Tinjaun Epidemiologi dan Pengendalian Rabies Di Propinsi Kalimantan Selatan
Begitu banyak :/ang telah
kalian berikan padalm
Kupersembahkan untuk :
Abah, ibu
dangsanak-dangsanakku
serta dini
TINJAUAN EPIDEMIOLOGI DAN PENGENDALIAN
RABIES DI PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
SKRIPSI
Oleh
YULIAN
NOOR
B. 17. 1044
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 985
RINGKA5AN
YULIAN NOOR.
Tinjauan Epidemiologi dan Fengendalian
Rabies di Propinsi Kalimantan Selatan (Di bawah bimbingan
drh ROSO SOEJOEDONO, HPH).
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit zoonosis yang terpenting di Indonesia, karena luasnya daerah
rabies, tingginya kasus penggigi tan oleh hewan tersanglta
rabies dan sifat penyakitnya yang selalu
kematian (Anonymous, 1982b).
「・イ。セィゥ@
dengan
Hal yang lebih memberatkan
adalah kemungkinan terjadinya encephalitis pasca vaksinal
pada orang-orang yang mendapatkan vaksinasi anti rabies
(Hardjosworo, 1977).
Penyebaran rabies sangat luas diseluruh dunia, hanya
beberapa negara yang dinyatakan bebas seperti Inggris,
Swedia dan lain-lain (Baer, 1975).
Di Indonesia rabies
sudah ditemukan .± 100 tahun yang lalu.
Nenurut Hardjos-
woro (1977), kejadian rabies pertama dilaporkan oleh Esser
(1889) pada seekor kerbau di Bekasi.
Kemudian kejadian
rabies ditemukan dan dilaporkan di daerah lainnya yang
berarti meluasnya daerah rabies.
Dewasa ini di Indonesia
wilayah tersangka dan tertular rabies meliputi 20 propinsi dan yang bebas hanya tujuh propinsi (Anonymous, 1982a).
Kalimantan Selatan dewasa ini ada1ah wilayah baru
yang tertular rabies.
Sejak dua propinsi yang berbatasan
langsung dengannya dinyatakan sebagai daerah tertular rabies, yaitu Propinsi Kalimantan Timur (1974) dan
Kalimantan Tengah (1978), maka Kalimantan Selatan menjadi
daerah yang sangat rawan bagi penularan rabies.
Kejadian
rabies pertama ka.li dilaporkan pada tanggal 17 April 1,,83
di Kabupaten Tabalong dan kemudian meluas pada daerah lainnya.
Sampai pertengahan tahun 1985 wilayah yang tertu-
lar rabies meliputi enam kabupaten (Anonymous, 1965).
Di Kalimantan Selatan anjing merupakan hewan penyebar utama rabies, sedangkan hewan sapi, babi dan rusa secara epidemiologis dianggap sebagai jalan buntu (dead-end).
Selama tahun 1983 sid 1985 terjadi 349 kasus penggigitan
pada manusia, namun tidak semuanya merupakan kasus rabies.
Angka rationya pada tahun 1984 adalah 10.2, yang berarti
dari 11 kasus penggigitan, satu diantaranya dilakukan
0-
leh anjing penderita rabies.
