Pendekatan Public Relation Politik Dalam Persuasi Pemilih Muslim Jelang Pemilu 2014 (Studi Komparatif Pks Dan Ppp)

PENDEKATAN PUBLIC RELATION POLITIK DALAM PERSUASI
PEMILIH MUSLIM JELANG PEMILU 2014
(STUDI KOMPARATIF PKS DAN PPP)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)

Oleh:

Bayu Noer Cahyo
109051000143

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H

ABSTRAK
Bayu Noer Cahyo

109051000143
Pendekatan Public Relation Politik dalam Persuasi Pemilih Muslim Jelang
Pemilu 2014 (Studi Komparatif PKS dan PPP)
Public Relation (PR) politik merupakan aktivitas persuasi yang dilakukan
terhadap publik internal dan eksternal sebuah institusi politik dengan tujuan utama
untuk mendapatkan dukungan pemilih dalam pemilu. Dalam persuasi pemilih
muslim partai politik Islam seperti PKS dan PPP mengalami penurunan dalam
jumlah pemilih sehingga peran dan fungsi public relation politik sangat
dibutuhkan dalam pencitraan partai untuk memperoleh perhatian pemilih dalam
memenangkan pemilu 2014. Dalam penelitian ini, peneliti membuat perumusan
masalah sebagai berikut; Bagaimana pendekatan PR Politik dalam persuasi
pemilih muslim jelang pemilu 2014 di PKS dan PPP? Apa saja kelebihan dan
kekurangan pendekatan PR Politik yang digunakan PKS dan PPP dalam persuasi
pemilih muslim?
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan
analisis deskriptif, dimana kegiatan penelitian yang akan dilakukan
menggambarkan peristiwa yang terjadi melalui pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun teori yang digunakan adalah teori performa komunikatif, performa
adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku

manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi seringkali memiliki unsur
teatrikal, dimana baik supervisor maupun karyawan (kader partai dalam hal ini)
memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka.
Berdasarkan hasil penelitian, pendekatan PR Politik dalam persuasi
pemilih muslim jelang pemilu 2014 yang digunakan PKS ada dua yaitu, Hype
Politik dan Manajemen Reputasi Politik. Sedangkan Pendekatan PR Politik PPP
ada dua yaitu, Relasi Politik dengan Publik dan Pembangunan Komunitas Politik.
Kelebihan pendekatan PR Politik PKS adalah tidak membutuhkan biaya besar,
peran media sosial aktif. Sedangkan kelebihan pendekatan PR Politik PPP adalah
partai lebih fokus terhadap sasaran khalayak politik, lebih efektif dan efisien
dalam marketing politik. Kekurangan pendekatan PR Politik PKS adalah
pendekatan bersifat pasif, tidak banyak menggunakan iklan politik. Sedangkan
kekurangan pendekatan PR Politik PPP adalah pendekatan bersifat simbolis,
kesan partai hanya untuk kalangan pondok pesantren, terlalu mengandalkan tokoh
kunci.
Jadi, pendekatan PR Politik PKS dan PPP dalam persuasi pemilih muslim
jelang pemilu 2014 secara garis besar lebih kepada pengokohan branding dan
image partai yang ingin disampaikan kepada khalayak luas, sehingga dapat
merubah sikap dan pandangan politiknya.
Keyword: PR Politik, partai, pendekatan, PKS, PPP


i

KATA PENGANTAR

‫بســــــــــــــــم اﷲالرَحمَن اارَحيم‬
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai
jenjang Strata 1 (S1) ini.
Shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan para
pengikutnya sampai akhir zaman.
Atas doa dan usaha, akhirnya penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas
penting yang mempertaruhkan segenap keilmuan yang penulis pelajari selama
menutut ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, walaupun sangat
jauh dari kesempurnaan.
Dengan kerendahan hati, penulis tentu sadar bahwa skripsi ini tidak
mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Bapak DR. H. Arif Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA,
sebagai Pembantu Dekan Bid. Akademik, Bapak Drs. H. Mahmud
Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan Bid. Administrasi Umum dan
Keuangan, dan Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA, sebagai Pembantu
Dekan Bid. Kemahasiswaan.
ii

2.

Bapak Drs. Jumroni, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, dan Ibu Umi Musyarafah, MA, sebagai Sekretaris
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

3.

Bapak Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing

dalam penulisan skripsi ini, yang telah membimbing penulis dengan
penuh

kesabaran

dan

ketelatenan

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini.
4.

Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan ilmu dan mendidik penulis dengan penuh

kesabaran.

5.

Segenap pegawai Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu masalah administrasi serta segenap
karyawan Perpustakaan Fakultas maupun Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

6.

Bapak Dr. H. Mardani Ali Sera, M.,Eng, sebagai ketua bidang humas
DPP PKS dan Chandra Alif Irawan selaku anggota bidang humas DPP
PKS, Bapak H. M. Arwani Thomafi S,Ag, sebagai ketua DPP PPP dan
Rizal Syariffudin ST selaku Anggota Pengurus Departemen Media
Sosial DPP PPP, serta para kader PKS dan kader PPP yang telah
bersedia membantu dalam rangka mengumpulkan data untuk
penyusunan skripsi ini.

7.


Teristimewa kepada Bapak Subardi dan Ibu Sri Sayekti yang telah
membesarkan dengan penuh kasih sayang, mendidik dan yang selalu
iii

memberikan do’a. Kalian adalah orang tua yang menjadikan suri
teladan dan harta yang paling berharga bagi penulis. Semoga Bapak
dan Ibu selalu dalam perlindungan, kasih sayang, dan keridhoan Allah
SWT, amin.
8.

