Perancangan Buku Informasi Tulisan Arab Melayu
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU INFORMASI TULISAN ARAB MELAYU
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2011-2012
Oleh :
Sadly Adhitama
51907030
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012
Abstrak
PERANCANGAN BUKU INFORMASI TULISAN ARAB MELAYU
Oleh:
Sadly Adhitama
51907030
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Arab Melayu merupakan budaya yang harus tetap dijaga, sebagai
keragaman budaya Indonesia, hasil dari penelitian mengenai Arab Melayu
diketahui beberapa wilayah Indonesia juga telah mempelajari Arab Melayu
sebagaai pelajaran muatan lokal, namun tidak semua mengerti akan pembacaan
dan huruf-huruf Arab Melayu oleh karena itu, solusi dari permasalahan ini dibuat
buku yang dapat dipahami semua orang khususnya siswa yang nantinya mampu
memahami huruf Arab Melayu.
Arab Melayu yang berawal dari surat dan naskah kerajaan Islam berawal
dari Aceh dimana Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-17 dengan ditandai
berdirinya kerajaan Pasai oleh karena itu buku ini diharapkan mampu membantu
siswa dan siswi yang bermukim di Nangroe Aceh Darusalam khususnya dan
siswa siswi di wilayah Indonesia lainnya umumnya.
Kata Kunci: Arab Melayu, Budaya
Abstract
DESIGN INFORMATION BOOK OF ARAB MELAYU WRITENING
by:
Sadly Adhitama
51907030
study programme visual communication design
Arab Melayu was a culture that have to be maintaned, as a diversity
culture of Indonesia. The Results of research on Arab Melayu also known in a few
Indonesian areas that's have to be studying on Arab Melayu as a Local Content of
lessons. But not all of them understand about how to read and kind of the letters
of Arab melayu. So, the book was made for solution to all of the problem above
that can be understood by everyone especially students who will be able to
understand the letters of Arab Melayu.
Arab Melayu was start from the letters and manuscripts of Islamic
kingdom
of Aceh, where Islam originated in Indonesia in the 17th century
marked the establishment of the kingdom of Pasai. Therefore this book is expected
to help the students who live in Nanggroe Aceh Darussalam in particularly and
students of the other parts of Indonesia generally
Kata Kunci: Arab Melayu, Culture Of Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan serta pemberian anugerah berupa pikiran yang menjadi
inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Dengan
judul Perancangan Buku Informasi Tulisan Arab Melayu sebagai upaya
langkah pengenalan tulisan Arab Melayu kepada siswa siswi sekolah dasar.
Selama penyelesaian laporan tugas akhir ini, penulis banyak menerima
bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen
dan staf program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer
Indonesia, atas bantuannya sehingga dapat terselesaikan laporan tugas akhir ini.
Akhir kata, saran dan arahan sangat penulis harapkan demi perbaikan
kedepannya. Penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini bisa bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bandung, Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................
i
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
1.3 Fokus Masalah ............................................................................... 5
1.4 Tujuan Perancangan ...................................................................... 5
BAB II ARAB MELAYU DAN CARA PENULISANNYA ........................... 7
2.1 Arab Melayu…. ............................................................................ 7
2.1.1 Huruf Arab dan Bacaannya .............................................. 8
2.1.2
Tambahan yang Digunakan pada Huruf Arab ................. 8
2.2 Arab Melayu Pada Benda-benda Suku Melayu ............................ 9
2.2.1. Koin Kesultanan Palembang Darusalam .......................... 9
2.2.2. Batu Bersurat Terenganu .................................................. 10
2.2.3. Makam Nisan Melayu Islam ............................................ 11
2.2.4. Surat .................................................................................. 12
2.2.5. Naskah ............................................................................ 13
2.3 Surat dan Naskah Bermotif Khas Pada Arab Melayu………. … 14
2.4 Buku Informasi ........................................................................... 21
2.5 Target Audiens ............................................................................ 23
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL .............. 25
3.1. Strategi Perancangan Meliputi
3. 1.1. Pendekatan Komunikasi ................................................... 25
3. 1.2. Strategi Kreatif ................................................................. 26
3. 1.3. Strategi Media................................................................... 26
i
3.2. Konsep Visual
3.2.1. Format Desain................................................................... 28
3.2.2. Tataletak ........................................................................... 28
3.2.3. Tifografi ............................................................................ 29
3.2.4. Ilustrasi ............................................................................. 29
3.2.5. Warna ............................................................................... 30
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ........................................................... 31
4.1.
Proses Perancangan Media ............................................... 31
4.2.
Media Utama .................................................................... 34
4.3.
Media Pendukung............................................................. 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Masalah
Islam masuk pertama kali ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-9
dengan ditandai berdirinya kerajan Islam Perlak yang berada di wilayah utara
Sumatra, hal ini dikemukakan oleh tokoh sejarahwan Aceh yaitu Yunus Jamil
yang berpendapat adanya kerajaan Islam Perlak yang berdiri di Aceh tahun
225H/845M. Pendiri dari kerajaan Perlak merupakan pedagang dari Arab dan
Gujarad. (Helmiyanti, 2011)
Kerajaan Islam yang juga berdiri di Aceh adalah kerajan Islam Pasai
yang berdiri pada abad ke-13M, terletak di pantai timur Aceh, hal ini
dibuktikan dengan adanya makam raja dari kerajaan Islam Pasai Malik Alsaleh, yang wafat pada bulan Ramadhan 696H/1297M.
Perkembangan Islam di Aceh tidak lepas dari peranan empat tokoh
ulama besar Aceh yaitu Hamzah Fansuri yang merupakan ahli agama sufi
dan sastrawan, Syamsuddin al-Sumatrani yang merupakan penasehat agama
dikesultanan Aceh, Nuruddin Ar-Raniri yang merupakan Seykh al-Islam
dikesultanan Aceh, Abdul Rauf Al-Sinkili yang menjabat sebagai mufti
dalam Kesultanan Aceh.
Pada abad ke-13 Islam mulai memasuki pulau Jawa yang dibawa oleh
pedagang muslim melalui pantai timur Sumatra, namun pendapat lain juga
mengatakan Islam masuk ke pulau Jawa pada abad ke-15M hal ini didasarkan
sesuai ditemukannya beberapa batu nisan yang memiliki abad yang sama
dengan batu makam Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ulama dari
Arab keturunan Zainal Abidin, cicit nabi Muhammad berdasarkan sejarah di
jawa.
Kerajaan Islam peratama di Jawa ialah kerajaan Demak yang pada
awalnya merupakan wilayah kerajaan Majapahit, tetapi ketika raja Majapahit
Prabu Brawijaya mewariskan Demak kepada anaknya Raden Patah ini
merupakan awal dimulai perkembangan Islam di Jawa, hingga berdirinya
Kesultanan Demak dan adanya sembilan wali atau walisongo. Walisongo
1
sendiri tinggal ditiga wilayah pulau Jawa yaitu di Jawa Timur dikota
Surabaya, Gersik, Lamongan, Jawa Tengah dikota Demak, Kudus, Muria dan
di Jawa Barat Cirebon.
Setelah Kerajaan Demak berakhir akibat konflik perebutan kekuasan
didalam kerajaan Demak maka Joko Tingkir atau Sultan Adiwijaya yang
merupakan murid salah satu dari sembilan wali mengalihkan Kesultanan
Demak ke Pajang, dan berdirilah Kesultanan Pajang, sampai pada akhir dari
Kesultanan Pajang, dimana terjadinya perperangan dengan Mataram sehingga
Pajang menjadi daerah yang dikuasai Kerajaan Mataram. Mataram sendiri
merupakan Kerajaan Islam kedua yang berdiri pada abad ke-16 dibawah
pimpinan Sultan Agung. Kesultanan ke tiga ialah Kesultanan Cirebon dimana
Islam telah ada pada tahun 1470M-1475M. Dan Kesultanan terakhir di Jawa
ialah Kesultanan Banten, dimana pada saat itu raja Banten menerima Islam
yang dibawa oleh Sunan Gujung Jati.
Daerah lain Indonesia yang juga pernah berdirinya kerajaan Islam
ialah Riau. Kerajaan Islam di Riau berdiri pada abad ke-15, yang didirikan
oleh kerajaan Malaka, namun seiring jatuhnya kerajaan Malaka karena
adanya serangan kolonial Protugis tahun 1511, maka muncul kerajaan Islam
Riau yang dikenal dengan nama Kesultanan Johor-Riau atau Riau-Lingga
yang didirikan oleh Sultan Alauddin Riayat Seykh tahun 1528.
Selama penyebaran Islam di Indonesia, Indonesia mengalami proses
akulturasi budaya yang terjadi diberbagai aspek, yaitu pada seni rupa, aksara,
seni bangunan, sistem pemerintahan dan sistem kalender. Akulturasi budaya
Islam terjadi diseluruh wilayah Indonesia yang mengalami proses masuknya
Islam, awal mula masuknya Islam dikota Nangro Aceh Darusalam, dimana
masyarakat Aceh mayoritas masyarakat suku Melayu Aceh, membuat tulisan
Arab berbahasa Melayu yang disebut Arab Melayu atau Arab Jawi, dilihat
dari persamaan bentuk huruf Arab Melayu dengan huruf Arab dapat
dikatakan huruf Arab Melayu merupakan huruf Arab yang dikembangkan
bentuk dan pembacaannnya, tetapi tidak semua huruf Arab dapat digunakan
dalam media komunikasi masyarakat Melayu, oleh karena itu marasarakat
Melayu Aceh memodifikasi beberapa huruf arab menjadi huruf baru dengan
2
pembacaan dan bunyi yang berbeda, tetapi masyarakat Melayu tetap
menggunakan huruf asli Arab dalam membuat ukiran di tempat-tempat
ibadah maupun hiasan didinding, sehingga muncul beberapa bentuk tulisan
arab yang cukup indah yang disebut kaligrafi arab. Pada masa awal berdirinya
kerajaan Islam di Aceh, Arab Melayu menjadi media komunikasi utama dan
dimasa sekarang hanya bagian dari kurikulum muatan lokal untuk daerah
Nangroe Aceh Darusalam, Berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan
kebudayaan nomor 0412/U/1987. (Al Musanna, 2009)
I.2.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang sejarah Islam di Indonesia diketahui bahwa Islam
telah ada di Aceh pada abad ke-13 dengan ditandai berdirinya kerajaan Islam
Pasai di Aceh. Atau sumber lainya yang mengatakan adanya kerajaan Islam
Perlak di Aceh pada abad ke-9. Perkembangan Islam di Aceh menyebar
keseluruh wilayah di Indonesia. Membawa suatu kesenian baru dalam huruf
berupa kaligrafi, oleh karena itu dapat diidentifikasi permasalahan dari latar
belakang yaitu:
Adanya kesaksian oleh sejarahwan asal Aceh akan kerajan Perlak
yang berdiri pada abad ke-9 tanpa disertakan bukti merupakan kondisi
sejarah awal Islam di Indonesia yang masih belum dapat dipastikan
kebenarannya .
Arab Melayu pada awal berdirinya kerajaan Islam di Aceh,
merupakan
bagian
kebudayaan
bangsa
Indonesia,
khususnya
masyarakat Aceh tetapi hanya dikenal sebagai kurikulum muatan
lokal.
Keragaman huruf Arab Melayu yang memiliki bentuk yang sama
dengan huruf Arab tetapi dengan modifikasi huruf merupakan
kreatifitas suku Melayu, tetapi hanya terapkan sebagai kurikulum
muatan lokal.
Penambahan dan perbedaan huruf dan cara membaca Arab Melayu
yang berbeda dengan bahasa Arab atau bahasa Melayu membuat
kebingungan dalam pemabacaan dan penulisannya.
3
I.3.
Fokus Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka
permasalahan difokuskan kepada tulisan Arab Melayu yang merupakan seni
budaya sekaligus bagian dari sejarah
Indonesia untuk dapat dikenal
masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Aceh khususnya.
I.4.
Tujuan Perancangan
Dilihat dari sejarah Islam di Indonesia Arab Melayu memiliki
keterkaitan yang cukup dekat dengan keadaan pada saat itu, tetapi tidak
ditemukannya Arab Melayu dalam aset budaya maka diambillah tujuan
perancangan untuk memperkenalkan Arab Melayu kepada masyarakat luas
dan turut andil dalam mempelajari Arab Melayu. Media yang akan
disampaikan berupa buku informasi yang berisi huruf Arab Melayu dan huruf
asli serta penulisan sekaligus cara membaca Arab Melayu, dimana buku
informasi ini akan disesuaikan dengan target audiens agar buku informasi ini
menjadi media informasi yang menarik bagi audiens.
4
BAB II
ARAB MELAYU DAN CARA PENULISANNYA
II.1
Arab Melayu
Aksara Jawi, atau Arab Melayu adalah huruf Arab yang telah dimodifikasi
bacaanya menjadi bahasa Melayu, beberapa bentuk dari huruf asli Arab masih
digunakan dalam menulis Arab Melayu, tetapi ada sebagian huruf yang dirubah
dengan penambahan titik agar bunyi bacaan sesuai dengan bahasa Melayu.
