METODE PENELITIAN 3.1. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.

viii 4.1.1.5.3. Kesimpulan 60 4.1.1.5.3. Refleksi I 61 4.1.2. Deskripsi hasil Penelitian Pada Siklus II 61 4.3. Temuan Penelitian 75 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.

Kesimpulan 79 5.2. Saran 80 DAFTAR PUSTAKA 81 x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 16 Tabel 2.2. Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 17 Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 21 Tabel 3.1 Pedoman penskoran pemecahan masalah matematika 43 Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 45 Tabel 3.3 Kriteria penilaian observasi 46 Tabel 4.1 .Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek memahami masalah pada tes siklus I 52 Tabel 4.2. Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 52 Tabel 4.3.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek melaksanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 52 Tabel 4.4.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek memeriksa kembali pemecahan masalah pada tes siklus I 53 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes 54 Tabel 4.6: Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus I 56 Tabel 4.7. : Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran Pada Siklus I 58 Tabel 4.8.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek memahami masalah pada tes siklus II 65 Tabel 4.9.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus II 65 Tabel 4.10.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek menyelesaikan pemecahan masalah pada tes siklus II 66 Tabel 4.11 Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek memerika kembali pemecahan masalah pada tes siklus II 67 Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kemampuan Pemecahan Masalah II 67 xi Tabel 4.13: Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus II 69 Tabel 4.14. : Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran Pada Siklus II 71 Tabel 4.15. : Deskripsi Tabel Kemampuan Siswa Setiap Siklus 76 ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 41 xii DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus I 53 Grafik 2. Diagram tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I 54 Grafik 3. Presentase Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I 55 Grafik 4. Presentase Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus I 55 Grafik 5. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa II 67 Grafik 6. Diagram tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II 68 Grafik 7. Presentase Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II 68 Grafik 8. Presentase Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus II 69 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 83 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 91 Lampiran 3 Kisi –kisi Tes Awal 99 Lampiran 4 Kisi –kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 100 Lampiran 5 Kisi –kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 101 Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 102 Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 106 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 110 Lampiran 9 Tes Kemampuan Awal 114 Lampiran 10 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 116 Lampiran 11 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 118 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal dan Pedoman Penskoran 120 Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes KemampuanPemecahan Masalah I dan Pedoman Penskoran 128 Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II dan Pedoman Penskoran 137 Lampiran 15 Lembar Kegiatan Siswa I 143 Lampiran 16 Lembar Kegiatan Siswa II 147 Lampiran 17 Lembar Kegiatan Siswa III 152 Lampiran 18 Lembar Kegiatan Siswa IV 157 Lampiran 19 Lembar Observasi Guru Siklus I 162 Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa Siklus I 166 Lampiran 21 Lembar Observasi Guru Siklus II 172 Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa Siklus II 174 Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Pada Siklus I 178 Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Pada Siklus II 180 Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Pada Siklus I 182 Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Pada Siklus II 184 Lampiran 27 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 186 Lampiran 28 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 188 Lampiran 29 Analisis Hasil Evaluasi kemampuan Pemecahan Masalah II 190 Lampiran 30 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Setiap Siklus 192 lampiran 31 dokumentasi Penelitian 191

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari,terut a-ma di sekolah – sekolah formal. Mengingat begitu pentignya peran matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Terlepas dari itu,matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari- hari.Dalam pembelajaran disekolah,matematika merupakan salah satu pembelajaran yang merupakan pembelajaran dasar dan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlikan oleh siswa untuk mengembangkan logisnya.Pendidikan matematika disekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang dapat menggunakan matematika secara fungsional untuk memecahkan masalah, baik dalam kehidupan sehari – hari maupun menghadapi ilmu pengetahuan lain. Masalah matematika yang dihadapi terstruktur, sistematis dan logis sehingga dapat diimplementasikan siswa dalam kehidupannya untuk mengatasi masalah yang timbul secara mandiri. Matematika juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir jelas, logis, teratur dan sistematis. Seperti yang diungkapkan oleh Cockroft dalam Abdurrahman, 2003:253 mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu : Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan dalam segi kehidupan, 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika , tidak lepas dari proses pembelajaran matematika Polya 2015,dalam http:madfirdaus.wordpress. com20091123 mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Guru matematika memiliki tugas yakni berusaha memampukan siswa memecahkan masalah sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai – nilai yang terfleksi pada pembelajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan bertindak memecahkan masalah . Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang merupakan faktor penting dalam matematika. Slameto 2010:94 mengemukakan bahwa : “Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebekasan kepada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri,mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang benar terhadap apa yang akandikerjakannnya,dan kepercayaan kepada diri sendiri,sehingga siswa tidak selalu menguntungkan diri kepada orang lain”. Ideal yang diharapkan ternyata sampai saat ini belum tercapai. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa di Indonesia tergolong rendah. Programme for International Student Assessment PISA melakukan penilaian problem solving dimana soal-soal yang disajikan pada tes berkaitan dengan masalah tidak rutin. Berdasarkan hasil tes PISA pada tahun 2009, kemampuan matematis siswa di Indonesia menduduki peringkat 63 dari 65 negara di dunia dengan persentase di bawah 10 . Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menghadapi soal-soal matematika yang berdampak pada kemampuan matematika yang rendah. Kemampuan matematika yang rendah ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memecahan masalah matematika. Seperti yang diungkapkan NCTM 2000 bahwa pemecahan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

0 8 27

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

0 4 65

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

1 1 12

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 16

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN MEDIA MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SEJARAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 0 15

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13

KEMAMPUAN DAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SMP

0 0 10

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TEKANAN

0 2 20