Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI

PENGARUH KARKTERISTIK KOMITE AUDIT, KOMPETENSI KOMITE AUDIT, DAN AKTIVITAS KOMITE AUDIT

TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN

PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BEI

OLEH

EBNASUS L B M NADEAK 110503219

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

saya yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit Dan

Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property Dan Real Estate

Yang Terdaftar Di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas

akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

EBNASUS L B M NADEAK NIM : 110503219


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

PENGARUH KARKTERISTIK KOMITE AUDIT, KOMPETENSI KOMITE AUDIT, DAN AKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN

PROPERTY DAN

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik komite audit (usia, gender), kompetensi komite audit (tingkat pendidikan), dan aktivitas komite audit (jumlah pertemuan) terhadap kualitas audit (accrual lancar) pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian empiris. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing – masing sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dengan total sampel 14 perusahaan dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik regresi linear berganda, uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan jumlah pertemuan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan usia berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel dengan nilai signifikansi 0.014 > 0.05, dan gender berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel dengan nilai signifikan 0.005 < 0.05. Secara simultan usia, gender, tingkat pendidikan dan jumlah pertemuan berpengaruh signifikan terhadap kulitas audit. Ini dapat dilihat dari F hitung > F tabel dan nilai signifikansi 0.008 < 0.05.


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRACT

EFFECK CHARACTERISTIC OF AUDIT COMMITTEE, COMPETENCE OF AUDIT

COMMITTEE, AND ACTIVITY OF AUDIT COMMITTEE TO AUDIT QUALITY INCONSUMER

PROPERTY AND REAL ESTATE LISTED ON BEI

This study a ims to look a t the effect of characteristic of audit committee (age,gender), competence audit committe (education) and activity audit committe (meeting) to audit quality (cur rent accrual) in the consumer property and rea l esta te listed on the Stock Excha nge.

The method used is empirica l resea rch. The da ta used is the annua l report of ea ch - ea ch sa mple, which wa s published through the website www.idx.co.id. The sa mpling method using purposive sa mpling technique with a tota l sa mple of 14 compa nies from 2010 to 2013. The test of da ta using multiple linea r regression sta tistica l a na lysis, t test a nd F test.

The results showed tha t educa tion a nd meetingdoes not have a significant effect on audit quality. While the age ha ve a significant effect on audit quality. It ca n be seen from the va lue of t a rithmetic > t ta ble with a significance value of 0.014 > 0.05, and gender have significant effect on audit quality. It ca n be seen from the va lue of t a rithmetic > t ta ble with a significance value of 0.005 < 0.05.

Simulta neously age, gender, educa tion a nd meeting ha ve a significa nt effect on a udit qua lity. It ca n be seen from the F a rithmetic > F ta ble a nd the significa nce va lue 0.008 < 0.05.


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus dimana atas berkat dan rahmat -Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun skripsi ini berjudul

“Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit

Terhadap Kualitas Audit Pada Perushaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan dan pengerjaan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Sucipto, M.M., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi., Ak selaku Dosen Penguji dan Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada orang tua tercinta Papa ku Sayang Samson Nadeak dan Mama ku Sayang Rosmika Br Silalahi, Serta Kakak ku Roma Masriana Nadeak, Abang ku Victor M Nadeak, Adik ku Cristian Ionsensius Nadeak, Abang Ipar Robby C Lubis, Kakak Ipar Mori Br Silalahi, Amkeb, sikecil Kasih Nadeak dan semua teman – temanku, Rizal Enka P Kaban, S.E, Irene A Harefa, Emmerisa Br Sembiring, S.E, Agnes F Simorangkir, S.E, Christina Natalia Br Purba, S.E, Zamry Mardian, Myriam Novena


(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Marbun, Amd, Nicholas Gultom, Kak Chatrin Br Simbolon S.Kom, Bg Rico F Pasaribu, S.H, M.H, Mastri Hutabarat, Rachel Damanik, Vany Br Panggabean serta teman – teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas semua doa, kasih sayang, dukungan serta bantuan yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pengerjaan skripsi inidenganbaik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh kerena itu, penulis mengharapkan dan menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penuis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 2015 Penulis,

Ebnasus L B M Nadeak NIM : 110503219


(7)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUANPUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 9

2.1.1 Auditing ... 9

2.1.2 Teori Motivasi ... 12

2.1.3 Kualitas Audit ... 13

2.1.4 Komite Audit ... 18

2.1.4.1 Defenisi dan Karakteristik Komite Audit ... 18

2.1.4.2 Kompetensi Komite Audit ... 27

2.1.4.3 Aktivitas Komite Audit ... 31

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 37

2.4 Hipotesis Penelitian ... 41

2.4.1 Karakteristik Komite Audit terhadap Kualitas Audit ... 41

2.4.2 Kompetensi Komite Audit terhadap Kualitas Audit ... 43

2.4.3 Aktivitas Komite Audit terhadap Kualitas Audit ... 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JenisPenelitian... 45

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

3.3 Batasan Operasional ... 45

3.4 Definisi Operasional Variabel... 46

3.4.1 Usia ... ... 46

3.4.2 Geneder ... ... 47

3.4.3 Tingkat Pendidikan ... 47

3.4.4 Jumlah Pertemuan ... ... 48

3.4.5 Kualitas Audit ... ... 48

3.5 Sekala Pengukuran Variabel ... 49


(8)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.6.1 Populasi Penelitian ... 51

3.6.2 Sampel Penelitian ... 51

3.7 Jenis Data ... ... 53

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 54

3.9 Teknik Analisis Data ... ... 54

3.9.1 Analisis Statistik Deskriftif ... 55

3.9.2 Uji Asumsi Klasik.... ... 55

3.9.2.1 Uji Normalitas... 55

3.9.2.2 Uji Multikolonieritas ... 57

3.9.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 58

3.9.2.4 Uji Autokorelasi ... 59

3.9.3 Pengujian Hipotesis... 60

3.9.3.1 Uji Signifikansi Simultan (UjiStatistik F) ... 61

3.9.3.2 Uji Signifikasni Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 62

3.9.3.3 Koefisien Determinasi ... 63

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 64

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 64

4.2.1 Deskriptif Statistik Data Penelitian ... 65

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 66

4.2.2.1 Uji Normalitas... 66

4.2.2.2 Uji Multikoloniearitas ... 69

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 70

4.2.2.4 Uji Autokorelasi... 71

4.2.3 Pengujian Hipotesis... 72

4.2.3.1 Uji Parsial (Uji t) ... 72

4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F)... 75

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(9)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 50

3.2 Proses Seleksi Berdasarkan Kriteria ... 52

3.3 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 53

4.1 Uji Deskripsi Data Penelitian... 65

4.2 Uji Normalitas ... 67

4.3 Hasil Uji Multikoloniearitas... 69

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 71

4.5 Hasil Uji t ... 73


(10)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 39 4.1 Uji Normalitas... 68 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 70


(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Proses Seleksi Sampel Perusahaan Property dan

Real Estate Tahun 2010-2013 ... 83 2 LN Accrual Lancar dari Perusahaan Sampel ... 85 3 Usia Komite Audit dari Perusahaan Sampel... 86 4 Gender Komite Audit dari Perusahaan Sampel yang ...

