Pengaruh Return On Equity (ROE) Earning Growth Rate (EGR) Dan Degree of Financial Leverage (DFL) Terhadap Price To Book Value (PBV) : Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), EARNING GRO\VTH RATE (EGR) DAN
DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL} TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE
(PBV)
(Studi Pada Pernsahaan Perbankan yang Terdaftar di Bur:sa Efek Iudonesia)
SKRIPSI
Oleh:
Noviyanti
tlari
' ••1!•••ff'"'"'''"ff••••••n••"'''•6,.._,,..i;
Tr,I.
''
BGィMセN@
Jnd1.1k
ォャ。ウセヲゥ@
''l''''"lfl!•11 ............................. セ@
' "'''""'""'""'"''"''"'"''''''"'''''""'
• ····•1•0 ..................................-...-....
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
PENGARUH RETJRN ON EQUITY (ROE), EARNING GROWTH RATE
(EGR) DAN DEGlEE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP
PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
(Studi Pada Perusaaan Perbaukan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukau kepaa Fakultas Ekouomi dan limn Sosial 1Uutuk Memenuhi
Syansyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Noviyanti
NIM: 104081002580
Di Bawah Bimbingan
Pemlbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Aid Rodoni, MM
NIP.150 315
Titi Dewi Warninda. SE., M.Si
NIP. 150 368 746
JURUSAN MANAJEMEN
'AKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNISITAS ISLAM NEGERI SY ARIII HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), EARNING GROWTH RATE
(EGR) DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP
PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efel< Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonorni dan Ilrnu Sosial Untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleb
Novivanti
Nll\1: 104081002580
Di Bawab Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
セZ[K@
セ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoui, 1\11\1
NIP. 150 317 955
Titi Dewi Warninda. SE.. M.Si
NIP. 150 368 746
Penguji Ahli
セ@
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 1\1
Hari ini Kamis Tanggal 30 Oktober Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Noviyanti NIM: 104081002580 dengan judul
GROWTH
Skripsi "PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), iセarng@
RATE (EGR) dan DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL)
TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV)" (Studi Pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2007).
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Oktober 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
セ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketna
Herni Ali HT, SE, MM
Sekretaris
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUJl'
>-
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: Noviyanti
Tempat I Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Maret 1986
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Telp
: 0856-1- 333-849
E-mail
>-
PENDIDIKAN FORMAL
Talmn 1992-1998 : MI Al-Hikam Jakarta
Talmn 1998-2001 : MTs Al-Faklu·iyyah Jakarta
Tahun 2001-2004 : MAN 1 Jakarta
Tal1un 2004-2009 : UIN SyarifHidayatullah Jakarta
ABSTRACT
This research examined the relationship between Price to Book value
(PBV) and fundamental factor (Return On Equity, Earning Growth Rate and
Degree of Financial Leverage).
This research is based on sample of Banking Industry firm listed in Indonesia
stock Exchange from 2004 to 2007. Sample is selected based on completely data
in 2004 about the earning growth rate positive, the book value equity positive, and
net income positif. The proposed hypotheses were tested by using multiple
regression analysis, with enter method and t test.
The results of this research indicated that variables return on equity
significant inpact on price to book value. And earning growth rate and degree of
financial leverage not found.
By exploring 19 companies on Banking industry, in terms of those
variables, which are listed in Indonesia stock exchange as a sample, changes of
the PBV can be described by ROE as a primary and positiffactor.
Keyword: Price to book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Earning per
Share (EPS), Earning Growth Rate (EGR) and Degree of Financial
Leverage (DFL).
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan hubungan
antara Price to Book value (PBV) dengan factor-faktor fundamental, seperti
Return On Equity (ROE, Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of
Financial Leverage (DFL).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan
yang terdaftar dalam BEI Selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Kriteria
yang digunakan untuk penentuan sampelnya adalah Perusahaan Perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai syarat pada tahun
2004 laba bersih positif, dan mempunyai ROE positif. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dan !-test untuk menganalisis data.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Return On Equity
(ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price to Book Value,
sedangkan Earning Growth Rate dan Degree of Financial (DFL) tidak.
Dengan meneliti 19 sampel perusahaan Perbankan yang terdaftar di
BEI diperoleh basil bahwa perubahan terhadap PBV disebabkan oleh ROE.
Dan secara simultan sebesar 11,8% dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.
Kata kunci : Price to Book value (PBV), Return On Equity (ROE), Earning
Per Share (EPS), Earning Growth Rate (fiGR) dan Degree of
Financial (DFL)
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji bagi
.&,
yang kepada-Nyalah kita serahkan semua do'a dan
harapan, yang telah mencurahkan nikmat dan karunianya serta kasih sayang yang
berlimpah sehingga penyusun dapat menyelesaikan :;kripsi dengan judul
"Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of
Financial Leverage (DFL) terhadap Price to Book Value (PBV)" (Studi kasus
pada perusahaan Perbankan di BE! tahun 2004-2007).
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Moga kita
semua termasuk kedalam umatnya yang mendapat syafaatnya, Amiin.
Pada kesempatan ini saya sebagai penyusun ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penyusun
dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun ingin berterima kasih terutama kepada :
I. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Darmawan dan Ibunda Tarkimih yang
telah memberikan dukungan baik secara moriil maupun materiil sehingga
penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Ihnu
Sosial (FEIS) UIN Jakarta yang membuat FEIS menjadi berkembang hingga
saat ini.
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM sebagai Pembantu Dekan bidang akademik dan
sebagai pembimbing I dan kepada !bu Titi Dewi Warninda. Se, Msi sebagai
pembimbing 2, yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmunya
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
4. Seluruh Dosen dan karyawan FEIS yang telah meng;ajarkan ilmunya dan
memberikan pelayanan selama penulis menempuh studi di kampus.
5. Adik-adik ku tercinta (Nani, Ali, Hasan) yang telah memberikan motivasi dan
keceriaan di saat menyusun skripsi ini, muach86 ..
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. .
Abstract........................................................................................................
ii
Abstrak.........................................................................................................
iii
Kata Pengantar .............................................................................................
iv
Daftar Isi ......................................................................................................
vi
Daftar Tabel .......... .... ..... ..... .................... .....................................................
ix
Daftar Gambar..............................................................................................
x
Daftar Lampi ran...........................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ .
A. Latar Belakang Penelitian............................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................
7
1. Tujuan Penelitian.......................................... .........................
7
2. Manfaat Penelitian..................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
9
A. Pasar Modal................................................................................
9
B. Investasi ............................................................................
14
C. Saham................................................................................
16
D. Penilaian Saham ..... ...................................................... .... ..
19
E. Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental........................
22
F. Analisis laporan keuangan ..................................................
23
I. Neraca ..........................................................................
24
2. Laporan Laba Rugi ........................................................
25
3. Laporan Perubahan Modal.............................................
25
4. Laporan Arus kas .............. ....................... .....................
26
5. Rasio keuangan ............................................................
27
6. Pengertian Return Saham ........................ ...... .................
33
G. Variabel Dependen................................................................
34
I. Price to Book Value (PBV)...............................................
34
H. Variabel Independen .............................................................
36
I. Return On Equity (ROE)..................................................
36
2. Earning Growth Rate (EGR).............................................
38
a. Earning per Share.......................................................
39
3. Degree of Financial Leverage (DFL) ................................
39
I. Penelitian Terdahulu ....................................................... ......
41
J. Kerangka Pemikiran..............................................................
42
K. Perumusan Hipotesis .............................................................
43
BAB III METODOLOGI PENEL!TlAN ......................................................
45
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
46
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................
47
C. Metode Pengumpulan Data.......................................................
48
D. Metode Analisis Data...............................................................
48
I. Analisis Statistik Deskriptif .......................................
48
2. Uji Dasar Asumsi Klasik ....................................................
48
3. Analisis Regresi Berganda ................ ..................... ..............
52
4. Uji Hipotesis .......................................................................
53
a. Uji Parsial !...........................................................
53
b. Uji Simultan F .......................................................
54
c. Uji Koefisien Determinan Adjusted R Square (Adj R2)56
E. Operasional Variabel Penelitian................................................
57
BAB IV HA SIL DAN PEMBAHASAN ......... ........... ......................... ..........
60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................
60
B. Deskripsi Statistik ....................................................................
70
C. Analisis Data............................................................................
71
I. Uji Dasar Asumsi !(Jasik....................................................
72
2. Analisis Regresi Linier Berganda.........................................
77
3. Uji Hipotesis .......................................................................
78
a. Uji Parsial (Uji t) ..........................................................
78
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..................................
81
c. Koefisien Determinasi (Adj R Square)..........................
82
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................... ......... ........
83
A. Kesimpulan ...........................................................................
83
B. Implikasi ...............................................................................
84
C. Keterbatasan Penelitian dan Saran.........................................
86
DAFTARPUSTAKA...................................................................................
87
LAMPIRAN
89
...........................................................................................
DAFTARGAMBAR
No. Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................ ....... ......
43
4.1 Uji Normalitas Analisis Grafik.......................................................
72
4.2 Uji Heterokedastisitas....................................................................
74
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,
yang ditandai dengan berkembangnya jumlah emiten yang menerbitkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan jumlah emiten yang
menerbitkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia meningkat dari 132 emiten di
tahun I 990 menjadi 379 emiten di tahun 200 I. Meningkatnya emiten yang
menerbitkan saham di Bursa Efek Indonesia mengakibatkan semakin banyak
jumlah lembar saham yang beredar.
