Metode Real Earnings Management

Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa investor cenderung menyukai laba perusahaan yang relatif stabil.

II.7. Real Earnings Management

Selain melakukan accrual earnings management, manajemen dapat juga melakukan real earnings management atau dikenal dengan istilah manajemen laba riil. Roychowdhury 2006 mendefinisikan manajemen laba riil sebagai perbedaan praktek operasi yang dilakukan oleh manajemen dari praktek operasional normal yang dipicu oleh keinginan manajer untuk memberikan pemahaman yang keliru kepada stakeholder agar stakeholder percaya bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah tercapai sesuai praktek operasi normal perusahaan. Tindakan ini mungkin tidak selalu memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan meskipun manajemen melakukannya untuk mencapai tujuan dari pelaporan. Namun jika perusahaan terlibat dalam kegiatan yang lebih luas dari aktivitas normal yang biasa dilakukan, dengan tujuan memperoleh target laba, maka tindakan tersebut dapat disebut dengan manajemen laba riil.

II.7.1. Metode Real Earnings Management

Dalam Roychowdhury 2006 dijelaskan bahwa manajemen laba riil dapat dilakukan dengan 3 tiga cara yaitu: 1. Manipulasi penjualan Didefinisikan sebagai usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan secara temporer dalam periode tertentu dengan menawarkan diskon harga produk secara berlebihan atau memberikan persyaratan kredit yang lebih lunak, seperti menawarkan tingkat bunga kredit lebih rendah zero-percent financing. Strategi ini dapat meningkatkan volume penjualan dan laba periode berjalan, selain itu juga dapat menyebakan arus kas yang masuk dapat meningkat secara signifikan. 2. Mengurangi beban-beban diskresioner Perusahaan dapat menurunkan discretionary expenditures seperti beban penelitian dan pengembangan, iklan, dan penjualan, adminstrasi, dan umum. Contoh dari praktik manajemen laba riil ini adalah dengan pengurangan beban diskresioner dalam bentuk kas, maka pengurangan beban diskresioner akan memperkecil arus kas keluar. Strategi ini akan meningkatkan laba dan arus kas periode saat ini, namun tindakan ini berisiko dapat menurunkan arus kas periode mendatang. 3. Overproduction Metode ini dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan laba. Perusahaan meningkatkan level produksi lebih banyak daripada yang diperlukan dengan asumsi bahwa tingkat produksi yang lebih tinggi dapat menyebabkan biaya tetap fixed cost per unit produk lebih rendah. Strategi ini dapat menurunkan Cost of Goods Sold COGS dan menyebabkan margin operasi menjadi lebih tinggi. Di dalam perusahaan, tindakan manajemen laba riil dimungkinkan untuk terjadi karena manajemen laba riil merupakan tindakan yang sangat dekat dengan manajemen. Tingkat keterjadian suatu manajemen laba riil dalam suatu perusahaan adalah sangat besar, namun seberapa jeli komite audit dalam melihat kejadian ini merupakan suatu hal yang patut untuk diperhatikan. Umur dari anggota komite audit dapat menjadi proksi yang mengindikasikan pengalaman dan resistensinya terhadap pengambilan risiko dan perubahan. Anggota komite audit yang lebih tua akan lebih konservatif dalam memilih auditor eksternal, dan lebih preventif terhadap kolusi antara auditor ekternal dan manajer, selain itu pengalaman yang lebih baik dibandingkan dengan auditor muda Qi dan Tian, 2012.Semakin tinggi usia anggota komite audit menunjukkan semakin banyak pengalaman yang dipunyai khususnya sebagai seorang top management. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah H 1 : Umur anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap real earnings management Heminway 2007 berargumen bahwa wanita lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan pria yang lebih banyak kemungkinan untuk melakukan manipulasi dalam perusahaan. Anggota komite audit wanita lebih konservatif dan memiliki tingkat etika yang lebih tinggi dibandingkan dengan komite audit pria. Erhardt et al. 2003 dalam Qi dan Tian 2012 menemukan bahwa perbedaan gender pemimpin dapat berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Mereka beralasan bahwa perbedaan gender dapat menyebabkan perbedaan pandangan, yang mana dapat memicu keunggulan antara satu perusahaan terhadap perusahaan yang lain. Dari penjelasan tersebut, hipotesis alternatif yang dapat dirumuskan