commit to user 11
2. Tenaga Kerja Wanita
Menurut Sajogyo 1985 mempelajari peranan wanita, pada dasarnya menganalisis dua peranan wanita. Pertama, peran wanita dalam status atau
posisi sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung menghasilkan pendapatan, tetapi memungkinkan anggota
rumah tangga yang lain melakukan pekerjaan mencari nafkah. Kedua, peranan wanita pada posisi sebagi pencari nafkah tambahan atau pokok,
dalam hal ini wanita melakukan pekerjaan produktif yang langsung menghasilkan pendapatan.
Alasan khusus bagi wanita yang mengalokasikan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan kerja demi nafkah menurut
Mardikanto 1990 antara lain: a. Untuk menambah pendapatan keluarga terutama jika pendapatan suami
atau keluarganya kecil. b. Memiliki berbagai keunggulan pendidikan, keterampilan, modal,
relasi, dan lain-lain sehingga lebih efisien meniti karier dibanding jika hanya melakukan pekerjaan rumah tangga.
c. Untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia aktualisasi diri bahwa mampu berpartisipasi ditengah keluarga dan masyarakatnya.
d. Untuk memperoleh status atau kekuasaan lebih besar didalam kehidupan keluarga.
3. Curahan Waktu Kerja Wanita
Secara umum wanita mempunyai peran baik sebagai ibu rumah tangga maupun pencari nafkah yang tercermin dalam curahan waktu kerja
wanita. Menurut Putri et al 2007 curahan waktu kerja wanita secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu curahan waktu kerja untuk kegiatan
ekonomi mencari nafkah dan kegiatan non ekonomi, yaitu kegiatan dasar, kegiatan sosial, dan kegiatan rumah tangga.
Mubyarto 1985 menyatakan bahwa umumnya pekerjaan di pedesaan tidak hanya bekerja pada satu jenis pekerjaan. Waktu yang
dicurahkan keluarga pada berbagai pekerjaan juga berbeda-beda
commit to user 12
tergantung tingkat upah atau pendapatan yang diterima. Pada umumnya di pedesaan, suatu rumah tangga terlibat pada berbagai jenis pekerjaan. Hal
ini terjadi karena bila dalam suatu rumah tangga hanya melibatkan diri pada satu jenis pekerjaan biasanya pendapatan yang diperoleh tidak dapat
mencukupi kebutuhan. Oleh sebab itu, anggota rumah tangga lainnya termasuk istri akan berusaha mencukupi kebutuhannya dengan melibatkan
diri pada berbagai jenis pekerjaan lain yang dapat menambah pendapatan Purwati cit Suratiyah 1998.
Sajogyo 1985 mengemukakan perkembangan industri kecil berdampak pada perubahan pola kerja wanita pedesaan. Tidak semua
pekerjaan diluar pertanian sebagai pekerjaan sambilan, tetapi ada juga yang dilakukan sebagai usaha tetap. Perubahan pola kerja wanita pedesaan
yang terjadi dapat pula dilihat pada semakin banyaknya waktu yang tercurah bagi wanita yang berstatus sebagai pekerja dimana mereka pada
umumnya berasal dari rumah tangga petani yang tidak bertanah, bagi wanita yang bertindak sebagai pengusaha maka curahan waktunya relatif
lebih sedikit.
4. Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Curahan Waktu