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan memperoleh keuntungan di masa datang. Investasi selalu memiliki
dua sisi, yaitu return dan risk. Hukum ekonomi berlaku, semakin tinggi return
yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risk yang harus ditanggung.
Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan
semua modalnya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak semua
investor rnengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang
menawarkan return yang tinggi. Diantara berbagai instrumen pasar modal,
saham merupakan instrumen investasi yang memiliki tingkat return dan risiko
yang tinggi. Nilai transaksi atau yang dalam istilah pasar modal lebih dikenal
sebagai nilai kapitalisasi yang tinggi mengindikasikan potensi perolehan laba
yang tinggi. Disisi lain return atas investasi saham yaitu dividen dan capital
gain lebih sulit diprediksi, sehingga investor harus melakukan analisis saham
guna memperoleh keuntungan yang diharapkan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Bagi perusahaan,
menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar
saham yang sudah diperdagangkan di bursa efek (go public) tetap eksis dan
tetap diminati investor. Dalam kondisi krisis moneter yang belum pulih, tentu
menimbulkan pertanyaan besar, apakah kinerja keuangan
perusahaan
manufaktur yang sudah go public masih dapat memberikan kontribusi yang
cukup besar dalam mempengaruhi harga sahamnya.
Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi
sebelum memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang
menerbitkan
saham.
Kesalahan
dalam
pembuatan
investasi
akan
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Untuk menghindari kesalahan
tersebut, investor perlu melakukan berbagai analisis, baik analisis teknikal
maupun analisis fundamental. Analisis tersebut berguna untuk menilai sahamsaham yang akan dipilih dan untuk mengetahui tingkat return yang
diharapkan, dalam menentukan strategi investasi yang akan dilakukan.
Pertama, analisis teknikal pada dasarnya mempergunakan data historis
volume dan harga sekuritas di masa lampau yang kemudian digunakan untuk
memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Pergerakan saham yang
diamati itu akan membentuk trend. Trend ini biasanya berbentuk grafik atau
chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian kepada
prospek keuangan perusahaan, laba atau rugi perusahaan dan variabel-variabel
finansial lainnya. Menurut para analis pergerakan harga dan volume telah
dapat menceritakan semuanya. Konkritnya, dengan melihat sejarah pergerakan
harga saham pada masa lalu, maka dapat diperkirakan harga suatu saham pada
masa yang akan datang.
Kedua,
faktor
fundamental
perusahaan.
Aspek
inilah
yang
sesungguhnya berkaitan langsung dengan harga saham suatu perusahaan yang
menjual sahamnya di pasar modal. Jika kine1ja perusahaan baik, maka harga
sahamnya diperkirakan akan meningkat. Perusahaan yang baik kinerjanya
tentu akan memberi hasil berupa dividen yang baik pula bagi pemegang
sahamnya. Sesuai hukum pasar, jika permintaan banyak, harga tentunya akan
naik sehingga berpotensi memberikan capital gain. Sebaliknya, jika kinerja
perusahaan buruk, tentunya sulit mengharapkan imbal hasil yang memadai.
Pemakaian
rasio
keuangan
dalam
mewakili
kinerja
keuangan
berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat
pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan PBV, dan
kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja
keuangan. Diawali oleh Horrigan (I 965), kemudian dilanjutkan oleh Beaver
(I 966) dan Altman (I 968), penelitian dengan rasio keuangan telah mencapai
perkembangan yang pesat pada berbagai bidang studi.
Metode-metode yang bisa digunakan dalam melakukan penilaian
saham antara lain: pendekatan nilai sekarang (present value approach),
pendekatan price earning ratio (PER), price to sales ratio (PSR), economic
value added (EVA) dan price to book value (PBV) (Jones, 2000:274), investor
dapat mempertimbanglrnn rasio pasar modal sepe1ti rasio harga per nilai buku
(PBV) untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi
(overvalued) atau terlalu rendah (undervalued).
Saham-saham dengan PBV tinggi akan dihindari oleh pasar, karena
investor akan lebih memilih untuk membeli saham dengan PBV yang rendah.
Saham-saham dengan PBV rendah secara signifikan mengungguli rata-rata
saham (Rosenberg et.al. 1985 dalam Jones, 2000:274). Rasio PBV yang tinggi
tidak akan menarik bagi investor, karena rasio PBV tinggi menghasilkan
imbal hasil saham yang rendah atau dengan kata lain melakukan investasi
pada saham yang memiliki rasio PBV yang tinggi tidak akan menguntungkan
karena memberikan hasil yang lebih kecil. Walaupun terdapat kelemahan
dalam kondisi tertentu, penggunaan rasio PBV perlu dl.pe1timbangkan dalam
melakukan strategi investasi yang tepat.
Penelitian mengenai rasio harga pasar per nil ai buku saham tel ah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Antara lain adalah
penelitian yang dilakukan oleh Sidharta Utama dan Anto Yulianto Budi
Santosa (1998) yang meneliti kaitan antara rasio Price to Book Value dan
imbal hasil saham pada BEi. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
ada 4 faktor fundamental dari perusahaan yang di analisis yaitu DPR, beta,
EGR, ROE. Dimana ia ingin menguji apakah faktor-faktor fundamental
tersebut memiliki pengaruh terhadap PBV. Dan temuan dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa hanya ROE yang secara konsisten dan signifikan
mempunyai hubungan yang positif dengan rasio PBV.
Wirawati (2008) meneliti karakteristik hubungan ROE, EGR, DPR dan
DFL terhadap PBV, dan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
variabel ROE, EGR dan DPR mempunyai hubungan yang sangat signifikan
terhadap PBV sedang DFL tidak. Steph Subanidja & Indo Yama (2004)
meneliti pengaruh ROE dan EGR terbadap PBV, dan basil yang mereka
dapatkan banya variabel ROE saja yang berpengamb secara signifikan
terhadap PBV, sedangkan Variabel EGR tidak.
Penelitian-penelitian diatas memmjukkan basil yang belum konsisten,
sebingga peneliti tertarik untuk meneliti kembali rasio PBV. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdabulu, terutama penelitian
yang dilakukan oleb Stepb Subanidja dan lndo Yama yang bejudul "Pengaruh
imbalan atas ekuitas (ROE) dan pertumbuban laba bersih terbadap rasio barga
per nilai buku (PBV) saham Perbankan: Data Bursa Efek Jakaiia 2002-2003,
dan Wirawati (2008).
Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melihat
ukuran kine1ja perusabaan. Rasio profitabilitas diwakili oleb Return On Equity
(ROE), rasio pertumbuban diwakili oleb Earning Growth Rate (EGR), rasio
leverage diwakili oleb Degree of Financial Leverage (DFL) dan rasio nilai
pasar diwakili oleh Price to Book Value (PBV) pada perusabaan perbankan di
Bursa efek Indonesia selama periode penelitian tabun 2004-2007.
Penelitian tentang Price To Book Value (PBV) juga telah pernah
dilakukan di BEJ antara lain oleh Kusno Ajidarno (1998). Beliau
menggunakan data perusahaan-perusahaan yang go public di BEJ pada tahun
1994 sampai dengan tahun 1996 dan variabel-variabel independen yang
digunakan untuk menguji adalah Return On Equity, Dividen Payout Ratio, dan
Earning Growth Rate. Pengaruh variabel-variabel ROE, DPR dan EGR
terhadap PBV sangat lemah yang ditunjukkan oleh nilai R2 antara 20%-35%,
tidak menunjukkan bukti yang cukup signifikan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa
hal, yaitu: Pertama, peneliti sebelumnya hanya meneliti variabel (ROE dan
EGR), sedangkan peneliti meneliti ROE, EGR dan DFL. Kedua, dalam ha!
objek penelitian, perusahaan yang diteliti ialah perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BE!. Terdapat 19 perusahaan Perbankan yang memenuhi kriteria
yang telah ditentukan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
stakeholders, dengan memberikan informasi mengenai rasio keuangan mana
saja yang berpengaruh terhadap Price to Book Value pada kelompok saham
perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Informasi ini dapat digunakan
oleh investor dalam mengambil keputusan untuk membeli saham, terlebihlebih pada saat krisis moneter yang belum berhasil diatasi sepenuhnya. Dalam
skala yang lebih luas, diharapkan hasil penelitian ini dapat mendukung
penelitian terdahulu dalam memperkuat kegunaan rasio keuangan dan
menunjukkan pengaruhnya terhadap Price to Book Value.
B. Perumusan Masalah
Ada beberapa ha! yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
I. Apakah Return On Equity (ROE), Earning Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL) secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap
Price to Book Value (PBV) pada perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Return On Equity (ROE), Earning Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL) secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap Price to Book Value (PBV) pada Perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia?
B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
l. Tujuan Penelitian
a. Untuk menguji pengaruh antara Return On Equity (ROE), Earning
Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL)
terhadap Price to Book Value (PBV) secara parsial.
b.
Untuk menguji pengaruh antara Return On Equity (ROE), Earning
Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL)
terhadap Price to Book Value (PBV) secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi
kontribusi antara lain:
a. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi, tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahaan yang
sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. In:formasi tersebut dapat
dipergunakan dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat di
pasar modal sehingga mereka akan memperoleh return yang tinggi dari
investasi yang dilakukan.
b. Bagi Para Praktisi Pasar Modal
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan seberapa besar
kegunaan rasio PBV di dalam kegiatan investasi.
c. Bagi Kalangan Akademisi Maupun Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
referensi bagi peneliti selanjutnya, dan digunakan sebagai bahan kajian
untuk membandingkan antara teori dan praktek rnengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi
d. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pedoman dalam
membuat kebijakan dan keputusan bisnis.