Terdapat Wanita (1) Tidak Ada Wanita (0) ... 87 5 Tingkat Pendidikan Komite Audit dari Perusahaan Sampel

yang S2/S3 (1) S1 (0) ... 88 6 Jumlah Pertemuan Komite Audit dari Perusahaan Sampel

yang > 3 Pertemuan (1) < 3 Pertemuan (0) ... 89 7 Output SPSS ... 90


(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRACT

EFFECK CHARACTERISTIC OF AUDIT COMMITTEE, COMPETENCE OF AUDIT

COMMITTEE, AND ACTIVITY OF AUDIT COMMITTEE TO AUDIT QUALITY INCONSUMER

PROPERTY AND REAL ESTATE LISTED ON BEI

This study a ims to look a t the effect of characteristic of audit committee (age,gender), competence audit committe (education) and activity audit committe (meeting) to audit quality (cur rent accrual) in the consumer property and rea l esta te listed on the Stock Excha nge.

The method used is empirica l resea rch. The da ta used is the annua l report of ea ch - ea ch sa mple, which wa s published through the website www.idx.co.id. The sa mpling method using purposive sa mpling technique with a tota l sa mple of 14 compa nies from 2010 to 2013. The test of da ta using multiple linea r regression sta tistica l a na lysis, t test a nd F test.

The results showed tha t educa tion a nd meetingdoes not have a significant effect on audit quality. While the age ha ve a significant effect on audit quality. It ca n be seen from the va lue of t a rithmetic > t ta ble with a significance value of 0.014 > 0.05, and gender have significant effect on audit quality. It ca n be seen from the va lue of t a rithmetic > t ta ble with a significance value of 0.005 < 0.05.

Simulta neously age, gender, educa tion a nd meeting ha ve a significa nt effect on a udit qua lity. It ca n be seen from the F a rithmetic > F ta ble a nd the significa nce va lue 0.008 < 0.05.


(13)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era perekonomian global saat ini menuntut perusahaan untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang, terutama bidang yang berhubungan dengan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing dapat diperoleh dengan menerapkan strategi yang tidak mudah diikuti oleh pesaing. Tujuan perusahaan tidak hanya sekedar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi lingkungannya, dan untuk mencapai tujuannya tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat.

Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Manajemen bertanggung jawab untuk melaporkan hasil kegiatan operasional perusahaan dan posisi keuangan perusahaan kepada stakeholder melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat perusahaan harus handal dan mencerminkan kondisi keuangan digunakan oleh para stakeholder dalam mengambil keputusan ekonomi sehingga seluruh informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus dapat dipercaya.

Untuk memenuhi ekspektasi stakeholder, maka perusahaan akan menggunakan jasa auditor yang memberikan kualitas audit yang memadai dalam pemerikasaan laporan keuangan. Saat ini transparansi dan kualitas informasi keuangan merupakan dasar investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan selain itu juga memerlukan seorang komite audit.


(14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. (Hiro Tugiman 1995, 8)

Kompetensi komite audit adalah sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. (Kamus Kompetensi LOMA 1998) dalam Lasmahadi (2002) dalam Alim (2007 : 6). Kompetensi adalah karakteristik - karakteristik yang mendasari individu untuk melakukan suatu pekerjaan superior (Susanto 2000) dalam Alim (2007 : 6).

Aktivitas komite audit adalah pelaksanaan tugas melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit. (Ni Wayan Rustiarini , 10)

Kualitas audit sebagai “probabilitas seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan

suatu kecurangan dalam sistem akuntansi kliennya, dan kemampuan untuk menemukan adanya kecurangan dan melaporkannya tergantung dari kemampuan teknis dan independensi

auditor”. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) menjadi

proksi atau indikator utama dalam menilai kualitas audit. De Angelo (1981) dalam Darwin (2012 : 23)

Porter (1991) yang dikutip dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (Wardhani, 2007:96) menyatakan bahwa sukses atau gagalnya suatu perusahaan kemungkinan


(15)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA disebabkan oleh strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan banyak ditentukan oleh karakteristik strategis dan manajerial perusahaan tersebut.

Corpora te governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (Forum for Corporate Governance in Indonesia). Good Corporate Governance merupakan suatu sistem yang dapat membantu terciptanya hubungan yang selaras, kondusif, dan dapat dipertanggungjawabkan. GCG pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercpainya tujuan perusahaan (Moh.Wahyudin, 2008:36)

Belakangan ini, istilah corporate governance semakin populer. Hal ini disebabkan Adanya kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, Tyco, Xeroc dan WorldCom merupakan suatu tantangan dalam mengimplementasikan good corporate governance. Meskipun perusahaan tersebut telah diaudit oleh kantor akuntan publik berkualitas namun belum bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas audit yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa nama besar suatu kantor akuntan publik tidak cukup untuk menjamin kualitas audit yang dilakukan. De Angelo dalam Darwin

(2012) mendefinisikan kualitas audit sebagai “probabilitas dimana seorang auditor


(16)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut”.

Oleh karena itu diperlukan komite yang dapat menjaga sistem pengendalian internal yang memadai serta melakukan monitoring kinerja auditor eksternal untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.

Sehubungan dengan tata kelola perusahaan yang baik, komite auditmerupakansalah satu bagian dari mekanisme tata kelola perusahaan dalam melakukan pengendalian internal. Komite audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Anggota komite audit diharuskan memiliki keahlian yang memadai. Komite audit ini memiliki kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data perusahaan.

Keberhasilan komite audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tentunya dipengaruhi oleh berbagai keragaman sumber daya anggota komite audit. Keragaman atau variasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti gender, usia, etnis atau ras, budaya, agama, daerah atau negara, latar belakang pendidikan, pengetahuan, kecakapan teknis dan keahlian, pengalaman dalam bisnis dan industri, karir dan pengalaman kerja.

Selain adanya berbagai karakteristik dan kompetensi, kinerja komite audit juga tidak bisa terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh anggota komite audit yaitu jumlah pertemuan yang dilakukan oleh anggota komite dalam setiap tahunnya serta komitmen waktu yang dimiliki oleh anggota komite audit perusahaan. Adanya berbagai perbedaan karakteristik dalam komite audit merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dipandang mampu menghasilkan strategi perusahaan yang lebih baik.


(17)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penelitian Ni Wayan Rustiarini yang berjudul komite audit dan kualitas audit : kajian berdasarkan karakteristik, kompetensi, dan aktivitas komite audit, menggunakan 9variabel independen yaitu gender, kebangasaan, usia, independensi, tingkat pendidikan, keahlian bidang akuntansi dan keuangan, pengalaman kerja, kompetensi, dan komitmen waktu, dan variabel dependen kualitas audit pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011 hasil penelitian nya berhasil membuktikan bahwa gender, kebangsaan dan tingkat pendidikan dapat mengurangi tingkat akrual yang berarti meningkatkan kualitas audit, dan variabel lainnya seperti independensi, komitmen waktu, keahlian bidang akuntansi dan keuangan dan pengalaman belum bisa mengurangi tingkat akrual, sedangkan penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu gender, usia, tingkat pendidikan, dan jumlah pertemuan dan menggunakan variabel dependen kualitas audit pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2013.Selain itu, peneliti juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran komite audit untuk mengendalikan pengaruh variabel-variabel lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit, Dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI".