(Ahmad Darmawi, 2009, Arab Melayu, Pemunculan Tulisan, sistem dan istilah
Jawi).
Arab Melayu merupakan salahsatu bukti teori dari teori mekah, yaitu
dimana awal Islam masuk ke Indoneisa melalu empat teori. Teori Gujarat, teori
Mekah, teori Persia dan teori Cina, teori Gujarat, teori Mekah dan Persia
berdasarkan pendapat Ahmad Mansur Suryanegara yang merupakan penulis dari
buku Menemukan Sejarah, sementara teori Cina berdasarkan sumber yang belum
jelas. (R. Soekmono dalam Rusdi Mustapa, 2011)
Secara penjabran yang pertama yaitu teori Gujarat, teori ini menyatakan
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, yang dibawa oleh pendatang asal
Gujart (Cambai), India, alasan yang mendukung teori Gujarat ialah tidak adanya
fakta yang menyatakan bahwa adanya pedagang asal Arab yang membawa Islam
ke Indonesia,hubungan lama jalur perdagangan antara Indonesia, Cambai, dan
Timur Tengah, Adanya corak Gujarat pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang
merupakan raja dari Kesultanan Pasai. Yang kedua yaitu teori Mekah, teori ini
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada Abad ke-7 tahun 674,
melaului pantai barat Sumatra yang dibawa oleh pedagang asal Arab (Mesir),
dasar dari teori ini adalah telah adanya pedagang asal Arab pada abad ke-7 tahun
674 yang mendirikan perkampungan di pantai barat Sumatra, berdasarkan
pertimbangan telah berdirinya perkampunyan di Kanton pada abad ke-4 hal ini
juga sesuai pemberitaan di Cina, Raja Malik Al-Saleh menggunakan gelar AlSaleh yang merupakan gelar dari Mesir. Yang ketiga teori Persia, teori ini
menyatakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 melalui pedagang asal
5
persia, namun teori ini sangat lemah dikarenakan pada abad ke-7 bertempatan
dengan masa kalifah Umayyah yang memusatkan kebudayaan Islam di wilayah
Madinah, Mekah, Damaskus dan Baghdad. Dasar dari tori ini yaitu gelar Syeh
untuk raja-raja di Indonesia, pengaruh Syeh Siti Jenar yang merupakan salah satu
walisongo pengaruh Mazhab syi’ah. Yang keempat teori Cina, teori ini
menyatakan masuknya Islam di Indonesia dibawa oleh pedagang Cina ketika
Indonesia melakukan hubungan perdagangan dengan Cina. Dasar dari teori ini
yaitu Mesjid dengan gaya Cina di Semarng, adanya makam Cina Muslim di
Indonesia, beberapa wali yang diperkirakan memiliki keturunan Cina. (Artikel
Kementrian Agama dalam Filzahazny,2008)
Nama lain dari dari Arab melayu yaitu aksara Jawi, kata Jawi berasal dari
bahasa Melayu Malaysia, yang merupakan nama sejenis tetumbuhan, yaitu Pokok
Jawi-jawi atau Jejawi dan pada penamaan jenis beras yaitu beras Jawi, beras Jawi
merupakan beras yang berbeda dengan beras pulut. Kata Jawi juga dikenal dalam
bahasa Minang untuk menyebut kerbau. Tetapi istilah ini tidak ada hubungannya
dengan penamaan aksara Jawi. Begitu juga jika dikatan bahwa Jawi merupakan
perkataan Arab, bukan dari kata Jawa ataupun bahasa Jawa.
Pada dasarnya tidak ada kesamaan antara huruf latin daengan huruf Arab,
pada huruf x ditulis dengan menggunakan dua huruf, yaitu huruf kaf dengan huruf
sin, huruf c ditulis dengan menggabungkan dua huruf ta dan syin. Tetapi pada
Arab Melayu pengabungan dua huruf tidak semua dilakukan, tetapi perubahan
dengan menambahkan titik pada huruf Arab, huruf x menjadi kaf ditambah
dengan titik tiga di bawah. Pembacaan huruf Arab melayu, ada huruf dibaca
dengan konsonan, yaitu bunyi bahasa yang arus udara yang keluar dari mulut
mengalami proses yang ditentukan oleh tiga faktor yaitu keadaan pita suara
merapat atau merenggang - bersuara atau tak bersuara, penyentuhan atau
pendekatan berbagai alat bicara seperti bibir, gigi, gusi, lidah dan langit-langit,
cara alat bicara tersebut bersentuhan atau berdekatan.
6
Berikut rincian dari huruf Arab yang digunakan dan huruf yang dimodifikasi :
II.1.1 Huruf Arab dan bacaannya:
alif — اba
— ta — تtsa — ثjim — جha — حkho خ
dal — دdza — ذro — رza — زsin — سsyin — شshod ص
dhod — ضtho — طdlo ‘ — ظain — عghin — غfa — فqof ق
kaf — كlam — لmim — مnun — نwau — وHa — هya ي
hamzah — ءlam alif ا
Gambar1. huruf Arab dalam Arab Melayu
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Abjad_Jawi
(19 febuari 2012)
Huruf yang diabu-abukan merupakan hasil dari modifikasi dari huruf
Arab yang asli.
7
II.1.2 Tambahan yang digunakan pada huruf Arab
cha ( چha bertitik tiga), nga ( ڠain bertitik tiga), pa ( ڤfa bertitik
tiga)
ga ( ڬkaf bertitik) — va( ۏwau bertitik) — nya ( ڽnun bertitik
tiga)
II.1.3 Angka Arab yang digunakan
0 —1 —2
—3
—4
—5
—6
—7
—8
—9
II.1.4 Cara Penulisan dan pengucapan
1. Huruf ditulis secara gundul
2. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e.
3. Huruf alif yang diikuti wau berbunyi u atau o.
4. Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau é.
5. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fatah (bunyi a).
6. Konsonan diikuti huruf wau akan berbunyi dhomah (bunyi u).
7. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh (bunyi i).
8. Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, wau
atau ya berbunyi fatah (bunyi a atau e)
9. Konsonan di akhir kata adalah konsonan mati, kecuali diikuti
alif, wau atau ya.
10. Huruf ain digunakan sebagai penanda huruf k seperti pada
kata rakyat رعيت
II.1.3 Contoh Penulisan Arab Melayu
baca= ب چ
8
Gambar2.persamaan baca dan bunyi huruf Arab dan huruf latin
Sumber: Mu’zijah (2009)
(19 Mei 2012)
II.2
Arab Melayu pada benda – benda suku Melayu
Pada masa penyebaran Islam di Sumatra, beberapa kerajaan Islam
menggunakan media komunikasi berupa bahasa Melayu bertuliskan huruf Arab
benda-benda berikut merupakan media yang memiliki ukiran Arab Melayu
II.2.1. Koin Kesultanan Palembang Darusalam
Penggunaan Arab Melayu dapat dilihat pada uang koin kesultanan
Palembang, koin kesultanan Palembang terbuat dari bahan timah pada
tahun1784M. (A.Khalik R Muhibat dalam Alekmuhibat, 2008)
Jenis Kaligrafi pada koin kesultanan Palembang digunakan kaligrafi
Tsuluts, hal ini dikarenakan kaligrafi Tsuluts banyak hiasan tambahan dan
mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan
yang tersedia
9
Gambar3. Koin Kesultanan Palembang Darusalam
Sumber: http://www.tokokuno.com/2012/01/tin-pitis-kesultananpalembang_28.html
(27 Febuari 2012)
II.2.2. Batu Bersurat Terengganu
Arab melayu juga diaplikasikan pada batu bersurat Terengganu, batu
bersurat Terengganu ditemukan pada tahun 1899, Batu Terengganu adalah
batu berisi sebuah pesan yang ditulis dalam Arab Melayu,
ditemukan
ditebing sungai Tersat, Kuala Berang di Hulu Terengganu.
Dibatu Terengganu dipahat surat seperti berikut:
"Juma'at di bulan Rejab di tahun saratan di sasanakala Baginda Rasulullah
telah lalu tujuh ratus dua". ( Appzak dalam Minda, 2009)
Jenis Kaligrafi pada batu bersurat Terengganu digunakan kaligrafi
Naskhi hal ini didasarkan karena penulisan Naskhi yang penulisannya
dirumuskan secara sistematis, karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa
hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca, serta untuk menulis
mushaf Alquran sampai sekarang
10
Gambar4. Batu Bersurat Terengganu
Sumber: http://www.melayuonline.com/image/history/2009/batu-bersuratTerengganu-02.jpg
(27 Febuari 2012)
II.2.3. Makam atau Nisan Pejuang Melayu Islam
Salah satunya Makam pejuang nasional dari Aceh Cut Nyak Dhien,
didinding makam sebelah kiri terdapat tulisan "Karena Jihadmu Perjuangan
Aceh memperoleh kemenangan dari Belanda kembali ketangan rakyat
sendiri kegirangan. Itulah sebab sebagai kenangan, kami teringat teranganangan, akan budiman Pahlawan Junjungan, Pahlawan Wanita berjiwa
Kayangan". Ditulis menggunakan bahasa Melayu sebelum ejaan yang
disempurnakan, disebelahnya dengan menggunakan tulisan Arab Melayu
juga, sedangkan dinding kanan menggunakan bahasa
Aceh. (Deddi
Armand dalam Raddien, 2010)
Jenis Kaligrafi pada batu nisan digunakan kaligrafi Naskhi hal ini
didasarkan ukiran dibatu nisan tidak memiliki perbedaan bentuk dari gaya
penulisan surat, pada dasarnya penulisan ini lebih ditunjukan pada pesan
bagi yang membacanya.
11
Gambar5. Makam Cut Nyak Dhien
Sumber: http://Indonesianis.com/sejarah/antara-aceh-sumedang-dan-cut-nyak-dien
(27 Febuari 2012)
II.2.4. Surat
Surat bertuliskan Arab Melayu digunakan pada masa itu sebagai
media komunikasi Antar kerajan Islam baik yang di Aceh maupun diselat
Malaka, namun untuk kerajaan Islam di Jawa tidak menggunakan surat
bertuliskan Arab Melayu .
Jenis Kaligrafi pada surat digunakan Ijazah (Raihani) yang
merupakan bentuk gabungan Tsuluts dan Naskhi, dikatakan Raihani dilihat
dari penulisan utama pada lembar kertar jelas dan tak ada hiasan tetapi pada
bagian paling atas terdapat bentuk kaligrafi yang cukup indah.
12
Gambar6. Surat Sultan Cakradiningrat
Sumber: Mu’zijah (2009)
(19 April 2012)
II.2.5. Naskah
Salah satu naskah yang mengunakan Arab Melayu yaitu naskah
lampung Karam yang ditulis oleh Muhammad Shaleh, seorang penyebar
Agama Islam di Lampung. (Iyar Jarkasih, 2010)
Jenis Kaligrafi pada naskah sama seperti batu bersurat Terengganu
yaitu Naskhi, hal ini di dasarkan penulisan Naskhi, gaya kaligrafi ini sangat
umum di gunakan untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan seharihari. Penulisan di dalam naskah tidak memeiliki hiasan ataupun tumpukan
huruf
13
Gambar7. Naskah Arab Melayu, Fachruddin M. Dani dalam Sagata
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/04/warisan-budaya-tak-ada-anggaran.html
(27 Febuari 2012)
II.3.
Surat dan Naskah Bermotif khas pada Arab Melayu
Motif khas yang dimaksud pada surat dan naskah Arab Melayu
yaitu corak gambar yang mencirikan asal daerah surat dan naskah Arab
Melayu surat dan naskah ini digunakan kerajaan Isalam pada abad ke-18
dan ke-19, perlu diketahui bahwa surat-surat Arab Melayu yang
terilumisai ini memeliki cirikahar yang berbeda antara surat Arab Melayu
yang satu dengan yang laiinnya, sehingga dengan ilumnisi pada surat Arab
Melayu ini dapat diketahui bahwa darimana asal surat Arab Melayu
tersebut. Berikut surat Arab Melayu yang teriluminsai: (Mu’zijah 2009)
1.
Surat Sultan Mahmud Syah
Surat Sultan Mahmud Riayat Syah, sultan dari kerajaan Malaka
Johor Pahang yang dikirim kepada GJ Willem Arnold Alting rekan nya
yang merupakan pedagang senjata, tanggal 12 Ramadhan 1211 (11 Maret
1797), surat ini ditulis dalam kertas tebal berwarna kebiru-biruan dengan
tinta hitam, isi dari surat ini ialah pemberitahuan bahwa tinta hitam sudah
14
sampai dan agar sultan segera dikirimkan senjata lagi serta pemberitahuan
agar orang-orang segera ke Semarang.
Motif khas dari surat ini dibuat dariganda emas didalamnya
terdapat garis ganda emas yang dihiasi motif sulur yang sangat halus dan
rapi. Sulur itu sendiri dilengkapi dengan daun dan bunga emas dibentuk
menyerupai seperti buah ketupat, hiasanya berjumblah 6 baris berisi antara
4 sampai 5 bungga, pada baris terakhir hanya beberapa tampilan pohon.
Gambar8. Surat Sultan Mahmud Syah
Sumber: Mu’zijah (2009)
(13 Mei 2012)
2.
Surat Sultan Mahmud Syah Alam
Surat Sultan Mahmud Syah Alam yang merupakan Sultan dari
Kesultanan Linga Kepulaan Riau kepada GJ.P.G. Van Overstraten yang
seorang ketua kompeni Belanda, pada tanggal 27 Ramadhan 1212 (15
Maret 1798). Satu halaman berisikan tinta tulisan dengan warna hitam
yang sangat rapi, cap kertas bergambarkan mahkota terdapat stempel yang
15
berada di sebelah kanan atas yang berwarna hitam berbentuk lingkaran. Isi
dari surat ini sultan menyatakan bahwa kiriman meriam dan berdil sudah
sampai, sultan ingin dikirimkan seratus sarung senjata dan harnya akan
dibicarakan di kemudian hari, sultan juga memberitahukan bahwa Abdul
Manan yang merupakan pedagang kaya pada masa itu, sedang membawa
barang dagangan dari tionghoa ke Batavia.
Motif khas pada surat ini terdapat diseluruh halaman muka dengan
motif bunga, seluruh gambar berwarna emas bingkai pembatas terdapat
bingkai ganda dengan garis ganda yang ada didalamnya dihiasi dengan
salur buna emas.
Gambar9. Surat Sultan Mahmud Syah Alam
Sumber: Mu’zijah (2009)
(14 Mei 2012)
3.
Surat Sultan Zainal Abidin ibn Sultan Mansur
Surat Sultan Zainal Abidin ibn Sultan Mansur yang merupakan
Sultan dari kerajaan Trengganu kepada GJ.P.G. Van Overstraten yang
seorang ketua kompeni Belanda, dalam surat ini Sultan menjelaskan
16
bahwa Inggris pernah membajak perahu milik kompeni dalam perairan
Trengganu, lalu perahu itu dibeli oleh Sultan dan dilengkapi perkakasnya
seharga 1000 real, perahu itu boleh dibeli atau diambil lagi oleh kompeni,
sultan tidak ingin memusuhi orang kulit putih manapun.
Motif khas pada surat ini terdapat pada dua sisi, sisi kanan dan sisi
atas, tintanya merupakan tinta emas yang didalamnya terdapat salur emas
bingkai teks juga dibatasi dengan bingkai ganda emas di sisi atas teks
terdapat hiasan yang sangat megah yaitu sebuah kubah yang dibuat dari
salur yang sangat halus.
Gambar10. Surat Sultan Zainal Abidin ibn Sultan Mansur
Sumber: Mu’zijah (2009)
(16 Mei 2012)
4.
Surat Sultan Alauddin Mansur Syah Johan
Surat Sultan Alauddin Mansur Syah Johan yang merupakan Sultan
dari kesultanan yang berdiri di Aceh kepada Ang Piu Cik Putih yang
merupakan pedagang asal Tionghua pada tanggal 30 Muharam 1286 (12
17
Mei 1869), surat ini berisi pemberitahuan bahwa pedagang asal Tionghua
Ang Piu diberi gelar Panglima Setia Bakti dan diperbolehkan berdagang
diwilayah barat dan timur, disamping itu juga dijamin keselamatan dan
keamanan transportasi kapal-kapal niaga oleh pihak kerajaan.
Motif khas pada surat ini ialah berupa hiasan tiga sisi, garis ganda
kosong dan pada sisi kanan dn kiri garis ganda yang baris bagian
tengahnya dihiasi dengan salir bunga dan kuncup yang menyerupai bunga
mawar, pada bagian bawah tidak ada hiasan
Gambar11. Surat Sultan Alauddin Mansur Syah Johan
Sumber: Mu’zijah (2009)
(16 Mei 2012)
5. Surat Raja Ali
Surat Raja Ali yang merupakan wakil Sultan Riau kepada GJ Jan Jacob
van Rochussen pad 15 Syaban 1265 (6 Juli 1849), isi dari surat ini ialah rasa duka
cita Raja Ali atas meninggalnya Raja Wellem II dan selamat atas diangkatnya
Raja Wellem III.
18
Motif khas dari surat ini ialah bingkai menjadi pembatas bidang terdapat di
sisi kiri juga bingkai teks sangat unik dan beragam , motif pad bingkai atas
terdapat salur daun dan bunga matahasi yang sangat halus dari emas dengan latar
belakang hitam .
Gambar12. Surat Raja Ali
Sumber: Mu’zijah (2009)
(27 Mei 2012)
6. Surat Sultan Mahmmud al-Muzzafar Syah
Surat Sultan Mahmmud al-Muzzafar Syah yang merupakan Sultan dari
Lingga kepada GJ jan Jacob van Rochussen pada tanggal 6 Syaban 1265 (27 Juni
1849), isi dari surat ini ialah rasa duka cita atas meninggalnya Raja Wellem II dan
selamat atas diangkatnya Raja Wellem III.
Motif Khas pada surat ini ialah semua sisi dan seluruhnya berwarna emas.
Bingkai pembatas bidang dihiasi dengan motif pinggir yang sangat rapi berupa
lebah yang bergantung yang dibentuk dari daun pakis, bingkai dari ganda emas
yang didalamnya terdapat deretan motif daun dan bunga.
19
Gambar13. Surat Sultan Mahmmud al-Muzzafar Syah
Sumber: Mu’zijah (2009)
(27 Mei 2012)
7. Surat Ratu Husain Diyauddin
Surat Ratu Husain Diyauddin yang merupakan ratu dari Kesultanan
Palembang kepada GJ A.G.P. Baron van der Capellen yang merupakan pihak dari
Belanda, tanggal 20 Rabiulawal 1234 (17 Januari 1819), isi dari surat ini ialah
Sultan menerima surat persahabatan dan menggambarkan bahwa anaknya masih
sakit, serta Sultan telah menetapkan beberapa peraturan dengan komisaris
Belanda.
Motif khas dari surat ini ialah hiasan tidak diberikan pada bingkai
pembatas bidang dalm dan bingkai , tetapi hanya pad bingkai teks, yakni dengan
garis ganda emas yang di dalamnya diberi tinta emas.
20
Gambar14. Surat Ratu Husain Diyauddin
Sumber: Mu’zijah (2009)
(27 Mei 2012)
II.4.
Buku Informasi
II.3.1. Buku
Iyan Wb (Seperti dikutip Adhitya Lestari, 2011) buku merupakan
kumpulan kertas yang dijilid menjadi satu. Dan setiap sisi dari sebuah lembaran
kertas disebut halaman. Buku dengan menggunakan konten, gaya, format, desain
dan urutan dari berbagai komponen dapat menjadi sumber informasi yang mudah
dan praktis. Berisi tentang penjelasan singkat berupa teks dan didukung gambar
visual.
Berikut bagian-bagian dari buku:
1. Nomor Halaman
Nomor halaman berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari
halaman yang dibutuhkan dalam sebuah buku.
21
2. Halaman Judul Utama
Halaman judul utama adalah sebuah halaman buku yang memuat nama
penulis, judul buku, subjudul buku, dan logo penerbit.
3. Halaman Hak Cipta
Halaman hak cipta adalah halaman buku yang berisi keterangan atau
data singkat buku yang diterbitkan, baik data buku, tim penerbit,
maupun hak cipta penerbit (copyright).
4. Prakata
Prakata adalah sebuah pengantar dari penulis yang berisi ulasan tentang
maksud dan metode yang digunakan penulis dalam penulisan bukunya.
5. Daftar Isi
Daftar isi adalah tampilan semua judul bagian yang terdapat di dalam
buku untuk memberikan gambaran umum pada pembaca mengenai
struktur dan materi yang terdapat didalam buku sehingga mudah untuk
menemukan pembahasan yang diperlukan.
6. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan tambahan penjelasan teks yang diwujudkan dalam
bentuk visual. Fungsi ilustrasi bagi suatu buku adalah menjelaskan dan
mendukung teks yang tidak dapat digantikan dengan kata-kata
7. Teks
Teks merupakan kumpulan tulisan yang berisi tentang penjelasan dari
isi buku.
8. Daftar Pustaka
Daftar pustaka digunakan untuk mencari referensi atau bahan bacaan
lanjutan yang disarankan penulis untuk mendukung pembahasan yang
terdapat di dalam bukunya.
9. Biografi Penulis
Biografi penulis menjelaskan tentang penulis, riwayat pendidikan,
pekerjaan, dan daftar karya tulis yang telah dihasilkan.
10. Sinopsis
22
Sinopsis berisi tentang ringkasan dari isi sebuah buku agar memberikan
gambaran pada pembaca tentang isi yang terkandung pada buku yang
akan dibaca
II.3.2. Informasi
(seperti dikutip Deftidwibudi Fujiatuti, 2012) Informasi adalah
data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu
pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam
pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
II.5.
Target Audience
Target Utama dalam penyampaiaan buku media informasi Arab Melayu
dijabarkan sebagai berikut:
II.3.1 Demografis:
Siswa/i sekolah dasar
Siswa/I sekolah dasar ketika seorang anak telah mempuh
jenjang pendidikan formal dia akan terbiasa belajar diusia dini
Usia 9 tahun sampai dengan 12 tahun
Anak-anak yang berumur 9 sampai dengan 12 tahun mampu
menerima informasi tentang Arab Melayu, karena pada saat
usia tersebut anak sudah terbiasa belajar dan membaca.
Khususnya pada anak kelas sekolah dasar yang sedang
mempelajari
tentang
bahasa
akan
lebih
cepat
dalam
mempelajari Arab Melayu.
II.3.2 Geografis:
Lingkungan pemukiman perkotaan
Lingkungan perkotaan memiliki bahasa komunikasi pada
kehidupan sehari-hari dengan mengunakan bahasa nasional
akan lebih mudah dalam memahami bahasa nasional pada
buku informasi.
Lingkungan denagan lokasi raMei dengan anak sekolah
23
Anak-anak umur 9 sampai dengan 12 tahun sering berkumpul
bersama dengan umur sebaya dan saling berbagi banyak hal
baik pelajaran maupun hobi, oleh karena itu akan sangat
berpengaruh dan mudah bagi mereka untuk mendiskusikan dan
mempelajari Arab Melayu.
Memiliki taman keci yang berada di persekolah an
Taman sangat efektif menjadi tempat belajar dengan santai
oleh karena itu ketika siswa mempelajari Arab Melayu akan
lebih santai.
II.3.3 Psikografis
Ingin terus berMein dengan perMeinan yang senanginya
Menghormati orang lain yang lebih tua
Masih bingung dalam menenentukan sikap
Selalu ingin tahu
Menyukai warna-warna yang cerah
Berkhayal
Berkelompok dengan teman sebaya dalam melakukan aktivitas
harian
24
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1
Strategi Perancangan Meliputi
III.1.1 Pendekatan Komunikasi
a. Pendekatan Visual
Bentuk pendekatan visual ini ditampilkan dalam bentuk
buku informasi yang berisikan pendekatan visual yang di
tampilkan vector mendekati gambar nyatanya hal ini dikarekan
anak umur 9 tahun sudah mampu mengenali gambar nyata dan
umur 12 tahun sudah menangkap gambar dengan suasana yang
sebenarnya.
Tata bentuk layout yang akan dibuat berupa bentuk yang
cukup sederhana yang akan didominasi warna hijau, hal ini
dibuat agar gambar tampak lebih jelas dan lebih nyaman dilihat
oleh mata, tampilan cover akan di buat simple tetapi cukup
menarik bagi siswa, hal ini dikarenakan siswa umur 9 sampai 12
tahun telah mendekati proses remaja oleh karena itu visual
sederhana dan menarik akan memotivasi minat siswa untuk
membaca buku informasi Arab Melayu.
b. Pendekatan Verbal
Komunikasi dalam menyampaikan Arab Melayu kepada
siswa siswi yaitu dengan menggunakan gambar-gambar yang
sering dilihat siswa, seperti ruang kelas dan pakaian adat Aceh,
media buku informasi juga berisi huruf-huruf Arab Melayu serta
cara pembacaannya, gaya bahasa yang disampaikan berupa katakata bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan, katakata ejaan yang baku akan lebih mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa dan siswi.
25
III.1.2 Strategi Kreatif
Untuk dapat menghasilkan buku informasi Arab Melayu
yang dapat menjadi media yang efektif untuk siswa siswi yaitu
dibuat dengan bentuk yang sederhana namun memiliki unsur
desain yang kental dengan corak kebudayaan Aceh, komposisi
buku dibuat berbagai tahap pembahasan agar materi pelajaran yang
dibutuhkan siswa dan siswi 9 sampai 12 tahun mampu dipelajari
dengan baik.
Buku
ini
dibuat
dengan
berkerjasama
Departemen
Pendidikan dan dinas Pariwisata oleh karena itu buku akan
dibagikan kepada siswa melalui pihak sekolah.
III.1.3 Strategi Media
Didalam pemilihan media digunakan dua jenis media
dimana pertama digunakan media informasi sebagai media
utamanya dan media pendukung sebagai media tambahan agar
media utama dapat diterima dengan baik oleh siswa/i sekolah
dasar.
1.
Media Utama
Media utama berupa buku informasi yaitu buku yang
berisikan informasi mengenai huruf-huruf Arab Melayu, cara
pembacaannya dan gambar-gambar yang umum dijumpai siswa
pada kehidupan sehari-harinya, di dalam buku juga dijelaskan
persamaan bunyi dengan huruf latin maupun penambahan
modifikasi bentuk huruf arab pada Arab Melayu, dimana siswa
siswi sekolah dasar yang nantinya diharapkan dapat mengetahui
cara membaca huruf Arab Melayu, dikarenakan aplikasi pada
benda sehari-hari akan lebih cepat dipahami oleh siswa.
26
2.
Media Pendukung
Sebagai penunjang media utama, maka media pendukung
yang akan digunakan adalah:
a.
Media promosi Pendukung Langsung
Media promosi langsung sebagai pendukung media
utama yang digunakan adalah dengan menggunakan produk
yang dapat menarik perhatian anak-anak, seperti stiker.
gantungan kunci, pin dan pembatas buku, semua media ini
nantinya akan diberikan secara langsung.
b.
Media Promosi Pendukung Tidak langsung
Media pendukung tidak langsung yang akan di
berikan kepada siswa siswi sekolah dasar tentunya hal-hal
yang berkaitan dengan media yang menarik minat siswa
siswi sekolah dasar terhadap buku informasi Arab Melayu:
III.2
Poster
Kalender meja
X-Banner
Konsep Visual
III.2.1 Format Desain
Format yang digunakan dalam media informasi ini ialah lebih
kepada tampilan berupa huruf-huruf Arab Melayu dan cara pembacaan,
untuk tampilan depan berupa pembukaan dan penjelasan Arab Melayu,
halaman berikutnya berupa huruf-huruf arab dan penambahannya yang ada
pada Arab Melayu, serta kesamaan bunyi dengan huruf latin, desain buku
dibuat bingkai yang bercirikhas melayu dengan bentuk visual yang
berwarna kuning, dalam isi juga disertakan gambar yang akan membuat
buku lebih menarik. Bentuk buku sendiri akan dibuat cukup unik yang
didalamnya akan terdapat media pendukung dalam mempelajari Arab
Melayu, dimana buku juga terdapat kop nama yang nantinya siswa siswi
27
yang mempelajari Arab Melayu dapat menandai buku kepemilikannya
sendiri.
III.2.2 Tata letak (layout)
Bentuk layout buku media Arab Melayu diawali dari cover buku
yang cukup simple dimana terdapat dua bagian yaitu bagian atas dan
bagian bawah kedua bagian ini terdapat corak bulan, lalu di dalamnya
terdapat pendahuluan dan kata pengantar, serta background potongan
bulan yang mendukung bentuk layout buku informasi dibuat, juga paga
bagian berikutnya terdapat gambar-gambar ilustrasi pakian adat Nangroe
Aceh Darusalam dan benda-benda yang sering ditemui target audience.
halaman terakhir terdapat huruf-huruf Arab Melayu sesuai posisi huruf
serta bunyi huruf tersebut.
Gambar 15: Layout Buku Informasi
28
III.2.3 Tipografi
Untuk saat ini pemilihan tipografi yang dirasa cukup tepat
menggunakan tipografi yang memiliki cirikhas penulisan huruf Arab,
tetapi juga digunakan huruf yang lebih jelas dalam pembacaanya oleh
karena itu font yang di ambil Times New Roman dan Calligraphic.
Font Times New Roman digunakan sebagai body text dan font
Calligraphic digunakan sebagai judul buku dan sub headline.
1.
Times New Roman
ABCDEFGHIJKLMNOPQSTUVWXYZ
AbcdefghIjklmnopqstuvwxyz
1234567890
Gambar 16: Huruf Times New Roman
2.
Calligraphic
ABCDEFGHIJKLMNOPQSTUV WXYZ
AbcdefghIjklmnopqstuvwxyz
1234567890
Gambar 17: Huruf Calligraphic
29
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi yang diberikan berupa tampilan gambar-gambar ruangan
yang dijumpai siswa dan siswi dalam sehari-hari serta pakaian adat daerah
Aceh, gambar-gambar yang dibuat berupa vektor hasil trace dari gambar
nyata.
Gambar18. Vektor Karakter
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/_XjAdKs4D2DA/TM VFOs MiClI/A
AAAAAAAABY/TJhzR7i5WCY/s1600/Aceh.jpg
III.2.5 Warna
Untuk warna sendiri pada penulisan akan digunakan berbagai
warna warna sesuai warna media aslinya, tetapi untuk background
diterapkan warna hijau, diman warna hijau yang diambil tetapi pada objek
gambar diwarnai sesuai dengan bentuk aslinya, untuk teks pada isi
digunakan warna hitam dan teks pada sub judul berwarna putih sesuai
penempatan agar lebih jelas.
30
C:15% M:0% Y:72% K:0%
C:23% M:0% Y:89% K:0%
C:10% M:0% Y:54% K:0%
C:87% M:74% Y:63% K:95%
C:0% M:0% Y:0% K:0%
C:0% M:0% Y:100% K:0%
Gambar 19: Aplikasi Warna
31
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1. Proses Perancangan Media
Dalam perancangan ini media dibuat vektor dengan cara trace dari sketsa
awal manual dan referensi gambar yang sebenarnya. Dengan perancangan buku
informasi ini dibuat gambar senyata mungkin, karena anak umur 9 sampai dengan
12 tahun mampu memahami gambar secara nyata. Adapun tahapan dalam
pengerjaan rancangan ini:
Sketsa Awal:
1
Dibuat dengan pensil dan dibuat selengkap mungkin bagian tubuh
karakter
Gambar20: Pakaian adat laki-laki Aceh
32
2
Mencari gambar foto yang sesuai dengan aslinya untuk di trace:
Gambar21:Pakaian adat Aceh
Sumber: http://pesonapakaianadat.blogspot.com/2010/10/pakaian-adat-aceh.html
(9 juni2012)
3
Proses trace di Corel Draw pembuatan garis
Gambar22: pembuatan garis
33
4
Proses trace di Corel Draw pemberian warna
Gambar23: Pewarnaan
5
Membuat huruf latin dan huruf Arab Melayu
:
Gambar24: Membuat huruf latin dan huruf Arab Melayu
34
6
Pembuatan background dan layout
Gambar25: Pembuatan background dan layout
IV.2
Media Utama
Dalam perancangan media informasi tentang tulisan Arab Melayu dibuat
dalam bentuk, konsep perancangannya berupa penjelasan mengenai Arab Melayu,
bentuk huruf, bunyi huruf dan aplikasinya pada benda di sekitar. Pembuatan buku
informasi di titik beratkan sama halnya seperti kamus bergambar dimana terdapat
gambar dan keterangan bunyi serta kata-kata pada benda tersebut. Pembuatan
gambar merupakan hasil trace dari gambar sebenarnya. Proses pembuatan gambar
dengan proses trace dibuat dengan software CorelDraw X4 dan Adobe Ilustrator
CS3. Setelah selesai seluruh hasil
trace dibentuk dalam ukuran A4 (21,0 x
29,7cm).
Proses terakhir adalah percetakan semua trace dengan printer, untuk
kemudian dibuat dalam bentuk buku. Untuk cover dan isi buku menggunakan
kertas Art Paper 230 gram.
35
Gambar26:Cover buku
IV.3
Ukuran Media
: 21,0 x 29,7cm / A5
Material
: Art Paper
Teknis
: Cetak separasi
Media Pendukung
1.
Kalender
Media pendukung ini tempatkan diatas meja belajar sehingga siswa
dapat mengatur hari untuk membaca buku Informasi Arab Melayu.
36
Gambar 27:kalender
2.
Ukuran Media
: 21,0 x 29,7cm / A4
Material
: Art Paper 150gr dan 230gr Cover,
Teknis
: Cetak separasi
Stiker
Media ini dibagikan bagi kepada siswa dan siswi sekolah dasar.
Stiker ditempelkan pada buku tulis maupun meja belajar.
Gambar 28: stiker
37
3.
Ukuran Media
: 10 x 10 cm
Material
: Kertas Stiker
Teknis
: Cetak
Pin
Pin merupakan bagian dari media pendukung yang dibagikan ketika
adanya pengenalan buku informasi Arab Melayu akan dibagikan kepada
siswa.
Gambar29: pin
4.
Ukuran Media
: 6 x 6 cm
Material
: Plastik
Teknis
: Cetak
Buku Tulis
Buku tulis merupakan media pendukung yang nantinya diharapkan
digunakan sebagai media latihan dalam pembelajaran Arab Melayu.
38
Gambar30: buku tilis
5.
Ukuran Media
: 42,0 cm x 29,7 cm cm
Material
: Art Paper
Teknis
: Cetak separasi
X-Banner
X-Banner merupakan media pendukung yang akan ditempatkan
diperpustakaan sekolah dan Perpustakaan Nasional sehingga siswa dapat
mengetahui adanya buku informasi Arab Melayu.
39
.
Gambar31: X-Banner
6.
Ukuran Media
: 60 x 160 cm
Material
: Flexi
Teknis
: Cetak separasi
Poster
Poster merupakan Media pendukung yang nantinya akan dilihat
sebagai sarana promosi untuk buku informasi Arab Melayu, penempatan
akan efektif untuk madding sekolah.
40
Gambar32: poster
7.
Ukuran Media
: 29,437 cm x 42,092 cmcm
Material
: Art Paper
Teknis
: Cetak separasi
Pembatas Buku
Pembatas buku merupakan media pendukung yang akan di bagikan
kepada siswa yang nantinya diharapkan digunakan sebagai penanda ketika
siswa membaca sebuah buku.
Gambar33: Pembatas buku
41
8.
Ukuran Media
: 4,5 x 20,5 cm
Material
: Melamin sebagai pelapis dasar dan Kertas
stiker
Teknis Produksi
: FTP (file to print)
Botol air minum
Botol air minum yang merupakan media pendukung ketika siswa
lelah membaca dapat membawa air minum untuk menghilangkan dahaga
haus lelahnya karena membaca buku ataupun aktifitas lainnya.
Gambar34: botol air minum
Ukuran Media
: 13,189 x 17,462 cm
Material
: Stiker
42
Teknis
9.
: Cetak separasi
Gantungan Kunci
Gantungan kunci merupakan media pendukung yang nantinya akan
digunakan siswa sebagai pernak pernik pada tas ataupun kunci.
Gambar35: Gantungan Kunci
Ukuran Media
: 6 x 6 cm
Material
: Plastik
Teknis
: Cetak
43
Daftar Pustaka
Buku
Helmiyanti (2011). Sejarah Islam Asia Tenggara. Bandung:Zanafa.
Muzijah (2009). Iluminasi Dalam Surat-surat Melayu Abad ke-18 dan ke-19.
Jakarta: KPG
Rustan, Surianto (2009). Layout. Jakarta: Gramedia
Makalah
Al Musanna. (2009). Perkembangan Muatan Lokak Dalam Konteks Pendidikan di
Aceh. Jurnal Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Fujiatuti, Deftidwibudi (2012). Perancangan Buku Ilustrasi Bergambar Wayang
Wong Sriwedari Sebagai Media Informasi. Tugas Akhir. Universitas Komputer
Indonesia. Bandung
Lestari, Adhitya (2011). Perancangan Media Informasi Buku Upacara Adat
Nujuh Bulanan Suku Sunda. Tugas Akhir. Universitas Komputer Indonesia.
Bandung
Website
Darmawi, Ahmad. 2009 (1 April). Arab Melayu, Pemunculan Tulisan, Sistem dan
Istilah Jawi. Tersedia di: http://anawinta.wordpress.com. [11 Febuari 2012]
Filzahazny. 2008 (Maret). Teori Masuknya Islam ke Indonesia. Tersedia di:
http://filza hazny.wordpress.com. [24 Maret 2012]
Mustapa, Rusdi. 2011 (26 September). Perkembangan dan Akulturasi Islam
di Indonesia. Tersedia di: http://history1978.wordpress.com. [20 Febuari 2012]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama Lengkap : Sadly Adhitama
Tempat Tanggal Lahir : Medan, 2 Januari 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Nikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Sarjana Desain/Desain Komunikasi Visual
Alamat : Jl. Perak No. 39, Medan
Telepon/HP : 085721018195
Pendidikan Formal
SD Suasta Harapan, Medan
SD Negeri 1, Banda Aceh
SMP Negeri 1, Banda Aceh
SMP Suasta Sumbangsih 2, Jakarta
SMA Suasta Harapan, Medan
Universitas Andalas, Padang
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung
PERANCANGAN BUKU INFORMASI TULISAN ARAB MELAYU
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2011-2012
Oleh :
Sadly Adhitama
51907030
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012
Abstrak
PERANCANGAN BUKU INFORMASI TULISAN ARAB MELAYU
Oleh:
Sadly Adhitama
51907030
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Arab Melayu merupakan budaya yang harus tetap dijaga, sebagai
keragaman budaya Indonesia, hasil dari penelitian mengenai Arab Melayu
diketahui beberapa wilayah Indonesia juga telah mempelajari Arab Melayu
sebagaai pelajaran muatan lokal, namun tidak semua mengerti akan pembacaan
dan huruf-huruf Arab Melayu oleh karena itu, solusi dari permasalahan ini dibuat
buku yang dapat dipahami semua orang khususnya siswa yang nantinya mampu
memahami huruf Arab Melayu.
Arab Melayu yang berawal dari surat dan naskah kerajaan Islam berawal
dari Aceh dimana Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-17 dengan ditandai
berdirinya kerajaan Pasai oleh karena itu buku ini diharapkan mampu membantu
siswa dan siswi yang bermukim di Nangroe Aceh Darusalam khususnya dan
siswa siswi di wilayah Indonesia lainnya umumnya.
Kata Kunci: Arab Melayu, Budaya
Abstract
DESIGN INFORMATION BOOK OF ARAB MELAYU WRITENING
by:
Sadly Adhitama
51907030
study programme visual communication design
Arab Melayu was a culture that have to be maintaned, as a diversity
culture of Indonesia. The Results of research on Arab Melayu also known in a few
Indonesian areas that's have to be studying on Arab Melayu as a Local Content of
lessons. But not all of them understand about how to read and kind of the letters
of Arab melayu. So, the book was made for solution to all of the problem above
that can be understood by everyone especially students who will be able to
understand the letters of Arab Melayu.
Arab Melayu was start from the letters and manuscripts of Islamic
kingdom
of Aceh, where Islam originated in Indonesia in the 17th century
marked the establishment of the kingdom of Pasai. Therefore this book is expected
to help the students who live in Nanggroe Aceh Darussalam in particularly and
students of the other parts of Indonesia generally
Kata Kunci: Arab Melayu, Culture Of Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan serta pemberian anugerah berupa pikiran yang menjadi
inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Dengan
judul Perancangan Buku Informasi Tulisan Arab Melayu sebagai upaya
langkah pengenalan tulisan Arab Melayu kepada siswa siswi sekolah dasar.
Selama penyelesaian laporan tugas akhir ini, penulis banyak menerima
bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen
dan staf program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer
Indonesia, atas bantuannya sehingga dapat terselesaikan laporan tugas akhir ini.
Akhir kata, saran dan arahan sangat penulis harapkan demi perbaikan
kedepannya. Penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini bisa bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bandung, Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................
i
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
1.3 Fokus Masalah ............................................................................... 5
1.4 Tujuan Perancangan ...................................................................... 5
BAB II ARAB MELAYU DAN CARA PENULISANNYA ........................... 7
2.1 Arab Melayu…. ............................................................................ 7
2.1.1 Huruf Arab dan Bacaannya .............................................. 8
2.1.2
Tambahan yang Digunakan pada Huruf Arab ................. 8
2.2 Arab Melayu Pada Benda-benda Suku Melayu ............................ 9
2.2.1. Koin Kesultanan Palembang Darusalam .......................... 9
2.2.2. Batu Bersurat Terenganu .................................................. 10
2.2.3. Makam Nisan Melayu Islam ............................................ 11
2.2.4. Surat .................................................................................. 12
2.2.5. Naskah ............................................................................ 13
2.3 Surat dan Naskah Bermotif Khas Pada Arab Melayu………. … 14
2.4 Buku Informasi ........................................................................... 21
2.5 Target Audiens ............................................................................ 23
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL .............. 25
3.1. Strategi Perancangan Meliputi
3. 1.1. Pendekatan Komunikasi ................................................... 25
3. 1.2. Strategi Kreatif ................................................................. 26
3. 1.3. Strategi Media................................................................... 26
i
3.2. Konsep Visual
3.2.1. Format Desain................................................................... 28
3.2.2. Tataletak ........................................................................... 28
3.2.3. Tifografi ............................................................................ 29
3.2.4. Ilustrasi ............................................................................. 29
3.2.5. Warna ............................................................................... 30
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ........................................................... 31
4.1.
Proses Perancangan Media ............................................... 31
4.2.
Media Utama .................................................................... 34
4.3.
Media Pendukung............................................................. 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Masalah
Islam masuk pertama kali ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-9
dengan ditandai berdirinya kerajan Islam Perlak yang berada di wilayah utara
Sumatra, hal ini dikemukakan oleh tokoh sejarahwan Aceh yaitu Yunus Jamil
yang berpendapat adanya kerajaan Islam Perlak yang berdiri di Aceh tahun
225H/845M. Pendiri dari kerajaan Perlak merupakan pedagang dari Arab dan
Gujarad. (Helmiyanti, 2011)
Kerajaan Islam yang juga berdiri di Aceh adalah kerajan Islam Pasai
yang berdiri pada abad ke-13M, terletak di pantai timur Aceh, hal ini
dibuktikan dengan adanya makam raja dari kerajaan Islam Pasai Malik Alsaleh, yang wafat pada bulan Ramadhan 696H/1297M.
Perkembangan Islam di Aceh tidak lepas dari peranan empat tokoh
ulama besar Aceh yaitu Hamzah Fansuri yang merupakan ahli agama sufi
dan sastrawan, Syamsuddin al-Sumatrani yang merupakan penasehat agama
dikesultanan Aceh, Nuruddin Ar-Raniri yang merupakan Seykh al-Islam
dikesultanan Aceh, Abdul Rauf Al-Sinkili yang menjabat sebagai mufti
dalam Kesultanan Aceh.
Pada abad ke-13 Islam mulai memasuki pulau Jawa yang dibawa oleh
pedagang muslim melalui pantai timur Sumatra, namun pendapat lain juga
mengatakan Islam masuk ke pulau Jawa pada abad ke-15M hal ini didasarkan
sesuai ditemukannya beberapa batu nisan yang memiliki abad yang sama
dengan batu makam Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ulama dari
Arab keturunan Zainal Abidin, cicit nabi Muhammad berdasarkan sejarah di
jawa.
Kerajaan Islam peratama di Jawa ialah kerajaan Demak yang pada
awalnya merupakan wilayah kerajaan Majapahit, tetapi ketika raja Majapahit
Prabu Brawijaya mewariskan Demak kepada anaknya Raden Patah ini
merupakan awal dimulai perkembangan Islam di Jawa, hingga berdirinya
Kesultanan Demak dan adanya sembilan wali atau walisongo. Walisongo
1
sendiri tinggal ditiga wilayah pulau Jawa yaitu di Jawa Timur dikota
Surabaya, Gersik, Lamongan, Jawa Tengah dikota Demak, Kudus, Muria dan
di Jawa Barat Cirebon.
Setelah Kerajaan Demak berakhir akibat konflik perebutan kekuasan
didalam kerajaan Demak maka Joko Tingkir atau Sultan Adiwijaya yang
merupakan murid salah satu dari sembilan wali mengalihkan Kesultanan
Demak ke Pajang, dan berdirilah Kesultanan Pajang, sampai pada akhir dari
Kesultanan Pajang, dimana terjadinya perperangan dengan Mataram sehingga
Pajang menjadi daerah yang dikuasai Kerajaan Mataram. Mataram sendiri
merupakan Kerajaan Islam kedua yang berdiri pada abad ke-16 dibawah
pimpinan Sultan Agung. Kesultanan ke tiga ialah Kesultanan Cirebon dimana
Islam telah ada pada tahun 1470M-1475M. Dan Kesultanan terakhir di Jawa
ialah Kesultanan Banten, dimana pada saat itu raja Banten menerima Islam
yang dibawa oleh Sunan Gujung Jati.
Daerah lain Indonesia yang juga pernah berdirinya kerajaan Islam
ialah Riau. Kerajaan Islam di Riau berdiri pada abad ke-15, yang didirikan
oleh kerajaan Malaka, namun seiring jatuhnya kerajaan Malaka karena
adanya serangan kolonial Protugis tahun 1511, maka muncul kerajaan Islam
Riau yang dikenal dengan nama Kesultanan Johor-Riau atau Riau-Lingga
yang didirikan oleh Sultan Alauddin Riayat Seykh tahun 1528.
Selama penyebaran Islam di Indonesia, Indonesia mengalami proses
akulturasi budaya yang terjadi diberbagai aspek, yaitu pada seni rupa, aksara,
seni bangunan, sistem pemerintahan dan sistem kalender. Akulturasi budaya
Islam terjadi diseluruh wilayah Indonesia yang mengalami proses masuknya
Islam, awal mula masuknya Islam dikota Nangro Aceh Darusalam, dimana
masyarakat Aceh mayoritas masyarakat suku Melayu Aceh, membuat tulisan
Arab berbahasa Melayu yang disebut Arab Melayu atau Arab Jawi, dilihat
dari persamaan bentuk huruf Arab Melayu dengan huruf Arab dapat
dikatakan huruf Arab Melayu merupakan huruf Arab yang dikembangkan
bentuk dan pembacaannnya, tetapi tidak semua huruf Arab dapat digunakan
dalam media komunikasi masyarakat Melayu, oleh karena itu marasarakat
Melayu Aceh memodifikasi beberapa huruf arab menjadi huruf baru dengan
2
pembacaan dan bunyi yang berbeda, tetapi masyarakat Melayu tetap
menggunakan huruf asli Arab dalam membuat ukiran di tempat-tempat
ibadah maupun hiasan didinding, sehingga muncul beberapa bentuk tulisan
arab yang cukup indah yang disebut kaligrafi arab. Pada masa awal berdirinya
kerajaan Islam di Aceh, Arab Melayu menjadi media komunikasi utama dan
dimasa sekarang hanya bagian dari kurikulum muatan lokal untuk daerah
Nangroe Aceh Darusalam, Berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan
kebudayaan nomor 0412/U/1987. (Al Musanna, 2009)
I.2.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang sejarah Islam di Indonesia diketahui bahwa Islam
telah ada di Aceh pada abad ke-13 dengan ditandai berdirinya kerajaan Islam
Pasai di Aceh. Atau sumber lainya yang mengatakan adanya kerajaan Islam
Perlak di Aceh pada abad ke-9. Perkembangan Islam di Aceh menyebar
keseluruh wilayah di Indonesia. Membawa suatu kesenian baru dalam huruf
berupa kaligrafi, oleh karena itu dapat diidentifikasi permasalahan dari latar
belakang yaitu:
Adanya kesaksian oleh sejarahwan asal Aceh akan kerajan Perlak
yang berdiri pada abad ke-9 tanpa disertakan bukti merupakan kondisi
sejarah awal Islam di Indonesia yang masih belum dapat dipastikan
kebenarannya .
Arab Melayu pada awal berdirinya kerajaan Islam di Aceh,
merupakan
bagian
kebudayaan
bangsa
Indonesia,
khususnya
masyarakat Aceh tetapi hanya dikenal sebagai kurikulum muatan
lokal.
Keragaman huruf Arab Melayu yang memiliki bentuk yang sama
dengan huruf Arab tetapi dengan modifikasi huruf merupakan
kreatifitas suku Melayu, tetapi hanya terapkan sebagai kurikulum
muatan lokal.
Penambahan dan perbedaan huruf dan cara membaca Arab Melayu
yang berbeda dengan bahasa Arab atau bahasa Melayu membuat
kebingungan dalam pemabacaan dan penulisannya.
3
I.3.
Fokus Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka
permasalahan difokuskan kepada tulisan Arab Melayu yang merupakan seni
budaya sekaligus bagian dari sejarah
Indonesia untuk dapat dikenal
masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Aceh khususnya.
I.4.
Tujuan Perancangan
Dilihat dari sejarah Islam di Indonesia Arab Melayu memiliki
keterkaitan yang cukup dekat dengan keadaan pada saat itu, tetapi tidak
ditemukannya Arab Melayu dalam aset budaya maka diambillah tujuan
perancangan untuk memperkenalkan Arab Melayu kepada masyarakat luas
dan turut andil dalam mempelajari Arab Melayu. Media yang akan
disampaikan berupa buku informasi yang berisi huruf Arab Melayu dan huruf
asli serta penulisan sekaligus cara membaca Arab Melayu, dimana buku
informasi ini akan disesuaikan dengan target audiens agar buku informasi ini
menjadi media informasi yang menarik bagi audiens.
4
BAB II
ARAB MELAYU DAN CARA PENULISANNYA
II.1
Arab Melayu
Aksara Jawi, atau Arab Melayu adalah huruf Arab yang telah dimodifikasi
bacaanya menjadi bahasa Melayu, beberapa bentuk dari huruf asli Arab masih
digunakan dalam menulis Arab Melayu, tetapi ada sebagian huruf yang dirubah
dengan penambahan titik agar bunyi bacaan sesuai dengan bahasa Melayu.
(Ahmad Darmawi, 2009, Arab Melayu, Pemunculan Tulisan, sistem dan istilah
Jawi).
Arab Melayu merupakan salahsatu bukti teori dari teori mekah, yaitu
dimana awal Islam masuk ke Indoneisa melalu empat teori. Teori Gujarat, teori
Mekah, teori Persia dan teori Cina, teori Gujarat, teori Mekah dan Persia
berdasarkan pendapat Ahmad Mansur Suryanegara yang merupakan penulis dari
buku Menemukan Sejarah, sementara teori Cina berdasarkan sumber yang belum
jelas. (R. Soekmono dalam Rusdi Mustapa, 2011)
Secara penjabran yang pertama yaitu teori Gujarat, teori ini menyatakan
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, yang dibawa oleh pendatang asal
Gujart (Cambai), India, alasan yang mendukung teori Gujarat ialah tidak adanya
fakta yang menyatakan bahwa adanya pedagang asal Arab yang membawa Islam
ke Indonesia,hubungan lama jalur perdagangan antara Indonesia, Cambai, dan
Timur Tengah, Adanya corak Gujarat pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang
merupakan raja dari Kesultanan Pasai. Yang kedua yaitu teori Mekah, teori ini
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada Abad ke-7 tahun 674,
melaului pantai barat Sumatra yang dibawa oleh pedagang asal Arab (Mesir),
dasar dari teori ini adalah telah adanya pedagang asal Arab pada abad ke-7 tahun
674 yang mendirikan perkampungan di pantai barat Sumatra, berdasarkan
pertimbangan telah berdirinya perkampunyan di Kanton pada abad ke-4 hal ini
juga sesuai pemberitaan di Cina, Raja Malik Al-Saleh menggunakan gelar AlSaleh yang merupakan gelar dari Mesir. Yang ketiga teori Persia, teori ini
menyatakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 melalui pedagang asal
5
persia, namun teori ini sangat lemah dikarenakan pada abad ke-7 bertempatan
dengan masa kalifah Umayyah yang memusatkan kebudayaan Islam di wilayah
Madinah, Mekah, Damaskus dan Baghdad. Dasar dari tori ini yaitu gelar Syeh
untuk raja-raja di Indonesia, pengaruh Syeh Siti Jenar yang merupakan salah satu
walisongo pengaruh Mazhab syi’ah. Yang keempat teori Cina, teori ini
menyatakan masuknya Islam di Indonesia dibawa oleh pedagang Cina ketika
Indonesia melakukan hubungan perdagangan dengan Cina. Dasar dari teori ini
yaitu Mesjid dengan gaya Cina di Semarng, adanya makam Cina Muslim di
Indonesia, beberapa wali yang diperkirakan memiliki keturunan Cina. (Artikel
Kementrian Agama dalam Filzahazny,2008)
Nama lain dari dari Arab melayu yaitu aksara Jawi, kata Jawi berasal dari
bahasa Melayu Malaysia, yang merupakan nama sejenis tetumbuhan, yaitu Pokok
Jawi-jawi atau Jejawi dan pada penamaan jenis beras yaitu beras Jawi, beras Jawi
merupakan beras yang berbeda dengan beras pulut. Kata Jawi juga dikenal dalam
bahasa Minang untuk menyebut kerbau. Tetapi istilah ini tidak ada hubungannya
dengan penamaan aksara Jawi. Begitu juga jika dikatan bahwa Jawi merupakan
perkataan Arab, bukan dari kata Jawa ataupun bahasa Jawa.
Pada dasarnya tidak ada kesamaan antara huruf latin daengan huruf Arab,
pada huruf x ditulis dengan menggunakan dua huruf, yaitu huruf kaf dengan huruf
sin, huruf c ditulis dengan menggabungkan dua huruf ta dan syin. Tetapi pada
Arab Melayu pengabungan dua huruf tidak semua dilakukan, tetapi perubahan
dengan menambahkan titik pada huruf Arab, huruf x menjadi kaf ditambah
dengan titik tiga di bawah. Pembacaan huruf Arab melayu, ada huruf dibaca
dengan konsonan, yaitu bunyi bahasa yang arus udara yang keluar dari mulut
mengalami proses yang ditentukan oleh tiga faktor yaitu keadaan pita suara
merapat atau merenggang - bersuara atau tak bersuara, penyentuhan atau
pendekatan berbagai alat bicara seperti bibir, gigi, gusi, lidah dan langit-langit,
cara alat bicara tersebut bersentuhan atau berdekatan.
6
Berikut rincian dari huruf Arab yang digunakan dan huruf yang dimodifikasi :
II.1.1 Huruf Arab dan bacaannya:
alif — اba
— ta — تtsa — ثjim — جha — حkho خ
dal — دdza — ذro — رza — زsin — سsyin — شshod ص
dhod — ضtho — طdlo ‘ — ظain — عghin — غfa — فqof ق
kaf — كlam — لmim — مnun — نwau — وHa — هya ي
hamzah — ءlam alif ا
Gambar1. huruf Arab dalam Arab Melayu
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Abjad_Jawi
(19 febuari 2012)
Huruf yang diabu-abukan merupakan hasil dari modifikasi dari huruf
Arab yang asli.
7
II.1.2 Tambahan yang digunakan pada huruf Arab
cha ( چha bertitik tiga), nga ( ڠain bertitik tiga), pa ( ڤfa bertitik
tiga)
ga ( ڬkaf bertitik) — va( ۏwau bertitik) — nya ( ڽnun bertitik
tiga)
II.1.3 Angka Arab yang digunakan
0 —1 —2
—3
—4
—5
—6
—7
—8
—9
II.1.4 Cara Penulisan dan pengucapan
1. Huruf ditulis secara gundul
2. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e.
3. Huruf alif yang diikuti wau berbunyi u atau o.
4. Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau é.
5. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fatah (bunyi a).
6. Konsonan diikuti huruf wau akan berbunyi dhomah (bunyi u).
7. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh (bunyi i).
8. Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, wau
atau ya berbunyi fatah (bunyi a atau e)
9. Konsonan di akhir kata adalah konsonan mati, kecuali diikuti
alif, wau atau ya.
10. Huruf ain digunakan sebagai penanda huruf k seperti pada
kata rakyat رعيت
II.1.3 Contoh Penulisan Arab Melayu
baca= ب چ
8
Gambar2.persamaan baca dan bunyi huruf Arab dan huruf latin
Sumber: Mu’zijah (2009)
(19 Mei 2012)
II.2
Arab Melayu pada benda – benda suku Melayu
Pada masa penyebaran Islam di Sumatra, beberapa kerajaan Islam
menggunakan media komunikasi berupa bahasa Melayu bertuliskan huruf Arab
benda-benda berikut merupakan media yang memiliki ukiran Arab Melayu
II.2.1. Koin Kesultanan Palembang Darusalam
Penggunaan Arab Melayu dapat dilihat pada uang koin kesultanan
Palembang, koin kesultanan Palembang terbuat dari bahan timah pada
tahun1784M. (A.Khalik R Muhibat dalam Alekmuhibat, 2008)
Jenis Kaligrafi pada koin kesultanan Palembang digunakan kaligrafi
Tsuluts, hal ini dikarenakan kaligrafi Tsuluts banyak hiasan tambahan dan
mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan
yang tersedia
9
Gambar3. Koin Kesultanan Palembang Darusalam
Sumber: http://www.tokokuno.com/2012/01/tin-pitis-kesultananpalembang_28.html
(27 Febuari 2012)
II.2.2. Batu Bersurat Terengganu
Arab melayu juga diaplikasikan pada batu bersurat Terengganu, batu
bersurat Terengganu ditemukan pada tahun 1899, Batu Terengganu adalah
batu berisi sebuah pesan yang ditulis dalam Arab Melayu,
ditemukan
ditebing sungai Tersat, Kuala Berang di Hulu Terengganu.
Dibatu Terengganu dipahat surat seperti berikut:
"Juma'at di bulan Rejab di tahun saratan di sasanakala Baginda Rasulullah
telah lalu tujuh ratus dua". ( Appzak dalam Minda, 2009)
Jenis Kaligrafi pada batu bersurat Terengganu digunakan kaligrafi
Naskhi hal ini didasarkan karena penulisan Naskhi yang penulisannya
dirumuskan secara sistematis, karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa
hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca, serta untuk menulis
mushaf Alquran sampai sekarang
10
Gambar4. Batu Bersurat Terengganu
Sumber: http://www.melayuonline.com/image/history/2009/batu-bersuratTerengganu-02.jpg
(27 Febuari 2012)
II.2.3. Makam atau Nisan Pejuang Melayu Islam
Salah satunya Makam pejuang nasional dari Aceh Cut Nyak Dhien,
didinding makam sebelah kiri terdapat tulisan "Karena Jihadmu Perjuangan
Aceh memperoleh kemenangan dari Belanda kembali ketangan rakyat
sendiri kegirangan. Itulah sebab sebagai kenangan, kami teringat teranganangan, akan budiman Pahlawan Junjungan, Pahlawan Wanita berjiwa
Kayangan". Ditulis menggunakan bahasa Melayu sebelum ejaan yang
disempurnakan, disebelahnya dengan menggunakan tulisan Arab Melayu
juga, sedangkan dinding kanan menggunakan bahasa
Aceh. (Deddi
Armand dalam Raddien, 2010)
Jenis Kaligrafi pada batu nisan digunakan kaligrafi Naskhi hal ini
didasarkan ukiran dibatu nisan tidak memiliki perbedaan bentuk dari gaya
penulisan surat, pada dasarnya penulisan ini lebih ditunjukan pada pesan
bagi yang membacanya.
11
Gambar5. Makam Cut Nyak Dhien
Sumber: http://Indonesianis.com/sejarah/antara-aceh-sumedang-dan-cut-nyak-dien
(27 Febuari 2012)
II.2.4. Surat
Surat bertuliskan Arab Melayu digunakan pada masa itu sebagai
media komunikasi Antar kerajan Islam baik yang di Aceh maupun diselat
Malaka, namun untuk kerajaan Islam di Jawa tidak menggunakan surat
bertuliskan Arab Melayu .
Jenis Kaligrafi pada surat digunakan Ijazah (Raihani) yang
merupakan bentuk gabungan Tsuluts dan Naskhi, dikatakan Raihani dilihat
dari penulisan utama pada lembar kertar jelas dan tak ada hiasan tetapi pada
bagian paling atas terdapat bentuk kaligrafi yang cukup indah.
12
Gambar6. Surat Sultan Cakradiningrat
Sumber: Mu’zijah (2009)
(19 April 2012)
II.2.5. Naskah
Salah satu naskah yang mengunakan Arab Melayu yaitu naskah
lampung Karam yang ditulis oleh Muhammad Shaleh, seorang penyebar
Agama Islam di Lampung. (Iyar Jarkasih, 2010)
Jenis Kaligrafi pada naskah sama seperti batu bersurat Terengganu
yaitu Naskhi, hal ini di dasarkan penulisan Naskhi, gaya kaligrafi ini sangat
umum di gunakan untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan seharihari. Penulisan di dalam naskah tidak memeiliki hiasan ataupun tumpukan
huruf
13
Gambar7. Naskah Arab Melayu, Fachruddin M. Dani dalam Sagata
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/04/warisan-budaya-tak-ada-anggaran.html
(27 Febuari 2012)
II.3.
Surat dan Naskah Bermotif khas pada Arab Melayu
Motif khas yang dimaksud pada surat dan naskah Arab Melayu
yaitu corak gambar yang mencirikan asal daerah surat dan naskah Arab
Melayu surat dan naskah ini digunakan kerajaan Isalam pada abad ke-18
dan ke-19, perlu diketahui bahwa surat-surat Arab Melayu yang
terilumisai ini memeliki cirikahar yang berbeda antara surat Arab Melayu
yang satu dengan yang laiinnya, sehingga dengan ilumnisi pada surat Arab
Melayu ini dapat diketahui bahwa darimana asal surat Arab Melayu
tersebut. Berikut surat Arab Melayu yang teriluminsai: (Mu’zijah 2009)
1.
Surat Sultan Mahmud Syah
Surat Sultan Mahmud Riayat Syah, sultan dari kerajaan Malaka
Johor Pahang yang dikirim kepada GJ Willem Arnold Alting rekan nya
yang merupakan pedagang senjata, tanggal 12 Ramadhan 1211 (11 Maret
1797), surat ini ditulis dalam kertas tebal berwarna kebiru-biruan dengan
tinta hitam, isi dari surat ini ialah pemberitahuan bahwa tinta hitam sudah
14
sampai dan agar sultan segera dikirimkan senjata lagi serta pemberitahuan
agar orang-orang segera ke Semarang.
