Strategi Mengantisipasi Risiko Mismatch Antara Pendanaan Dan Pembiayaan Pada Bank Biru

Strategi Mengantisipasi Risiko Mismatch antara Pendanaan
dan Pembiayaan pada Bank BIRD

Skripsi ini
Diajukan untuk Melllenuhi Persyaratan Melllperoleh Gelm Sarjana Ekonollli Islam
(SEI)

Gleh:
SAEFUL ARIFIN

104046101628

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
progセstudimuaQサalat

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M

HAHn LANDASAN TEORI

A. Pengertian Risiko Mismatch

13

B. Kajian Teoritis Pendanaan (Funding)

16

C. Kajian Teoritis Pembiayaan

21

D. Manajemen Dana Bank

27

E. Sumber dan Penggw1aan Dana Bank

29


F. Manajemen Likuiditas

35

BAB III GAMBARAN UMUM BANK BIRU (BPRS RIF'ATUL UMMAH) 40
A. Sejarah Singkat

40

B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto

41

C. Struktur Organisasi Bank BIRD (PT. BPRS Rifatul Dmmah)

41

D. Produk Bank BIRD

42


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Strategi Bank BIRD dalam Mengantisipasi Risiko Mismatch

antara Funding dan Financing

46

1. Man'\iemen Likuiditas Bank BIRD

46

2. Managemen Sumber dan Penggunaan Dana

49

a. Strategi Funding (pendanaan)

49


b. Strategi Financing (pembiayaan)

50

c. Membangll1l Mitra antar BPRS

51

B. Analisis terhadap Strategi Bank BIRD dalam Mengantisipasi Risiko Mismatch antal'a Funding dan Financing

53

1. Analisis terhadap Manajemen Likuiditas Bank BIRD

53

a. Quick Ratio

55


b. Cash Ratio

57

c. Ballking Ratio

59

d. Financing to Deposit Ratio (FDR)

61

2. Analisis Sumber dall Penggunaan pada Bank BIRD

BAB V PENUTUP

63

70


A. Kesimpu1all

70

B. Sarall

70

DAFTARPUSTAKA

72

LAMPIRAN

74

Negara (BTN). Masalah ini terjadi dikrenakan BTN yang core bisnisnya pada kredit
perumahan rakyat, dimana dana yang berhasil dihimpun dari masyarkat di salurkan
pada kredit perumahan, yang pengembalinya cendrung lebih lama (long term credit).
Sementara BIN hams memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan dana

simpanan masyarakat yang jatuh tempo, yang cendrung memiliki jangka waktu lebih
pendek (short term deposit).4
Masalah mismatch juga bisa saja terjadi pada bank umum lainnya, sebab
kecendrungan dana pihak ketiga (DPK) mempunyai karakteristik simpanan jangka
pendek (short term deposit) sementara penyaluran

kredit (financing) memiliki

karakteristik jangka panjang, sehingga kondisi ini berpotensi menimbulkan risiko
tCljadinya mismatch ataujinancing gap.
Kondisi ini juga bisa menimpa bank syariah, apalagi karakter dasar
perbankan syariah adalah pada fungsi intermediasinya, dimana akad-akad yang ada
merupakan menifestasi dad fungsi intermediasi tersebut, seperti pada akad
musyarakah dan mudharabah. Kedua akad ini merupakan akad kemitraan antara

bank dengan nasabah dengan menggunakan pola bagi hasil, dimana hubungan yang
terjalin antara dua pihak (atau lebih) tersebut adalall hubungan kemitraan, bukan
hubungan antara kreditur dengan debitur, seperti yang diterapkan pada bank
konvensional. Hubungan kemitraan inilah yang lebih mencerminkan fungsi
intermediasi bank.


4 Loc.cit

antarafunding dan financing, termasuk dalam hal ini adalah Bank BIRD. Sehingga

l11enarik untuk diteliti terkait kebijakan dan strategi Bank BIRD dalanll11engantisipasi
risiko tersebut.

n.

