Pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor dan investasi dalam negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi kota Jkarta (PDRB) periode 1986-2009

PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR,
DAN INVESTASI DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA JAKARTA (PDRB)
PERIODE 1986-2009
SKRIPSI

Oleh :
Siti Mahmudah
Nim : 107084000196

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 / 2011 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama


: Siti Mahmudah

2. Tempat & Tgl Lahir

: Jakarta, 25 Juni 1989

3. Alamat

: Jl. Budi mulya GG.VII 009/011

4. Telepon

: 085717245969/ 02199642618

5. Email

: Mudah19@yahoo.co.id

II. PENDIDIKAN
1. SD


: Madrasah Iftidayah (MI) Jakarta

2. SMP

: SMP Negeri 34 Jakarta

3. SMA

: SMA Datur Tafsir Bogor

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah

: Endang

2. Tempat & Tgl Lahir

: Jakarta 11 Agustus 1962


3. Alamat

: Jl. Budi mulya GG.VII 009/011

4. Telepon

: 02192766883

5. Ibu

: Rosmiyati

6. Tempat & Tgl Lahir

: Bogor 11 February 1968

7. Alamat

: Jl. Budi mulya GG.VII 009/011


8. Telepon

: 02198452042

9. Anak Ke

: Dua dari Empat Bersaudara

i

ABSTRACT

This study aims to analyze the the effect of Value Added of Industry, Export,
Import, and Investments (PMDN) against the to economic growth period 1986-2009 in
Jakarta in the short and long term. The analysis was using years time series data
which published by Central Bureau of Statistics (BPS). The method which is used in
this study apply model the dynamic Engle and Granger, Error Correction Model
(ECM).
The analysis showed that the variable Value Added of Industry, Import, and

Investments (PMDN) had no effect in the short term to Economic Growth, while in the
long term Value Added Industries and Investments (PMDN) has a significant effect on
Economic Growth.

Keywords : value added of industry, export, Import, and Domestic Investment to
economic growth

ii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri,
Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta periode 1986-2009. Analisis
dilakukan dengan menggunakan data runtut waktu tahunan yang dipublikasikan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model dinamik Engle dan Granger, Error Correction Model (ECM).
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Nilai Tambah Industri, Impor, dan
Investasi (PMDN) tidak mempunyai pengaruh dalam jangka pendek terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta, sedangkan dalam jangka panjang Nilai

Tambah Industri dan Investasi (pmdn) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta.

Kata Kunci: Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, Investasi (PMDN) dan
Pertumbuhan Ekonomi.

iii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim,
Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah
begitu banyak memberikan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Rangkaian kata syukur
tak kan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis pada Allah
SWT. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Nilai
Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi kota DKI Jakarta Periode 1986-2009”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW sebagai Tauladan terbaik, keluarga, sahabat serta para pengikutnya, yang telah
merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan,

semoga kita mendapat safa’atnya dihari yang pasti dan dinanti.
Pada kesempatan ini, penulis rasanya wajib mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, “semoga
Allah SWT memberikan balasan yang terbaik”, terutama kepada:
1. Ibunda Rosmiyati, yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku dengan
do’anya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih menguatkanku dengan
petuah-petuah bijaknya disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam
menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT. Ayahanda Endang,
yang telah menjadi teladan bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan
kekhilasan, serta telah mendidik penulis untuk menjadi seorang wanita yang
tangguh dan bijaksana.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB.
3. Bapak Prof. Dr.Ahmad Rodoni MM, selaku pembantu dekan bagian akademik
serta sekaligus sebagai penguji ahli ketika ujian skripsi saya. Terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan.

iv


4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis
menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan Allah
SWT. membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.
5. Bpk Fahmi Wibawa, SE. MBA. Pembimbing II yang banyak meluangkan
waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dan memberikan banyak ilmu-ilmu baru, semoga Allah SWT mencatat segala
amal kebaikannya sebagai ibadah.
6. Bpk Drs. Lukman, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study
Pembangunan.
7. Ibu Utami Baroroh, M.Si. selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study
Pembangunan.
8. Bpk Roikhan Mochamad Aziz, MM, Selaku Penguji Ahli, juga sebagai
Penemu Sinlamim Theory @319913616.
9. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi
pengalaman, serta para staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
10. My big family brothers and sister, Iman Ruslanudin, Zainal Falah, Ikmal
Baihaqi, Kartika Sari, untuk bantuan dan doanya kalian terima kasih, terutama

untuk keponakan aku yang baru lahir (Ziddan) yang bisa membuat aku
tersenyum, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
11. Agustiarman Basirun SE, yang selalu menemaniku selama hampir tiga tahun
lebih dan banyak membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih
untuk doa dan motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Eneng Euis Sholihat saudara ku, yang selalu memberikan motivasi, semangat
dan doa yang tak terhingga kepada penulis. Dan selalu mendengarkan curhatan
ku dikostn.

