2. Manfaat Praktis:
Dapat  memberikan  sumbangan  pemikiran  bagi  pemerintah  khususnya aparat  penegak  hukum  mudah-mudahan  dapat  melakukan  perubahan
paradigma  dalam  melaksanakan  tugas  dan  fungsinya  sesuai  dengan perubahan  dinamika  yang  terjadi  dalam  memenuhi  keadilan  masyarakat,
sehingga  dapat  melaksanakan  tugas  dan  fungsinya  secara  profesional, manusiawi, dan berkeadilan.
E. Kerangka Pemikiran
Suatu perbuatan merupakan delik hukum kejahatan apabila perbuatan itu  bertentangan  dengan  asas-asas  hukum  yang  ada  dalam  kesadaran  dari
rakyat,  terlepas  dari  apakah  asas-asas  hukum  tersebut  dicantumkan  atau  tidak dalam  undang-undang  pidana
.
13
Jadi  bisa  dikatakan  bahwa  kejahatan  itu merupakan  suatu  perbuatan  yang  relatif  berdasarkan  pandangan  dari
masyarakat itu sendiri.
Rechtdelictum
adalah  perbuatan  dalam  keinsyafan  batin  manusia  yang dirasakan sebagai  perbuatan tidak adil menurut  undang-undang dan perbuatan
tidak adil menurut asas-asas hukum yang tidak dicantumkan secara tegas dalam undang-undang  pidana.  Tegasnya,  perbuatan  yang  dilarang  oleh  undang-
undang,  tetapi  masyarakat  memandangnya  sebagai  suatu  perbuatan  yang dilarang dan bertentangan dengan hukum masyarakat yang bersangkutan, maka
disitu merupakan
rechtdelictum
sebagai suatu kejahatan.
14
Dari sekian banyak perbuatan yang merupakan delik hukum kejahatan salah satu contohnya yaitu
13
Pipin Syarifin, 2008, Hukum Pidana di Indonesia, Bandung : Pustaka Setia, hal. 55-56.
14
Ibid
tindak pidana pencurian. Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia menjelaskan
bahwa : “Barangsiapa  mengambil  barang  sesuatu,  yang  seluruhnya  atau
sebagian  kepunyaan  orang  lain,  dengan  maksud  untuk  dimiliki secara  melawan  hukum,  diancam  karena  pencurian,  dengan
pidana  penjara paling lama lima tahun, atau pidana denda paling banyak sembilan ratus juta.”
Selain itu dalam pasal 363 ayat 1 ke 4 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia juga dijelaskan bahwa :
“Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun : pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu”
Tindak  pidana  pencurian  yang  dilakukan  oleh  anak  ini  tentunya melibatkan  seorang  anak  dan  perlindungannya,  yang  di  mana  dalam  pasal  1
butir 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dijelaskan
bahwa : “Anak adalah seseorang  yang belum  berusia 18 delapan belas
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi Anak
dan hak-haknya
agar dapat
hidup, tumbuh,berkembang,  dan  berpartisipasi  secara  optimal  sesuai
dengan  harkat  dan  martabat  dan  martabat  kemanusiaan,  serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”
Mengenai  perlindungan  anak  itu  sendiri,  apabila  seorang  anak melakukan  kejahatan  maka  sengketa  anak  tersebut  tidak  harus  diselesaikan
dengan  pemidanaan  saja,  akan  tetapi  juga  dengan  menggunakan  prinsip
restorative justice
. Hal tersebut juga dijelaskan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-
Undang  Nomor  11  Tahun  2012  tentang  Sistem  Peradilan  Pidana  Anak  yang menyebutkakan bahwa :
“Sistem Peradilan Pidana Anak wajib mengutamakan pendekatan Keadilan Restorati
ve”. Berbicara tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti
sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus  pembangunan,  yaitu  generasi  yang  dipersiapkan  sebagai  subyek
pelaksanaan  pembangunan  yang  berkelanjutan  dan  pemegang  keadilan  masa depan  suatu  negara,  tidak  terkecuali  Indonesia.  Perlindungan  anak  Indonesia
berarti  melindungi  potensi  sumber  daya  insani  dan  membangun  manusia Indonesia  seutuhnya,  menuju  masyarakat  yang  adil  dan  makmur,  materil
spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
15
F. Metode Penelitian