Bandung Indie Music Community : dinamika musik sebagai ekspresi dalam arsitektur
Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name
Alamat / Address
Kode Post / Postal Code
Nomor Telepon / Phone
Email
Jenis Kelamin / Gender
Tanggal Kelahiran / Date of Birth
Status Marital / Marital Status
Warga Negara / Nationality
Agama / Religion
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
ISMAIL SOLEHUDIN
Jalan Saluyu 11a no.4 Riung Bandung
40286
085794584795
[email protected]
Laki-laki
20 Januari 1989
Mahasiswa
Indonesia
Islam
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
Educational and Professional Qualification
Jenjang Pendidikan
Education Information
Periode
99
02
08
2001-2004
2005-2008
2008-2012
:
Sekolah / Institusi /
Universitas
SDN SUKAWANGI
SMPN 2 CICALENGKA
SMA ISLAM CIPASUNG
Universitas Komputer
Indonesia
Jurusan
IPA
Teknik
Arsitektur
Jenjang
SD
SMP
SMAI
S1
BANDUNG INDIE MUSIC COMMUNITY
Tema
Dinamika Musik Sebagai Ekspresi Dalam Arsitektur
LAPORAN PERANCANGAN
AR 38313S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER XI TAHUN 2013/ 2014
Sebagai Persyaratan untuk Memenuhi Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
O le h :
ISMAIL SOLEHUDIN
104 08 0 06
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
TAHUN 2013
BANDUNG INDIE MUSIC COMMUNITY
Tema
Dinamika Musik Sebagai Ekspresi Dalam Arsitektur
Oleh :
ISMAIL SOLEHUDIN
104 08 0 06
Disetujui Oleh :
Bandung, 24 Agustus 2013
Dosen Pembimbing
Tri Wahyu Handayani, Ir., M.S.A.
Dekan Teknik dan Ilmu Komputer
Ketua Program Studi
Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc.
NIP: 4127 70 013
Dr. Salmon P. Martana, S.T., M.T.
NIP: 4127 70 12 001
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah
Yang Maha Esa, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat- sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai hari akhir
nanti.
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sajana Strata ( S1 ) adalah
membuat Tugas Akhir berupa desain dan laporan.
Selama penyusunan Tugas Akhir berupa desain dan laporan tidak sedikit
kesulitan
dan
hambatan
yang
dihadapi dan dialami penulis, baik yang
menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data dan sebagainya. Oleh karena
sebagai ungkapan rasa bangga penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT.
Ibu Tri Wahyu Handayani, Ir. M.S.A yang telah membimbing pengawasan selama
tugas akhir ini berlangsung.
Ibu Dhini D. Tantarto, ST., MT yang telah memberikan arahan yang baik hingga
terselesaikanya Tugas Akhir ini.
Ibu dan Ayah yang telah mendukung dan memberikan masukan – masukan dan
doa.
Teman – teman yang membantu dan mendukung hingga terselesaikanya Laporan
Kerka Praktik ini.
Akhirnya, penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, semoga
segala bantuan dan jasa baik dari berbagai pihak akan mendapatkan balasan dan
pahala yang sempurna dan berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Amin.
Bandung, Maret 2013
Penulis
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Error! No text of specified style in document.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………….…………………………......... i
KATA PENGANTAR ……………….…………………………………… ii
INTISARI
…........……….…………………………………………… iii
DAFTAR ISI….…………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. Vii
DAFTAR BAGAN…...……………………………………………………. X
DAFTAR TABEL.....………………………………………………………. X
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………… 1
1.1
Latar Belakang…….......................................................... 1
1.1.1 Pengertian Musik Indie…………………..………… 1
1.1.2 Sejarah Singkat Musik Indie Bandung………….... 2
1.2
Maksud dan Tujuan..………............................................ 3
1.2.1 Maksud……………………………………………. 3
1.2.1 Tujuan……………………………………………… 3
1.3
Masalah Perancangan.................................................... 4
1.3.1 Masalah Umum…………………………………… 4
1.3.2Masalah Desain…………………………………… 4
1.4
Pendekatan ………....................................................... 5
1.5
Ruang Lingkup atau batasan……................................... 6
1.6
Kerangka Berfikir….......................................................... 7
1.7
Sistematika Laporan………............................................. 8
DESKRIPSI PROYEK ……………………………………. 9
BAB II
2.1
Data umum Proyek……................................................... 9
2.1.1 Alasan Pemilihan Lokasi....................................... 9
2.1.2 Fasilitas……......................................................... 10
2.2
Program Kegiatan…......................................................... 11
2.3
Kebutuhan Ruang………................................................. 18
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
iv
2.4
Studi Banding………........................................................ 19
2.4.1 Dago Tea House……………………..……………. 19
2.4.2 The Venue Concert Hall……………..…………….. 20
2.4.3. Fame Station………………..…….………………. 22
BAB III
ELABORASI TEMA……………………………………… 23
3.1
Pengertian Tema……....................................................... 23
3.2
EloaborasiTema……........................................................ 24
BAB IV
ANALISIS………………………………….……………… 25
4.1
Analisis Funsional Bangunan………................................ 25
4.1.1 Permintakan ………….......................................... 25
4.1.2. Persyaratan teknis…………………...................... 26
4.1.2.1 Tinjauan Fasilitas Konser……………….. 26
4.1.2.2 Tinjauan Akustik Luar Bangunan………. 28
4.1.2.3 Tinjauan Akustik Dalam Bangunan (Auditorium)
……………………………………………………. 32
4.1.3. Organisasi Ruang……………………................... 38
4.1.4 Program Ruang…………………………………. 38
4.2
Analisis Kondisi Lingkungan…………............................. 52
4.2.1 Lokasi Perancangan............………..................... 52
4.2.2 Potensi Lahan…………….................................... 53
4.2.3 Aksesibilitas………………………........................ 54
4.2.4 Tata Guna Lahan…………………....................... 55
4.2.5
Orientasi Tapak…............................................... 56
4.2.6 Sirkulasi……………………………...................... 57
BAB V
KONSEP PERANCANGAN……………………………... 58
5.1
Konsep Dasar………………........................................... 58
5.2
Rencana Tapak……........................................................ 58
5.2.1. Permintakan.......................................................... 58
5.2.2. Tata Letak............................................................. 60
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
v
5.2.3. Gubahan Massa................................................... 61
5.2.4. Pencapaian……………........................................ 62
5.2.5. Hirarki Ruang…………......................................... 62
5.2.6. Sirkulasi…………………....................................... 63
5.2.7. Parkir…………………........................................... 63
5.2.8. Utilitas ………………............................................. 64
5.2.6. Tata Hijau………………….................................... 64
5.3
Bangunan……………..……............................................. 65
5.3.1. Konsep Bentuk……………................................... 65
5.3.2. Fungsi………………............................................. 66
5.3.3. Sirkulasi................................................................. 66
5.3.4. Struktur dan Konstruksi......................................... 67
5.3.5. Bahan ……………………..................................... 67
5.3.6. Desain Interior…………….................................... 68
5.3.7. Utilitas …………………........................................ 69
5.3.8. Pencegahan bahaya kebaka............................... 69
5.3.9. Penyelesaian Ruang Luar…................................. 70
BAB VI
DESAIN PERANCANGAN………………………………. 71
6.1
Peta Situasi………………………..................................... 71
6.2
Gambar Perancangan...................................................... 72
6.2.1 Block Plan………………………….……………. 72
6.2.2 Site Plan…………………………………………
73
6.2.3 Denah-Denah……………………………………
74
6.2.4 POTONGAN……………………………………..
75
6.2.5 Tampak………………………………………….. 77
6.2.6 Detail-Detail……………………………………… 78
6.2.7 Desain 3D………………….……………………
78
6.2.8
81
Maket………………………,………………….
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
vi
DAFTAR PUSTAKA…………………….......................................
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Bandung merupakan kota kreatif dengan berbagai industri kreatif yang
terdapat didalamnya, salah satunya yang berkembang pada saat ini
adalah berbagai komunitas musik indie. Musik indie berarti musik yang
berdiri sendiri, berbeda tanpa mengikuti arus atau tren yang telah
berkembang di industri nasional dengan tetap menjadi diri sendiri dalam
bermusik, dilihat dari salah satu potensi komunitas indie. Namun
dewasa ini keberadaan musik indie dan komunitasnya di Bandung tidak
mempunyai wadah khusus untuk menampung semua kegiatannya,
padahal musik indie merupakan kegiatan positif masyarakat yang bisa
mendukung industri kreatif yang ada didalamnya. Oleh karena itu
diperlukanlah wadah yang bisa menampung kegiatan para musisi indie
dan komunitasnya, sehingga dapat membantu mengembangkan
potensi para musisi indie dengan komunitasnya yang akan tetap hidup
dan bahkan berkembang.
Bandung Indie Music Comunity ingin menjadi wadah untuk komunitas
musik indie di Bandung sehingga dapat tetap menghidupkan image
Bandung sebagai kota kreatif yaitu salah satunya kreatif pada bidang
musik dan ekonomi mandiri.
1.1.1. Pengertian Musik Indie
Indie berasal dari kata independent yang berarti berdiri sendiri, musik
indie yaitu musik independent dalam hal distribusi, publikasi, promosi,
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
1
produksi dan pengolahan musik didalamnya. Musik indie cenderung
melawan arus musik industri karena musik mereka merupakan musik
yang sesuai kehendek hati mereka dalam bermain musik. Berbeda
dengan musik
industri pada umumnya, musik industri lebih
mengutamakan keuntungan pasar karena semua proses distribusi,
produksi, publikasi di atur oleh label dan otomatis musisi harus
memberikan keuntungan berupa materi untuk label dan komposisi
musik dan lirikpun harus dibatasi agar sesuai dengan telinga pasar.
1.1.2. Sejarah Singkat Musik Indie Bandung
Sebelum surat elektronik, internet dan televisi kabel masuk Inonesia,
anak band di Bandung tidak tahu sama sekali bagaimana cara
membuat rekaman. Pada pertengahan 1990an komunitas Punk Rock di
Bandung sudah marak, tapi karya mereka sudah putus setelah pentas.
Komunitas punk rock punya kebiasaan nongkrong di Bandung Indah
Plaza, an dari tradisi ini menghasilkan diskusi untuk keinginan
mendokumentasikan karya mereka meskipun mereka
tidak tau
bagaimana teknis mendokumentasikannnya itu, sehingga mereka
berhasil membuat kompilasi berjudul Bandung Punk Rock Storm yang
memuat lagu-lagu dari 17 band punk rock Bandung, semua proses
kreatif dilakukan oleh komunitas secara gotong royong. Karya mereka
tersebut didistribusikan dengan cara dijual perbuah ke setiap rumah
teman, emperan dan ada juga dengan cara barter. Bandung Punk Rock
Storm ini merupakan langkah awal atau pengalaman pertama tentang
musik
indie, namun yang menjadi tonggak sejarah musik indie
Bandung adala album Masaindahbangetsekalipisan pada tahun 1997.
Ketika itu Bandung diserbu oleh aliran Hardcore, Punk dan Grunge.
band-band yang masuk kompilasi ini antara lain Full Of Hate, Rotten To
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
2
The Core, Sendal Jepit dan Burger Kill, yang menarik dalam pembuatan
album ini dibuat dalam bentuk CD yang pada waktu itu belum jamak.
Penjualan CD yang dibuat 1200 kopi itu kurang sukses,
dengan
penjualan ke luar kota yang tidak jelas. Modalpun keluar dari sendiri
yaitu dari Richard Mutter mantan penggebuk drum PAS band.
Album kompilasi Masaindahbangetsekalipisan ini memang tidak
terhitung sukses, namun bisa disebut sebagai model awal kolaborasi
antara band dan distro, yaitu cara pemasaran yang mandiri.
Selain itu bukan hanya band keras yang tumbuh di kancah musik indie
Bandung ini, band-band aliran lainpun mempunyai perjuangan sendiri
dan muncul menjadi pemanis seperti Mocca, The Millo, dan Blossom
Diary berhasil memberikan sentuhan berbeda pada album kompilasi
mereka yang berjudul Delicasten yang dikeluarkan oleh Poptastic record
pada
tahun
2002.
(Sumber
:http://majalah.com/id/arsip/2009/07/06/IMZ
/mbm.20090706IMZ130757.id.html, diakses pada tanggal 20/03/2013, pukul 08:44
WIB)
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Bandung Indie Music Community menjadi sarana dan fasilitas untuk
mewadahi kegiatan positif masyarakat bandung yakni seluruh komunitas
musik indie yang ada di Bandung untuk memenuhi kegiatan-kegiatan
yang ada didalamnya.
1.2.2 Tujuan
1. Bandung Indie Music Community dapat mewadahi kegiatan-kegiatan
komunitas musik indie yang diharapkan dapat berkembang dalam
hal kreatifitasnya setelah adanya wadah ini.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
3
2. Bandung Indie Music Community dapat menyatukan berbagai
komunitas musik indie yang kreatif dengan genre yang berbeda-beda
namun tetap yang mempunyai spirit musik indie yang tidak mengikuti
tren dan bermusik sesuai ekspresi jiwa mereka.
3. Sebagai wadah untuk memenuhi pengapresiasian seni musik kreatif
dan inovatif.
1.3 Masalah Perancangan
Masalah desain yang ditemukan dalam perancangan Bandung Indie
Music Community adalah :
1.3.1 Masalah Umum
Bagaimana mendesain bangunan bangunan yang menarik dan bisa
memenuhi / mefasilitasi kebutuhan komunitas musik indie sehingga
dapat memajukan musik indie tersebut.
