Berdana Dalam Kajian Buddha

36 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id stimulus atau situasi tertentu. Sedangkan Talcott menganggap tindakan berbeda dengan perilaku, tindakan adalah respon dari penerimaan stimulus. Perilaku adalah proses mental yang aktif dan kreatif. Sehingga yang terpenting bukanlah tindakan, akan tetapi norma dan nilai-nilai yang mengatur perilaku. Menurut Ritzer tindakan individu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan menggunakan sarana yang paling tepat. Talcott Parsons yang berkiblat pada aliran fungsionalis dalam teori tindakanya mengemukakan basis teori aksi, menurutnya aksi harus memiliki empat komponen, komponen tersebut diantaranya adalah: eksistensi aktor, unit aksi yang terlibat tujuan, situasi-kondisi dan sarana-sarana lainya yaitu norma dan nilai-nilai. 26 Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa teori aksi mencoba memahami setiap tindakan sosial melalui empat komponen unit aksi, yang dimaksud aktor adalah pelaku aksi dengan tujuanya kemudian aktor mempunyai berbagai cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mencapai tujuan, tujuan adalah suatu bayangan atau keadaan yang suatu mendatang akan dikejar dengan tindakan tersebut. Dalam melaksanakan berbagai cara aktor dihadapkan pada kondisi dan situasi yang memungkinkan untuk pemilihan berbagai cara yang digunakan dalam mencapai tujuan. Situasi dapat dianalisis ke dalam dua unsur yaitu situasi yang tidak bisa di kendalikan si aktor atau suatu keadaan yang tidak bisa diubahnya, atau dijaganya supaya tidak berubah dalam kaitanya dengan 26 I.B. Irawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, Jakarta: Kencana Pernada Media Group,2012,24. 37 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tujuan tersebut dan situasi yang bisa dikendalikanya. 27 Namun cara-cara tersebut dibatasi oleh norma dan nilai-nilai yang akan berpengaruh pada perilaku pengambilan keputusan. Konsep ini juga disebut dengan konsep Voluntarisme yaitu kemampuan individu untuk melakukan tindakan dengan segala alternatif dan cara tertentu dalam mencapai tujuan.Teori ini digunakan untuk menganalisa aktivitas sosial keagamaan yang dilaksanakan Vihara Buddhayana Dharmawira Centre di Surabaya yang meliputi kegiatan-kegiatan dan tanggapan masayarakat terhadap aktivitas sosial keagamaan yang dilaksanakan. Dalam ilmu sosial metode yang digunakan oleh Parsons ini berangkat dari interpretative, yaitu usaha untuk memahami tindakan individu bergerak ke survei- survei sebagaimana yang pernah dia lakukan dalam penelitiannya dari skala mikro ke makro. 27 Alih Bahasa Hartono Hadikusumo, Talcott Parsons Dan Pemikiranya Sebuah Pengantar, Jogjakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990, 74. 38 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III GAMBARAN UMUM VIHARA BUDDHAYANA DHARMAWIRA CENTRE

A. Profil Vihara Buddhayana Dharmawira Center

Vihara Buddhayana Dharmawira Centre disingkat BDC adalah nama sebuah Vihara yang didirikan pada tanggal 08 bulan Mei tahun 2008 di Surabaya. Berdiri atas prakarsa para tokoh buddhayana sebagai Pusdiklat pusat pelatihan dan pendidikan agama Buddha dibawah naungan Sangha Agung Indonesia Shagin. 1 Sejarah berdirinya Vihara BDC di mulai ketika waktu itu, banyak umat Buddha yang berusia muda di Surabaya bagian Timur terkendala kurangnya tempat pengajaran dharma, tempat ibadah dan aktivitas Buddhis. Berawal dari rintisan bapak Irwan Pontoh dan bapak Tosin, SH. Kedua tokoh muda Buddhist ini sangat peduli dengan perkembangan agama Buddha terutama untuk kalangan muda dan kaum Mahasiswa di Surabaya timur, mereka adalah dosen agama Buddha di beberapa perguruan tinggi di Surabaya, dari hasil pemikiran dan keinginan tersebut serta di dukung oleh tokoh-tokoh Buddhis di Surabaya. Akhirnya para tokoh memutuskan untuk mendirikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pusdiklat berlokasi di Jalan Panjang Jiwo Permai Selatan no. 4 Surabaya. Adapun akte organisasi BDC tertanggal 8 Agustus 2008 dan kegiatan 1 https:id.wikipedia.orgwikiBuddhayana_Dharmawira_Centre, Minggu, 12 Juni 2016, 14:55