Kepada adikku, Khoirul Anwar beserta Keluarga Besar penulis yang
selalu memberikan dukungan dan do’a sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan jenjang S1 ini. Semoga kalian semua selalu
di bawah perlindungan dan keridhoan Allah SWT, amin.

9.

Kepada Tias Lika Sari beserta keluarga yang selalu menjadi motivator
bagi penulis, berkat dukungan dan do’a sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada teman-teman mahasiswa KPI D angkatan 2009, khususnya
Zidni Rizki, Rizki Maulana, Yudid, Noflim Trisna, Reza Fahlevi,
Iqbal Zulfahmi, Eko Wahyudi, Ridwan Aditya, Fadli Rosyad, Wahyu
Eko Wibowo, Ryan Nugroho, Arkho Anggadara, Nur Oktaviani,
Zakiyah Alwahdah, Mahdi Mustafa dan semuanya yang telah samasama berbagai ilmu, berdiskusi, bercanda dan saling berbagi rasa.
11. Kepada Endang Ambao selaku wartawan Lensa Indonesia.com dan
Chrisna Wahyu Frisdiawan yang telah membantu dalam melakukan
wawancara sehingga penulis dapat bertemu dengan narasumber.
Ciputat, 24 September 2013

Bayu Noer Cahyo
NIM : 109051000143
iv

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B.

Batasan dan Rumusan Masalah .................................................... 10

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10

D.


Metodologi Penelitian ................................................................... 11
1. Metode Penelitian ..................................................................... 11
2. Paradigma Penelitian ................................................................ 11
3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 13
4. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 14
5. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 15
6. Teknik Analisis Data ................................................................ 15

E.

Tinjauan Pustaka ........................................................................... 17

F.

Sistematika Penulisan .................................................................... 18

BAB II KAJIAN TEORITIS
A.


B.

Teori Performa Komunikatif ........................................................ 21
1.

Definisi Performa Komunikatif ............................................. 21

2.

Kategori Performa Komunikatif ............................................ 23

Konseptualisasi Public Relation ................................................... 26
1.

Definisi dan Ruang Lingkup Public Relation ........................ 27

2.

Kategori Public Relation ........................................................ 31
v

3.

Peran, Fungsi, dan Tujuan Public Relation ............................ 34

C.

Konseptualisasi Politik .................................................................. 37

D.

Konseptualisasi Public Relation Politik ........................................ 41
1.

Topik Utama dalam Studi Public Relation Politik ................. 45

2.

Tujuan Public Relation Politik ............................................... 47

3.

Karakteristik Public Relation Politik ...................................... 48

4.

Perbedaan Marketing Politik, Kampanye Politik dan Public
Relation Politik ....................................................................... 48

E.

5.

Manfaat Public Relation Politik ............................................. 49

6.

Saluran-saluran Public Relation Politik ................................. 50

Pendekatan Public Relation Politik .............................................. 56

BAB III GAMBARAN UMUM PKS dan PPP
A.

Profil, Sejarah, Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
1.

Profil PKS ................................................................................ 60

2.

Sejarah PKS ............................................................................. 62

3.

Visi PKS .................................................................................. 69

4.

Misi PKS ................................................................................. 71

B.

Struktur Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS ........ 74

C.

Profil, Sejarah, Visi dan Misi Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

D.

1.

Profil PPP ................................................................................. 75

2.

Sejarah PPP .............................................................................. 77

3.

Visi PPP ................................................................................... 83

4.

Misi PPP .................................................................................. 85

Struktur Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP .......... 86

BAB IV ANALISIS DATA dan HASIL TEMUAN
A.

Pendekatan Public Relation Politik dalam Persuasi Pemilih Muslim
Jelang Pemilu 2014.
1.

Pendekatan Public Relation Politik dalam Persuasi Pemilih
Muslim Jelang Pemilu 2014 PKS ............................................ 87
vi

2.

Pendekatan Public Relation Politik dalam Persuasi Pemilih
Muslim Jelang Pemilu 2014 PPP ........................................... 100

B.

Kelebihan Pendekatan Public Relation Politik dalam Persuasi
Pemilih Muslim.

C.

1.

Kelebihan Pendekatan Public Relation Politik PKS .............. 112

2.

Kelebihan Pendekatan Public Relation Politik PPP .............. 114

Kekurangan Pendekatan Public Relation Politik dalam Persuasi
Pemilih Muslim.

D.

1.

Kekurangan Pendekatan Public Relation Politik PKS .......... 116

2.

Kekurangan Pendekatan Public Relation Politik PPP ........... 118

Strategi dan Saluran Komunikasi Public Relation Politik dalam
Persuasi Pemilih Muslim.

E.

F.

1.

Strategi Komunikasi Politik PKS .......................................... 120

2.

Saluran Komunikasi Public Relation Politik PKS ................ 121

3.

Strategi Komunikasi Politik PPP .......................................... 125

4.

Saluran Komunikasi Public Relation Politik PPP ................ 127

Performa Komunikatif
1.

Performa Komunikatif PKS .................................................. 131

2.

Performa Komunikatif PPP ................................................... 135

Komparasi Public Relation Politik PKS dengan Public Relation
Politik PPP .................................................................................... 139

BAB V PENUTUP
A.

Kesimpulan ................................................................................... 145

B.