Rumusall Masalah

Walaupun dalam kenyataannya, hubungan kemitraan pada bank syariah
sepenuhnya belunl dapat dijalankan, l11asih dirasakan nuansa hubungan antara kriditur
dan debitur seperti pada bank konvensional. Apalagi fungsi intermediasi tersebut
l11asih sangat kecil dirasakan manfaatnya, baik disebabkan oleh keterbatasan modal
bank syariah itu sendiri l11aupun keharnsan bagi nasabah untuk l11enyediakan barang
jaminan. Keterbatasan modal bank syariah dapat dilihat dari aset perbankan syariah
nasional yang hingga saat ini barn mencapai 1,7 % dibandingkan dengan aset
perbankan konvensional. Sementara dari sisi nasaball hampir sebagian besar usaha

mikro kecil menengah (DMKM) tidak memiliki barang jaminan. Alhasil usaha dan
bisnis mereka tidalc dapat berkembang karena tidak mendapatkan akses modal dmi
bank syariah.
Akad-akad pembiayaan (financing) terutama pada musyarakah dan
mudharabah pada perbmlkan syariah merupakan akad yang termasuk kategori
uncertainty contract, yang memiliki ketidakpastian return. 5 Dimana bank tidak bisa

2. Untuk mengetahui hubungan antara manajemen likuiditas bank
dengan risiko mismatch antara funding (pendanaan) dan financing
(pembiayaan).
3. Untuk mengetahui strategi dan langkah-Iangkah apa saja yang
dilakukan Bank BIRU untnk mengatasi risiko teljadinya mismatch
tersebut.

IV. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pelajar,
mahasiswa dan kalangan akademik lainya.
2. Kegunaan praktis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para
praktisi bank syariah.
3. Kegunaan kebijakan; bagi para pengambil kebijakan baik bagi Bank

Indonesia (BI) maupwl para stake holder bank syariah.

V. Tinjauan Pustaka (Kajian Terdahulu)
Berdasarkan kajian pustaka terdahulu belum ada yang membahas
masalah mismatch antara funding dallfinancing pada banlc syariah. Dari data yang
ditemukan, judul yang terkait hanya membahas pada permasalahan pembiayaan,
sementara yang membahas tentang funding dan keterkaitan antara keduanya belum

VI. Metode Penelitian
Penelitian

1111

bersifat

deskriptif analisis,

yakni

penelitian


yang

menggambarkan data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari
lapangan

1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
a.

Field Research, yakni penelitian lapangan yang dilakukan melalui
survey langsung ke Bank BIRU yang bertujuan untuk memperoleh data
ケ。ョセカ ャゥ、

dan akurat. Hal ini dilakukan dengan cara:
1) Interview atau wawancara kepada pihak-pihak Bank Bank BIRU
yang terkait dengan kegiatan penelitian ini.
2) Observasi (penganlatan) terhadap kondisi Bank BIRU secat·a umum.

b.

Library Research, yakni melakukan penelitiatl dengan cara mencari

Iiteratur-literatur yang berupa bahan-bahan pustaka dan dokumendokumen yang berkaitan langsung dengan masalah manaJemen
pembiayaan, khususnya pada masalah mismatch tersebut.
2. Mctode Pcngolahan Data
a.

Metode DeskIiptif, yaitu dengan cat·a memapat·kan data-data yang ada
secara apa adanya

b.

Analitis, setelah data dipaparkan secara deskriptif kemudian di anaJisis
secara kualitatif.

BABIV

ANALISIS

STRATEGI

BANK

BIRU

DALAM

MENGANTISIPASI RISIKO MISMATCH ANTARA FUNDING
DAN FINANCING
Manajemen likuiditas, manajemen sumber dan penggunaan dana pada
Bank BIRD dalam mengantisipasi risiko terjadinya mismatch dan
analisis efektivitas kebijakan Bank BIRD dalam mengantisipasi risiko
teljadinya Mismatch.
BABV

PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.

BABH
KERANGKA TEORI

A.