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Definisi pasar modal menurut UU No. 8 tahun 1995 memberikan
pengertian yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal adalah
pasar konkrit atau abstrak yang mempe1iemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang. Dengan demikian, pasar modal pada
umumnya adalah suatu tempat atau sistem bagaimana kebutuhan-kebutuhan
dana atau kapital dari perusahaan dapat dipenuhi dan sebagai tempat orang
membeli dan menjual surat efek (sekuritas) yang dikeluarkan baik dalam
bentuk uang atau modal saham.
Menurut Wiji P dan hendy F (2006:3), pasar modal mempunyai dua
fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan.
2. Sebagai sarana berinvestasi bagi pemilik modal (investor).
Motif pemodal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas
adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan
risiko te1ientu atau memperoleh return te1ientu pada risiko yang minimal.
Return atas investasi sekuritas khususnya saham dapat diperoleh dalam dua
bentuk yaitu dividen dan capital gain (Siti Resmi, 2002:276).
Secara umum komponen pengembalian atas investasi saham meliputi:
1. Capital gain/ loss (Untung/ rugi modal) merupakan keuntungan Ocerugian)
bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas
harga beli (harga jual) yang keduanya te1jadi di pasar sekunder.
2. lmbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima
investor secara periodik, misalnya berupa dividen. Yield dinyatakan dalam
persentase dari modal yang ditanamkan.
Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan
· analisa fundamental terdiri dari 4 langkah, antara lain:
Pertama, menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan, kondisi
ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara
keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi tinggi atau
rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau
ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan untung
atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun? lni adalah sebagian
pertanyaan seorang fundamental analis untuk memperhitungkan jika kondisi
ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham.
Kedua, menghitung kondisi industri secara keseluruhan, industri di
mana perusahaan berada secara langsung mempengaruhi masa depan
perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan
pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang
payah. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai
daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah.
Ketiga, menghitung kondisi perusahaan, setelah melihat dari sisi
ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah
perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara ekonomi
dan industri itu baik tapi kita tidak menghitung kondisi perusahaan tersebut
maka akan sia-sia !ah semua analisa fundamental yang kita lakukan. Karena
pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana sem ua pemegang saham
mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhimya
laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal dengan
istilah dividen. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak mengharapkan
pembagian dividen ini karena pada dasarnya keuntunga.n yang diperoleh dari
permainan saham ini bukan hanya dividen, tetapi ada juga yang di sebut
dengan capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga
saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon
yang pendek.
Dan yang ke empat adalah, menghitung nilai saham perusahaan,
setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan. Seorang
fundamental analis dapat mulai memperhitungkan apakah saham suatu
perusahaan overvalued, undervalued, atau pas harganya. Beberapa model
penilaian telah disusun untuk membantu kita menghitung nilai saham. Ini
menyertakan model dividen yang menitikberatkan pada nilai saat ini dari
pendapatan yang diharapkan, dan model aset yang menitikberatkan pada nilai
saat ini dari aset perusahaan.
Menghitung
kondisi
perusahaan
biasanya
dilakukan
dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasia secara garis besar di bagi dalam 5
kategori utama antara lain, yaitu : profitability (keuntungan), price (harga),
liquidity (likuiditas), leverage (dukungan), dan efjiciensi (efisiensi).
Berikut penjelasan penggunaan rasio:
I. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio profitabilitas yang dihitung dengan
membagi keuntungan bersih dengan total penjualan.
Rasia ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan
yang dapat di peroleh dari setiap rupiah penjualan. Sebagai ilustrasi,
apabila profit margin sebuah perusahaan adalah 30% jumlah keuntungan
yang dapat diperoleh dari setiap Rp I 000 adalah Rp 300.
2. Price Earning Ratio I PER
Price earning ratio !PER adalah rasio price yang dihitung dengan
rnembagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share (EPS), EPS
sendiri merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan yang
diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai
EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar
laba yang disediakan untuk pemegang saham.
PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali.
Bagi para investor semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena
saham tersebut termasuk murah.
3. Book Value I Nilai Buku
Nilai Buku adalah rasio price yang dihitung dengan membagi total
aset bersih ( Aset - Hutang ) dengan total saham yang beredar.
Book Value digunakan untuk melihat harga suatu sekuritas
apakah overpriced atau underpriced.
4. Price to Book Value (PBV)
Price to book value atau PBV menggambarkan seberapa besar
pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.
5. Current Ratio
Current Ratio adalah rasio likuiditas yang dihitung dengan
membagi aset saat ini dengan hutang saat ini.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
tanggung jawab hutang saat ini. Semakin tinggi rasionya, semakin tinggi
likuiditas perusahaan tersebut. Sebagai contoh, rasio 3.0 mempunyai arti
bahwa aset saat ini jika dilikuidasi, akan cukup membayar 3 kali dari
hutang saat ini.
6. Debt Ratio
Debt ratio adalah rasio leverage yang dihitung dengan membagi
total hutang dengan total aset.
Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh
hutang. Sebagai contoh, debt ratio 40% menunjukkan bahwa 40% dari aset
dibiayai oleh hutang. Hutang bisa berarti buruk bisa juga berarti bagus.
Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, pemsahaan yang memiliki
debt ratio yang tinggi dapat mengalami rnasalah keuangan, sebaliknya juga
selarna ekonorni baik dan suku bunga rendah hutang dapat rneningkatkan
keuntungan.
7. Inventory Turnover
lnvent01y turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan
rnembagi biaya barang yang terjual dengan inventaris.
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan rnengatur
inventarisnya, yaitu dengan menunjukkan berapa kali turnover inventaris
selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung; pada jenis industri di
mana perusahaan berada. Sama sepe1ti rasio-rasio yang lain, adalah
penting untuk membandingkan rasio ini dengan rasio dari perusahaanperusahaan yang lain dalam industri yang sama.
B. Investasi
lnvestasi adalah kornitmen alas sejumlah dana atau sumber dana yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang
akan datang (Tandelilin, 2001 :3). Harapan keuntungan di masa yang akan
datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan
keuntungan yang diharapkan. Dalam konteks investasi harapan keuntungan ini
sering disebut return (Tandelilin, 2001 :47).
Di samping untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang,
ada beberapa tujuan lain dari sebuah investasi (Tandelilin, 2001 :5), yaitu:
I. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari
risiko penurunan nilai kekayaan atau hak mililmya akibat adanya pengaruh
inflasi.
3. Untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat
melalui
pemberian
fasilitas
perpajakan
kepada
masyarakat yang
melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.
Proses
investasi
merupakan
proses
keputusan
yang
berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari 5 tahap
keputusan yang berjalan terns- menerus sampai tercapai keputusan yang
terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut (Tandelilin, 200 I :8)
adalah sebagai berikut :
I. Penentuan tt[juan investasi.
2. Penentuan kebijakan investasi.
3. Pemilihan strategi portofolio.
4. Pemilihan aset.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja p01tofolio.
Sementara itu dasar pengambilan keputusan investasi terdiri dari
return yang diharapkan dan tingkat risiko yang harus ditanggung, serta
hubungan antara return dengan risiko tersebut. Telah disebutkan di muka
bahwa terjadi hubungan positif antara return dan risiko. Oleh karena itu,
selain faktor return, investor harus mempertimbangkan faktor risiko dalam
pengambilan keputusan investasi.
Dalam manajemen investasi, risiko total dibagi dalam 2 jenis
(Tandelilin, 200 I :50), yaitu:
I. Risiko sistematis (risiko pasar)
Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang
terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan
mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2. Risiko tidak sistematis
Risiko tidak sistematis adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan
pasar secara keseluruhan.
C. Saham
Saham dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa, merupakan saham
yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan
hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi
(tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah
dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik
saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share
one vote). Pemegang saham biasa memiliki tanggungjawab terbatas terhadap
klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk
mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.
Sedangkan untuk saham preferen, merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham
preferen dengan obligasi terletak pada 3 (tiga) ha!: acla klaim atas laba dan
aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku clari saham dan
memiliki hak tebus clan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham
preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak
klaim terhadap kekayaan perusahaan clan pembagian drviden terlebih dahulu.
saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena
jumlahnya yang sedikit.
Daya tarik dari investasi saham adalah dua keuntungan yang dapat
diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu
dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan
dilakukan setahun sekali. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high
return. A1tinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang
keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi risilm yang tinggi. Saham
memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam
jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya
harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar
dalam waktu singkat.
Menurut Husnan (2003:278), pedoman yang digunakan dalam
menaksir nilai intrinsik terhadap nilai pasar adalah sebagai berikut:
I. Apabila nilai intrinsik > nilai pasar, saham tersebut undervalued (harga
terlalu rendah) dan sebaiknya dibeli atau ditahan. Jika saham tersebut telah
dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < nilai pasar, maka saham tersebut overvalued
(harga terlalu tinggi) dan seharusnya dijual.
3. Apabila nilai intrinsik = nilai pasar, malca saham tersebut di nilai fair
(wajar) harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Analisis saham merupakan cara yang dilakukan untuk menilai saham.
Analisis ini bertujuan untuk melihat saham mana yang harganya terlalu tinggi
(overvalued), harganya terlalu rendah (undervalued) atau saham tersebut
bernilai wajar (Fairvalued).