Saran ............................................................................................. 149

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 151
LAMPIRAN ..................................................................................................... 158

vii

DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1: Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2004 ........................................ 6
2. Gambar 2: Keterkaitan antara Public Relation Politik dari Teori dan
Penelitian .................................................................................................. 44
3. Gambar 3: Input dan Output dalam Politik .............................................. 54
4. Gambar 4: Saluran Media Massa ............................................................. 56
5. Gambar 5: Pemerintah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil,
sejahtera dan bermartabat menjadi fasilitator dan dinamisator melalui
berbagai regulasi strategis ........................................................................ 73
6. Gambar 6: Irisan tiga bidang platform kebijakan pembangunan Partai
Keadilan Sejahtera ................................................................................... 74
7. Gambar 7: Press Release Anis Matta – Menolak Kenaikan Harga BBM
................................................................................................................... 90
8. Gambar 8: Propaganda dan Manajemen Isu ............................................ 91
9. Gambar 9: Press Release Anis Matta: PKS Konsisten Tolak Kenaikan
BBM ......................................................................................................... 92
10. Gambar 10: Tagline PKS: Cinta, Kerja, dan Harmoni .. .......................... 93
11. Gambar 11: Media Exposure ................................................................... 96
12. Gambar 12: Gerakan Masif di Seluruh Struktur ...................................... 97
13. Gambar 13: Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) ........................................ 106
14. Gambar 14: Angkatan Muda Ka’bah (AMK) ........................................ 108
15. Gambar 15: Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) ............. 109
16. Gambar 16: Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) ................... 110

viii

DAFTAR TABEL
1. Tabel 1: Hasil Pemilu Legislatif 2009 ....................................................... 7
2. Tabel 2: Performa Budaya dalam Organisasi ........................................... 22
3. Tabel 3: Hasil Perolehan Suara PPP Tahun 1977 – 2009 ........................ 81
4. Tabel 4: Matriks Program Strategis PPP Pendekatan Relasi Politik dengan
Publik ....................................................................................... 102
5. Tabel 5: Kegiatan - Kegiatan DPP PKS yang Berkaitan dengan Performa
Ritual ........................................................................................ 132
6. Tabel 6: Kegiatan - Kegiatan DPP PKS yang Berkaitan dengan Performa
Sosial ........................................................................................ 133
7. Tabel 7: Kegiatan - Kegiatan DPP PKS yang Berkaitan dengan Performa
Politis ........................................................................................ 134
8. Tabel 8: Kegiatan - Kegiatan DPP PKS yang Berkaitan dengan Performa
Enkulturasi ............................................................................... 134
9. Tabel 9: Kegiatan - Kegiatan DPP PPP yang Berkaitan dengan Performa
Ritual ........................................................................................ 135
10. Tabel 10: Kegiatan - Kegiatan DPP PPP yang Berkaitan dengan Performa
Sosial ........................................................................................ 136
11. Tabel 11: Kegiatan - Kegiatan DPP PPP yang Berkaitan dengan Performa
Politis ........................................................................................ 138
12. Tabel 12: Kegiatan - Kegiatan DPP PPP yang Berkaitan dengan Performa
Enkulturasi ............................................................................... 139
13. Tabel 13: Komparasi Pendekatan PR Politik PKS dan PPP dalam Persuasi
Pemilih Muslim Jelang Pemilu 2014 ....................................... 143

ix

DAFTAR LAMPIRAN
14. Tabel 14: Struktur Tingkat Pusat Majelis Syura Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Masa Bakti 2010-2015
.............................................................................................. 158
15. Tabel 15: Struktur Tingkat Pusat Dewan Syari’ah Pusat Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Masa Bakti 20102015 ....................................................................................... 158
16. Tabel 16: Struktur Tingkat Pusat Majelis Pertimbangan Pusat Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Masa
Bakti 2010-2015 ................................................................. 158
17. Tabel 17: Struktur Tingkat Pusat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Masa Bakti 2010-2015
.............................................................................................. 159
18. Tabel 18: Struktur dan Personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Masa Bakti 20112015 ....................................................................................... 160
19. Tabel 19: Struktur dan Personalia Majelis Syari’ah Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Masa Bakti 20112015 ....................................................................................... 162
20. Tabel 20: Struktur dan Personalia Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Masa Bakti
2011-2015 .............................................................................. 162
21. Tabel 21: Struktur dan Personalia Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Masa Bakti 20112015 ....................................................................................... 163
22. Tabel 22: Struktur dan Personalia Mahkamah Partai Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Masa Bakti
2011-2015 .............................................................................. 163

x

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan peran public relation dalam suatu organisasi atau lembaga
adalah sebuah indikasi bahwa public relation mempunyai peran yang penting
dalam perputaran sistem yang ada pada manajemen dan lembaga atau
organisasi. Public relation merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah
satu kegiatan yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi1.
Public relation atau yang lebih dikenal dengan singkatan PR
sesungguhnya merupakan aktivitas yang dibutuhkan oleh seluruh organisasi
baik komersial maupun non komersial. PR sejatinya merupakan aktivitas
komunikasi untuk membangun good will (niat baik) dan pemahaman
(understanding) dari pihak-pihak lain yang menjalin hubungan dengannya.
Dalam bukunya Jefkins diulas beberapa definisi public relation
menurut (British) Institute of Public Relations. PR adalah keseluruhan upaya
yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayak. Sementara Jefkin sendiri
mendefinisikan public relation sebagai semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan

1

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), cet. Ke-XII, h.131.