1.2. Perumusan Masalah

1.Apakah UsiaDalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar? 2.Apakah Gender Dalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar 3.Apakah Tingkat Pendidikan Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar?


(18)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.Apakah Jumlah Pertemuan Dalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual

Lancar?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah usia dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

2. Mengetahui apakah gender dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI

3. Mengetahui apakah tingkat pendidikan dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang terdaftar di BEI

4. Mengetahui apakah jumlah pertemuan dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang terdaftar di BEI

1.3.2Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas audit.

2. Bagi Auditor, untuk menambah wawasan auditor mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas audit serta membantu auditor agar dapat


(19)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menghindari faktor – faktor tersebut untuk menjaga kualitas audit yang mereka hasilkan.

3. Bagi Manajemen Perusahaan, untuk lebih teliti memilih auditor yang akan digunakan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan agar laporan audit yang dihasilkan merupakan laporan audit yang berkualitas serta dapat dipercaya oleh masyarakat dan para investor.

4. Bagi Bidang Akademik, dapat memberikasn kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan kualitas audit.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi didalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai kualitas audit dan faktor – faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.


(20)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Auditing

Menurut Mulyadi (2002:9) :

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Boynton, Johnson, Kell (2003 : 5) “ Auditing adalah suatu proses sistematis

untuk memperoleh serta mengevaluasian bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”

Defenisi auditing secara umum diataslah yang mendasari unsur-unsur penting berikut ini, yaitu :

1. Suatu proses sistematik

Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, terorganisir, dan memiliki tujuan yang luas. 2. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif

Proses sistematik berkaitan dengan pemerolehan bukti sebagai dasar untuk pernyataan (asersi) yang dibuat oleh individu atau badan usaha yang membuat


(21)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA asersi tersebut. Proses ini juga ditujukan untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersbut.

3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi

Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilakn satu pernyataan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi keuangan perusahaan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

4. Penetapan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai asersi dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif.

5. Kriteria yang ditetapkan

Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa peraturan yang telah ditetapkan badan legislatif (Undang-Undang), anggaran yang ditetapkan manajemen suatu auditte, atau prinsip akuntansi yang diterima umum di indonesi. Penetapan kriteria yang dipakai dalam suatu audit tergantung kepada tujuan audit yang bersasngkutan.

6. Penyampain hasil

Penyampaian hasil auditing disebut juga dengan atestasi. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report) mengenai


(22)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA temuan-temuan audit yang ditemukan auditor independen terhadap auditee. Laporan audit tentunya akan berbeda-beda dari setiap auditor independen yang mengaudit suatu entitas. Tetapi semua laporan pada dasarnya harus mampu menyampaikan informasi yang tepat mengenai suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Atestasi yang tertulis dalam laporan audit dapat menaikkan maupun menurunkan tingkat kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap a uditee.

7. Pemakai yang berkepentingan

Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.

2.1.2 Teori Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam diri manusia, yang mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian maka, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi kerja.

Menurut Stephen P. Robbins (2008:222) motivasi (motivations) adalah :

“ proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.”

Tiga elemen utama dalam defenisi motivasi diatas adalah intensitas, arah dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha untuk mencapai tujuannya. Arah berhubungan dengan apa yang akan kita tuju. Sedangkan ketekunan


(23)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa memepertahankan usahanya dalam mencapai tujuannya (Stephen P. Robbins, 2008:223).

Menurut teori kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland didalam menjalankan tugasnya banyak karyawan yang membutuhkan penghargaan atas apa yang mereka kerjakan, karena dengan adanya penghargaan yang mereka terima maka mereka akan merasa lebih termotivasi lagi didalam mereka mengerjakan tugas dan tanggung jawab mereke. Selain itu juga, pada situasi – situasi tertentu mereka ingin mendapatkan tanggung jawab untuk menyelesaikan atau mencari sebuah solusi dari sebuah masalah yang sedang terjadi, karena dengan demikian mereka akan mendapat umpan balik dan mereka dapat menentukan apakah mereka berkembang atau tidak. Karyawan yang demikian lebih menyukai tantangan daripada menerima hasil dari individu lain (Stephen P. Robbins, 2008:230).

Belakangan ini ada sebuah teori motivasi yang paling diterima yaitu teori harapan (expectancy theory) yang dikemukakan oleh Victor Vroom. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya tersebut. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalannya tampak terbuka untuk memperolehnya maka yang bersangkutan akan berupaya untuk mendapatkannya (Stephen P. Robbins, 2008:253).

Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki kebutuhan dan harapan atas apa yang mereka kerjakan baik untuk memenuhi kebutuhan individu mereka maupun kebutuhan pekerjaan mereka


(24)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.3 Kualitas Audit

Menurut De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality (kualitas audit):

“sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan

tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan

independensi auditor tersebut”.

Menurut Kusharyanti (2003) dalam Alfa Yunita (2010 : 30) mendefinisikan audit quality (kualitas audit):

Sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakakn melaporkan salah saji tergantung pada independen auditor. Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.

Kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dimana dalam melakukan audit auditor dapat menemukan kesalahan klien dan melaporkannya.

Dalam standar Pemeriksaan Keuangan Negara menyatakan definisi kualitas audit yaitu, laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan, dari ketentuan peraturan perundang – undangann dan ketidakpatuhan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.

Istilah “kualitas audit” mempunyai arti yang berbeda – beda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika


(25)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material (no material missta tements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan auditee. Auditor sendiri memandang kualitas audit terjadi apabila mereka bekerja sesuai dengan standar professional yang ada, dapat menilai resiko bisnis auditee dengan tujuan untuk meminimalisasi resiko litigasi, dapat meminimalisasi ketidakpuasan auditee dan menjaga reputasi auditor.

Kualitas audit terkait dengan mutu audit. Kualitas audit dipengaruhi oleh kemampuan auditor dalam melakukan proses audit sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas auditnya. Kualitas audit terkait dengan kemampuan auditor dalam menyelesaikan proses audit dan kemapuan untuk memperoleh hasil yang baik dari proses auditnya.

Lee, Liu dan Wang (1999) dalam Febrianto dan Widiastuty (2010 : 4) mengatakan

bahwa kualitas audit adalah “probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan

audit dengan opini wajar tanpa penegecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material”. Wallace (1980) dalam Febrianto dan Widiastuty (2010 : 4)

mengatakan bahwa “kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi

noise dan bias dan meningkatkan kemurnian (fineness)”.

DeAngelo (1981) dalam Darwin (2012 : 12) mendefenisikan kualitas audit sebagai

“kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporakan kesalahan dan

pelanggaran dalam sistem akuntansi klien-nya terhadap standar atau kriteria yang berlaku”.

DeAngelo berpendapat bahwa “semakin bebas atau independennya auditor, maka

kemungkinannya untuk menemukan kesalahan atau pelanggaran itu akan semakin besar”.

