PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP N 2 ADIANKOTING T.A 2014/2015.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGEHTER)UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII
SMP N 2 ADIANKOTING T.A 2014/2015
Oleh :
Melvi Angelina Pandiangan 4113311031
Program Studi Pendidikan Matematika
A
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2015
(2)
(3)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan,kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT(Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmatika Soasial di Kelas VII SMP Negeri 2 Adiankoting T.A 2014/2015”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr.M.Manullang, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis selama perkuliahan dan penyusunan proposal, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Ibu Dra.N.Manurung, M.Pd, Ibu Dra.Mariani, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof.Drs.Motlan, M. Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak,Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membatu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Mangerbang Sihotang,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Adiankoting, Bapak J.Nadeak S.Pd selaku selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 2 Adiankoting, guru,staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Adiankoting
(4)
v
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Nelson Pandiangan dan Ibunda Restiga Pardede serta untuk Abang saya Rezeky Pandiangan,Martamba Pandiangan,Dedy Pandiangan,Julinando Pandiangan,adik saya Aldi Pandiangan yang telah banyak memberi kasih sayang,semangat,nasehat, doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan dapat menyelesaikan studi di Unimed. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih dan seperjuangan Kelas EKS 2011(,Sarah,Dinaria,Pradita Herlina ,dll) serta sahabat – sahabat satu kos (Tinneke Sitorus,Roseli Simanjuntak,Berta Simanjuntak,Chandra Mendrofa,Desty Sitohang) yang senantiasa memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilu pendidikan.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
Melvi Pandiangan NIM. 4113311031
(5)
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGEHTER)UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII
SMP N 2 ADIANKOTING T.A2014/2015
Melvi Angelina Pandiangan (NIM : 4113311031)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial (2) Mengetahui pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas VII-1 SMP Negeri 2 Adiankoting yang berjumlah 30 siswa. Objek penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together pada pokok bahasan Aritmetika Sosial Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa.
Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian yakni tes awal sebanyak 5 soal , tes kemampuan pemecahan masalah I sebanyak 4 soal dan kemampuan pemecahan masalah II sebanyak 5 soal.
Berdasarkan hasil tes awal diketahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa rendah dengan nilai rata – rata kelas 63%. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah matemtaika siswa adalah sedang dengan niali rata – rata 73,25% dengan 19 siswa atau 63,33% dari keseluruhan siswa telah masuk kategori minimal sedang .Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II,tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah tinggi dengan nilai rata – rata kelas 82,07 dimana jumlah siswa yang telah masuk kategori minimal sedang sebanyak 26 atau 89,66% dari seluruh siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII-1 SMP N 2 Adiankoting sehingga pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
(6)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabe x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian belajar 9
2.1.2. Pembelajaran Matematika 10
2.1.3. Teori-teori Belajar Modern yang melandasi Model Pembelajaran
Kooperatif Numbered Heads Together 12
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 12
2.2. Pembelajaran Kooperatif 18
2.2.1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 20
2.2.2. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif 22 2.2.3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together 24 2.2.4. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Dalam
(7)
vii
Matematika 25
2.3 Media Pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa 26
2.4 Materi Pokok Bahasan Aritmatika Sosial 28
2.5. Kerangka Konsep 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 36
3.2.1 Subjek Penelitian 36
3.2.2 Objek Penelitian 36
3.3. Jenis Penelitian 36
3.4. Variabel Penelitian 37
3.5. Prosedur Penelitian 37
3.6. Alat Pengumpulan Data 42
3.6.2. Lembar Observasi 43
3.7. Analisis Data 44
3.7.1. Reduksi Data 44
3.7.2 Paparan Data 46
3.7.3 Simpulan Data 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 48 4.1.1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 48
4.1.1.1. Permasalahan I 48
4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif pemecahan I 49
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 49
4.1.1.4. Observasi I 50
4.1.1.5. Analisis Data I 51
4.1.1.5.1.Deskrisi Hasil Tes kemampuan Pemecahan Masalah I 52
(8)
viii
4.1.1.5.3. Kesimpulan 60
4.1.1.5.3. Refleksi I 61
4.1.2. Deskripsi hasil Penelitian Pada Siklus II 61
4.3. Temuan Penelitian 75
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 79
5.2. Saran 80
(9)
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 16 Tabel 2.2. Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 17 Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 21 Tabel 3.1 Pedoman penskoran pemecahan masalah matematika 43 Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 45
Tabel 3.3 Kriteria penilaian observasi 46
Tabel 4.1 .Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memahami masalah pada tes siklus I 52
