Pengaruh Suhu terha HASIL DAN PEMBA

Penulis Penanggung Jawab Gambar 3. Hubungan antara dengan m Equilibrium moisture kondisi tertentu karena tekan Berdasarkan pada pengeringan paling umum, setelah periode secara linear dengan waktu, penurunan non linear pada mo lama, padatan mencapai kes pengeringan bisa dihentikan. S diuji variabel dengan kompo pengeringan.

b. Pengaruh Suhu terha

Pada percobaan varia yang dikeringkan merupakan putih telur 20 dengan teb digunakan 61 g moistureg bah Gambar.4. Hubungan antara M dengan m 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004 0.0045 N g H 2 O y a n g d iu p k a n d et ik 10 20 30 40 50 60 70 X g m o is tu re g b a h a n k e ri n g Online di: http:ejournal-s1.undip.ac ara Drying RateTerhadap Moisture Content T = 80 C, t n moisture content awal 61 g moistureg berat kering re contentmerupakan kandungan air dalam keadaan k kanan uap air setimbang dengan tekanan parsial uap an padatan basah pada kondisi pengeringan yang tetap. de awal penyesuaian, kadar air basis kering , moistur tu, seiring dengan dimulainya penguapan. Hal ini d moisture content hingga waktu tertentu, setelah selang kesetimbangan kadar air equilibrium moisture con Sehingga dapat disimpulkan variabel dari berbagai ko posisi 20albumin-10 methyl cellulose akan mem rhadap Kinetika Pengeringan dan Waktu Pengeringa riable suhu, bahan dikeringkan pada suhu 60 o C, 80 o C, an variable komposisi dengan penambahan methyl cel tebal 4 mm. Pada percobaan variable komposisi ka ahan kering. Moisture Content Terhadap Waktu komposisi 20 alb n moisture content awal 61 g moistureg berat kering 20 40 60 80 X g moisturebahan kering Drying Rate Vs Moisture Content 20 Album 10 Album 15 Album 50 100 150 Waktu menit Moisture Content vs Waktu .ac.idindex.phpjtki 11 , tebal bahan 4 mm n keseimbangan pada uap dalam atmosfer. ap. Dalam kasus yang ture content menurun i dilanjutkan dengan ng waktu yang cukup content dan proses komposisi yang telah emepersingkat waktu gan C, dan 100 o C. Bahan cellulosa 10 dan kadar air awal yang albumin, tebal 4 mm umin umin umin suhu 80 suhu 60 suhu 100 Penulis Penanggung Jawab Dari grafik hubungan pengeringan 60 o C , 80 o C , dan suhu pengeringan memberikan dibanding dengan variabel suh yang hampir sama, yakni moist kecenderungan penurunan yan karena semakin besar suhu, ma Sehingga laju penguapan air Semakin tinggi suhu udara pe transfer panas dan massa antar laju kinetika pengeringannya se Profil penurunan moi dapat dilihat bahwa, pada vari 100 o C. Dengan komposisi yan 0,1 g moistureg bahan kering, menit sedangkan untuk suhu 10 suhu pengeringan 80 o C mempe Sehingga dapat disimpulkan ba yang lebih tinggi dan membutu 100 o C. Gambar 5. Hubungan antara M mm dengan Profil kurva laju peng cukup signifikan antara variabe content paling tinggi dicapai Sedangkan critical moisture c moistureg bahan kering. Pada percobaan ini laj oleh variabel suhu 80 o C yaitu rata pada periode konstan yang oleh variabel 60 o C. Hal ini di pengering semakin rendah. D air di padatan semakin ren kesetimbangan dengan rela -0.0005 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004 0.0045 0.005 N H 2 O y a n g d iu p k a n d e ti k Dr Online di: http:ejournal-s1.undip.ac an antara moisture content terhadap waktu hasil perco dan 100 o C dapat dilihat bahwa untuk tebal lapisan yang an pengaruh yang cukup signifikan pada variabel suhu 8 suhu 60 o C. Pada variabel suhu 80 o C dan 100 o C memi oisture content berkurang seiring bertambahnya waktu pe yang lebih landai jika dibandingkan dengan variabel s maka panas yang diterima oleh permukaan lapisan pa ir per luas permukaan tiap waktunya semakin besar B pengering maka relative humidity udara akan semakin tara udara dan karagenan akan semakin besar. Hal ini a semakin tinggi Mualifah,dkk., 2010. oisture content terhadap waktu pada variable suhu 80 o ariable suhu 80 o C grafik penurunannya lebih landai dib ang sama dan ketebalan yang sama pula untuk mencap ng, untuk variable suhu 80 o C memerlukan waktu penge 100 o C memerlukan waktu pengeringan total 167,26 me perlihatkan laju pengeringan yang lebih tinggi dibandi bahwa variable suhu 80 o C lebih efektif karena memilik utuhkan energy yang lebih rendah bila dibandingkan de Moisture Content Terhadap Drying Ratekomposisi 20 gan moisture content awal 61 g moistureg berat kering engeringan untuk variabel suhu pengeringan menunjukk abel suhu 60 o C dan variabel 80 o C dengan variabel 100 o pai oleh variabel suhu 80 o C yaitu 27,088 g moistur e content paling kecil dicapai oleh variabel suhu 100 laju pengeringan rata - rata pada periode konstan yang p itu 0,0035 g H 2 O yang diuapkandetik. Sedangkan laju ang paling rendah adalah 0,0015 g H 2 O yang diuapkan i disebabkan, dengan semakin tinggi suhu, maka rel . Dengan semakin rendah relatif humiditi udara peng rendah, karena kadar air di padatan akan bera relatif humiditi udara. Semakin tinggi suhu juga a 20 40 60 80 X g moistureg bahan kering Drying Rate vs Moisture Content .ac.idindex.phpjtki 12 rcobaan variabel suhu ang sama yaitu 4 mm, u 80 o C dan 100 o C jika miliki kecenderungan pengeringan, dengan l suhu 60 o C. Hal ini padat semakin besar. Banadib, dkk.,2009. kin rendah, sehingga ni akan menyebabkan o C dan suhu 100 o C, dibandingkan variable apai moisture content geringan total 156,34 menit. Sampel dengan ndingkan suhu 100 o C. iliki laju pengeringan dengan variable suhu 20 albumin, tebal 4 g kkan perbedaan yang o C. Critical moisture tureg bahan kering. 00 o C yaitu 17,055 g g paling tinggi dicapai ju pengeringan rata – andetik yang dicapai relatif humiditi udara engering maka kadar erada pada kondisi akan meningkatkan suhu 80 suhu 60 suhu 100 Penulis Penanggung Jawab difusivitas uap air baik untuk padatan partikel karagenan itu

c. Pengeruh Tebal terh