v

13. Teman-teman IESP Mahda, Ely, Niar, Mario, Ganda, Ndang dkk

yang

namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa
hormat dan sayang saya.
14. Teman-teman satu kosan Eliyana, Nurul, ka Len, Upi, Eneng, Uci, Puzy, Opie,
yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini dan maaf

untuk kamar depan selalu berantakan dengan buku-buku saya yang berserakan.
Thank’s Friends.
15. Teman-teman BEMJ IESP periode 2007, yang telah bersama-sama belajar
untuk memikul sebuah tanggung jawab dan melakukan sesuatu yang berarti
bagi fakultas Ekonomi.
16. Segenap pegawai perpustakaan nasional, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank
Indonesia (BI), dan LIPI yang telah melayani dan memantu proses
pengumpulan data dan literature. dan untuk semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang terdalam untuk bantuan,
dukungan, dan doanya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai
kita semua. Amin
Akhirnya, semoga bantuan, doa dan semangat yang diberikan dapat
menjadi amalan bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 18 November 2011

Siti Mahmudah
Penulis


vi

DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... i
ABSTRCT .................................................................................................. ii
ABTRAK .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 13
A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan ................... 13
B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 16
C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................ 18
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.......... 29
1. Nilai Tambah Industri (Sedang/Besar) ...................................... 29
2. Teori Perdagangan Internasional............................................... 33
2.1. Pengertian Ekspor........................................................... 35
2.2. Pengertian Impor ............................................................ 41
3. Investasi ................................................................................... 44
3.1

Pengertian Investasi ........................................................ 44

3.2

PMDN ............................................................................ 49

E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 51
F. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 57
G. Hipotesis ....................................................................................... 59

vii

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 61
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 61
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ..................................... 61
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 62
D. Metode Analisis Data.................................................................. 63
1. Uji Normalitas ......................................................................... 64
2. Uji Linieritas ........................................................................... 65
3. Uji Stasioner ............................................................................ 65
a. Uji Akar Unit ....................................................................... 66
b. Uji Derajat Integrasi ............................................................ 67
4. Uji Kointegrasi ........................................................................ 68
5. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 69
a. Uji Autokorelasi ................................................................. 69
b. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 71
c. Uji Multikolinieritas ............................................................ 72
6. Uji Error Correction Term (ECT) ........................................... 72
7. Uji Error Correction Model (ECM) ........................................ 73
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 75
1. Variabel Independen ............................................................ 75
2. Variabel Dependen .............................................................. 75

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 80
A. Deskripsi Obyek Penelitian ......................................................... 80
1. Keadaan Geografis DKI Jakarta ............................................... 80
2. Perkembangan Pertumbuhan ekonomi .................................... 83
3. Perkembangan Nilai Tambah Industri ..................................... 86
4. Perkembangan Ekspor ............................................................ 88
5. Perkembangan Impor ............................................................... 91
6. Perkembangan Investasi (PMDN) ............................................ 94
B. Analisis dan pembahasan ............................................................. 97
viii

1. Uji Normalitas ......................................................................... 98
2. Uji Linieritas ........................................................................... 99
3. Uji Stasioner ........................................................................... 99
a. Uji Akar Unit ....................................................................... 101
b. Uji Derajat Integrasi ............................................................ 101
4. Uji Kointegrasi ........................................................................ 104
5. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 104
a. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 104
b. Uji Autokorelasi .................................................................. 105
c. Uji Multikolinieritas ........................................................... 106
6. Pendekatan Error Correction Model (ECM) ............................ 107
C. Interpretasi Data ........................................................................... 111
1. Konstanta ........................................................................... 110
2. Pengaruh NTIND terhadap PDRB ...................................... 110
3. Pengaruh X terhadap PDRB ............................................... 112
4. Pengaruh M terhadap PDRB ............................................... 113
5. Pengaruh INVTS terhadap PDRB ....................................... 115
D. Pembahasan Analisis Ekonomi .................................................... 116

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 120
A. Kesimpulan ............................................................................ 120
B. Implikasi ................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 124
LAMPIRAN ............................................................................................... 128

ix

DAFTAR TABEL
Nomor

Keterangan

Hal

1.1

Data PDRB DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan
2000 tahun 1989-2004

3

1.2

Data Nilai Tambah Besar dan Sedang menurut
Klasifikasi Industri 1997-2007

4

1.3

Data Nilai Ekspor dan Impor DKI Jakarta 1997-2009

6

1.4

Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam
Negeri 1996-2007 Nilai Persetujuan Pemerintah

7

2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

55

3.1

Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi Uji Durbin-Watson

70

3.2

Menentukan Keputusan Dari Nilai Uji Durbin-Watson

71

3.3

Operasional Variabel

76

4.1

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
Kota Jakarta (PDRB) Tahun 1986-2009

