26
BAB IV
PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN
4.1
Umum
Untuk melihat pengaruh eksitasi satu phasa terbuka terhadap tegangan yang dihasilkan generator induksi, dilakukan dua pengujian beban nol generator
induksi penguatan sendiri MISG. Dimana untuk salah satu pengujian dilepaskan salah satu hubunagn kapasitor eksitasi generator induksi. Dengan membandingkan
kedua hasil pengujian tersebut dapat dilihat pengaruh eksitasi satu phasa terbuka terhadap tegangan yang dihasilkan generator induksi penguatan sendiri MISG.
Tetapi sebelum itu diperlukan parameter motor yang digunakan sebagai generator induksi. Parameter yang diperlukan adalah kapasitor eksitasi yang
diperlukan generator induksi tersebut. Parameter tersebut digunakan untuk mencocokkan kapasitor eksitasi sebagai sumber eksitasi generator induksi
tersebut. Parameter tersebut diperoleh dengan mengukur arus magnetisasi motor tersebut dalam keadaan beban nol.
4.2 Penentuan Nilai Kapasitor
Apabila kapasitor yang dirangkai pada generator induksi penguatan sendiri adalah hubungan delta
∆ , maka : P
out
= 2,2 Kw Cos θ = 0,67
Daya yang dibutuhkan mesin ketika beroperasi sebagai motor : S =
VI
Universitas Sumatera Utara
27 = 1,73 x 380 x 6,2
= 4,07 kVA Daya aktif yang diserap :
P = S cos θ = 4,07 x 0,67
= 2,72 kW Daya reaktif yang diserap :
= 3,02 kvar Ketika mesin beroperasi sebagai generator induksi, kapasitor harus
mensuplai paling sedikit 3,02 : 3 = 1 kvar per phasa. Tegangan per phasa adalah 380 V karena kapasitor terhubung delta. Dengan begitu, arus kapasitif per phasa
ialah I
C
=
2,33 A Reaktansi kapasitif per phasa adalah
X
=
163,09 Ω
Kapasitansi per phasa paling sedikit seharusnya C
Universitas Sumatera Utara
28
19,5 µF
Nilai kapasitor yang dipasang sangat menentukan terbangkitnya tegangan atau tidak. Untuk terbangkitnya tegangan generator induksi, nilai kapasitor yang
dipasang harus lebih besar dari nilai kapasitor minimum yang diperlukan untuk proses eksitasi. Jika kapasitor yang dipasang lebih kecil dari kapasitor minimum
yang diperlukan, maka proses pembangkitan tegangan tidak akan berhasil. Jadi kapasitor per - phasa terhubung
∆ yang dibutuhkan generator untuk dapat membangkitkan ggl adalah sebesar 20 µF. Untuk kapasitor yang terhubung secara
Y, kapasitor per - phasa yang dibutuhkan tiga kali kapasitor yang terhubung secara
∆, yaitu 60 µF.
4.3 Percobaan Beban Nol Generator Induksi Penguatan sendiri
A. Rangkaian Percobaan Eksitasi Terhubung Tiga Phasa
Gambar 4.1 Rangkaian percobaan beban nol generator induksi penguatan sendiri
Universitas Sumatera Utara
29
B. Rangkaian Percobaan Beban Nol Eksitasi Satu Phasa Terbuka
KAPASITOR EKSITASI
M DC
M INDUKSI
A2 P
T D
C 1
P T D C 2
A3
SUMBER TEGANGAN
DARI PLN PENGAMAN
MCB SEKERING
NT NS P T AC
Gambar 4.2 Rangkaian percobaan beban nol generator induksi penguatan sendiri dengan eksitasi satu phasa terbuka
C. Prosedur Percobaan
1. Motor induksi dikopel dengan motor DC. Setelah itu rangkaian percobaan
disusun seperti gambar 4.2. 2.
Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan pengatur tegangan dalam posisi minimum.
3. Switch 1 ditutup dan atur PTAC
1
sampai dengan tegangan 380 Volt. 4.
PTDC
2
diatur sehingga amperemeter A
3
mencapai harga arus penguat nominal.
Switch 2 ditutup, kemudian PTDC
1
dinaikkan secara bersamaan hingga putaran motor DC sama dengan putaran motor induksi n
r
= n
s
.
Universitas Sumatera Utara
30 5.
Switch 3 ditutup. Sehingga kapasitor mencharge dengan sendirinya. 6.
Pengatur PTAC diturunkan dan switch 1 dilepas, sehingga yang menyuplai daya ke motor induksi adalah kapasitor.