Pengertian Risiko Mismatch

Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan risiko
(risk) adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan atau membahayakan)

dari suatu perbuatan atau tindakan. 7 Dari sudut pandang bank, risiko didefinisikan
sebagai peluang

。ケョゥ、 ェセ・エ

situasi yang memburuk (bad outcome). Definisi ini

mengandung pengertian bahwa risiko hanya berkaitan dengan situasi dimana suatu
bad outcome dapat setiap saat l11enil11pa bank kapan dan bank l11anapun dan dapat

diperkirakan (estimated).
Sementara itu mismatch pada dunia perbankan diartikan sebagai
ketidaksesuaian antara arus kas yang l11asnk dengan arus kas yang keluar. 8 Menurut
Ali Masyudi dalam bukunya "manajemen risiko" yang dimaksud dengan mismatch
adalah risiko yang teljadi karena bank melakukanfund raising melalui short funding
strategy, sel11entara penyediaan dananya tertanam pada investasi dengan jangka

waktu lebih panjang (longfinancing) 9.
Pada dasal11ya masalah mismatch sangat terkait dengan pendanaan
(funding) dan pel11biayaan (financing), berdasarkan teori yang ada, terdapat tiga

Departemen Pendidikan Nasiona!, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Puslaka, 2003), h.
959
, Penjelasan PBI Nomor 9/17(PBI/2007
9 Ali Masyudi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), h.3

7

pada kredit yang diberikannya, yang kedua dana perbankan sarna dengan kredit yang
diberikannya, dan ketiga adalah kondisi dimana dana perbankan lebih kecil dari
kredit yang diberikanya. Kondisi seperti ini sangat rentan terhadap liquidity problem
karena apabila terjadi rush akibat kondisi ekonomi yang memanas, maka perbankan
akan mengalarni kesulitan untuk melakukan pengembalian dana simpanan
masyarakat, karena kredit yang diberikan oleh perbankan tidak seketika dapat
ditariklO•
Pada bank syariah risiko mismatch juga dapat teIjadi, narnun
penyebabnya bukan karena factor suku bunga. Tetapi lebih disebabkan oleh
kesenjangan antara jangka waktu jatuh tempo (maturity gap) antara pendanaan
(funding) dan pembiayaan (financing) yang menyebabkan masalah likuiditas. lJ .
Sementara Burhanuddin Abdullah mengatakan bahwa mismatch teJjadi karena suatu
bank menggunakan sumber danajangka pendek untuk membiayai pembiayaanjangka
panjangJ2 • Dengan demikian dapat disirnpulkan bahwa yang dimaksud dengan risiko
mismatch· antara funding dan financing yaitu risiko yang teIjadi karena adanya
ketidaksesuaian antara sumber dana dan penggunaanya, dimana sumber dananya
memilikijangka waktu lebih pendek.
TeIjadinya mismatch akan menimbulkan risiko likuiditas (liquidity
risk) bempa kesulitan pendanaan, dimana bank kesulitan untuk mencari dana tunai
10 Nasril, "Tantangan Mismatch bagi perbankan taboo 2006" diakses dari http://www:btn.co.id.
TanggaI16-Q2-2006.
II Liliat Surat F.daran Bank Indonesia (BI) tentang Penilaian Ttingkat Kesehatan (BPRS) dari sisi
tikuiditas
12 Diakses dari http://www.detik.com.

,

(investment reserve). Hal ini penting guna memaksimalkan keuntungan sekaligus
memperhitungkan tingkat keanlanan (saftty) untuk para deposan maupun para
debitor.

B. Pengertian Funding (Pendanaan)

Funding merupal(an aktivitas bank dalam mengwnpulkan dana dari
masyarakat sebagai sumber dana bank dalam melakukan aktivitas usahanya. Swnber
dana bank biasanya dalam bentuk tabwlgan (saving), deposito (time-deposit) dan giro
(demand-deposit).

