Metode Penalaan PSS Menggunakan GA

28 3. Menentukan jenis gangguan yang digunakan dalam pengujian hasil penalaan PSS, yaitu: a Perubahan beban pada saat pembebanan maksimum: - Penurunan beban 10 - Kenaikan beban 10 - Penurunan beban 20 b Pemutusan beban dalam jumlah yang besar - Pemutusan beban 50 4. Setelah membuat model sistem tenaga, dilakukan penalaan PSS menggunakan GA dengan cara seperti pada Sub bab 3.4.2. 5. Melakukan pengujian hasil penalaan PSS dengan parameter bawaan terhadap jenis gangguan yang sudah ditentukan, kemudian dilakukan juga pengujian yang sama terhadap PSS yang telah ditala menggunakan GA. Variabel yang diperhatikan adalah kecepatan sudut rotor ω dan daya elektrik Pe. 6. Saat terjadi gangguan, kecepatan sudut rotor ω dan daya elektrik Pe akan mengalami osilasi, hasil penalaan PSS dibandingkan dengan cara mengukur nilai overshoot amplitudo osilasi pertama dan settling time waktu menuju stabil kemudian diperoleh hasil perbandingan diantara keduanya. 7. Dari hasil perbandingan yang diperoleh, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan 8. Selesai

3.4.2 Metode Penalaan PSS Menggunakan GA

29 GA diterapkan untuk penalaan PSS menggunakan bahasa pemrograman Matlab. Berdasarkan diagram alir pada Gambar 3.2, penalaan PSS menggunakan GA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung keterlambatan fasa SMIB dengan Persamaan 2.10 – 2.13 2. Menyusun fungsi objektif berdasarkan keterlambatan fasa dari SMIB 3. Menentukan parameter-parameter GA 4. Pembentukan individu dan populasi 5. Elitisme 6. Pindah Silang 7. Mutasi 8. Mengulangi langkah 1-7 hingga generasi terakhir 9. Selesai Parameter PSS yang dioptimalkan dengan GA adalah T1, T2, T3 dan T4 sedangkan parameter lainnya dibiarkan tetap sama seperti yang ditunjukkan pada Lampiran B.1. 30 Gambar 3.2 Diagram alir penalaan PSS dengan GA BAB 4 31 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemodelan Sistem Tenaga Berdasarkan data-data teknis yang diperoleh, PLTU 2 Sumut Pangkalan Susu dimodelkan seperti pada gambar berikut ini: Gambar 4.1 Pembangkit Tunggal-Bus Tak Hingga SMIB Gambar 4.1 adalah model pembangkit tunggal yang terhubung dengan bus tak- hingga yang dibuat secara manual untuk memberikan gambaran tentang obyek penelitian. R total dan X Ltotal pada Gambar 4.1 berturut-turut adalah total resistansi dan total reaktansi yang nilainya diberikan pada Lampiran A.4. Setelah mendapatkan model skematik, maka Konstanta K1sampai K6 pada Gambar 4.2 dihitung untuk mendapatkan model matematis dari sistem. Kondisi pembebanan yang dipilih adalah sebagai berikut: - Tanggal Pencatatan Beban : 20 Juli 2015 Pukul 14.30 WIB - Beban P dan Q : 220 MW, 81 MVAR Berdasarkan kondisi diatas, nilai K1-K6 dihitung menggunakan Matlab sesuai dengan Persamaan 2.21-2.27, hasilnya diberikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Konstanta K1-K6 Konstanta Pembebanan 220 MW 81 MVAR K1 2,2557 32 K2 0,9216 K3 0,9821 K4 0,0044 K5 -0,00071515 K6 1,9954 a A sT K  1 1 3 3 K T s K d  2 K Hs 2 1 s  6 K   5 K 4 K 1 K R sT  1 1 _ + + + _ _ + + + m T  e T  r   +   t E  fd E  1 v  fd        D + AVR Beban  Gambar 4.2 Model Matematis SMIB dalam Diagram Blok

4.1.1 Power System Stabilizer PSS