1. Tempat dan Waktu. 2. Bahan yang Digunakan .

30

BAB III METODOLOGI

3. 1. Tempat dan Waktu.

Tempat penelitian atau pengujian dilakukan di PTKI Medan, Jalan Mendan Tenggara VII . Waktu penelitian atau pengujian dan pengerjaan selama 3 bulan.

3. 2. Bahan yang Digunakan .

Pada penelitian ini, bahan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Satu Unit AC LABTECH 1 PK. Gambar 3. 1. Satu Unit AC LABTECH 1 PK. Spesifikasi AC Mesin pendingin udara split : Universitas Sumatera Utara 31 Model : TG1-5 Serial number : 897588 Voltase : 220-240 V Kapasitas : 900 Btuhr Daya : 795 Watt Ampere : 4.1 A Refrigeran : R-22 2. Pipa tembaga. Pipa tembaga digunakan sebagai saluran referigant dari kondensor ke evaporator yang akan dinginkan d e n g a n a i r d i d a l a m s u b c o o l e r . Pipa tembaga banyak dimanfaatkan di industri pendingin karena memiliki konduktivitas termal yang baik dan ketahanan terhadap korosi [22]. Gambar 3. 2. Pipa Tembaga. 3. Kotak Styrofoam Cooler Box. Wadah penampung air hasil kondensasi yang digunakan adalah kotak Styrofoam, karena Styrofoam dapat menjaga suhu benda didalamnya dala m jangka waktu yang cukup lama [23], Karena memiliki nilai konduktivita thermal yang rendah. Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 3. 3. Kotak Styrofoam Cooler Box. 4. Pipa Sambungan U. Diguanakan untuk membentuk pipa -pipa tembaga yang akan dibentuk menjadi seperti bentuk subcool. Gambar 3. 4. Pipa Sambungan U. 5. Selang Air. Selang air untuk saluran air Styrofoam untuk di alirkan menuju subcooler, yang dipompakan oleh pompa aquarium. Yang berfungsi untuk mendinginkan refrigeran keluaran kondensor menuju evavorator. Universitas Sumatera Utara 33 Gambar 3. 5. Selang Air. 6. Refrigeran. Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Refrigeran yang digunakan pada pengujian ini adalah R-22 Dupont. Gambar 3. 6. Refrigeran R-22 Dupont. 7. Sub cooler. Subcooling biasanya digunakan sehingga ketika refrigeran mengalir mencapai katup ekspansi termostatik, totalitas dalam nyabentuk cair, dengan demikian, memungkinkan katup berfungsi dengan benar. Jika gas mencapai katup ekspansi, dalam sistem pendingin, serangkaian fenomena biasanya tidak diinginkan dapat terjadi. ini mungkin berakhir mengarah ke perilaku serupa dengan yang diamati dengan fenomena kilat-gas: masalah dalam regulasi minyak di seluruh siklus; penyalahgunaan berlebihan dan tidak perlu kekuasaan dan limbah listrik; kerusakan dan kemerosotan dari beberapa komponen dalam instalasi; kinerja yang tidak teratur dari sistem keseluruhan, dan dalam situasi yang benar-benar belum ditonton, gigi bahkan hancur. Aplikasi lain yang penting dan sangat umum subcooling adalah penggunaan tidak langsung pada proses pemanasan berlebih.Pemanasan berlebih analog dengan subcooling dengan cara operasi, dan kedua proses dapat digabungkan dengan Universitas Sumatera Utara 34 menggunakan penukar panas internal. Subcooling ini menyajikan diri dari pemanasan berlebih dan sebaliknya, yang memungkinkan panas mengalirdari refrigeran pada tinggi tekanan cair, satu dengan tekanan rendah gas. Hal ini menciptakan kesetaraan energik antara subcooling dan fenomena pemanasan berlebih ketika tidak ada kehilangan energi. Biasanya, cairan yang sedang subcooled lebih panas dari refrigeran yang sedang superheated, memungkinkan suatu fluks energi dalam arah yang dibutuhkan. Pemanasan berlebih sangat penting bagi operasi kompresor karena sistem kurang mungkin memberikan kompresor dengan campuran gas cair, situasi yang umumnya mengarah pada kehancuran kompresor gas karena cair uncompressible. Hal ini membuat subcooling sumber mudah dan meluas panas untuk proses pemanasan berlebih. Sebagian besar dari sistem pendingin menggunakan bagian dari kondensor untuk subcooling yang, meskipun sangat efektif dan sederhana, dapat dianggap sebagai faktor berkurang dalam kapasitas kondensasi nominal. Situasi yang sama dapat ditemukan dengan superheating mengambil tempat di evaporator, dengan demikian, penukar panas internal adalah solusi yang baik dan relatif murah untuk memaksimalkan panas kapasitas pertukaran. Akhirnya, aplikasi luas lagi subcooling adalah meningkatkan dan economising. Terbalik terhadap pemanasan berlebih, subcooling, atau jumlah panas ditarik dari refrigeran cair pada proses subcooling, memanifestasikan dirinya sebagai peningkatan pada kapasitas pendinginan dari sistem. Ini berarti bahwa setiap penghapusan panas tambahan setelah kondensasi subcooling memungkinkan rasio yang lebih tinggi dari penyerapan panas pada tahap lebih lanjut dari siklus. Perlu dicatat bahwa pemanasan berlebih memiliki persis efek terbalik, dan bahwa penukar panas internal saja, tidak mampu meningkatkan kapasitas sistem karena efek meningkatkan dari subcooling redup oleh pemanasan berlebih, membuat keuntungan kapasitas bersih sebesar nol. Namun demikian, beberapa sistem yang mampu Universitas Sumatera Utara 35 bergerak refrigeran dan atau untuk menghilangkan panas menggunakan sampai kurang energi karena mereka melakukannya pada cairan tekanan tinggi yang kemudian dingin atau subccol tekanan rendah yang lebih sulit untuk mendinginkan cairan. Gambar 3.7 Subcooler 8. Pipa PVC Tempat terjadinya pendinginan yang dilakukan pada pipa tembaga aliran referigant dari kondensor menuju evaporator. Gambar 3.8 Pipa PVC 3. 3. Alat Ukur Yang Digunakan.