wangi = 35 %

Minyak Melati

= 20 %

E

Minyak kemenyan

= 40 %

Minyak akar wangi = 30 %

Minyak Melati

= 30 %

F

Minyak kemenyan

= 35 %

Minyak akar wangi = 30 %

Minyak Melati

= 35 %

Universitas Sumatera Utara

29

Produksi dan Analisis Aromaterapi Kemenyan Analisis aromaterapi kemenyan meliputi tingkat kekuatan aroma, bentuk
produk, uji organoleptik, dan lama bakar.

Minyak kemenyan

Minyak melati

Minyak akar wangi

Penimbangan

Pencampuran
Pengadukan
Pembuatan Media Campuran
Pencelupan dan Perendaman
Produk Aromaterapi Kemenyan Gambar 2. Flowsheet proses produksi aromaterapi kemenyan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpul dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan adalah nilai tingkat wangi yang dirasakan responden dari kombinasi produk yang diujikan/ tingkat kesukaan responden

Universitas Sumatera Utara

30
terhadap produk. Data sekunder yang dibutuhkan adalah data jenis kelamin, umur dan pekerjaan responden. Penentuan Responden
Pengambilan resonden dalam penelitian ini menggunakan pendekatan purposive sampling yaitu dilakukan secara bertujuan (teknik yang digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus / sengaja berdasarkan tujuan penelitiannya). Jumlah responden yang dibutuhkan minimal 30 orang. Kriteria responden yaitu perbandingan antara pria dan wanita yang seimbang dalam cakupan tidak terlatih terhadap produk yang diujikan. Teknik dan Tahapan Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan, tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Melakukan wawancara dan diskusi dengan menggunakan lembar kuisioner kepada responden.
b. Keseluruhan data, baik primer maupun sekunder selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data.
Analisis Data Metode deskriptif digunakan dalam menganalisis tingkat wangi
(kesukaan) responden yang diujikan berdasarkan jenis kelamin, umur dan pekerjaan responden. Metode pengumpulan data untuk tujuan penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan kuisioner serta interaksi langsung dengan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara

31
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan melalui wawancara dan kuisioner dianalisis secara kualitatif. Nilai dari setiap jenis produk diperoleh dengan cara: 1. Data primer dan sekunder dianalisis berdasarkan tingkat wangi yang diperoleh
dari responden. 2. Menghitung nilai total jumlah nilai numerik uji organoleptik yang diambil per
jenis kombinasi produk. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai/tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran (BPPK, 2003).
Uji organoleptik dilakukan dengan cara menguji aroma terapi kemenyan elektrik secara subjektif kepada sejumlah panelis untuk mengisi kuisioner tentang kemenyan sebagai aromaterapi elektrik ini. Parameter yang digunakan pada uji organoleptik ini yakni tingkat wangi. Selang pengukuran yang digunakan adalah selang likert dengan nilai 1-5 dengan keterangan nilai sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara

32

- Nilai 5 : sangat suka

- Nilai 4 : suka

- Nilai 3 : biasa

- Nilai 2 : tidak suka

- Nilai 1 : sangat tidak suka

Tabel 2. Uji Organoleptik

Responden

A

B

Kombinasi CD

E

F

1

.

.

.

30

TOTAL

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Observasi terhadap Kemenyan (Styrax sumatrana) Pemanfaatan kemenyan untuk industri dalam negeri belum banyak
diketahuai kecuali untuk kepentingan ritual keagamaan dan tolak bala sehingga dilakukan penelitian pemanfaatan kemenyan sebagai bahan baku aromaterapi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Faktor utama yang digunakan dalam bahan kemenyan ini ialah mendapatkan formulasi aromaterapi terbaik berdasarkan titik kritis yaitu tingkat kekuatan aroma yang baik dan daya bakar yang kontinyu.
Penelitian dilakukan menggunakan kemenyan toba (Styrax sumatrana) dengan kualitas perdagangan kualitas 1 atau yang sering disebut dipasaran dengan kemenyan kualitas mata. Kemenyan toba dihasilkan dari penyadapan pohon kemenyan setelah umur 10-13 tahun, alasan menggunakan getah kemenyan toba kualitas 1 sebagai bahan pada penelitian ini dikarenakan memiliki tekstur yang halus, hanya terdapat sedikit sekali kandungan kotoran di dalamnya. Getah kemenyan toba kualitas 1 cenderung memiliki warna yang lebih putih dibandingkan kemenyan kualitas lain yang umumnya rendah dan bercampur dengan kulit dan kotoran lainnya. Untuk tingkat aroma yang di hasilkan dari getah kemenyan toba kualitas 1 memiliki aroma yang lebih tajam dan lembut berupa aroma vanili.
Menurut Sasmuko (1999) perdagangan kemenyan di dalam negeri telah mengenal penggolongan kualitas, baik lokal maupun standar kualitas kemenyan nasional menurut SII 2044-87. Kualitas lokal hanya berlaku untuk perdagangan kemenyan toba bukan durame. Sedangkan kemenyan durame tidak terbagi dalam kelas kualitas karena bukan komoditi utama yang diperdagangkan.
Universitas Sumatera Utara