83

4.2

Perkembangan Nilai Tambah Industri
DKI Jakarta 1986-2009

86

4.3

Perkembangan Ekspor DKI Jakarta Tahun 1986-2009

88

4.4

Perkembangan Impor DKI Jakarta Tahun 1986-2009

91

4.5

Perkembangan Investasi (PMDN)
DKI Jakarta Tahun 1986-2009

94

4.6

Uji Normalitas

97

4.7

Uji Ramsey Reset Test

98

4.8

Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level

100

4.9

Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference

101

4.10

Nilai Regresi Uji Kointegrasi

102

x

4.11

Hasil Uji White HeteroskedasticityTest

104

4.12

Hasil Regresi LM-Test

105

4.13

Hasil Uji Correlation Matrix

106

4.14

Hasil Estimasi Model Dinamis ECM

107

4.15

Hasil Perhitungan Koefisien ECM

109

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Hal

2.1

Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

29

2.2

Kerangka Pemikiran

58

4.1

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
DKI Jakarta 1986-2009

84

4.2

Perkembangan Nilai Tambah Industri 1986-2009

87

4.3

Perkembangan Ekspor 1986-2009

89

4.4

Perkembangan Impor 1986-2009

90

4.5

Perkembangan Investasi (PMDN) 1986-2009

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Keterangan

Hal

1

Data Variabel Penelitian

128

2.

Data Observasi Setelah di LN

129

3.

Uji Normalitas

130

4.

Uji linieritas

130

5.

Uji Stasioner

130

6.

Uji Kointegrasi

133

7.

Uji Asumsi Klasik

134

8.

Hasil Estimasi Model Dinamis ECM

136

9.

Hasil Perhitungan Koefisien ECM

137

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan suatu daerah dilaksanakan dengan tujuan menciptakan kondisi
masyarakat yang lebih baik. Selain pembangunan fisik, pembangunan sumber
daya manusia juga diperlukan. Setiap pembangunan harus selalu diawali dengan
suatu perencanaan. Dalam menyusun suatu perencanaan diperlukan informasi
yang tidak saja harus lengkap, tetapi juga akurat dan tepat. Karena tanpa data,
perencanaan yang disusun akan memuat berbagai ketidakpastian atau resiko yang
besar. Peran penting data/ informasi dalam perencanaan suatu pembangunan
daerah mutlak diperlukan agar pembangunan dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Selain hal tersebut di atas data maupun informasi dapat digunakan
juga sebagai evaluasi keberhasilan dari pembangunan suatu daerah baik secara
mikro maupun makro.
Pada umunnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara
berkembang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan
ekonomi yang hasilnya secara merata dikecap oleh masyarakat, meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,
mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, struktur perekonomian yang
seimbang. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan
ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari
pembangunan ekonomi, Suharsono Sugir,( 2000:142).

1

Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor
nonfisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan sumbersumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan
kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang
maka laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. Pertumbuhan ekonomi melibatkan
perubahan faktor-faktor permintaan yaitu perubahan permintaan agregatif akan
menyebabkan perubahan alokasi sumber-sumber daya dalam perekonomian.
Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar
kenaikan kapasitas produksi dapat direalisasi.
Dalam proses pertumbuhan ekonomi berupa sektor atau industri mengalami
penciutan atau perluasan secara lambat, pergeseran atau perpindahan sumber daya
dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya
mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau
penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara
efisien (Jhingan, 2000:65).
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB baru dihitung berdasarkan
dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi penggunaan.
Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.
Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh
penduduk dalam periode tertentu. ( Berita Resmi Statistik No.29/Th.V/19 Agustus
2003 )

2

Tabel 1.1
Pertumbuhan Kota Jakarta (PDRB) Tahun 2001-2009
TAHUN
PDRB Menurut Harga
Konstan
(Juta Rupiah)
2001
61868256
2002
64338830
2003
76314201
2004
61868256
2005
29527054
2006
31282671
2007
33297125
2008
35369405
2009
371399320
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka
Salah satu tolak ukur kinerja dari industri khususnya industri kecil dan
menengah (IKM) adalah tingkat nilai tambah. Nilai tambah diciptakan melalui
kegiatan transformasi faktor-faktor produksi menjadi output yang lebih bernilai
secara

ekonomi

dengan

menggunakan

teknologi

melalui

komponen-

komponennya. Berkaitan dengan peran penting teknologi terhadap pencapaian
kinerja industri khususnya pencapaian nilai tambah, maka perlu dilakukan strategi
peningkatan nilai tambah melalui identifikasi pengaruh kandungan teknologi yang
digunakan dalam proses transformasi input menjadi output produksi. ( Oleh Siti
Rohmatul Umah dkk, litbang PPIS 2008 ).

3

Tabel 1.2
Data Nilai Tambah Besar dan Sedang Menurut Klasifikasi Industri di DKI
Jakarta
Tahun 2001-2009
TAHUN Nilai Tambah industri (biaya faktor
produksi )
(juta/million RP)
2001
26656400
2002
32531589
2003
32678400
2004
35891000
2005
39643800
2006
50716400
2007
98874004
2008
71949300
2009
79876700
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka
Perdagangan luar negeri atau ekspor dan hampir merupkan sektor ekonomi
yang dapat disajikan sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi di
Indonesia termasuk DKI Jakarta. Pembangunan DKI Jakarta yang diarahkan
kepada terbentuknya Jakarta sebagai “service city” menempatkan sektor
perdagangan sebagai salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar di
wilayah ini. Data tahun 2009 menunjukan bahwa sektor perdagangan merupakan
sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di DKI Jakarta dengan
kontribusi 36,92 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan 24,60 persen dan
sektor industri pengolahan dengan 36,92 persen, penyerapan tenaga kerja yang
cukup besar ini tentu merupakan indikator yang menunjukan besarnya kontribusi
sektor ini terhadap perekonomian Jakarta, khususnya dalam penyerapan tenaga
kerja. Semakin cepat perdagangan luar negeri berkembang akan semakin cepat
pula kinerja perekonomian meningkat. Sejalan dengan pernyataan di atas,