Watts dan zimmerman (1986) dalam Darwin (2012 : 12) berpendapat bahwa berpendapat

bahwa “ untuk menemukan kesalahan atau pelanggaran tersebut, ada dua hal yang berperan, yakni peluang menemukan kesalahan, dan juga kemauan atau keinginan auditor untuk


(26)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

mengungkapkan kesalahan atau pelanggaran tersebut”. Peluang untuk menemukan

kesalahan tersebut harus didukung oleh kapabilitas auditor dan keinginan auditor untuk mengungkapkan ketidakwajaran laporan keuangan harus didukung oleh sikap independensi dari auditor.

Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan audit telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan mendapatkan review dan tanggapan dari pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggungjawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan, atau ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan. Pemeriksaan harus memuat komentar tersebut dalam laporan auditnya.

Sumber auditor untuk menemukan bukti audit dan sebagai indikator dari penilaian kualitas audit salah satunya dengan menggunakan laporan keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan sarana manajemen dalam mengkomunikasikan informasiinformasi yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangn (IAI, 2007) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi laporan keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangna suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna informasi dalam hal ini seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.


(27)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Salah satu asumsi dasar penyusunan laporan keuangan adalah asumsi akrual. Dalam asumsi dasar akrual, pendapatan diakui saat diperoleh dan pengeluaran saat dibebankan tanpa mempertimbangkan waktu pembayaran diterima atau dikeluarkan. Asumsi ini merupakan kebalikan dari basis kas yang mencatat penerimaan saat ada kas yang diterima atau dikeluarkan. Perbedaan penggunaan asumsi ini akan mempengaruhi pencatatan perusahaan dan mempengaruhi informasi mengenai arus kas perusahaan. Para investor, kreditor, dan pembuat keputusan yang lain akan mencari informasi mengenai arus kas perusahaan dimasa depan.

Akuntansi yang berbasis akrual menyediakan informasi ini dengan melaporkan arus kas masuk dan keluar yang berhubungan dengan aktivitas earning, segera sesudah manajemen bisa memperkirakan arus kas dengan tingkat keyakinan tertentu. Piutang dan hutang merupakan akun yang sering menjadi inidkator estimasi untuk arus kas masuk dan arus kas keluar dimasa depan. Dengan kata lain, akuntansi berbasis akrual membantu dan memprediksi arus kas dimasa depan dengan melaporkan transaksi dan kejadian lain dengan konsekuensi kas yang diterima saat transaksi atau kejadian terjadi, bukan saat kas diterima atau dibayar (Kieso et al., dalam Darmadi, 2011). Porter et al., dalam Darmadi (2011) menyatakan bahwa pendapat bahwa dalam basis akrual merupakan indikator yang lebih baik untuk melihat arus kas masuk dan keluar dimasa depan.

Febrianto dan Widiastuty (2010 : 5) mendefeniskan audit yang berkualitas adalah

“audit yang dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan independen. Auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar. Sedangkan auditor yang independen adalah adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporakan


(28)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka”. Titman (1986), Beaty (1986), Krinsky dan Rotenberg (1989) dan Davidson dan Neu (1993) dalam Febrianto dan Widiastuty (2010 : 4) menyatakan kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor.

2.1.4 Komite Audit

2.1.4.1 Defenisi dan Karakteristik Komite Audit

Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance mengenai Komite Audit adalah:

“Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas

lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.”

Menurut Hiro Tugiman (1995, 8), pengertian Komite Audit adalah sebagai berikut:

“Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya

dari manajemen.”

Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian Komite Audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan bahwa Komte Audit adalah suatu badan yang berada dibawah Komisaris yang


(29)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota Komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.

1. Sifat dan Pembentukkan Komite Audit

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris. Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 menyatakan:

1. BUMN maupun Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas.

2. Komite Audit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas.

3. Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya dua orang lainnya berasal dari luar perusahaan.


(30)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komite Audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen, independensi Komite Audit tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari karena Komite Audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan Dewan Komisaris dengan Internal Auditor.

2. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Komite Audit

Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi Komite Audit itu sendiri. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa Komite Audit mempunyai tujuan membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh.

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal.

Sedangkan manfaat Komite Audit dikemukakan oleh Hiro Tugiman (1995, 11), adalah:

1. Dewan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan perusahaan.

2. Bagi external auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat diperlukan sebagai forum atau media komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan


(31)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pemeriksaan, disamping secara langsung kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan Komite Audit.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat diketahui adanya suatu indikasi bahwa Komite Audit dibentuk karena belum memadainya peran pengawasan dan akuntabilitas Dewan Komisaris perusahaan. Pemilihan anggota Dewan Komisaris yang berdasarkan kedudukan dan kekerabatan menyebabkan mekanisme check and balance terhadap direksi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi audit internal belum berjalan optimal mengingat secara struktural, auditor tersebut berada pada posisi yang sulit untuk bersikap independen dan objektif. Oleh karena itu, muncul tuntutan adanya auditor independen, maka Komite audit timbul untuk memenuhi tuntutan tersebut.

3. Wewenang, Tugas dan Tanggungjawab Komite Audit

Komite Audit mempunyai wewenang untuk menjalankan tugas-tugasnya seperti yang diutarakan oleh Barol (2004) yang dikutip oleh Martina Eny Kristanti yaitu:

Mengaudit kegiatan manajemen perusahaan dan auditor (intern dan ekstern). Mereka yang berwenang meminta informasi tambahan dan memperoleh penjelasan dari manajemen dan karyawan yang bersangkutan. Komite Audit juga mengevaluasi seberapa jauh peraturan telah mematuhi standar akunting dan prinsip akuntansi yang diterima di Australia.

Kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu Dewan Komisaris sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi kepada Dewan Komisaris) kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari Dewan Komisaris misalnya mengevaluasi dan


(32)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menentukan komposisi auditor eksternal dan memimpin satu investigasi khusus. Selain itu Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep 41/PM/2003 menyatakan bahwa Komite Audit memiliki wewenang mengakses secara penuh, bebas dan tak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, aset, serta sumber daya perusahaan dalam rangka tugasnya serta berwenang untuk bekerjasama dengan auditor internal.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dan YPPMI Institute, Komite Audit pada umumnya mempunyai tanggungjawab pada tiga bidang, yaitu:

1. Laporan Keuangan (Financial Reporting)

Komite Audit bertanggungjawab untuk memastikan bahwa laporan yang dibuat manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana dan komitmen perusahaan jangka panjang. 2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Komite Audit bertanggungjawab untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku dan etika, melaksanakan pengawasan secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.

3. Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)

Komite Audit bertanggungjawab untuk pengawasan perusahaan termasuk didalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.


(33)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, dalam membantu Komisaris/Dewan Pengawas, Komite Audit bertugas:

1. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern maupun Auditor Ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar.

2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.

3. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan BUMN, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham.

4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris/Dewan Pengawas.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris/Dewan Pengawas sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Komisaris/Dewan Pengawas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris.


(34)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komite Audit biasanya terdiri dari dua hingga tiga orang anggota. Dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Seperti komite pada umumnya, Komite audit yang beranggotakan sedikit cenderung dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, Komite Audit beranggota terlalu sedikit juga menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam pengalaman anggota. Sedapat mungkin anggota Komite Audit memiliki pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan internal.