1.3.2 Masalah Desain
1. Bagaimana membuat desain yang bersifat kekeluargaan, desain
yang mampu menjalin silaturahmi antar komunitas musik.
2. Bagaimana membuat ruangan yang mempunyai nilai akustik baik
sehingga suara dari dalam tidak menggangu suara diluar, begitu
juga sebaliknya.
3. Bagaimana membuat desain yang dapat menghidupkan lingkungan
sekitar dan bersahabat dengan lingkungan sekitar meskipun
bangunan itu berbeda.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
4
1.4 Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan Bandung Indie Music
Community ini adalah :
1. Melakukan studi tentang apa saja aktivitas yang ada didalam
komunitas musik indie, sehingga ditemukan kebutuhan yang
diperlukan untuk komunitas musik indie.
2. Melakukan studi tentang sarana yang mewadahi apresiasi musik .
3. Mengamati karakteristik komunitas musik indie sehingga ditemukan
desain yang sesuai dengannya.
4. Pengumpulan data, dilakukan engan beberapa cara diantaranya :
a. Pengelompokan Variable
yaitu seperti menganalisa prilaku komunitas dan menganalisa
aktivitas sehingga dapat ditemukan kebutuhannya.
b. Studi Analisa
Dengan menganalisa hasil dari survey, studi literatur, dan studi
banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan
proses perancangan.
c. Poses Desain
Merupakan penjabaran dari semua proses diatas secara
visual dan grafis kedalam bentuk gambar sketsa yang
dicerminkan dan diterapkan pada desain bangunan yang
sesuai dengan karakteristik komunitas musik indie.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
5
1.5 Ruang Lingkup Atau Batasan
Ruang lingkup dan batasan Bandung Indie Music Community meliputi
fungsi-fungsi bangunan dalam site, adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas umum meliputi parkir kendaraan, Mushola dan Toilet umum.
Fasilitas
ini dapat
digunakan oleh setiap orang
khususnya
pengunjung .
2. Fasilitas pengelola meliputi kantor, ruang pengepakan, ruang
informasi.Fasilitas ini hanya digunakan oleh pengelola saja karena
bersifat private
3. Fasilitas aktivitas utama komunitas yaitu fasilitas show, produksi,
promosi dan sosial.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
6
1.6 Kerangka Berpikir
Musik Indie
Musik Independent
Kegiatan Positif
Menghasilkan ekonomi yang mandiri
Komunitas
Terus berkembang
Membutuhkan Ruang
Tujuan
Menciptakan silaturahmi komuitas sehingga komunitas dapat terus
berkembang dan menjadi satu kegaiatan positif.
Mengembangkan industri kreatif sehingga dapat tercipta ekonomi yang
mandiri yaitu dengan memberi wadah khusus untuk komunitas musik indie.
Metoda kualitatif
Analisis
aktivitas
lokasi
dari
dan
Kajian pustaka
Teori akustik
Data standard
keseluruhan
Prilaku
Kondisi
Analisis
Tema
Desain
Bagan 1. Kerangka Berfikir
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
7
1.7 Sistematika Laporan
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup
perancangan, metode perancangan, lingkup permasalah dan
kerangka berfikir dari perancangan Bandung indie Music
Community beserta sistematika dari laporan tugas akhir.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
Menjabarkan teori yang berkaitan dengan pusat seni terutama
seni kontemporer dan yang berkaitan dengan studi kasus
proyek sejenis, yaitu pusat seni
BAB III ELABORASI TEMA
Pemaparan tema perancangan yang terdiri dari pengertian
dan interprestasi tema.
BAB IV ANALISIS
Mengenai deskripsi proyek dan analisa dalam proses
perancangan menyangkut analisa fungsi dan tapak.
BAB V
KONSEP RANCANGAN
Berisi konsep fungsi, tapak, bangunan, ruang, tampak struktur
dan sistem utilitas dari rancangan.
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berisi gambar-gambar perancangan serta foto-foto maket dari
rancangan.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
8
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1.
Data Umum Proyek
Proyek perancangan Bandung Indie Music Community Berlokasi di
jalan BKR
Luas Lahan
: 30.000 m2
KDB
: 30 %
KLB
: 1
GSB
: 10 m
Sumber Dana : Swasta
Pemilik
: Swasta
Gambar 2.1 Peta Lokasi
Sumber: Google Earth
2.1.1 Alasan pemilihan lokasi
1. Proyek ini memiliki kegiatan utama salah satunya konser yang
membuat orang secara serentak berdatangan akibatnya menambah
beban kemacetan kota. Lokasi yang dipilih tidak akan terlalu
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
9
membebani kota dengan kemacetan namun tidak terlalu jauh untuk
dijangkau mengingat komunitas musik indie berada seluruh penjuru
kota Bandung.
2. Membuat lokasi lebih bisa dikenal karena lokasi akan sering
dikunjungi.
3. Proyek memiliki kegiatan yang beraktivitas setiap hari yaitu kantor
didalamnya seperti radio, dan management, lokasi disini merupakan
daerah perkantoran dan perdagangan sehingga dapat menunjang.
4. Belum adanya fasilitas untuk komunitas musik indie dikota Bandung,
sehingga akan membuat lokasi berpotensi untuk sering dikunjungi.
2.1.2
Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada Bandung Indie Music Community ini
berdasarkan aktivitas komunitas musik indie, yaitu sebagai berikut:
Bagan 2. Program Fasilitas
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
10
2.2.
Program Kegiatan
Kegiatan yang ada dalam Bandung indie music community ini adalah :
- Show
- Promosi Musik
- Produksi
- Sosial Interaksi
- Management
Adapun kegiatan yang berjalan didalamnya yaitu sebagai berikut :
A.
PROGRAM
RUANG/
FASILITAS
CONCERT
HALL
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Auditorium
Penonton
Melihat/
Menikmati musik
2
Stage
Artis
Mempertujukan
musik
3
Back stage
Artis
Persiapan
sebelum masuk
panggung
4
R. tunggu
Artis dan
tamu artis
Duduk santai
5
R. ganti dan
make up
Artis
Make-up, kostum
artis
6
R. Operator
sound
system
Operator
Mengatur tata
suara
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
11
7
R. Operator sound
lighting
8
Hall/ lobby
Pengunjung
Penerima
pengunjung
9
Ticket
Pengunjung
Memesan ticket
Gudang
Pengelola
Menyimpan
peralatan musik,
sound, dekorasi
panggung dan
lain-lain.
11
Toilet
Pengunjung
, artis dan
pengelola
B.
PROGRAM
RUANG/
FASILITAS
LIVE HOUSE
MUSIC
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Show room
Pengunjung
Menonton berdiri
Pengunjung
Menonton duduk
dan menikmati
minuman/
makanan
10
2
Mengatur tata
cahaya
Table
-
Pegawai
Pengunjung
3
Barr/ Pantry
4
Stage
Artis
5
Back stage
Artis
- Menyiapkan
minuman/ makanan
- Memesan/
menikmati minuman
dan makanan
Melakukan
pertunjukan
Persiapan sebelum
pertunjukan
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
12
-
Artis
Pegawai
- Persiapan make
up/ kostum
- Make up dan
kostum
Menuggu /
bersantai
6
R. Persiapan
artis
7
R. artis
(lounge)
Artis
8
R. operator
sound
Pegawai
Kontrol tata suara
9
R. operator
lighting
Pegawai
Kontrol tata
cahaya
Ruang untuk
menerima
pengunjung
10
Hall/ lobby
-
Pengunjung
11
Ticket
-
Pengunjung
Pegawai
12
Gudang
C.
OUTDOOR
STAGE
-
Pegawai
-
Ruang menyimpan
barang seperti
sound, dekorasi
panggung dan lainlain
KETARANGAN
AKTIVITAS
PELAKU
-
-
D.
AMPHITEATER
Artis
Pengunjung
PELAKU
-
Memesan ticket
Menjual ticket
-
Melakukan
pertunjukan
diluar
bangunan
Menonton
pertujukan
diluar
bangunan
KETERANGAN
AKTIVITAS
Artis
Pengunjung
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
13
E.
RADIO
1
Penerima
2
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
Tamu
Pengunjung
Penerima tamu/
undangan
R. siaran
Pegawai
Melakukan siaran
3
R. Tamu
Tamu
Pengunjung
4
R. Rapat
Karyawan
Meeteng
5
Gudang
Karyawan
Menyimpan
barang
6
Toilet
E.
TOKO
KASET
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Display
Pengunjung
Membeli dan
memilih kaset
2
Kasir
3
Gudang
4
Toilet
5
R. Pengelola
E.
TOKO ALAT
MUSIK
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Display
Pengunjung
Membeli dan
memilih kaset
2
Kasir
3
Gudang
4
Toilet
5
R. Pengelola
-
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
14
KETERANGAN
AKTIVITAS
F.
Distro
1
Display
2
Counter/
kasir
3
Pengelola
4
Gudang
5
Toilet
G.
STUDIO
RECORD,
MIXING DAN
MASTERING
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Studio
Pengunjung
Bermain musik
2
R. Operator
Operator
Mengatur sound,
recording dll.
Pengunjung
Ruang duduk
pengunjung
sebelum bermain
musik
Ruang
menyimpan
peralatan
3
R. tunggu/
lounge
PELAKU
-
Pengunjung
-
Karyawan
Pengunjung
-
Karyawan
Memilih untuk
membeli kaset
-
Melayani pembeli
Transaksi
Karyawan
-
Karyawan
Pengunjung
4
Gudang
Pegawai
5
Toilet
Karyawan dan
pengunjung
H.
CAFE
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1.
Table
Pengunjung
Menikmati
hidangan
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
15
2.
Pantry
Mempersiapkan
makanan dan
minuman
Karyawan
3.
Barr
-
Karyawan
Pengunjung
-
4.
Kasir
-
Karyawan
Pengunjung
-
Menyiapan
makanan dan
minuman
Duduk dan
menimati
minuman dan
makanan
Melayani
pembayaran
Melakukan
pembayaran
5.
Locker
karyawan
Karyawan
Menyimpan
barang pribadi
karyawan
6.
R. Manager
Manager
Ruang pemimpin
Karyawan
Mengurus
keuangan
pendapatan atau
pengeluaran
7.
Administrasi
8.
Gudang
9.
Toilet
Pengunjung
dan
karyawan
J
MINI
MARKET
PELAKU
R. Display
-
Pengunjung
Karyawan
KETERANGAN
AKTIVITAS
- Membeli barang
jualan
- Melayani pembeli
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
16
R. Manager
-
Gudang
Karyawan
Toilet
K
Manager
-
Mengawasi
Menyimpan
barang
karyawan
MANAGEMENT
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
Front office
Leader
Peanggung
jawab seluruh
kegiatankegiatan yang
ada di gedung
Sekertaris
Mengatur jadwal
leader
Administrasi
Mengatur segala
pemasukan atau
pengeluaran.
Meeting
room
Melakukan brifing
semua
-
Management
R.
Pemasaran
Locker karyawan
R. Office
boy
Pantry
Gudang
-
-
OB
Karyawan
Tempat untuk ob
Menyiapkan
minuman/ makanan
untuk leader atau
karyawan lain
Tempat
menyimpan
barang-barang
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
17
Toilet
-
UTILITAS
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS/
RUANG
R. Pompa
Karyawan
Perawatan
R. Gendet
dan diesel
Karyawan
R. trafo
Karyawan
Perawatan
R. Panel
listrik
Karyawan
Perawatan
R. Bahan
bakar
Karyawan
Perawatan
R. AHU
Karyawan
Perawatan
R. CHILLER
Karyawan
Perawatan
STP
Karyawan
Perawatan
L
Perawatan
Tabel 1. Program kegiatan Bandung Indie Music Comunity
2.3.
Kebutuhan Ruang
Luas Program Ruang
Concert Hall
= 3590 m2
Live House
= 2250 m2
Radio
= 496 m2
Retail
= 452 m2
Toko CD
=’454 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
18
Toko Alat Musik
= 613 m2
Studio
= 237 m2
Kantor
= 613 m2
Utilitas
= 252 m2
Total Luas Bangunan
= 8957 m2
Outdor Stage
= 3000 m2
Amphiteater
= 300 m2
Parkir
= Gedung pertunjukan 1 parkir/ 10 kursi
Luas/ mobil 12.5 m2
Sepeda motor 30% Luas mobil
Asumsi perhitungan parkir mobil kursi 200 parkir x 1.25
= 250 m2
Asumsi perhitungan parkir motor 30% dari 250 m2
= 75 m2
Total parkir pengunjung Gedung pertunjukan
= 325 m2
2.4 Studi Banding
2.4.1 Dago Tea House
Teater indor Dago tea house memiliki kapasitas 400 kursi penonton,
bangunan ini digunakan untuk seni pertunjukan seperti seni teater,
pertunjukan musik, dan seni pertunjukan lainnya. Teater indor dago tea
house berada dalam satu komplek kebudayaan, yaitu taman budaya
jawa barat atau disebut juga dengan Dago Tea House. Fungsi-fungsi
dan kegiatan-kegiatan didalamnya yaitu Teater indor, Teaer Outdor,
Galery, Cafe dan kantor. Teater outdor juga sering digunakan untuk
latihan teater, tari dan lain-lain.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
19
Gambar 2.2. Teater Indor Dago Tea House
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.3. Teater Indor Dago Tea
House, suasana konser
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.4. Teater Indor Dago Tea
House suasana konser
Sumber :Data pribadi
2.4.2. The Venue Concert Hall
The Venue Concert Hall merupakan arena konser dengan tipe utama
standing party yang memiliki kapasitas 4000 orang, tribun bawah
dengan kapasitas 500 orang dan lantai atas berkapasitas 200 orang.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
20
The Venue Concert Hall digunakan juga untuk fungsi-fungsi lain yang
mebutuhkan ruang besar seperti acara pernikahan, seminar, religius
event, exhibition dan lain-lain.