Berdasarkan Random-walk the01y (Francis: 1986) bahwa harga saham
akan berubah-ubah mendekati nilai intrinsiknya. Informasi yang terus
berkembang setiap hari, menyebabkan analis mengestimasi kembali nilai
saham sehingga harga saham terkoreksi memuu nilai intrinsiknya. Nilai
intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Meskipun dalam jangka
pendek pergerakan harga saham sukar untuk diterka secara pasti, namun
dalam jangka panjang pergerakan harga saham dan kine1ja perusahaan emiten
umumnya bergerak searah. Namun demikian tidak ada bursa yang terusmenerus naik atau turun (Sawidji Widoatmojo, 2004:14).
Secara
umum
keputusan
pembelian
saham
ditentukan
oleh
perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasamya seperti
berikut ini:
I. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham
tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk
memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik.
2. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maim jangan
melakukan transaksi. Karena saham tersebut berada dalam keseimbangan,
sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian
atau penjualan saham tersebut.
3. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intri.nsiknya, maim saham
tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu
harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya. (Abdul
Halim, 2005:33).
D. Penilaian Saham
Seorang investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap
saham yang akan dipilihnya, sehingga investor dapat menentukan apakah
saham tersebut akan memberikan return yang :;esuai dengan yang
diharapkannya.
Investor dalam melakukan keputusan investasi di Pasar Modal
memerlukan informasi tentang penilaian saham. Menurut Hartono (2000:79),
terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku
(book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value).
Nilai saham perusahaan menggambarkan kondisi kerja suatu perusahaan itu
baik atau tidak.
Menurut Jogiyanto (2003), nilai yang berkaitan dengan saham dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
I. Nilai buku (book value), adalah nilai saham menurut pembukuan emiten
yaitu aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki
satu lembar saham.
2. Nilai pasar (Market Value) adalah harga dari saham di pasar
3. Nilai Intrinsik (Intrinsic value) adalah nilai seharusnya dari suatu saham.
Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai
informasi penting dalam pengambilan keputusan inventasi saham karena
membantu investor untuk mengetahui saham mana yang be1tumbuh murah.
Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah
price to book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan
hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham
(Jones, 2000:274). Keinginan investor untuk melakukan penilaian terhadap
kesehatan suatu saham dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti
rasio pasar modal karena investor menginginkan hasil yang layak dari suatu
investasi dalam saham. Rasio pasar modal seperti PBV akan membantu
investor melakukan penilaian tersebut. Hasil yang diperoleh dari investasi
disebut return. Return total dari suatu investasi terdiri dari capital gain (loss)
dan yield (Hartono, 2000: I 08)
Return total =capital gain (lost) +yield
Capital gain (lost) merupakan selisih dari harga investasi sekarang
relatif dengan periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas
periodik terhadap harga investasi periode dari suatu investasi. Untuk saham,
yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.
Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return total= P, -P,_, + D,
P,_,
P, -P,_, + D,
P,_,
P,_1
Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen
kas secara periodik kepada sahamnya, maka return sahamnya menjadi:
Return sal1am =
P,-P,. 1
Notasi:
P1 = Harga saham sekarang
P1. 1 = Harga saham periode sebelumnya
0 1 = Dividen kas yang dibayarkan
Model penilaian saham menyatakan bahwa nilai intrinsik suatu saham
adalah nilai sekarang dari penjumlahan arus kas yang diharapkan diterima
pemegang saham dimasa datang. Arus kas tersebut didiskontokan dengan
menggunakan tingkat biaya modal (Cost of Capital) yang mencerminkan
adanya tingkat risiko saham yang bersangkutan. Mengingat arus kas yang
diterima oleh pemegang saham dalam bentuk dividen maka nilai intrinsik
saham menunjukkan nilai sekarang dari seluruh diviclen yang akan dibayar
perusahaan tersebut dimasa datang (Utama dan Santosa, 1998).
E.
Analisis Teknikal Dan Analisis Fundamental
Analisis teknikal adalah data yang mempergunakan data historis
volume dan harga sekuritas di masa lampau yang kemudian digunakan untuk
memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Analisis teknikal adalah
analisis untuk menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari
saham seperti harga dan volume transaksi saham. Analisis telmikal
mempelajari saham dan bursa dengan berdasarkan pacla penawaran (supply)
dan permintaan (demand). Dalam analisis teknikal digunakan grafik riwayat
harga dan volume transaksi untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya.
Analisis teknikal mendasarkan konsepnya pada Teori Dow (The Dow
Theory) yang menyebutkan bahwa mayoritas saham bergerak sejalan dengan
bursa secara keseluruhan. Jika bursa saham bergerak naik, mayoritas saham
saham akan bergerak naik juga. Dan sebaliknya, jika bursa saham bergerak
turun, kebanyakan saham akan bergerak turun.
· Sedangkan analisis Fundamental adalah studi tentang ekonomi,
industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham
perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam
laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham
sudah di apresiasi secara akurat. Analisis fundamental atau analisis
perusahaan adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan
menggunakan data keuangan perusahaan (Jogiyanto, 1998:89). Dalam
pengertian lain analisis fundamental adalah usaha untuk memperkirakan
kesehatan dan prospek, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk bertumbuh
dan menghasilkan laba di masa depan (Surono Subekti, 1999: 16).
Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik (nilai sebenarnya dari saham) tertentu, peke1jaan dimulai sebelum
harga terbentuk di pasar. Dalam pandangan fundamental harga bergerak
secara acak sehingga arahnya tidak mungkin untuk diduga dalam jangka
pendek (Abdul Halim, 2005:21). Hal ini menyebabkan harga yang telah
dihitung dan diperkirakan tidak bisa diharapkan untuk muncul di bursa.
Analisis fundamental memberi pedoman untuk membeli atau menjual sahamsaham yang disebut undervalued atau overvalued.
Ruang lingkup analisis fundamental mencakup ilmu akuntansi,
ekonomi makro dan mikro, kondisi sosial, politik dan cuaca. Analisis
fundamental banyak digunakan oleh investor jangka panjang yang biasanya
menerapkan strategi beli dan tahan (buy and hold) dalam investasinya. Strategi
ini hanya akan menghasilkan keuntungan jika dilakukan dalam jangka waktu
yang panjang.
F. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan pernbahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau Iaporan arus dana), catatan
dan laporan lain, se1ta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
Iaporan keuangan (IA!, 1999).
Financial Accounting Standards Boards (1978) dalam Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC) No. I menyatakan bahwa tujuan
pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang akan
digunakan secara penuh oleh investor, kreditor, calon investor, calon kreditor,
serta pengguna Iain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, dan
keputusan ekonomi yang lain. Tingkat kesehatan perusahaan merupakan
informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan. Informasi ini
terdapat pada laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan modal, Iaporan arus kas, dan laporan lain.
1. Neraca
Neraca merupakan Iaporan keuangan yang secara sistematis
menyaj ikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) te1tentu
(Sugiri dan Riyono, 2002). Karena menyajikan posisi keuangan malca
neraca disebut juga Iaporan posisi keuangan.
Neraca menunjukkan aset perusahaan dan pihak-pihak yang
berhak atas aset tersebut, yaitu kreditur yang tercerrnin dalam akun utang
dan pemilik yang tercermin dalam akun modal atau ekuitas. Aset disebut
juga aktiva. Aktiva ini dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap.
Menurut !Al (1999), suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva Iancar
jika aktiva tersebut:
a.
Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan.
b.
Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca.
c.
Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aktiva yang tidak termasuk dalam kategori aktiva lancar
diklasifikasikan (JAi, 1999). Aktiva ini dapat berupa gedung, tanah,
perabot kantor, dan sebagainya.
2. La po ran Laba Rugi
Laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu (Sugiri
dan Riyono, 2002). Secara teknis laba atau rugi merupakan selisih
pendapatan dengan biaya. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
suatu periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas dan tidak secara
langsung berasal dari kontribusi penanaman modal. Jen is pendapatan
perusahaan manufaktur adalah pendapatan dari kegiatan operasional
perusahaan dan pendapatan dari kegiatan non operasional perusahaan.
Setiap jenis pendapatan diungkapkan secara terpisah agar para pengguna
laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal disebut juga laporan perubahan
ekuitas. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan
perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama perioda
pelaporan. Suatu perusahaan harus menyajikan laporan perubahan modal
sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan:
a.
Laba atau rugi bersih perioda yang bersangkutan.
b.
Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian bese1ta
jumlahnya diakui secara langsung dalam ekui1as sebagaimana diatur
dalam PSAK terkait.
c.
Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan.
d.
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK
terkait.
e.
Transaksi modal dengan pemilik clan transa.ksi distribusi kepada
pernilik.
f.
Saldo akuntansi laba atau rugi pada awal da.n akhir periode serta
perubahannya. Rekonsiliasi antara nilai tercatat clari masing-masing
jenis modal saham, agio dan cadangan baik pada awal periode
maupun akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan.
4. Laporan Arus kas
PSAK No. 31 (!Al, I 999) rnendefinisikan laporan arus kas
sebagai laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas
selarna periocla te1tentu yang dikelornpokkan dalam aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi didefinisikan sebagai aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi maupun pendanaan. Aktivitas investasi
didefinisikan sebagai perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak setara kas. Sedangkan aktivitas pendanaan
didefinisikan sebagai aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah se11a komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Kas dan setara
kas terdiri atas kas, giro pada Bank Indonesia, dan g;iro pada bank lain. Ini
sesuai dengan PSAK No. 31 (JAi, 1999).