Agar mampu bekerja efektif, Komite Audit dibantu staff perusahaan dan auditor eksternal. Komite juga harus memiliki akses langsung kepada stand dan penasehat perusahaan seperti keuangan dan penasehat hukum. Keberadaan Komite Audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor: SE/03 PM/2002 (bagi perusahaan publik) dan keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002 (Bagi BUMN) Komite Audit sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh seorang Komisaris Independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.

Menurut Sarbanes-Oxley act jumlah anggota Komite Audit perusahaan yang dikutip Martina Eny Kristanti mengharuskan bahwa:

Komite Audit harus beranggotakan lima orang, diangkat untuk masa jabatan lima tahun. Mereka harus memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan. Dua diantara lima orang anggota tersebut pernah menjadi akuntan publik. Tiga orang anggota yang lain bukan akuntan publik. Ketua Komite Audit dipegang oleh salah seorang anggota Komite Akuntan Publik, dengan syarat selama lima tahun terakhir mereka tidak berprofesi sebagai akuntan publik. Ketua dan anggota Komite Audit tidak diperkenankan menerima penghasilan dari perusahaan akuntan publik kecuali uang pensiun.


(35)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Hiro Tugiman (1999, 11) dalam Martina Eny Kristanti mengatakan bahwa:

Anggota Komite Audit adalah profesional yang bukan pegawai perusahaan, satu diantaranya dipersyaratkan mempunyai latar belakang pendidikan dan berpengalaman dalam bidang akuntansi dan auditing anggota lainnya dapat

berlatar belakang pendidikan

dan pengalaman dalam bidang hukum atau yang berkaitan dengan operasional

atau kultur organisasi.”

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Komite Audit adalah sebagaiberikut:

1. Anggota Komite Audit harus memiliki keseimbangan keterampilan dan pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas.

2. Anggota Komite Audit harus independen, objektif dan profesional.

3. Anggota Komite Audit harus memiliki integritas, dedikasi, pemahaman yang baik mengenai organisasi, lingkungan bisnis serta risiko dan kontrol.

4. Paling sedikit anggota komite audit harus memiliki pengertian yang baik tentang analisa dan penyusunan laporan keuangan.

5. Ketua Komite Audit harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan terampil berkomunikasi dengan baik. Selain hal tersebut, menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 menambahkan bahwa anggota Komite Audit tidak merangkap jabatan yang sama pada perusahaan lain pada periode yang sama.


(36)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kompetensi komite audit adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap komite audit mengenai pemahaman yang memadai tentang akuntansi, audit dan sistem yang berlaku dalam perusahaan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota komite audit untuk melaksanakan tugas dengan baik. Anggota komite audit harus mampu dan mengerti serta menganalisa laporan keuangan. Kompetensi komite audit diwujudkan oleh keahlian keuangan yang dimiliki anggota komite.

Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002) dalam Alim (2007 : 6) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Sedangkan Susanto (2000) dalam Alim (2007 : 6) definisi mengenai kompetensi adalah karakteristik - karakteristik yang mendasari individu untuk melakukan suatu pekerjaan superior.

Pengetahuan dalam akuntansi dan keuangan memberikan dasar yang baik bagi anggotakomite audit untuk memeriksa dan menganalisis informasi keuangan. Latar belakang pendidikan menjadi ciri penting untuk memastikan komite audit melaksanakan peran mereka secara efektif. Anggota komite audit yang menguasai keuangan akan lebih profesional dan cepat beradaptasi terhadap perubahan dan inovasi (Hambrick dan Mason, 1984 dalam Rahmat et al. 2008 dan Dwinita Wulandini, Zulaikha 2012 : 3).

Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 pada tanggal 24 September 2004, anggota komite audit disyaratkan independen dan


(37)

sekurang-UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kurangnya ada satu orang yang memiliki di bidang akuntansi atau keuangan. Berdasarkan pedoman corporate governance, anggota komite audit harus memiliki suatu keseimbangan keterampilan dan pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas. Setidaknya satu anggota komite audit harus pula mempunyai pengertian yang baik tentang pelaporan keuangan.

Achmad Badjuri (2012 : 123) Kompetensi auditor sektor publik diatur dalam kode etik APIP yang terdapat dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) No.PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP. Prinsip kompetensi menekankan auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. Perilaku kompetensi auditor sektor publik antara lain; tugas pengawasan sesuai dengan Standar Audit; selalu meningkatkan kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas hasil pekerjaan; menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.

New York Stock Excha nge (Purwati, 2006 : 29) dalam standarnya mensyaratkan semua anggota komite audit dapat membaca laporan keuangan dan sekurang-kurangnya ada satu orang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan. NYSE yakin keberadaan ahli akuntansi atau keuangan akan memberdayakan komite audit untuk melakukan penilaian secara independen atas informasi yang diterimanya, mengenali permasalahan dan mencari solusi yang tepat.

Securities a nd Exchange Commission (Purwati, 2006 : 30) memberikan


(38)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Pengalaman sebelumnya sebagai akuntan publik atau auditor, CFO,

controller, chief accounting officer , atau posisi yang sejenis.

2. Pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan dan laporan keuangan 3. Pengalaman dalam audit atas laporan keuangan perusahaan

4. Pengalaman dalam pengendalian internal

5. Pemahaman atas akuntansi untuk penaksiran (estimates), accruals, dan cadangan (reserves).

Kompetensi komite audit adalah aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang tidak rutin. Kompetensi yang diperlukan dalam proses audit tidak hanya berupa penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing, namun juga penguasaan terhadap objek audit. Selain dua hal di atas, ada tidaknya program atau proses peningkatan keahlian dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat kompetensi auditor.

Torter (1986) dalam Christina (2007) Alfa Yunita (2010 : 37) mendefenisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaannya dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak perna membuat kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.


(39)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.4.3 Aktivitas Komite Audit

Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Dalam Ni Wayan Rustiarini Aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit. Jumlah pertemuan ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada komite audit.

Pertemuan komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan komite audit. Frekuensi dan isi pertemuan tergantung pada tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada komite audit. Jumlah pertemuan dapat ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada komite audit. Namun, pada umumnya komite audit bersidang dua sampai tiga kali dalam setahun yaitu sebelum laporan keuangan dikeluarkan, sesudah pelaksanaan audit dan sebelum laporan keuangan dikeluarkan, serta sebelum RUPS tahunan.

Dalam setiap audit committee charter yang dimiliki oleh masing-masinganggota, komite audit akan mengadakan pertemuan untuk rapat secara periodik dan dapat mengadakan rapat tambahan atau rapat-rapat khusus bila diperlukan. Pertemuan secara periodik ini sebagaimana ditetapkan oleh komite audit sendiri dan dilakukan sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan rapat dewan komisaris yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan.


(40)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2 Penelitihan Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti / Tahun

Judul Variabel Cara yang

Digunakan

Hasil Penelitian 1. Rita Yuniarti

(2012)

The Effect of Tenure Audit and Dysfunctional Behavior on Audit Quality Variable Independen Tenure Audit, Dysfunctional Behaviour Variable Dependen Audit Quality Cara yang digunakan adalah deskriptif verifikasi. Data yang digunakan adalah data analisi regresi linier dimana data diambil dari 27 perusahaan KAP yang terdaftar di IAI pada tahun 2009 Tes kualitas data yang digunakan adalah statistik parametrik, ordinal kuesioner, interval skala, uji korelasi, uji validitas dan ujia reliabilitas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan audit kepemilikan dapat mempengaruhi kualitas audit, perilaku disfungsional dapat menurunkan mutu dan kualitas audit karena tidak melakukan penelitian tentang standar akuntansi yang diterima oleh umum. Audit Kepemilikan dan Perilaku

Disfungsional sama-sama mempengaruhi kualitas audit.