The Venue Concert Hall merupakan
gedung konser yang menyatu dengan fungsi-fungsi lain yaitu sarana
olah raga, didalamnya terdapat fungsi tenis indor, tenis outdor dan
kolam renang. Tenis indor disini difungsikan juga untuk free function hall
jika konser akan berlangsung.
Gambar 2.5. Interior The Venue Concert Hall
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.6. Tennis outdor yang juga
dimanfaatkan untuk free function hall
The Venue Concert Hall
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.7. Hall Eldorado
Sumber :Data pribadi
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
21
2.4.3. Fame Station
Fame Station merupakan tempat hiburan malam yang kegiatan
didalamnya berupa clubbing dan juga live music, Kapasitas didalamnya
dapat menampung sekitar 100 orang. Fasilitas yang terdapat
didalamnya yaitu table-table kursi, bar dan Festival ketika konser
berlangsung.
Gambar 2.8. Fame station
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.9. Fame station
Sumber :Data pribadi
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
22
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1.
Pengertian Tema
Tema yang yang diangkat dalam perancangan Bandung Indie Music
Community ini adalah Dinamika Musik Sebagai Ekspresi Dalam Arsitektur.
Pengambilan tema ini diambil berdasarkan karakter musik indie, yaitu :
Musik Indie
Musik mandiri dalam
hal produksi,
aransemen dan lainlain.
Musik yang
BEREKSPRESI
EKSPRESI MUSIK DALAM
ARSITEKTUR
DINAMIKA MU“IK “EBAGAI
EK“PRE“I DALAM AR“ITEKTUR
Bagan 3. Tema
Dinamika sebagai ekspresi musik dalam Arsitektur dalam hal ini
penerapannya yaitu desain arsitektur yang mengekspresikan sebuah
musik dalam Arsitektur, sebuah dinamika musik yang di terapkan
kedalam perancangan secara visual. Ekspresi dalam musik ditunjukan
oleh permainan dinamika. Dinamika dalam musik adalah bertujuan
dimana agar musik tidak menjadi plat dan membosankan sehingga ada
pengaturan naik turun dalam pengolahan musik itu sendiri.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
23
1.2.
Elaborasi Tema
DINAMIKA MU“IK “EBAGAI EKSPRESI DALAM
AR“ITEKTUR
Permainan tinggi rendah pada massa bangunan
Bentuk yang tidak datar
Dinamika
merupakan cara
mengekspresikan
sebuah musik
sehingga musik
tidak datar
Penempatan hirarki fungsi yang berurutan
sesuai tingkatannya
Bagan 4. Elaborasi Tema
Penerapan tema dinamika musik sebagai ekspresi dalam Arsitektur
sendiri yaitu dengan menerapkan pilosofi dari dinamika musik seolaholah Arsitektur berdinamika seperti musik secara visual. Dinamika
diterapkan pada bentuk bangunan dengan permainan tinggi rendah,
bangunan seperti sebuah instrumen musik dengan mengatur bagian dari
instrumen tersebut yang berubah pada setiap bagian-bagiannya, seperti
pada Intro dengan dinamika yang rendah, vers 1 dinamika menjadi naik,
vers 2 dinamika lebih naik, bridge datar dan chorus menjadi lebih naik
atau bisa saja sebaliknya. Dinamika dalam musik juga bertujuan agar
musik tidak datar dan menjadi membosankan, dalam hal ini saya
menerapkan kedalam bentuk yang tidak datar secara 2 dan 3 dimensi.
Selain itu dengan menerapkan dinamika yang tidak datar juga
menjadikan bangunan menjadi sebuah bentuk yang kontras dari tipologi
bangunan sekitarnya, hal ini menjadikan bangunan sesuai dengan
karakter musik indie yang berani tampil beda. Penerapan hirarki yang
berurutan sesuai fungsinya juga menjadikan bangunan seperti sebuah
dinamika musik yang bergerak dan semakin naik seperti
sebuah
dinamika cressendo yang merupkan tanda musik yang semakin naik
dalam instrumen musik.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
24
BAB IV
ANALISIS
4.1
Analisis Fungsional
4.1.1
Permintakan
N
PERUMAHAN
PERKANTORAN DAN JASA
PERDAGANGAN
Gambar 4.1 Pemintakan sekitar site
Kawasan ini merupakan kawasan pemukiman, perkantoran dan jasa juga
perdaganagan, sehingga untuk menanggapi hal tersebut permintakan
dalam tapak dapat menyesuaikan dengan fungsi sekitarnya bangunan
sekitarnya. Untuk zona komunitas yaitu distro, toko, minimarket, studio, radio
dan live house dapat diletakan pada area utara tapak bagian utara, begitu
juga dengan kantor yang diakses dari arah utara sehingga fungsi-fungsi
diatas dapat menanggapi fungsi-fungsi perkantoran dan perdagangan.
Sedangkan fungsi gedung konser diletakan diarea bagian selatan yang
menjauhi keramaian di arah utara untuk menghindari terjadinya kemacetan
pada saat terjadi konser.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
25
4.1.2
Persyaratan Teknis
Tinjauan utama dalam Bandung Indie Music Community ini adalah
bagaimana memfasilitasi dan mewadahi kegiatan komunitas musik indie di
Bandung dengan beberapa fungsi yang yang berhubungan. Fasilitas
diantaranya yaitu fasilitas yang erat kaitannya dan memiliki persyaratan
khusus untuk mencapai fungsi yang baik, yaitu :
- Show/ Konser yang terdiri atas gedung atau ruang konser
dan outdor arena.
- Promosi dan publikasi yang terdiri atas Radio
- Produksi yang terdiri atas Studio Mixing dan Mastering
Fasilitas diatas memiliki persyaratan khusus dalam hal akustik ruang dan
akustik lingkungan demi terciptanya kegiatan musik yang hubungannya
dengan suara. Oleh karena itu, tentu ruang yang dihasilkan harus bisa
memiliki akustik ruang yang baik sesuai yang dibutuhkan.
4.1.2.1
Tinjaun Fasilitas Konser
Konser adalah suatu pertunjukan langsung, biasanya musik di depan
penonton.
Musik
dapat
dimainkan
oleh musikus
tunggal,
kadang
disebut resital, atau suatu ensembel musik, seperti orkestra, paduan suara,
atau grup musik. Konser dapat diadakan di berbagai jenis lokasi, termasuk
pub, klub malam, rumah, lumbung, aula konser khusus, gedung serbaguna,
dan bahkan stadion olahraga. Konser yang diadakan di suatu tempat yang
sangat besar kadang disebut konser arena. Di manapun dilangsungkan,
musisi biasanya tampil di atas suatu panggung. Sebelum meluasnya musik
rekaman, konser merupakan satu-satunya kesempatan bagi seseorang
untuk mendengarkan penampilan seorang musisi.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Konser, diakses tanggal 27 Maret 2013, pukul 10:49
WIB)
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
26
Sejarah gedung konser dimulai sejak awal abad ke 19 dimulai dengan
bangunan berupa amphitheater, gedung opera dan seiring dengan
perkembangan ilmu akustik dan juga arsitektur baru kemudian gedung
konser. Dewasa ini gedung konser merupakan hasil dari inovasi dari
berbagai teknologi, ilmu pengetahuan dan seni musik itu sendiri.
Menurut Neufert (2002:136), gedung pertunjukan terdiri atas beberapa
macam, yaitu:
1. Teater
Ciri khas gedung teater adalah dengan adanya bentuk tempat duduk
dilantai bawah (yaitu penonton duduk pada bidang besar berbentuk kurva
yang menanjak/naik) dan melalui sebuah depan panggung yang tampak
jelas, depan panggung yang dapat dicontoh (bidang pertunjukan sebelum
pintu gerbang di ruang penonton) (Neufert, 2002:137).
2. Opera
Opera berarti bentuk drama panggung yang seluruhnya atau sebagian
dinyanyikan dengan iringan orkes atau musik instrumental (KBBI online).
Menurut Neufert (2002:137) gedung opera mempunyai karakter adanya
sebuah pemisahan ruang yang jelas secara arsitektur antara ruang
penonton dan panggung melalui musik orkestra dan banyaknya tempat
duduk (1000 sampai hampir 4000 tempat duduk) dan sistem yang sesuai
dengan tempat duduk tidak terikat (lepas) atau balkon, penting untuk jumlah
penonton yang banyak.
3. Bioskop
Bioskop juga bisa dirtikan sebagai tempat untuk menonton pertunjukan film
dengan menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar
menggunakan proyektor (Neufert, 2002:146)
.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
27
4.1.2.2 Tinjauan Akustik Luar Bangunan
1. Reduksi Kebisingan Secara Alamiah
Menurut Christina E (2005:59), beberapa reduksi kebisingan yang
terjadi secara alamiah diantaranya :
a) Jarak
Semakin jauhnya jarak telinga terhadap kebisisngan, maka
semakin lemah;lah bunyi yang diterimanya.
b) Serapan udara
Udara
disekitar
kita,
yang
menjadi
medium
perambatan
gelombang bunyi, sesungguhnya mampu menyerap sebagian
kecil kekuatan bunyi yang melewatinya. Kemampuan Srapan
udara tersebut tergantung pada suhu dan kelembabannya.
Serapan terjadi lebih baik pada udara yang kelembaban relatif
yang rendah, dibandingkan pada udara yang kelembabannya
lebih tinggi.
c) Angin
Pengaruh angin dalam mengurangi kekuatan bunyi adalah
fenomena yang belum dipahami sepenuhnya. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin. Pada konisi angin
bertiup dari sumber bunyi menuju suatu titik, maka titik tersebut
akan menerima bunyi dengan lebih cepat, dan dalam kekuatan
yang cukup besar, begitupun sebaliknya.
d) Permukaan Tanah
Permukaan bumi yang masih dibiarkan sebagaimana adanya,
seperti tertutup tanah atau rerumputan, adalah permukaan yang
lunak. Apabila bunyi merambat dari sumber ke suatu titik melalui
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
28
permukaan lunak semacam ini, permukaan tersebut akan cukup
signifikan menyerap bunyi yang merambat, sehingga bunyi yang
diterima titik tersebut akan melema kekuatannya. Adapun
permukaan bumi yang keras, seperti jalan yang dilapisi aspal atau
taman yang ditutup paving block akan memberikan efek
sebaliknya.
Gambar 4.2. Kondisi permukaan bumi yang rata atau berbukit yang memungkinkan
terjadinya reduksi oleh penghalang secara alamiah
Sumber : Christina E, 2005: 61
e) Halangan
Reduksi bunyi akibat adanya objek pengalang dapat ibedakan
menjadi dua, yaitu halangan yang terjadi secara alamiah dan
halangan buatan. Halangan alamia terjadi ketika diantara sumber
bunyi dan suatu titik berdiri penghalang yang tidak sengaja
dibangun oleh manusia, seperti kontur alam dan bukit yang
membentuk bukit dan lembah. Adapun penghalang yang dibuat
oleh manusia bisa berupa tembok, pagar dan sebagainya.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
29
Gambar 4.3. Diagram garis pasa saat bunyi
berfrekuensi tinggi
Sumber : Christina E, 2005: 62
Gambar 4.4. Diagram garis pasa saat bunyi
berfrekuensi rendah
Sumber : Christina E, 2005: 62
2. Penghalang Buatan
Pengahalang buatan disebut juga sound barrier atau barrier dapat
pula menjadi pilihan
ketika pengurangan kebisingan melalui
pemilihan layout bangunan tidak memberikan reduksi maksimal. Agar
dapat membangun barrier secara tepat, beberapa faktor arus kita
perhatikan, yaitu:
a) Posisi atau peletakan
Pada permukaan bunyi yang berkontur tajam, dalam kasus
dimana keberadaan bangunan lebi rendah dari jalan dan berada
dibalik bukit, dimanapun barrier diletakan, akan tercapai hasil yang
maksimal. Seangkan pada keadaan bangunan lebi tinggi dari jalan
(setidaknya ada selisih 1m), ketinggian barrier menjadi faktor yang
lebih penting dibandingkan faktor posisi dibandingkan faktor
posisi. Sayangnya kondisi tanah berkontur semacam ini tidak
banyak dijumpai dikota besar sehingga posisis barrier menjadi
sangat penting.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
30
Gambar 4.5. Posisi barrier yang sedekat mungkin paa sumber atau pendengar akan
memberikan efek reduksi kebisingan maksimal, sebaliknya posisi barrier yang beraa di
tenga-tengah tidak akan berfungsi efektif
Sumber : Christina E, 2005: 64
b) Dimensi
Ketika menggunakan barrier yang lebih dekat ke arah bangunan
dari pada ke ara jalan, dapat dipastikan dibutuhkan ketinggian
barrier yang melebihi dinding depan bangunan. Sementara itu,
pada keadaan yang memungkinkan ketika barrier lebih rendah dari
dinding , perlu kiranya dihitung ketinggian yang tepat.
c) Pemilihan material
Mengingat sifat gelombang bunyi yang mampu menembus cela
atau retakan yang sangat kecil serta mampu menggetarkan objekobjek, maka pemakaian bahan yang berat, tebal, dan masif (tanpa
cacat serta homogen) yang dipasang secara rigid, kokoh, dan
permanen snagatlah disarankan.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
31
d) Estetika
Secara
akustki,
faktor
estetika
adalah
faktor
yang
tidak
mendapatkan perhatian dengan serius. Namun secara arsitektur,
faktor ini penting diperhatikan agar barrier yang dibangun tidak
menutupi fasap.
4.1.2.3 Tinjauan Akustik Dalam Bangunan (Auditorium)
Menurut Leslie (1993:53), Secara garis besar akustik dalam bangunan
(Aditorium) harus memenuhi persyaratan agar tercipta akustik yang baik,
yaitu :
1. Kekerasan (Loudnes) Yang Cukup
Masalah/ Problema pengadaan kekerasan yang cukup, terutama
dalam auditorium ukuran sedang dan besar, terjadi karena energi
yang hilang pad aperambatan gelombang bunyi dan karena
penyerapan yang besar oleh penonton dan isi ruang (tempat duduk
empuk, karpet, tirai dan lain-lain). Hilangnya energi bunyi dapat
dikurangi dan kekerasan yang cukup dapat diadakan dengan caracara sebagai berikut.
-
Auditorium harus dibentuk agar penonton sedekat mungkin dengan
sumber bunyi, dengan demikian mengurangi jarak yang harus
ditempuh bunyi. Dalam auditorium yang besar, penggunaan balkon
menyebabkan lebih banyak tempat duduk mendekat ke sumber
bunyi.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
32
Gambar 4.6. Auditorium bentuk kipas dengan balkon, penonton dapat duduk
lebih dekat ke sumber bunyi dari pada dengan auditorium segi empat dengan
kapasitas sama tanpa balkon.
Sumber : Leslie, 1993: 54
-
Sumber bunyi harus dinaikan agar sebanyak mungkin terlihat,
sehingga menjamin aliran gelombang bunyi langsung bebas.
-
Lantai dimana pnonton duduk harus dibuat cukup landai atau miring,
karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati penonton
dengan sinar datang miring.
Gambar 4.7. Bila pendengar menerima banyak bunyi langsung, maka hal ini menguntungkan
kekerasan bunyi
Sumber : Leslie, 1993: 55
Sumber : Leslie, 1993: 66
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
33
-
Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan bunyi
yang besar dan banyak, untuk memberikan energi pantul tambahan
pada tiap bagian daerah penonton, terutama penonton yang jauh.
Gambar 4.8. Langit-langit
datar hanya menyediakan
pemantulan dengan waktu
tunda yang singkat dan
terbatas
Sumber : Sumber : Leslie,
1993: 57
Gambar 4.9. Permukaan
Langit-langit dimiringkan
dengan
tepat
lebih
menyumbang pemantulan
bunyi yang berguna, yaitu
kekerasan yang cukup
Sumber : Leslie, 1993: 57
2. Difusi Bunyi
Dua hal yang harus diperhatikan
dalam usaha pengadaan difusi
alam ruang: permukaan tak teratur (elemen-elemen yang ditonjolkan,
langit-langit yang ditutup, dinding yang bergerigi, kotak-kotak yang
menonjol, dekorasi permukaaan yang dipahat, bukaan jendela yang
dalam, dan lain-lain) harus cukup banyak digunakan dan cukup
besar.
3. Eliminasi Cacat Akusitk
Disamping menyediakan sifat-sifat akustik yang positif, seperti
kekerasan yang cukup, distribunyi energi yang merata, dan waktu
dengung yang optimum, cacat-cacat akustik yang potensial perlu
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
34
ditiadakan. Cacat akustik yang paling sering dijumpai dan yang dapat
meruksak bahkan kadang-kadang menghancurkan kondisi akustik
yang sebenarnya baik, diataranya:
-
Gema
Gema merupakan cacat akustik ruang yang peling berat, dapat
diamati bila bunyi dipantulkan oleh suatu permukaan batas dalam
jumlah yang cukup dan tertunda cukup lama untuk dapat diterima
sebagai bunyi yang berbeda dari bunyi yang merambat langsung
dari sumber pendengar. Sebuah dinding belakang yang berhadapan
dengan
sumber
bunyi
dan
memantulkan
bunyi,
merupakan
penyebab gema yang potensial dalam suatu auditorium, kecuali bila
dinding tersebut diatur secara akustik atau berada dibawah balkon
yang dalam.
Gambar 4.10. Dinding belakang pemantul bunyi menyebabkan gema, harus diberi
lapisan akustik
Sumber : Leslie, 1993: 66
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
35
Gambar 4.11. Dibuat difus, atau dimiringkan untukmenyebabkan pemantulan dengan waktu tunda
singkat yang menguntungkan
Sumber : Leslie, 1993: 66
-
Pemantulan yang berkepanjangan
Pemantulan yang berkepanjangan adalah cacat yang sejenis dengan
gema, tetapi penundaan waktu antara penerimaan bunyi langsung
dan bunyi pantul agak lebih singkat.
-
Gaung
Gaung terdiri atas gema-gema kecil yang berturutan dengan cepat
dan dapat dicatat serta diamatibila ledakan bunyi singkat, seperti
tepukan tangan atau tembakan, dilakukan di antara permukaanpermukaan pemantul bunyi yang sejajar. Gaung dapat terjadi antara
permukaan-permukaan pemantul bunyi yang tidak sejajar bila
sumber bunyi diletakan diantaranya.
-
Pemusatan bunyi
Pemusatan bunyi
disebabkan pada pemantulan bunyi pada
permukaan-permukaan cekung.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
36
-
Ruang gandeng
Bila suatu auditorium dihubungkan dengan ruang dengung (seeperti
ruang depan, ruang tempat tangga, serambi, menara panggung atau
tempat pembaptisan) lewat sarana pintu keluar-masuk terbuka maka
kedua ruang itu membentuk ruang gandeng.
-
Distorsi
Distorsi
adalah
perubahan
kualitas
bunyi
musi
yang
tidak
dikehendaki, dan terjadi karena ketidak seimbangan atau penyerapan
bunyi yang sangat banyak ole permukaan-permukaan batas pada
frekuensi-frekuensi yang berbeda. Ini dapat dihindari bila lapisanlapisan akustik yang digunakan mempunyai karakteristik penyerapan
yang seimbang pada seluruh jangkauan frekuensi audio
-
Resonansi ruang
Resonansi ruang terjadi bila bunyi tertentu, dalam pita frekuensi yang
sempit
mempunyai
kecenderungan
berbunyi
lebih
keras
dibandingkan dengan-frekuensi-frekuensi lain. Cacat akustik ini lebih
rawan dalam ruang kecil dibandingkan dengan ruang besar.
-
Bayangan bunyi
Gejala bayangan bunyi dapat diamati dibawah balkon yang menonjol
terlalu jauh kedalam ruang udara suatu auditorium. Ruang semacam
itu dengan kedalaman yang melebihi 2 kali tinggiharus dihindari,
karena mereka akan menghalangi tempat duduk yang jauh, yang
berada dibawah balkon, untuk menerima bunyi langsung dan bunyi
pantul dalam jumla yang cukup; dengan demikian menciptakan
audibilitas yang buruk dibagian ini.
-
Serambi bisikan
Frekuensi bunyi yang tinggi mampunyai kecenderungan untuk
merangkak sepanjang permukaan-permukaan cekung yang besar,
seperti kubah setengah bola. Sebuah bunyi yang lembut seperti
bisikan
yang
diucapkan
didekat
kubah
tersebut
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
secara
37
mengherankan akan terdengar pada sisi yang lain. Serambi bisikan
menyenangkandan seringkali tidak merusak, tetapi hal ini tidak
dianggap sebagai sumbangan yang diinginkan bagi akustik yang
baik.
4.1.3
Organisasi Ruang
Concert Hall
Cafe
Hall/ Plaza
Retail
Radio
Studio
Berhubungan
Bagan 5. Buble diagram
4.1.4
Aktivitas
Program Ruang
Program Ruang
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
0.65m2/
orang
800x0.65
650 m2
I locket
5m2
5x5m2
25 m2
Concert Hall
Hall/Lobby
SHOW
Ticket
Stage
230 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
38
100 m2
Back stage
1,4 x 0,8 =
1.12m
Auditorium
R. Artis
R. Operator
lighting
R. Operator
sound sistem
800
1120 m2
1000
orang
100 m2
2 orang
operator
7.2 m2
2 orang
operator
7.2 m2
Gudang
50 m2
Toilet Artis
12 m2
Toilet umum
36 m2
R. Istirahat &
diskusi
40 m2
Penonton berdiri
760 m2
Sirkulasi
30%luas
seluruh
713 m2
JUMLAH
2377+713+
500=
3850 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
39
Live House
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
Hall
0.65m2/
orang
0.65x420
Ticket
I locket
5m2
2x5=10m
10 m2
2
0.9x0.65m
2/orang =
0.60m2/
orang
300orang
180 m2
x 0.60 m2
Festival
Stage
8x8=64m
2
Back stage
8x8=64m
2
Kursi putar
tamu
1org=1mx
0.75m=0.7
5m2
Pantry
0.75 x
20orang
Ruang
pelayan /
bartender
R. Operator
lighting
15 m2
15 m2
30 m2
R. Artis (Lounge)
R. Operator
sound system
100 m2
50 m2
2 orang
operator
7.2m2
2 orang
operator
7.2m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
40
-
Gudang minuman
24 m2
Gudang botol
bekas
24 m2
Toilet Artis
11m2
Toilet umum
36 m2
Sirkulasi
212 m2
JUMLAH
707+212 = 919
m2
Outdor Stage
Lapangan
Sirkulasi
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
0.9x0.65m2
/orang =
0.6m2/
orang
3000oran
gx 0.6m2
1800 m2
= 1800m2
30% luas
540 m2
540 m2
2340 m2
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
R. Kepala
administrasi
16m2/
orang
1 orang
16 m2
Sekertaris
5.5m2/
orang
1 orang
6 m2
R. Kep keuangan
16m2/
orang
1 orang
16 m2
Stasiun Radio
Administrasi
PROMOSI &
PUBLIKASI
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
41
Staf keuangan
5.5m2/
orang
5.5 x 3
orang
16.5 m2
Kep. Personalia
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Staff personalia
5.5m2/
orang
5.5 x 2
orang
11 m2
15 m2
Arsip
8 orang
Rapat
21 m2
JUMLAH 123.5
m2
Marketing Radio
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
Kep. Marketing
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
Sekertaris
6 m2/
orang
1 orang
6 m2
Kepala
pemasaran
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Staf pemasaran
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
Kep. Promosi
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
Staf promosi
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
Kep. Humas
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
Staf humas
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
42
Kep traffic
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
Staf traffic
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
R. Rapat
2 m2/
orang +
30%
sirkulasi
8 orang
21 m2
15 m2
15 m2
2 unit
9 m2
1 closet,
2 urinoir,
1
wastafel.
8.5 m2
2 kloset,
1
wastafel.
7.5 m2
R. Arsip
4.5 m2 /
unit
R. Fotocopy
Toilet
JUMLAH
182 m2
-
Programming
Kabag.
Production
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Program director
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Music director
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Sekertaris
6 m2/
orang
12 m2
2 orang
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
43
Produser
Staf production
5.5 m2/
orang
3 orang
16.5 m2
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
JUMLAH
87.5 m2
News
Kabag news
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Staf
5.5 m2
/orang
2 orang
11 m2
R. Reporter
5.5 m2/
orang
4 orang
22 m2
R. Penyiar
5.5 m2/
orang
4 orang
22 m2
News room
12 m2/
orang
1 orang
12 m2
Rapat
2 m2/
orang +
30%
sirkulasi
8 orang
21 m2
JUMLAH
104 m2
-
Studio dan
transmisi
Studio siaran
Studio
wawancara
12 m2/ unit
2 unit
24 m2
20 m2/ unit
1 unit
20 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
44
Studio rekaman
12 m2/ unit
1 unit
12 m2
R editing
12 m2/ unit
1 unit
12 m2
R. Discotikatelecaster
25 m2
R. Pemancar
16 m2
15 m2
R. kontrol
JUMLAH
124 m2
Standar
TOKO CD
Asumsi
Kebutuha
n
Jumlah
300m2
Ruang display
4 orang
Kasir
22 m2
100m2
Gudang
15 m2
Locker Karyawan
15 m2
R. Manager
JUMLAH
460 m2
TOKO ALAT
MUSIK
Standar
Asumsi
Kebutuha
n
Jumlah
Ruang display
300 m2
Kasir
22 m2
Gudang
100 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
45
Locker Karyawan
15 m2
R. Manager
15 m2
JUMLAH
460 m2
Asumsi
Kebutuha
n
Jumlah
1 tenant 40m2
7 tenant
280 m2
Sirkulasi
30%
84 m2
Standar
DISTRO
45
2 m2
JUMLAH
364 m2
PRODUKSI
STUDIO
Standar
Asumsi
Kebutuha
n
Alat
band+so
und
Studio band
operator,
1 unit
mixer
Operator
2 orang
operator,
1 unit
mixer
R. Kontrol, mixing
and mastering
30 m2x 5 unit =
150 m2
15 m2
15 m2
15 m2
Ruang tunggu
mixing mastering
Gudang
30m2/ Unit
55 m2
R. Tunggu
-
Jumlah
20%
50 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
46
75
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name
Alamat / Address
Kode Post / Postal Code
Nomor Telepon / Phone
Jenis Kelamin / Gender
Tanggal Kelahiran / Date of Birth
Status Marital / Marital Status
Warga Negara / Nationality
Agama / Religion
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
ISMAIL SOLEHUDIN
Jalan Saluyu 11a no.4 Riung Bandung
40286
085794584795
[email protected]
Laki-laki
20 Januari 1989
Mahasiswa
Indonesia
Islam
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
Educational and Professional Qualification
Jenjang Pendidikan
Education Information
Periode
99
02
08
2001-2004
2005-2008
2008-2012
:
Sekolah / Institusi /
Universitas
SDN SUKAWANGI
SMPN 2 CICALENGKA
SMA ISLAM CIPASUNG
Universitas Komputer
Indonesia
Jurusan
IPA
Teknik
Arsitektur
Jenjang
SD
SMP
SMAI
S1
BANDUNG INDIE MUSIC COMMUNITY
Tema
Dinamika Musik Sebagai Ekspresi Dalam Arsitektur
LAPORAN PERANCANGAN
AR 38313S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER XI TAHUN 2013/ 2014
Sebagai Persyaratan untuk Memenuhi Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
O le h :
ISMAIL SOLEHUDIN
104 08 0 06
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
TAHUN 2013
BANDUNG INDIE MUSIC COMMUNITY
Tema
Dinamika Musik Sebagai Ekspresi Dalam Arsitektur
Oleh :
ISMAIL SOLEHUDIN
104 08 0 06
Disetujui Oleh :
Bandung, 24 Agustus 2013
Dosen Pembimbing
Tri Wahyu Handayani, Ir., M.S.A.
Dekan Teknik dan Ilmu Komputer
Ketua Program Studi
Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc.
NIP: 4127 70 013
Dr. Salmon P. Martana, S.T., M.T.
NIP: 4127 70 12 001
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah
Yang Maha Esa, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat- sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai hari akhir
nanti.
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sajana Strata ( S1 ) adalah
membuat Tugas Akhir berupa desain dan laporan.
Selama penyusunan Tugas Akhir berupa desain dan laporan tidak sedikit
kesulitan
dan
hambatan
yang
dihadapi dan dialami penulis, baik yang
menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data dan sebagainya. Oleh karena
sebagai ungkapan rasa bangga penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT.
Ibu Tri Wahyu Handayani, Ir. M.S.A yang telah membimbing pengawasan selama
tugas akhir ini berlangsung.
Ibu Dhini D. Tantarto, ST., MT yang telah memberikan arahan yang baik hingga
terselesaikanya Tugas Akhir ini.
Ibu dan Ayah yang telah mendukung dan memberikan masukan – masukan dan
doa.
Teman – teman yang membantu dan mendukung hingga terselesaikanya Laporan
Kerka Praktik ini.
Akhirnya, penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, semoga
segala bantuan dan jasa baik dari berbagai pihak akan mendapatkan balasan dan
pahala yang sempurna dan berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Amin.
Bandung, Maret 2013
Penulis
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Error! No text of specified style in document.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………….…………………………......... i
KATA PENGANTAR ……………….…………………………………… ii
INTISARI
…........……….…………………………………………… iii
DAFTAR ISI….…………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. Vii
DAFTAR BAGAN…...……………………………………………………. X
DAFTAR TABEL.....………………………………………………………. X
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………… 1
1.1
Latar Belakang…….......................................................... 1
1.1.1 Pengertian Musik Indie…………………..………… 1
1.1.2 Sejarah Singkat Musik Indie Bandung………….... 2
1.2
Maksud dan Tujuan..………............................................ 3
1.2.1 Maksud……………………………………………. 3
1.2.1 Tujuan……………………………………………… 3
1.3
Masalah Perancangan.................................................... 4
1.3.1 Masalah Umum…………………………………… 4
1.3.2Masalah Desain…………………………………… 4
1.4
Pendekatan ………....................................................... 5
1.5
Ruang Lingkup atau batasan……................................... 6
1.6
Kerangka Berfikir….......................................................... 7
1.7
Sistematika Laporan………............................................. 8
DESKRIPSI PROYEK ……………………………………. 9
BAB II
2.1
Data umum Proyek……................................................... 9
2.1.1 Alasan Pemilihan Lokasi....................................... 9
2.1.2 Fasilitas……......................................................... 10
2.2
Program Kegiatan…......................................................... 11
2.3
Kebutuhan Ruang………................................................. 18
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
iv
2.4
Studi Banding………........................................................ 19
2.4.1 Dago Tea House……………………..……………. 19
2.4.2 The Venue Concert Hall……………..…………….. 20
2.4.3. Fame Station………………..…….………………. 22
BAB III
ELABORASI TEMA……………………………………… 23
3.1
Pengertian Tema……....................................................... 23
3.2
EloaborasiTema……........................................................ 24
BAB IV
ANALISIS………………………………….……………… 25
4.1
Analisis Funsional Bangunan………................................ 25
4.1.1 Permintakan ………….......................................... 25
4.1.2. Persyaratan teknis…………………...................... 26
4.1.2.1 Tinjauan Fasilitas Konser……………….. 26
4.1.2.2 Tinjauan Akustik Luar Bangunan………. 28
4.1.2.3 Tinjauan Akustik Dalam Bangunan (Auditorium)
……………………………………………………. 32
4.1.3. Organisasi Ruang……………………................... 38
4.1.4 Program Ruang…………………………………. 38
4.2
Analisis Kondisi Lingkungan…………............................. 52
4.2.1 Lokasi Perancangan............………..................... 52
4.2.2 Potensi Lahan…………….................................... 53
4.2.3 Aksesibilitas………………………........................ 54
4.2.4 Tata Guna Lahan…………………....................... 55
4.2.5
Orientasi Tapak…............................................... 56
4.2.6 Sirkulasi……………………………...................... 57
BAB V
KONSEP PERANCANGAN……………………………... 58
5.1
Konsep Dasar………………........................................... 58
5.2
Rencana Tapak……........................................................ 58
5.2.1. Permintakan.......................................................... 58
5.2.2. Tata Letak............................................................. 60
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
v
5.2.3. Gubahan Massa................................................... 61
5.2.4. Pencapaian……………........................................ 62
5.2.5. Hirarki Ruang…………......................................... 62
5.2.6. Sirkulasi…………………....................................... 63
5.2.7. Parkir…………………........................................... 63
5.2.8. Utilitas ………………............................................. 64
5.2.6. Tata Hijau………………….................................... 64
5.3
Bangunan……………..……............................................. 65
5.3.1. Konsep Bentuk……………................................... 65
5.3.2. Fungsi………………............................................. 66
5.3.3. Sirkulasi................................................................. 66
5.3.4. Struktur dan Konstruksi......................................... 67
5.3.5. Bahan ……………………..................................... 67
5.3.6. Desain Interior…………….................................... 68
5.3.7. Utilitas …………………........................................ 69
5.3.8. Pencegahan bahaya kebaka............................... 69
5.3.9. Penyelesaian Ruang Luar…................................. 70
BAB VI
DESAIN PERANCANGAN………………………………. 71
6.1
Peta Situasi………………………..................................... 71
6.2
Gambar Perancangan...................................................... 72
6.2.1 Block Plan………………………….……………. 72
6.2.2 Site Plan…………………………………………
73
6.2.3 Denah-Denah……………………………………
74
6.2.4 POTONGAN……………………………………..
75
6.2.5 Tampak………………………………………….. 77
6.2.6 Detail-Detail……………………………………… 78
6.2.7 Desain 3D………………….……………………
78
6.2.8
81
Maket………………………,………………….
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
vi
DAFTAR PUSTAKA…………………….......................................
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Bandung merupakan kota kreatif dengan berbagai industri kreatif yang
terdapat didalamnya, salah satunya yang berkembang pada saat ini
adalah berbagai komunitas musik indie. Musik indie berarti musik yang
berdiri sendiri, berbeda tanpa mengikuti arus atau tren yang telah
berkembang di industri nasional dengan tetap menjadi diri sendiri dalam
bermusik, dilihat dari salah satu potensi komunitas indie. Namun
dewasa ini keberadaan musik indie dan komunitasnya di Bandung tidak
mempunyai wadah khusus untuk menampung semua kegiatannya,
padahal musik indie merupakan kegiatan positif masyarakat yang bisa
mendukung industri kreatif yang ada didalamnya. Oleh karena itu
diperlukanlah wadah yang bisa menampung kegiatan para musisi indie
dan komunitasnya, sehingga dapat membantu mengembangkan
potensi para musisi indie dengan komunitasnya yang akan tetap hidup
dan bahkan berkembang.
Bandung Indie Music Comunity ingin menjadi wadah untuk komunitas
musik indie di Bandung sehingga dapat tetap menghidupkan image
Bandung sebagai kota kreatif yaitu salah satunya kreatif pada bidang
musik dan ekonomi mandiri.
1.1.1. Pengertian Musik Indie
Indie berasal dari kata independent yang berarti berdiri sendiri, musik
indie yaitu musik independent dalam hal distribusi, publikasi, promosi,
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
1
produksi dan pengolahan musik didalamnya. Musik indie cenderung
melawan arus musik industri karena musik mereka merupakan musik
yang sesuai kehendek hati mereka dalam bermain musik. Berbeda
dengan musik
industri pada umumnya, musik industri lebih
mengutamakan keuntungan pasar karena semua proses distribusi,
produksi, publikasi di atur oleh label dan otomatis musisi harus
memberikan keuntungan berupa materi untuk label dan komposisi
musik dan lirikpun harus dibatasi agar sesuai dengan telinga pasar.
1.1.2. Sejarah Singkat Musik Indie Bandung
Sebelum surat elektronik, internet dan televisi kabel masuk Inonesia,
anak band di Bandung tidak tahu sama sekali bagaimana cara
membuat rekaman. Pada pertengahan 1990an komunitas Punk Rock di
Bandung sudah marak, tapi karya mereka sudah putus setelah pentas.
Komunitas punk rock punya kebiasaan nongkrong di Bandung Indah
Plaza, an dari tradisi ini menghasilkan diskusi untuk keinginan
mendokumentasikan karya mereka meskipun mereka
tidak tau
bagaimana teknis mendokumentasikannnya itu, sehingga mereka
berhasil membuat kompilasi berjudul Bandung Punk Rock Storm yang
memuat lagu-lagu dari 17 band punk rock Bandung, semua proses
kreatif dilakukan oleh komunitas secara gotong royong. Karya mereka
tersebut didistribusikan dengan cara dijual perbuah ke setiap rumah
teman, emperan dan ada juga dengan cara barter. Bandung Punk Rock
Storm ini merupakan langkah awal atau pengalaman pertama tentang
musik
indie, namun yang menjadi tonggak sejarah musik indie
Bandung adala album Masaindahbangetsekalipisan pada tahun 1997.
Ketika itu Bandung diserbu oleh aliran Hardcore, Punk dan Grunge.
band-band yang masuk kompilasi ini antara lain Full Of Hate, Rotten To
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
2
The Core, Sendal Jepit dan Burger Kill, yang menarik dalam pembuatan
album ini dibuat dalam bentuk CD yang pada waktu itu belum jamak.
Penjualan CD yang dibuat 1200 kopi itu kurang sukses,
dengan
penjualan ke luar kota yang tidak jelas. Modalpun keluar dari sendiri
yaitu dari Richard Mutter mantan penggebuk drum PAS band.
Album kompilasi Masaindahbangetsekalipisan ini memang tidak
terhitung sukses, namun bisa disebut sebagai model awal kolaborasi
antara band dan distro, yaitu cara pemasaran yang mandiri.
Selain itu bukan hanya band keras yang tumbuh di kancah musik indie
Bandung ini, band-band aliran lainpun mempunyai perjuangan sendiri
dan muncul menjadi pemanis seperti Mocca, The Millo, dan Blossom
Diary berhasil memberikan sentuhan berbeda pada album kompilasi
mereka yang berjudul Delicasten yang dikeluarkan oleh Poptastic record
pada
tahun
2002.
(Sumber
:http://majalah.com/id/arsip/2009/07/06/IMZ
/mbm.20090706IMZ130757.id.html, diakses pada tanggal 20/03/2013, pukul 08:44
WIB)
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Bandung Indie Music Community menjadi sarana dan fasilitas untuk
mewadahi kegiatan positif masyarakat bandung yakni seluruh komunitas
musik indie yang ada di Bandung untuk memenuhi kegiatan-kegiatan
yang ada didalamnya.
1.2.2 Tujuan
1. Bandung Indie Music Community dapat mewadahi kegiatan-kegiatan
komunitas musik indie yang diharapkan dapat berkembang dalam
hal kreatifitasnya setelah adanya wadah ini.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
3
2. Bandung Indie Music Community dapat menyatukan berbagai
komunitas musik indie yang kreatif dengan genre yang berbeda-beda
namun tetap yang mempunyai spirit musik indie yang tidak mengikuti
tren dan bermusik sesuai ekspresi jiwa mereka.
3. Sebagai wadah untuk memenuhi pengapresiasian seni musik kreatif
dan inovatif.
1.3 Masalah Perancangan
Masalah desain yang ditemukan dalam perancangan Bandung Indie
Music Community adalah :
1.3.1 Masalah Umum
Bagaimana mendesain bangunan bangunan yang menarik dan bisa
memenuhi / mefasilitasi kebutuhan komunitas musik indie sehingga
dapat memajukan musik indie tersebut.
1.3.2 Masalah Desain
1. Bagaimana membuat desain yang bersifat kekeluargaan, desain
yang mampu menjalin silaturahmi antar komunitas musik.
2. Bagaimana membuat ruangan yang mempunyai nilai akustik baik
sehingga suara dari dalam tidak menggangu suara diluar, begitu
juga sebaliknya.
3. Bagaimana membuat desain yang dapat menghidupkan lingkungan
sekitar dan bersahabat dengan lingkungan sekitar meskipun
bangunan itu berbeda.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
4
1.4 Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan Bandung Indie Music
Community ini adalah :
1. Melakukan studi tentang apa saja aktivitas yang ada didalam
komunitas musik indie, sehingga ditemukan kebutuhan yang
diperlukan untuk komunitas musik indie.
2. Melakukan studi tentang sarana yang mewadahi apresiasi musik .
3. Mengamati karakteristik komunitas musik indie sehingga ditemukan
desain yang sesuai dengannya.
4. Pengumpulan data, dilakukan engan beberapa cara diantaranya :
a. Pengelompokan Variable
yaitu seperti menganalisa prilaku komunitas dan menganalisa
aktivitas sehingga dapat ditemukan kebutuhannya.
b. Studi Analisa
Dengan menganalisa hasil dari survey, studi literatur, dan studi
banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan
proses perancangan.
c. Poses Desain
Merupakan penjabaran dari semua proses diatas secara
visual dan grafis kedalam bentuk gambar sketsa yang
dicerminkan dan diterapkan pada desain bangunan yang
sesuai dengan karakteristik komunitas musik indie.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
5
1.5 Ruang Lingkup Atau Batasan
Ruang lingkup dan batasan Bandung Indie Music Community meliputi
fungsi-fungsi bangunan dalam site, adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas umum meliputi parkir kendaraan, Mushola dan Toilet umum.
Fasilitas
ini dapat
digunakan oleh setiap orang
khususnya
pengunjung .
2. Fasilitas pengelola meliputi kantor, ruang pengepakan, ruang
informasi.Fasilitas ini hanya digunakan oleh pengelola saja karena
bersifat private
3. Fasilitas aktivitas utama komunitas yaitu fasilitas show, produksi,
promosi dan sosial.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
6
1.6 Kerangka Berpikir
Musik Indie
Musik Independent
Kegiatan Positif
Menghasilkan ekonomi yang mandiri
Komunitas
Terus berkembang
Membutuhkan Ruang
Tujuan
Menciptakan silaturahmi komuitas sehingga komunitas dapat terus
berkembang dan menjadi satu kegaiatan positif.
Mengembangkan industri kreatif sehingga dapat tercipta ekonomi yang
mandiri yaitu dengan memberi wadah khusus untuk komunitas musik indie.
Metoda kualitatif
Analisis
aktivitas
lokasi
dari
dan
Kajian pustaka
Teori akustik
Data standard
keseluruhan
Prilaku
Kondisi
Analisis
Tema
Desain
Bagan 1. Kerangka Berfikir
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
7
1.7 Sistematika Laporan
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup
perancangan, metode perancangan, lingkup permasalah dan
kerangka berfikir dari perancangan Bandung indie Music
Community beserta sistematika dari laporan tugas akhir.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
Menjabarkan teori yang berkaitan dengan pusat seni terutama
seni kontemporer dan yang berkaitan dengan studi kasus
proyek sejenis, yaitu pusat seni
BAB III ELABORASI TEMA
Pemaparan tema perancangan yang terdiri dari pengertian
dan interprestasi tema.
BAB IV ANALISIS
Mengenai deskripsi proyek dan analisa dalam proses
perancangan menyangkut analisa fungsi dan tapak.
BAB V
KONSEP RANCANGAN
Berisi konsep fungsi, tapak, bangunan, ruang, tampak struktur
dan sistem utilitas dari rancangan.
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berisi gambar-gambar perancangan serta foto-foto maket dari
rancangan.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
8
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1.
Data Umum Proyek
Proyek perancangan Bandung Indie Music Community Berlokasi di
jalan BKR
Luas Lahan
: 30.000 m2
KDB
: 30 %
KLB
: 1
GSB
: 10 m
Sumber Dana : Swasta
Pemilik
: Swasta
Gambar 2.1 Peta Lokasi
Sumber: Google Earth
2.1.1 Alasan pemilihan lokasi
1. Proyek ini memiliki kegiatan utama salah satunya konser yang
membuat orang secara serentak berdatangan akibatnya menambah
beban kemacetan kota. Lokasi yang dipilih tidak akan terlalu
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
9
membebani kota dengan kemacetan namun tidak terlalu jauh untuk
dijangkau mengingat komunitas musik indie berada seluruh penjuru
kota Bandung.
2. Membuat lokasi lebih bisa dikenal karena lokasi akan sering
dikunjungi.
3. Proyek memiliki kegiatan yang beraktivitas setiap hari yaitu kantor
didalamnya seperti radio, dan management, lokasi disini merupakan
daerah perkantoran dan perdagangan sehingga dapat menunjang.
4. Belum adanya fasilitas untuk komunitas musik indie dikota Bandung,
sehingga akan membuat lokasi berpotensi untuk sering dikunjungi.
2.1.2
Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada Bandung Indie Music Community ini
berdasarkan aktivitas komunitas musik indie, yaitu sebagai berikut:
Bagan 2. Program Fasilitas
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
10
2.2.
Program Kegiatan
Kegiatan yang ada dalam Bandung indie music community ini adalah :
- Show
- Promosi Musik
- Produksi
- Sosial Interaksi
- Management
Adapun kegiatan yang berjalan didalamnya yaitu sebagai berikut :
A.
PROGRAM
RUANG/
FASILITAS
CONCERT
HALL
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Auditorium
Penonton
Melihat/
Menikmati musik
2
Stage
Artis
Mempertujukan
musik
3
Back stage
Artis
Persiapan
sebelum masuk
panggung
4
R. tunggu
Artis dan
tamu artis
Duduk santai
5
R. ganti dan
make up
Artis
Make-up, kostum
artis
6
R. Operator
sound
system
Operator
Mengatur tata
suara
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
11
7
R. Operator sound
lighting
8
Hall/ lobby
Pengunjung
Penerima
pengunjung
9
Ticket
Pengunjung
Memesan ticket
Gudang
Pengelola
Menyimpan
peralatan musik,
sound, dekorasi
panggung dan
lain-lain.
11
Toilet
Pengunjung
, artis dan
pengelola
B.
PROGRAM
RUANG/
FASILITAS
LIVE HOUSE
MUSIC
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Show room
Pengunjung
Menonton berdiri
Pengunjung
Menonton duduk
dan menikmati
minuman/
makanan
10
2
Mengatur tata
cahaya
Table
-
Pegawai
Pengunjung
3
Barr/ Pantry
4
Stage
Artis
5
Back stage
Artis
- Menyiapkan
minuman/ makanan
- Memesan/
menikmati minuman
dan makanan
Melakukan
pertunjukan
Persiapan sebelum
pertunjukan
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
12
-
Artis
Pegawai
- Persiapan make
up/ kostum
- Make up dan
kostum
Menuggu /
bersantai
6
R. Persiapan
artis
7
R. artis
(lounge)
Artis
8
R. operator
sound
Pegawai
Kontrol tata suara
9
R. operator
lighting
Pegawai
Kontrol tata
cahaya
Ruang untuk
menerima
pengunjung
10
Hall/ lobby
-
Pengunjung
11
Ticket
-
Pengunjung
Pegawai
12
Gudang
C.
OUTDOOR
STAGE
-
Pegawai
-
Ruang menyimpan
barang seperti
sound, dekorasi
panggung dan lainlain
KETARANGAN
AKTIVITAS
PELAKU
-
-
D.
AMPHITEATER
Artis
Pengunjung
PELAKU
-
Memesan ticket
Menjual ticket
-
Melakukan
pertunjukan
diluar
bangunan
Menonton
pertujukan
diluar
bangunan
KETERANGAN
AKTIVITAS
Artis
Pengunjung
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
13
E.
RADIO
1
Penerima
2
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
Tamu
Pengunjung
Penerima tamu/
undangan
R. siaran
Pegawai
Melakukan siaran
3
R. Tamu
Tamu
Pengunjung
4
R. Rapat
Karyawan
Meeteng
5
Gudang
Karyawan
Menyimpan
barang
6
Toilet
E.
TOKO
KASET
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Display
Pengunjung
Membeli dan
memilih kaset
2
Kasir
3
Gudang
4
Toilet
5
R. Pengelola
E.
TOKO ALAT
MUSIK
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Display
Pengunjung
Membeli dan
memilih kaset
2
Kasir
3
Gudang
4
Toilet
5
R. Pengelola
-
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
14
KETERANGAN
AKTIVITAS
F.
Distro
1
Display
2
Counter/
kasir
3
Pengelola
4
Gudang
5
Toilet
G.
STUDIO
RECORD,
MIXING DAN
MASTERING
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1
Studio
Pengunjung
Bermain musik
2
R. Operator
Operator
Mengatur sound,
recording dll.
Pengunjung
Ruang duduk
pengunjung
sebelum bermain
musik
Ruang
menyimpan
peralatan
3
R. tunggu/
lounge
PELAKU
-
Pengunjung
-
Karyawan
Pengunjung
-
Karyawan
Memilih untuk
membeli kaset
-
Melayani pembeli
Transaksi
Karyawan
-
Karyawan
Pengunjung
4
Gudang
Pegawai
5
Toilet
Karyawan dan
pengunjung
H.
CAFE
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
1.
Table
Pengunjung
Menikmati
hidangan
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
15
2.
Pantry
Mempersiapkan
makanan dan
minuman
Karyawan
3.
Barr
-
Karyawan
Pengunjung
-
4.
Kasir
-
Karyawan
Pengunjung
-
Menyiapan
makanan dan
minuman
Duduk dan
menimati
minuman dan
makanan
Melayani
pembayaran
Melakukan
pembayaran
5.
Locker
karyawan
Karyawan
Menyimpan
barang pribadi
karyawan
6.
R. Manager
Manager
Ruang pemimpin
Karyawan
Mengurus
keuangan
pendapatan atau
pengeluaran
7.
Administrasi
8.
Gudang
9.
Toilet
Pengunjung
dan
karyawan
J
MINI
MARKET
PELAKU
R. Display
-
Pengunjung
Karyawan
KETERANGAN
AKTIVITAS
- Membeli barang
jualan
- Melayani pembeli
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
16
R. Manager
-
Gudang
Karyawan
Toilet
K
Manager
-
Mengawasi
Menyimpan
barang
karyawan
MANAGEMENT
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS
Front office
Leader
Peanggung
jawab seluruh
kegiatankegiatan yang
ada di gedung
Sekertaris
Mengatur jadwal
leader
Administrasi
Mengatur segala
pemasukan atau
pengeluaran.
Meeting
room
Melakukan brifing
semua
-
Management
R.
Pemasaran
Locker karyawan
R. Office
boy
Pantry
Gudang
-
-
OB
Karyawan
Tempat untuk ob
Menyiapkan
minuman/ makanan
untuk leader atau
karyawan lain
Tempat
menyimpan
barang-barang
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
17
Toilet
-
UTILITAS
PELAKU
KETERANGAN
AKTIVITAS/
RUANG
R. Pompa
Karyawan
Perawatan
R. Gendet
dan diesel
Karyawan
R. trafo
Karyawan
Perawatan
R. Panel
listrik
Karyawan
Perawatan
R. Bahan
bakar
Karyawan
Perawatan
R. AHU
Karyawan
Perawatan
R. CHILLER
Karyawan
Perawatan
STP
Karyawan
Perawatan
L
Perawatan
Tabel 1. Program kegiatan Bandung Indie Music Comunity
2.3.
Kebutuhan Ruang
Luas Program Ruang
Concert Hall
= 3590 m2
Live House
= 2250 m2
Radio
= 496 m2
Retail
= 452 m2
Toko CD
=’454 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
18
Toko Alat Musik
= 613 m2
Studio
= 237 m2
Kantor
= 613 m2
Utilitas
= 252 m2
Total Luas Bangunan
= 8957 m2
Outdor Stage
= 3000 m2
Amphiteater
= 300 m2
Parkir
= Gedung pertunjukan 1 parkir/ 10 kursi
Luas/ mobil 12.5 m2
Sepeda motor 30% Luas mobil
Asumsi perhitungan parkir mobil kursi 200 parkir x 1.25
= 250 m2
Asumsi perhitungan parkir motor 30% dari 250 m2
= 75 m2
Total parkir pengunjung Gedung pertunjukan
= 325 m2
2.4 Studi Banding
2.4.1 Dago Tea House
Teater indor Dago tea house memiliki kapasitas 400 kursi penonton,
bangunan ini digunakan untuk seni pertunjukan seperti seni teater,
pertunjukan musik, dan seni pertunjukan lainnya. Teater indor dago tea
house berada dalam satu komplek kebudayaan, yaitu taman budaya
jawa barat atau disebut juga dengan Dago Tea House. Fungsi-fungsi
dan kegiatan-kegiatan didalamnya yaitu Teater indor, Teaer Outdor,
Galery, Cafe dan kantor. Teater outdor juga sering digunakan untuk
latihan teater, tari dan lain-lain.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
19
Gambar 2.2. Teater Indor Dago Tea House
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.3. Teater Indor Dago Tea
House, suasana konser
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.4. Teater Indor Dago Tea
House suasana konser
Sumber :Data pribadi
2.4.2. The Venue Concert Hall
The Venue Concert Hall merupakan arena konser dengan tipe utama
standing party yang memiliki kapasitas 4000 orang, tribun bawah
dengan kapasitas 500 orang dan lantai atas berkapasitas 200 orang.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
20
The Venue Concert Hall digunakan juga untuk fungsi-fungsi lain yang
mebutuhkan ruang besar seperti acara pernikahan, seminar, religius
event, exhibition dan lain-lain.
The Venue Concert Hall merupakan
gedung konser yang menyatu dengan fungsi-fungsi lain yaitu sarana
olah raga, didalamnya terdapat fungsi tenis indor, tenis outdor dan
kolam renang. Tenis indor disini difungsikan juga untuk free function hall
jika konser akan berlangsung.
Gambar 2.5. Interior The Venue Concert Hall
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.6. Tennis outdor yang juga
dimanfaatkan untuk free function hall
The Venue Concert Hall
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.7. Hall Eldorado
Sumber :Data pribadi
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
21
2.4.3. Fame Station
Fame Station merupakan tempat hiburan malam yang kegiatan
didalamnya berupa clubbing dan juga live music, Kapasitas didalamnya
dapat menampung sekitar 100 orang. Fasilitas yang terdapat
didalamnya yaitu table-table kursi, bar dan Festival ketika konser
berlangsung.
Gambar 2.8. Fame station
Sumber :Data pribadi
Gambar 2.9. Fame station
Sumber :Data pribadi
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
22
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1.
Pengertian Tema
Tema yang yang diangkat dalam perancangan Bandung Indie Music
Community ini adalah Dinamika Musik Sebagai Ekspresi Dalam Arsitektur.
Pengambilan tema ini diambil berdasarkan karakter musik indie, yaitu :
Musik Indie
Musik mandiri dalam
hal produksi,
aransemen dan lainlain.
Musik yang
BEREKSPRESI
EKSPRESI MUSIK DALAM
ARSITEKTUR
DINAMIKA MU“IK “EBAGAI
EK“PRE“I DALAM AR“ITEKTUR
Bagan 3. Tema
Dinamika sebagai ekspresi musik dalam Arsitektur dalam hal ini
penerapannya yaitu desain arsitektur yang mengekspresikan sebuah
musik dalam Arsitektur, sebuah dinamika musik yang di terapkan
kedalam perancangan secara visual. Ekspresi dalam musik ditunjukan
oleh permainan dinamika. Dinamika dalam musik adalah bertujuan
dimana agar musik tidak menjadi plat dan membosankan sehingga ada
pengaturan naik turun dalam pengolahan musik itu sendiri.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
23
1.2.
Elaborasi Tema
DINAMIKA MU“IK “EBAGAI EKSPRESI DALAM
AR“ITEKTUR
Permainan tinggi rendah pada massa bangunan
Bentuk yang tidak datar
Dinamika
merupakan cara
mengekspresikan
sebuah musik
sehingga musik
tidak datar
Penempatan hirarki fungsi yang berurutan
sesuai tingkatannya
Bagan 4. Elaborasi Tema
Penerapan tema dinamika musik sebagai ekspresi dalam Arsitektur
sendiri yaitu dengan menerapkan pilosofi dari dinamika musik seolaholah Arsitektur berdinamika seperti musik secara visual. Dinamika
diterapkan pada bentuk bangunan dengan permainan tinggi rendah,
bangunan seperti sebuah instrumen musik dengan mengatur bagian dari
instrumen tersebut yang berubah pada setiap bagian-bagiannya, seperti
pada Intro dengan dinamika yang rendah, vers 1 dinamika menjadi naik,
vers 2 dinamika lebih naik, bridge datar dan chorus menjadi lebih naik
atau bisa saja sebaliknya. Dinamika dalam musik juga bertujuan agar
musik tidak datar dan menjadi membosankan, dalam hal ini saya
menerapkan kedalam bentuk yang tidak datar secara 2 dan 3 dimensi.
Selain itu dengan menerapkan dinamika yang tidak datar juga
menjadikan bangunan menjadi sebuah bentuk yang kontras dari tipologi
bangunan sekitarnya, hal ini menjadikan bangunan sesuai dengan
karakter musik indie yang berani tampil beda. Penerapan hirarki yang
berurutan sesuai fungsinya juga menjadikan bangunan seperti sebuah
dinamika musik yang bergerak dan semakin naik seperti
sebuah
dinamika cressendo yang merupkan tanda musik yang semakin naik
dalam instrumen musik.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
24
BAB IV
ANALISIS
4.1
Analisis Fungsional
4.1.1
Permintakan
N
PERUMAHAN
PERKANTORAN DAN JASA
PERDAGANGAN
Gambar 4.1 Pemintakan sekitar site
Kawasan ini merupakan kawasan pemukiman, perkantoran dan jasa juga
perdaganagan, sehingga untuk menanggapi hal tersebut permintakan
dalam tapak dapat menyesuaikan dengan fungsi sekitarnya bangunan
sekitarnya. Untuk zona komunitas yaitu distro, toko, minimarket, studio, radio
dan live house dapat diletakan pada area utara tapak bagian utara, begitu
juga dengan kantor yang diakses dari arah utara sehingga fungsi-fungsi
diatas dapat menanggapi fungsi-fungsi perkantoran dan perdagangan.
Sedangkan fungsi gedung konser diletakan diarea bagian selatan yang
menjauhi keramaian di arah utara untuk menghindari terjadinya kemacetan
pada saat terjadi konser.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
25
4.1.2
Persyaratan Teknis
Tinjauan utama dalam Bandung Indie Music Community ini adalah
bagaimana memfasilitasi dan mewadahi kegiatan komunitas musik indie di
Bandung dengan beberapa fungsi yang yang berhubungan. Fasilitas
diantaranya yaitu fasilitas yang erat kaitannya dan memiliki persyaratan
khusus untuk mencapai fungsi yang baik, yaitu :
- Show/ Konser yang terdiri atas gedung atau ruang konser
dan outdor arena.
- Promosi dan publikasi yang terdiri atas Radio
- Produksi yang terdiri atas Studio Mixing dan Mastering
Fasilitas diatas memiliki persyaratan khusus dalam hal akustik ruang dan
akustik lingkungan demi terciptanya kegiatan musik yang hubungannya
dengan suara. Oleh karena itu, tentu ruang yang dihasilkan harus bisa
memiliki akustik ruang yang baik sesuai yang dibutuhkan.
4.1.2.1
Tinjaun Fasilitas Konser
Konser adalah suatu pertunjukan langsung, biasanya musik di depan
penonton.
Musik
dapat
dimainkan
oleh musikus
tunggal,
kadang
disebut resital, atau suatu ensembel musik, seperti orkestra, paduan suara,
atau grup musik. Konser dapat diadakan di berbagai jenis lokasi, termasuk
pub, klub malam, rumah, lumbung, aula konser khusus, gedung serbaguna,
dan bahkan stadion olahraga. Konser yang diadakan di suatu tempat yang
sangat besar kadang disebut konser arena. Di manapun dilangsungkan,
musisi biasanya tampil di atas suatu panggung. Sebelum meluasnya musik
rekaman, konser merupakan satu-satunya kesempatan bagi seseorang
untuk mendengarkan penampilan seorang musisi.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Konser, diakses tanggal 27 Maret 2013, pukul 10:49
WIB)
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
26
Sejarah gedung konser dimulai sejak awal abad ke 19 dimulai dengan
bangunan berupa amphitheater, gedung opera dan seiring dengan
perkembangan ilmu akustik dan juga arsitektur baru kemudian gedung
konser. Dewasa ini gedung konser merupakan hasil dari inovasi dari
berbagai teknologi, ilmu pengetahuan dan seni musik itu sendiri.
Menurut Neufert (2002:136), gedung pertunjukan terdiri atas beberapa
macam, yaitu:
1. Teater
Ciri khas gedung teater adalah dengan adanya bentuk tempat duduk
dilantai bawah (yaitu penonton duduk pada bidang besar berbentuk kurva
yang menanjak/naik) dan melalui sebuah depan panggung yang tampak
jelas, depan panggung yang dapat dicontoh (bidang pertunjukan sebelum
pintu gerbang di ruang penonton) (Neufert, 2002:137).
2. Opera
Opera berarti bentuk drama panggung yang seluruhnya atau sebagian
dinyanyikan dengan iringan orkes atau musik instrumental (KBBI online).
Menurut Neufert (2002:137) gedung opera mempunyai karakter adanya
sebuah pemisahan ruang yang jelas secara arsitektur antara ruang
penonton dan panggung melalui musik orkestra dan banyaknya tempat
duduk (1000 sampai hampir 4000 tempat duduk) dan sistem yang sesuai
dengan tempat duduk tidak terikat (lepas) atau balkon, penting untuk jumlah
penonton yang banyak.
3. Bioskop
Bioskop juga bisa dirtikan sebagai tempat untuk menonton pertunjukan film
dengan menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar
menggunakan proyektor (Neufert, 2002:146)
.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
27
4.1.2.2 Tinjauan Akustik Luar Bangunan
1. Reduksi Kebisingan Secara Alamiah
Menurut Christina E (2005:59), beberapa reduksi kebisingan yang
terjadi secara alamiah diantaranya :
a) Jarak
Semakin jauhnya jarak telinga terhadap kebisisngan, maka
semakin lemah;lah bunyi yang diterimanya.
b) Serapan udara
Udara
disekitar
kita,
yang
menjadi
medium
perambatan
gelombang bunyi, sesungguhnya mampu menyerap sebagian
kecil kekuatan bunyi yang melewatinya. Kemampuan Srapan
udara tersebut tergantung pada suhu dan kelembabannya.
Serapan terjadi lebih baik pada udara yang kelembaban relatif
yang rendah, dibandingkan pada udara yang kelembabannya
lebih tinggi.
c) Angin
Pengaruh angin dalam mengurangi kekuatan bunyi adalah
fenomena yang belum dipahami sepenuhnya. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin. Pada konisi angin
bertiup dari sumber bunyi menuju suatu titik, maka titik tersebut
akan menerima bunyi dengan lebih cepat, dan dalam kekuatan
yang cukup besar, begitupun sebaliknya.
d) Permukaan Tanah
Permukaan bumi yang masih dibiarkan sebagaimana adanya,
seperti tertutup tanah atau rerumputan, adalah permukaan yang
lunak. Apabila bunyi merambat dari sumber ke suatu titik melalui
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
28
permukaan lunak semacam ini, permukaan tersebut akan cukup
signifikan menyerap bunyi yang merambat, sehingga bunyi yang
diterima titik tersebut akan melema kekuatannya. Adapun
permukaan bumi yang keras, seperti jalan yang dilapisi aspal atau
taman yang ditutup paving block akan memberikan efek
sebaliknya.
Gambar 4.2. Kondisi permukaan bumi yang rata atau berbukit yang memungkinkan
terjadinya reduksi oleh penghalang secara alamiah
Sumber : Christina E, 2005: 61
e) Halangan
Reduksi bunyi akibat adanya objek pengalang dapat ibedakan
menjadi dua, yaitu halangan yang terjadi secara alamiah dan
halangan buatan. Halangan alamia terjadi ketika diantara sumber
bunyi dan suatu titik berdiri penghalang yang tidak sengaja
dibangun oleh manusia, seperti kontur alam dan bukit yang
membentuk bukit dan lembah. Adapun penghalang yang dibuat
oleh manusia bisa berupa tembok, pagar dan sebagainya.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
29
Gambar 4.3. Diagram garis pasa saat bunyi
berfrekuensi tinggi
Sumber : Christina E, 2005: 62
Gambar 4.4. Diagram garis pasa saat bunyi
berfrekuensi rendah
Sumber : Christina E, 2005: 62
2. Penghalang Buatan
Pengahalang buatan disebut juga sound barrier atau barrier dapat
pula menjadi pilihan
ketika pengurangan kebisingan melalui
pemilihan layout bangunan tidak memberikan reduksi maksimal. Agar
dapat membangun barrier secara tepat, beberapa faktor arus kita
perhatikan, yaitu:
a) Posisi atau peletakan
Pada permukaan bunyi yang berkontur tajam, dalam kasus
dimana keberadaan bangunan lebi rendah dari jalan dan berada
dibalik bukit, dimanapun barrier diletakan, akan tercapai hasil yang
maksimal. Seangkan pada keadaan bangunan lebi tinggi dari jalan
(setidaknya ada selisih 1m), ketinggian barrier menjadi faktor yang
lebih penting dibandingkan faktor posisi dibandingkan faktor
posisi. Sayangnya kondisi tanah berkontur semacam ini tidak
banyak dijumpai dikota besar sehingga posisis barrier menjadi
sangat penting.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
30
Gambar 4.5. Posisi barrier yang sedekat mungkin paa sumber atau pendengar akan
memberikan efek reduksi kebisingan maksimal, sebaliknya posisi barrier yang beraa di
tenga-tengah tidak akan berfungsi efektif
Sumber : Christina E, 2005: 64
b) Dimensi
Ketika menggunakan barrier yang lebih dekat ke arah bangunan
dari pada ke ara jalan, dapat dipastikan dibutuhkan ketinggian
barrier yang melebihi dinding depan bangunan. Sementara itu,
pada keadaan yang memungkinkan ketika barrier lebih rendah dari
dinding , perlu kiranya dihitung ketinggian yang tepat.
c) Pemilihan material
Mengingat sifat gelombang bunyi yang mampu menembus cela
atau retakan yang sangat kecil serta mampu menggetarkan objekobjek, maka pemakaian bahan yang berat, tebal, dan masif (tanpa
cacat serta homogen) yang dipasang secara rigid, kokoh, dan
permanen snagatlah disarankan.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
31
d) Estetika
Secara
akustki,
faktor
estetika
adalah
faktor
yang
tidak
mendapatkan perhatian dengan serius. Namun secara arsitektur,
faktor ini penting diperhatikan agar barrier yang dibangun tidak
menutupi fasap.