Sumber penularan rabies pertama di Kalsel diduga era t hubungannY8. dengan penularan dari daerah tertular,
yaitu dua propinsi yang disebutkan di atas (Anonymous,
1984) •
Beberapa usaha pengendalian rabies yang dilaksanakan di Kalsel diantaranya adalah penyuluhan, pembunuhan
hewan liar dan vaksinasi yang pelaksanaanya ditangani
oleh satu tim koordinasi (Anonymous, 1983a)
Terdapat beberapa hambatan dalam usaha pengendalian
rabies di Kalsel, diantaranya tidak diketahuinya populasi hewan rentan, kurangnya fasilitas dan kesadaran masyarakat tentang penyakit rabies dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
TINJAUAN EPIDEllIOLOGI DAN PENGENDALIAN
RABIES DI PROPINSI KALIMANTAli SELATAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Dokter Bewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Eogor
oleh
YULIAN NOOR
B. 17. 1044
FAKULTAS KEDOKTERAN HEW AN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judu1 Skripsi
Tinjauan Epidemio1ogi dan Pengenda1ian
Rabies di Propinsi Kalimantan Se1atan
Nama Hahasiswa
Yulian Noor
Nomor Pokok
B. 171044
Skripsi ini te1ah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
1985
Bogor,
drh. Roso Soejoedono,
Dosen Pembimbing
rranggal Lulus Dokter Hewan
セpb@
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Amuntai, Kalimantan Selatan
pada tanggal 20 Juli 1961.
Merupakan anak ke de1apan da-
ri delapan bersaudara keluarga Azikin dan Nurdjannah.
'rahun 1968 penulis memasuki SDN Tri Dharma Banjarmasin dan lulus pada tahun 1973.
Kemudian melanjutkan
ke SHPN VI Banjarmasin dan lulus pada tahun 1976.
Pada
tahun 1977 memasuki SHAN I Banjarmasin dan lu1us tahun
1980.
Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai
mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Proyek Perintis II.
Setahun kemudian penulis memi1ih Faku1tas Ke-
dokteran Hewan IPB dan 1ulus sebagai sarjana kedokteran
hewan pada tangga1 1 Sepetember 1984.
Penu1is pernah menjadi Asisten Tidak Tetap pacta l,lata Ajaran Sosio1ogi Pedesaan pada Tingkat Persiapan Bersama IPB pada tahun 1983 sid 198 1f.
t1enjadi Asisten Ti-
dak 'retap pada Hata Ajaran Histo1ogi pada Fakultas Kedokteran Bewan IPB pada tahun 1982 sid 1984.
Sejak tahun 1983 sid 1985 penulis mendapatkan beasiswa dari Yayasan Supersemar.
KA TA PENGA NTA R
?abies atau penyakit anjing gila adalah penyakit zoonosis terpenting di Indonesia.
Seberapa data dan hasil ge-
ngamatan di lapangan yang dilakukan penulis selama dua minggu di Kali:::antan Selatan, setelah disusun dan dianalisa kemudian disajikan dalam tulisan ini sebagai gambaran ra.bies
yang :nenjadi Vle,bah di Kalimantan Selatan.
!"ada ,Cese!llpatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada drh Roso Soejoedono, dosen pembimbing, atas saran dan
「ゥャセョァ。ケ@
selama menyusun skripsi.
Penulis juga
menyampaike.n terima kasih kepada Dr. S. !{ardjos':loro, Kepala
Dinas Peternakan dan Kakanwil Depkes Propinsi Kalimantan
Selatan atas informasi yang diberikan.
?a.ntu2.n dari karyawan perpustakaan di lingkungan IPB
dan Perpustakaan Salitvet Cimanggu sangat penulis hargai.
!Cepe.da Yayasan Supersemar penulis mengucapkan terimakasih a tas bea siswa yang di berikan selama ini.
.::.khirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari se:lpurna.
:.'alaupun demikian semoga apa yang di tuang-
kan dalam skripsi ini bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya.
Dogor,
Oktober 1985
Penulis
dセLftar@
lSI
Ha1aman
DAFTAR TABEL ........................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................
xii
I.
PENDiiHULUAN............................................................
1
II.
TINJAUAN PUSTA...KA ..................................................
4
A.
Penyebab.... .. .. .. .. .. .. .. .. .... ................ .... ....
4
B.
Hewan Rentan ........................................
5
C.
Cara Penu1aran dan Penyebaran
Rabies di Alam •••.•••.....•••.••
III.
PERKEtolBANGAN DAN SITUASI RABIES DIINDONESIA .................................................................
IV.
V.
KEADAAN UMUM KALIMANTAN SELATAN ••••••••••
VII.