4

beberapa ahli ekonomi (Gellis et 1987) menyatakan bahwa sektor perdagangan
dapat berfungsi sebagai enginer of development.
Adanya krisis keuangan global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008
mempunyai dampak terhadap perekonomian nasional maupun perekonomian DKI
Jakarta. Dampak tersebut masih terasa pada tahun 2009, yang menyebabkan
ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2009 mengalami perlambatan dibandingkan
tahun sebelumnya
Salah satu upaya yang dipandang cukup strategis untuk mengatasi krisis
adalah peningkatan kinerja perdagangan luar negeri. Selama ini kinerja
perdagangan luar negeri selalu berfluktuatif. Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi dunia yang diperkirakan akan melambat dibandingkan pertumbuhan
tahun 2008, kinerja ekpor luar negeri ekspor diharapkan akan memberikan
kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia,
termasuk kota Jakarta.
Untuk memancu peningkatan perdagangan luar negeri dibutuhkan daya tarik
investasi, khususnya persaingan sesama Negara yang berusaha menarik investor
agar berinvestasi dinegaranya. Untuk memenangkan persaingan ini, perlu
didukung oleh sarana dan prasarana yang kondusif bagi masuknya investasi asing
di Indonesia. Ini bisa ditempuh melalui kemudahan dalam melakukan perizinan
investasi, bea masuk khusunya bahan baku dan penolong maupun barang modal,
promosi dagang yang intensif dan berkesinambungan.
Upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah diversifikasi pasar ekpor
khususnya perkembangaan pasar-pasar non tradisional dan memilih jenis
5

komoditi yang dapat dijadikan sebagai andalan ekpor, terutama ekspor non migas.
Untuk itu diperlukan adanya usaha diversifikasi komoditi-komoditi yang
mempunyai keunggulan kompetitif (competitive adventage) di pasar luar negeri
serta komoditi tersebut berbasiskan bahan baku lokal (resaursed based industri)
karena usaha jenis inilah yang tahan terhadap terpaan badai krisis. Pengalaman
menunjukan bahwa sebagaian besar jenis usaha tersebut berasal dari usaha kecil
menengah.
DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara, pusat pemerintah dan perekonomian
mempunyai berbagai fasilitas untuk melakukan transaksi internasional sehingga
sebagian besar perdagangan luar negeri Indonesia dilaksanakan melalui pelabuhan
muat DKI Jakarta. Namun dari jumlah tersebut, berapa sebenarnya ekspor/impor
barang-barang (produk) yang benar-benar dari dan ke Jakarta, dan komoditi apa
saja yang menjadi andalan ekspor/impor tersebut, adakah komoditi lain yang lebih
prosfektif untuk dikembangkan.
Tabel 1. 3
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Melalui Muat di DKI Jakarta
Tahun 2001-2009
TAHUN
Nilai Ekspor
Perubahan
Nilai Impor
Perubahan
(FOB US $)
(%)
(FOB US $)
(%)
(1)
(2)
(3)
(4)
2001
19798812260
-7,56
15973651761
-6,31
2002
19959587089
0,81
16189261753
1,355
2003
20454440187
2,48
16169567982
-0,12
2004
24501221918
19,78
23883257384
47,70
2005
26958167238
10,03
26827744132
12,33
2006
29809517655
10,58
27134810269
1,14
2007
32186884841
7,98
34739269326
28,02
2008
36090170062
12,13
63312741522
82,25
2009
32536510048
-9,85
48099308120
-24,03
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka

6

Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal
baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan
pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada
gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah
output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional
sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi.
Tabel 1. 4
INVESTASI (PMDN) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2001-2009
TAHUN
PMDN
Proyek
Nilai (US $)
2001
45
5752926
2002
44
22259119
2003
44
3343950
2004
35
4173915
2005
23
3792133
2006
18
981710
2007
45
5638339
2008
34
18373
2009
35
9693
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka
Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah
dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa
yang akan datang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama.
Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat
tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil,
atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang
kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan.
Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan
perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi
7