(41)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Achmad

Badjuri (2012) Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaru hi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah) Variabel Independen Pengalaman Kerja Auditor, Independensi, Obyektifitas, Intergritas Auditor, Kompetensi Auditor Variabel Dependen Kualitas Hasil Pemeriksaan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data dari penelitian ini adalah dari jawaban kuisioner yang diberikan kepada auditor sektor publik sebagai PNS di kabupaten Jawa Tengah.

Tes kualitas data menggunakan Analisis regresi berganda dan SPSS for windows version 16. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 70 sampel.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa integritas dan kompetensi auditor sektor publik berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan.

Pengalaman kerja audit, independensi dan obyektivitas auditor sektor publik tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

3. Rita Yuniarti (2011)

Firm Size, Audit Fee and Audit Quality Variabel Independen Audit Firm Size, Audit Fee Variable Dependen Audit Quality Cara yang digunakan adalah dengan cara penelitian deskriptif verifikasi. Populasi yang digunakan adalah KAP yang terdaftar di IAI pada tahun 2009 di Bandung sebanyak 27 KAP dengan teknik pengambilan sample menggunakan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial ukuran KAP di bandung tidak signifikan mempengaruhi kualitas audit. Sementara Audit Fee berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung. Namun, Secara Simultan Ukuran KAP dan Audit Fee Tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada


(42)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA teknik purpose sa mpling. Pengelolaan data menggunakan metode statistika parametrik. Tes kualitas data menggunakan tes validitas, realibilitas, statistical dan hipotesis.

KAP di Bandung.

4. Ni Wayan Rustiarini (2011) Komite Audit Dan Kualitas Audit: Kajian Berdasarkan Karakteristik, Kompetensi, Dan Aktivitas Komite Audit Variabel Independen Gender (Gen), Kebangsaan (Nat), Usia (Age), Independensi (Ind), Tingkat Pendidikan (Edu), Keahlian bidang akuntansi dan keuangan (Expt), Pengalaman Kerja (Expc), Pertemuan (Meet), Komitmen Waktu (Com) Variable Dependen Audit Quality Cara yang digunakan adalah dengan cara Regresi linear berganda. Tes Kualitas data dilakukan uji asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas , heteroskedastisit as, dan autokorelasi dengan menggunkan SPSS.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa gender, kebangsaan, usia, tingkat pendidikan, jumlah pertemuan komite audit dapat mengurangi tingkat akrual, yang berarti meningkatkan kualitas audit.

Variabel lainnya yaitu independensi,

keahlian dalam bidang akuntansi dan keuangan, pengalaman, dan komitmen waktu belum dapat mengurangi tingkat akrual.


(43)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Dr. Augustine

O. Enofe, Dr. Chijioke Mgbame, Adeyemi Aderin, Obehioye U. Ehi-Oshio (2013) Determinants of Audit Quality in the Nigerian Business Environment Variabel Independen Auditor Kepemilikan, Auditor Ukuran, Dewan Kemerdekaan, dan Kepemilikan Struktur. Variable Dependen Kualitas Audit Cara yang digunakan adalah kuesioner. Sumber data yang dari penelitian ini adalah jawaban dari kuesioner yang di bagikan pada bagian lintas pengguna laporan keuangan, investor, analisis keuangan dan lembaga kredit. Tes kualitas data yang digunkan dummy variabel, OLS Regresi, SPSS untuk menguji hipotesis.

Hasil dari penelitian ini adalah Audit kualitas ditemukan secara signifikan berkaitan dengan papan kemerdekaan dengan hubungan yang positif. Audit perusahaan ukuran ditemukan non significant hubungan positif dengan kualitas audit; Audit kepemilikan

hubungan negatif yang bebas-signifikan dengan audit kualitas, sementara struktur kepemilikan bebas-signifikan hubungan positif dengan audit kualitas. Penelitian ini merekomendasikan bahwa susunan Direksi non-eksekutif sebagai anggota Dewan harus dipertahankan dan diperbaiki. Hubungan antara Dewan kemerdekaan dan audit kualitas dapat dirasakan yang semakin tinggi proporsi Direktur non-eksekutif,

semakin tinggi derajat independensi Dewan yang selalu


(44)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sumber : Diolah Peneliti 2015

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011 : 33), kerangka konseptual (kerangka teoretis) adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hal ini merupakan jaringan dimana hubungan antara variabel secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi.

Kerangka teoretis (kerangka konseptual) adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis anatarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur (Uma Sekaran, 2007). Kerangka konseptual yang baik mendefenisikan dan menamakan variabel

– variabel penting dalam situasi yang relevan dengan defenisi masalah. Kerangka konseptual secara logis menjelaskan sangkut – paut antarvariabel tersebut.

Kerangka konseptual perlu dikemukakan apabila penelitian menghubungkan dua variabel atau lebih. Jika penelitian hanya terdiri dari satu variabel mandiri saja, maka perlu diberi deskripsi untuk setiap variabel serta variasi besaran variabel yang diteliti.

probabilitas Dewan berusaha untuk mempengaruhi isi laporan keuangan; dan secara langsung atau tidak langsung, hasil penugasan audit.


(45)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) akan dihubungkan secara teoritis melalui kerangka konseptual. Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik komite audit, (dimana didalam penelitian ini karakteristik komite audit diteliti berdasarkan usia dan gender), Kompetensi Komite Audit (dimana penelitian ini diteliti berdasarkan tingkat pendidikan), Aktivitas Komite Audit (dimana penelitian ini diteliti berdasarkan jumlah pertemuan). Sedangkan variabel dependennya adalah kualitas audit. Hubungan antara variabel – variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

v

H1 H2

H3

H4

H5

Kualitas Audit

(Y)

Karakteristik Komite Audit Usia

(X1) Gender

(X2)

Kompetensi Komite Audit Tingkat Pendidikan

(X3)

Aktivitas Komite Audit Jumlah Pertemuan


(46)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Dilihat dari sudut pandang auditor, hasil audit dikatakan berkualitas jika mereka telah bekerja sesuai dengan standar professional yang ada, dapat menilai resiko bisnis auditee dengan tujuan untuk meminimalisasi ketidakpatutan auditee dan menjaga reputasi auditor. Pemilihan auditor dengan kualitas tinggi dinilai mampu meningkatkan tingkat kredibilitas laporan keuangan, karena KAP besar umumnya akan menjaga reputasi mereka dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas kinerja mereka dalam mengaudit suatu perusahaan.Seorang auditor dituntut untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, karena laporan auditor begitu penting bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil berbagai keputusan.Sedangkan menurut pihak – pihak yang berkepentingan laporan audit dikatakan berkualitas jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan auditee.Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Keberadaan komite audit dinilai berpengaruh pada perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang disajikan akan menjadi lebih berkualitas. Karakteristik komite audit yang baik akan membawa pengaruh yang baik juga kepada perusahaan. Kompetensi yang dimiliki auditor dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang merupakan karakteristik kognitif yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi pendidikan anggota komite, makasemakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan.aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi,


(47)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit.