5. Rasio keuangan
Salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah dengan
menggunakan analisis rasio. Menurut Harahap (1992:297) rasio keuangan
adalah "angka yang diperoleh dari basil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan (berarti)" rasio biasanya dinyatakan dalam satuan
persentase at
DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL} TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE
(PBV)
(Studi Pada Pernsahaan Perbankan yang Terdaftar di Bur:sa Efek Iudonesia)
SKRIPSI
Oleh:
Noviyanti
tlari
' ••1!•••ff'"'"'''"ff••••••n••"'''•6,.._,,..i;
Tr,I.
''
BGィMセN@
Jnd1.1k
ォャ。ウセヲゥ@
''l''''"lfl!•11 ............................. セ@
' "'''""'""'""'"''"''"'"''''''"'''''""'
• ····•1•0 ..................................-...-....
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
PENGARUH RETJRN ON EQUITY (ROE), EARNING GROWTH RATE
(EGR) DAN DEGlEE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP
PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
(Studi Pada Perusaaan Perbaukan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukau kepaa Fakultas Ekouomi dan limn Sosial 1Uutuk Memenuhi
Syansyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Noviyanti
NIM: 104081002580
Di Bawah Bimbingan
Pemlbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Aid Rodoni, MM
NIP.150 315
Titi Dewi Warninda. SE., M.Si
NIP. 150 368 746
JURUSAN MANAJEMEN
'AKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNISITAS ISLAM NEGERI SY ARIII HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), EARNING GROWTH RATE
(EGR) DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP
PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efel< Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonorni dan Ilrnu Sosial Untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleb
Novivanti
Nll\1: 104081002580
Di Bawab Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
セZ[K@
セ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoui, 1\11\1
NIP. 150 317 955
Titi Dewi Warninda. SE.. M.Si
NIP. 150 368 746
Penguji Ahli
セ@
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 1\1
Hari ini Kamis Tanggal 30 Oktober Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Noviyanti NIM: 104081002580 dengan judul
GROWTH
Skripsi "PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), iセarng@
RATE (EGR) dan DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL)
TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV)" (Studi Pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2007).
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Oktober 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
セ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketna
Herni Ali HT, SE, MM
Sekretaris
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUJl'
>-
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: Noviyanti
Tempat I Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Maret 1986
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Telp
: 0856-1- 333-849
>-
PENDIDIKAN FORMAL
Talmn 1992-1998 : MI Al-Hikam Jakarta
Talmn 1998-2001 : MTs Al-Faklu·iyyah Jakarta
Tahun 2001-2004 : MAN 1 Jakarta
Tal1un 2004-2009 : UIN SyarifHidayatullah Jakarta
ABSTRACT
This research examined the relationship between Price to Book value
(PBV) and fundamental factor (Return On Equity, Earning Growth Rate and
Degree of Financial Leverage).
This research is based on sample of Banking Industry firm listed in Indonesia
stock Exchange from 2004 to 2007. Sample is selected based on completely data
in 2004 about the earning growth rate positive, the book value equity positive, and
net income positif. The proposed hypotheses were tested by using multiple
regression analysis, with enter method and t test.
The results of this research indicated that variables return on equity
significant inpact on price to book value. And earning growth rate and degree of
financial leverage not found.
By exploring 19 companies on Banking industry, in terms of those
variables, which are listed in Indonesia stock exchange as a sample, changes of
the PBV can be described by ROE as a primary and positiffactor.
Keyword: Price to book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Earning per
Share (EPS), Earning Growth Rate (EGR) and Degree of Financial
Leverage (DFL).
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan hubungan
antara Price to Book value (PBV) dengan factor-faktor fundamental, seperti
Return On Equity (ROE, Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of
Financial Leverage (DFL).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan
yang terdaftar dalam BEI Selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Kriteria
yang digunakan untuk penentuan sampelnya adalah Perusahaan Perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai syarat pada tahun
2004 laba bersih positif, dan mempunyai ROE positif. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dan !-test untuk menganalisis data.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Return On Equity
(ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price to Book Value,
sedangkan Earning Growth Rate dan Degree of Financial (DFL) tidak.
Dengan meneliti 19 sampel perusahaan Perbankan yang terdaftar di
BEI diperoleh basil bahwa perubahan terhadap PBV disebabkan oleh ROE.
Dan secara simultan sebesar 11,8% dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.
Kata kunci : Price to Book value (PBV), Return On Equity (ROE), Earning
Per Share (EPS), Earning Growth Rate (fiGR) dan Degree of
Financial (DFL)
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji bagi
.&,
yang kepada-Nyalah kita serahkan semua do'a dan
harapan, yang telah mencurahkan nikmat dan karunianya serta kasih sayang yang
berlimpah sehingga penyusun dapat menyelesaikan :;kripsi dengan judul
"Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of
Financial Leverage (DFL) terhadap Price to Book Value (PBV)" (Studi kasus
pada perusahaan Perbankan di BE! tahun 2004-2007).
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Moga kita
semua termasuk kedalam umatnya yang mendapat syafaatnya, Amiin.
Pada kesempatan ini saya sebagai penyusun ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penyusun
dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun ingin berterima kasih terutama kepada :
I. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Darmawan dan Ibunda Tarkimih yang
telah memberikan dukungan baik secara moriil maupun materiil sehingga
penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Ihnu
Sosial (FEIS) UIN Jakarta yang membuat FEIS menjadi berkembang hingga
saat ini.
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM sebagai Pembantu Dekan bidang akademik dan
sebagai pembimbing I dan kepada !bu Titi Dewi Warninda. Se, Msi sebagai
pembimbing 2, yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmunya
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
4. Seluruh Dosen dan karyawan FEIS yang telah meng;ajarkan ilmunya dan
memberikan pelayanan selama penulis menempuh studi di kampus.
5. Adik-adik ku tercinta (Nani, Ali, Hasan) yang telah memberikan motivasi dan
keceriaan di saat menyusun skripsi ini, muach86 ..
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. .
Abstract........................................................................................................
ii
Abstrak.........................................................................................................
iii
Kata Pengantar .............................................................................................
iv
Daftar Isi ......................................................................................................
vi
Daftar Tabel .......... .... ..... ..... .................... .....................................................
ix
Daftar Gambar..............................................................................................
x
Daftar Lampi ran...........................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ .
A. Latar Belakang Penelitian............................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................
7
1. Tujuan Penelitian.......................................... .........................
7
2. Manfaat Penelitian..................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
9
A. Pasar Modal................................................................................
9
B. Investasi ............................................................................
14
C. Saham................................................................................
16
D. Penilaian Saham ..... ...................................................... .... ..
19
E. Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental........................
22
F. Analisis laporan keuangan ..................................................
23
I. Neraca ..........................................................................
24
2. Laporan Laba Rugi ........................................................
25
3. Laporan Perubahan Modal.............................................
25
4. Laporan Arus kas .............. ....................... .....................
26
5. Rasio keuangan ............................................................
27
6. Pengertian Return Saham ........................ ...... .................
33
G. Variabel Dependen................................................................
34
I. Price to Book Value (PBV)...............................................
34
H. Variabel Independen .............................................................
36
I. Return On Equity (ROE)..................................................
36
2. Earning Growth Rate (EGR).............................................
38
a. Earning per Share.......................................................
39
3. Degree of Financial Leverage (DFL) ................................
39
I. Penelitian Terdahulu ....................................................... ......
41
J. Kerangka Pemikiran..............................................................
42
K. Perumusan Hipotesis .............................................................
43
BAB III METODOLOGI PENEL!TlAN ......................................................
45
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
46
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................
47
C. Metode Pengumpulan Data.......................................................
48
D. Metode Analisis Data...............................................................
48
I. Analisis Statistik Deskriptif .......................................
48
2. Uji Dasar Asumsi Klasik ....................................................
48
3. Analisis Regresi Berganda ................ ..................... ..............
52
4. Uji Hipotesis .......................................................................
53
a. Uji Parsial !...........................................................
53
b. Uji Simultan F .......................................................
54
c. Uji Koefisien Determinan Adjusted R Square (Adj R2)56
E. Operasional Variabel Penelitian................................................
57
BAB IV HA SIL DAN PEMBAHASAN ......... ........... ......................... ..........
60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................
60
B. Deskripsi Statistik ....................................................................
70
C. Analisis Data............................................................................
71
I. Uji Dasar Asumsi !(Jasik....................................................
72
2. Analisis Regresi Linier Berganda.........................................
77
3. Uji Hipotesis .......................................................................
78
a. Uji Parsial (Uji t) ..........................................................
78
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..................................
81
c. Koefisien Determinasi (Adj R Square)..........................
82
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................... ......... ........
83
A. Kesimpulan ...........................................................................
83
B. Implikasi ...............................................................................
84
C. Keterbatasan Penelitian dan Saran.........................................
86
DAFTARPUSTAKA...................................................................................
87
LAMPIRAN
89
...........................................................................................
DAFTARGAMBAR
No. Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................ ....... ......
43
4.1 Uji Normalitas Analisis Grafik.......................................................
72
4.2 Uji Heterokedastisitas....................................................................
74
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,
yang ditandai dengan berkembangnya jumlah emiten yang menerbitkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan jumlah emiten yang
menerbitkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia meningkat dari 132 emiten di
tahun I 990 menjadi 379 emiten di tahun 200 I. Meningkatnya emiten yang
menerbitkan saham di Bursa Efek Indonesia mengakibatkan semakin banyak
jumlah lembar saham yang beredar.
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan memperoleh keuntungan di masa datang. Investasi selalu memiliki
dua sisi, yaitu return dan risk. Hukum ekonomi berlaku, semakin tinggi return
yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risk yang harus ditanggung.
Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan
semua modalnya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak semua
investor rnengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang
menawarkan return yang tinggi. Diantara berbagai instrumen pasar modal,
saham merupakan instrumen investasi yang memiliki tingkat return dan risiko
yang tinggi. Nilai transaksi atau yang dalam istilah pasar modal lebih dikenal
sebagai nilai kapitalisasi yang tinggi mengindikasikan potensi perolehan laba
yang tinggi. Disisi lain return atas investasi saham yaitu dividen dan capital
gain lebih sulit diprediksi, sehingga investor harus melakukan analisis saham
guna memperoleh keuntungan yang diharapkan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Bagi perusahaan,
menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar
saham yang sudah diperdagangkan di bursa efek (go public) tetap eksis dan
tetap diminati investor. Dalam kondisi krisis moneter yang belum pulih, tentu
menimbulkan pertanyaan besar, apakah kinerja keuangan
perusahaan
manufaktur yang sudah go public masih dapat memberikan kontribusi yang
cukup besar dalam mempengaruhi harga sahamnya.
Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi
sebelum memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang
menerbitkan
saham.
Kesalahan
dalam
pembuatan
investasi
akan
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Untuk menghindari kesalahan
tersebut, investor perlu melakukan berbagai analisis, baik analisis teknikal
maupun analisis fundamental. Analisis tersebut berguna untuk menilai sahamsaham yang akan dipilih dan untuk mengetahui tingkat return yang
diharapkan, dalam menentukan strategi investasi yang akan dilakukan.
Pertama, analisis teknikal pada dasarnya mempergunakan data historis
volume dan harga sekuritas di masa lampau yang kemudian digunakan untuk
memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Pergerakan saham yang
diamati itu akan membentuk trend. Trend ini biasanya berbentuk grafik atau
chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian kepada
prospek keuangan perusahaan, laba atau rugi perusahaan dan variabel-variabel
finansial lainnya. Menurut para analis pergerakan harga dan volume telah
dapat menceritakan semuanya. Konkritnya, dengan melihat sejarah pergerakan
harga saham pada masa lalu, maka dapat diperkirakan harga suatu saham pada
masa yang akan datang.
Kedua,
faktor
fundamental
perusahaan.
Aspek
inilah
yang
sesungguhnya berkaitan langsung dengan harga saham suatu perusahaan yang
menjual sahamnya di pasar modal. Jika kine1ja perusahaan baik, maka harga
sahamnya diperkirakan akan meningkat. Perusahaan yang baik kinerjanya
tentu akan memberi hasil berupa dividen yang baik pula bagi pemegang
sahamnya. Sesuai hukum pasar, jika permintaan banyak, harga tentunya akan
naik sehingga berpotensi memberikan capital gain. Sebaliknya, jika kinerja
perusahaan buruk, tentunya sulit mengharapkan imbal hasil yang memadai.
Pemakaian
rasio
keuangan
dalam
mewakili
kinerja
keuangan
berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat
pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan PBV, dan
kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja
keuangan. Diawali oleh Horrigan (I 965), kemudian dilanjutkan oleh Beaver
(I 966) dan Altman (I 968), penelitian dengan rasio keuangan telah mencapai
perkembangan yang pesat pada berbagai bidang studi.
Metode-metode yang bisa digunakan dalam melakukan penilaian
saham antara lain: pendekatan nilai sekarang (present value approach),
pendekatan price earning ratio (PER), price to sales ratio (PSR), economic
value added (EVA) dan price to book value (PBV) (Jones, 2000:274), investor
dapat mempertimbanglrnn rasio pasar modal sepe1ti rasio harga per nilai buku
(PBV) untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi
(overvalued) atau terlalu rendah (undervalued).
Saham-saham dengan PBV tinggi akan dihindari oleh pasar, karena
investor akan lebih memilih untuk membeli saham dengan PBV yang rendah.
Saham-saham dengan PBV rendah secara signifikan mengungguli rata-rata
saham (Rosenberg et.al. 1985 dalam Jones, 2000:274). Rasio PBV yang tinggi
tidak akan menarik bagi investor, karena rasio PBV tinggi menghasilkan
imbal hasil saham yang rendah atau dengan kata lain melakukan investasi
pada saham yang memiliki rasio PBV yang tinggi tidak akan menguntungkan
karena memberikan hasil yang lebih kecil. Walaupun terdapat kelemahan
dalam kondisi tertentu, penggunaan rasio PBV perlu dl.pe1timbangkan dalam
melakukan strategi investasi yang tepat.
Penelitian mengenai rasio harga pasar per nil ai buku saham tel ah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Antara lain adalah
penelitian yang dilakukan oleh Sidharta Utama dan Anto Yulianto Budi
Santosa (1998) yang meneliti kaitan antara rasio Price to Book Value dan
imbal hasil saham pada BEi. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
ada 4 faktor fundamental dari perusahaan yang di analisis yaitu DPR, beta,
EGR, ROE. Dimana ia ingin menguji apakah faktor-faktor fundamental
tersebut memiliki pengaruh terhadap PBV. Dan temuan dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa hanya ROE yang secara konsisten dan signifikan
mempunyai hubungan yang positif dengan rasio PBV.
Wirawati (2008) meneliti karakteristik hubungan ROE, EGR, DPR dan
DFL terhadap PBV, dan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
variabel ROE, EGR dan DPR mempunyai hubungan yang sangat signifikan
terhadap PBV sedang DFL tidak. Steph Subanidja & Indo Yama (2004)
meneliti pengaruh ROE dan EGR terbadap PBV, dan basil yang mereka
dapatkan banya variabel ROE saja yang berpengamb secara signifikan
terhadap PBV, sedangkan Variabel EGR tidak.
Penelitian-penelitian diatas memmjukkan basil yang belum konsisten,
sebingga peneliti tertarik untuk meneliti kembali rasio PBV. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdabulu, terutama penelitian
yang dilakukan oleb Stepb Subanidja dan lndo Yama yang bejudul "Pengaruh
imbalan atas ekuitas (ROE) dan pertumbuban laba bersih terbadap rasio barga
per nilai buku (PBV) saham Perbankan: Data Bursa Efek Jakaiia 2002-2003,
dan Wirawati (2008).
Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melihat
ukuran kine1ja perusabaan. Rasio profitabilitas diwakili oleb Return On Equity
(ROE), rasio pertumbuban diwakili oleb Earning Growth Rate (EGR), rasio
leverage diwakili oleb Degree of Financial Leverage (DFL) dan rasio nilai
pasar diwakili oleh Price to Book Value (PBV) pada perusabaan perbankan di
Bursa efek Indonesia selama periode penelitian tabun 2004-2007.
Penelitian tentang Price To Book Value (PBV) juga telah pernah
dilakukan di BEJ antara lain oleh Kusno Ajidarno (1998). Beliau
menggunakan data perusahaan-perusahaan yang go public di BEJ pada tahun
1994 sampai dengan tahun 1996 dan variabel-variabel independen yang
digunakan untuk menguji adalah Return On Equity, Dividen Payout Ratio, dan
Earning Growth Rate. Pengaruh variabel-variabel ROE, DPR dan EGR
terhadap PBV sangat lemah yang ditunjukkan oleh nilai R2 antara 20%-35%,
tidak menunjukkan bukti yang cukup signifikan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa
hal, yaitu: Pertama, peneliti sebelumnya hanya meneliti variabel (ROE dan
EGR), sedangkan peneliti meneliti ROE, EGR dan DFL. Kedua, dalam ha!
objek penelitian, perusahaan yang diteliti ialah perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BE!. Terdapat 19 perusahaan Perbankan yang memenuhi kriteria
yang telah ditentukan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
stakeholders, dengan memberikan informasi mengenai rasio keuangan mana
saja yang berpengaruh terhadap Price to Book Value pada kelompok saham
perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Informasi ini dapat digunakan
oleh investor dalam mengambil keputusan untuk membeli saham, terlebihlebih pada saat krisis moneter yang belum berhasil diatasi sepenuhnya. Dalam
skala yang lebih luas, diharapkan hasil penelitian ini dapat mendukung
penelitian terdahulu dalam memperkuat kegunaan rasio keuangan dan
menunjukkan pengaruhnya terhadap Price to Book Value.
B. Perumusan Masalah
Ada beberapa ha! yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
I. Apakah Return On Equity (ROE), Earning Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL) secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap
Price to Book Value (PBV) pada perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Return On Equity (ROE), Earning Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL) secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap Price to Book Value (PBV) pada Perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia?
B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
l. Tujuan Penelitian
a. Untuk menguji pengaruh antara Return On Equity (ROE), Earning
Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL)
terhadap Price to Book Value (PBV) secara parsial.
b.
Untuk menguji pengaruh antara Return On Equity (ROE), Earning
Growth rate (EGR) dan
Degree of Financial Leverage (DFL)
terhadap Price to Book Value (PBV) secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi
kontribusi antara lain:
a. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi, tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahaan yang
sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. In:formasi tersebut dapat
dipergunakan dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat di
pasar modal sehingga mereka akan memperoleh return yang tinggi dari
investasi yang dilakukan.
b. Bagi Para Praktisi Pasar Modal
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan seberapa besar
kegunaan rasio PBV di dalam kegiatan investasi.
c. Bagi Kalangan Akademisi Maupun Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
referensi bagi peneliti selanjutnya, dan digunakan sebagai bahan kajian
untuk membandingkan antara teori dan praktek rnengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi
d. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pedoman dalam
membuat kebijakan dan keputusan bisnis.