1

2

semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian2.
Public relation merupakan jembatan penghubung antara organisasi
dengan publiknya, baik terkait dengan publik internal maupun publik
eksternal dalam sebuah proses komunikasi agar terciptanya hubungan yang
efektif berdasarkan landasan mutual understanding (pemahaman bersama)
guna mencapai organisasi yang ditetapkan. Dengan demikian PR memliki
posisi yang sangat strategis dalam eksistensi sebuah organisasi baik
organisasi pemerintah, perusahaan, maupun organisasi politik.
Public Relations politik merupakan ilmu terapan baru dalam bidang
kajian public relations. Hal ini menjadi sebuah kajian yang penting dan
menarik karena tiga faktor. Pertama, munculnya fenomena politik modern
yang kian banyak memanfaatkan media massa, jasa konsultasi serta taktik dan
strategi

komunikasi

politik.

Kedua,

kian

majunya

teknologi

yang

memungkinkan berbagai tindakan politik dilakukan tidak harus bertemu
secara fisik. Ketiga, munculnya era demokrasi yang memungkinkan semua
warganegara untuk memperoleh kebebasan berkumpul dan mengeluarkan
pendapat baik lisan maupun tulisan3.
Peran utama aktivitas PR politik adalah biasanya terkait dengan
sejumlah isu dan dinamika khusus yang dikelola guna mendapatkan perhatian
para pemilih (voters) serta memiliki orientasi pada pengumpulan dukungan

2

Frank Jefkin, Public Relations, Alih Bahasa, (Jakarta: PT Erlangga, 2004), h. 9-11.
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 165-166.
3

3

seluas mungkin khalayak melalui berbagai saluran yang bisa dimanfaatkan
mulai saluran formal hingga saluran informal. Dari peran PR ini yang
digunakan oleh seluruh partai politik yang ada di Indonesia tidak terkecuali
partai politik yang berbasis massa islam seperti Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pada dasarnya PR politik merupakan aktivitas persuasi yang dilakukan
terhadap publik internal dan publik eksternal sebuah institusi. Sementara itu,
Moloney dan Colmer (2001) public relation politik sebagai alat strategi
dimana partai politik menggunakan kebijakan (policy), kepribadian
(personality), dan presentasi (presentation) guna memperoleh perhatian
pemilih.
Partisipasi politik merupakan inti dari demokrasi. Demokratis adalah
suatu sistem politik ditentukan oleh ada tidaknya atau tinggi rendahnya
tingkat partisipasi politik warganya. Standar minimal demokrasi biasanya
adalah adanya pemilihan umum reguler yang bebas untuk menjamin
terjadinya rotasi pemegangan kendali negara tanpa adanya penyingkiran
terhadap suatu

kelompok politik manapun, adanya partisipasi aktif dari

warga negara dalam pemilu itu dan dalam proses penentuan kebijakan,
terjaminnya pelaksanaan hak asasi manusia yang memberikan kebebasan bagi
para warga negara untuk mengorganisasi diri dalam organisasi sipil yang
bebas atau dalam partai politik, dan mengekspresikan pendapat dalam forum-

4

forum publik maupun media massa4. Dari definisi demokrasi tersebut terlihat
bahwa partisipasi politik dan kompetisi politik merupakan syarat penting bagi
tersedianya sistem politik yang bercorak demokrasi5.
Dilihat dari hasil data yang diterima oleh Komisi Pemilihan Umum
(KPU) dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Daftar Pemilih Tetap (DPT)
untuk Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun 2004. Menurut data itu,
setelah melalui pelaksanaan Coklit (penelitian dan penelitian) dan
pengumuman Daftar Pemilih Sementara (DPS) jumlah pemilih untuk Pemilu
tersebut meningkat sebanyak 2.618.297 jiwa dibandingkan dengan hasil olah
cepat yang dilakukan BPS bulan Juli 2003. Menurut hasil olah cepat Juli
2003 jumlah pemilih adalah 143.083.340, meningkat menjadi 145.701.340 6.
Pada tahun 2009 hasil audit daftar pemilih pemilu 2009 yang dilakukan
oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial
(LP3ES) terhadap daftar pemilih sementara (DPS) pada Juli-Agustus 2008
menunjukan sekitar 20,8% warga negara berhak memilih belum terdaftar7. Ini
membuktikan bahwa setiap tahunnya daftar pemilih tetap (DPT) akan terus
meningkat sehingga pada tahun 2014 mendatang jumlah pemilih (voters)

4

G. Bingham Powell, Jr., Contemporary Democracies: Participation, Stability and
Violence, (Cambridge: Harvard University Press, 1982).
5
Afan Gaffar, “Pembangunan Hukum dan Demokrasi”, dalam Moh. Busyro Muqaddas
et.al. (ed.), Politik Pembangunan Hukum Nasional, (Yogyakarta: UII Press, 1992), h. 107.
6
Tentang “KPU Terima Daftar Pemilih Tetap dari BPS”, Berita KPU diakses pada
tanggal 19 Februari 2013 pada pukul 22.00 WIB dari
http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5213
7
Tentang, “Audit Daftar Pemilihan Pemilu 2009”, diakses pada tanggal 19 Februari 2013
pada pukul 22.00 WIB dari
http://www.lp3es.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=189<emid=73