Tabel 4.2. Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 52 Tabel 4.3.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
melaksanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 52 Tabel 4.4.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memeriksa kembali pemecahan masalah pada tes siklus I 53 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes 54 Tabel 4.6: Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran Pada Siklus I 56
Tabel 4.7. : Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I 58
Tabel 4.8.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memahami masalah pada tes siklus II 65
Tabel 4.9.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus II 65 Tabel 4.10.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
menyelesaikan pemecahan masalah pada tes siklus II 66 Tabel 4.11 Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memerika kembali pemecahan masalah pada tes siklus II 67 Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada
(10)
xi
Tabel 4.13: Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran Pada Siklus II 69
Tabel 4.14. : Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II 71
(11)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 41
(12)
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus I 53 Grafik 2. Diagram tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus I 54
Grafik 3. Presentase Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus I 55
Grafik 4. Presentase Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus I 55 Grafik 5. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa II 67 Grafik 6. Diagram tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus II 68
Grafik 7. Presentase Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus II 68
(13)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 83 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 91
Lampiran 3 Kisi –kisi Tes Awal 99
Lampiran 4 Kisi –kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 100 Lampiran 5 Kisi –kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 101 Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 102 Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 106 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 110
Lampiran 9 Tes Kemampuan Awal 114
Lampiran 10 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 116 Lampiran 11 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 118 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal dan
Pedoman Penskoran 120
Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes KemampuanPemecahan
Masalah I dan Pedoman Penskoran 128
Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
dan Pedoman Penskoran 137
Lampiran 15 Lembar Kegiatan Siswa I 143
Lampiran 16 Lembar Kegiatan Siswa II 147
Lampiran 17 Lembar Kegiatan Siswa III 152
Lampiran 18 Lembar Kegiatan Siswa IV 157
Lampiran 19 Lembar Observasi Guru Siklus I 162 Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa Siklus I 166 Lampiran 21 Lembar Observasi Guru Siklus II 172
(14)
xiv
Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa Siklus II 174 Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran
Pada Siklus I 178
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran
Pada Siklus II 180
Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran
Pada Siklus I 182
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran
Pada Siklus II 184
Lampiran 27 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 186 Lampiran 28 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 188
Lampiran 29 Analisis Hasil Evaluasi kemampuan Pemecahan
Masalah II 190
Lampiran 30 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Setiap Siklus 192
(15)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari,terut a-ma di sekolah – sekolah formal. Mengingat begitu pentignya peran matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Terlepas dari itu,matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari- hari.Dalam pembelajaran disekolah,matematika merupakan salah satu pembelajaran yang merupakan pembelajaran dasar dan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlikan oleh siswa untuk mengembangkan logisnya.Pendidikan matematika disekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang dapat menggunakan matematika secara fungsional untuk memecahkan masalah, baik dalam kehidupan sehari – hari maupun menghadapi ilmu pengetahuan lain. Masalah matematika yang dihadapi terstruktur, sistematis dan logis sehingga dapat diimplementasikan siswa dalam kehidupannya untuk mengatasi masalah yang timbul secara mandiri.
Matematika juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir jelas, logis, teratur dan sistematis. Seperti yang diungkapkan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman, (2003:253) mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika , tidak lepas dari proses pembelajaran matematika Polya (2015,dalam http://madfirdaus.wordpress.
(16)
2
com/2009/11/23/) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai.
Guru matematika memiliki tugas yakni berusaha memampukan siswa memecahkan masalah sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai – nilai yang terfleksi pada pembelajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan bertindak memecahkan masalah .
Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang merupakan faktor penting dalam matematika. Slameto (2010:94) mengemukakan bahwa :
“Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebekasan kepada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri,mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang benar terhadap apa yang akandikerjakannnya,dan kepercayaan kepada diri sendiri,sehingga siswa tidak selalu menguntungkan diri kepada orang lain”.
