65
BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pasien intrapartum dalam persalinan dengan seksio sesarea emergensi, sebanyak 70 pasien terdiri dari
kelompok kontrol 35 pasien dan kelompok perlakuan 35 pasien yang di rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: Ibu hamil 28 minggu atau lebih,
Keadaan umum pasien kesadaran baik, Umur 17 – 35 tahun, Kehamilan pertama sampai ketiga, dan bersedia diikutkan dalam penelitian. Dan kriteria
eklusi adalah pasien yang melakukan seksio sesarea dengan : Keadaan kesadaran rendah, Operasi dengan Anestesi Umum, Operasi dengan
perdarahan ≥ 500 CC, Operasi atas permintaan pasien. Dan penyebab
dilakukanya operasi seksio sesarea emergensi antara lain karena : perdarahan antepartum, pre-eklamsi berat, gawat janin, induksi gagal, disporposio kepala
panggul dan kelainan letak, kala dua tak maju dan syarat vacum ektraksi tak terpenuhi.
Responden bertempat tinggal di wilayah RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, dari 70 responden terdiri dari 58 82,86
dari wilayah Kabupaten Klaten, sedangkan 11 pasien 15,71 berasal dari Kabupaten Sukoharjo, dan 1 pasen 1.43 dari Kabupaten Boyolali. Dan
terdiri dari 13 wilayah tempat tinggal yaitu: Wilayah Delanggu, Polanharjo, Juwiring, Teras, Cepu, Wonosari, Tulung, Jatinom, Ceper, Karang anom,
66
Pedan, Sedangkan Kabupaten Sukoharjo berasan dari wilayah Gatak serta Kabupaten Boyolali berasal dari Sawit. Sebagaimana dalam tabel 4.1 dan
tabel 4.2. distribusi responden menurut wilayah tempat tinggal. Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Tempat Tinggal Kabupaten
Kontrol Perlakuan
Total Kabupaten
∑ ∑
∑ 1. Klaten
28 80
30 85,71
58 82,86
2. Sukoharjo 6
17,14 5
14,29 11
15,71 3. Boyolali
1 2,86
1 1,43
Jumlah: 35
100 35
100 70
100
Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Wilayah Tempat Tinggal
Wilayah Kontrol
Perlakuan Jml
1. Delanggu 5
7 12
2. Polanharjo 8
4 12
3. Juwiring 4
6 10
4. Teras 1
1 5. Cepu
1 1
6. Wonosari 3
5 8
7 .Tulung 1
2 3
8. Jatinom 1
1 9. Ceper
4 3
7 10. Kr.Anom
1 1
2 11. Pedan
1 1
12. Gatak Shj 6
5 11
13. Sawit Byl 1
1 Jumlah
35 35
70
67
Gambar 4.1. Grafik Distribusi Wilayah Tempat Tinggal Responden Data responden diperoleh dari pasien rawat inap RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu Klaten yang melakukan operasi sesarea mulai bulan September sd Oktober 2008, data diperoleh melalui pengisian
kuesioner yang diberikan kepada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Hasil dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS.
2. Deskripsi Data Tingkat Pendidikan
Data tingkat pendidikan responden diklasifikasikan menjadi dua yaitu tingkat pendidikan tinggi dan tingkat pendidikan rendah. Tingkat pendidikan
tinggi yaitu responden yang memiliki pendidikan atau lulus dari perguruan tinggi, baik Diploma I, Diploma II, Diploma III, Sarjana Strata I, maupun
sarjana strata 2. Sedangkan tingkat pendidikan rendah yaitu responden yang memiliki pendidikan SLTA. SLTP, SD. Data tingkat pendidikan dapat dilihat
pada tabel dan gambar grafik di bawah ini:
68
Tabel 4.3. Distribusi Data Tingkat Pendidikan Responden
Tk. Pendidikan
49 70,0
70,0 70,0
21 30,0
30,0 100,0
70 100,0
100,0 Pend. Rendah
Pend. Tinggi Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Distribusi data tingkat pendidikan secara grafis dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini:
1.5 1
0.5 -0.5
Tk. Pendidikan
70 60
50 40
30 20
10
F re
q u
e n
c y
Mean = 0.3 Std. Dev. = 0.462
N = 70
Tk. Pendidikan
Gambar 4.2. Grafik Tingkat Pendidikan Grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan rendah lebih
banyak daripada tingkat pendidikan tinggi. Hal ini merupakan petunjuk bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan rendah, yang
berarti pula bahwa kebanyakan pasien seksio sesaria berasal dari kalangan bawah.