pada proyek yang tidak menguntungkan. alasan melakukan investasi adalah
sebagai berikut:
a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.
b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu
saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.
c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan
Dapat dijelaskan untuk memahami hakekat dari investasi dapat diawali dari
memahami dari pengertian investasi tersebut. Pengertian investasi yang
berkembang saat ini sangat variatif, antara lain pengertian investasi yang
dikemukakan oleh Diana Eka Putra dalam bukunya “Berburu Uang di Pasar
Modal Panduan Investasi Menuju Kebebasan Financial”.
Selama dari dua dasawarsa terakhir, Negara-negara yang sedang berkembang
menghadapi menurunnya daya serap pasar dunia bagi produk-produk primer
mereka, meningkatnya devisit transaksi berjalan pada neraca-neraca pembayaran
dan adanya rasa percaya terhadap mistik industrialisasi, mendorong Negara dunia
ke tiga termasuk Indonesia untuk mengejar yang umum apa yang diketahui
sebagai strategi pembangunan subtitusi impor. Ini menyebabkan timbulnya suatu
usaha untuk mengganti komoditas, biasanya produk manufaktur yang dahulu
diimpor dengan sumber-sumber produksi dan sediaan dalam negeri. Strategi yang
yang tipikal ini, pertama-tama adalah menciptakan rintangan tarif atau kuota
terhadap komoditas tertentu yang diimpor yaitu beberapa barang seperti radio,
sepeda atau alat-alat listrik rumah tangga. Strategi yang tipikal ini melibatkan
kerja sama dengan perusahaan asing yang didorong untuk mendirikan pabrik
8

dibalik dinding proteksi tarif dan pemberian keringanan pajak dan memperoleh
intensif investasi. Walaupun biaya awal produksi akan mendorng harga eceran
lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga impor, tapi pemikiran ekonomi yang
mendasari pembangunan operasional manufaktur substitusi impor adalah bahwa
akan mengenyam keuntungan produsksi dalam skala yang besar (ini yang
dinamakan “industri anak “untuk proteksi tarif) atau bahwa neraca pembayaran
akan membaik berhubung impor barang-barang konsumsi dapat dibatasi.
Pertumbuhan ekonomi akan tercapai apabila setiap wilayah atau Negara yang
memiliki potensi ekonomi yang dapat diberdayakan seoptimal mungkin dan
didukung dengan pemberdayaan ekonomi daerah, salah satunya kota Jakarta yang
merupakan Ibukota Republik Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan sekitar
13.000 pulau dan penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Negara Kesatuan Republik
Indonesia memiliki kebhinekaan dalam suku bangsa, bahasa, budaya, serta adat
dan agama. Kebhinekaan tersebut tercermin pula di ibukota negara, Jakarta.
Jakarta yang dewasa ini berpenduduk hampir sepuluh juta jiwa merupakan salah
satu kota di Asia yang paling sering dibicarakan dengan berbagai alasan yang
wajar. Jakarta telah berkembang secara luar biasa dan akan berada pada
kedudukan terdepan dan bertanggung jawab di Asia pada dasawarsa-dasawarsa
mendatang. Jakarta mempunyai kedudukan khas, baik sebagai ibu kota negara
maupun ibukota daerah swatantra. Jakarta juga merupakan pusat kegiatan sosial
dan budaya dengan berbagai sarana terbaik di Indonesia dalam bidang pendidikan,
budaya, olah raga, dan kesehatan. Jakarta merupakan gerbang utama Indonesia.

9

Letaknya yang strategis di Kepulauan Indonesia, menyediakan layanan angkutan
darat, udara, dan laut terbaik di Indonesia.
Kota Jakarta merupakan kota yang mempunyai laju pertumbuhan sangat tinggi
dimana semua kegiatan perekonomian dan pemerintahan terpusat di kota tersebut.
Terpusatnya segala kegiatan di kota Jakarta menyebabkan pertumbuhan kota
tersebut yang jauh lebih maju dibandingkan kota-kota yang lainnya.
Dalam situasi seperti sekarang, keunggulan bisnis dan perekonomian bukan
lagi berdasarkan pada strategi keunggulan komparatif (Comparative advantage)
melainkan strategi keunggulan kompetitif (Competitive advantage). Globalisasi
mengubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Interdependensi
(saling

ketergantungan)

perekonomian

negara

semakin

erat,

keeratan

interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga antara
negara berkembang dan negara maju.
Perubahan dalam perekonomian global bisa membawa pengaruh positif dan
negatif bagi perekonomian Indonesia. Gejolak perekonomian dunia yang
membawa pengaruh negatif ini yang harus dapat diantisipasi dengan tepat oleh
Indonesia agar dapat meredam pengaruh negatif terhadap perekonomian
Indonesia. Gejolak perekonomian luar dapat terasa kedalam perekonomian
Indonesia melalui beberapa variabel makro ekonomi, diantaranya, real exchange
rate/kurs (nilai tukar riil) dan net export (nilai ekspor bersih/net ekspor). Dua
variabel

ini

merupakan

variabel

perekonomian global dan juga

yang

langsung

berhubungan

dengan

merupakan cerminan perubahan dalam

perekonomian global.
10

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Nilai Tambah
Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009 ”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Nilai Tambah Industri berpengaruh dalam jangka pendek maupun
jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 19862009?
2. Apakah Ekspor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?
3. Apakah Impor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?
4. Apakah Investasi (PMDN) berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka
panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada beberapa tujuan
penelitian skripsi adalah :
1. Menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri dalam jangka pendek
maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta
1986-2009.
11

2. Menganalisis pengaruh Ekspor dalam jangka pendek maupun jangka
panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.
3. Menganalisis pengaruh Impor dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.
4. Menganalisis pengaruh Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun
jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis Penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menselaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan,
mengembangkan pengetahuan penulis di bidang ekonomi pembangunan
yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri,
kecerdasan intelektual, dan emosional.
3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan yang
bermanfaat bagi yang memerlukan.
4. Bagi Universitas,

Hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan

referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan universitas selanjutnya
di masa depan.