Ideal yang diharapkan ternyata sampai saat ini belum tercapai. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa di Indonesia tergolong rendah. Programme for International Student Assessment (PISA) melakukan penilaian problem solving dimana soal-soal yang disajikan pada tes berkaitan dengan masalah tidak rutin. Berdasarkan hasil tes PISA pada tahun 2009, kemampuan matematis siswa di Indonesia menduduki peringkat 63 dari 65 negara di dunia dengan persentase di bawah 10% . Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menghadapi soal-soal matematika yang berdampak pada kemampuan matematika yang rendah. Kemampuan matematika yang rendah ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memecahan masalah matematika. Seperti yang diungkapkan NCTM (2000) bahwa pemecahan
(17)
3
masalah merupakan fokus dari pembelajaran matematika karena sarana mempelajari ide dan keterampilan matematika.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu penyebabnya adalah kecenderungan pembelajaran matematika yang masih berorientasi pada kebiasaan mengajar dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti: menyajikan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh soal, meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam buku teks kemudian membahasnya bersama siswa. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Erman Suherman (2009:50)
“Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong.”
Pembelajaran seperti ini didominasi oleh penyajian masalah dalam bentuk tertutup yaitu permasalahan matematika yang dirumuskan sedemikan rupa, sehingga hanya memiliki satu jawaban yang benar dengan satu pemecahannya. Jenis soal tertutup (closed problem) tidak mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan beragam ide dan kemampuannya karena siswa terbiasa dengan berbagai jenis soal yang sering berujung dengan upaya mengingat cara.
Selain bersifat tertutup, soal-soal yang disajikan pada kebanyakan buku juga tidak mengaitkan matematika dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari sehingga pelajaran matematika menjadi kurang bermakna dan siswa mudah melupakannya. Seperti yang diungkapkan oleh Lilis Widianti (2009:26)
“Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah mengerjakan soal. Bahkan siswa cenderung menghapalkan
(18)
konsep-4
konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebutkan definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari, tanpa memahami maksud isinya. Kecenderungan semacam ini tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep-konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang.”
Seperti yang terlihat saat peneliti melakukan observasi awal di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Adiankoting (Jumat, 23 Januari 2015) menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan materi disertai contoh soal kemudian diberi latihan tes. Siswa terlihat kesulitan ketika soal yang ada di buku paket berbeda dengan contoh soal yang diberikan guru. Apalagi ketika penyelesaian soal tersebut membutuhkan kemampuan matematis yang lebih tinggi khususnya kemampuan dalam memecahkan masalah. Hal itu disebabkan karena siswa hanya menerima pengetahuan/rumus-rumus tanpa diberi kesempatan untuk menemukan ide dan kemampuannya sendiri. Kondisi ini mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kurang berkembang. Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes awal pemecahan masalah kepada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Adiankoting, pada materi pokok Aritmatika Sosial menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika di kelas tersebut rendah. Dari 30 siswa yang mengikuti tes, hanya 5 atau sekitar 16,67 % yang mendapatkan hasil yang benar diperoleh (mencapai KKM sekolah) dan 25 siswa atau sekitar 83,3% (tidak mencapai KKM sekolah) mendapat hasil yang salah. Dari data tersebut hanya sebesar 16,67% siswa telah tuntas belajar. Depdikbud (dalam Trianto, 2010:214) menyatakan bahwa setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk pelajaran matematika, kelas VII-1 SMP Negeri 2 Adiankoting pada semester genap belum mencapai ketuntasan belajar.
Rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika berakibat juga pada hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari 30 siswa yang
(19)
5
mengerjakan tes, hanya 5 siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65 (KKM yang ditetapkan sekolah adalah 65). Padahal materi Aritmatika Sosial merupakan materi matematika yang paling sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan memberikan aktifitas pembelajaran yang mendukung berkembangnya kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah memilih model serta pendekatan pembelajaran yang tepat dan berorientasi pada kompetensi siswa khususnya kemampuan pemecahan masalah matematika.
Pembelajaran model kooperatif merupakan pembelajaran yang mengedepankan adanya kelompok-kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa akan berinteraksi dengan teman lain dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam upaya menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa maka diperlukan adanya pembelajaran model kooperatif dengan suatu model pembelajaran salah satu adalah modelNHT (Numbered Heads Together).
Numbered Heads Together(NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan alternatif terhadap struktur kelas tradisional serta melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran.Menurut Istarani (2011 : 12) menyatakan bahwa:
“Numbered Heads Together NHT merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi / pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing – masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing – masing sesuai dengan urutannya.