69
3. Deskripsi Data Usia
Data usia responden diklasifikasikan menjadi empat yaitu usia 20 – 25 tahun, 26 – 30 tahun, 31– 35 tahun, 36– 40 tahun. Data usia responden dapat
dilihat pada tabel distribusi di bawah ini: Tabel 4.4. Distribusi Data Usia Responden
Tingkat UsiaUmur
22 31,4
31,4 31,4
26 37,1
37,1 68,6
20 28,6
28,6 97,1
2 2,9
2,9 100,0
70 100,0
100,0 Umur 20-25
Umur 26-30 Umur 31-35
Umur 36-40 Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Distribusi data usia responden secara grafis dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini:
5 4
3 2
1
Tingkat UsiaUmur
40 30
20 10
F re
q u
e n
c y
Mean = 2.03 Std. Dev. = 0.851
N = 70
Tingkat UsiaUmur
Gambar 4.3. Grafik Distribusi Usia Responden Grafik di atas terlihat usia responden sebagian besar menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan rendah lebih banyak daripada tingkat pendidikan tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden berusia
70
antara 26 tahun – 30 tahun, yang berarti pula bahwa kebanyakan pasien seksio sesaria berada pada usia kehamilan yang aman. Demikian pula untuk pasien
seksio sesaria terbanyak kedua pada umur 20-25 tahun yang termasuk dalam masa kehamilan aman. Sedangkan pasien pada usia di atas 30 juga cukup
banyak, yaitu 28,6 untuk usia 31-35 tahun dan 2,9 untuk usia 36-41 tahun, dan pada usia tersebut merupakan usia kehamila pada usia resiko kehamilan
tinggi. 4.
Deskripsi Data Jumlah Persalinan Data kehamilan responden diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu
kehamilan pertama ke 1, kehamilan kedua ke 2, dan kehamilan ketiga ke 3. Data jumlah kehamilan pada responden yang dilakukan melalui pengisian
kuesioner dapat dilihat pada tabel distribusi di bawah ini: Tabel 4.5. Distribusi Data Kehamilan Responden
Kehamilan
43 61,4
61,4 61,4
20 28,6
28,6 90,0
7 10,0
10,0 100,0
70 100,0
100,0 Ke I
Ke 2 Ke 3
Total Valid
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Distribusi data jumlah kehamilan pada responden secara grafis dapat dilihat pada gambar 4.4 grafik kehamilan responden di bawah ini, sebagai
berikut:
71
3.5 3
2.5 2
1.5 1
0.5
Kehamilan
50 40
30 20
10
F re
q u
e n
c y
Mean = 1.49 Std. Dev. = 0.676
N = 70
Histogram
Gambar 4.4. Grafik Kehamilan Responden Grafik di atas menunjukkan bahwa kehamilan responden sebagian besar
adalah kehamilan pertama. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden belum pernah melahirkan sebelumnya. Jadi kebanyakan responden
belum mengetahui bagaimana melahirkan secara normal tanpa operasi. Demikian pula untuk pasien seksio sesaria terbanyak kedua adalah kehamilan
yang kedua, yang kemungkinan pada kehamilan pertama telah mengalami hal yang sama. Sedangkan pasien yang merupakan kehamilan yang ketiga adalah
pasien yang paling sedikit. 5.
Deskripsi Data Faktor Penyulit Faktor penyulit bagi pasien seksio sesaria terdiri dari 8 macam, yaitu
Pendarahan antepartum, Preeklamsi berat PEB, Gawat jalan, Induksi gagal, Disporposio kepala panggu DKP, Kelainan letak, Kala dua tidak maju,
Syarat vaccum ektraksi tidak terpenuhi. Data faktor penyulit pasien seksio sesaria dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
72
Tabel 4.6. Distribusi Data Faktor Penyulit Pasien Seksio Sesaria
Faktor Penyulit
1 1,4
1,4 1,4
8 11,4
11,4 12,9
13 18,6
18,6 31,4
14 20,0
20,0 51,4
5 7,1
7,1 58,6
19 27,1
27,1 85,7
9 12,9
12,9 98,6
1 1,4
1,4 100,0
70 100,0
100,0 Perdarahan Antepartum
PEB Gawat Jalan
Induksi Gagal DKP
Kel Letak Kala2 t maju
VE tterpenuhi Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Di antara ke 8 faktor penyulit bagi pasien seksio sesaria sebagaimana terlihat pada tabel di atas paling tinggi frekuensinya yaitu factor kelainan
letak, yaitu sebesar 27,1. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang termasuk dalam kategori seksio sesaria kebanyakan disebabkan
oleh kelainan letak.
