2.4 Sejarah Steganografi
Steganografi sudah dikenal oleh bangsa Yunani. Herodotus, penguasa Yunani, mengirim pesan rahasia dengan menggunakan kepala budak atau prajurit sebagai
media. Dalam hal ini, rambut budak dibotaki, lalu pesan rahasia ditulis pada kulit kepala budak. Ketika rambut budak tumbuh, budak tersebut diutus untuk membawa
pesan rahasia dibalik rambutnya.
Bangsa Romawi mengenal steganografi dengan menggunakan tinta tak-tampak invisible ink untuk menuliskan pesan. Tinta tersebut dibuat dari campuran sari buah,
susu, dan cuka. Jika tinta digunakan untuk menulis, maka tulisannya tidak tampak. Tulisan di atas kertas dapat dibaca dengan cara memanaskan kertas tersebut. Saat ini
di negara-negara yang melakukan penyensoran informasi, steganografi sering digunakan untuk menyembunyikan pesan-pesan melalui gambar gambars, video,
atau suara audio.
Steganografi sudah digunakan sejak dahulu kala sekitar 2500 tahun yang lalu untuk kepentingan politik, militer, diplomatik, serta untuk kepentingan pribadi sebagai
alat. Beberapa contoh penggunaan steganografi pada masa lampau di antaranya:
1. Pada tahun 480 sebelum masehi, seseorang berkebangsaan Yunani yaitu
Demaratus mengirimkan pesan kepada polis Sparta yang berisi peringatan mengenai penyerangan Xerxes yang ditunda. Teknik yang digunakan adalah
dengan menggunakan meja yang telah diukir kemudian diberi lapisan lilin
Universitas Sumatera Utara
untuk menutupi pesan tersebut, dengan begitu pesan dalam meja dapat disampaikan tanpa menimbulakn kecurigaan oleh para penjaga.
2. Pada abad ke 5 sebelum Masehi, Histaiacus mengirimkan pesan kepada
Aristagoras Miletus untuk memberontak terhadap raja Persia. Pesan disampaikan dengan cara mencukur kepala pembawa pesan dan mentato
kepalanya dengan pesan tersebut. Kemudian saat rambutnya tumbuh kembali, pembawa pesan dikirimkan dan pada tempat tujuan rambutnya kembali
digunduli dan pesan akan terbaca. 3.
Pada perang dunia II, Jerman menggunakan microdots untuk berkomunikasi. Penggunaan teknik ini biasa digunakan pada microfilm chip yang harus
diperbesar sekitar 200 kali. 4.
Pada perang dunia II, Amerika Serikat menggunakan suku Indian Navajo sebagai media untuk berkomunikasi.
Pada abad 20, steganografi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Selama berlangsung perang Boer, Lord Boden Powell pendiri gerakan kepanduan
yang bertugas untuk membuat tanda posisi sasaran dari basis artileri tentara Boer, untuk alasan keamanan, Boden Powell menggambar peta-peta posisi musuh pada
sayap kupu-kupu agar gambar-gambar peta sasaran tersebut terkamuflase.
Dari contoh-contoh steganografi konvensional tersebut dapat dilihat bahwa semua teknik steganografi konvensional berusaha merahasiakan komunikasi dengan
cara menyembunyikan pesan ataupun mengkamuflase pesan. Sesungguhnya prinsip dasar dalam steganografi lebih dikonsentrasikan pada kerahasian komunikasinya
bukan pada datanya.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Tujuan Kriptografi