Motif khas dari surat ini dibuat dariganda emas didalamnya
terdapat garis ganda emas yang dihiasi motif sulur yang sangat halus dan
rapi. Sulur itu sendiri dilengkapi dengan daun dan bunga emas dibentuk
menyerupai seperti buah ketupat, hiasanya berjumblah 6 baris berisi antara
4 sampai 5 bungga, pada baris terakhir hanya beberapa tampilan pohon.
Gambar8. Surat Sultan Mahmud Syah
Sumber: Mu’zijah (2009)
(13 Mei 2012)
2.
Surat Sultan Mahmud Syah Alam
Surat Sultan Mahmud Syah Alam yang merupakan Sultan dari
Kesultanan Linga Kepulaan Riau kepada GJ.P.G. Van Overstraten yang
seorang ketua kompeni Belanda, pada tanggal 27 Ramadhan 1212 (15
Maret 1798). Satu halaman berisikan tinta tulisan dengan warna hitam
yang sangat rapi, cap kertas bergambarkan mahkota terdapat stempel yang
15
berada di sebelah kanan atas yang berwarna hitam berbentuk lingkaran. Isi
dari surat ini sultan menyatakan bahwa kiriman meriam dan berdil sudah
sampai, sultan ingin dikirimkan seratus sarung senjata dan harnya akan
dibicarakan di kemudian hari, sultan juga memberitahukan bahwa Abdul
Manan yang merupakan pedagang kaya pada masa itu, sedang membawa
barang dagangan dari tionghoa ke Batavia.
Motif khas pada surat ini terdapat diseluruh halaman muka dengan
motif bunga, seluruh gambar berwarna emas bingkai pembatas terdapat
bingkai ganda dengan garis ganda yang ada didalamnya dihiasi dengan
salur buna emas.
Gambar9. Surat Sultan Mahmud Syah Alam
Sumber: Mu’zijah (2009)
(14 Mei 2012)
3.
Surat Sultan Zainal Abidin ibn Sultan Mansur
Surat Sultan Zainal Abidin ibn Sultan Mansur yang merupakan
Sultan dari kerajaan Trengganu kepada GJ.P.G. Van Overstraten yang
seorang ketua kompeni Belanda, dalam surat ini Sultan menjelaskan
16
bahwa Inggris pernah membajak perahu milik kompeni dalam perairan
Trengganu, lalu perahu itu dibeli oleh Sultan dan dilengkapi perkakasnya
seharga 1000 real, perahu itu boleh dibeli atau diambil lagi oleh kompeni,
sultan tidak ingin memusuhi orang kulit putih manapun.
Motif khas pada surat ini terdapat pada dua sisi, sisi kanan dan sisi
atas, tintanya merupakan tinta emas yang didalamnya terdapat salur emas
bingkai teks juga dibatasi dengan bingkai ganda emas di sisi atas teks
terdapat hiasan yang sangat megah yaitu sebuah kubah yang dibuat dari
salur yang sangat halus.
Gambar10. Surat Sultan Zainal Abidin ibn Sultan Mansur
Sumber: Mu’zijah (2009)
(16 Mei 2012)
4.
Surat Sultan Alauddin Mansur Syah Johan
Surat Sultan Alauddin Mansur Syah Johan yang merupakan Sultan
dari kesultanan yang berdiri di Aceh kepada Ang Piu Cik Putih yang
merupakan pedagang asal Tionghua pada tanggal 30 Muharam 1286 (12
17
Mei 1869), surat ini berisi pemberitahuan bahwa pedagang asal Tionghua
Ang Piu diberi gelar Panglima Setia Bakti dan diperbolehkan berdagang
diwilayah barat dan timur, disamping itu juga dijamin keselamatan dan
keamanan transportasi kapal-kapal niaga oleh pihak kerajaan.
Motif khas pada surat ini ialah berupa hiasan tiga sisi, garis ganda
kosong dan pada sisi kanan dn kiri garis ganda yang baris bagian
tengahnya dihiasi dengan salir bunga dan kuncup yang menyerupai bunga
mawar, pada bagian bawah tidak ada hiasan
Gambar11. Surat Sultan Alauddin Mansur Syah Johan
Sumber: Mu’zijah (2009)
(16 Mei 2012)
5. Surat Raja Ali
Surat Raja Ali yang merupakan wakil Sultan Riau kepada GJ Jan Jacob
van Rochussen pad 15 Syaban 1265 (6 Juli 1849), isi dari surat ini ialah rasa duka
cita Raja Ali atas meninggalnya Raja Wellem II dan selamat atas diangkatnya
Raja Wellem III.
18
Motif khas dari surat ini ialah bingkai menjadi pembatas bidang terdapat di
sisi kiri juga bingkai teks sangat unik dan beragam , motif pad bingkai atas
terdapat salur daun dan bunga matahasi yang sangat halus dari emas dengan latar
belakang hitam .
Gambar12. Surat Raja Ali
Sumber: Mu’zijah (2009)
(27 Mei 2012)
6. Surat Sultan Mahmmud al-Muzzafar Syah
Surat Sultan Mahmmud al-Muzzafar Syah yang merupakan Sultan dari
Lingga kepada GJ jan Jacob van Rochussen pada tanggal 6 Syaban 1265 (27 Juni
1849), isi dari surat ini ialah rasa duka cita atas meninggalnya Raja Wellem II dan
selamat atas diangkatnya Raja Wellem III.
Motif Khas pada surat ini ialah semua sisi dan seluruhnya berwarna emas.
Bingkai pembatas bidang dihiasi dengan motif pinggir yang sangat rapi berupa
lebah yang bergantung yang dibentuk dari daun pakis, bingkai dari ganda emas
yang didalamnya terdapat deretan motif daun dan bunga.
19
Gambar13. Surat Sultan Mahmmud al-Muzzafar Syah
Sumber: Mu’zijah (2009)
(27 Mei 2012)
7. Surat Ratu Husain Diyauddin
Surat Ratu Husain Diyauddin yang merupakan ratu dari Kesultanan
Palembang kepada GJ A.G.P. Baron van der Capellen yang merupakan pihak dari
Belanda, tanggal 20 Rabiulawal 1234 (17 Januari 1819), isi dari surat ini ialah
Sultan menerima surat persahabatan dan menggambarkan bahwa anaknya masih
sakit, serta Sultan telah menetapkan beberapa peraturan dengan komisaris
Belanda.
Motif khas dari surat ini ialah hiasan tidak diberikan pada bingkai
pembatas bidang dalm dan bingkai , tetapi hanya pad bingkai teks, yakni dengan
garis ganda emas yang di dalamnya diberi tinta emas.
20
Gambar14. Surat Ratu Husain Diyauddin
Sumber: Mu’zijah (2009)
(27 Mei 2012)
II.4.
Buku Informasi
II.3.1. Buku
Iyan Wb (Seperti dikutip Adhitya Lestari, 2011) buku merupakan
kumpulan kertas yang dijilid menjadi satu. Dan setiap sisi dari sebuah lembaran
kertas disebut halaman. Buku dengan menggunakan konten, gaya, format, desain
dan urutan dari berbagai komponen dapat menjadi sumber informasi yang mudah
dan praktis. Berisi tentang penjelasan singkat berupa teks dan didukung gambar
visual.
Berikut bagian-bagian dari buku:
1. Nomor Halaman
Nomor halaman berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari
halaman yang dibutuhkan dalam sebuah buku.
21
2. Halaman Judul Utama
Halaman judul utama adalah sebuah halaman buku yang memuat nama
penulis, judul buku, subjudul buku, dan logo penerbit.
3. Halaman Hak Cipta
Halaman hak cipta adalah halaman buku yang berisi keterangan atau
data singkat buku yang diterbitkan, baik data buku, tim penerbit,
maupun hak cipta penerbit (copyright).
4. Prakata
Prakata adalah sebuah pengantar dari penulis yang berisi ulasan tentang
maksud dan metode yang digunakan penulis dalam penulisan bukunya.
5. Daftar Isi
Daftar isi adalah tampilan semua judul bagian yang terdapat di dalam
buku untuk memberikan gambaran umum pada pembaca mengenai
struktur dan materi yang terdapat didalam buku sehingga mudah untuk
menemukan pembahasan yang diperlukan.
6. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan tambahan penjelasan teks yang diwujudkan dalam
bentuk visual. Fungsi ilustrasi bagi suatu buku adalah menjelaskan dan
mendukung teks yang tidak dapat digantikan dengan kata-kata
7. Teks
Teks merupakan kumpulan tulisan yang berisi tentang penjelasan dari
isi buku.
8. Daftar Pustaka
Daftar pustaka digunakan untuk mencari referensi atau bahan bacaan
lanjutan yang disarankan penulis untuk mendukung pembahasan yang
terdapat di dalam bukunya.
9. Biografi Penulis
Biografi penulis menjelaskan tentang penulis, riwayat pendidikan,
pekerjaan, dan daftar karya tulis yang telah dihasilkan.
10. Sinopsis
22
Sinopsis berisi tentang ringkasan dari isi sebuah buku agar memberikan
gambaran pada pembaca tentang isi yang terkandung pada buku yang
akan dibaca
II.3.2. Informasi
(seperti dikutip Deftidwibudi Fujiatuti, 2012) Informasi adalah
data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu
pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam
pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
II.5.
Target Audience
Target Utama dalam penyampaiaan buku media informasi Arab Melayu
dijabarkan sebagai berikut:
II.3.1 Demografis:
Siswa/i sekolah dasar
Siswa/I sekolah dasar ketika seorang anak telah mempuh
jenjang pendidikan formal dia akan terbiasa belajar diusia dini
Usia 9 tahun sampai dengan 12 tahun
Anak-anak yang berumur 9 sampai dengan 12 tahun mampu
menerima informasi tentang Arab Melayu, karena pada saat
usia tersebut anak sudah terbiasa belajar dan membaca.
Khususnya pada anak kelas sekolah dasar yang sedang
mempelajari
tentang
bahasa
akan
lebih
cepat
dalam
mempelajari Arab Melayu.
II.3.2 Geografis:
Lingkungan pemukiman perkotaan
Lingkungan perkotaan memiliki bahasa komunikasi pada
kehidupan sehari-hari dengan mengunakan bahasa nasional
akan lebih mudah dalam memahami bahasa nasional pada
buku informasi.
Lingkungan denagan lokasi raMei dengan anak sekolah
23
Anak-anak umur 9 sampai dengan 12 tahun sering berkumpul
bersama dengan umur sebaya dan saling berbagi banyak hal
baik pelajaran maupun hobi, oleh karena itu akan sangat
berpengaruh dan mudah bagi mereka untuk mendiskusikan dan
mempelajari Arab Melayu.
Memiliki taman keci yang berada di persekolah an
Taman sangat efektif menjadi tempat belajar dengan santai
oleh karena itu ketika siswa mempelajari Arab Melayu akan
lebih santai.
II.3.3 Psikografis
Ingin terus berMein dengan perMeinan yang senanginya
Menghormati orang lain yang lebih tua
Masih bingung dalam menenentukan sikap
Selalu ingin tahu
Menyukai warna-warna yang cerah
Berkhayal
Berkelompok dengan teman sebaya dalam melakukan aktivitas
harian
24
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1
Strategi Perancangan Meliputi
III.1.1 Pendekatan Komunikasi
a. Pendekatan Visual
Bentuk pendekatan visual ini ditampilkan dalam bentuk
buku informasi yang berisikan pendekatan visual yang di
tampilkan vector mendekati gambar nyatanya hal ini dikarekan
anak umur 9 tahun sudah mampu mengenali gambar nyata dan
umur 12 tahun sudah menangkap gambar dengan suasana yang
sebenarnya.
Tata bentuk layout yang akan dibuat berupa bentuk yang
cukup sederhana yang akan didominasi warna hijau, hal ini
dibuat agar gambar tampak lebih jelas dan lebih nyaman dilihat
oleh mata, tampilan cover akan di buat simple tetapi cukup
menarik bagi siswa, hal ini dikarenakan siswa umur 9 sampai 12
tahun telah mendekati proses remaja oleh karena itu visual
sederhana dan menarik akan memotivasi minat siswa untuk
membaca buku informasi Arab Melayu.
b. Pendekatan Verbal
Komunikasi dalam menyampaikan Arab Melayu kepada
siswa siswi yaitu dengan menggunakan gambar-gambar yang
sering dilihat siswa, seperti ruang kelas dan pakaian adat Aceh,
media buku informasi juga berisi huruf-huruf Arab Melayu serta
cara pembacaannya, gaya bahasa yang disampaikan berupa katakata bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan, katakata ejaan yang baku akan lebih mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa dan siswi.
25
III.1.2 Strategi Kreatif
Untuk dapat menghasilkan buku informasi Arab Melayu
yang dapat menjadi media yang efektif untuk siswa siswi yaitu
dibuat dengan bentuk yang sederhana namun memiliki unsur
desain yang kental dengan corak kebudayaan Aceh, komposisi
buku dibuat berbagai tahap pembahasan agar materi pelajaran yang
dibutuhkan siswa dan siswi 9 sampai 12 tahun mampu dipelajari
dengan baik.