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan
1. Ekonomi dan Studi Pembangunan
Ekonomi dan studi pembangunan (economics and development studies)
sebagai satu-kesatuan istilah, seperti sudah disinggung sebelumnya, lebih
lanjut bisa disimak dalam paparan Todaro & Smith (2009: 6-13), yang diawali
dengan

argumentasi mengapa

pembangunan

ekonomi dan

ekonomi

pembangunan menjadi bidang kajian dan disiplin yang terpisah dari disiplin
lain dalam ilmu ekonomi.
2. Ekonomi Pembangunan
Ekonomi pembangunan (development economics) sebagai bidang studi
yang mengkaji pembangunan ekonomi menjadi salah satu bidang yang paling
baru, paling menarik, dan paling menantang di antara cabang-cabang disiplin
ekonomi dan ekonomi politik. Meskipun sudah lebih dari lima dekade
berkembang, masih banyak pihak yang mengatakan bahwa ekonomi
pembangunan sebetulnya bukan suatu cabang khusus dari ekonomi (baca:
ilmu ekonomi, economics) seperti halnya ekonomi makro, ekonomi
ketenagakerjaan, keuangan publik, atau ekonomi moneter, karena dianggap
sebagai bentuk amalgamasi dan aplikasi ilmu ekonomi tradisional yang
berlaku khusus bagi ekonomi negara-negara berkembang, misalnya: Afrika,
Asia, dan Amerika Latin.

13

13

Todaro & Smith (2009: 6-7) tidak sependapat dengan argumen tersebut.
Menurut kedua penulis ini, meskipun ekonomi pembangunan seringkali
menggunakan prinsip dan konsep yang relevan dari cabang ilmu ekonomi
yang lain, dalam bentuk standar maupun dimodifikasi, bagi sebagian besar
ekonomi pembangunan hal itu adalah suatu bidang studi dengan identitas
analitis dan metodologisnya sendiri yang khas dan berkembang dengan cepat,
Barret, dan Davis ( 2007: 345-346).
Selain itu, ekonomi pembangunan tidak sama dengan ekonomi
tradisionalnya negara-negara kapitalis maju, atau ekonomi neoklasik.
Ekonomi pembangunan juga tidak sama dengan ekonominya negara-negara
yang semula sosialis terpusat. Ekonomi pembangunan tidak lebih dan tidak
kurang tentang ekonomi negara-negara yang secara kontemporer kurang
berkembang dengan berbagai ragam orientasi ideologis, latar budaya berbeda,
dan berbagai persoalan ekonomi yang kompleks yang biasanya menuntut
adanya gagasan baru dan peran institusi untuk meyakinkannya.
Pendapat Todaro & Smith tersebut juga sejalan dengan yang
dipublikasikan dalam Wikipedia (2009) berikut: Ekonomi pembangunan
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mengkaji aspek-aspek ekonomi proses
pembangunan pada negara-negara yang berpendapatan rendah. Fokus
ekonomi pembangunan bukan hanya pada metode-metode peningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural tetapi juga pada perbaikan
potensial bagi populasi secara masal, misalnya, melalui kesehatan dan

14

pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur publik
maupun swasta.
Jadi, ekonomi pembangunan melibatkan kreasi teori-teori dan metodemetode yang membantu didalam menentukan tipe kebijakan dan praktik dan
dapat dilaksanakan pada tingkat domestik (lokal) maupun internasional. Hal
diatas bisa menyangkut restruktur insentif pasar atau menggunakan metode
matematis seperti optimisasi lintas waktu (inter temporal) bagi analisis
projeknya, atau bisa juga melibatkan metode bauran kuantitatif dan kualitatif.
Tidak seperti kebanyakan bidang studi ekonomi yang lain, pendekatan
dalam ekonomi pembangunan bisa melibatkan faktor-faktor sosial dan politik
guna melengkapi perencanaan yang sifatnya khusus.
Pendekatan yang berbeda bisa memperhitungkan faktor-faktor yang
memberi kontribusi pada konvergensi atau non konvergensi ekonomi lintas
rumah tangga, daerah, dan negara.
3.

Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi pada umumnya pembangunan ekonomi yang
diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak
tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf
pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat, kesempatan
kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran
masyarakat menjadi semakin tinggi. Sukirno (2006) .