5

kurang lebih sekitar 181 juta jiwa. Dalam pemilu, jumlah kenaikan Daftar
Pemilih Tetap (DPT) itu sangat berpengaruh dan bisa menentukan
kemenangan partai politik atau kandidat tertentu yang berkompetisi dalam
pemilihan umum.
Dalam persuasi pemilih muslim pendekatan public relation partai
politik Islam seperti PKS dan PPP mengalami penurunan dalam jumlah
pemilih. Ini terbukti dari riset lembaga survei nasional (LSN) memperlihatkan
partai-partai Islam atau partai berbasis massa Islam sudah tidak eksis dalam
dunia percaturan politik Indonesia. Dari hasil survei, jika pemilihan umum
dilaksanakan hari ini, jawabannya untuk partai Islam, elektabilitasnya ratarata di bawah 5%. Dalam survei LSN, partai-partai Islam semakin
ditinggalkan konstituennya. Awal Pemilu 1999, konstituen partai-partai Islam
sebanyak 36,52%. Tahun 2004 meningkat 38,39%. Namun, pada Pemilu
2009 menjadi 29,14%, hingga survei Juni 2012 menurun menjadi 15,7%8.
Dilihat dari hasil perolehan suara yang dilaksanakan oleh KPU (Komisi
Pemilihan Umum) pada pemilu legislatif tahun 2004 serta hasil pemilu
legislatif tahun 2009 sangat terlihat bahwa adanya penurunan jumlah pemilih
dalam partai politik Islam seperti PPP sehingga peran dan fungsi public
relation politik sangat dibutuhkan dalam pencitraan partai politik yang mapan
untuk memperoleh perhatian pemilih dalam memenangkan pemilu.

Tentang ,“Keterpilihan Rata-rata Partai Islam Dibawah 5 Persen”, diakses pada
tanggal 9 Januari 2013 pada pukul 01.00 WIB dari
http://nasional.kompas.com/read/2012/06/26/1359128/Keterpilihan.Rata.rata.Partai.Islam.di.Baw
ah.5.Persen
8

6

Gambar 1.
Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2004 9.

Keterangan: Hasil pemilu legislatif tahun 2004 bagi 8 partai politik
yang lolos dari Parliamentary Threshold tersebut di atas diselenggarakan
secara serentak pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih 550 anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), 128 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) se-Indonesia
periode 2004-2009.

Tentang ,“Hasil Pemilu Legislatif 2004”, diakses pada tanggal 9 Januari 2013 pada
pukul 01.00 WIB dari http://partai.info/pemilu2004/
9

7

Tabel 1.
Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2009.
9 Partai Politik yang Berhasil Lolos dari Parliamentary Threshold dan
Perolehan Kursi dalam DPR Pemilu Legislatif 2009

Perolehan
No

Kursi Parlemen

Partai Politik
Suara

Perhitungan I

Revisi

Demokrat

20,85%

148

150

Golkar

14,45%

108

107

PDIP

14,03%

93

95

PKS

7,88%

59

57

PAN

6,01%

42

43

PPP

5,32%

39

37

PKB

4,94%

26

27

Gerindra

4,46%

30

26

Hanura

3,77%

15

18

Jumlah

100%

560

560

Sumber : KPU tgl 9 Mei 2009

Keterangan: Perhitungan perolehan kursi Parlemen atau DPR bagi 9
partai politik yang lolos dari Parliamentary Threshold tersebut di atas

8

dilaksanakan berdasarkan ketetapan dalam Bab XIII Pasal 204 - 212, UU No.
10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD.10
Polarisasi perilaku politik umat Islam, yang ditunjukkan dengan
banyaknya berdiri partai politik berlabel Islam serta kekisruhan kampanye
pemilu yang kerapkali melibatkan dua kubu umat Islam yang berbeda aspirasi
politik, merupakan cermin betapa umat Islam tidak berada dalam keragaman
visi. Belum lagi, yang harus dipahami bahwa nyata-nyata jika partai politik
“non Islam” pun juga turut memperjuangkan politik umat Islam.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sering disebut sebagai keajaiban
politik di Indonesia. Betapa tidak, hanya sekitar satu tahun setelah
dideklarasikan (Agustus 1998), partai yang semula bernama Partai Keadilan
(PK) itu telah berhasil mengikuti Pemilu 1999 dan menjaring sebanyak
1.436.565 suara sekitar 1,36% dari keseluruhan jumlah suara11. Akan tetapi,
PK gagal mencapai batas minimal perolehan suara yang memungkinkan
partai itu berkompetisi pada pemilu berikutnya (electoral threshold).
Kegagalan ini sudah diprediksi oleh banyak kalangan, terkait dengan
ketidakmampuan PK dalam menarik simpati pemilih. PK terlalu menutup diri
bagi publik luas sehingga gagal memperebutkan ceruk pemilih yang lebih
besar. Setelah kegagalan itu, PK berganti nama menjadi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) pada April 2012. Pada pemilu 2004, PKS berhasil meraih
7,34% suara dan meningkat dalam perolehan suara pada pemilu 2009 yaitu
Tentang, “Hasil pemilu legislatif 2009”, diakses pada tanggal 9 Januari 2013 pada
pukul 01.00 WIB dari http://partai.info/pemilu2009/
11
M. Imdadun Rahmat, IDEOLOGI POLITIK PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung
Parlemen, (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara, 2008), h.1.
10

9

dengan meraih 7,88%, sebuah pencapaian elektoral luar biasa12. Dalam
pemilu 2014 PKS diprediksi akan terjun bebas dalam jumlah perolehan suara
karena kurangnya elektabilitas partai dalam meyakinkan para pemilih
(voters).
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekarang diibaratkan sebagai
kapal tua yang butuh perawatan intensif agar tidak bobrok di makan jaman.
Lampu kuning tanda bahaya bagi PPP sudah menyala, seiring dengan terus
menurunnya suara pemilih dalam pemilu. Pada pemilu 1977, PPP
memperoleh suara 29,3%, pemilu 1982 turun menjadi 27,8%, pemilu 1987
15,9%, pemilu 1992 14,6%, pemilu 1997 perolehan suara sempat naik yakni
22,4%, kemudian terjun bebas di pemilu 1999 dengan perolehan suara 10,7%,
pemilu 2004 8,15% dan dipemilu 2009 hanya dipilih oleh 5,5 juta pemilih
atau sekitar 5,32%13.
Dari hasil perolehan suara yang didapat oleh PKS dan PPP ini
membuktikan bahwa perlu adanya pembenahan diri dalam partai politik dari
eksternal maupun internal tubuh partai terutama terkait dengan eksistensinya
yang hingga kini terus tergerus oleh kekuatan parpol nasionalis lainnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu diadakannya
penelitian secara mendalam tentang pendekatan public relation politik dalam
persuasi pemilih muslim jelang pemilu 2014, akan tetapi agar penelitian ini
12

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, (Jakarta: KPG (Kepustakaan
Populer Gramedia), 2012), h. 47.
13
Gun Gun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik, (Jakarta: PT Lasswell Visitama,
2011), h. 44.

