Analisi Proyeksi Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019

(1)

ANALISIS PROYEKSI INVESTASI, TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN/KOTA

PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh

VALLERIO RAGA ARMADHAN

NIM : 1111084000015

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/2015 M


(2)

i

ANALISIS PROYEKSI INVESTASI, TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN/KOTA

PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015-2019

Oleh

VALLERIO RAGA ARMADHAN

NIM : 1111084000015

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/2015 M


(3)

ANALISIS PROYEKSI INVESTASI,TENAGA KERJA DAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATENIKOTA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2OI5-2A$

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat Guna Memperorr;h Gelar sarjana Ekonomi

Disusun Oleh: Vatrlerio Raga Armadhan

1 1 1 108400001s

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing I

Prof.D r.A bdul Hamid,MS

NIP: 19570617198503 1 002 NIP : 1977L1118200s011003

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari inijumat, 13 Februari20l5 telah dilakukan Ujian Koniprehensif atas mahasiswa:

Nama

: Vallerio Raga Armadhan

NIM

: 11110840000i5

Jurusan

: Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4.

Judul Skripsi

:

Proyelsi

Investasi,Tenaga

Kerja

dan

Pertumbuhan Ekonomi di KabupatenlKota provinsi Jawa Barat tahun 2015-2019

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut

di

atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Slaipsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syar1f Hidayatullah Jakarta.

Jakalta, .Iuinat 12 if.ei 2AI5

i.

ZAenalMuttaqin,MPP

NIP: 197905$ 2A1101 1006

Fitri Arnalia, S.Pd., M.Si

NIP : i 98207 lA 2009122002

M.Hartana I.P. ,M.Si

NIP:

19680605 200801 10203

1.

2. a

J.

2.


(5)

Y

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

F{ari ini Selasa,l5 Desember 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

1.

Nama

2.

NIM

3.

Jurusan

4.

Judul Skripsi

: Vallerio Raga Armadhan :1111084000015

: Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

:

Analisis Proyeksi Investasi,Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutanselama proses ujian Skripsi,maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan I-ULUS dan skripsi

ini

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah .Iakarta.

Jakarta,l5 Desember 201 5

l.

Dr. Desmadi Saharuddin. MA

NiP : I 97207 11200501 107

2.

Rizqon Halal Syah Aji, M.Si NIP : 19790405201101 1005

3.

M.Hartana.i.Putra, M.Si

NIP : 1 968060520080110203

4.

Prof,Dr. Abdul Hamid, MS

NIP : 1957061 71985031002

5.

Arief Fitrijanto, M.Si

NIP : 1977111 18200501 1003

Sekretaris


(6)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

ILMIAII

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

No. Induk Mahasiswa

Fakultas

Jurusan

Vallerio Raga

1 I 1 1084000015

Ekonomi dan Bisnis

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggun gi awabkan

Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang Iain

Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bahwa

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 November 2015 Yang menyatakan

1.

2. 3.

4. 5.

IV


(7)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Vallerio Raga Armadhan

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 28 Maret 1992

Alamat : Bumi Sentosa blok B5 no 3 RT.02 RW.07,

Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor.

Telepon : 085852716291

II. PENDIDIKAN

SD : SDN Manukan Wetan 2/555 Surabaya

SMP : SMPN 124 Jakarta Selatan

SMA : SMAN 55 Jakarta Selatan

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Edy Hernowo

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 7 Juli 1960

Ibu : Suryana Widjaya

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 12 September 1965

Alamat : Bumi Sentosa blok B5 no 3 RT.02 RW.07,

Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor.


(8)

vi ABSTRAK

Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan analisis proyeksi

investasi,tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat. Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data runtun waktu dari tahun 1994-2014 dan di analisis dengan menggunaka metode analisis ARIMA (Autoregressive Moving Avverage). Model ARIMA digunakan untuk memproyeksikan investasi,tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa: (1) PMA Jawa Barat sebesar 3,9% pada tahun 2015, 6,2% pada tahun 2016, 3,6% pada tahun 2017, 5,1% pada tahun 2018 lalu 3,73% pada tahun 2019.(2) PMDN Jawa Barat sebesar 10,9% pada tahun 2015, 2,3% pada tahun 2016, 23% pada tahun 2017, 9,1% pada tahun 2018, 2,2% pada tahun 2019 .(3) Tenaga Kerja sebesar 0,4% pada tahun 2015, 3,5% pada tahun 2016, penurunan 2,2% pada tahun 2017, 2,08%, pada tahun 2018 , 1,7% pada tahun 2019. (4) PDRB 5,54% pada tahun 2015, 5,94% pada tahun 2016, 6,12% pada tahun 2017, 6,24% pada tahn 2018,dan sebesar 6,29% pada tahun 2019,

Kata Kunci: Proyeksi, Investasi (PMA dan PMDN), Tenaga Kerja,Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) dan ARIMA.


(9)

vii

ABSTRACT

This research attempted to explain the analysis of economic growth projections, investment needs, and labourabsorption in the Province of West Java. The data used in this study was time series from 1990-2012 and it was analyzed using ARIMA (Autoregressive Moving Average). ARIMA model were used to project the economic growth, ICOR were used to explain the value of the capital ratio for investment needs related to the economic growth

The result of this study suggested that: (1) the PMA of West Java were 3,9% in 2015, 6,2% in 2016, 3,6% in 2017, 5,1% in 2018, and 3,73% in 2019.(2) PMDN of West Java were 10,9% in 2015, 2,3% in 2016, 23% in 2017, 9,1% in 2018, and 2,2% in 2019.(3) Labour of West Java were 0,4% in 2015,3,5 % in 2016, 2,2% in 2017, 2,08% in 2018, and 1,7% in 2019. (4) the economic growth of West Java were 5,54% in 2015, 5,94% in 2016, 6,12% in 2017, 6,24% in 2018, and 6,29% in 2019.

Keyword(s): Projection, Investment(PMA and PMDN), Labour, Economic Growth(PDRB) and ARIMA,


(10)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Proyeksi Investasi,Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda

Rasulullah SAW beserta para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak, Amin.

Dengan diselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini, kepada :

1. Bapak Edy Hernowo dan Ibu Suryana Widjaya, selaku orang tua kandung

penulis yang selalu menjadi inspirasi, motivasi serta kekuatan dalam hidup. Terima kasih untuk seluruh pengorbanan, pengajaran, serta doa yang tidak pernah putus kepada penulis, terutama keyakinannya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan kuliah serta dapat mendapat gelar sarjana yang dapat membawa penulis ke kehidupan yang lebih baik lagi 2. Bapak Edy Rosadi dan Ibu Santi, selaku orang tua dan guru penulis yang

selalu menjadi inspirasi, motivasi serta kekuatan dalam hidup. Terima kasih untuk seluruh pengorbanan, pengajaran, serta doa yang tidak pernah putus kepada penulis, terutama keyakinannya kepada penulis untuk dapat


(11)

ix

menyelesaikan kuliah serta dapat mendapat gelar sarjana yang dapat membawa penulis ke kehidupan yang lebih baik lagi

3. Bapak Dr. Arief Mufraini selaku Dekan FEB.

4. Bapak Prof.Dr.H. Abdul Hamid, Ms, selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing penulis

5. Bapak Arief Fitrijanto MS,i , selaku Dosen Pembimbing II serta ketua jurusan prodi Ilmu Ekonomi Study Pembangunan atas kesediaan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing penulis .

6. Seluruh Dosen FEB atas seluruh ilmu yang telah diberikan, semoga dapat menjadi amalan baik untuk di akhirat kelak

7. Saudara-saudariku El Rezza Bangoen Eryzenda,Indra Hanjaya,Kiki Rizkih dan juga Nikyta Meidiana Mutiara Nuraini terima kasih atas support, doa, serta dorongan kalian yang sangat menjadi inspirasi penulis.

8. Fatma Arfiana kekasih tercinta, terima kasih atas doa,pengertiannya serta semangat dan motivasinya yang telah menjadi ambisi penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

9. Teman-teman terbaikku Dimas Brianto, Rudy Suwardi, Abdur Rozaq, Septian Puguh, Ariad Ditya, Aprian Subhan, Barep Prajitno, Riri Ruhiana, Novanda Dwi Saputra, Kemal, Kharisma Susetyo, M. Ihsan, M. Arief Budiman, Dwika Julia Mutiara, Annisa Rahmadani, Vina Refriana, Isti Destriani, Ella Dhanila, Indri Filiyana, Nilam, Nurlaela, Tami, Amel, Annisa Febriyanti, Nuni, Nunu, Revi, Weli, Wihda Nur Afifah terima kasih untuk semua motivasi, semangat, dan kenangan yang sangat


(12)

x

berkesan selama 4 tahun ini yang akan menjadi ambisi penulis untuk meraih kesuksesan

10.Teman seperjuangan IESP angkatan 2011 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk 4 tahun yang sangat indah serta berkesan dan tidak akan pernah penulis lupakan

11.Sahabat-sahabat KKN SUKSES Rudi Suwardi, Salman Farisi, Harmanto,

Mustafa, Riki, Windi Prabowo, Rini, Andin, Chintya, Nabila, Lilis, Nia, Diana, Iin, Rifah terima kasih untuk 30 hari yang begitu berharga dan berkesan.

12.Dan untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh doa, dukungan, dan motivasinya. Semoga keberkahan dan kesuksesan menyertai kita semua. Amin.

Akhirnya semoga skripsi ini dapat menambah wawasan serta informasi kepada para pembaca. Jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebaikan skripsi ini penulis akan terima dengan senang hati.