15

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagiai suatu proses
yang menyebabkan kanaikan pendapatan rill per-kapita penduduk suatu
Negara dalam jangka pangajng yang disertai oleh perbaikan system
kelambagaan (Arsyad, 1999). Lebih lanjut Todaro (Arsyad, 1999) mengatakan
bahwa keberhasilan pemangunan ekonomi suatu Negara ditujukkan tiga nilai
pokok yaitu (1) berkembangnya kemampuan msayarakat untuk memenuhi
kebutuha pokoknya (basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self
eftem) masyarakat sebagai manusia dan (3) meningkatnya kemampuan
msayarakat untuk memilih (freedom from servitude).
B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan

suatu

perekonomian

dalam

suatu

tahun

tertentu

bila

dibandingankan dengan tahun yang sebelum. Pertumbuhan ekonomi juga
menggambarkan sampai dimana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun
tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sedangkan pengertian pertumbuhan ekonomi menurut Profesor Simon
Kuznets adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada panduduknya
yang ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian teknologi institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap
berbagai tuntutan keadaan yang ada.
Profesor Kuznet juga mengemukakan enam karekteristik atau ciri proses
pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui di hampir semua Negara maju, yakni:
16

a. Tingkat pertumbuhan output per kapital dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi
b. Tingkat kenaikan total produktivitas yang tinggi
c. Tingkat tranformasi struktural ekonomi yang tinggi
d. Tingkat tranformasi sosial dan ideologi yang tinggi
e. Adanya kecenderungan Negara-negara yang mulai atau yang sudah maju
perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainya
sebagai daerha pemasaran dan sumber bahan baku yang baru
f. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai
sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.
Adapun tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari
setiap bangsa yaitu antara lain:
a. Akumulasi modal (capital accumulation).
Terjadinya apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan
kembali dan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian har.
Adanya pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku
meningkatkan stok

modal (capital stock) secra fisik suatu Negara

sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan output dimasa mendatan.
b. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga
produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
ukuran pasar domestiknya lebih besar.
c. Kemajuan teknologi Ada tiga klasifikasi kemajuna teknologi, yaitu:
17

(1) kemajuan teknologi yang yang bersifat netral (neutral technological
progress);

yakni

teknologi

memungkinkan

pencapaian

tingkat

produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan
kombinasi faktor input yang sama, (2) kemajuan teknologi yang

hemat

tenaga kerja (labor saving technological progress); yakni penggunaan
teknologi yang memungkinkan untuk memperoleh output lebih tinggi dari
jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama, (3) kemajuan teknologi
yang hemat modal (labor savin technological progress); yakni yang
menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efesien.
Sedangkan sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya
investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya
manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya
produktif yang bisa meningkatkan produktifitas seluruh sumber daya melalui
penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.
C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai
faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi
satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan
ekonomi tidak lain adalah suatu ceritera (yang logis) mengenai bagaimana proses
pertumbuhan terjadi (Boediono,1985:2).

18

Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah (regional) yang populer, yaitu:
1. Eksport Base Model, yang dipelopori oleh North pada tahun 1955 dan
kemudian dikembangkan oleh Tiebout (1956). Kelompok ini mendasarkan
pandanganya dari sudut teori lokasi, yang berpendapatan bahwa
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan lebih banyak di temukan oleh
jenis keuntungan lokasi dan dapat digunakan daerah tersebut sebagai
kekuatan kegiatan ekonomi. Menurut pandangan mereka, pertumbuhan
suatu daerah di tentukan oleh eksploitasi kemanfaatan alamiah dan
pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan yang juga di
pengaruhi oleh tingkat permintaan eksternal dan daerah-daerah lainya. Ini
berarti bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah harus disesuaikan
dengan keuntungan lokasi yang dimilikinya dan tidak harus sama dengan
strategi pembangunan pada skala nasional.
2. Model Neo Klasik, model ini dipelopori oleh Stain pada tahun 1964.
Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Roman dan Siebert. Menurut
model ini pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh
kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan produksinya, sedangkan
kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah
yang bersangkutan, tetapi juga oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas
modal antardaerah. Dalam hal ini penganut model Neo Klasik
beranggapan bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga
kerja, pada pemulaan proses pembangunan kurang lancar. Akibatnya, pada
saat itu modal dan tenaga kerja ahli cenderung terkonstrasi di daerah yang
19

lebih maju sehingga kesenjangan pertumbuhan ekonomi cenderung
melebar.
3. Cumulative Causation Models. Teori ini dipelopori oleh Myrdal pada
tahun 1975 dan kemudian di formulasikan lebih lanjut oleh Kaldor. Teori
ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antardaerah
tidak hanya dapat diserahkan pada kekuatan pasar, tetapi perlu adanya
campur tangan pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan
regional terutama untuk daerah yang relatif masih tertinggal.
4. Core Poriphery Models. Teori ini menekankan analisis pada hubungan
yang erat dan saling mempangaruhi antara pembangunan kota (core) dan
desa (periphery). Menurt teori ini, gerak langka pambangunan daerah
perkotaan akan lebih banyak di tentukan oleh keadaan desa di sekitarnya.
Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan tersebut juga sangat di
tentukan oleh arah pembangunan perkotaaan. Dengan demikian aspek
interaksi antardaerah sangat ditonjolkan.
1. Ada beberapa Teori Klasik tentang Pertumbuhan Ekonomi, yaitu:
a. Pandangan Adam Smith
Adam Smith (1723 – 1790), yang terkenal dengan teori nilainya yaitu
teori yang menyelidiki faktor-faktor yang menentukan nilai atau harga
suatu barang. Tetapi didalam bukunya An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of the Nations (1776) secara singkat sering disebut
sebagai Wealth of Nations, bisa dilihat bahwa tema pokoknya adalah
mengenai bagaimana perekonomian (kapitalis) tumbuh. Dalam buku
20