(20)
6
Menurut Trianto (2009 : 82)Numbered Heads Together(NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Hal ini didukung oleh Duch (dalamRiyanto, 2010: 285) menyatakan bahwa: “Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada tantangan ‘belajar untu belajar’. Siswa aktif bekerja sama di dalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan dunia nyata. Permasalahan ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk merumuskan, menganalisis, dan memecahkannya”.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena jenis pembelajaran kooperatif dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan alternatif terhadap struktur kelas tradisional serta melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi dan memecahkan masalah yang tercakup dalam suatu pelajaran dan peneliti memilih topik Aritmatika Sosial yang diajarkan pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa di kelas VII SMP N 2 Adiankoting
Dalam penelitian ini, peneliti memilih materi aritmatika sosial yang diajarkan pada strategi pembelajaran NHT dengan menggunakan lembar kegiatan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP N 2 Adiankoting karena sesuai dengan wawancara dengan guru matematika di sekolah itu, nilai matematika siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial masih rendah dan metode pembelajaran yang di pakai guru di sekolah ini masih memakai metode pembelajaran konvensional yang pembelajarannya masih secara klasikal sehingga kurang memperhatikan perbedaan kemampuan siswanya. Dengan strategi pembelajaran NHT , siswa diharapkan aktif untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau tehnologi atau hal lain yang diperlukan guna mangembangkan dirinya sendiri
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) untuk Meningkatkan
(21)
7
Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP N 2 Adiankoting”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul sebagai berikut :
1. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah
2. Siswa kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal Aritmatika Sosial .
3. Pembelajaran yang dilaksanakan guru masih berpusat pada guru
4. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dalam pembelajaran matematika belum pernah dilakukan di SMP N 2 Adiankoting 1.3. Batasan Masalah
Adapun yang akan menjadi batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pembelajaran pada materi aritmatika untuk menghitung harga pembelian, harga penjualan, untung dan persentase untung dengan mengunakan model kopperatif Tipe Numbered HeadsTogerthet (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Adiankoting T.A 2014/2015
1.4. Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Bagaimana proses pembelajaran pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII
siswa SMP N 2 Adiankoting Tahun Ajaran 2014/2015 ?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah dilakukan model pembelajaran NHT pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP N 2 Adiankoting Tahun Ajaran 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP N 2 Adiankoting pada materi Aritmatika Sosial
(22)
8
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP N2 Adiankoting pada materi Aritmatika Sosial dengan menerapkan model pembelajaran NHT
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Bagi Siswa
Untuk kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga kompetensi dalam mata pelajaran matematika dapat tercapai secara optimal
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar
3. Bagi Peneliti
Sebagai masukan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan strategi pembelajaran NHT saat penyampaian pelajaran
4. Bagi Sekolah
Sebagai salah satu alternative pengajaran untuk kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui strategi pembelajaran NHT
(23)
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Heads together dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan aritmetika sosial, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilakukan. 2. Tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada siklus I setelah diajar
dengan menggunakan pembelajaran NHT adalah sedang dengan nilai rata-rata kelas73,25atau 19 siswa (63,33%) dari seluruh siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas 82,07 dengan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu sebanyak 26 orang atau 89,66% dari seluruh siswa
(24)
80
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 2 Adiankoting, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecah an masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggu nakan pembelajaran NHT sebagai salah satu altenatif pendekatan pebelajaran. 2. Kepada siswa SMP Negeri 2 Adiankkoting disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
3. Kepada Kepala SMP Negeri 2 Adiankoting, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehingga pendekatan pembelajaran NHT sebagai salah satunya.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran NHT pada materi aritmetika sosial ataupun pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
(25)
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S, dan Suhardjono, dan Supardi (2009),Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara,Jakarta
Cholik, S.,(2008),Matematika Untuk Smp Kelas VIII, Erlangga, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP)Kepebimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. Medan, FMIPA Unimed
Firdaus, Ahmad, Kemampuan Pemecahan Masalah
(http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/ ( diakses tanggal 27 April 2015)
Hamalik, O (2009),Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara,Jakarta Hudojo,H.,(1988),Mengejar Belajar Matematika, Depdikbud,Jakarta Ishjoni,H.,(2009),Pembelajarn Kooperatif,Pustaka Pelajar, Jakarta. Istarani, (2011),58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan.
Nurhidayah,E(2010), Penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP N 1 Arse,Skripsi FMIPA UNIMED. Medan.
Purwanto,(2009)Evaluasi Hasil Belajar,Pustaka Pelajar,Yogjakarta
Riyanto , H Yatim, (2009),Paradigma Baru Pembelajaran:Sebagai Referensi Bagi Guru/ Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,Kencan, Jakarta
Rohani,A ,(2005)Pengelolaan Pengajaran, PT Rineka Cipta,Jakarta Sanjaya,W, (2006),Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit kencana Predana Media Group, Jakarta.