14

1. Tabungan

Undal1g-Undang No 10 Tahun 1998 tental1g perubahan atas Undang-Undang
No 7 Tal1W1 1992 tentang perbankan, menjelaskan bal1wa yang dimaksud dengan
tabwlgan adalal1 simpanan yang penarikatmya hanya dapat dilakukatl menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau
lail1ya yang dipersal11akatl dengatl itu.

/5

Adapun yang dinamakatl tabungan syarial1 adalal1 tabW1gan yang dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syarial1 Nasional (DSN) •
telah l11engeluarkan fatwa No. 02/DSN/-MUIIIV/2000 yang l11enyatakan bal1wa
tabungan yatlg dibenarkatl adalal1 dengatl prinsip wadiah datI mudharabah. Tabungatl
wadiah sendiri l11erupakan tabungan yang dijalankan dengan berdasarkan akad
" Thomas Suyitl1o, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 32
Kasmir, Dasar-Dasar perbankan, CeUIl (Jakarta: R,yawali Pers, 2004), h. 84

15

menggunakan dana tersebut untuk aktivitas investasi yang sejalan dengan prinsip
syariall.
Namun demikian dala111111emanfaatkan dana tersebut, harus didasarkan pada
prinsip kehati-hatian (prudential). Sebab bank akan bertanggung jawab terhadap dana
tersebut bila terjadi kerugian sebagai akibat dari kelalaian bank itu sendiri. Bank
dalam hal ini juga berkewajiban membagikan hasil keuntungan dan aktivitas
bisnisnya sesuai dengan kesepakatan nisbal1 pada saat awal pembukaan rekening giro.
Ketiga sumber dana daTi masyarakat ini dibedakan dalam cara penarikanya
oleh pemiliknya, pada tabungan penarikanya dapat dilakukan sewal(tu-waktu
sebagian atau seluruhnya sepetti pada giro. Sedangkan pada simpanan deposito,
pe111ilik hanya dapat menarik dananya sesuai dengan waktu yang telal1 diperjanjikan
dengan bank. Atas kesediaan masyarakat 111enyimpan dananya bank akan
membenkan imbalan dalam bentuk atau pada bank konvensional dan bagi hasil pada
bank syariall.
Pada bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau masyarakat dalam
bentuk:

/7

o Titipan (wadi 'ah), yaitu stmpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya (guaranted deposit) tetapi tanpa memperolch
imbalan atau kcuntungan

17 Zaillul Arifill, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Cet. IV (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006),
hal. 48

o Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranted

account)

untuk

investasi

umum

(general

invesment

accountlmudharabah mutlqah) dimana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proposionaI.
o Investasi

IdlUSUS

(special

investment

accountlmudharabah

muqayyadah) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk
memperoleh fte.
Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari:
I. Modal inti (Core Capital)

2. Kuasi Equitas (mudharabah eccount)
3. Titipan (wadi 'ah) atau simpanan tanpa imbalan (non gum'anted

account)
Dana yang dihimpun oleh bank tersebut akan disalurkan kembali ke
masyarakat dalanl bentuk pembiayaan, baik untuk pembiayaan produktif maupun
komsumtif. Fungsi penghimpunan dana (funding) ini menjadikan bank sebagai
manajer investasi, terutama dana mudharabah. Dimana bank akan menyalurkan dana
tersebut dalanl bentuk pembiayaan produktif, sehingga menghasilkan keuntungan
bagi bank dan pemilik dana.
C.

/8

Pengertian Penyaluran Dana (Financing)
Secara

gans

besar produk

penyaluran

dana pada bank

syariah

dikelompokkan kedalam empat kategori sesuai dengan tujuan penggunaannya, yaitu;
IS

Sofyan S Harahap, Akunlansi Perbankan Syariah (Jakarta: LPFE USAKTJ, 2005), h. 6

b. Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jua! beli secara pesanan, dimana barang yang dipeIjual
belikan belum ada ditangan, tetapi pembayaranya dilakukan diawal. Dalam hal ini
bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Pada umumnya
akad ini biasa digunaJ