tersebut Smith, mungkin orang yang pertama yang mengungkapkan proses
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis, dan
menurut Adam Smith juga, pembuat istilah tersebut, "invisible hand"
dibentuk dari pertemuan kekuatan2 kepentingan pribadi, kompetisi,
penawaran, dan permintaan, yang menurut beliau mampu mengalokasikan
(mengatur) sendiri sumber-sumber daya dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari
pengkajian masalah pertumbuhan secara sistematis (Boediono, 1985 : 7).
Menurut Adam Smith, ada dua aspek utama dari pertumbuhan
ekonomi yaitu :
a). Pertumbuhan Output (GDP) total
b). Pertumbuhan Penduduk
Dalam pertumbuhan output Adam Smith melihat sistem produksi suatu
negara terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :
a). Sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi
tanah)
b). Sumber-sumber manusiawi (jumlah penduduk)
c). Stok barang kapital yang ada
Menurut Smith, sumber-sumber alam yang tersedia merupakan wadah
yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah
sumber-sumber alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi
pertumbuhan perekonomian tersebut. Artinya, selama sumber-sumber ini
belum sepenuhnya dimanfaatkan, yang memegang peranan dalam proses
21

produksi adalah dua unsur produksi yang lain, yaitu jumlah penduduk dan
stok kapital yang ada. Dua unsur lain inilah yang menentukan besarnya
output masyarakat dari tahun-ketahun. Tetapi apabila output terus
meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan sepenuhnya dimanfaatkan
(dieksploitir), dan pada tahap ini sumber-sumber alam akan membatasi
output. Unsur sumber alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan
suatu perekonomian.
Dalam

buku

perbandingan

ekonomi.

Pertumbuhan

ekonomi

berlandaskan metode Silammin Hand, sebagai pengganti dari teori
impisibel hand. Dalam metode tersebut, pertumbuhan ekonomi dibangun
ada 3 (tiga) kekuatan, yaitu: pemerintah daerah, masyarakat dan usaha.
Ketiga kekuatan tersebut merupakan transformasi dari agregat pencipta,
agregat ciptaan, dan agregat hasil, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak
lagi didominasi oleh perspektif modal ( kapitalis ) tetapi, sudah
berintegrasi dengan nilai-nilai agama, antara lain, manusia diciptakan oleh
tuhan untuk ibadah. Selanjutnya perekonomian akan lebih bermanfaat,
berkeadilan, dan beretika. Pertumbuhan ekonomi (dalam arti pertumbuhan
output dan pertumbuhan penduduk) akan berhenti apabila batas atas ini
dicapai (Boediono, 1985 : 8).
b. Pandangan David Ricardo
David Ricardo (1772–1823) mengembangkan teori pertumbuhan
Klasik lebih lanjut. Pengembangan ini berupa penjabaran model
pertumbuhan menjadi suatu model yang lebih tajam, baik dalam konsep22

konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan
itu sendiri. Namun perlu ditekan lagi disini bahwa garis besar dari proses
pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo
tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses
pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan
penduduk dan laju pertumbuhan output. Kesimpulan umumnya masih
tetap bahwa dalam perpacuan tersebut penduduklah yang akhirnya
menang, dan dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai posisi
stationer. Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa
jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-sumber alam) tidak bisa
bertambah, sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam
proses pertumbuhan suatu masyarakat (Boediono, 1985 : 17).
c. Pandangan Arthur Lewis
Boediono, (1985 : 35) Salah satu perumusan yang terkenal dari teori
Klasik dalam konteks permasalahan pembangunan ekonomi negara-negara
berkembang diungkapkan oleh ekonom zaman modern Arthur Lewis.
Model pertumbuhan dengan suplay tenaga kerja yang tak terbatas
merupakan model pertumbuhan Arthur Lewis. Pokok permasalahan yang
dikaji oleh Lewis adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam
perekonomian dua sektor :
a. Sektor tradisional, dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga
kerja yang melimpah.

23

b. Sektor modern, dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber
akumulasi capital.
2. Ada Beberapa Teori-Teori Modern dalam Teori Pertumbuhan Ekonomi,
yaitu :
a. Pandangan Harrod – Domar
Teori Harrod – Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro
Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek
utama yang dikembangkan dari teori Keynes adalah aspek yang
menyangkut peranan investasi dalam jangka panjang. Dalam teori Keynes,
pengeluaran investasi mempengaruhi permintaan agregat tetapi tidak
mempengaruhi penawaran agregat. Harrod – Domar melihat pengaruh
investasi dalam perspektif waktu

yang lebih panjang. Menurut

keduaekonom ini, pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh
(lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap
penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.
Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, investasi menambah stok
kapital misalnya, pabrik-pabrik, jal