10

dikemas lebih menarik maka peneliti mengadakan studi komparatif atau
perbandingan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) sebagai partai politik yang berbasis massa Islam.
Berangkat dari penjelasan diatas, maka peneliti memilih judul
“Pendekatan Public Relation Politik Dalam Persuasi Pemilih Muslim
Jelang Pemilu 2014 (Studi Komparatif PKS dan PPP)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar penelitian menjadi terarah dan tidak keluar dari topik
permasalahan, maka diperlukan batasan masalah

yaitu “Bagaimana

Pendekatan Public Relation Politik Dalam Persuasi Pemilih Muslim Jelang
Pemilu 2014 (Studi Komparatif PKS dan PPP)”.
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendekatan public relation politik dalam persuasi pemilih
muslim jelang pemilu 2014 di PKS dan PPP?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan public relation politik
yang digunakan PKS dan PPP dalam persuasi pemilih muslim?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui pendekatan public relation politik dalam persuasi pemilih
muslim jelang pemilu 2014 di PKS dan PPP.

11

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendekatan public relation
politik PKS dan PPP dalam persuasi pemilih muslim.
Sedangkan adanya manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan ilmu komunikasi politik, khususnya dalam
pendekatan public relation politik sebagai ilmu terapan baru dalam bidang
kajian public relation.
2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan
masukkan pada divisi humas PKS dan PPP dalam konteks pendekatan
public relation politik.

D. Metodologi Penelitian.
1. Metode Penelitian.
Penelitian

yang

dilakukan

penulis

adalah

penelitian

dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif
analisis, di mana kegiatan penelitian yang akan dilakukan menggambarkan
apa adanya peristiwa yang terjadi. Penelitian kualitatif menggunakan
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau
perilaku yang diamati.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas
dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan
praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting,

12

absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan
kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan
pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang.14
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivisme yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari
paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan
suatu realitas atau ilmu pengetahuan atau lebih tepatnya paradigma
kontruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma
positivisme. Paradigma konstruktivisme memandang ilmu sosial sebagai
analisis sistematis terhadap socially meaning action melalui pengamatan
langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan
menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.15
Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita
yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari kontruksi tersebut bagi
kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam konstruktivis, setiap individu
memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan
paradigma seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil
individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa
menghargai atas pandangan tersebut.16

14

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003), h. 9.
15
Deddy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik,
(Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), h. 3.
16
Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation Methods, 3rdEdition,
(Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc., 2002), P. 96-97.

13

3. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data-data tambahan seperti dokumen dan lainlainnya.
1. Wawancara
Yakni mengadakan wawancara mendalam atau depth interview.
Dimana mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan dengan cara
melakukan wawancara langsung kepada orang-orang yang berhubungan
dengan penelitian dalam hal ini penulis melakukan wawancara
langsung dengan pengurus DPP PKS yaitu Bapak Dr. H. Mardani Ali
Sera, M.,Eng selaku ketua bidang humas DPP PKS dan Chandra Alif
Irawan selaku anggota bidang humas DPP PKS sedangkan wawancara
dengan pengurus DPP PPP yaitu dengan Bapak H. M. Arwani Thomafi,
S.Ag selaku ketua DPP PPP serta ketua bidang media sosial DPP PPP
dan Rizal Syarifuddin ST selaku Anggota Pengurus Departemen Media
Sosial DPP PPP. Wawancara ini digunakan guna melengkapi data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini penulis
menggunakan wawancara tak terstruktur atau bersifat fleksibel17. Hal
ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada narasumber dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada masalah
yang diangkat.

17

Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanarka, 2007), h.58.

14

2. Unstructure Observation (Observasi Tidak Berstruktur)
Observasi tidak berstruktur (non partisipatoris) adalah observasi
yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai
partisipasi atau kelompok yang diteliti. Unstructure observation
merupakan salah satu metode dalam penelitian yang berarti
pengamatan, dalam hal ini kegiatan dilakukan penulis guna menggali
data serta informasi dari sumber data yakni berupa peristiwa, tempat
dan dokumen yang ada berkaitan dengan apa yang telah menjadi dasar
penelitian.
3. Dokumentasi
Yakni dengan mencari data berupa buku, catatan, arsip, dan
sebagainya yang berkaitan dengan Public Relation politik, terutama
mengenai proses ataupun program kerja yang sangat dibutuhkan
sebagai pendukung hasil wawancara.
4. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di dua tempat untuk melakukan studi
komparasi atau perbandingan yaitu pertama, di kantor Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) PKS yang beralamat MD Building, Jalan TB. Simatupang No.
82 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520, serta yang kedua di kantor
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP yang beralamat di Jalan Diponegoro
No.60 Jakarta Pusat 10310 sedangkan waktu penelitian selama lima bulan
terhitung mulai bulan Maret 2013 – Juli 2013.