Jakarta, 2015 Penulis


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Yang Berkenaan Dengan Variabel ... 11

1. Investasi ... 11

2. Tenaga Kerja ... 17


(14)

xiii

4. Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) ... 26

B. Penelitian Terdahulu ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 37

1. Wilayah Penelitian ... 37

2. Ruang Lingkup Penelitian ... 37

B. Metode Penentuan Sampel ... 37

C. Metode Pengumpulan Data ... 38

1. Jenis dan Sumber Data ... 38

2. Metode Pengumpulan Data ... 39

D. Metode Analisis ... 39

1. Uji Stasioneritas Data ... 40

2. Transformasi Data dan Identifikasi Model ... 42

3. Estimasi Parameter Dari Model ... 42

4. Diagnostic Checking Atau Evaluasi Model ... 43

5. Prediksi ... 44

E. Operasional Variabel Penelitian ... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47

1. Letak Geografis ... 47

2. Investasi ... 50


(15)

xiv

4. Pertumbuhan Ekonomi ... 54

B. Estimasi Model ARIMA ... 56

1. Penanaman Modal Asing (PMA) ... 56

2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ... 65

3. Tenaga Kerja ... 73

4. Pertumbuhan Ekonomi ... 81

C. Analisis Hasil Forecasting ... 88

1. PMA ... 89

2. PMDN ... 91

3. Tenaga Kerja ... 93

4. PDRB ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 101

DAFTARPUSTAKA ... 103


(16)

xv

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

3.1 Pola ACF dan PACF Pembentukan Model ... 43

3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 45

4.1 Jumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 ... 49

4.2 Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 ... 53

4.3 Distribusi Persentase PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha ADHB Dengan Migas Tahun 2011-2013 ... 55

4.4 ADF Tingkat Level PMA ... 58

4.5 ADF 1st Different PMA ... 59

4.6 Correlogram 1st Different PMA ... 60

4.7 Kualifikasi Model ARIMA PMA ... 61

4.8 Rangkuman Estimasi Model ARIMA PMA ... 62

4.9 Uji Q Statistik PMA ... 63

4.10 Hasil Forecasting PMA Tahun 2015-2019 ... 65

4.11 ADF Tingkat Level PMDN ... 66

4.12 ADF 1st Different PMDN ... 67


(17)

xvi

4.14 Kualifikasi Model ARIMA PMDN ... 69

4.15 Rangkuman Estimasi Model ARIMA PMDN ... 70

4.16 Uji Q Statistik PMDN ... 71

4.17 Hasil Forecasting PMDN Tahun 2015-2019 ... 73

4.18 ADF Tingkat Level Tenaga Kerja ... 74

4.19 ADF 1st Different Tenaga Kerja ... 75

4.20 Correlogram 1st Different Tenaga Kerja ... 76

4.21 Kualifikasi Model ARIMA Tenaga Kerja ... 77

4.22 Rangkuman Estimasi Model ARIMA Tenaga Kerja ... 78

4.23 Uji Q Statistik Tenaga Kerja ... 79

4.24 Hasil Forecasting Tenaga Kerja Tahun 2015-2019 ... 81

4.25 ADF Tingkat Level PDRB ... 82

4.26 Correlogram Tingkat Level PDRB ... 84

4.27 Kualifikasi Model ARIMA PDRB ... 84

4.28 Rangkuman Estimasi Model ARIMA PDRB ... 85

4.29 Uji Q Statistik PDRB ... 86


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010-2045 ... 2

1.2 Koridor Ekonomi Jawa Barat dalam MP3EI ... 6

1.3 Proyeksi Pembangunan Ekonomi Jawa Barat ... 7

2.1 Arus Sederhana Pendapatan ... 18

2.2 Alur Kerangka Berpikir Teoritis ... 36

4.1 Peta Provinsi Jawa Barat ... 48

4.2 Trend PMA Provinsi Jawa Barat 1994-2014 ... 57

4.3 Forecasting PMA 1994-2019 ... 64

4.4 Trend PMDN Provinsi Jawa Barat 1994-2014 ... 66

4.5 Forecasting PMDN 1994-2019 ... 72

4.6 Trend Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat 1994-2014 ... 74

4.7 Forecasting Tenaga Kerja 1994-2019 ... 80

4.8 Trend PDRB Provinsi Jawa Barat 1994-2014 ... 82


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian ... 107

Lampiran 2. ADF Tingkat Level PDRB ... 107

Lampiran 3. Correlogram Tingkat Level PDRB ... 108

Lampiran 4. Model ARIMA 1 PDRB ... 109

Lampiran 5. Model ARIMA 2 PDRB ... 109

Lampiran 6. Model ARIMA 3 PDRB ... 110

Lampiran 7. Uji Q Statistik PDRB ... 110

Lampiran 8. Forecasting PDRB ... 111

Lampiran 9. ADF Tingkat Level PMA ... 111

Lampiran 10. ADF 1st Different PMA ... 112

Lampiran 11. Correlogram Tingkat Level PMA ... 113

Lampiran 12. Model ARIMA 1 PMA ... 113

Lampiran 13. Model ARIMA 2 PMA ... 114

Lampiran 14. Model ARIMA 3 PMA ... 114

Lampiran 15. Uji Q Statistik PMA ... 115

Lampiran 16. Forecasting PMA ... 115

Lampiran 17. ADF Tingkat Level PMDN ... 116

Lampiran 18. ADF 1st Different PMDN ... 117

Lampiran 19. Correlogram Tingkat Level PMDN ... 118

Lampiran 20. Model ARIMA 1 PMDN ... 118


(20)

xix

Lampiran 22. Model ARIMA 3 PMDN ... 119

Lampiran 23. Uji Q Statistik PMDN ... 120

Lampiran 24. Forecasting PMDN ... 120

Lampiran 25. ADF Tingkat Level Tenaga Kerja ... 121

Lampiran 26. ADF 1st Different Tenaga Kerja ... 121

Lampiran 27. Correlogram Tingkat Level Tenaga Kerja ... 122

Lampiran 28. Model ARIMA 1 Tenaga Kerja ... 123

Lampiran 29. Model ARIMA 2 Tenaga Kerja ... 123

Lampiran 30. Model ARIMA 3 Tenaga Kerja ... 124

Lampiran 31. Uji Q Statistik Tenaga Kerja ... 124


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pola pembangunan nasional dan daerah di Indonesia secara keseluruhan telah berubah dengan dilaksakannya otonomi daerah sejak tanggal 1 januari 2001 sesuai dengan Undang-undang No. 22 tentang pemerintahan daerah dan Undang-undang no. 25 tahun 1999,tentang perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.Dengan adanya undang-undang tersebut maka jelas telah mengindikasikan bahwa pemerintah daerah sudah memiliki kewenangannya masing-masing untuk mengurus dan mengatur sendiri rumah tangga nya,dimana hal ini ditujukan agar setiap pemerintah daerah mampu mandiri untuk mampu membangun

daerahnya masing-masing yang selanjutnya akan mendorong

pembangunan nasional secara keseluruhan.

Perkembangan pembangunan ekonomi di Indonesia yang sesuai dengan Undang-Undang No.17 tahun 2007 Tentang Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025,pemerintah Indonesia melakukan perencanaan pembangunan yang dikenal dengan Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI),Melalui langkah MP3EI,percepatan dan perluasan

pembangunan akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan perkapita yang berkisar antara USD


(22)

2 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total (PDB) berkisar USD 4,0–4,5 triliun.Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4–7,5 persen pada 2011-2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada 2015-2025.Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi sebesar 6,5 persen pada 2011-2014 menjadi 3,0 persen pada tahun 2025.Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju seperti yang di tunjukkan oleh gambar 1.1, (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 15: 2011).

Gambar 1.1

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010-2045

Sumber: Provinsi dan kabupaten dalam angka, Badan Pusat Statistik; Analis tim 2009 MP3EI (Meteri Koordinator Bidang Perekonomian)


(23)

3 Tentunya untuk mendukung kesuksesan pembangunan jangka panjang dibutuhkan usaha masing-masing daerah dalam memperbaiki kualitas daerahnya,dimana kualitas yang lebih baik dari daerah tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula dari derah tersebut.Dari pertumbuhan yang membaik atau meningkat inilah yang

nantinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara

keselurahan,sehingga pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan cita-cita serta tujuan pembangunan jangka panjang dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia(MP3EI). Selain itu pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam pembangunan ekonomi regional dan mempunyai kebijakan yang cukup luas. Kebijakan pembangunan ekonomi regional pada dasarnya merupakan intervensi pemerintah,baik secara nasional maupun regional untuk mendorong proses pembangunan daerah secara keseluruhan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi tidak dapat meningkat atau berjalan dengan baik tanpa adanya faktor pendukung lainnya.Hal ini juga yang dapat menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah membutuhkan faktor lain agar pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dapat tercapai sehingga pembangunan dapat terlaksana dengan baik pula.Seperti yang telah dijelaksan di paragraf sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa meningkat atau tumbuh dengan baik bila tidak dengan


(24)

4 adanya faktor lain.Dimana faktor tersebut salah satunya adalah modal,karena modal merupakan syarat pertama yang harus dimiliki suatu

daerah untuk memulai membangun daerahnya.Namun pada

kenyataannya faktor tersebut lah yang sering menjadi penghambat suatu daerah atau wilayah dalam membangun daerahnya.