8
18
A.
Geogra fi ................................................
18
B.
Demogra I"'i ..............................................
18
C.
Keadaan Peternakan .•••...••.•.•.
19
D.
Laboratorium Diagnostik •••••••••
20
E.
Hubungan Anjing dan Manusia . . .. .. .
21
EPIDEHIOLOGI RABIES DI KALHi..'I.NTAN
....................................................................
24
A.
Situ!)si cinn Perkembangan Rabies..
24
B.
Sumber Penularan Penyakit •••••••
28
C.
Cara Penyebaran Penyakit .. .. . . .. .. . ..
30
sセatn@
VI.
6
PENGENDALIAN RABIES DI KALHfANTAN
SELATlti'l ••••••••••••••••••••••••••• · ••0....
33
PEtolBAHASAN DAN KESIMPULAN ••••••••••••••••
38
A.
Pembahasan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
38
B.
Kesimpulan
42
.. ..... . . . ....... .. ...
Halaman
...........................
. . .... ... ... .. .. . .. ......... ... .
DAFTAR PUSTAKA
LAHPIRAi'I
セ@
44
46
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1.
Perluasan Daerah Rabies di Indonesia
Setelah Perang Dunia II ••••••••••••••••
9
2.
Kasus Penggigitan Pada Manusia ••••••••••••••
13
3.
Ratio Antara Penggigitan Pada 11anusia dan
Hewan Penderi ta Rabies ..........................
1/+
Jumlah Kematian Pada Hanusia Yang Henderita
Rabies Di Beberapa Propinsi di
Indonesia ••••••••••••••••••••••••••••••
15
Kasus Encephalitis Pasca Vaksinal (Kasus/
Kematian) ...........................................................
16
Banyaknya Penduduk, Kecamatan dan Desa Setiap Kabupaten/Kotamadya Propinsi
Kalimantan Selatan. Keadaan Pertengahan
'Tahun 1983 ......................................................
19
7.
Populasi 'fernak di Kalsel l'ahun 19
kalian berikan padalm
Kupersembahkan untuk :
Abah, ibu
dangsanak-dangsanakku
serta dini
TINJAUAN EPIDEMIOLOGI DAN PENGENDALIAN
RABIES DI PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
SKRIPSI
Oleh
YULIAN
NOOR
B. 17. 1044
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 985
RINGKA5AN
YULIAN NOOR.
Tinjauan Epidemiologi dan Fengendalian
Rabies di Propinsi Kalimantan Selatan (Di bawah bimbingan
drh ROSO SOEJOEDONO, HPH).
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit zoonosis yang terpenting di Indonesia, karena luasnya daerah
rabies, tingginya kasus penggigi tan oleh hewan tersanglta
rabies dan sifat penyakitnya yang selalu
kematian (Anonymous, 1982b).
「・イ。セィゥ@
dengan
Hal yang lebih memberatkan
adalah kemungkinan terjadinya encephalitis pasca vaksinal
pada orang-orang yang mendapatkan vaksinasi anti rabies
(Hardjosworo, 1977).
Penyebaran rabies sangat luas diseluruh dunia, hanya
beberapa negara yang dinyatakan bebas seperti Inggris,
Swedia dan lain-lain (Baer, 1975).
Di Indonesia rabies
sudah ditemukan .± 100 tahun yang lalu.
Nenurut Hardjos-
woro (1977), kejadian rabies pertama dilaporkan oleh Esser
(1889) pada seekor kerbau di Bekasi.
Kemudian kejadian
rabies ditemukan dan dilaporkan di daerah lainnya yang
berarti meluasnya daerah rabies.
Dewasa ini di Indonesia
wilayah tersangka dan tertular rabies meliputi 20 propinsi dan yang bebas hanya tujuh propinsi (Anonymous, 1982a).
Kalimantan Selatan dewasa ini ada1ah wilayah baru
yang tertular rabies.