10 8
6 4
2
Faktor Penyulit
20 15
10 5
F re
q u
e n
c y
Mean = 4.6 Std. Dev. = 1.731
N = 70
Faktor Penyulit
Gambar 4.5. Grafik Distribusi Faktor Penyulit
73
6. Deskripsi Data Kecemasan Pre Operasi
Data kecemasan pre operasio diperoleh dengan kuesioner sebanyak 50 item. Hasil jawaban responden kemudian ditabulasi sebagaimana terlihat pada
lampiran. Berdasarkan tabulasi data, kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh data tentang kecemasan sebelum operasi. Hasil analisis deskripsi
data kecemasan sebelum operasi diperoleh nilai tertinggi = 39, nilai terendah = 9, rata-rata = 22,99, standar deviasi = 7,621, dan jumlah = 1609.
Distribusi data kecemasan sebelum operasi secara grafis dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini:
40 30
20 10
Kecemasan Pre Operasi
12 10
8 6
4 2
F re
q u
e n
c y
Mean = 22.99 Std. Dev. = 7.621
N = 70
Kecemasan Pre Operasi
Gambar 4.6 .
Grafik Distribusi Kecemasan Pre Operasi Grafik di atas terlihat memiliki distribusi yang cukup normal
sebagaimana kurve normal yang terlihat, karena batang-batang frekuensi dapat mengikuti alur garis kurve normal. Selain itu terlihat bahwa frekuensi
pada skor rendah sedikit, demikian pula frekuensi pada skor yang tinggi.
74
Sedangkan skor-skor yang mendekati nilai rata-rata cukup banyak. Karena itulah secara sekilas tampak bahwa distribusi data tersebut cukup normal.
7. Deskripsi Data Kecemasan Post Operasi
Data kecemasan post operasi diperoleh dengan kuesioner sebanyak 50 item. Hasil jawaban responden kemudian ditabulasi sebagaimana terlihat pada
lampiran. Berdasarkan tabulasi data, kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh data tentang kecemasan sebelum operasi. Hasil analisis deskripsi
data kecemasan sebelum operasi diperoleh nilai tertinggi = 38, nilai terendah = 8, rata-rata = 20,47, standar deviasi = 7,644, dan jumlah = 1433. Distribusi
data kecemasan pasca operasi secara grafis dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini:
40 30
20 10
Kecemasan Post Operasi
12 10
8 6
4 2
F re
q u
e n
c y
Mean = 20.47 Std. Dev. = 7.644
N = 70
Kecemasan Post Operasi
Gambar 4.7. Grafik Distribusi Kecemasan Post Operasi Grafik di atas terlihat memiliki distribusi yang cukup normal
sebagaimana kurve normal yang terlihat, karena batang-batang frekuensi dapat mengikuti alur garis kurve normal. Selain itu terlihat bahwa frekuensi
75
pada skor rendah sedikit, demikian pula frekuensi pada skor yang tinggi. Sedangkan skor-skor yang mendekati nilai rata-rata cukup banyak. Karena
itulah secara sekilas tampak bahwa distribusi data tersebut cukup normal 8.
Deskripsi Tingkat Kecemasan Pasien Seksio Sesarea Persalinan merupakan peristiwa alamiah terutama kaum wanita dan
merupakan suatu proses yang menakutkan, tidak nyaman dan sangat menyakitkan sehingga ibu-ibu merasa cemas, gelisah, takut menghadapi
proses persalinan Bobak Jensen, 1993, dan setiap saat dapat terjadi penyulit yang membahayakan ibu dan janin, sehingga menjadi beban emosional mulai
terjadinya gangguan perasaan ringan sampai depresi postpartum atau psikosis Sarwono P., 2002.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap yang dilakukan secara sistematik dengan paduan ketrampilan komunikasi
interpersonal, tehnik bimbingan dan pengetahuan klinik, yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi dan menentukan jalan keluarnya Saifuddin, 2001. Berdasarkan kriteria tingkat kecemasan menurut Taylor Manifestasi
Scale T-MAS adalah apabila setelah menjawab 50 pertanyaan jawaban ya lebih dari atau sama dengan 23 dinyatakan cemas dan apabila lebih kecil atau
sama dari 22 dinyatakan tidak cemas. Tingkat kecemasan pada 70 responden sebagaimana dalam tabel 4.7.
Distribusi kecemasan responden sebelum dan sesudah operasi dan gambar
76
4.8. Grafik kecemasan responden pre dan post operasi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Tabel 4.7. Distribusi Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah Operasi Responden
Sampel Pre-Op
Post-Op Kontrol
35 25
18 Perlakuan
35 13
9
Gambar 4.8. Grafik kecemasan responden pre dan post operasi Dari 35 responden yang diperlakuan sebagai kontrol terjadi kecemasan
sebelum operasi sebanyak 25 71,43 sesudah operasi menjadi 18 51,43. Dan untuk kelompok responden yang diberikan perlakuan atau dilakukan
konseling dari 35 responden terdapat 13 pasien 37,14 sebelum operasi, dan sesudah operasi menjadi 9 pasien 25,71. Atau terjadi perubahan responden
yang diberikan konseling terdapat penurunan kecemasan sebelum operasi sebesar 12 34,29 dan sesudah operasi sebesar 9 25,71, sebagaimana
terlihat dalam tabel 4.8. Distribusi perubahan kecemasan.
Responden Sampel
Pre-Op Post-Op
Cemas Op
77
Kontrol 35
25 18
7 Perlakuan
35 13
9 4
Selisih -
12 9
3
Gambar 4.9. Grafik Perubahan Kecemasan Responden Dilihat dari tabel 4.8 dan gambar grafik menunjukan bahwa kecemasan
dikarenakan operasi sesarea sebanyak 7 20.00 pada kelompok kontrol, sedangkan pasien yang diberikan konseling sebanyak 4 11.43. Hal ini
menunjukkan bahwa operasi sesarea mengakibatkan kecemasan dan kecemasan akan menurun apabila diberikan konseling.
9. Deskripsi Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien
Seksio Sesarea: a.
Tingkat Pendidikan Pendidikan bagi seorang individu merupakan pengaruh dinamis
dalam perkembangan jasmani, jiwa, perasaan dan susila. Sehingga tingkat pendidikan yang berbeda akan memberikan jenis pengalaman serta nilai-
nilai hidup yang berbeda pula. Masalah ini dianggap sebagai tekanan
78
yang dapat menyebabkan krisis dan akan mengalami kecemasan Damaraji 2001.
Ketentuan wajib belajar di Indonesia minimal 9 tahun atau sampai tingkat Sekolah Menengah Umum, maka responden secara deskripsi
tingkat kecemasan menurut pendidikan dapat dilihat dalam tabel. Tabel 4.9. Distribusi kecemasan menurut tingkat pendidikan
Pre-Op Post-Op
Responden 9Th
9Th 9Th
9Th Kontrol
18 7
15 3
Perlakuan 13
9
Gambar 4.10. Grafik kecemasan menurut tingkat pendidikan Pada grafik menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menurut
pendidikan responden pada kelompok kontrol sebelum operasi yang mempunyai pendidikan kurang sembilan tahun mencapai 51,43 dan
sesudah operasi menjadi 42,86, sedang pendidikan lebih 9 tahun tingkat kecemasan mencapai
20,00 dan sesudah operasi menjadi 8,57 Sedangkan pada kelompok perlakuan sebelum operasi dengan pendidikan
kurang 9 tahun sebanyak 37,14 dan sesudah operasi menjadi 25,71,
79
sedangkan kelompok perlakuan dengan pendidikan lebih 9 tahun baik sebelum maupun sesudah operasi 0,00.
b. Faktor Usia
Syaifudin 1998, menspesifikasikan umur dalam tiga kategori, yaitu kurang 20 tahun tergolong muda, umur 20-30 tahun tergolong
menengah dan lebih 30 tahun tergolong tua. Dalam kurun reproduksi sehat bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30
tahun. Dan faktor umur yang lebih muda akan lebih mudah menderita stres dari pada usia tua Soewandi, 1987.
Responden yang dilakukan penelitian sebanyak 70 pasien dengan rincian kelompok umur sebagai berikut:
Tabel 4.10. Distribusi Kecemasan menurut kelompok usia dan Objek
Responden 20 Th
20-30 30
∑ Kontrol
1 25
9 35
Perlakuan 3
19 13
35
Dalam penelitian ini, secara deskripsi kecemasan responden menurut faktor kelompok usia, dapat dilihat pada tabel 4.11. Distribusi kecemasan
menurut kelompok usia, Pre-Post Operasi
Kontrol Perlakuan
Responde n
20 20-
30 30
20 20-
30 30
Pre-Op 1
18 6
1 4
8 PostOp
13 5
1 3
5
80
Gambar 4.11. Grafik Distribusi Cemas Kelompok Umur c.
Jumlah Persalinan Peristiwa persalinan adalah suatu fenomena fisiologis yang normal
dan menakutkan, pengalaman dalam proses persalinan sebelumnya merupakan pertimbangan dalam menyikapi persalinan yang akan datang,
sebagaimana dalam penelitian ini bahwa responden mengalami kecemasan terlihat pada ibu yang baru pertama atau kedua kali
melakukan persalinan dibandingkan ibu yang melahirkan lebih tiga kali. Tampak dalam tabel 4.12. Distribusi kecemasan Responden menurut
jumlah dalam persalinan. Tabel 4.12. Distribusi kecemasan menurut jumlah persalinan.
Pre-Op Post-Op
Koresponden 1X
2X 3X
1X 2X
3X Kontrol
14 9
2 10
7 1
Perlakuan 8
3 2
6 2
1
Terlihat dalam tabel 4.12. bahwa pada kelompok kontrol maupun perlakuan bagi ibu yang pertama kali melahirkan akan cenderung
mengalami kecemasan.
81
Gambar 4.12. Grafik Kecemasan Menurut Jumlah Persalinan
d. Faktor Penyebab dilakukan Operasi Seksio Sesarea.
Faktor penyebab dilakukannya operasi seksio sesarea adalah 1 Perdarahan antepertum, 2. Pre eklamsi berat, 3. Gawat janin, 4.
Induksi gagal, 5. Disporposio kepala panggul, 6. Kelainan letak, 7. Kala dua tak maju, 8. Syarat vaccum ektraksi tak terpenuhi,
sebagaimana tercantum dalam tabel 4.13 dan tabel 4.14 dibawah ini. Tabel 4.13. Distribusi kecemasan menurut faktor penyebab operasi
kelompok kontrol.
Responden Indikasi Operasi
1 2
3 4
5 6
7 8
Kelompok Kontrol
1 9
7 2
9 7
Pre-Op 6
6 1
7 5
Post-Op 5
5 5
3
82
Tabel 4.14. Distribusi kecemasan responden menurut faktor penyebab operasi kelompok perlakuan.
RespondenIndika si Operasi
1 2
3 4
5 6
7 8
Perlakuan 8
4 7
3 10
2 1
Pre-Op 5
2 2
4 Post-Op
4 2
1 2
Kecemasan responden pada kelompok kontrol sebagaian besar disebebkan oleh faktor terjadinya : kondisi gawat janin, induksi gagal,
disporposio kepala panggul dan kelainan letak, sebagaimana terlihat dalam grafik batang pada gambar 4.13. dibawah ini.
Grafik 4.13. Distribusi kecemasan menurut penyebab operasi pada kelompok kontrol.
Kecemasan responden pada kelompok perlakuan sebagaian besar disebebkan oleh faktor terjadinya : pre-eklamsi berat, kondisi gawat
janin, induksi gagal, disporposio kepala panggul dan kelainan letak, sebagaimana terlihat dalam grafik batang gambar 4.14. dibawah ini.
83
Grafik 4.14. Grafik kecemasan menurut penyebab operasi kelompok perlakuan.
Kecemasan yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab operasi seksio sesarea, ternyata tidak mempunyai dampak yang berbeda artinya
kecemasan terjadi pada setiap penyebab dilakukannya operasi dan faktor penyebab satu dengan lainnya tidak ada hubungannya. sebagaimana
terlihat pada grafik batang pada gambar 4.15 dibawah ini.
Grafik 4.15. Gambar kecemasan menurut faktor penyebab operasi
84
Sedangkan faktor penyebab yang menjadikan kecemasan, dari faktor satu dengan lainnya tidak menunjukkan perbedaan artinya pasien dengan
penyebab apa saja untuk melakukan operasi sesarea pasien akan tetap mengalami kecemasan dan kecemasan akan berkurang setelah operasi
telah dilaksanakan, hal ini terjadi pada kelompok kontrol maupun perlakuan.
85
B. Hasil Analisis Data