34
Pengolah merupakan industri yang mengolah getah kemenyan dari kemenyan mentah menjadi kemenyan tampangan. Kemenyan yang dibeli pedagang berupa sam-sam, mata, tahir dan juror, disortir dengan memakai ayakan sehingga dapat diatur sesuai dengan mutu yang diinginkan, yaitu :
a. Kualitas I Kemenyan mata kasar atau sidungkapi adalah bongkahan kemenyan berwarna putih sampai putih kekuning-kuningan dengan rata-rata berdiameter lebih besar dari 2 cm.
b. Kualitas II Kemenyan mata halus, merupakan kemenyan berwarna putih sampai putih kekuning-kuningan berdiameter 1-2 cm.,
c. Kualitas III Kemenyan tahir, yakni jenis kemenyan yang bercampur dengan kulitnya atau kotoran lainnya, berwarna cokelat dan kadang berbintik-bintik putih atau kuning serta besarnya lebih besar dari ukuran mata halus.
d. Kualitas IV Kemenyan juror atau jarir, biasanya mutunya dianggap sama dengan jenis tahir dan warnanya merah serta ukurannya lebih kecil dari mata halus.
e. Kualitas V Kemenyan barbar, adalah kemenyan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit sewaktu melakukan pembersihan.
f. Kualitas VI Kemenyan abu, yakni sisa-sisa getah kemenyan dari semua kualitas, bentuk dan warnanya seperti abu kasar.
Universitas Sumatera Utara

35

Gambar 3. Kemenyan Mentah Gambar 4. Alat Elektrik Nyamuk

Ahli biologi dari Universitas Johns Hopkins dan Universitas Ibrani di

Yerusalem menemukan bahwa membakar kemenyan memiliki khasiat untuk

menangani saraf dan akan mengaktifkan saluran ion di otak yang mengurangi

kecemasan, depresi, mengurangi ketegangan otot, memberikan perasaan hangat

dan nyaman, seperti obat yg diresepkan untuk obat depresi.

Kemenyan merupakan salah satu bahan yang mengandung minyak atsiri,

yakni senyawa yang berbau wangi dan mudah menguap pada suhu kamar.

Kemenyan banyak mengandung sinamil alkohol yang merupakan bahan dasar

dalam pembuatan parfum. Senyawa-senyawa berbau harum (fragrance) dari

minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti dapat mempengaruhi aktivitas

lokomotor (Sinaga, 1985) sehingga sangat baik jika dijadikan sebagai bahan

dalam pembuatan aromaterapi. Secara umum komposisi kemenyan disajikan

dalam Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi sifat fisika-kimia kemenyan Komponen

Keterangan

Kadar Air (%)

2.30

Kadar Abu (%)

0.06

Kadar Kotoran (%) Titik Lunak (Co)

3.05 57.00

Kadar Asam Balsamat (%)

33.73

Sumber : Waluyo (2006)

Universitas Sumatera Utara

36
Tabel 3 menunjukkan bahwa komponen kemenyan memiliki persentase asam balsamat yang tinggi yaitu sekitar 33,73 persen, hal ini menunjukkan tingkat kemurnian dari kemenyan tersebut yang mempengaruhi kadar asam sinamat yang umumnya digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetik dan parfum. Sagala dkk (1980) menyatakan bahwa kemenyan mengandung senyawasenyawa asam sinamat, asam benzoat, stirol, vanilin, styracin, koniferil benzoat dan resin yang terdiri dari nenziresinol dan resinotanol yang berfungsi sebagai zat fixatif (pengikat wangi) sehingga dapat digunakan sebagai campuran pada pembuatan parfum.
Komposisi yang terkandung dalam kemenyan yakni asam sinamat bebas 10%, sedikit asam benzoat 2-3%, dan koniferil sinamat, koniferil benzoat bersama sinamil sinamat sekitar 70-80%. Selain itu, kemenyan mengandung senyawasenyawa turunan yaitu fenilpropanoid seperti sinamil alkohol, asam sinamat dan derivatnya asam benzoat, benzaldehid, vanilin, fenilpropil sinamat; juga mengandung ester benzosirenol, esterkoniferil alkohol dari asam sinamat dan asam benzoat (Bonor, 1999).
Olibanol, materi resin dan terpenes yang dikandung oleh kemenyan merupakan minyak atsiri yang mempunyai bau yang khas dan golongan yang paling menentukan bau wangi tersebut adalah sinamil alkohol, sinamil alkohol merupakan bahan dasar dalam pembuatan sinamil asetat yang dapat digunakan sebagai bahan pencampuran/ formulasi parfum,baik sebagai bahan pewangi (base note) maupun sebagai pengikat. Sinamil alkohol memiliki aroma yang menyenangkan, sejuk dan tahan lama yang mirip dengan aroma bunga-bungaan (Tarigan, 1995).
Universitas Sumatera Utara

37

Observasi Awal Formula Aromaterapi

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan formulasi

aromaterapi kemenyan yang terbaik. Beberapa kali percobaan dilakukan dalam

pencarian kombinasi formula dengan cara mencampurkan minyak kemenyan

sebagai bahan baku utama dengan bahan campuran lain berupa minyak melati dan

minyak akar wangi pada wadah pencampuran kemudian dicium aromanya hingga

benar-benar padu, tidak menyengat tanpa mengesampingkan aroma darikemenyan