16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Pengujian
Pengujian penetapan nilai kesadahan pada air minum menggunakan metode kompleksometri dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan dan pengendalian Penyakit BTKL PP Jln. Wahid Hasyim No. 15 Medan.
3.2 Alat
Alat yang digunakan adalah Buret 50 mL, Gelas ukur 100 mL, klem dan statif, Labu erlenmeyer 250 mL dan 500 mL, Labu ukur 250 mL, Neraca analitik,
Pipet volume 25mL.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah air minum, larutan baku Etilen Diamin Tetra Asetat EDTA 0,0101M, akuades, dan indikator EBT Eriochrome Black
T, larutan penyangga pH 10 ± 0,1, larutan standarkalsium karbonat CaCO
3
0,01M.
3.4 Sampel yang digunakan
Sampel yang digunakan pada pemeriksaan kualitas air adalah bersumber dari air konsumen Kecamatan Simanindo.
Universitas Sumatera Utara
17
3.5 Prosedur 3.5.1 Pembuatan Bahan
a. Indikator Eriochrome Black T EBT
1. Timbang 200mg EBT dan 100 g Kristal NaCl, kemudian dicampur
2. Gerus campuran tersebut hingga mempunyai ukuran 4050 mesh
3. Simpan dalam botol yang tertutup rapat
b. Larutan Penyangga pH 10 ± 0,1 pH 9,9 – 10,1
1. Larutkan 1,179 g Na
2
EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat penta hidrat MgSO
4
.7H
2
O dalam 50 mL air suling 2.
Tambahkan larutan tersebut ke dalam 16,9 g NH
4
Cl dan 143 mL NH
4
OH pekat, sambil dilakukan pengadukan 3.
Encerkan dengan air suling sehingga volumenya menjadi 250 mL 4.
Simpan dalam botol yang tertutup rapat
c. Larutan Standar Kalsium Karbonat CaCO
3
0,01 M 1.
Timbang 1 g CaCO
3
anhidrat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 mL
2. Larutkan dengan sedikit asam klorida HCl 1 : 1, tambah dengan 200
mL air suling 3.
Didihkan beberapa menit untuk menghilangkan CO
2
, lalu dinginkan 4.
Setelah dingin, tambahkan beberapa tetes indicator metal merah 5.
Tambahkan NH
4
OH 3 N atau HCl 1 :1 sampai terbentuk warna orange 6.
Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 1000 mL, tepatkan sampai tanda tera.
Universitas Sumatera Utara
18
d. Standarisasi Larutan Na
2
EDTA ±0,01 M 1.
Pipet 10 mL larutan standar CaCO
3
0,01 M, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan 40 mL air suling dan 1 mL larutan penyangga pH 10 ± 0,1
3. Tambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator
EBT 4.
Titrasi dengan larutan Na
2
EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah keunguan menjadi biru
5. Catat volume larutan Na
2
EDTA yang digunakan 6.
Hitung molaritas larutan baku Na
2
EDTA dengan menggunakan rumus sbb
MEDTA = M CaCO3 x V CaCO3
V EDTA Keterangan :
M
EDTA
: molaritas larutan baku Na
2
EDTA mmolmL V
EDTA
: volume rata-rata larutan baku Na
2
EDTA mL M
CaCO3
: molaritas larutan CaCO
3
yang digunakan mmolmL V
CaCO3
: volume rata-rata larutan CaCO
3
yang digunakan mL
3.5.2 Prosedur Analisa
1. Tentukan konsentrasi larutan EDTA sebagai pentiter
2. Ambil 25 mL sampel, masukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, encerkan
dengan air suling sampai volume 50 mL diencerkan 2x 3.
Tambahkan 1 mL sd 2 mL larutan penyangga pH 10 ± 0,1 4.
Tambahkan seujung spatula 30 mg sd 50mg indikator EBT 5.
Titrasi dengan larutan EDTA sampai berubah warna dari merah keunguan
Universitas Sumatera Utara
19
menjadi biru. Titrasi dengan perlahan pada saat menedekati titik akhir titrasi karena reaksi lambat
6. Catat angka yang dibutuhkan selama titrasi, hitung dan catat hasilnya.
3.6 Perhitungan