Hakikat Keseimbangan Deskripsi Teori
15
Amung Ma‟mun dan Yudha M. Saputra 2000: 83, menyatakan bahwa ada tiga hal yang dapat didefinisikan dalam tahap belajar
keterampilan gerak yaitu: a. Tahapan Verbal-kognitif
Seorang guru memberikan pemahaman secara lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Oleh karena itu, kemampuan
verbal sangat mendominasi ditahapan ini. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar peserta didik dapat mentransfer ilmunya kedalam
bentuk keterampilan yang dihadapi sekarang. Contoh; menyepak bola, berlari dan melompat.
b. Tahapan Motorik Peserta didik selanjutnya memasuki tahapan motorik, banyak
persoalan yang terkait dengan aspek kognitif telah dipecahkan, dan sekarang fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak yang
lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai dalam belajar motorik adalah kontrol, konsistensi, sikap
berdiri dan percaya diri. c. Tahapan Otomatisasi
Pada tahapan ini seseorang yang telah mencapai tahapan ini tidak lagi banyak menggunakan aktivitas kognitif, karena keterampilan telah
dikuasai dengan baik. Tahapan otonom merupakan hasil dari latihan yang keras, yang menghasilkan respon tanpa harus berkonsentrasi
pada gerakan.
16
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas
untuk mencapai sebuah tujuan yang diperoleh dari latihan yang keras dan melewati berbagai tahapan tertentu.
Dalam melakukan sepakmula juga melibatkan penguasaan keterampilan dasar yang telah dijelaskan di atas. Dalam keterampilan
non-lokomotor, gerakan yang dilakukan sangat membutuhkan keseimbangan, power tungkai dan kelentukan. Dalam sepakmula salah
satu kaki harus diangkat dan satu kaki yang lainnya menyepak bola dengan keras dan cepat sehingga hasil dari sepakan bisa tepat sasaran.