15

5. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan atau data
dalam hal ini adalah kantor DPP PKS dan kantor DPP PPP. Sedangkan
objek penelitian ini adalah pendekatan public relation politik dalam
persuasi pemilih muslim jelang pemilu 2014.
6. Teknik Analisis Data.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data18. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, dengan menggambarkan hasil temuan di laporan
mengenai pendekatan public relation politik dalam persuasi pemilih
muslim jelang pemilu 2014 (studi komparatif PKS dan PPP).
Peneliti menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh
Tesch yang dikutip oleh Craswell, langkah-langkah tersebut akan peneliti
uraikan sebagai berikut:
a. Memahami catatan secara keseluruhan dengan teliti.
b. Memilih satu dokumen yang paling menarik, yang singkat,
mempelajari

dokumen

tersebut

dan

memikirkan

makna

pokoknya.
c. Membuat daftar seluruh topik, mengelompokkan topik-topik
yang sejenis, selanjutnya peneliti memasukkan topik-topik

18

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Rosda Karya, 2007), h. 93.

16

tersebut ke dalam kolom-kolom topik penting, topik unik dan
sisanya.
d. Menyingkat topik-topik tersebut dalam menjadi kode dan
menulis kode tersebut. Skema awal ini untuk melihat apakah
muncul kategori dan kode baru.
e. Mencari kata yang paling deskriptif untuk topik-topik tersebut,
lalu mengubah topik tersebut ke dalam kategori-kategori.
f. Membuat keputusan akhir tentang singkatan setiap kategori dan
mengurutkan kode-kode tersebut menurut abjad.
g. Mengumpulkan materi data setiap kategori dalam satu tempat
dan melakukan analisis awal.
h. Yang terakhir jika perlu, peneliti akan mengkodekan kembali
data yang sudah ada.19
Dalam penelitian ini, penulis akan menyusun secara sistematis data
yang telah diperoleh dari dokumentasi, hasil wawancara, dan catatan
lapangan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori yang
sesuai dengan kerangka konsep Pendekatan Public Relation Politik.
Kemudian, penulis menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan analisis,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

19

John W. Creswell, Research Design Qualitative & Quantitative Approach, (Jakarta:
KIK Press, 2003), h. 148-149.

17

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga akan mudah untuk dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain20.

E. Tinjauan Pustaka.
Setelah peneliti melakukan tinjauan pustaka di perpustakaan utama UIN
Syarifidayatullah Jakarta, ternyata belum ditemukan penelitian yang secara
khusus membahas tentang ilmu terapan baru dari public relation yaitu public
relation politik. Secara umum penelitian sebelumnya hanya membahas
tentang strategi public relation perusahaan serta strategi komunikasi politik
seperti:
1. Strategi Public Relation PT. Anugrah Bersama Sejahtera dalam Menjalin
Loyalitas Customer, Johar Alkautsar, Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, tahun 201121. Pada penelitian ini membahas tentang strategi public
relation perusahaan dalam menjalin loyalitas customer sehingga sangat
jelas terlihat perbedaan antara strategi public relation dengan pendekatan
public relation politik yang ingin saya teliti.
2. Strategi Komunikasi Dalam Pembentukan Opini Publik Partai Persatuan
Pembangunan Pada Pemilu Legislatif 2009 oleh Yuswita Lailah berisikan
tentang strategi DPP PPP dalam pembentukan opini publik pada pemilu
legislatif 2009 dan program pembangunan citra PPP pada pemilu legislatif

20

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 151.
21
Johan Alkautsar, Strategi Public Relation PT. Anugrah Bersama Sejahtera dalam
Menjalin Loyalitas Customer, Jakarta 2011.

18

2009 22. Persamaannya pada penelitian ini adalah subyek penelitian yaitu
DPP PPP akan tetapi perbedaannya terletak pada public relation politik
serta adanya komparasi terhadap DPP PKS sehingga penelitian yang akan
saya teliti menjadi lebih menarik.
Melihat dari skripsi sebelumnya yang peneliti uraikan di atas, ada
beberapa perbedaan dari masalah yang akan diteliti. Dalam penulisan skripsi
yang peneliti buat adalah bagaimana Pendekatan Public Relation Politik
Dalam Persepsi Pemilih Muslim Jelang Pemilu 2014 (Studi komparatif PKS
dan PPP). Dibandingkan dengan skripsi sebelumnya, hal yang ditonjolkan
pada penulisan skripsi ini adalah pendekatan public relation politik serta
komparasi public relation politik PKS dan PPP.
Dengan demikian dari tinjauan pustaka penulis belum ada yang meneliti
tentang pendekatan public relation politik sehingga sangat jelas perbedaan
pokok pembahasan atau materi antara yang akan diteliti dengan penelitian
sebelumnya.

F. Sistematika Penulisan.
Sistematika dalam penulisan karya ilmiah ini merujuk pada pedoman
umum karya ilmiah civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta23.
Dalam rangka mempermudah tahap demi tahap pembahasan dalam penulisan
karya ilmiah ini, maka penulis menyusunnya ke dalam lima bab dimana
22

Yuswita Lailah, Strategi Komunikasi Dalam Pembentukan Opini Publik Partai
Persatuan Pembangunan Pada Pemilu Legislatif 2009, Jakarta 2009.
23
Oman Fathurahman, dkk., Pedoman Penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis dan
disertasi). (Jakarta: CEQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2007).

19

setiap bab di uraikan lagi menjadi sub-sub bab, namun pada umumnya selalu
akan ditemui keterkaitan antara bab satu dengan yang lainnya.
Bab I. Pendahuluan.
Dalam

bab

pertama

membahas

tentang

pendahuluan

yang

melatarbelakangi sebuah penelitian ini dan batasan penelitian yang meliputi:
latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II. Kajian Teoritis.
Dalam bab kedua membahas landasan teori menguraikan tentang
beberapa hal yang menyangkut pembahasan dalam skripsi ini meliputi: Teori
performa komunikatif, konseptualisasi public relation, konseptualisasi
politik, konseptualisasi public relation politik, serta pendekatan public
relation politik.
Bab III. Gambaran Umum
Pada bab ketiga ini difokuskan membahas tentang gambaran umum dari
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
yang meliputi: profil, sejarah, visi dan misi serta struktur kepengurusan DPP
PKS, profil, sejarah, visi dan misi serta struktur kepengurusan DPP PPP.
Bab IV. Temuan dan Analisis Data Hasil Penelitian.
Pada bab keempat ini membahas tentang analisa hasil temuan,
menjelaskan pendekatan public relation politik dalam persuasi pemilih
muslim jelang pemilu 2014 di PKS dan PPP, kelebihan dan kekurangan yang
dilakukan public relation politik PKS dan PPP, strategi komunikasi dan

20

saluran komunikasi public relation politik PKS dan PPP dalam persuasi
pemilih muslim, performa komunikatif yang dilakukan di PKS dan PPP, serta
komparasi pendekatan public relation PKS dengan public relation politik
PPP.
Bab V. Penutup.
Pada bab kelima, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang
diteliti oleh penulis serta memberikan saran-saran dan juga beberapa lampiran
yang didapat oleh penulis.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Teori Performa Komunikatif
1. Definisi Performa Komunikatif
Dalam teori budaya organisasi terdapat salah satu konsep penting
yang dibahas yaitu Performa Komunikatif. Performa Komunikatif pertama
kali diperkenalkan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo (1982) yang
menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi
tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik1.
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi politik atau yang dikenal
sebagai partai politik. Partai politik yang akan dibahas yaitu Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam
rangka pendekatan public relation politik partai tersebut dalam persuasi
pemilih. Bagaimana partai ini membentuk sebuah performa komunikatif di
antara para kader, konstituennya dan masyarakat secara luas atau pemilih
(voters).
Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan
proses simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah
organisasi. Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal,
dimana baik supervisior maupun karyawan (kader partai dalam hal ini)

1

Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3: Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008), h. 325

21

22

memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi
mereka2.
Sistem kategori organisasi tidak selamanya eksklusif, sehingga akan
mendapatkan gambaran sejauh mana organisasi bervariasi dalam hal
bagaimana perilaku manusia dapat dipahami. Para teoritikus menjabarkan
lima performa budaya yaitu performa ritual, performa hasrat, performa
sosial, performa politik dan performa enkulturasi. Performa-performa ini
dapat dilaksanakan oleh anggota mana pun dalam organisasi 3.
Tabel 2.
Performa Budaya dalam Organisasi 4.
Performa Ritual

Ritual Personal - mengecek pesan suara dan e-mail;
Ritual Tugas-mengeluarkan tiket, menerima pembayaran;
Ritual Sosial - acara kumpul karyawan; Ritual Organisasi
– rapat departemen, piknik perusahaan.

Performa Hasrat

Penceritaan kisah, metafora, dan pembicaraan yang
berlebihan. “Ini adalah perusahaan yang paling tidak
menghargai karyawan”, “ikuti mata rantai perintah yang
diberikan, jika tidak perintah itu akan membelit
lehermu”.
Tindakan santun dan sopan; perpanjangan etiket –
mengucapkan terima kasih pada pelanggan, obrolan di
dekat pendingin air, menjaga “muka” orang lain.

Performa Sosial

Performa Politis

Menjalankan kontrol, kekuasaan, dan pengaruh – bos
yang galak, ritual intimidasi, penggunaan informan, tawar
– menawar.

Performa Enkulturasi

Kompetensi yang didapat dari karier dalam organisasi –
peranan belajar atau mengajar, orientasi, wawancara.

2

Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3: Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008), h. 325
3
West dan Turner, Pengantar Teori Komunikasi, h. 325.
4
West dan Turner, Pengantar Teori Komunikasi, h. 326.

23

2. Kategori Performa Komunikatif
a. Performa Ritual
Performa ritual (ritual performance) adalah semua performa
komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang. Ritual terdiri atas
empat jenis yaitu ritual personal, ritual tugas, ritual sosial dan ritual
organisasi.
1) Ritual Personal (personal ritual)
Mencakup semua hal yang dilakukan secara rutin ditempat
kerja. Misalnya, banyak anggota organisasi secara teratur
mengecek pesan suara atau e-mail mereka ketika mereka bekerja
tiap hari.
2) Ritual Tugas (task ritual)
Ritual tugas adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan
pekerjaan seseorang. Ritual tugas membantu menyelesaikan
pekerjaan. Misalnya, tugas seorang karyawan di Departemen
Kendaraan Bermotor termasuk mengeluarkan ujian mata dan
tertulis, melaksanakan ujian mengemudi dan sebagainya.
3) Ritual Sosial (Social ritual)
Ritual sosial adalah rutinitas verbal dan nonverbal yang
biasanya

mempertimbangkan

interaksi

dengan

orang

lain.

Misalnya, beberapa anggota organisasi berkumpul bersama untuk
menghabiskan waktu bersama di akhir pekan.

24

4) Ritual Organisasi (Organizational ritual)
Ri