7. Kecepatan motor DC dinaikkan hingga 1400 rpm dengan kelipatan
kenaikan 200 rpm, ukur tegangan yang dihasilkan. 8.
Ukur tegangan yang dihasilkan generator induksi 9.
PTDC
1
diturunkan hingga posisi minimum dan lepas switch 2. 10.
Untuk percobaan eksitasi satu phasa terbuka, lepaskan satu hubungan kapasitor eksitasi
11. Lakukan percobaan 2-10
12. Percobaan selesai.
C. Data Hasil Percobaan
Kapasitor yang digunakan = 20 dan 40 mF 1.
Tegangan antar phasa dan tegangan per phasa Tabel 4.1 Tegangan antar phasa dan tegangan per phasa yang dihasilkan
generator induksi dengan kapasitor eksitasi 20 mF Kecepatan
Putaran
rpm
V
out
Volt
R-S R-T
S-T R-N
S-N T-N
- -
- -
- -
200 0,075
0,076 0,076
0,077 0,077
0,075
Universitas Sumatera Utara
31 400
0,079 0,08
0,08 0,078
0,078 0,078
600 0,084
0,083 0,084
0,08 0,08
0,081 800
0,085 0,085
0,085 0,083
0,082 0,082
1000 0,086
0,087 0,086
0,083 0,083
0,084 1200
0,088 0,089
0,089 0,084
0,085 0,084
1400 0,09
0,09 0,089
0,086 0,086
0,087
Table 4.2 Tegangan antar phasa dan tegangan per phasa yang dihasilkan generator induksi dengan kapasitor eksitasi 20 mF dan satu phasa eksitasi
terbuka Kecepatan
Putaran
rpm
V
out
Volt
R-S R-T
S-T R-N
S-N T-N
- -
- -
- -
200 0,07
0,071 0,07
0,071 0,07
0,07 400
0,072 0,073
0,073 0,072
0,073 0,073
600 0,074
0,074 0,075
0,073 0,074
0,074 800
0,075 0,075
0,076 0,075
0,075 0,076
1000 0,076
0,077 0,077
0,077 0,077
0,076 1200
0,078 0,079
0,079 0,078
0,078 0,078
1400 0,079
0,08 0,08
0,079 0,079
0,08
Universitas Sumatera Utara
32 1.
Tegangan antar phasa dan tegangan per phasa Table 4.3 Tegangan antar phasa dan tegangan per phasa yang dihasilkan
generator induksi dengan kapasitor eksitasi 40 mF Kecepatan
Putaran
rpm
V
out
Volt
R-S R-T
S-T R-N
S-N T-N
- -
- -
- -
200 0,1
0,1 0,1
0,1 0,1
0,1 400
0,12 0,12
0,12 0,12
0,12 0,11
600 0,14
0,13 0,13
0,14 0,14
0,13 800
0,15 0,15
0,15 0,16
0,17 0,16
1000 0,19
0,18 0,18
0,18 0,18
0,18 1200
0,20 0,21
0,21 0,21
0,20 0,21
1400 0,23
0,23 0,23
0,22 0,23
0,23
Table 4.4 Tegangan antar phasa dan tegangan per phasa yang dihasilkan generator induksi dengan kapasitor eksitasi 40 mF dan eksitasi terbuka
satu phasa Kecepatan
Putaran
rpm
V
out
Volt
R-S R-T
S-T R-N
S-N T-N
- -
- -
- -
200 0,09
0,091 0,09
0,09 0,09
0,089
Universitas Sumatera Utara
33 400
0,093 0,093
0,093 0,092
0,093 0,092
600 0,096
0,095 0,096
0,097 0,096
0,095 800
0,098 0,099
0,098 0,099
0,098 0,098
1000 0,12
0,11 0,11
0,11 0,1
0,1 1200
0,12 0,12
0,12 0,13
0,13 0,12
1400 0,13
0,13 0,13
0,13 0,13
0,13
D. Kurva Hasil Percobaan Beban Nol Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kapasitor Eksitasi 20 mF
1. Kurva tegangan antar phasa, kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi terhubung tiga phasa
Gambar 4.3 kurva kecepatan putaran vs vout
Universitas Sumatera Utara
34 2. Kurva tegangan antar phasa kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi
terbuka satu phasa
Gambar 4.4 kurva kecepatan putaran vs vout satu phasa eksitasi terbuka 3. Kurva tegangan per phasa, kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi
terhubung tiga phasa
Gambar 4.5 Kurva tegangan per phasa kecepatan putaran vs Vout
Universitas Sumatera Utara
35 4. Kurva tegangan per phasa, kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi
terbuka satu phasa
Gambar 4.6 kurva tegangan per phasa kecepatan putaran vs vout
E. Kurva Hasil Percobaan Beban Nol Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kapasitor Eksitasi 40 mF