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Definisi pasar modal menurut UU No. 8 tahun 1995 memberikan
pengertian yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal adalah
pasar konkrit atau abstrak yang mempe1iemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang. Dengan demikian, pasar modal pada
umumnya adalah suatu tempat atau sistem bagaimana kebutuhan-kebutuhan
dana atau kapital dari perusahaan dapat dipenuhi dan sebagai tempat orang
membeli dan menjual surat efek (sekuritas) yang dikeluarkan baik dalam
bentuk uang atau modal saham.
Menurut Wiji P dan hendy F (2006:3), pasar modal mempunyai dua
fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan.
2. Sebagai sarana berinvestasi bagi pemilik modal (investor).
Motif pemodal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas
adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan
risiko te1ientu atau memperoleh return te1ientu pada risiko yang minimal.
Return atas investasi sekuritas khususnya saham dapat diperoleh dalam dua
bentuk yaitu dividen dan capital gain (Siti Resmi, 2002:276).
Secara umum komponen pengembalian atas investasi saham meliputi:
1. Capital gain/ loss (Untung/ rugi modal) merupakan keuntungan Ocerugian)
bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas
harga beli (harga jual) yang keduanya te1jadi di pasar sekunder.
2. lmbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima
investor secara periodik, misalnya berupa dividen. Yield dinyatakan dalam
persentase dari modal yang ditanamkan.
Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan
· analisa fundamental terdiri dari 4 langkah, antara lain:
Pertama, menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan, kondisi
ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara
keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi tinggi atau
rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau
ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan untung
atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun? lni adalah sebagian
pertanyaan seorang fundamental analis untuk memperhitungkan jika kondisi
ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham.
Kedua, menghitung kondisi industri secara keseluruhan, industri di
mana perusahaan berada secara langsung mempengaruhi masa depan
perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan
pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang
payah. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai
daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah.
Ketiga, menghitung kondisi perusahaan, setelah melihat dari sisi
ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah
perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara ekonomi
dan industri itu baik tapi kita tidak menghitung kondisi perusahaan tersebut
maka akan sia-sia !ah semua analisa fundamental yang kita lakukan. Karena
pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana sem ua pemegang saham
mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhimya
laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal dengan
istilah dividen. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak mengharapkan
pembagian dividen ini karena pada dasarnya keuntunga.n yang diperoleh dari
permainan saham ini bukan hanya dividen, tetapi ada juga yang di sebut
dengan capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga
saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon
yang pendek.
Dan yang ke empat adalah, menghitung nilai saham perusahaan,
setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan. Seorang
fundamental analis dapat mulai memperhitungkan apakah saham suatu
perusahaan overvalued, undervalued, atau pas harganya. Beberapa model
penilaian telah disusun untuk membantu kita menghitung nilai saham. Ini
menyertakan model dividen yang menitikberatkan pada nilai saat ini dari
pendapatan yang diharapkan, dan model aset yang menitikberatkan pada nilai
saat ini dari aset perusahaan.
Menghitung
kondisi
perusahaan
biasanya
dilakukan
dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasia secara garis besar di bagi dalam 5
kategori utama antara lain, yaitu : profitability (keuntungan), price (harga),
liquidity (likuiditas), leverage (dukungan), dan efjiciensi (efisiensi).
Berikut penjelasan penggunaan rasio:
I. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio profitabilitas yang dihitung dengan
membagi keuntungan bersih dengan total penjualan.
Rasia ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan
yang dapat di peroleh dari setiap rupiah penjualan. Sebagai ilustrasi,
apabila profit margin sebuah perusahaan adalah 30% jumlah keuntungan
yang dapat diperoleh dari setiap Rp I 000 adalah Rp 300.
2. Price Earning Ratio I PER
Price earning ratio !PER adalah rasio price yang dihitung dengan
rnembagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share (EPS), EPS
sendiri merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan yang
diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai
EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar
laba yang disediakan untuk pemegang saham.
PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali.
Bagi para investor semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena
saham tersebut termasuk murah.
3. Book Value I Nilai Buku
Nilai Buku adalah rasio price yang dihitung dengan membagi total
aset bersih ( Aset - Hutang ) dengan total saham yang beredar.
Book Value digunakan untuk melihat harga suatu sekuritas
apakah overpriced atau underpriced.
4. Price to Book Value (PBV)
Price to book value atau PBV menggambarkan seberapa besar
pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.
5. Current Ratio
Current Ratio adalah rasio likuiditas yang dihitung dengan
membagi aset saat ini dengan hutang saat ini.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
tanggung jawab hutang saat ini. Semakin tinggi rasionya, semakin tinggi
likuiditas perusahaan tersebut. Sebagai contoh, rasio 3.0 mempunyai arti
bahwa aset saat ini jika dilikuidasi, akan cukup membayar 3 kali dari
hutang saat ini.
6. Debt Ratio
Debt ratio adalah rasio leverage yang dihitung dengan membagi
total hutang dengan total aset.
Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh
hutang. Sebagai contoh, debt ratio 40% menunjukkan bahwa 40% dari aset
dibiayai oleh hutang. Hutang bisa berarti buruk bisa juga berarti bagus.
Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, pemsahaan yang memiliki
debt ratio yang tinggi dapat mengalami rnasalah keuangan, sebaliknya juga
selarna ekonorni baik dan suku bunga rendah hutang dapat rneningkatkan
keuntungan.
7. Inventory Turnover
lnvent01y turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan
rnembagi biaya barang yang terjual dengan inventaris.
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan rnengatur
inventarisnya, yaitu dengan menunjukkan berapa kali turnover inventaris
selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung; pada jenis industri di
mana perusahaan berada. Sama sepe1ti rasio-rasio yang lain, adalah
penting untuk membandingkan rasio ini dengan rasio dari perusahaanperusahaan yang lain dalam industri yang sama.
B. Investasi
lnvestasi adalah kornitmen alas sejumlah dana atau sumber dana yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang
akan datang (Tandelilin, 2001 :3). Harapan keuntungan di masa yang akan
datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan
keuntungan yang diharapkan. Dalam konteks investasi harapan keuntungan ini
sering disebut return (Tandelilin, 2001 :47).
Di samping untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang,
ada beberapa tujuan lain dari sebuah investasi (Tandelilin, 2001 :5), yaitu:
I. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari
risiko penurunan nilai kekayaan atau hak mililmya akibat adanya pengaruh
inflasi.
3. Untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat
melalui
pemberian
fasilitas
perpajakan
kepada
masyarakat yang
melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.
Proses
investasi
merupakan
proses
keputusan
yang
berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari 5 tahap
keputusan yang berjalan terns- menerus sampai tercapai keputusan yang
terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut (Tandelilin, 200 I :8)
adalah sebagai berikut :
I. Penentuan tt[juan investasi.
2. Penentuan kebijakan investasi.
3. Pemilihan strategi portofolio.
4. Pemilihan aset.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja p01tofolio.
Sementara itu dasar pengambilan keputusan investasi terdiri dari
return yang diharapkan dan tingkat risiko yang harus ditanggung, serta
hubungan antara return dengan risiko tersebut. Telah disebutkan di muka
bahwa terjadi hubungan positif antara return dan risiko. Oleh karena itu,
selain faktor return, investor harus mempertimbangkan faktor risiko dalam
pengambilan keputusan investasi.
Dalam manajemen investasi, risiko total dibagi dalam 2 jenis
(Tandelilin, 200 I :50), yaitu:
I. Risiko sistematis (risiko pasar)
Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang
terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan
mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2. Risiko tidak sistematis
Risiko tidak sistematis adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan
pasar secara keseluruhan.
C. Saham
Saham dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa, merupakan saham
yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan
hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi
(tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah
dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik
saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share
one vote). Pemegang saham biasa memiliki tanggungjawab terbatas terhadap
klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk
mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.
Sedangkan untuk saham preferen, merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham
preferen dengan obligasi terletak pada 3 (tiga) ha!: acla klaim atas laba dan
aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku clari saham dan
memiliki hak tebus clan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham
preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak
klaim terhadap kekayaan perusahaan clan pembagian drviden terlebih dahulu.
saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena
jumlahnya yang sedikit.
Daya tarik dari investasi saham adalah dua keuntungan yang dapat
diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu
dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan
dilakukan setahun sekali. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high
return. A1tinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang
keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi risilm yang tinggi. Saham
memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam
jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya
harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar
dalam waktu singkat.
Menurut Husnan (2003:278), pedoman yang digunakan dalam
menaksir nilai intrinsik terhadap nilai pasar adalah sebagai berikut:
I. Apabila nilai intrinsik > nilai pasar, saham tersebut undervalued (harga
terlalu rendah) dan sebaiknya dibeli atau ditahan. Jika saham tersebut telah
dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < nilai pasar, maka saham tersebut overvalued
(harga terlalu tinggi) dan seharusnya dijual.
3. Apabila nilai intrinsik = nilai pasar, malca saham tersebut di nilai fair
(wajar) harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Analisis saham merupakan cara yang dilakukan untuk menilai saham.
Analisis ini bertujuan untuk melihat saham mana yang harganya terlalu tinggi
(overvalued), harganya terlalu rendah (undervalued) atau saham tersebut
bernilai wajar (Fairvalued).
