1. Ambil bilangan biner dari n.
2. Reversed balikkan bit-bitnya dan siapkan flag untuk menunjukkan jumlah bit yang
bernilai 1 didalam n. 3.
Untuk setiap bit 1 didalam n kita siapkan flag dari 1dan akhiri flag dengan 0. 4.
Gabungkan flag dengan bilangan biner yang sudah dibalikkan reversed.
Kode Punctured ini dinamakan kode P1 dan kode ini dimulai dengan 1 paling sedikit terdapat satu flag, kecuali untuk kode P1 dengan
n
dan juga diakhiri dengan 1 karena n yang asli, yaitu bit MSB Most Significant Bit adalah 1, telah dibalikkan Salomon, 2007.
Tabel 2.1 Punctured Elias Codes Salomon, 2007 n
Binary of n Reserved
Flag Flag | Reserved
P1 -
- -
1 1
1 10
10 | 1 101
2 10
01 10
10 | 01 1001
3 11
11 110
110 | 11 11011
4 100
001 10
10 | 001 10001
5 101
101 110
110 | 101 110101
6 110
011 110
110 | 011 110011
7 111
111 1110
1110 | 111 1110111
8 1000
0001 10
10 | 0001 100001
2.5 Algoritma Ternary Comma Code
Angka Binary basis 2 adalah dua bit 0 dan 1. Sama dengan angka Ternary basis 3 yang didasarkan pada tiga digit trits 0, 1 dan 2. Setiap trit angka biasa dikodekan dalam dua bit,
tetapi dua bit tersebut dapat memiliki empat nilai. Jadi, hal tersebut tampak masuk akal untuk berkerja dengan menggunakan sistem angka Ternary dimana setiap trit angka diwakili oleh
dua bit dan dalam sebuah penjumlahan menjadi tiga trit angka terdapat pada simbol keempat, yakni Comma c. Sekali kita masukkan simbol c, itu akan memudahkan kita untuk
membangun Ternary Comma Code untuk bilangan bulat. Comma Code untuk n adalah bentuk sederhana dari perwakilan Ternary dari n
– 1 yang diikuti oleh c. Dengan demikian,
Universitas Sumatera Utara
Comma Code dari 8 adalah 21c karena 1
3 2
7
dan Comma Code dari 18 adalah 122c karena
2 3
2 9
1 17
.
Tabel 2.2 daftar beberapa Ternary Comma Code Label L menunjukkan panjang dari kode, dalam bit. Kode-kode ini telah ada lebih lama dari pada kode-kode yang telah
dijelaskan sebelumnnya disini namun berkembang secara pelan. Karena itu, mereka cocok untuk aplikasi dimana bilangan bulat yang nilainya adalah umum. Kode ini juga mudah
untuk di-encode dan di-decode-kan dan hal yang paling prinsip adalah Comma Symbol sebagai tanda akhir sebuah kode yang diperlukan adalah dua bit. Ketidak efisiensi ini
bukanlah hal yang serius, namun dapat menjadi lebih bagi Comma Code yang didasarkan pada angka dasar yang besar. Pada angka basis 15 Comma Code, contohnya, setiap 15 digit
memerlukan 4 bit dan The Comma-nya juga 4 bit bentuk. Setiap kode diakhiri dengan 4 bit Comma, tidak termasuk dengan teori minimal dari satu bit dan fitur ini membuat kode-kode
terlihat tidak efesien bagaimana pun juga, redundansi per simbol menurun untuk sejumlah besar basis. Dalam sistem basis 7, salah satu dari delapan simbol dikorbankan untuk Comma,
sementara dalam basis 15 itu adalah salah satu dari 16 simbol Salomon, 2007.
Tabel 2.2 Ternary Comma Code Salomon, 2007 Value
Code L
Value Code
L
c 2
11 101c
8 1
1c 4
12 102c
8 2
2c 4
13 110c
8 3
10c 4
14 111c
8 4
11c 6
15 112c
8 5
12c 6
16 120c
8 6
20c 6
17 121c
8 7
21c 6
18 122c
8 8
22c 6
19 200c
8 9
100c 6
20 201c
8 …..
….. 64
2001c 10
1,000 1101000c
16 128
11201c 12
3,000 11010002c
18 256
100110c 14
10,000 111201100c
20 512
200221c 14
65,536 10022220020c 24
Universitas Sumatera Utara
2.6 File Teks