Menurut Sadono Sukirno (2008: 439) kekurangan modal adalah suatu ciri penting dari setiap negara memulai pembangunannya dan kekurangan ini bukan saja mengurangi kepesatan pembangunan perekonomian yang dapat dilaksanakan, tetapi juga menyebabkan kesukaran kepada negara tersebut untuk keluar dari keadaan kemiskinan. Perkembangan dan moderenisasi suatu perekonomian memerlukan modal yang sangat banyak. Infrastruktur perlu dibangun, sistem pendidikan harus dikembangkan dan kegiatan pemerintah perlu diperluas, dan lebih penting lagi adalah berbagai jenis kegiatan perusahaan dan industri modern perlu dikembangkan. Ini berarti pihak pemerintah dan swasta memerlukan modal yang banyak untuk memujudkan modernisasi diberbagai kegiatan ekonomi.

Dengan keadaan daerah yang sedang berkembang membutuhkan modal yang banyak maka yang akan diperlukan adalah investasi sebagai solusi dalam mengatasi kekurangan modal yang dialami oleh pemerintah maupun pihak swasta dalam mengembangkan perekonomiannya.Model yang mendukung dalam penguatan investasi dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi adalah model Harrod-Domar menjelaskan bahwa


(25)

5 investasi memberikan peran penting dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama, menciptakan pendapatan disebut dengan dampak permintaan dan kedua memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal yang disebut dengan dampak penawaran.

Dalam era desentralisai otonomi daerah saat ini pemerintah daerah dapat menerapkan beberapa kebijakan dalam pembangunan dan pengembangan ekonomi salah satunya dengan meningkatkan investasi yang diharapkan terjadinya efek mutliplier terhadap penyerapan tenaga kerja (Jonni Afriadi, 2007: 2). Investasi juga dapat diartikan dalam pembinaan sumberdaya manusia juga dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka produksi, bahkan akan lebih besar lagi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk (Todaro, 1998: 125).

Dengan kata lain hal ini merujuk bahwa dengan adanya investasi diharapkan dapat berdampak juga terhadap semakin banyak nya lapangan kerja yang tersedia sehingga memungkinkan untuk lebih banyak nya di butuhkan tenaga kerja.Dengan semakin banyaknya investor yang masuk ke dalam suatu wilayah untuk berinvestasi maka hal ini akan berdampak pada adanya kemungkinan peningkatan permintaan tenaga kerja.Tenaga kerja merupakan faktor lain juga yang dapat membantu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.Semakin banyak masyarakat atau penduduk suatu wilayah berpenghasilan baik maka hal


(26)

6 itu akan meningkatkan pendapatan per kapita yang artinya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Wilayah Jawa Barat sebagai bagian dari wilayah Indonesia juga perlu mendukung pembangunan nasional yang pada saat ini direncanakan dalam MP3EI terletak dalam dalam koridor ekonomi Jawa yang merupakan sentra produksi barang dan jasa. Secara geostrategis, Jawa diharapkan menjadi gerbang ekonomi nasional ke pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, serta Australia. Jawa Barat sebagai salah satu daerah yang tergabung dalam koridor ekonomi Jawa yang ditunjukkan pada gambar 1.2 perlu mendukung rencana tersebut untuk

memajukan perekonomian daerah tersebut dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Gambar 1.2


(27)

7 Sumber : Analis tim 2009 MP3EI (Meteri Koordinator Bidang

Perekonomian)

Dengan akan dilaksanakannya berbagai macam proyek,maka yang diharapkan adalah berubahnya kawasan Jawa Barat menjadi kawasan yang lebih modern seperti yang ditunjukan pada gambar 1.3 sebagai berikut.

Gambar 1.3

Proyeksi Pembangunan Ekonomi Jawa barat

Sumber : Analis tim 2009 MP3EI (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian)

Seperti yang telah terlihat di gambar 1.3 bahwa Jawa Barat akan menjadi salah satu kawasan metropolitan di Indonesia.Hal ini diharapkan juga akan meningkatkan minat para investor baik dalam negeri atau luar negeri untuk menanamkan uang nya di Jawa Barat sehingga hal tesebut


(28)

8 juga akan berdampak peningkatan permintaan tenaga kerja.Dari dua faktor tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat juga akan meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat yang lebih baik juga dapat tercapai.

Dengan latar belakang yang dijelaskan di halaman-halaman sebelumnya maka diperlukan Proyeksi yang merupakan bagian dari perencanaan untuk melihat seberapa besar investasi yang dibutuhkan untuk menciptakan iklim ekonomi mengembangkan potensi ekonomi di Provinsi Jawa Barat yang terlebih dahulu harus memperbaiki infrastruktur nya sehingga akan berdampak dengan penyerapan tenaga kerja sehingga meningkatan pendapatan masyarakat yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah.

Dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan pada Bab I bagian A, maka rumusan masalah yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar proyeksi investasi pada tahun 2015-2019 di Provinsi Jawa Barat?

2. Seberapa besar proyeksi tenaga kerja pada tahun 2015-2019 di Provinsi Jawa Barat?

3. Seberapa besar proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015-2019 di Provinsi Jawa Barat?


(29)

9 1. Tujuan Penelitian

Beradasarkan permasalahan yang di rumuskan di Bab I pada bagian B, maka tujuan penelitian ini dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar proyeksi investasi di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015-2019?

b. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar proyeksi tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015-2019?

c. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar proyeksi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015-2019?

2. Manfaat penelitian.

Penelitian diharapkan menjadi rujukan atau inspirasi sebagai pedoman bagi peneliti lainnya yang berminat di bidang ini:

a. Bagi Peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menyelaraskan ilmu pengetahuan yang didapat dalam kegiatan akademik sehingga dapat dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dalam bidang ekonomi pembangunan yang menjadi minat peneliti.

b. Penelitian ini dapat dipergunakan bagi pihak lain yang berminat pada penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan dapat menjadi bahan bacaan untuk menambah pengetahuan.


(30)

10 c. Hasil dari penelitian ini juga dapat dipergunakan oleh universitas untuk menambah bahan pustaka dalam mengembangkan kualitas pendidikan universitas tersebut dalam masa yang akan datang. d. Bagi lembaga atau instansi di Provinsi Jawa Barat penelitian ini

dapat dijadikan sebagai referensi untuk perbaikan di Provinsi Jawa Barat yang merupakan objek penelitian.


(31)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan Dengan Variable

1. Investasi

Bila dilihat secara makro ekonomi, investasi (I) adalah bagian dari pendapatan nasional (Y), disamping bagian lainnya, yaitu konsumsi masyarakat (C), konsumsi pemerintah (G), ekspor (X), dan belanja impor (M), sehingga secara makro ekonomi, dikenal model keseimbangan pendapatan domestik sebagai berikut:

Y = C + G + I + X-M

Dalam skenario dalam pembangunan ekonomi , tujuan makro yang ingin dicapai dalam pembangunan ekonomi pada hakekatnya pertumbuhan ekonomi yang menjadi modal bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan adanya investasi yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya (Henry Faizal Noor, 2009: 47,48).

Menurut Dumairy (1996:132) penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak lesunya pembangunan. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa


(32)

12 berusaha menciptakan iklim yang dapat menarik investasi. Sasaran utama bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investor asing.

Menurut Pheni Chalid (2005:109) penerapan desentralisasi fiskal menjadi pintu masuk bagi daerah untuk mendorong akselerasi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Sebagai strategi untuk menarik investasi ke daerah, maka yang perlu menjadi perhatian adalah kesiapan semua sumber daya yang akan meningkatkan daya tarik daerah bagi para investor.

Dalam meningkatkan investasi terdapat hambatan dalam menarik investor untuk melakukan investasi di daerahnya (Pheni Chalid, 2005: 111). Beradasarkan rata-rata nilai skor dalam laporan ADB dan Bank dunia, terdapat enam permasalahan yang menjadi hambatan utama bagi investasi, yaitu:

a. Ketidakpastian kebijakan ekonomi dan peraturan serta ketidakstabilan ekonomi.

b. Korupsi, baik oleh aparat pusat maupun daerah. c. Peraturan ketenagakerjaan.

d. Biaya keuangan.

e. Pajak tinggi, lebih menjadi masalah dibandingkan dengan administrasi pajak dan pabean.


(33)

13 Menurut (Pheni Chalid, 2005:126) Adapun strategi daerah yang perlu dilakukan dalam menarik investasi yaitu:

a. Posisi dan peran pemerintah (trobosan pemegang kebijakan). b. Pemetaan potensi ekonomi dan subsidi usaha.

c. Proposal spesifik investasi (Variabel ekonomi, politik dan

pemerintahan, sosial, pasar, dan persaingan, dan kondisi geografi). Pada dasarnya setiap perekonomian memang harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-alat, dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal (capital stock) model ini yang dikenal dengan istilah model Harrod-Domar (Todaro, 1998:85).

