PROGRAM STUDI AKUNTANSI-FEB UMS, 25 JUNI 2014
ISBN: 978-602-70429-2-6
155 GAMBAR 3  PERKEMBANGAN TOTAL ASET BANK UMUM SYARIAH DAN
UNIT USAHA SYARIAH TAHUN 2013
11. Pengembangan Hipotesis
a. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana merupakan fokus utama kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan dana secara optimal, bank harus memiliki
kemampuan dalam menghimpun dana pihak ketiga karena DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan  bank  syariah.  Menurut  Antonio  2001:146  dan  Muhamad  2005:265  dalam
Andraeni  2011  salah  satu  sumber  dana  yang  bisa  digunakan  untuk  pembiayaan  adalah simpanan  DPK.  Maka,  semakin  besar  dana  pihak  ketiga  yang  dihimpun,  akan  semakin
besar  pula  volume  pembiayaan  yang  dapat  disalurkan,  termasuk  pembiayaan  berbasis  bagi hasil yaitu pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Mulyanto  2011  berpendapat  bahwa  dana  pihak  ketiga  terdiri  daridana  titipan Wadi’ah  berupa  tabungan  dan  dana  investasi  Mudharabah  berupa  deposito  dan  tabungan
termasuk  yang  dimiliki  bank  lain.  Seluruh  dama  pihak  ketiga,  baik  wadiah  maupun mudharabah, akan menjadi sumber dana dominan bagi bank dalam pelaksanaan pembiayaan
investasi  bagi  hasil  sebagai  wujud  pelaksanaan  fungsi  intermediasi.  Untuk  pencapaian optimalisasi  intermediasi  tersebut,  perlu  pengelolaan  sumber  dana  dari  masyarakat  secara
efektif. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibangun hipotesis sebagai berikut: H1:  Dana  pihak  ketiga  berpengaruh  terhadap  volume  pembiayaan  berbasis  bagi  hasil  pada
perbankan syariah di Indonesia.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI-FEB UMS, 25 JUNI 2014
ISBN: 978-602-70429-2-6
156
b. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Tingkat  bagi  hasil  menjadi  faktor  penting  karena  jenis  pembiayaan    berbasis    bagi hasil,    yaitu    mudharabah    dan  musyarakah    ini    bersifat    Natural    Uncertainty    Contract
NUC  yang    cenderung    memiliki    risiko    yang    tinggi    dibandingkan  dengan  jenis pembiayaan lainnya karena return yang diperoleh bank  tidak  pasti.  Oleh  karena  itu,  bank
akan    cenderung  banyak    menyalurkan    pembiayaan    berbasis    bagi    hasil    ini    jika  tingkat bagi    hasilnya    tinggi    dalam    arti    tidak    lebih    kecil  dari    risiko    yang    mungkin    terjadi
prinsip  high  risk  high return. Muljono  1996:  217  dalam  Andraeni  2011,  menyatakan  bahwa  besarnya  profit
yang diinginkan target laba merupakan salah satu acuan bank dalam menetapkan besarnya volume kredit  yang akan disalurkan. Terkait dengan hal  ini berarti bahwa tingkat  bagi  hasil
pembiayaan  adalah  salah  satu  faktor  penting  dalam  menentukan  besarnya  volume pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan. Berdasarkan tinjauan di atas, hipotesis yang
diuji yaitu: H2:  Tingkat  bagi  hasil  berpengaruh  terhadap  volume  pembiayaan  berbasis  bagi  hasil  pada
perbankan syariah di Indonesia.
c. Pengaruh Non  Performing  Financing  Terhadap  Volume  Pembiayaan  Berbasis