Sejak dua propinsi yang berbatasan
langsung dengannya dinyatakan sebagai daerah tertular rabies, yaitu Propinsi Kalimantan Timur (1974) dan
Kalimantan Tengah (1978), maka Kalimantan Selatan menjadi
daerah yang sangat rawan bagi penularan rabies.
Kejadian
rabies pertama ka.li dilaporkan pada tanggal 17 April 1,,83
di Kabupaten Tabalong dan kemudian meluas pada daerah lainnya.
Sampai pertengahan tahun 1985 wilayah yang tertu-
lar rabies meliputi enam kabupaten (Anonymous, 1965).
Di Kalimantan Selatan anjing merupakan hewan penyebar utama rabies, sedangkan hewan sapi, babi dan rusa secara epidemiologis dianggap sebagai jalan buntu (dead-end).
Selama tahun 1983 sid 1985 terjadi 349 kasus penggigitan
pada manusia, namun tidak semuanya merupakan kasus rabies.
Angka rationya pada tahun 1984 adalah 10.2, yang berarti
dari 11 kasus penggigitan, satu diantaranya dilakukan
0-
leh anjing penderita rabies.
Sumber penularan rabies pertama di Kalsel diduga era t hubungannY8. dengan penularan dari daerah tertular,
yaitu dua propinsi yang disebutkan di atas (Anonymous,
1984) •
Beberapa usaha pengendalian rabies yang dilaksanakan di Kalsel diantaranya adalah penyuluhan, pembunuhan
hewan liar dan vaksinasi yang pelaksanaanya ditangani
oleh satu tim koordinasi (Anonymous, 1983a)
Terdapat beberapa hambatan dalam usaha pengendalian
rabies di Kalsel, diantaranya tidak diketahuinya populasi hewan rentan, kurangnya fasilitas dan kesadaran masyarakat tentang penyakit rabies dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
TINJAUAN EPIDEllIOLOGI DAN PENGENDALIAN
RABIES DI PROPINSI KALIMANTAli SELATAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Dokter Bewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Eogor
oleh
YULIAN NOOR
B. 17. 1044
FAKULTAS KEDOKTERAN HEW AN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judu1 Skripsi
Tinjauan Epidemio1ogi dan Pengenda1ian
Rabies di Propinsi Kalimantan Se1atan
Nama Hahasiswa
Yulian Noor
Nomor Pokok
B. 171044
Skripsi ini te1ah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
1985
Bogor,
drh. Roso Soejoedono,
Dosen Pembimbing
rranggal Lulus Dokter Hewan
セpb@
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Amuntai, Kalimantan Selatan
pada tanggal 20 Juli 1961.
Merupakan anak ke de1apan da-
ri delapan bersaudara keluarga Azikin dan Nurdjannah.
'rahun 1968 penulis memasuki SDN Tri Dharma Banjarmasin dan lulus pada tahun 1973.
Kemudian melanjutkan
ke SHPN VI Banjarmasin dan lulus pada tahun 1976.
Pada
tahun 1977 memasuki SHAN I Banjarmasin dan lu1us tahun
1980.
Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai
mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Proyek Perintis II.
Setahun kemudian penulis memi1ih Faku1tas Ke-
dokteran Hewan IPB dan 1ulus sebagai sarjana kedokteran
hewan pada tangga1 1 Sepetember 1984.
Penu1is pernah menjadi Asisten Tidak Tetap pacta l,lata Ajaran Sosio1ogi Pedesaan pada Tingkat Persiapan Bersama IPB pada tahun 1983 sid 198 1f.
t1enjadi Asisten Ti-
dak 'retap pada Hata Ajaran Histo1ogi pada Fakultas Kedokteran Bewan IPB pada tahun 1982 sid 1984.
Sejak tahun 1983 sid 1985 penulis mendapatkan beasiswa dari Yayasan Supersemar.