Berdasarkan Random-walk the01y (Francis: 1986) bahwa harga saham
akan berubah-ubah mendekati nilai intrinsiknya. Informasi yang terus
berkembang setiap hari, menyebabkan analis mengestimasi kembali nilai
saham sehingga harga saham terkoreksi memuu nilai intrinsiknya. Nilai
intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Meskipun dalam jangka
pendek pergerakan harga saham sukar untuk diterka secara pasti, namun
dalam jangka panjang pergerakan harga saham dan kine1ja perusahaan emiten
umumnya bergerak searah. Namun demikian tidak ada bursa yang terusmenerus naik atau turun (Sawidji Widoatmojo, 2004:14).
Secara
umum
keputusan
pembelian
saham
ditentukan
oleh
perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasamya seperti
berikut ini:
I. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham
tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk
memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik.
2. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maim jangan
melakukan transaksi. Karena saham tersebut berada dalam keseimbangan,
sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian
atau penjualan saham tersebut.
3. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intri.nsiknya, maim saham
tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu
harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya. (Abdul
Halim, 2005:33).
D. Penilaian Saham
Seorang investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap
saham yang akan dipilihnya, sehingga investor dapat menentukan apakah
saham tersebut akan memberikan return yang :;esuai dengan yang
diharapkannya.
Investor dalam melakukan keputusan investasi di Pasar Modal
memerlukan informasi tentang penilaian saham. Menurut Hartono (2000:79),
terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku
(book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value).
Nilai saham perusahaan menggambarkan kondisi kerja suatu perusahaan itu
baik atau tidak.
Menurut Jogiyanto (2003), nilai yang berkaitan dengan saham dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
I. Nilai buku (book value), adalah nilai saham menurut pembukuan emiten
yaitu aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki
satu lembar saham.
2. Nilai pasar (Market Value) adalah harga dari saham di pasar
3. Nilai Intrinsik (Intrinsic value) adalah nilai seharusnya dari suatu saham.
Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai
informasi penting dalam pengambilan keputusan inventasi saham karena
membantu investor untuk mengetahui saham mana yang be1tumbuh murah.
Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah
price to book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan
hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham
(Jones, 2000:274). Keinginan investor untuk melakukan penilaian terhadap
kesehatan suatu saham dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti
rasio pasar modal karena investor menginginkan hasil yang layak dari suatu
investasi dalam saham. Rasio pasar modal seperti PBV akan membantu
investor melakukan penilaian tersebut. Hasil yang diperoleh dari investasi
disebut return. Return total dari suatu investasi terdiri dari capital gain (loss)
dan yield (Hartono, 2000: I 08)
Return total =capital gain (lost) +yield
Capital gain (lost) merupakan selisih dari harga investasi sekarang
relatif dengan periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas
periodik terhadap harga investasi periode dari suatu investasi. Untuk saham,
yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.
Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return total= P, -P,_, + D,
P,_,
P, -P,_, + D,
P,_,
P,_1
Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen
kas secara periodik kepada sahamnya, maka return sahamnya menjadi:
Return sal1am =
P,-P,. 1
Notasi:
P1 = Harga saham sekarang
P1. 1 = Harga saham periode sebelumnya
0 1 = Dividen kas yang dibayarkan
Model penilaian saham menyatakan bahwa nilai intrinsik suatu saham
adalah nilai sekarang dari penjumlahan arus kas yang diharapkan diterima
pemegang saham dimasa datang. Arus kas tersebut didiskontokan dengan
menggunakan tingkat biaya modal (Cost of Capital) yang mencerminkan
adanya tingkat risiko saham yang bersangkutan. Mengingat arus kas yang
diterima oleh pemegang saham dalam bentuk dividen maka nilai intrinsik
saham menunjukkan nilai sekarang dari seluruh diviclen yang akan dibayar
perusahaan tersebut dimasa datang (Utama dan Santosa, 1998).
E.
Analisis Teknikal Dan Analisis Fundamental
Analisis teknikal adalah data yang mempergunakan data historis
volume dan harga sekuritas di masa lampau yang kemudian digunakan untuk
memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Analisis teknikal adalah
analisis untuk menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari
saham seperti harga dan volume transaksi saham. Analisis telmikal
mempelajari saham dan bursa dengan berdasarkan pacla penawaran (supply)
dan permintaan (demand). Dalam analisis teknikal digunakan grafik riwayat
harga dan volume transaksi untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya.
Analisis teknikal mendasarkan konsepnya pada Teori Dow (The Dow
Theory) yang menyebutkan bahwa mayoritas saham bergerak sejalan dengan
bursa secara keseluruhan. Jika bursa saham bergerak naik, mayoritas saham
saham akan bergerak naik juga. Dan sebaliknya, jika bursa saham bergerak
turun, kebanyakan saham akan bergerak turun.
· Sedangkan analisis Fundamental adalah studi tentang ekonomi,
industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham
perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam
laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham
sudah di apresiasi secara akurat. Analisis fundamental atau analisis
perusahaan adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan
menggunakan data keuangan perusahaan (Jogiyanto, 1998:89). Dalam
pengertian lain analisis fundamental adalah usaha untuk memperkirakan
kesehatan dan prospek, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk bertumbuh
dan menghasilkan laba di masa depan (Surono Subekti, 1999: 16).
Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik (nilai sebenarnya dari saham) tertentu, peke1jaan dimulai sebelum
harga terbentuk di pasar. Dalam pandangan fundamental harga bergerak
secara acak sehingga arahnya tidak mungkin untuk diduga dalam jangka
pendek (Abdul Halim, 2005:21). Hal ini menyebabkan harga yang telah
dihitung dan diperkirakan tidak bisa diharapkan untuk muncul di bursa.
Analisis fundamental memberi pedoman untuk membeli atau menjual sahamsaham yang disebut undervalued atau overvalued.
Ruang lingkup analisis fundamental mencakup ilmu akuntansi,
ekonomi makro dan mikro, kondisi sosial, politik dan cuaca. Analisis
fundamental banyak digunakan oleh investor jangka panjang yang biasanya
menerapkan strategi beli dan tahan (buy and hold) dalam investasinya. Strategi
ini hanya akan menghasilkan keuntungan jika dilakukan dalam jangka waktu
yang panjang.
F. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan pernbahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau Iaporan arus dana), catatan
dan laporan lain, se1ta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
Iaporan keuangan (IA!, 1999).
Financial Accounting Standards Boards (1978) dalam Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC) No. I menyatakan bahwa tujuan
pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang akan
digunakan secara penuh oleh investor, kreditor, calon investor, calon kreditor,
serta pengguna Iain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, dan
keputusan ekonomi yang lain. Tingkat kesehatan perusahaan merupakan
informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan. Informasi ini
terdapat pada laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan modal, Iaporan arus kas, dan laporan lain.
1. Neraca
Neraca merupakan Iaporan keuangan yang secara sistematis
menyaj ikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) te1tentu
(Sugiri dan Riyono, 2002). Karena menyajikan posisi keuangan malca
neraca disebut juga Iaporan posisi keuangan.
Neraca menunjukkan aset perusahaan dan pihak-pihak yang
berhak atas aset tersebut, yaitu kreditur yang tercerrnin dalam akun utang
dan pemilik yang tercermin dalam akun modal atau ekuitas. Aset disebut
juga aktiva. Aktiva ini dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap.
Menurut !Al (1999), suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva Iancar
jika aktiva tersebut:
a.
Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan.
b.
Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca.
c.
Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aktiva yang tidak termasuk dalam kategori aktiva lancar
diklasifikasikan (JAi, 1999). Aktiva ini dapat berupa gedung, tanah,
perabot kantor, dan sebagainya.
2. La po ran Laba Rugi
Laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu (Sugiri
dan Riyono, 2002). Secara teknis laba atau rugi merupakan selisih
pendapatan dengan biaya. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
suatu periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas dan tidak secara
langsung berasal dari kontribusi penanaman modal. Jen is pendapatan
perusahaan manufaktur adalah pendapatan dari kegiatan operasional
perusahaan dan pendapatan dari kegiatan non operasional perusahaan.
Setiap jenis pendapatan diungkapkan secara terpisah agar para pengguna
laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal disebut juga laporan perubahan
ekuitas. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan
perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama perioda
pelaporan. Suatu perusahaan harus menyajikan laporan perubahan modal
sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan:
a.
Laba atau rugi bersih perioda yang bersangkutan.
b.
Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian bese1ta
jumlahnya diakui secara langsung dalam ekui1as sebagaimana diatur
dalam PSAK terkait.
c.
Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan.
d.
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK
terkait.
e.
Transaksi modal dengan pemilik clan transa.ksi distribusi kepada
pernilik.
f.
Saldo akuntansi laba atau rugi pada awal da.n akhir periode serta
perubahannya. Rekonsiliasi antara nilai tercatat clari masing-masing
jenis modal saham, agio dan cadangan baik pada awal periode
maupun akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan.
4. Laporan Arus kas
PSAK No. 31 (!Al, I 999) rnendefinisikan laporan arus kas
sebagai laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas
selarna periocla te1tentu yang dikelornpokkan dalam aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi didefinisikan sebagai aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi maupun pendanaan. Aktivitas investasi
didefinisikan sebagai perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak setara kas. Sedangkan aktivitas pendanaan
didefinisikan sebagai aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah se11a komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Kas dan setara
kas terdiri atas kas, giro pada Bank Indonesia, dan g;iro pada bank lain. Ini
sesuai dengan PSAK No. 31 (JAi, 1999).
5. Rasio keuangan
Salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah dengan
menggunakan analisis rasio. Menurut Harahap (1992:297) rasio keuangan
adalah "angka yang diperoleh dari basil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan (berarti)" rasio biasanya dinyatakan dalam satuan
persentase at