Siagian, A, (2011):Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model
PembelajaranNumbered Heads Togetherdi kelas VII SMP N 1Galang, Skripsi
FMIPA UNIMED. Medan.
(26)
82
Cipta, Jakarta
Sudjana, N., (2009),Penilaian Hasil Belajar Mengajar, PT Remaja, Rosdakarya, Bandung.
Trianto, (2009),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,Kencana, Jakarta.
(1)
Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP N 2 Adiankoting”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul sebagai berikut :
1. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah
2. Siswa kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal Aritmatika Sosial .
3. Pembelajaran yang dilaksanakan guru masih berpusat pada guru
4. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dalam pembelajaran matematika belum pernah dilakukan di SMP N 2 Adiankoting 1.3. Batasan Masalah
Adapun yang akan menjadi batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pembelajaran pada materi aritmatika untuk menghitung harga pembelian, harga penjualan, untung dan persentase untung dengan mengunakan model kopperatif Tipe Numbered HeadsTogerthet (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Adiankoting T.A 2014/2015
1.4. Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Bagaimana proses pembelajaran pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII
siswa SMP N 2 Adiankoting Tahun Ajaran 2014/2015 ?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah dilakukan model pembelajaran NHT pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII SMP N 2 Adiankoting Tahun Ajaran 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP N 2 Adiankoting pada materi Aritmatika Sosial
(2)
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP N2 Adiankoting pada materi Aritmatika Sosial dengan menerapkan model pembelajaran NHT
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Bagi Siswa
Untuk kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga kompetensi dalam mata pelajaran matematika dapat tercapai secara optimal
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar
3. Bagi Peneliti
Sebagai masukan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan strategi pembelajaran NHT saat penyampaian pelajaran
4. Bagi Sekolah
Sebagai salah satu alternative pengajaran untuk kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui strategi pembelajaran NHT
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Heads together dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan aritmetika sosial, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilakukan.
2. Tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada siklus I setelah diajar dengan menggunakan pembelajaran NHT adalah sedang dengan nilai rata-rata kelas73,25atau 19 siswa (63,33%) dari seluruh siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas 82,07 dengan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu sebanyak 26 orang atau 89,66% dari seluruh siswa
(4)
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 2 Adiankoting, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecah an masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggu nakan pembelajaran NHT sebagai salah satu altenatif pendekatan pebelajaran. 2. Kepada siswa SMP Negeri 2 Adiankkoting disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
3. Kepada Kepala SMP Negeri 2 Adiankoting, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehingga pendekatan pembelajaran NHT sebagai salah satunya.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran NHT pada materi aritmetika sosial ataupun pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S, dan Suhardjono, dan Supardi (2009),Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara,Jakarta
Cholik, S.,(2008),Matematika Untuk Smp Kelas VIII, Erlangga, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP)Kepebimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. Medan, FMIPA Unimed
Firdaus, Ahmad, Kemampuan Pemecahan Masalah
(http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/ ( diakses tanggal 27 April 2015)
Hamalik, O (2009),Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara,Jakarta
Hudojo,H.,(1988),Mengejar Belajar Matematika, Depdikbud,Jakarta
Ishjoni,H.,(2009),Pembelajarn Kooperatif,Pustaka Pelajar, Jakarta.
Istarani, (2011),58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan.
Nurhidayah,E(2010), Penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP N 1 Arse,Skripsi FMIPA UNIMED. Medan.
Purwanto,(2009)Evaluasi Hasil Belajar,Pustaka Pelajar,Yogjakarta
Riyanto , H Yatim, (2009),Paradigma Baru Pembelajaran:Sebagai Referensi Bagi Guru/ Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,Kencan, Jakarta
Rohani,A ,(2005)Pengelolaan Pengajaran, PT Rineka Cipta,Jakarta
Sanjaya,W, (2006),Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit kencana Predana Media Group, Jakarta.
Siagian, A, (2011):Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model PembelajaranNumbered Heads Togetherdi kelas VII SMP N 1Galang, Skripsi FMIPA UNIMED. Medan.
(6)
Cipta, Jakarta
Sudjana, N., (2009),Penilaian Hasil Belajar Mengajar, PT Remaja, Rosdakarya, Bandung.
Trianto, (2009),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,Kencana, Jakarta.