1. Kurva tegangan antar phasa, kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi terhubung tiga phasa
Gambar 4.7 kurva kecepatan putaran vs vout
Universitas Sumatera Utara
36 2. Kurva tegangan antar phasa, kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi
terbuka satu phasa
Gambar 4.8 kurva kecepatan putaran vs Vout 3. Kurva tegangan per phasa, kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi
terhubung tiga phasa
Gambar 4.9 Kurva tegangan per phasa kecepatan putaran vs Vout
Universitas Sumatera Utara
37 4. Kurva tegangan per phasa, kecepatan putaran vs tegangan keluaran eksitasi
terbuka satu phasa
Gambar 4.10 Kurva tegangan perphasa kecepatan putaran vs Vout
4.4 Analisis Hasil Pengujian
4.4.1 Perbandingan Tegangan Percobaan Beban Nol Generator Induksi Dengan Kapasitor Eksitasi 20mF Terhadap Tegangan Percobaan
Beban Nol Gnerator Induksi Dengan Kapasitor Eksitasi 20mF dan Eksitasi Satu Phasa Terbuka
= Tegangan phasa percobaan beban nol generator induksi
= Tegangan phasa percobaan beban nol generator induksi dengan eksitasi satu phasa terbuka.
Universitas Sumatera Utara
38 •
Pada putaran 200 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 6,66
- Phasa R-T =
x 100 = 6,57
- Phasa S-T =
x 100 = 7,89 •
Pada putaran 400 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 8,86
- Phasa R-T =
x 100 = 8,75
- Phasa S-T =
x 100 = 8,75 •
Pada putaran 600 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 11,9
- Phasa R-T =
x 100 = 10,84
- Phasa S-T =
x 100 = 10,71 •
Pada putaran 800 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 11,76
- Phasa R-T =
x 100 = 11,76
Universitas Sumatera Utara
39 -
Phasa S-T = x 100 = 10,58
• Pada putaran 1000 rpm
- Phasa R-S =
x 100 = 11,62
- Phasa R-T =
x 100 = 11,50
- Phasa S-T =
x 100 = 10,46 •
Pada putaran 1200 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 11,36
- Phasa R-T =
x 100 = 11,23
- Phasa S-T =
x 100 = 11,23 •
Pada putaran 1400 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 12,22
- Phasa R-T =
x 100 = 11,11
- Phasa S-T =
x 100 = 10,11
Universitas Sumatera Utara
40
4.4.2 Perbandingan Tegangan Percobaan Beban Nol Generator Induksi Dengan Kapasitor Eksitasi 40mF Terhadap Tegangan Percobaan
Beban Nol Generator Induksi Dengan Kapasitor Eksitasi 40mF dan Eksitasi Satu Phasa Terbuka
= Tegangan phasa percobaan beban nol generator induksi = Tegangan phasa percobaan beban nol generator
induksi dengan eksitasi satu phasa terbuka
• Pada putaran 200 rpm
- Phasa R-S =
x 100 = 10
- Phasa R-T =
x 100 = 9
- Phasa S-T =
x 100 = 10 •
Pada putaran 400 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 22,5
- Phasa R-T =
x 100 = 22,5
- Phasa S-T =
x 100 = 22,5
Universitas Sumatera Utara
41 •
Pada putaran 600 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 31,42
- Phasa R-T =
x 100 = 26,92
- Phasa S-T =
x 100 = 26,15 •
Pada putaran 800 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 34,66
- Phasa R-T =
x 100 = 34
- Phasa S-T =
x 100 = 34,66 •
Pada putaran 1000 rpm -
Phasa R-S = x 100 = 36,84
- Phasa R-T =
x 100 = 38,88
- Phasa S-T =
x 100 = 38,88 •
Pada putaran 1200 rpm
- Phasa R-S =
x 100 = 40
- Phasa R-T =
x 100 = 42,8
- Phasa S-T =
x 100 = 42,8
Universitas Sumatera Utara
42 •
Pada putaran 1400 rpm
- Phasa R-S =
x 100 = 43,47
- Phasa R-T =
x 100 = 43,47
- Phasa S-T =
x 100 = 43,47
Universitas Sumatera Utara
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan