Identifikasi Jamur Persentase Penghambatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Identifikasi Jamur

Hasil biakan murni 4 isolat jamur yang berasal dari tanaman cabai yang terserang penyakit dan tanah perakaran tanaman cabai yang sehat. Selanjutnya ke-4 isolat jamur ini dilakukan penapisan secara in-vitro untuk melihat kemampuannya sebagai agens hayati. Ke-4 isolat jamur tersebut diidentifikasi Tabel 1 Tabel 1. Hasil identifikasi jamur asal cabai No Genus Ciri-Ciri Asal 1. Fusarium Makrokonidia - Warna koloni atas putih, warna miselium putih, - warna bawah putih campur sedikit hitam, - cawan petri penuh. Mikrokonidia - Spora berbentuk oval a, - hipa mempunyai dinding dan septa b, - mikrokonidia membengkok sehingga terlihat seperti bulan sabit c. 2. Trichoderma virdae Makrokonidia - Warna koloni hijau berserak, - sangat cepat memenuhi cawan petri, hari ke 7 a b c Universitas Sumatera Utara Mikrokonidia - Hifa mempunyai sekat a. - percabangan yang membentuk sudut 45 dan 90 derjat b, - fialid berbentuk botol panjang, dan konidia berbentuk globuse c. 3. Trichoderma koningii Makrokonidia - Warna koloni hijau kekuningan - Koloni tumbuh menyebar Mikrokonidia - Hifa bercabang a, - Ujung hifa membetuk oval b. a b c a b Universitas Sumatera Utara 4. Trichoderma harzianum Makrokonidia - Bentuk koloni di cawan Petri seperti bunga, - warna koloni bagian atas putih kehijauan Mikrokonidia - Fialid tampak langsing pada ujung konidiofor a - Konidiofor bercabang b - 5. Gliocladium virens Makrokonidia - Warna koloni putih kehijauan, - miselium tidak teratur, pertumbuhan koloni rata dan tebal - tepi koloni juga tidak rata dan berwarna putih kabur Mikrokonidia - hifa bersepta dan hialin a, - Konidia berbentuk ovoid berbentuk telur dengan satu ujungnya menyempit b.

2. Persentase Penghambatan

a b a b Universitas Sumatera Utara Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa nilai persentase penghambatan jamur antagonis berpengaruh sangat nyata terhadap F. oxysporum. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 dan Lampiran 2-7. Tabel 2. Persentase penghambatan jamur Trichoderma sp. Dan Gliocladium virens terhadap F. oxysporum Perlakuan Pengamatan- 1HSI 2HSI 3HSI 4HSI 5HSI 6HSI 7HSI T0 0.0 d 0.0 c 0.0 b 0.0 d 0.0 d 0.0 c 0.0 d T1 0.0 d 0.0 c 0.0 b 0.0 d 0.0 d 0.0 c 0.0 d T2 0.0 d 0.0 c 0.0 b 0.0 d 0.0 d 0.0 c 0.0 d T3 0.0 d 0.0 c 0.0 b 0.0 d 0.0 d 0.0 c 0.0 d T4 0.0 d 0.0 c 0.0 b 0.0 d 0.0 d 0.0 c 0.0 d T5 0.0 d 0.0 c 0.0 b 0.0 d 0.0 d 0.0 c 0.0 d T6 24.4 a 14.1 b 31.7 a 49.1 b 57.8 bc 61.0 b 62.3 c T7 18.9 b 17.9 ab 34.7 a 39.5 c 55.0 c 59.2 b 65.9 b T8 6.7 c 15.2 ab 29.1 a 55.4 a 61.3 ab 62.5 b 72.5 a T9 12.2 c 19.7 a 37.2 a 49.3 b 63.4 a 67.4 a 71.6 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak duncan pada taraf 5. T1: F. oxysporum, T2 : T. virdae, T3: T. Koningii, T4: T. harzianum , T5: G. virens, T6: F. oxysporum + T. virdae T7: F. oxysporum + T . koningii, T8: F. oxysporum + T. harzianum, T9: F. oxysporum, + G. virens HSI : Hari Setelah Inokulasi Hubungan antara persentase penghambatan dengan pengaruh inokulasi F. oxysporum dan jamur Trichoderma sp. Dan Gliocladium virens dapat dilihat pada Gambar 3. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Hubungan antara persentase penghambatan dengan pengaruh inokulasi F. oxysporum dan jamur Trichoderma sp. Dan Gliocladium virens. Tabel 2 menunjukkan bahwa F. oxysporum mengalami hambatan pertumbuhan karena kehadiran jamur Trichoderma sp. Dan Gliocladium virens. Persentase penghambatan tertinggi pada 7 hsi terdapat pada perlakuan T8 T. harzianum + F. oxysporum yaitu sebesar 72,5 . sedangkan persentase penghambatan terendah terdapat pada perlakuan T6 T. viridae + F. oxysporum yaitu sebesar 62,3 . T. harzianum menghasilkan beberapa antibiotik, di antaranya antibiotik peptaibol yang bekerja secara sinergis dengan enzim ß 1,3 glukanase, senyawa furanon yang membantu proses penghambatan terhadap F. oxysporum. Hal ini sesuai dengan literatur Mukarlina 2010, yang menyatakan bahwa asam amino bebas seperti asam aspartat, asam glutamat, alanin, leusin dan valin serta dua senyawa ninhidrin positif lainnya yang dihasilkan T. harzianum secara in vitro juga dapat menurunkan patogenitas cendawan patogen. Pengambilan data persentase penghambatan dilakukan saat terjadi pertemuan miselium antara koloni F. oxysporum dan jamur Trichoderma sp. Dan G. virens. Pada Gambar 6 pertumbuhan jamur Trichoderma sp. Dan G. virens mendekati F. oxysporum menyebabkan F. oxysporum terhambat pertumbuhannya. Penghambatan ini bisa dikarenakan adanya persaingan yang dibentuk dari kedua isolat. baik persaingan ruang tumbuh, nutrisi, dan sebagainya. Menurut Agustina 2013 Trichoderma sp. dapat Universitas Sumatera Utara A B menekan pertumbuhan patogen dengan cara melilit hifa patogen, mengeluarkan enzim β-1,3 glukonase dan kitinase yang dapat menembus dinding sel inang. Selanjutnya Sudhanta 2010 menyatakan bahwa jamur endofit dan saprofit apabila ditumbuhkan bersama pada medium PDA dalam satu cawan Petri tidak saling menghambat pertumbuhan, artinya kedua jamur ini di dalam tanah dapat bersinergis dalam mengendalikan jamur F. oxysporum. Gambar 4. Pengujian inhibiting zone 7 HSI A T6, B T7, C T18, D T9, Keterangan: a. F. oxysporum, b. Jamur Trichoderma sp., c. G. virens

3. Tinggi tanaman cm

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektivitas Jamur Spicaria sp (Mooniliaales; Moniliaceae) Untuk Mengendalikan Hama-Hama Penting Pada Tanaman Kacang Hijau ( Phaseolus radiatus. L)

1 31 62

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. dalam Mengendalikan Penyakit Rebah Semai (Phytium spp.) pada Tanaman Tembakau deli (Nicotiana tabaccum L.) di Pembibitan

1 84 59

Penggunaan Jamur Antagonis Gliocladium virens Miller untuk Menghambat Pertumbuhan Penyakit Fusarium oxysporum f. sp. passiflora pada Pembibitan Markisa di Rumah Kassa

5 48 107

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

1 2 64

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

2 2 9

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

0 1 13

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

0 0 8

PENDAHULUAN Latar Belakang - Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

0 9 10

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

1 22 12