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011: 42), hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

2.4.1 Karkteristik Komite Audit terhadap Kualitas Audit

Karakteristik komite audit dalam penelitian ini diproksikan berdasarkan usia, dan gender. Perbedaan pemikiran dan pandangan terhadap penyebab kesuksesan pria dan wanita dapat mempengaruhi proporsi keberadaan wanita pada beberapa jabatan.

Faktor usia dapat mempengaruhi kinerja anggota komite audit. Anggota komite audit yang berusia dewasa (usia 40-60 tahun) akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka mampu serta posisi kariryang paling stabil, kelompok usia ini merupakan masa pencapaian seseorang untuk mempertahankan kepuasan dalam karir yang membuat mereka lebih fokus pada pekerjaan. Semakin bertambah usia maka seseorang akan semakin bijaksana dalam menyikapi masalah dan lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.

Pengalaman yang dimiliki oleh orang yang semakin berumur akan membuat seseorang dapat memprioritaskan dan membagi waktu dengan lebih bijaksana yaitu dengan bekal praktik-praktik yang telah dilakukannya sebelumnya penelitian Rustiarini (2011) menunjukkan bahwa usia anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap akrual lancar.


(48)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA H1 : Usia dalam komite audit berpengaruh terhadap accrual lancar

Anggapan bahwa selama ini kesuksesan pria berasal dari kecerdasan yang tinggi, sedangkan kesuksesan yang diraih oleh wanita hanya berasal dari faktor keberuntungan yang menyebabkan wanita memiliki proporsi yang masih sedikit dalam beberapa jabatan yang penting dilingkup manajemen perusahaan. Meskipun demikian, perlu dipertimbangkan kembali bahwa keberadaan wanita memiliki sikap konservatisme yang tinggi dan berhati-hati dalam pengambilan keputusan (Rustiarini, 2011).

Hal tersebut menyebabkan wanita dianggap cenderung memilih keputusan untuk menghindari resiko sehingga memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Oleh karena itu, keberadaan wanita dalam komite audit diharapkan dapat mengurangi tingkat akrual dalam laporan keuangan sehingga dimaksudkan dapat meningkatkan kualitas audit. Rustiarini (2011) mendapatkan hasil penelitian bahwa keberadaan wanita dalam komite audit berpengaruh negatif pada akrual lancar. Penelitian Carter et al., dalam Rustiarini (2011) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki dua orang atau lebih wanita dalam anggota dewan memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi daripada jumlah wanita yang kurang dari dua orang.

H2 : Keberadaan wanita dalam komite audit berpengaruhterhadap accrual lancar

2.4.2 Kompetensi Komite Audit terhadap Kualitas Audit

Kompetensi bagi auditor mempunyai dua dimensi yaitu; pengalaman dan tingkat pendidikan. Komite aduit yang semakin berpengalaman dalam penugasan profesional audit akan dianggap mempunyai kompetensi yang tinggi. Semakin tinggi pendidikan komite audit, maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih


(49)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA baik dalam menyelesaikan permasalahan. Tingkat pendidikan pada jenjang universitas membantu anggota komite untuk memiliki peluang karir yang lebih menjanjikan.Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan anggota komite audit diharapkan dapat meningkatkan konservatisme komite audit sehingga mengurangi tingkat akrual.

Penelitian Alim dkk (2007), membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika komite audit memiliki kompetensi yang baik. Semakin auditor mempunyai kompetensi tinggi maka kualitas hasil audit akan semakin meningkat. Penelitian Rustiarini (2011), membuktikan bahwa tingkat pendidikan dapat mengurangi tingkat akrual, yang berarti meningkatkan kualitas audit.

H3 : Tingkat pendidikan dalam komite audit berpengaruh terhadap accrual lancar

2.4.3 Aktivitas Komite Audit terhadap Kualitas Audit

Adanya independensi yang baik akan semakin lengkap dan efektif dengan adanya keaktivan komite audit dalam mengadakan pertemuan. Semakin tinggi frekuensi pertemuan yang diadakan akan meningkatkan efektivitas komite audit dalam mengawasi manajemen agar tidak berusaha mengoptimalkan kepentingan sendiri.

Sharma et al. (2009) membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit dengan tingkat frekuensi pertemuan yang kecil akan cenderung menghasilkan laporan keuangan yang kurang berkualitas. Sehingga semakin tinggi tingkat frekuensi pertemuan dapat meminimalisasi manajemen laba. Biasanya komite audit bersidang tiga sampai empat kali dalam satu tahun. Penelitian Rustiarini (2011) juga menemukan hasil bahwa frekuensi pertemuan dapat membantu mengurangi tingkat akrual lancar.


(50)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Penelitian empiris berfokus pada tujuan untuk penyelesaian masalah dan memiliki tahap – tahap logika, metodenya kuat dan terorganisasi untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisanya dan membentuk suatu kesimpulan. Selain penelitian empiris, penelitian ini juga merupakan penelitian korelasi yaitu melihat adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data – data yang diperlukan dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan data dari website (sahamok.com). Data yang diteliti adalah data perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 – 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional merupakan penentuan batasan untuk menjelaskan ciri-ciri yang subtantif dari suatu konsep, yang untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, batasan operasional yang menjadi proses atau operasionalnya alat ukur yang digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :


(51)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan property dan real estate yang

terdaftar dib Bursa Efek Indonesia 2010 – 2013.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit

3. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : karakteristik komite audit (yang pada penelitian ini di proksikan gender dan usia), kompetensi audit (yang di proksikan ke tingkat pendidikan), dan aktivitas audit (yang di proksikan ke jumlah pertemuan).

3.4 Defenisi Operasional Variabel

3.4.1.Usia

Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan tugasnya. Anggota komite audit yang berusia dewasa madya (40 – 60 tahun) akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka mampu serta posisi karir yang paling stabil. Semakin bertambah usia seseorang maka mereka dianggap akan semakin bijaksana dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan mereka. Selain itu, semakin bertambah usia seseorang mereka dianggap memiliki banyak pengalaman. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh usia terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan

variabel dummy, dimana nilai ‘1’ jika usia anggota komite audit > 40 tahun dan ‘0’ jika < 40 tahun.

3.4.2.Gender

Gender merupakan hal yang perlu diperhatikan didalam sebuah organisasi. Ada yang menganggap keberadaan pria lebih dibutuhkan didalam organisasi


(52)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA karena menurut sebagian orang pria lebih berani dan tegas dalam pengambilan keputusan. Namun ada juga yang menganggap bahwa keberadaan wanita juga penting didalam sebuah organisasi karena dianggap wanita lebih teliti dan lebih hati – hati dalam membuat sebuah keputusan. Karena perbedaan pendapat itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh keberadaan wanita dalam komite audit terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan variabel dummy,dimana

nilai ‘1’ jika ada anggota wanita didalam komite audit dan ‘0’ jika tidak. 3.4.3.Tingkat Pendidikan

Kompetensi komite audit dalam perusahaan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal akademik yang dimiliki anggota komite audit. Tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang merupakan karakteristik kognitif yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi pendidikan anggota komite, maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan. Tingkat pendidikan pada jenjang universitas membantu anggota komite untuk memiliki peluang karir yang lebih menjanjikan.Diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana nilai ‘1’

jika anggota komite audit berpendidikan S2, dan ‘0’ berpendidikan S1.

