Trian Pamungkas Alamsyah, 2015 PENERAPAN MOD EL AD VANCE ORGANIZER D ENGAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS D AN KREATIF SERTA SELF-ESTEEM MATEMATIS
SISWA MAD RASAH TSANAWIYAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, sehingga diharapkan melalui pola pikir matematika manusia akan sanggup menghadapi
berbagai perubahan keadaan yang selalu berkembang. Sejalan dengan hal tersebut Suherman 2003 menyatakan bahwa matematika adalah sarana berpikir, dengan
demikian konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep-konsep yang paling sederhana sampai pada
konsep yang paling kompleks. Sikap dan cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran matematika, karena matematika
memiliki struktur serta keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan siapapun yang mempelajarinya terampil untuk berpikir matematis.
Ditinjau dari kekompleksan aktivitasnya, kemampuan berpikir matematis dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu tingkat berpikir rendah dan tingkat
berpikir tinggi. Kemampuan berpikir matematika tingkat rendah bersifat rutin, sederhana, dan hampir dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa. Sedangkan
kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi bersifat tidak rutin, lebih kompleks dan memerlukan kemampuan matematik lain untuk melaksanakannya
Sumarmo, 2013. Beberapa kemampuan berpikir matematis yang tergolong tingkat tinggi diantaranya adalah kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Kemampuan berpikir,
baik berpikir kritis maupun berpikir kreatif
merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki siswa agar siswa dapat memecahkan masalah. Mulyana 2008 mengemukakan bahwa siswa harus
memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, sistematis, komunikasi serta kemampuan dalam bekerja sama secara efektif. Cara berpikir seperti ini
diperlukan dalam mempelajari matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsep-konsepnya sehingga
memungkinkan siswa terbiasa untuk menggunakan keterampilan-keterampilan di
Trian Pamungkas Alamsyah, 2015 PENERAPAN MOD EL AD VANCE ORGANIZER D ENGAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS D AN KREATIF SERTA SELF-ESTEEM MATEMATIS
SISWA MAD RASAH TSANAWIYAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
atas dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif matematis pada saat siswa dalam pemecahan masalah.
Selain itu, pentingnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif dilatihkan kepada siswa didukung oleh visi pendidikan matematika yang mempunyai dua
arah pengembangan, yaitu memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang Sumarmo, 2013. Visi pertama untuk masa kini, memiliki arti bahwa
pembelajaran matematika mengarah pada pemahaman konsep-konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lain.
Visi kedua untuk kebutuhan masa yang akan datang atau mengarah ke masa depan, mempunyai arti lebih luas, yaitu pembelajaran matematika memberikan
kemampuan nalar yang logis, sistematis, kritis, cermat, serta berpikir objektif dan terbuka.
Pembelajaran matematika
memiliki sumbangan
yang penting
untuk perkembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, karena aspek kemampuan
berpikir kritis dan kreatif adalah aspek kompetensi yang harus dimiliki dalam diri setiap individu siswa agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Namun
kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa masih kurang diperhatikan.
Berdasarkan hasil penelitian Rohaeti 2008 dan Kartini 2011 menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa masih berada dalam kategori
sedang dan rendah sedangkan kategori tinggi belum cukup baik. Sementara penelitian yang dilakukan Fardah 2012 mengenai kemampuan berpikir kreatif
matematis, diperoleh temuan bahwa dari keseluruhan objek penelitian, terdapat 46,67 siswa tergolong memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis yang
rendah, 33,33
siswa berkategori sedang, dan 20 siswa tergolong
berkemampaun berpikir kreatif tinggi. Salah satu pendekatan yang dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran
adalah pendekatan saintifik. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran yang menerapkan metode ilmiah dan menekankan pada proses pencarian
pengetahuan daripada transfer pengetahuan. Hal ini menyebabkan siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
Trian Pamungkas Alamsyah, 2015 PENERAPAN MOD EL AD VANCE ORGANIZER D ENGAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS D AN KREATIF SERTA SELF-ESTEEM MATEMATIS
SISWA MAD RASAH TSANAWIYAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dan
guru sebagai
fasilitator yang
membimbing serta
mengkoordinasikan kegiatan belajar Kemdikbud, 2013. Hasil akhir yang diharapkan dalam pendekatan saintifik yakni melahirkan siswa yang produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta adanya kesimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik
soft skill
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
hard skill
dari siswa. Didalam pendekatan saintifik juga dilatih tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi,
sedangkan berpikir kritis dan kreatif merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi.
Selain itu
aktivitas belajar matematika diupayakan dengan belajar
bermakna, sehingga dapat membangung pola pikir siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Strategi-strategi yang dilakukan untuk memecahkan
masalah diupayakan sejalan dengan struktur kognitif yang ada di dalam pikiran siswa, sehingga pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan baik.
Model
advanced organizer
dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa atau pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana
mengelola, memperjelas dan memeliharan pengetahuan tersebut dengan baik. Dengan kata lain struktur kognitif harus sesuai dengan jenis pengetahuan,
seberapa banyak pengetahuan tersebut dan bagaimana pengetahuan ini dikelola Ausubel dalam Joyce, Weil Calhoun, 2002.
Selain itu model
advanced organizer
menitikberatkan pada bagaimana proses siswa mengaitkan pengetahun baru dengan pengetahuan sebelumnya yang
mengakibatkan struktur kognitif siswa menjadi lebih baik sehingga muncul belajar bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Ausubel Joice, Weil
Calhoun, 2000 yang menyatakan bahwa struktur kognitif merupakan faktor utama yang menentukan suatu materi atau konsep baru itu termasuk bermanfaat
atau tidak, dan bagaimana pengetahuan baru dapat diperoleh dan dipertahankan dengan baik. Hal ini yang membedakan belajar bermakna dengan belajar secara
hapalan. Selain faktor kognitif, hal lain yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah faktor afektif Pujiastuti, 2014. Faktor kognitif adalah kemampuan
Trian Pamungkas Alamsyah, 2015 PENERAPAN MOD EL AD VANCE ORGANIZER D ENGAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS D AN KREATIF SERTA SELF-ESTEEM MATEMATIS
SISWA MAD RASAH TSANAWIYAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
intelektual siswa
dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah,
sedangkan faktor afektif adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan penilaian siswa terhadap sesuatu hal, dalam hal ini adalah pelajaran matematika.
Salah satu faktor afektif tersebut adalah
self-esteem
siswa dalam matematika. Rosenberg Pujiastuti, 2014 mendefinisikan
self-esteem
sebagai suatu keseluruhan penilaian positif atau negatif seseorang terhadap dirinya sendiri atau
dapat pula dikatakan suatu evaluasi yang menyeluruh tentang bagaimana seseorang menilai dirinya. Biswas Rohaeti, 2012 juga menjelaskan bahwa
self- esteem
terkait dengan segala hal tentang seberapa besar kita merasa dihargai, dicintai, diterima, dianggap baik oleh orang lain dan seberapa besar kita
menghargai, mencintai, dan menerima diri kita. Seseorang dengan
self-esteem
yang baik dapat merasakan kebaikan yang ada pada dirinya, menghargai kemampuan yang dimiliki serta merasa bangga dengan prestasi yang diraih.
Pujiastuti 2014 menyatakan bahwa
self-esteem
matematis sangat penting untuk dimiliki siswa. Ketika dalam diri siswa telah terbentuk
self-esteem
matematis yang baik, siswa akan selalu optimis serta tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagai masalah matematis.
Prestasi belajar dan
self-esteem
saling mempengaruhi satu sama lain. Artinya jika prestasi belajar siswa meningkat maka
self-esteem
siswa meningkat, sebaliknya meningkatkan
self-esteem
siswa akan berpengaruh terhadap peningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Pujiastuti 2014 dan Hembree Opacic Kadijevich, 2000 dimana ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat
self-esteem
siswa dalam matematika dan kemampuan pemecahan masalah matematis.
Dalam penelitian ini selain aspek pembelajaran ditinjau pula aspek kemampuan awal matematis KAM siswa. Dengan membagi siswa kedalam tiga
kelompok berdasarkan
KAM tinggi,
sedang, rendah, tujuannya untuk mengetahui apakah implementasi model
advance organizer
dengan pendekatan saintifik dapat merata diseluruh kategori kemampuan siswa atau hanya pada
kategori kemampuan siswa tertentu saja. Galton Ruseffendi, 1991 berpendapat bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan berbeda dalam proses pembelajaran
matematika artinya dari sekelompok siswa yang tidak dipilih secara khusus, akan
Trian Pamungkas Alamsyah, 2015 PENERAPAN MOD EL AD VANCE ORGANIZER D ENGAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS D AN KREATIF SERTA SELF-ESTEEM MATEMATIS
SISWA MAD RASAH TSANAWIYAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
selalu dijumpai siswa yang kemampuannya berada pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di kelas kemampuannya akan
bersifat heterogen. Sehingga diperlukan pembelajaran yang diarahkan agar dapat mengakomodasi kemampuan siswa yang bersifat heterogen tersebut salah satunya
model
advance organizer
dengan pendekatan saintifik. Diharapkan model
advance organizer
dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta
self-esteem
matematis siswa pada berbagai tingkatan KAM.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Advanced Organizer
Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Serta
Self-Esteem
Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah ”.
B. Rumusan Masalah