4.1.2.3 Tinjauan Akustik Dalam Bangunan (Auditorium)
Menurut Leslie (1993:53), Secara garis besar akustik dalam bangunan
(Aditorium) harus memenuhi persyaratan agar tercipta akustik yang baik,
yaitu :
1. Kekerasan (Loudnes) Yang Cukup
Masalah/ Problema pengadaan kekerasan yang cukup, terutama
dalam auditorium ukuran sedang dan besar, terjadi karena energi
yang hilang pad aperambatan gelombang bunyi dan karena
penyerapan yang besar oleh penonton dan isi ruang (tempat duduk
empuk, karpet, tirai dan lain-lain). Hilangnya energi bunyi dapat
dikurangi dan kekerasan yang cukup dapat diadakan dengan caracara sebagai berikut.
-
Auditorium harus dibentuk agar penonton sedekat mungkin dengan
sumber bunyi, dengan demikian mengurangi jarak yang harus
ditempuh bunyi. Dalam auditorium yang besar, penggunaan balkon
menyebabkan lebih banyak tempat duduk mendekat ke sumber
bunyi.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
32
Gambar 4.6. Auditorium bentuk kipas dengan balkon, penonton dapat duduk
lebih dekat ke sumber bunyi dari pada dengan auditorium segi empat dengan
kapasitas sama tanpa balkon.
Sumber : Leslie, 1993: 54
-
Sumber bunyi harus dinaikan agar sebanyak mungkin terlihat,
sehingga menjamin aliran gelombang bunyi langsung bebas.
-
Lantai dimana pnonton duduk harus dibuat cukup landai atau miring,
karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati penonton
dengan sinar datang miring.
Gambar 4.7. Bila pendengar menerima banyak bunyi langsung, maka hal ini menguntungkan
kekerasan bunyi
Sumber : Leslie, 1993: 55
Sumber : Leslie, 1993: 66
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
33
-
Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan bunyi
yang besar dan banyak, untuk memberikan energi pantul tambahan
pada tiap bagian daerah penonton, terutama penonton yang jauh.
Gambar 4.8. Langit-langit
datar hanya menyediakan
pemantulan dengan waktu
tunda yang singkat dan
terbatas
Sumber : Sumber : Leslie,
1993: 57
Gambar 4.9. Permukaan
Langit-langit dimiringkan
dengan
tepat
lebih
menyumbang pemantulan
bunyi yang berguna, yaitu
kekerasan yang cukup
Sumber : Leslie, 1993: 57
2. Difusi Bunyi
Dua hal yang harus diperhatikan
dalam usaha pengadaan difusi
alam ruang: permukaan tak teratur (elemen-elemen yang ditonjolkan,
langit-langit yang ditutup, dinding yang bergerigi, kotak-kotak yang
menonjol, dekorasi permukaaan yang dipahat, bukaan jendela yang
dalam, dan lain-lain) harus cukup banyak digunakan dan cukup
besar.
3. Eliminasi Cacat Akusitk
Disamping menyediakan sifat-sifat akustik yang positif, seperti
kekerasan yang cukup, distribunyi energi yang merata, dan waktu
dengung yang optimum, cacat-cacat akustik yang potensial perlu
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
34
ditiadakan. Cacat akustik yang paling sering dijumpai dan yang dapat
meruksak bahkan kadang-kadang menghancurkan kondisi akustik
yang sebenarnya baik, diataranya:
-
Gema
Gema merupakan cacat akustik ruang yang peling berat, dapat
diamati bila bunyi dipantulkan oleh suatu permukaan batas dalam
jumlah yang cukup dan tertunda cukup lama untuk dapat diterima
sebagai bunyi yang berbeda dari bunyi yang merambat langsung
dari sumber pendengar. Sebuah dinding belakang yang berhadapan
dengan
sumber
bunyi
dan
memantulkan
bunyi,
merupakan
penyebab gema yang potensial dalam suatu auditorium, kecuali bila
dinding tersebut diatur secara akustik atau berada dibawah balkon
yang dalam.
Gambar 4.10. Dinding belakang pemantul bunyi menyebabkan gema, harus diberi
lapisan akustik
Sumber : Leslie, 1993: 66
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
35
Gambar 4.11. Dibuat difus, atau dimiringkan untukmenyebabkan pemantulan dengan waktu tunda
singkat yang menguntungkan
Sumber : Leslie, 1993: 66
-
Pemantulan yang berkepanjangan
Pemantulan yang berkepanjangan adalah cacat yang sejenis dengan
gema, tetapi penundaan waktu antara penerimaan bunyi langsung
dan bunyi pantul agak lebih singkat.
-
Gaung
Gaung terdiri atas gema-gema kecil yang berturutan dengan cepat
dan dapat dicatat serta diamatibila ledakan bunyi singkat, seperti
tepukan tangan atau tembakan, dilakukan di antara permukaanpermukaan pemantul bunyi yang sejajar. Gaung dapat terjadi antara
permukaan-permukaan pemantul bunyi yang tidak sejajar bila
sumber bunyi diletakan diantaranya.
-
Pemusatan bunyi
Pemusatan bunyi
disebabkan pada pemantulan bunyi pada
permukaan-permukaan cekung.
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
36
-
Ruang gandeng
Bila suatu auditorium dihubungkan dengan ruang dengung (seeperti
ruang depan, ruang tempat tangga, serambi, menara panggung atau
tempat pembaptisan) lewat sarana pintu keluar-masuk terbuka maka
kedua ruang itu membentuk ruang gandeng.
-
Distorsi
Distorsi
adalah
perubahan
kualitas
bunyi
musi
yang
tidak
dikehendaki, dan terjadi karena ketidak seimbangan atau penyerapan
bunyi yang sangat banyak ole permukaan-permukaan batas pada
frekuensi-frekuensi yang berbeda. Ini dapat dihindari bila lapisanlapisan akustik yang digunakan mempunyai karakteristik penyerapan
yang seimbang pada seluruh jangkauan frekuensi audio
-
Resonansi ruang
Resonansi ruang terjadi bila bunyi tertentu, dalam pita frekuensi yang
sempit
mempunyai
kecenderungan
berbunyi
lebih
keras
dibandingkan dengan-frekuensi-frekuensi lain. Cacat akustik ini lebih
rawan dalam ruang kecil dibandingkan dengan ruang besar.
-
Bayangan bunyi
Gejala bayangan bunyi dapat diamati dibawah balkon yang menonjol
terlalu jauh kedalam ruang udara suatu auditorium. Ruang semacam
itu dengan kedalaman yang melebihi 2 kali tinggiharus dihindari,
karena mereka akan menghalangi tempat duduk yang jauh, yang
berada dibawah balkon, untuk menerima bunyi langsung dan bunyi
pantul dalam jumla yang cukup; dengan demikian menciptakan
audibilitas yang buruk dibagian ini.
-
Serambi bisikan
Frekuensi bunyi yang tinggi mampunyai kecenderungan untuk
merangkak sepanjang permukaan-permukaan cekung yang besar,
seperti kubah setengah bola. Sebuah bunyi yang lembut seperti
bisikan
yang
diucapkan
didekat
kubah
tersebut
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
secara
37
mengherankan akan terdengar pada sisi yang lain. Serambi bisikan
menyenangkandan seringkali tidak merusak, tetapi hal ini tidak
dianggap sebagai sumbangan yang diinginkan bagi akustik yang
baik.
4.1.3
Organisasi Ruang
Concert Hall
Cafe
Hall/ Plaza
Retail
Radio
Studio
Berhubungan
Bagan 5. Buble diagram
4.1.4
Aktivitas
Program Ruang
Program Ruang
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
0.65m2/
orang
800x0.65
650 m2
I locket
5m2
5x5m2
25 m2
Concert Hall
Hall/Lobby
SHOW
Ticket
Stage
230 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
38
100 m2
Back stage
1,4 x 0,8 =
1.12m
Auditorium
R. Artis
R. Operator
lighting
R. Operator
sound sistem
800
1120 m2
1000
orang
100 m2
2 orang
operator
7.2 m2
2 orang
operator
7.2 m2
Gudang
50 m2
Toilet Artis
12 m2
Toilet umum
36 m2
R. Istirahat &
diskusi
40 m2
Penonton berdiri
760 m2
Sirkulasi
30%luas
seluruh
713 m2
JUMLAH
2377+713+
500=
3850 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
39
Live House
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
Hall
0.65m2/
orang
0.65x420
Ticket
I locket
5m2
2x5=10m
10 m2
2
0.9x0.65m
2/orang =
0.60m2/
orang
300orang
180 m2
x 0.60 m2
Festival
Stage
8x8=64m
2
Back stage
8x8=64m
2
Kursi putar
tamu
1org=1mx
0.75m=0.7
5m2
Pantry
0.75 x
20orang
Ruang
pelayan /
bartender
R. Operator
lighting
15 m2
15 m2
30 m2
R. Artis (Lounge)
R. Operator
sound system
100 m2
50 m2
2 orang
operator
7.2m2
2 orang
operator
7.2m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
40
-
Gudang minuman
24 m2
Gudang botol
bekas
24 m2
Toilet Artis
11m2
Toilet umum
36 m2
Sirkulasi
212 m2
JUMLAH
707+212 = 919
m2
Outdor Stage
Lapangan
Sirkulasi
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
0.9x0.65m2
/orang =
0.6m2/
orang
3000oran
gx 0.6m2
1800 m2
= 1800m2
30% luas
540 m2
540 m2
2340 m2
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
R. Kepala
administrasi
16m2/
orang
1 orang
16 m2
Sekertaris
5.5m2/
orang
1 orang
6 m2
R. Kep keuangan
16m2/
orang
1 orang
16 m2
Stasiun Radio
Administrasi
PROMOSI &
PUBLIKASI
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
41
Staf keuangan
5.5m2/
orang
5.5 x 3
orang
16.5 m2
Kep. Personalia
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Staff personalia
5.5m2/
orang
5.5 x 2
orang
11 m2
15 m2
Arsip
8 orang
Rapat
21 m2
JUMLAH 123.5
m2
Marketing Radio
Standard
Asumsi
Kebutuha Jumlah
n
Kep. Marketing
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
Sekertaris
6 m2/
orang
1 orang
6 m2
Kepala
pemasaran
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Staf pemasaran
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
Kep. Promosi
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
Staf promosi
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
Kep. Humas
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
Staf humas
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
42
Kep traffic
16 m2 /
orang
1 orang
16 m2
Staf traffic
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
R. Rapat
2 m2/
orang +
30%
sirkulasi
8 orang
21 m2
15 m2
15 m2
2 unit
9 m2
1 closet,
2 urinoir,
1
wastafel.
8.5 m2
2 kloset,
1
wastafel.
7.5 m2
R. Arsip
4.5 m2 /
unit
R. Fotocopy
Toilet
JUMLAH
182 m2
-
Programming
Kabag.
Production
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Program director
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Music director
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Sekertaris
6 m2/
orang
12 m2
2 orang
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
43
Produser
Staf production
5.5 m2/
orang
3 orang
16.5 m2
5.5 m2/
orang
2 orang
11 m2
JUMLAH
87.5 m2
News
Kabag news
16 m2/
orang
1 orang
16 m2
Staf
5.5 m2
/orang
2 orang
11 m2
R. Reporter
5.5 m2/
orang
4 orang
22 m2
R. Penyiar
5.5 m2/
orang
4 orang
22 m2
News room
12 m2/
orang
1 orang
12 m2
Rapat
2 m2/
orang +
30%
sirkulasi
8 orang
21 m2
JUMLAH
104 m2
-
Studio dan
transmisi
Studio siaran
Studio
wawancara
12 m2/ unit
2 unit
24 m2
20 m2/ unit
1 unit
20 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
44
Studio rekaman
12 m2/ unit
1 unit
12 m2
R editing
12 m2/ unit
1 unit
12 m2
R. Discotikatelecaster
25 m2
R. Pemancar
16 m2
15 m2
R. kontrol
JUMLAH
124 m2
Standar
TOKO CD
Asumsi
Kebutuha
n
Jumlah
300m2
Ruang display
4 orang
Kasir
22 m2
100m2
Gudang
15 m2
Locker Karyawan
15 m2
R. Manager
JUMLAH
460 m2
TOKO ALAT
MUSIK
Standar
Asumsi
Kebutuha
n
Jumlah
Ruang display
300 m2
Kasir
22 m2
Gudang
100 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
45
Locker Karyawan
15 m2
R. Manager
15 m2
JUMLAH
460 m2
Asumsi
Kebutuha
n
Jumlah
1 tenant 40m2
7 tenant
280 m2
Sirkulasi
30%
84 m2
Standar
DISTRO
45
2 m2
JUMLAH
364 m2
PRODUKSI
STUDIO
Standar
Asumsi
Kebutuha
n
Alat
band+so
und
Studio band
operator,
1 unit
mixer
Operator
2 orang
operator,
1 unit
mixer
R. Kontrol, mixing
and mastering
30 m2x 5 unit =
150 m2
15 m2
15 m2
15 m2
Ruang tunggu
mixing mastering
Gudang
30m2/ Unit
55 m2
R. Tunggu
-
Jumlah
20%
50 m2
Ismail Solehudin 1.04.08.006 | Studio Tugas Akhir
46
75