3.4.4.Jumlah Pertemuan

Salah satu aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit.


(53)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jumlah pertemuan ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada komite audit. Diukur dengan menggunakan variabel

dummy, dimana nilai ‘1’ jika komite audit melakukan pertemuan dan nilai, ‘0’

tidak melakukan pertemuan. 3.4.5 Kualitas Audit

Tingginya tingkat akrual berhubungan positif dengan kegagalan audit serta kurangnya konservatisme auditor. Tingkat akrual yang rendah diasosiaskan dengan tingginya tingkat konservatisme yang dimiliki seorang auditor sehingga dipandang dapat meningkatkan kualitas audit. Adapun akrual lancar dapat dirumuskan sebagai berikut :

Accrual Lancar = (ΔAL –ΔKAS) –(ΔLL - ΔLJP) Keterangan:

ΔAL = Perubahan aset lancar

ΔKAS = Perubahan kas dan ekuivalen kas

ΔLL = Perubahan liabilitas lancar

ΔLJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan suatu proses hal mana suatu angka atau simbol dilekatkan pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan, skala pengukuran dapat dikelompokkan menjadi


(54)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA empat jenis yaitu, skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan memakai skala nominal.

Berikut ini adalah tabel yang berisikan defenisi dan pengukuran masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini.

Table 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Variabel

Penelitian Definisi Pengukuran Skala

I N D E P E N D E N Usia (X1)

Usia adalah suatu waktu untuk mengukur lamanya keberadaan makhluk didunia.

Usia komite audit yang tercantum di annual report perusahaan Rasio Gender (X2) Gender adalah konstruksi sosial yang ditanamkan oleh masyarakat yang membedakan pria dan wanita. Variabel dummy = 1 jika terdapat wanita dalam komite audit, = 0 jika tidak ada

Nominal Tingkat pendidika n (X3) Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan yang di tempuh seorang komite audit. Varibel dummy ‘1’ jika berpendidikan S2, ‘0’ jika berpendidikan S1 Nominal Jumlah pertemuan (X4) Jumlah pertemuan adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh komite audit Variabel dummy

‘1’ jika komite

audit melakukan

pertemuan, ‘0’

jika tidak


(55)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam

pelaksanaan tugas nya untuk

melakukan pertemuan formal.

melakukan pertemuan

DEPENDEN

Kualitas Audit

(Y)

Kualitas audit diproksikan dengan accrual lamcar

Akrual Lancar =

(ΔAL –ΔKAS) –

(ΔLL - ΔLJP) Rasio

Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2015)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi Penelitian

Menurut Erlina (2011 : 81), “ populasi adalah wialayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengacu pada perusahaan-perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunanya di Indonesian Stock Excha nge (IDX) tahun 2010 – 2013.

3.6.2 Sample Penelitian

Menurut (Erlina, 2007:81) sampel adalah “bagian dari populasi yang

digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang diambil dari karakteristik haruslah representative atau mewakili. “Jika sampel kurang

representitatif, akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup


(56)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sa mpling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2013.

2. Perusahan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.

3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunannya pada tahun 2010 – 2013.

4. Perusahaan tidak memiliki data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Table 3.2

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria

Jumlah Pelanggaran

Kriteria

Akumulasi

1.

Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2010 – 2013.

- 44

2.

Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode penelitian (tahun 2010 – 2013).

(6) 38

3.

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan


(57)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pada tahun 2010 – 2013.

4.

Perusahaan tidak memiliki data-data

yang diperlukan dalam penelitian ini. (13) 14 Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2015)

Berdasarkan kriteria tersebut, perusahaan yang menjadi sample penelitian terdiri dari 14 perusahaan yaitu dengan periode penelitian selama 4 tahun , sehingga total unit analisis sebanyak 56 perusahaan.

Table 3.3

Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA

2 Bumi Citra Permai Tbk BCIP

3 Sentul City Tbk BKSL

4 Cowell Development Tbk COWL

5 Ciputra Surya Tbk CTRS

6 Duta Anggada Realty Tbk DART

7 Duta Pertiwi Tbk DUTI

8 Bakrieland Development Tbk ELTY

9 Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD 10 Global Land and Development Tbk KPIG

11 Pakuwon Jati Tbk PWON

12 Roda Vivatex Tbk RDTX

13 Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PTPP

14 Total Bangun Persada Tbk TOTL


(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

a. Dependent Variable: Y

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .488a .238 .177 1.82312 1.926

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 51.932 4 12.983 3.906 .008b

Residual 166.188 50 3.324

Total 218.120 54

a. Dependent Variable: Y


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 27.610 .877 31.479 .000

X1 -.028 .011 -.320 -2.537 .014 .960 1.042

X2 -1.473 .506 -.365 -2.913 .005 .972 1.029

X3 .075 .534 .018 .141 .889 .882 1.134

X4 -.694 .550 -.168 -1.263 .213 .864 1.158

a. Dependent Variable: Y

Coefficient Correlationsa

Model X4 X2 X1 X3

1

Correlations

X4 1.000 -.088 .191 .316

X2 -.088 1.000 .031 -.158

X1 .191 .031 1.000 .018

X3 .316 -.158 .018 1.000

Covariances

X4 .302 -.025 .001 .093

X2 -.025 .256 .000 -.043

X1 .001 .000 .000 .000

X3 .093 -.043 .000 .286


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) X1 X2 X3

1

1 3.847 1.000 .01 .01 .02 .02

2 .503 2.766 .00 .00 .00 .32

3 .354 3.295 .01 .07 .90 .02

4 .240 4.006 .00 .32 .04 .46

5 .056 8.263 .98 .60 .04 .18

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Variance Proportions

X4

1

1 .01

2 .34

3 .01

4 .28

5 .36


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 23.5540 27.6854 24.9984 .98067 56

Std. Predicted Value -1.473 2.740 .000 1.000 56

Standard Error of Predicted Value .442 .796 .543 .088 56

Adjusted Predicted Value 23.5230 27.5539 24.9803 .99816 56

Residual -4.67716 3.32472 .00000 1.75429 56

Std. Residual -2.565 1.824 .000 .962 56

Stud. Residual -2.660 1.955 .005 1.008 56

Deleted Residual -5.02913 3.81967 .01812 1.92782 56

Stud. Deleted Residual -2.842 2.013 .002 1.029 56

Mahal. Distance 2.197 9.307 3.927 1.680 56

Cook's Distance .000 .114 .020 .028 56

Centered Leverage Value .041 .172 .073 .031 56


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 103 106

PENGARUH KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN KUALITAS AUDIT Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bu

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 9

PENGARUH KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN KUALITAS AUDIT Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bu

0 1 20

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 11

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 1

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 7

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 30

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 3

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 1 15