Pernyataan diatas didukung dengan model pertumbuhan Harrod-Domar (Todaro, 1998: 85,86), yang menyusun sebuah model pertumbuhan ekonomi sederhana sebagai berikut:

a. Tabungan (S) adalah bagian dalam jumlah tertentu, atau S, dari pendapatan nasional (Y). Oleh karena itu, kitapun dapat menuliskan hubungan tersebut dalam bentuk persamaan:


(34)

14 b. Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal (K) yang

dapat diwakili oleh ∆K, sehingga kita dapat menuliskan persamaan

sederhana yang kedua sebagai berikut:

I = ∆K ...(2)

Akan tetapi, karena jumlah stock modal (K) mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output (Y), seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal-output (k), maka:

atau

atau, akhirnya ∆K = k∆Y ...(3)

c. Mengingat jumlah seluruh tabungan nasional (S) harus sama dengan keseluruhan investasi (I), maka persamaan berikutnya dapat ditulis sebagai berikut:

S = I ...(4)

Dari persamaan (1) diatas telah diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan (2) dan (3), kita juga telah mengetahui bahwasanya:

I = ∆K = k∆Y

Dengan demikian, identitas tabungan yang merupakan persamaan modal dalam persamaan (4) adalah sebagai berikut:

S = sY = k∆Y = ∆K = I ...(5)


(35)

15 Selanjutnya, apabila kedua sisi persamaan (6) dibagi mula-mula dengan (Y) dan kemudian dengan (k), maka akan didapat:

...(7)

Persamaan (7) yang merupakan versi sederhana dalam pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dalam teori pertumbuhan ekonomi mereka sangat populer, secara lebih spesifik, persamaan itu menyatakan

bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan nasional akan secara “positif”

berbanding lurus dengan rasio tabungan (semakin banyak GNP yang di investasikan, maka pada akhirnya nanti akan lebih besar lagi pertumbuhan

GNP yang dihasilkannya) dan secara “negatif” atau perbandingan terbalik

terhadap rasio modal-output dari suatu perekonomian (semakin besar rasio modal-output nasional atau (k), maka tingkat pertumbuhan GNP akan semakin rendah), Analisis Harrod-Domar bertujuan untuk menunjukkan panjang kemampuan masyarakat yang bertambah dari masa ke masa (yang diakibatkan oleh pembentukan modal pada masa sebelumnya) akan selalu sepenuhnya digunakan (Adisasmita, 2013:63).

Dengan penjelasan diatas diharapkan bahwa investasi memiliki keterkaitan dalam pengembangan perekonomian masyarakat luas, dalam rangka memenuhi kebutuhan maupun untuk keperluan bisnis. Menurut Henry Faizal Noor (2009, 29) alasan yang menjadi kaitan antara investasi dan pengembangan ekonomi masyarakat dapat dilihat sebagai berikut:


(36)

16 a. Investasi dan pengembangan ekonomi masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan hari ini (sekarang), untuk mendapatkan manfaat dimasa datang.

b. Investasi dan pengembangan ekonomi masyarakat, sama-sama

menjadikan masyarakat sebagai sasarannya.

c. Sebagian dari program pengembangan ekonomi masyarakat,

merupakan kegiatan investasi.

d. Kegiatan investasi merupakan awal dari kegiatan ekonomi, yang menghasilkan nilai tambah (value added), berupa balas jasa faktor produksi, yang merupakan tujuan dari pengembangan ekonomi masyarakat, sekaligus sebagai sumber dari kesejahteraan masyarakat.

Investasi merupakan kegiatan penciptaan tambah (value added) yang berakumulasi menjadi Produk Domestik Bruto (PDB), oleh karena itu antara investasi dan pertumbuhan ekonomi (PDB) mempunyai keterkaitan yang ditunjukkan oleh koefisien ICOR (Henry Faizal, 2009: 52). Dengan menghitung ICOR maka dapat diperkirakan seberapa besar tambahan kapital yang dibutuhkan untuk menuju target pertumbuhan ekonomi tertentu (Menurut Handoko & Kurnia Astuti,2007: 165). Angka ICOR ini akan dihitung secara total dengan perkiraan makro dengan perhitungan ICOR mengadopsi formula yang digunakan Meier dalam (Astuti & Handoko, 2007: 165). Dengan rumus:

atau


(37)

17 Keterangan:

It (∆K) = adalah jumlah investasi pada tahun sebelumnya

ICORt = adalah ICOR pada tahun t

∆PDRBt = adalah peningkatan PDRB pada tahun t

Untuk mengetahui kebutuhan investasi, diasumsikan bahwa (Y) adalah pendapatan domestik suatu wilayah dan (g) adalah pertumbuhan pendapatan tersebut dibandingkan tahun sebelumnya (Handoko & Kurnia Astuti, 2007: 165), maka:

It = k . g . Yt Keterangan:

It = jumlah investasi yang dibutuhkan k =∆Y/∆K = ICOR

g = tingkat pertumbuhan ekonomi

Yt = PDRB atas dasar harga konstan tahun t 2. Tenaga Kerja

Ilmu ekonomi tenaga kerja merupakan suatu sistem hubungan yang terorganisasi, dan juga merupakan suatu subsistem pada sistem ekonomi yang lebih luas. Menurut pengertian yang ditampilkan dalam gambar 2.1, ilmu ekonomi tenaga kerja memusatkan perhatian pada tingkah laku perorangan dalam peran mereka sebagai pemasok tenaga kerja dan sebagai pihak peminta yang membutuhkan jasa tenaga kerja (Arfida, 2003: 35).


(38)

18 Gambar 2.1

Arus Sederhana Pendapatan

catatan: Suatu arus sederhana tentang pendapatan. Anggota-anggota rumah tangga merupakan penyedia faktor dan merupakan peminta barang dalam pasar produk. Perusahaan merupakan peminta faktor produksi dan penyedia barang-barang dalam pasar produk.

Sumber utama penawaran tenaga kerja adalah penduduk. Tidak semua penduduk menawarkan tenaga kerjanya dipasar tenaga kerja. Pertimbangan utama disini adalah kelayakan bekerja menurut umur. Penduduk yang layak bekerja ditinjau dari segi umur tersebut sebagai penduduk usia kerja . Jumlah ini yang pantas disebut sebagai tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan produksi sumber daya manusia (Sumarsono, 2009:4).

Menurut Sumarsono (2009: 4,6) Dalam hubungannya dengan pasar tenaga kerja prilaku mereka dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu yang aktif secara ekonomi dan bukan. Golongan yang aktif secara ekonomi adalah terdiri dari penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya

Pasar barang Pengeluaran uang Barang-barang dan jasa

Faktor Produksi Pendapatan nominal

Pasar faktor


(39)

19 dan berhasil memperolehnya (employed) dan penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya tetapi belum memperolehnya (unemployed). Atas diskripsi angkatan kerja (labor force) dianggap mewakili penawaran tenaga kerja yang dikenal dengan supply of labor. Ada 4 (empata) hal yang berkaitan dengan tenaga kerja:

a. Bekerja (employed) secara agregat jumlah orang yang bekerja dimuat dalam Biro Pusat Statistik hasil kegiatan sensus, SUPAS (survei penduduk antar sensus) atau SAKERNAS (survei tenaga kerja nasional). Jumlah ini sering dipakai sebagai petunjuk tentang luasnya kesempatan kerja (employment).

b. Pencari kerja (unemloyed) adalah penduduk yang menawarkan tenaga kerja tetapi belum berhasil memperoleh pekerjaan dianggap terus mencari pekerjaan. Mereka dikelompokkan ke dalam kategori penganggur, karena secara konsep penganggur harus memenuhi persyaratan bahwa mereka juga aktif mencari pekerjaan. Mereka tidak bekerja atau tidak aktif mencari pekerjaan mereka dikategorikan bukan pengangguran tetapi iddle atau menikmati masa senggang (leisure) mereka, atau aktif tetapi tidak dipasarkan di pasar tenaga kerja.

c. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate) d. Profil angkatan kerja ; 1) umur, 2) jenis kelamin, 3) wilayah kota dan

pedesaan, 4) pendidikan.

Secara makro, laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dihubungkan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Menurut Budiono


(40)

20 dalam Handoko & Kurnia Astuti (2007:161) perluasan kesempatan kerja dapat terjadi melalui pertumbuhan ekonomi yaitu proses kenaikan output perkapita secara konstan dalam jangka panjang. Menurut Smith dalam Handoko & Kurnia Astuti, (2007:161), permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok kapital (K) yang tersedia dan oleh tingkat output masyarakat (Q), sebab tenaga kerja diminta karena dibutuhkan dalam proses produksi. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok kapital (akumulasi kapital) dan laju pertumbuhan

output (Handoko & Kurnia Astuti, 2007: 161).

Dalam perencanaan tenaga kerja yang terpadu dan menyeluruh terus ditingkatkan untuk menjamin terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin (Sumarsono, 2009: 374). Adapun perhitungannya untuk memproyeksikan tenaga kerja adalah sebagai berikut:

a. Proyeksi penduduk dan angkatan kerja dengan Metode Geometris dan

Exponensial, metode ini mengasumsikan bahwa angka pertumbuhan tidak berubah dari tahun ketahun, asumsi ini seiring sesuai dengan kenyataan dibandingkan dengan asumsi metode aritmatris.

Rumus metode geometris: Pt = Po . (1 + r)t

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk di tahun t (suatu masa depan)


(41)

21

r = angka pertumbuhan (dalam desimal) pertahun, yang diasumsikan konstan

b = jarak waktu (tahun) dari Po ke Pt

Rumus Exponensial: Pt = Po . ert

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk di tahun t (suatu masa depan)

Po= jumlah penduduk awal

e = bilangan alamiah= 2,718....

r = angka pertumbuhan pertahun, yang diasumsikan konstan t = jarak waktu (tahun) dari Po ke Pt

Berdasarkan fungsi Harrod-Domar yang menyebutkan bahwa

output adalah fungsi kapital dan tenaga kerja maka selain diturunkan fungsi penggunaan kapital, juga diturunkan fungsi penggunaan tenaga kerja dan untuk memproyeksikannya dengan menggunakan konsep rasio modal-tenaga kerja (capital-labor ratio) yaitu ∆K/∆L. Proyeksi penyerapan tenaga kerja juga dapat dihitung dengan menggunakan konsep ILOR (incrementallabour Out-put ratio) atau jumlah temaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output(Handoko & Kurnia Astuti, 2007: 166). Menghitung ILOR dengan rumus:

atau


(42)

22 Keterangan:

KKt =peningkatan kesempatan kerja tahun t

ILORt = ILOR pada tahun t

∆PDRBt = peningkatan PDRB pada tahun t

Setelah diketahui ILOR maka dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja pada tahun tertentu dengan menggunakan rumus:

TK= ∆PDRBt . ILORt

Keterangan:

TK = tenaga kerja yang dibutuhkan.

∆PDRBt = peningkatan jumlah PDRB pada tahun t dibandingkan

tahun sebelumnya.

ILORt = ILOR pada tahun t.

3. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi.

Pada mulanya pembangunan ekonomi merupakan sebuah usaha untuk membenahi serta meningkatkan kondisi ekonomi pada suatu wilayah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Dalam upaya pembangunan ekonomi di negara berkembang pada mulaya berpusat pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan mengacu pada peningkatan pendapatan perkapita dengan harapan dapat mengurangi masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, serta ketimpangan ekonomi dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya yang

dikenal dengan “dampak merembes ke bawah” (trikle down effect)(Mudrajad, 2010:4).


(43)

23 Mudrajad(2010:4) mengemukakan Kecenderungan ini dapat dilihat dalam pemikiran-pemikiran awal mengenai pembangunan, seperti teori Harrod Domar, Arthur Lewis, W.W. Rostow, Hirschman, Rosenstein Rodan, Nurkse, dan Lebeinstein. Ini mencerminkan munculnya teori pertumbuhan ekonomi sepanjang dasawarsa 1950-an, sementara pembangunan ekonomi diidentikkan dengan pertumbuhan ekonomi, ekonomi pembangunan sebagai cabang ilmu ekonomi yang relatif baru memusatkan perhatian pada faktor-faktor penentu pada pertumbuhan ekonomi.

Mungkin telah banyak teori yang membahas tentang konsep pembangunan akan tetapi hakikat pembangunan itu lebih penting seperti yang dikemukakan oleh Todaro dan Smith (2002:3), hakikat pembangunan dalam Perencanaan ekonomi (economic planning) upaya-upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pemerintah untuk mengkoordinasikan segenap proses pembuatan keputusan ekonomi dalam jangka panjang, serta untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan dalam beberapa kasus tertentu juga untuk mengendalikan tingkat dan pertumbuhan variabel-variabel ekonomi pokok dari suatu negara (pendapatan, konsumsi, penyerapan tenaga kerja, investasi, tabungan, ekspor, impor, dan sebagainya) demi tercapainya tujuan-tujuan pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Robinson Tarigan (2009:1), mengemukakan bahwa ekonomi regional menganalisis suatu wilayah (atau bagian wilayah) secara


(44)

24 keseluruhan atau dengan melihat berbagai wilayah dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Dalam analisis ekonomi regional diperlukannya kebijakan pembangunan ekonomi regional, menurut Sjafrijal (2008:154) dalam kebijakan pembangunan ekonomi regional sasaran akhirnya adalah untuk dapat mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial secara menyeluruh sesuai dengan keinginan dan aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Menurut Sjafrizal (2008: 156,157) Untuk dapat merumuskan kebijakan pembangunan regional yang baik dan terarah , perlu pula ditetapkan terlebih dahulu sasaran yang ingin dicapai. Dalam hal ini terdapat dua alternatif sasaran yaitu mewujudkan kemakmuran wilayah (Place Prosperity), kemakmuran masyarakat (People Prosperity) atau kedua-duanya sekaligus. Sasaran ini perlu ditetapkan secara jelas dan tegas, karena masing-masingnya mempunyai starategi dan kebijakan pembangunan daerah yang berbeda dan bahkan dapat berlawanan satu sama lainnya. Aspek ini semula dibahas oleh Winnick (1966) dan kemudian dilanjutkan oleh Richardson (1978).

Dijelaskan oleh Nadiatulhuda (2007:16) Terdapat juga beberapa teori yang penting dalam pembangunan ekonomi wilayah (regional) diantaranya menurut aliran ekonom klasik yang dipopulerkan oleh Adam Smith dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh kemajuan


(45)

25 teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Sumbangan pemikiran aliran Neo Klasik dalam pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut: a. Akumulasi modal merupakan faktor sangat penting dalam pertumbuhan

ekonomi.

b. Pertumbuhan ekonomi merupakan peroses yang gradual.

c. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang harmonis dan kumulatif.

d. Aliran Neo Klasik sangat optimis dengan pertumbuhan

(perkembangan).

e. Meskipun model pertumbuhan Neo Klasik ini telah banyak digunakan dalam analisis regional namun terdapat beberapa asumsi mereka yang tidak tepat antara lain, Pertama Full Employment yang terus menerus tidak dapat diterapkan pada sistem multi regional dimana persoalan-persoalan regional muncul disebabkan oleh perbedaan geografis dalam hal tingkat penggunaan sumber daya. Kedua, persaingan sempurna tidak dapat diberlakukan dalam perekonomian regional dan spasial.

Menurut Todaro dan Smith (2002: 3) adanya dua komponen pokok dalam perencanaan pembangunan di negara-negara yang menganut sistem perekonomian campuran. Kedua komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Keputusan pemerintah yang sengaja menggunakan tabungan domestik dan dana-dana keuangan dari luar negeri untuk diinvestasikan pada proyek-proyek pemerintah yang untuk memobilisasi dan menyalurkan sumber-sumber daya yang sangat langka di bidang-bidang tertentu


(46)

26 misalnya, pembangunan jaringan jalan raya dan kereta api, sekolah proyek hidroelktrik, dan pembangunan sarana infrastruktur ekonomi (economic infrastructure) lainnya, serta penciptaan industri-industri subtitusi impor yang diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangan berarti demi merealisasikan tujuan-tujuan ekonomi jangka panjang.

b. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah (mulai dari perpajakan, lisensi industri, penetapan tarif-tarif, serta manipulasi kuota, upah, suku bunga, dan harga-harga) yang secara langsung dapat mendorong, dan dalam banyak hal bahkan mengendalikan, kegiatan ekonomi sektor swasta demi menjaminterciptanya suatu hubungan yang serasiantara keinginan perusahaan swasta dalam mengejar keuntungan dengan tujuan-tujuan sosial untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat) yang dikehendaki dan diutamakan oleh pemerintah pusat.

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Ada berbagai konsep dan definisi yang bisa dipakai dalam membicarakan pendapatan regional/nilai tambah akan dikemukakan sebagai berikut:

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Pasar Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai yang tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan


(47)

27 biaya antara (intermediate cost). Nilai tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Jadi, dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkannya, akan menghasilkan produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar (Robinson Tarigan, 2009: 18).

Menurut Emilia Imelia (2006:39) produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Nilai tambah bruto adalah nilai produksi (out put) dikurangi biaya (inetrmediate cost). Biaya antar daerah adalah biaya pembelian/biaya perolehan dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi dari sektor lain atau berasal dari impor. Nilai tambah bruto mencakup komponen pendapatan (upah, gaji, bunga, sewa, tanah dan keuntungan), penyusutan, pajak tidak langsung.

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan.

Menurut Robinson Tarigan (2009:20) pendapatan regional dalam beberapa tahun menggambarkan kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Kenaikan/penurunan dapat dibedakan menjadi dua faktor berikut:

1) Kenaikan/penurunan riil, yaitu kenaikan/penurunan tingkat


(48)

28 Apabila terjadi kenaikan riil pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk di daerah tersebut meningkat, misalnya dapat membeli barang yang sama kualitasnya dalam jumlah yang lebih banyak. 2) Kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan adanya faktor

perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan inflasi (menurunnya nilai beli uang) maka walaupun pendapatan meningkat tetapi jumlah barang yang mampu dibeli belum tentu meningkat. Perlu dilihat mana yang meningkat lebih tajam, tingkat pendapatan atau tingkat harga.

Menurut Robinson (2009:21) Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas dasar harga pada tahun tertentu. Tahun yang dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga konstan. Jadi kenaikan pendapatan hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik produksi, karena harga dianggap tetap (konstan). Akan tetapi, pada sektor jasa yang tidak memiliki unit produksi, nilai produksi dinyatakan dalam harga jual. Oleh karena itu harga jual harus dideflasi dengan menggunakan indeks inflasi atau deflator lain yang dianggap lebih sesuai.

Dalam perhitungannya pendapatan regional dapat dibagi dalam dua metode, yaitu metode langsung dan tidak langsung (Robinson, 2009: 23,26).

a. Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data


(49)

29 dari data yang ada di daerah itu sendiri. Adapun pendekatan yang dilakukan gunakan adalah:

1) Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsektor tersebut.

2) Pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung netto.

3) Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri.

b. Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto dari wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, dengan menggunakan alokator yaitu:

1) Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor, pada wilayah yang dialokasikan,

2) Jumlah produksi fisik, 3) Tenaga kerja,

4) Penduduk, dan

5) Alokator tidak langsung lainnya.

Menurut Handoko & Kurnia Astuti (2007:165) secara umum proyeksi angka PDRB dapat dilakukan dengan membuat persamaan trend PDRB.


(50)

30 Dalam penelitian ini digunakan metode trend linier, garis trend linier dapat ditulis dengan persamaan garis lurus sebagai berikut:

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = adalah data berkala time series PDRB.

X = adalah waktu yang berupa data tahunan

a = adalah bilangan konstan, apabila X= 0 yaitu PDRB awal tahun

b = adalah lereng garis tren, yaitu rata-rata perubahan PDRB untuk setiap tahunnya.

Kegunaan data pendapatan nasional adalah memberikan informasi yang berguna mengenai berbagai aspek dari kegiatan ekonomi dalam satu tahun tertentu memberikan gambaran tentang tingkat kegiatan ekonomi suatu wilayah yang dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi dari pembelanjaan agregat, sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional, dan taraf kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2011:55).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan proyeksi investasi, penyerapan tenaga kerjadanpertumbuhan ekonomitelah banyak dilakukan oleh para peneliti. Dalam berbagai macam penelitian yang berhubungan dengan proyeksi tersebut dengan berbagai macam studi kasus terdapat beberapa metode yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu, secara lengkap penelitian terdahulu dapat di lihat pada tabel 2.1


(51)

31 Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metodologi Hasil

Persamaan Perbedaan

1 Dr. Nisar Ahmad (2013) Populasi: Sebuah Sumber Daya Berharga dalam Pertumbuhan Ekonomi dengan Khusus Merujuk Prospek Pertumbuhan Pakistan Persamaan nya yaitu sama-sama meneliti tentang pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau daerah.

Perbedaannya adalah terletak pada dalam penelitian ini adanya variabel sumber daya berharga sebagai variabel penunjang.

Kesimpulan pendekatan ini pada kenyataannya, panggilan untuk pembalikan dalam kebijakan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang sehingga kebijakan distribusi sumber daya nasional dibuat untuk

mencerminkan

kebutuhan orang-orang biasa di antara program investasi prioritas utama dari sektor publik.


(52)

32 Bersambung ke halaman berikutnya

No Peneliti Judul Metodologi Hasil

Persamaan Perbedaan

2 Oana Simona Hudea dan Stelian Stancu (2012) Investasi Asing langsung, Perpindahan teknologi dan Pertumbuhan Ekonomi. Sama-sama meneliti tentang investasi asing dan pertumbuhan ekonomi,diamana kedua nya memiliki keterkaitan. Dalam penelitian ini ditambahkan variabel perpindahan teknologi. hubungan jangka

panjang antara FDI , DI, TG, INF, EDU, dan PDB. Akhirnya uji kausalitas Granger menunjukkan hubungan sebab akibat dua arah antara produk domestik bruto dan investasi asing langsung, memperkuat pentingnya FDI dalam menopang pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya menarik, dengan meningkatkan tingkat infrastruktur dan pendidikan, lebih banyak investasi asing, sumber permanen difusi

teknologi, dan

mengurangi kesenjangan teknologi, konvergen ke status negara maju.

3 Sri Maryanti (2012) Analisis Perencanaan Tenaga Kerja Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja di Provinsi Riau 2006-2010 Persamaan nya yaitu sama sama meneliti tentang kebutuhan tenaga kerja di suatu daerah atau wilayah. Dalam penelitian ini yang membedakan adalah adanya variabel perencanaan tenaga kerja.

Persediaan tenaga kerja pada tahun 2006 di perkirakan mencapai 2.205.863 orang dan pada tahun 2010 sekitar 2.472.516 orang. Sementara kebutuhan tenaga kerja untuk periode yang sama masing-masing sebesar 2.009.757 orang dan 2.179.694 orang. Dengan demikian tingkat

pengangguran terbuka diperkirakan berkisar antara 8,89 persen sampai dengan 11,84 persen..


(53)

33 Bersambung ke halaman berikutnya

No Peneliti Judul Metodologi Hasil

Persamaan Perbedaan

4 Sri Handayani (2011) Upaya Pemerintah Sumatera Selatan Menarik Investor Asing Dalam kegiatan Penanaman Modal Memiliki persamaan meneliti tentang investasi dan memiliki konsep sama dengan MP3EI yaitu imngin menarik investor agar berinvestasi di suatu wilayah. Perbedaannya hanya meneliti tentang investasi saja. Pertama, meningkatkan komitmen kepala daerah dan Stakeholder untuk dapat melaksanakan kegiatan penanaman modal di Sumatera Selatan. Apabila iklim investasi dapat dibangun lebih kondusif yang didukung oleh kepala daerah dan stakeholder yang ada, maka dalam jangka panjang secara makro akan dapat meningkatkan insentif pajak dan pertumbuhan ekonomi akan

meningkat. Kedua, membuat peraturan kebijakan yang tetap dan konsisten yang tidak terlalu cepat berubah dan dapat menjamin adanya kepastian hukum. Ketiga, prosedur perizinan yang tidak berbelit-belit yang dapat mengakibatkan high cost economy

5

1. Kurnia Astuti

2. Budiono Sri Handoko (2007) Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Kebutuhan Investasi, dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sleman. Persamaan nya adalah sama-sama meneliti tentang pertumbuhan ekonomi,investasi dan tenaga kerja.

Perbedaanya adalah terletak pada alat pengujiam yang digunakan,dalam penelitian ini ditambahkan ICOR dan ILOR. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan hasil penelitian. Proyeksi PDRB Kabupaten Sleman tahun 2005 – 2009 meningkat yaitu sebesar

Rp1.791.423.000.000,00 pada tahun 2005,


(54)

34 pada tahun 2006,

Rp1.902.819.000.000,00 pada tahun 2007,

Rp1.958.517.000.000,00, dan Rp2.014.215.

000.000,00 pada tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi menurun dari 3,09% pada tahun 2005 menjadi 2,84% pada tahun 2009. Proyeksi ini dihitung dengan asumsi bahwa perekonomian daerah dalam kondisi normal Nilai Rata- rata ICOR Kabupaten Sleman periode 1999 – 2003 adalah 2,847 artinya untuk meningkatkan PDRB sebesar Rp1.000,00 dibutuhkan investasi sebesar Rp2.847,00. Rasio modal-tenaga kerja di Kabupaten Sleman adalah sebesar 65.748.166 artinya setiap pekerja pada tahun 1999-2004 menggunakan modal sebesar Rp65.748.166,00 per tahun. Berdasarkan rasio modal- tenaga kerja, semakin besar investasi maka diproyeksikan penyerapan tenaga kerja semakin banyak. Nilai rata-rata ILOR adalah 0,35 artinya bahwa untuk meningkatkan PDRB sebesar PDRB sebanyak Rp100.000.000,00 dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 35 orang. Penyerapan tenaga kerja tergantung pada ILOR.


(55)

35

C. Kerangka Berpikir

Dalam pembangunan ekonomi tujuannya adalah untuk meningkat kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. salah satu indikator dalam pembangunan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tentunya dibutuhkan modal atau investasi karena secara makro investasi menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi yang didasari teori pertumbuhan Harrod-Domar.

Dengan adanya investasi diharapakan memberikan kesempatan kerja yang lebih banyak sehingga berdampak kepada masyarakat yang memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Dibutuhkan perencanaan pembangunan salah satunya dengan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi, investasi dan penyerapan tenaga kerja yang dapat menjadi informasi dalam mengambil kebijakan dalam pembangunan ekonomi dimasa yang akan datang. Sehingga dari kerangka pemikiran tersebut dapat disimpulkan dengan gambaran yang terdapat pada gambar 2.2.


(56)

36

Gambar 2.2.

Model: Alur Kerangka Berpikir Teoritis

Latar Belakang

1. Perekonomian masih bergantung pada sektor konsumsi yang tidak

memberikan pertumbuhan ekonomi berkesinambungan

2. MP3EI (master plan percepatan perluasan pembangunan eknonomi Indonesia) menjadikan Indonesia negara maju 2045

3. Desentralisasi pengelolaan sumber keuangan dalam proses pembangunan ekonomi

4. Desentralisasi fiskal menjadi pintu masuk bagi daerah untuk mendorong akselerasi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah

5. Investasi sebagai solusi dalam mengatasi kekurangan modal yang dialami

oleh pemerintah maupun pihak swasta dalam mengembangkan

perekonomiannya.

1. Investasi (X1) 2. Tenaga kerja

(X2)

Pertumbuhan ekonomi (Y)

1. Uji Stasioneritas data

2. Uji Akar Unit 3. Identifikasi model 4. Estimasi model 5. Evaluasi model 6. Prediksi atau

proyeksi

Analisis dan Pembahasan


(57)

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan objek penelitian adalah wilayah di Provinsi Jawa Barat dan penelitian dilakukan pada tahun 2015. Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi, investasi dan penyerapan tenaga kerja didaerah tersebut.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui seberapa besar proyeksi investasi (Xt1),tenaga kerja (Xt2) dan pertumbuhan ekonomi di kabupataen atau Kota Provinsi Jawa Barat.Dimana penelitian dapat digunakan untuk melakukan perencanaan perekonomian dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jawa Barat dan juga untuk mendukung pembangunan ekononomi secara nasional.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini adalah penelitian diskriptif karena meneliti suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Pernyataan diatas diperkuat oleh Nazir (1998:63, dalam Prastowo,


(58)

38

2011:186) bahwa metode diskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan pada Bab I bagian A maka penelitian ini dilakukan dengan sampel daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan cluster sampling atau sampling daerah, sample daerah merupakan salah satu penarikan metode sample probabilitas dimana sampel-sampel dikelompokkan menurut petak-petak daerah dan setiap petak daerah memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sample (Hamid, 2011: 20).

C. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series merupakan fenomena waktu tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu yang bersifat kuantitatif yang sudah diolah sehingga dinyatakan dalam bentuk angka (numeric) yang merupakan data sekunder karena sumber atau pengumpulan data diperoleh dari pemanfaatan sumber-sumber dari pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya melalui kepustakaan atau data-data yang dipublikasikan oleh instansi atau lembaga terkait (Teguh, 2005:118, 121), adapaun sumber data:


(59)

39

a. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia

b. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat

c. Badan Perancanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat (BAPPEDA)

d. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

e. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

f. Instansi atau Lembaga terkait lainnya.

2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dipakai merupakan data sekunder maka pengumpulan data melalui telaah kepustakaan atau melalui monografi yang dipublikasikan oleh lembaga-lembaga yang berhubungan dengan penelitian berupa laporan-laporan, buku-buku profil, literatur, dan media (Teguh, 2005:121), adapun data yang di pakai adalah:

a. Data PDRB Provinsi Jawa Barat menurut lapangan usaha di atas Harga konstan sejak tahun 1994-2014.

b. Data Investasi di Provinsi Jawa barat sejak tahun 1994-2014

c. Data Tenaga kerja di Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 1994-2014.

D. Metode Analisis

Permodelan ARMA/ARIMA Non-Musiman

ARIMA merupakan suatu teknik yang mengabaikan independent variable dalam melakukan peramalan. Model ini hanya menggunakan nilai-nilai sekarang dan masa lalu dari dependent variable untuk melakukan peramalan jangka pendek. Model ARIMA (non-musiman)


(60)

40

disebut juga dengan metode Box-Jenkins. Secara umum bentuk model ARIMA adalah (p, d, q) (Rosadi, 2012:141).

Langkah-langkah dalam permodelan ARIMA ialah sebagai berikut: 1) Uji Stasioneritas Data.

Terdapat tiga cara yang umum digunakan dalam melakukan pendugaan terhadap kestasioneran data, sebagai berikut:

a) Pemerikasaan Kestasioneran dengan Koefesien Autokorelasi dan Korelogram ACF.

Ketidakstasioneran data dapat dilihat dari koefesien autokorelasi dan korelogramnya (correlogram). Koefesien autokorelasi adalah angka yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan linier antara nilai-nilai dari peubah yang sama dengan periode waktu yang

berbeda. Selanjutnya, jika fungsi autokorelasi tersebut

digambarkan dalam bentuk kurva, dikenal dalam bentuk kurva, dikenal dengan istilah korelogram ACF (Juanda, 2012:23-24). Jika data tidak stasioner akan memiliki pola korelogram yang menurun mendekati titik nol, apabila data memiliki pola korelogram dengan nilai positif-negatif secara bergantian disekitar titik nilai nol atau tidak berbeda dengan signifikan dengan nol (Juanda, 2012:23-24).

untuk menunjukkan signifikan atau tidaknya nilai

autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik berdasarkan standar error (Se). untuk selang kepercayaan ialah (1-α)x100%, dengan α


(61)

41 1.96(Se)< ρk <1,96(Se)...(3.1)

1.96(√1/n)< ρk <1,96(√1/n)

Hipotesis nol (H0) untuk nilai uji ρk = 0. jika ρk terletak dalam

selang persamaan 3.1, maka keputusannya belum cukup bukti untuk menolak H0, berarti data stasioner. sebaliknya jika diluar

selang persamaan 3.1, keptusan menolak H0, yang berarti data tidak

stasioner (Juanda, 2012:24). b) Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Stationaritas data diperiksa dengan mengamati apakah data runtun waktu mengandung akar unit (unit root), yakni apakah terdapat komponen trend yang berupa random walk dalam data dengan dapat menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) (Rosadi, 2012:38).

Pengujian ADF dilakukan dengan menguji hipotesis H0 : ρ = 0 (terdapat unit root) dalam persamaan regresi :

∆ Yt = α + δt + ρYt–1 + ∑ jYt-1 + et

dengan ∆ Yt = Yt– Yt-1 dan ρ = a – 1

Hipotesis nol ditolak jika nilai satistik uji ADF memiliki nilai kurang (lebih negatif) dibandingkan nilai daerah kritik (nilai kritik ini ditabelkan), jika hipotesis nol ditolak, maka data stationer. Dalam mengaplikasikan uji ADF ditentukan banyaknya lag dari komponen diferensi yang akan dimasukkan kedalam model (untuk uji ADF digunakan k>0). Dalam praktek biasanya dipilih k yang


(62)

42

dapat korelasi serial dari residual, yang dapat dilihat dengan lag yang masih signifikan dalam model regresi ADF (Rosadi, 2012: 42).

2) Transformasi Data dan Identifikasi Model

Apabila data tidak stationer dalam level, maka diperlukan transformasi untuk membentuk data yang staioner. Salah satu cara melakukan tranformasi data untuk membuang komponen trend dengan metode diferensiasi terhadap data dan dilakukan uji akar unit dengan PACF, ACF dan uji ADF dengan melihat apakah terdapat akar unit atau tidak dengan cara mengamati nilai satistik uji ADF memiliki nilai kurang (lebih negatif) dibandingkan nilai daerah kritik (nilai kritik ini ditabelkan), jika hipotesis nol ditolak, maka data stationer dan dapat dilakukan indetifikasi dari model Autoregressivce Moving Average

(ARMA)/ Autoregressivce Moving Integrated Average (ARIMA), (Rosadi, 2012:151).

3) Estimasi Parameter dari Model

Untuk menggambarkan data hasil diferensiasi menggunakan plot ACF/PACF yang akan membentuk grafik ACF dan PACF dengan melihat hasil estimasi korelogram data yang akan menampilkan nilai

stasioneritas untuk pembentukan model ARIMA dengan

membandingkan nilai AC dan PAC dengan ±1.96(√1/n) yang berarti signifikan (keluar dari batas interval), apabila AC dan PAC diantara Se


(63)

43

model ARIMA adapun ketentuannya menurut Juanda (2012: 76) yang ditunjukkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pola ACF dan PACF Pembentukan Model

Model Pola ACF Pola PACF

AR(p) Exponential, exponential-

Oscillation atau sinewave

Menurun drastis pada lag

tertentu (cut off)

MA(q) Menurun drastis pada lag

tertentu (cut off)

Exponential, exponential- Oscillation atau sinewave ARMA(p,q) Exponential, exponential-

Oscillation atau sinewave

Exponential, exponential- Oscillation atau sinewave Sumber: Rosadi, Dedi. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu

Terapan dengan Eviews”. Yogyakarta: ANDI, 2012.

setelah dilakukan pembentukan model, maka mengestimasi parameter-parameter dari model dengan menggunakan metode

Least Square (Rosadi, 2012:151-153) 4) Diagnostic Cheking/Evaluasi Model.

Untuk melakukan diagnostic cheking dengan menggunakan

beberapa kriteria sebagai berikut (Rosadi, 2012:155-158):

a) Dengan melakukan uji t, Uji F, maupun nilai koefesien determinasi (R2) hasil estimasi untuk parameter/koefesien dari model yang dibuat dengan melihat tingkat signifikasi α=5% koefesien dari semua model.


(64)

44

b) Dengan melihat nilai Schwarz Criterion (SC), Akaike info criterion

(AIC), dan Sum of Squared Regression (SSR) yang paling minimum dari berbagai model yang dibuat.

c) Selanjutnya dengan melakukan uji Q-Ljung-Box/Q-statistik dan plot ACF/PACF untuk melihat apakah terdapat korelasi serial dalam residual dari hasil estimasi dengan model yang diamati yang ditandai dengan nilai p-value (prob) dari Q-statistik yang lebih

besar dari α=5%.

5) Prediksi

Tahap terakhir adalah melakukan prediksi atau peramalan berdasarkan model yang dipilih. untuk mengevaluasi kesalahan peramalan bisa menggunakan Root Mean Squares Error (RMSE),

Mean Absolute Error (MAE) atau Mean Absolute Error (MAPE). dalam kasus pengujian satu model, besar kecilnya kesalahan peramalan lebih tepat dideteksi melalui MAPE (Juanda, 2012:91).

E. Operasional Variabel Penelitian.

Operasional variabel merupakan penjabaran yang diterapkan dalam penelitian agar secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Hal ini dipandang perlu agar ada kesamaan makna atas suatu variabel yang mungkin mempunyai makna ganda. Dalam pendefinisian variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya.


(65)

45

Tabel 3.2 Operasional Variable

Variabel Skala Satuan

Investasi (PMA dan PMDN) Ratio Numeric

Tenaga Kerja Ratio Numeric

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Ratio Numeric

Sumber: Rosadi, Dedi. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu

Terapan dengan Eviews”. Yogyakarta: ANDI, 2012. 1. Investasi

Secara konsep, Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya atau (resources) saat ini (sekarang), dengan harapan mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa mendatang). Untuk memudahkan pengertian dan perhitungan, maka sumber daya (resources) ini biasanya diterjemahkan (dikonversi) kedalam satuan moneter atau uang. Dalam penelitian ini investasi yang digunakan adalah investasi berupa PMA dan PMDN yang terdapat di Provinsi.Dimana PMA(Penanaman Modal Asing) bersumber dari modal atau investasi

yang ditanamkan oleh pihak luar negeri(asing),sedangkan

PMDN(Penanaman Modal Dalam Negeri) bersumber dari modal atau investasi yang ditanamkan oleh pihak dalam negeri(lokal).

2. Tenaga Kerja

Jumlah penduduk yang sedang dan siap untuk bekerja dan pengertian kualitas kerja yang diberikan secara umum.Dalam penelitian


(66)

46

ini tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi secara langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil yang tersedia. Pertumbuhan ekonomi yang dimaksudkan adalah pertumbuhan dengan indikator PDRB Provinsi Sumatera Selatan yang dihitung dengan formula, (Sukirno, 50:2011):

dimana g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam persen. PNriil1 adalah pendapatan nasional untuk tahun perhitungan dan PNriil0 adalah pendapatan nasional tahun sebelumnya.

PDRB (Produk Domestik Reginal Bruto) Merupakan suatu indikator dalam kegiatan ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah tertentu berdasarkan atas harga berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB yang dimaksudkan merupakan hasil dari kegiatan sektor-sektor ekonomi yang terdapat di daerah tersebut dengan batasan jangka waktu tertentu yang biasanya dalam jangka waktu satu tahun. PDRB dalam penelitian ini menggunakan data perkembangan PDRB atas dasar harga konstan di Provinsi Jawa Barat tahun 1994-2014.


(1)

119

Lampiran23 :Uji Q-Statistik PMDN

Date: 09/22/15 Time: 15:14 Sample: 2004 2014

Included observations: 11 Q-statistic

probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob . **| . | . **| . | 1 -0.293 -0.293 1.2292 . **| . | . **| . | 2 -0.213 -0.327 1.9506

. |** . | . | . | 3 0.233 0.066 2.9169 0.088 . |* . | . |* . | 4 0.110 0.185 3.1637 0.206 . **| . | . | . | 5 -0.227 -0.058 4.3920 0.222 . *| . | . **| . | 6 -0.157 -0.287 5.0978 0.277 . |* . | . *| . | 7 0.160 -0.143 6.0107 0.305 . *| . | . *| . | 8 -0.118 -0.183 6.6734 0.352 . | . | . |* . | 9 0.004 0.078 6.6745 0.464 . | . | . | . | 10 0.002 0.019 6.6752 0.572

Lampiran24 : Forecasting PMDN

-30,000,000 -20,000,000 -10,000,000 0 10,000,000 20,000,000 30,000,000

04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 PMDNFDYN ± 2 S.E.

Forecast: PMDNFDYN Actual: D(PMDN)

Forecast sample: 1994 2019 Adjusted sample: 2004 2019 Included observations: 11

Root Mean Squared Error 5897910. Mean Absolute Error 4587581. Mean Abs. Percent Error 196.1476 Theil Inequality Coefficient 0.493978 Bias Proportion 0.058458 Variance Proportion 0.265537 Covariance Proportion 0.676005


(2)

120

Lampiran25 : Augment Dickey Fuller Tingkat Level TenagaKerja

Null Hypothesis: TENAGA_KERJA has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=4)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.967336 0.9264 Test critical values: 1% level -4.498307

5% level -3.658446 10% level -3.268973 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(TENAGA_KERJA) Method: Least Squares

Date: 11/10/15 Time: 05:22 Sample (adjusted): 1995 2014

Included observations: 20 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. TENAGA_KERJA(-1) -0.164635 0.170194 -0.967336 0.3469 C 2315896. 2422465. 0.956008 0.3525 @TREND(1994) 52594.75 38142.95 1.378885 0.1858 R-squared 0.100710 Mean dependent var 263189.2 Adjusted R-squared -0.005089 S.D. dependent var 674374.4 S.E. of regression 676088.2 Akaike info criterion 29.82352 Sum squared resid 7.77E+12 Schwarz criterion 29.97288 Log likelihood -295.2352 Hannan-Quinn criter. 29.85267 F-statistic 0.951899 Durbin-Watson stat 1.623355 Prob(F-statistic) 0.405647

Lampiran26 : Augment Dickey Fuller Tingkat 1

st

Different TenagaKerja

Null Hypothesis: D(TENAGA_KERJA) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=4)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.516988 0.0191 Test critical values: 1% level -3.831511

5% level -3.029970 10% level -2.655194 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Warning: Probabilities and critical values calculated for 20 observations and may not be accurate for a sample size of 19


(3)

121

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(TENAGA_KERJA,2) Method: Least Squares

Date: 11/10/15 Time: 05:22 Sample (adjusted): 1996 2014

Included observations: 19 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(TENAGA_KERJA(-1)) -0.878488 0.249784 -3.516988 0.0026 C 242068.7 171585.7 1.410774 0.1763 R-squared 0.421162 Mean dependent var 46305.21 Adjusted R-squared 0.387113 S.D. dependent var 903695.5 S.E. of regression 707477.0 Akaike info criterion 29.87610 Sum squared resid 8.51E+12 Schwarz criterion 29.97551 Log likelihood -281.8229 Hannan-Quinn criter. 29.89292 F-statistic 12.36920 Durbin-Watson stat 1.788139 Prob(F-statistic) 0.002645

Lampiran27 :Correlogram 1

st

DifferentTenagaKerja

Date: 09/22/15 Time: 15:33 Sample: 1994 2019

Included observations: 20

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob . |* . | . |* . | 1 0.112 0.112 0.2920 0.589 . *| . | . *| . | 2 -0.148 -0.163 0.8265 0.662 . |* . | . |* . | 3 0.128 0.172 1.2511 0.741 . | . | . | . | 4 0.013 -0.058 1.2557 0.869 . *| . | . *| . | 5 -0.198 -0.152 2.4048 0.791 . *| . | . *| . | 6 -0.112 -0.094 2.7999 0.834 . | . | . | . | 7 -0.017 -0.045 2.8094 0.902 . | . | . | . | 8 -0.061 -0.039 2.9469 0.938 . |* . | . |* . | 9 0.124 0.169 3.5650 0.938 . *| . | .**| . | 10 -0.178 -0.296 4.9668 0.893 . | . | . | . | 11 -0.061 0.053 5.1496 0.924 . | . | .**| . | 12 -0.032 -0.210 5.2070 0.951


(4)

122

Lampiran28 :Model ARIMA 1 TenagaKerja

Dependent Variable: D(TENAGA_KERJA) Method: Least Squares

Date: 11/10/15 Time: 05:13 Sample (adjusted): 2004 2014

Included observations: 11 after adjustments Convergence achieved after 7 iterations

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 510306.7 141376.4 3.609560 0.0057 AR(9) 0.201759 0.124531 1.620155 0.1397 R-squared 0.225800 Mean dependent var 422589.6 Adjusted R-squared 0.139778 S.D. dependent var 354080.3 S.E. of regression 328403.0 Akaike info criterion 28.40484 Sum squared resid 9.71E+11 Schwarz criterion 28.47718 Log likelihood -154.2266 Hannan-Quinn criter. 28.35923 F-statistic 2.624903 Durbin-Watson stat 1.332395 Prob(F-statistic) 0.139651

Inverted AR Roots .84 .64+.54i .64-.54i .15-.82i .15+.82i -.42-.72i -.42+.72i -.79-.29i -.79+.29i

Lampiran29 :Model ARIMA 2 TenagaKerja

Dependent Variable: D(TENAGA_KERJA) Method: Least Squares

Date: 11/10/15 Time: 05:14 Sample (adjusted): 1995 2014

Included observations: 20 after adjustments Convergence achieved after 2 iterations MA Backcast: 1993 1994

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 263189.1 133329.8 1.973971 0.0639 MA(2) -0.156522 0.025477 -6.143660 0.0000 R-squared 0.028691 Mean dependent var 263189.2 Adjusted R-squared -0.025271 S.D. dependent var 674374.4 S.E. of regression 682842.3 Akaike info criterion 29.80056 Sum squared resid 8.39E+12 Schwarz criterion 29.90013 Log likelihood -296.0056 Hannan-Quinn criter. 29.81999 F-statistic 0.531687 Durbin-Watson stat 1.592385 Prob(F-statistic) 0.475280


(5)

123

Lampiran30 :Model ARIMA 3 TenagaKerja

Dependent Variable: D(TENAGA_KERJA) Method: Least Squares

Date: 11/10/15 Time: 05:14 Sample (adjusted): 2004 2014

Included observations: 11 after adjustments Convergence achieved after 8 iterations MA Backcast: 2002 2003

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 423112.2 188626.2 2.243125 0.0552 AR(9) 0.175019 0.072797 2.404213 0.0429 MA(2) 0.795227 3.12E-06 254952.5 0.0000 R-squared 0.536403 Mean dependent var 422589.6 Adjusted R-squared 0.420504 S.D. dependent var 354080.3 S.E. of regression 269542.4 Akaike info criterion 28.07384 Sum squared resid 5.81E+11 Schwarz criterion 28.18236 Log likelihood -151.4061 Hannan-Quinn criter. 28.00543 F-statistic 4.628183 Durbin-Watson stat 2.431287 Prob(F-statistic) 0.046192

Inverted AR Roots .82 .63+.53i .63-.53i .14+.81i .14-.81i -.41-.71i -.41+.71i -.77+.28i -.77-.28i

Lampiran31 :Uji Q-StatistikTenagaKerja

Date: 09/22/15 Time: 15:35 Sample: 2004 2014

Included observations: 11 Q-statistic

probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob .***| . | .***| . | 1 -0.453 -0.453 2.9309 . *| . | .***| . | 2 -0.151 -0.447 3.2912

. |* . | . *| . | 3 0.208 -0.147 4.0636 0.044 . *| . | . *| . | 4 -0.108 -0.171 4.3021 0.116 . | . | . | . | 5 0.060 -0.010 4.3885 0.222 . |* . | . |** . | 6 0.192 0.321 5.4453 0.245 . **| . | . | . | 7 -0.293 0.072 8.5159 0.130 . *| . | . **| . | 8 -0.068 -0.240 8.7369 0.189 . |** . | . *| . | 9 0.255 -0.144 13.401 0.063 . *| . | . *| . | 10 -0.143 -0.183 16.332 0.038


(6)

124

Lampiran32 : Forecasting TenagaKerja

-800,000 -400,000 0 400,000 800,000 1,200,000 1,600,000

04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TENAGA_KERFDYN ± 2 S.E.

Forecast: TENAGA_KERFDYN Actual: D(TENAGA_KERJA) Forecast sample: 1994 2019 Adjusted sample: 2004 2019 Included observations: 11

Root Mean Squared Error 263436.1 Mean Absolute Error 196478.8 Mean Abs. Percent Error 59.01791 Theil Inequality Coefficient 0.296328 Bias Proportion 0.183735 Variance Proportion 0.459516 Covariance Proportion 0.356749