sebagai berikut: H 2 : Proporsi anggota komite audit wanita berpengaruh negatif terhadap real earnings management Wirsema dan Bantel 1992 dalam Qi dan Tian 2012 menjelaskan bahwa tingkat pendidikan dapat merefleksikan kemampuan dan keterampilan seseorang. Eksekutif dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan kemampuan kognitif mereka yang lebih baik untuk memproses dan menganalisis informasi, serta kemampuan menganalisis permasalahan dalam perusahaan. Peneliti beranggapan bahwa tingkat pendidikan anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen riil dalam sebuah perusahaan. Dari penjelasan tersebut dapat diambil hipotesis sebagai berikut: H 3 : Tingkat pendidikan anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap real earnings management III. Metode Penelitian III.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia yang menyajikan laporan keuangan dan memiliki komite audit. Sampel yang akan digunakan untuk diujikan ke hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Pertimbangan pemilihan perusahaan manufaktur karena populasi perusahaan di sektor manufaktur lebih banyak dibandingkan perusahaan di sektor lain sehingga hasil yang akan didapat nanti lebih mencerminkan karakteristik populasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Selain itu perusahaan manufaktur memiliki karakteristik yang dapat menjadi sarana bagi manajemen dalam perusahaan tersebut untuk melakukan real earnings management. Tabel 3.1. Proses Pengambilan Sampel Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2011 2. Perusahaan tidak mengeluarkan annual report 3. Perusahaan tidak memiliki data lengkap mengenai komite audit 4. Perusahaan tidak mempunyai data laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan variabel penelitian 5. Data tidaklengkap 142 32 79 15 1 152 29 86 17 2 146 37 80 12 147 31 72 5 150 34 70 9 1 Total sampel 15 18 17 39 36 III.2. Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari catatan atau basis data. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory ICMD, www.idx.co.id, Pojok Bursa Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan www.bantudata.blogspot.com. III.3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya III.3.1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Real Earnings Management REM yang diproksikan dengan arus kas diskresioner aktivitas operasi. Peneliti mengukur REM yang merupakan arus kas diskresioner aktivitas operasi sebagai residual dari model Roychowdhury 2006, yaitu: CFO t A t-1 = α + α 1 1 A t-1 + β 1 S t A t-1 + β 2 ∆S t A t-1 + ε t Dimana: a. CFO t A t-1 : arus kas dari aktivitas operasi total aktiva awal periode b. S t A t-1 : penjualan tahun n n total aktiva awal periode c. ∆S t A t-1 : perubahan penjualan tahunan total aktiva awal periode d. ε t : regression residual proksi REM III.3.2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik personal komite audit yang diukur dengan menggunakan beberapa proksi, yaitu umur anggota komite audit, proporsi komite audit wanita dalam komite audit, dan tingkat pendidikan anggota komite audit dalam suatu perusahaan. III.3.3. Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini diproksikan dengan ukuran perusahaan dan rasio leverage dalam suatu perusahaan. III.4. Model Empiris REM = α + β 1 AGE + β 2 GEN + β 3 EDU + β 4 FSIZE+ β 5 LEV Dimana: a. REM : Real Earnings Management

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

1 76 98

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL KOMITE AUDIT PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL KOMITE AUDIT TERHADAP REAL EARNINGS MANAGEMENT.

0 3 16

PENDAHULUAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL KOMITE AUDIT TERHADAP REAL EARNINGS MANAGEMENT.

0 3 7

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL KOMITE AUDIT TERHADAP REAL EARNINGS MANAGEMENT.

0 2 20

PENUTUP PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL KOMITE AUDIT TERHADAP REAL EARNINGS MANAGEMENT.

0 5 20

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 11

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 1

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 7

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 30

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS, KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP PRAKTIK REAL EARNING MANAGEMENT

0 1 16