Buku
ini
dibuat
dengan
berkerjasama
Departemen
Pendidikan dan dinas Pariwisata oleh karena itu buku akan
dibagikan kepada siswa melalui pihak sekolah.
III.1.3 Strategi Media
Didalam pemilihan media digunakan dua jenis media
dimana pertama digunakan media informasi sebagai media
utamanya dan media pendukung sebagai media tambahan agar
media utama dapat diterima dengan baik oleh siswa/i sekolah
dasar.
1.
Media Utama
Media utama berupa buku informasi yaitu buku yang
berisikan informasi mengenai huruf-huruf Arab Melayu, cara
pembacaannya dan gambar-gambar yang umum dijumpai siswa
pada kehidupan sehari-harinya, di dalam buku juga dijelaskan
persamaan bunyi dengan huruf latin maupun penambahan
modifikasi bentuk huruf arab pada Arab Melayu, dimana siswa
siswi sekolah dasar yang nantinya diharapkan dapat mengetahui
cara membaca huruf Arab Melayu, dikarenakan aplikasi pada
benda sehari-hari akan lebih cepat dipahami oleh siswa.
26
2.
Media Pendukung
Sebagai penunjang media utama, maka media pendukung
yang akan digunakan adalah:
a.
Media promosi Pendukung Langsung
Media promosi langsung sebagai pendukung media
utama yang digunakan adalah dengan menggunakan produk
yang dapat menarik perhatian anak-anak, seperti stiker.
gantungan kunci, pin dan pembatas buku, semua media ini
nantinya akan diberikan secara langsung.
b.
Media Promosi Pendukung Tidak langsung
Media pendukung tidak langsung yang akan di
berikan kepada siswa siswi sekolah dasar tentunya hal-hal
yang berkaitan dengan media yang menarik minat siswa
siswi sekolah dasar terhadap buku informasi Arab Melayu:
III.2
Poster
Kalender meja
X-Banner
Konsep Visual
III.2.1 Format Desain
Format yang digunakan dalam media informasi ini ialah lebih
kepada tampilan berupa huruf-huruf Arab Melayu dan cara pembacaan,
untuk tampilan depan berupa pembukaan dan penjelasan Arab Melayu,
halaman berikutnya berupa huruf-huruf arab dan penambahannya yang ada
pada Arab Melayu, serta kesamaan bunyi dengan huruf latin, desain buku
dibuat bingkai yang bercirikhas melayu dengan bentuk visual yang
berwarna kuning, dalam isi juga disertakan gambar yang akan membuat
buku lebih menarik. Bentuk buku sendiri akan dibuat cukup unik yang
didalamnya akan terdapat media pendukung dalam mempelajari Arab
Melayu, dimana buku juga terdapat kop nama yang nantinya siswa siswi
27
yang mempelajari Arab Melayu dapat menandai buku kepemilikannya
sendiri.
III.2.2 Tata letak (layout)
Bentuk layout buku media Arab Melayu diawali dari cover buku
yang cukup simple dimana terdapat dua bagian yaitu bagian atas dan
bagian bawah kedua bagian ini terdapat corak bulan, lalu di dalamnya
terdapat pendahuluan dan kata pengantar, serta background potongan
bulan yang mendukung bentuk layout buku informasi dibuat, juga paga
bagian berikutnya terdapat gambar-gambar ilustrasi pakian adat Nangroe
Aceh Darusalam dan benda-benda yang sering ditemui target audience.
halaman terakhir terdapat huruf-huruf Arab Melayu sesuai posisi huruf
serta bunyi huruf tersebut.
Gambar 15: Layout Buku Informasi
28
III.2.3 Tipografi
Untuk saat ini pemilihan tipografi yang dirasa cukup tepat
menggunakan tipografi yang memiliki cirikhas penulisan huruf Arab,
tetapi juga digunakan huruf yang lebih jelas dalam pembacaanya oleh
karena itu font yang di ambil Times New Roman dan Calligraphic.
Font Times New Roman digunakan sebagai body text dan font
Calligraphic digunakan sebagai judul buku dan sub headline.
1.
Times New Roman
ABCDEFGHIJKLMNOPQSTUVWXYZ
AbcdefghIjklmnopqstuvwxyz
1234567890
Gambar 16: Huruf Times New Roman
2.
Calligraphic
ABCDEFGHIJKLMNOPQSTUV WXYZ
AbcdefghIjklmnopqstuvwxyz
1234567890
Gambar 17: Huruf Calligraphic
29
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi yang diberikan berupa tampilan gambar-gambar ruangan
yang dijumpai siswa dan siswi dalam sehari-hari serta pakaian adat daerah
Aceh, gambar-gambar yang dibuat berupa vektor hasil trace dari gambar
nyata.
Gambar18. Vektor Karakter
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/_XjAdKs4D2DA/TM VFOs MiClI/A
AAAAAAAABY/TJhzR7i5WCY/s1600/Aceh.jpg
III.2.5 Warna
Untuk warna sendiri pada penulisan akan digunakan berbagai
warna warna sesuai warna media aslinya, tetapi untuk background
diterapkan warna hijau, diman warna hijau yang diambil tetapi pada objek
gambar diwarnai sesuai dengan bentuk aslinya, untuk teks pada isi
digunakan warna hitam dan teks pada sub judul berwarna putih sesuai
penempatan agar lebih jelas.
30
C:15% M:0% Y:72% K:0%
C:23% M:0% Y:89% K:0%
C:10% M:0% Y:54% K:0%
C:87% M:74% Y:63% K:95%
C:0% M:0% Y:0% K:0%
C:0% M:0% Y:100% K:0%
Gambar 19: Aplikasi Warna
31
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1. Proses Perancangan Media
Dalam perancangan ini media dibuat vektor dengan cara trace dari sketsa
awal manual dan referensi gambar yang sebenarnya. Dengan perancangan buku
informasi ini dibuat gambar senyata mungkin, karena anak umur 9 sampai dengan
12 tahun mampu memahami gambar secara nyata. Adapun tahapan dalam
pengerjaan rancangan ini:
Sketsa Awal:
1
Dibuat dengan pensil dan dibuat selengkap mungkin bagian tubuh
karakter
Gambar20: Pakaian adat laki-laki Aceh
32
2
Mencari gambar foto yang sesuai dengan aslinya untuk di trace:
Gambar21:Pakaian adat Aceh
Sumber: http://pesonapakaianadat.blogspot.com/2010/10/pakaian-adat-aceh.html
(9 juni2012)
3
Proses trace di Corel Draw pembuatan garis
Gambar22: pembuatan garis
33
4
Proses trace di Corel Draw pemberian warna
Gambar23: Pewarnaan
5
Membuat huruf latin dan huruf Arab Melayu
:
Gambar24: Membuat huruf latin dan huruf Arab Melayu
34
6
Pembuatan background dan layout
Gambar25: Pembuatan background dan layout
IV.2
Media Utama
Dalam perancangan media informasi tentang tulisan Arab Melayu dibuat
dalam bentuk, konsep perancangannya berupa penjelasan mengenai Arab Melayu,
bentuk huruf, bunyi huruf dan aplikasinya pada benda di sekitar. Pembuatan buku
informasi di titik beratkan sama halnya seperti kamus bergambar dimana terdapat
gambar dan keterangan bunyi serta kata-kata pada benda tersebut. Pembuatan
gambar merupakan hasil trace dari gambar sebenarnya. Proses pembuatan gambar
dengan proses trace dibuat dengan software CorelDraw X4 dan Adobe Ilustrator
CS3. Setelah selesai seluruh hasil
trace dibentuk dalam ukuran A4 (21,0 x
29,7cm).
Proses terakhir adalah percetakan semua trace dengan printer, untuk
kemudian dibuat dalam bentuk buku. Untuk cover dan isi buku menggunakan
kertas Art Paper 230 gram.
35
Gambar26:Cover buku
IV.3
Ukuran Media
: 21,0 x 29,7cm / A5
Material
: Art Paper
Teknis
: Cetak separasi
Media Pendukung
1.
Kalender
Media pendukung ini tempatkan diatas meja belajar sehingga siswa
dapat mengatur hari untuk membaca buku Informasi Arab Melayu.
36
Gambar 27:kalender
2.
Ukuran Media
: 21,0 x 29,7cm / A4
Material
: Art Paper 150gr dan 230gr Cover,
Teknis
: Cetak separasi
Stiker
Media ini dibagikan bagi kepada siswa dan siswi sekolah dasar.
Stiker ditempelkan pada buku tulis maupun meja belajar.
Gambar 28: stiker
37
3.
Ukuran Media
: 10 x 10 cm
Material
: Kertas Stiker
Teknis
: Cetak
Pin
Pin merupakan bagian dari media pendukung yang dibagikan ketika
adanya pengenalan buku informasi Arab Melayu akan dibagikan kepada
siswa.
Gambar29: pin
4.
Ukuran Media
: 6 x 6 cm
Material
: Plastik
Teknis
: Cetak
Buku Tulis
Buku tulis merupakan media pendukung yang nantinya diharapkan
digunakan sebagai media latihan dalam pembelajaran Arab Melayu.
38
Gambar30: buku tilis
5.
Ukuran Media
: 42,0 cm x 29,7 cm cm
Material
: Art Paper
Teknis
: Cetak separasi
X-Banner
X-Banner merupakan media pendukung yang akan ditempatkan
diperpustakaan sekolah dan Perpustakaan Nasional sehingga siswa dapat
mengetahui adanya buku informasi Arab Melayu.
39
.
Gambar31: X-Banner
6.
Ukuran Media
: 60 x 160 cm
Material
: Flexi
Teknis
: Cetak separasi
Poster
Poster merupakan Media pendukung yang nantinya akan dilihat
sebagai sarana promosi untuk buku informasi Arab Melayu, penempatan
akan efektif untuk madding sekolah.
40
Gambar32: poster
7.
Ukuran Media
: 29,437 cm x 42,092 cmcm
Material
: Art Paper
Teknis
: Cetak separasi
Pembatas Buku
Pembatas buku merupakan media pendukung yang akan di bagikan
kepada siswa yang nantinya diharapkan digunakan sebagai penanda ketika
siswa membaca sebuah buku.
Gambar33: Pembatas buku
41
8.
Ukuran Media
: 4,5 x 20,5 cm
Material
: Melamin sebagai pelapis dasar dan Kertas
stiker
Teknis Produksi
: FTP (file to print)
Botol air minum
Botol air minum yang merupakan media pendukung ketika siswa
lelah membaca dapat membawa air minum untuk menghilangkan dahaga
haus lelahnya karena membaca buku ataupun aktifitas lainnya.
Gambar34: botol air minum
Ukuran Media
: 13,189 x 17,462 cm
Material
: Stiker
42
Teknis
9.
: Cetak separasi
Gantungan Kunci
Gantungan kunci merupakan media pendukung yang nantinya akan
digunakan siswa sebagai pernak pernik pada tas ataupun kunci.
Gambar35: Gantungan Kunci
Ukuran Media
: 6 x 6 cm
Material
: Plastik
Teknis
: Cetak
43
Daftar Pustaka
Buku
Helmiyanti (2011). Sejarah Islam Asia Tenggara. Bandung:Zanafa.
Muzijah (2009). Iluminasi Dalam Surat-surat Melayu Abad ke-18 dan ke-19.
Jakarta: KPG
Rustan, Surianto (2009). Layout. Jakarta: Gramedia
Makalah
Al Musanna. (2009). Perkembangan Muatan Lokak Dalam Konteks Pendidikan di
Aceh. Jurnal Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Fujiatuti, Deftidwibudi (2012). Perancangan Buku Ilustrasi Bergambar Wayang
Wong Sriwedari Sebagai Media Informasi. Tugas Akhir. Universitas Komputer
Indonesia. Bandung
Lestari, Adhitya (2011). Perancangan Media Informasi Buku Upacara Adat
Nujuh Bulanan Suku Sunda. Tugas Akhir. Universitas Komputer Indonesia.
Bandung
Website
Darmawi, Ahmad. 2009 (1 April). Arab Melayu, Pemunculan Tulisan, Sistem dan
Istilah Jawi. Tersedia di: http://anawinta.wordpress.com. [11 Febuari 2012]
Filzahazny. 2008 (Maret). Teori Masuknya Islam ke Indonesia. Tersedia di:
http://filza hazny.wordpress.com. [24 Maret 2012]
Mustapa, Rusdi. 2011 (26 September). Perkembangan dan Akulturasi Islam
di Indonesia. Tersedia di: http://history1978.wordpress.com. [20 Febuari 2012]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama Lengkap : Sadly Adhitama
Tempat Tanggal Lahir : Medan, 2 Januari 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Nikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Sarjana Desain/Desain Komunikasi Visual
Alamat : Jl. Perak No. 39, Medan
Telepon/HP : 085721018195
Pendidikan Formal
SD Suasta Harapan, Medan
SD Negeri 1, Banda Aceh
SMP Negeri 1, Banda Aceh
SMP Suasta Sumbangsih 2, Jakarta
SMA Suasta Harapan, Medan
Universitas Andalas, Padang
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung