Gangguan Satwaliar Mamalia Besar dan Nilai Kerugiannya di Daerah Penyangga Taman Nasioanal Gunung Gede Pangrango Jawa Barat

RINGKASAN

Suprapto (E31. 1829). Gangguan Satwaliar Mamalia Besar dan Nilai Kerugiannya di
Daerah Penyangga Taman Nasioanal Gunung Gede Pangrango Jawa Barat. Dibavvah
Rin~binganIr. H. Sambas Basuni, MS. dan Ir. Tutut Sunarminto, MSi.
Masuknya satwaliar taman nasional ke dalam daerah penyangga terutama di daerah pemukiman
penduduk dan sekitarnya dapat menimbulkan gangguan terhadap keamaoan psikologis penduduk d a t ~
kerusakadpemangsaan komoditas budidaya di sekitar taman nasional. Menurut Aliiodra (1993),
perlindungan satwaliar pada beberapa kawasan konsemasi baik taman nasional, cagar alam atau suaka
margasatwa seringkali dapat meningkatkan populasinya sehiigga tejadi perembesan satwaliar keluar
menuju daerah budidaya. Keadaan ini seringkali menyebabkan gangguan terhadap tanaman maupnn temak
masyarakat sekitar.
Peningkatan jumlah penduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman dan laha11 untuk
budidaya di sekeliling kawasan taman nasional merupakan keadaan nyata yang perlu mendapat perhatian.
Fungsi zona penyangga sebagai penyangga

perluasan habitat satwaliar dan penyangga sosial perlu

dipertahankan dalam upaya kelestarian kawasan konsewasi dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan ha1 di atas penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gangguan satwalinr terhadap
kondisi fisik dan psikologis penduduk penduduk di sekitar Taman Nasional Gunnng Gede Pangrango.

Disamping itu, juga ingin mengetahui gangguan satwaliar terhadap komoditas budidaya di sekitar taman
nasional meliputi ken~sakantanaman budidaya, pemangsaan temak dan ikan, serta nilai kerugiatmya secara
finansial.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengetahui nilai kemgian secara ekonomis terhadap
kerusakadpemangsaan komoditas budidaya yang ditimbulkan oleh satwaliar Taman Nasional Guni~ngGede
Pangango di daerah penyangga d m secara khusus bertujuan: mengetahui jenis satwaliar manalia besar
penghuni tanlan nasional yang memasuki daerah penyangga, mengetahui gangguan keamanan fisik dan
pskologis penduduk akibat satwaliar yang keluar kawasan dan ~nemasukip e m u k i ~ a ndan sekitanlya,
lnel~getahuibesarnya kerusakan komoditas budidaya akibat gangguan satwaliar, mengetahui jarak kejadian
gangguan dari tepi batas tanlan nasional, jinlah satwaliar per kejadian gangguan dan waktu gangguan
satwaiiar.
Data yang dian~bilmeliputi: jenis satwaliar yang keluar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
penilaian responden tentang gangguan satwaliar dan gangguan satwaliar terhadap komoditas budidaya.
Proses pengambilan data satwaliar yang keluar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango melalui
pengamatan di lapang dan wawancara penduduk. Proses pengambilan data penilaian responden tentang
gangguan satwaliar terhadap penduduk melalui penyebaran kuesioner, sedangkan proses pengambilan data
yang berbubungan dengan gangguan satwaliar terhadap komoditas pertanian, temak dan ikan melalui
pengamatan di lapangan dan wawancara dengan penduduk. Data dianalisis secara deskritif dengan tahulasi
d m grafi.


Jenis satwaliar mamalia besar yang sering kelnar dari Kawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangtango adalah babi hutan (Sus scrofa), monyet ekor panjang (Macacafascicularis), kijang (Muntiactis
muntjak), macan tutul (Panthers pardus), musang (Paradoxurus hermaphroditus), dan seroherang-berang
(Aonyx cinerea).

Keluamya satwaliar diduga karena daerah jelajahnya telah berubah menjadi lahan

budidaya dan pemukiman di sekitar kawasan Taman Nasional Gnnung Gede Pangrango.
Penilaian responden atas gangguan satwaliar secara mum yaiN: 69.48% (mengganggu), 14,85%
(tidak mengganggu) dan 16,44% (tidak tahu). :Berdasarkan persentase ini, menunjukkan bahwa hadimya
satwaliar di sekitar daerah pemukiman dapat rnengganggu keamanan penduduk baik secara fisik dan
psikologis. Dampak fisik yang dimaksud adalah terlukanya penduduk oleh serangan satwaliar. Dampak
psikologis yang diiaksnd yaitu hilangnya rasa aman penduduk untuk menjalankan pekerjaanya sebari-bari
dan rasa resahltakut yang penduduk alami jika mel'iat atan mendengar satwaliar hadir di daerah penyangga.
Penilaian responden terhadap gangguan satwaliar secara lebih rinci berdasarkan jenis
pertanyaan dan jenis satwaliar adalah: satwaliar yang pernah melukai penduduk di sekitar Tarnan
Nasional G u n i g Gede Pangrango yaiN babi hutan (5,06%), satwaliar yang menyebabkan penduduk
akan menghentikan pekerjaannya sehari-hari bila melihatlmendengar satwaliar mernasuki daerah penyangga
adalah macan Ntul(68,54%), sedangkan satwaliar yang menyebabkan penduduk merasa takut dan was-was
bila sahvaliar mernasuki Daerah Penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah: macan tutul

(96,24%) dan monyet ekor panjang (44,60%).
Selama penelitian (8 Nopember sampai 22 Desember 1999), babi hntan mempakan satwaliar yang
lebih banyak menimbulkan kerusakan komoditas pertanian seperti tanaman padi sawah, padi ladang, jagung,
singkong dan pisang dengan nilai kemgian lebih kurang sebesar Rp. 15.863.192,-. Nilai kemgian terbesar
berikutnya ditimbnlkan oleh musang yang memangsa temak ayam dengan nilai sebesar Rp. 7.975.000,- dan
berang-berang yang memangsa ikan sebesar Rp. 5.330.375,-.
Nilai kerugian ekonomis yang berbeda-beda, disebabkan perbedaan fieknensi serangan satwaliar
terhadap komoditas budidaya. Penyebab perbedaan nilai ekonomis lainnya adalah: topngafi tepi batas
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, penurnpan vegetasi tepi batas Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango, jarak jangkauan satwaliar (jarak kejadian gangguan), jumlah satwaliar setiap kejadian
gangguan dan waktu kejadian gangguan.
Pengendalian gangguan satwaliar terhadap komoditas budidaya dapat dilakukan pihak pengelola
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan penduduk sekitarnya adalah: pemagaran, saluran, parit dan
selokan, zona penyangga, pola ganti mgi, penempatan lokasi tanam yang jaub dari hutan, pengubahan jenisjenis komoditas yang ditanam yaitu jenis tanaman yang tidak disukai oleb satwaliar dan menjaga lahan
garapan serta menghalau satwaliar ke dalam kawasan taman nasional menjelang mnsim panen.