KA TA PENGA NTA R
?abies atau penyakit anjing gila adalah penyakit zoonosis terpenting di Indonesia.
Seberapa data dan hasil ge-
ngamatan di lapangan yang dilakukan penulis selama dua minggu di Kali:::antan Selatan, setelah disusun dan dianalisa kemudian disajikan dalam tulisan ini sebagai gambaran ra.bies
yang :nenjadi Vle,bah di Kalimantan Selatan.
!"ada ,Cese!llpatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada drh Roso Soejoedono, dosen pembimbing, atas saran dan
「ゥャセョァ。ケ@
selama menyusun skripsi.
Penulis juga
menyampaike.n terima kasih kepada Dr. S. !{ardjos':loro, Kepala
Dinas Peternakan dan Kakanwil Depkes Propinsi Kalimantan
Selatan atas informasi yang diberikan.
?a.ntu2.n dari karyawan perpustakaan di lingkungan IPB
dan Perpustakaan Salitvet Cimanggu sangat penulis hargai.
!Cepe.da Yayasan Supersemar penulis mengucapkan terimakasih a tas bea siswa yang di berikan selama ini.
.::.khirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari se:lpurna.
:.'alaupun demikian semoga apa yang di tuang-
kan dalam skripsi ini bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya.
Dogor,
Oktober 1985
Penulis
dセLftar@
lSI
Ha1aman
DAFTAR TABEL ........................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................
xii
I.
PENDiiHULUAN............................................................
1
II.
TINJAUAN PUSTA...KA ..................................................
4
A.
Penyebab.... .. .. .. .. .. .. .. .. .... ................ .... ....
4
B.
Hewan Rentan ........................................
5
C.
Cara Penu1aran dan Penyebaran
Rabies di Alam •••.•••.....•••.••
III.
PERKEtolBANGAN DAN SITUASI RABIES DIINDONESIA .................................................................
IV.
V.
KEADAAN UMUM KALIMANTAN SELATAN ••••••••••
VII.
8
18
A.
Geogra fi ................................................
18
B.
Demogra I"'i ..............................................
18
C.
Keadaan Peternakan .•••...••.•.•.
19
D.
Laboratorium Diagnostik •••••••••
20
E.
Hubungan Anjing dan Manusia . . .. .. .
21
EPIDEHIOLOGI RABIES DI KALHi..'I.NTAN
....................................................................
24
A.
Situ!)si cinn Perkembangan Rabies..
24
B.
Sumber Penularan Penyakit •••••••
28
C.
Cara Penyebaran Penyakit .. .. . . .. .. . ..
30
sセatn@
VI.
6
PENGENDALIAN RABIES DI KALHfANTAN
SELATlti'l ••••••••••••••••••••••••••• · ••0....
33
PEtolBAHASAN DAN KESIMPULAN ••••••••••••••••
38
A.
Pembahasan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
38
B.
Kesimpulan
42
.. ..... . . . ....... .. ...
Halaman
...........................
. . .... ... ... .. .. . .. ......... ... .
DAFTAR PUSTAKA
LAHPIRAi'I
セ@
44
46
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1.
Perluasan Daerah Rabies di Indonesia
Setelah Perang Dunia II ••••••••••••••••
9
2.
Kasus Penggigitan Pada Manusia ••••••••••••••
13
3.
Ratio Antara Penggigitan Pada 11anusia dan
Hewan Penderi ta Rabies ..........................
1/+
Jumlah Kematian Pada Hanusia Yang Henderita
Rabies Di Beberapa Propinsi di
Indonesia ••••••••••••••••••••••••••••••
15
Kasus Encephalitis Pasca Vaksinal (Kasus/
Kematian) ...........................................................
16
Banyaknya Penduduk, Kecamatan dan Desa Setiap Kabupaten/Kotamadya Propinsi
Kalimantan Selatan. Keadaan Pertengahan
'Tahun 1983 ......................................................
19
7.
Populasi 'fernak di Kalsel l'ahun 19