Pengaruh kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung

(1)

Nama Lengkap : Linda Lisvianti Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 15 Febuari 1992

Hobby : Membaca, berorganisasi

Alamat : Jalan Siliwangi no 1 Baleendah Kab. Bandung

40375

No. Telepon : 085795547161

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Sipatahunan 1997 - 2003

2. SMP Negeri 2 Baleendah 2003 - 2006

3. MA.Mathla’ul Huda 2006 - 2009

4. Universitas Komputer Indonesia Bandung. Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. 2009 - 2012

PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI

1. Motivation Training-2009 di Bumi Perkemahan Kiara

Payung-Jatinangor. 2009

2. Pelatihan Pajak “Brevet A & B Terpadu” di UNIKOM 2013

3. Pelatihan TDOK LDK UMMI UNIKOM. 2011

4. Pelatihan Table Manner diHotel Savoy Bandung. 2012 PENGALAMAN ORGANISASI

1. LDK UMMI UNIKOM 2010 - 2013

2. BEM UNIKOM 2011-2012

3. FORMAIS 2011 - 2012

PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH 1. Mahasiswi Peraih Lomba Pidato Bahasa Indonesia

kampus UNIKOM 2009


(2)

The Influence Of Managerial Skill and Entrepreneur Behavior To Business Success Car Wash at Huripan Merah Motor Baleendah Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Dalam Menempuh Jenjang S1 Program Studi Manajemen

Univesitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

Linda Lisvianti 21209820

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

vi

Assalamu’allaikum Wr.Wb.

Persembahan syukur tercurah pada Allah SWT, atas segala kasih dan sayang, hidayah, akal fikiran dan atas segala kemudahan. Hanya karena pertolongan, rahmat, karunia, dan berkah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung”. Sholawat serta salam kita curahkan pada baginda, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, saudara, dan tabi’it-tabi’utnya.Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh Strata 1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak, baik berupa moral maupun materil, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai hambatan tersebut. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(4)

vii

yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si, selaku dosen penguji I dan Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si, selaku dosen penguji II yang memberikan pengarahan dan masukannya kepada penulis.

5. Seluruh staf dosen pengajar, staf sekretariat (Teh Maya, Teh Rani dan Teh Hana) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Suamiku tercinta yang dengan setulus hatinya mencurahkan segenap do’a, dukungan, cinta dan perhatiannya pada penulis.

7. Ibunda, ayahanda serta mertua tercinta, dan adik-adikku (you are my

everything) yang selalu tulus dan tidak pernah henti-hentinya memberikan

do’a, dukungan, kasih sayang, dan perhatiannya selama ini kepada penulis. 8. Sahabat-sahabat LDK UMMI UNIKOM , terimakasih telah menjadi awal penulis mampu memahami hakikat hidup secara total. Semoga kita selalu di istiqamahkan dijalan Allah dan dipertemukan kelak dalam JannahNya. 9. Teman-teman seperjuangan Manajemen-III Angkatan 2009.

10.Serta semua pihak yang telah membantu, mendoakan, dan memberi dukungan kepada penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(5)

viii

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian Skripsi ini baik dalam penulisan, tata bahasa, maupun sistematika penyajiannya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya koreksi, saran yang membangun, serta tanggapan dari semua pihak tentang skripsi ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, juga bisa menjadi inspirasi bagi pembelajaran selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, September 2013 Penulis,


(6)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10


(7)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,

DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Kemampuan Manajerial ... 13

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Manajerial ... 13

2.1.1.2 Indikator Kemampuan Manajerial ... 14

2.1.1.3 Konsep Manajemen ... 14

2.1.1.4 Fungsi Manajemen ... 16

2.1.2 Perilaku Kewirausahaan ... 22

2.1.2.1 Pengertian Perilaku Kewirausahaan ... 22

2.1.2.2 Indikator Perilaku Kewirausahaan ... 23

2.1.3 Keberhasilan Usaha ... 24

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 24

2.1.3.2 Indikator Keberhasilan Usaha ... 25

2.1.3.3 Hasil Penelitian Terdahulu ... 27

2.2 Kerangka Pemikiran ... 29

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 30

2.2.1.1 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Keberhasilan Usaha ... 30


(8)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Objek Penelitian ... 34

3.2 Metode Penelitian ... 35

3.2.1 Desain Penelitian ... 36

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 39

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 42

3.2.3.1 Sumber Data ... 42

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.2.4.1 Uji Validitas ... 45

3.2.4.2 Uji Realibilitas ... 47

3.2.4.3 Uji MSI ... 50

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 51

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 51

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif ... 51

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif ... 52


(9)

xii

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 60

4.1.3 Job Description ... 62

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 63

4.2 Karakteristik Responden ... 64

4.3 Analisis Deskriptif ... 66

4.3.1 Analisis Deskriptif Kemampuan Manajerial ... 66

4.3.2 Analisis Deskriptif Perilaku Kewirausahaan ... 68

4.3.3 Analisis Deskriptif Keberhasilan Usaha ... 70

4.4 Analisis Verifikatif ... 72

4.4.1 Pengujian Asumsi Analisis Regresi ... 72

4.4.2 Keterkaitan Kemampuan Manajerial dan PerilakuKewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 77

4.4.3 Koefisien Determinasi ... 79

4.4.4 Hubungan Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 80

4.4.5 Pengaruh Koefisien Korelasi Parsial antara Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 81


(10)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN- LAMPIRAN


(11)

91

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono.2001.Manajemen KeuanganTeoridanAplikasi.Yogyakarta.BPFE Akdon, (2002)..Identifikasi Faktor- Faktor Kemampuan Manajerial Yang

Diperlukan. Dalam Implementasi School Based Management (SBM) Dan Implikasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah. Jurnal

Administrasi Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia

Alma, Bukhari.(2011).Kewirausahaan.Alfabeta.Bandung.

Arifin,Panigoro,(2010) Berbisnisitu (tidak) Mudah: Jakarta, Bos Medco Group. Cham dan Purnama,(2010) Motivasidan Kemampuan manajerial Dalam

meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil jurnal manajemen dan

kewirausahaan ,vol.12, no. 2.

Colford,James P; Willson, James D.(2002).The Work Of The Managerial: Willey& Son.

Engkay Karweti, (2010) Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor Yang mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB

Di Kabupaten Subang ISSN 14102- 565 Volume 11 No.2, Oktober 2010

Ethem Duygulu1* and Osman Avsar Kurgun2,(2009) The effect of managerial entrepreneurship behavior on employee satisfaction: Hospitality

managers’ dilemma, African Journal of Business Management Vol.3 (11),

pp. 715-726, ISSN 1993-8233

George R. Terry, 2000. Prinsip – prinsip Manajemen. (Edisi bahasa Indonesia ). PT. BUMI AKSARA: BANDUNG

Hasibuan S.P. Malayu, (2000), “Manajemen Dasar PengertiandanMasalah”, (edisi kedua), PT. Gunung Agung, Jakarta.

J. David Hunger & Thomas L. Wheelen. 2001. Manajemen Strategis: Yogyakarta.ANDI

Lupiyodi, Rambat, 1998, Wawasan kewirausahaan , Jakarta, Lembaga Penerbit FE-UI

Siagian P Sondang, 2007. Teori Motivasi dan Aplikasi. Rineka Cipta : Jakarta. Simanjuntak, 2000. Produktivitas dan tenaga kerja Indonesia. Jakarta : FEUI


(12)

Sonny Sumarsono.2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.

Sri Wiludjeng S.P, 2007. Pengantar Manajemen, Graha Ilmu: Yogyakarta. GrasindoPersada.

Suad Husnan & Enni Pudjiastuti .(2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.

Yogyakarta : UPP STIM YPKN

Sugiyono, 2012, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta

Suryana, Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat dan proses menuju sukses edisi revisi: Salemba empat, Jakarta, 2011.

Toni Wijaya,(2009) Model Empiris Perilaku berwirausaha usaha kecil dan

menengah di DIY dan JawaTengah.ISSN 1978-3116

Umi Narimawati, 2007. Riset Manajemen Sumberdaya Manusia Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Agung Media: Jakarta.

Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati.(2010). Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi

PadaFakultas Ekonomi Unikom. Bekasi: Genesis.

Van Horne,James.(2000). Fundamentals of Financial Management, Prentice-Hall Inc

Wahjosumidjo.(2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

—————. (1987). Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia Winardi.(2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Yuyun Wirasasmita, 2003. Buku Pegangan. UPT – Penerbit IKOPIN : Jatinangor.


(13)

1 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Permasalahan yang di hadapi industri kecil bersifat multi dimensi, antara lain mencakup masalah-masalah internal dari setiap unit usaha, masalah eksternal dalam hubungannya dengan pemasok (supplier), pembeli (buyer) atau konsumen dan pesaing, masalah-masalah yang terkait dengan upaya pemberdayaan, serta masalah globalisasi ekonomi sehubungan dengan diperlakukannya perdagangan bebas serta kemajuan teknologi informasi. Secara internal, industri kecil yang didominasi oleh usaha-usaha berskala sangat kecil (usaha mikro) berhadapan dengan masalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Ciri yang melekat pada para pelaku usaha makro tersebut adalah tingkat pendidikan yang rendah. Rendahnya tingkat pendidikan pada pelaku industri kecil menjadikan wawasan bisnis mereka menjadi sangat sempit, semangat kewirausahaan (entrepreneurship) yang rendah, dan tidak mempunyai atau mengenal manajemen usaha(Chamdan Purnama,2010).

Edi Suandi Hamid dalam artikelnya yang berjudul ”Masalah Utama EkonomiIndonesia: Tantangan bagi Rezim Pemerintahan 2004-2009” menjelaskan bahwa salah satu masalah utama bidang perekonomian tersebut adalah laju pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah. Sejak krisis ekonomi melanda pada tahun 1997, pertumbuhan ekonomi masih sangat lamban, dengan laju pertumbuhan dibawah 5% pertahun. Setelah mengalami laju pertumbuhan


(14)

negatif sebesar lebih dari 13% tahun 1998, pada tahun berikutnya Indonesia mencoba bangkit, dan mengalami pertumbuhan positif. Masalahnya adalah laju pertumbuhan itu belum dapat kembali normal seperti sebelum tahun 1997, dimana laju pertumbuhan perekonomian rata-rata mencapai 7% pertahun. Tahun 1997 pertumbuhan ekonomi hanya 5% dan pada puncak krisis tahun 1998 pertumbuhan negatif -13,7%. Pertumbuhan tahun berikutnya selalu pada kisaran rendah, yakni 0,96% (1999), 4,92% (2000), 3,45% (2001), dan 3,8%pada tahun 2002. sedangkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2003 hanya 4,1% dan 2004 sekitar 4,5%. Namun demikian dengan peningkatan yang relatif masih kecil, telah mengakibatkan pula pada rendahnya penciptaan kesempatan kerja di tanah air, akumulasi peningkatan pengangguran semakin meningkat cepat.

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuat lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas (Bukhari alma,2011).

Bisnis cuci mobil pada daerah Bandung adalah peluang usaha yang besar dikarenakan mobil yang kian tahun kian bertambah. Kondisi tersebut secara langsung membawa hawa positif bagi pengusaha untuk membuka bisnis cuci mobil. Sehingga banyak pengusaha yang bersaing pada bisnis tersebut dan berupaya untuk menang dan mengalahkan para pesaingnya. Tidak dapat dipungkiri persaingan dalam menjalankan bisnis adalah wajar adanya sehingga


(15)

memerlukan pengelolaan yang unggul dan strategi bisnis yang dapat membawa usaha pada keberhasilan bisnis.

Seiring bertambahnya jumlah kendaraan di Indonesia maka bisnis cuci kendaraan pun semakin diminati. Berdasarkan data BPS jumlah mobil di indonesia mencapai 9,8 juta dan motor mencapai 47,6 juta di Tahun 2008, Analisis perhitungan rata-rata 1 unit kendaraan dicuci 1 minggu sekali, maka ada 1.4 juta mobildan6,8 juta motoryg harus dicuci per harinya.Dapat dibayangkan apabila semua kendaraan tersebut di cuci di tempat pencucian maka setiap hari ada ( 1.4 juta mobil X rata2 ; Rp 15.000,-/oks cuci) = 21 milyar/hari uang masuk ke bengkel cuci mobil. Dan ( 6.8 juta motor X rata2 ; Rp 6.000,-/oks cuci) = 40 milyar / hari uang masuk ke bengkel cuci motor.Maka tidak heran jika usaha ini begitu diminati dan berkembang seiring bertambahnya jumlah kendaraan di Indonesia.

Kemampuan manajerial adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer untukmendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Akdon, 2002). Dalam menjalankan kinerja manajerialnya, pengusaha harus memiliki tiga jenis keterampilan. Untuk lebih jelasnya Paul Hersey dalam Wahjosumidjo (2003: 99) menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial paling tidak diperlukan tiga macam bidangketerampilan, yaitu technical, human, dan conceptual. Ketiga keterampilan manajerial tersebut berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedudukan manajer dalam usahanya.


(16)

Agartercapaikeberhasilandalammenjalankanusahanya,

seorangpengusahaselainharusbekerjakerasjugaharusmampumengembangkanhubu

ngandenganmitrausahanyaataupunsemuapihak yang

terkaitdengankepentinganperusahaandisampingitukemampuanmanajerialmenjadih alpentingdimilikiolehseorangpengusaha (Suryana,2011).

Dalammencapaikeberhasilanusahaseorangwirausahaterlebihdahuluharusm

engetahui seluk beluk

mengenaiusahanya.Langkahselanjutnyaadalahmenetapkanstrategi yang tetapdancepatutukmeraihpasar.namundalamrealisasinyapenetapantahapan – tahapantersebutmembutuhkanadanyapemahamandankemampuanmanajerial yang baikuntukdapatmenjalankanusahanyasehinggatujuanperusahaandapattercapai (Suryana,2011).

Keberhasilan usaha di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kemampuan manajerial.Seorang manajer dalam menjalankan usahanya harus memikul berbagai peranan, tugas dan tanggung jawab, oleh karena itu setiap manajer dituntut untuk memiliki kemampuan/keterampilan dalam mengelola sumber – sumber yang ada dalam perusahaannya, terutama kemampuan mengkombinasikan sumber daya manusia dan alam yang diwujudkan dengan menjalankan fungsi – fungsi manajemen(Suryana,2011).

Berdasarkanpendapatparaahlidanhasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwake mampuanmanajerialberpengaruhdalammenentukankeberhasilanusaha.Sehinggapar apengusahadalammeningkatkanusahanyadituntutuntukmeningkatkankemampuan manajerial.


(17)

Dan faktor yang lain yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah perilaku kewirausahaan seorang yang memiliki jiwa wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil.Karena itu ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Jika seorang manajer perusahaan mempunyai perilaku kewirausahaan yang tinggi maka pencapaian keberhasilan usaha juga akan semakin tinggi.faktor internal yang paling penting dalam mempengaruhi keberhasilan usaha adalah kewirausahaan dan manajerial (Suryana,2011).Akan tetapi apa yang terjadi dilapangan tidak demikian contohnya seperti apa yang terjadi di perusahaan Huripan Merah. Untuk lebih jelasnya mari lihat table di bawah ini.

Tabel 1.1

Data PengunjungHuripan Merah Motor

No Tahun Jumlah Pengunjung

1 2008 7.259

2 2009 7.566

3 2010 7.148

4 2011 7.136

5 2012 7.109

Adapun grafiknya sebagai berikut:

Gambar 1.1 Data Pengunjung

Huripan Merah Motor Baleendah Bandung 6.800 7.000 7.200 7.400 7.600 7.800 tahun 2008 tahun 2009 tahun 2010 tahun 2011 tahun 2012

Data Pengunjung Huripan Merah Motor Baleendah Bandung


(18)

Dari grafik tersebut terlihat bahwa tingkat pengunjung Bengkel Huripan Merah Motor hanya mengalami kenaikan pada tahun 2009, sedangkan pada tahun berikutnya mengalami penurunan di Bengkel Huripan Merah Motor. Untuk memperkuat data tersebut penulis melakukan survai langsung terhadap 23 karyawan huripan merah motor. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Data Survai Awal Karyawan di Huripan Merah Motor

NO PERNYATAAN f

YA TIDAK

1. Pimpinan perusahaan memiliki keahlian teknis yang baik

20 3

2. Pimpinan perusahaan memiliki keahlian manusia yang baik

17 6

3. Kinerja pimpinan perusahaan memiliki keahlian konseptual yang baik dimata karyawan

19 4

4. Rasa percaya diri pada pimpinan perusahaan sudah baik

21 2

5. Kinerja pimpinan perusahaan berorientasi pada tugas dan hasil

23 0

6. Pimpinan perusahaan memiliki sikap pengambil resiko dalam menjalani usahanya di mata karyawan

15 8

7. Jiwa kepemimpinan yang dimiliki pimpinan perusahaan sudah baik

21 2

8. Produk yang dihasilkan Huripan Merah Motor telah dirancang orsinil

23 0

9. Pimpinan perusahaan selalu berorientasi ke masa depan dalam menjalankan usahanya

20 3

10. Pimpinan perusahaan kemauan untuk kerja keras (Capacity for Hard Work) dalam menjalankan usahanya

13 10

11. Pimpinan perusahaan selalu Bekerjasama dengan Orang Lain (Getting Things Done With and Through People) dalam menjalankan usahanya

5 18

12. Pimpinan perusahaan selalu Penampilan yang Baik (Good Appearance) dalam menjalankan usahanya

12 11

13. Pimpinan perusahaan selalu Yakin (Self Confidence) dalam menjalankan usahanya

8 15


(19)

Keputusan (Making Sound Decision) dalam menjalankan usahanya

15. Pimpinan perusahaan selalu Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education) dalam menjalankan usahanya

3 20

16. Pimpinan perusahaan selalu berambisi Untuk Maju (Ambition Drive) dalam menjalankan usahanya

18 5

17. Pimpinan perusahaan Pandai Berkomunikasi (Ability to Communicate) dalam menjalankan usahanya

20 3

Dari survai langsung sementara terhadap 23 karyawan Bengkel Huripan Merah Motor, menyatakanbahwa indikator tingkat kemampuan manajerial pengelola Bengkel Huripan Merah Motor dan indikator tingkat perilaku kewirausahaan pengelola Bengkel Huripan Merah Motor lebih tinggi dibandingkan dan tingkat keberhasilan usaha Bengkel Huripan Merah Motor .

Dari table 1.2 kita bisa melihat bahwa adanya gap antara teori dengan apa yang terjadi dilapangan menurut teoryyang di kemukakan oleh (Suryana: 2011) menyatakan bahwa pengelola yang mempunyai kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan yang tinggi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. .

Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk penelitian lebih mendalam dengan judul :

”Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha di Bengkel Huripan Merah Motor Baleendah Bandung”


(20)

1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat diidentifikasikan bahwa inti dari fenomena permasalahan yang diteliti adalah sebagai berikut:

Adanya ketimpangan antara kemampuan manajerialBengkel Huripan Merah Motor dan keberhasilan usaha Bengkel Huripan Merah Motor. Padahal tingkat kemampuan manajerial pimpinan Bengkel Huripan Merah Motor terkategori baik.

Selain itu adanya ketimpangan antara perilaku kewirausahaan pimpinan Bengkel Huripan Merah Motor dengan keberhasilan usaha Bengkel Huripan Merah Motor dengan ditandai rendahnya tingkat pengunjung Bengkel Huripan Merah Motor.

1.2.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kemampuan manajerial pada Huripan Merah Motor. 2. Bagaimana tingkat Perilaku kewirausahaan padaHuripan Merah Motor. 3. Bagaimana tingkat Keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor.

4. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor.

5. Seberapa besar pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor.


(21)

6. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data guna kepentingan menganalisis variabel – variabel penelitian dalam konteks permasalahan pengaruh kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan manajerial pada Huripan Merah Motor

2. Untuk mengetahui tingkatperilaku kewirausahaan pada Huripan Merah Motor

3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor 4. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan manajerial terhadapKeberhasilan

Usaha pada Huripan Merah Motor

5. Untuk mengetahui pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada Huripan Merah Motor

6. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan manajerial danPerilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada Huripan Merah Motor.


(22)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Perusahaan

Bagi perusahaan diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang bersifat membangun bagi perkembangan atau kemajuan perusahaan.

2. Pihak Terkait

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya mengenai kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaanterhadap Keberhasilan usaha.

3. Lain –lain

Selain itu dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi perusahaan – perusahaan lain yang mengalami permasalahan yang sama. 1.4.2 Kegunaan Akademis

a) Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu manajemen yang sudah ada untuk diharapkan pada dunia usaha secara nyata serta dapat menguntungkan semua pihak.

b) Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu masukan bagi pihak – pihak yang akan melakukan penelitian dengan masalah yang sama, dan juga menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya


(23)

mengenai masalah yang berkaitan dengan Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha di Huripan Merah Motor.

c) Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai manajerial dan perilaku kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha sebagai perilaku yang nyata dengan menerapkan teori – teori yang penulis dapatkan selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Serta melatih kemampuan penulis dalam menganalisa suatu masalah dan berfikir sistematis.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan pelaksanaan penelitian bertempat Huripan Merah Motor Kabupaten Bandung yang beralamat di Jl. Siliwangi Baleendah no. 1 Bandung, sedangkan waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah selama kurang lebih 1 tahun, yaitu dari bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Juli2013. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah ini.


(24)

Table 1.3

Jadwal Waktu Penelitian

NO Prosedur

Bulan & Tahun Agt

‘12 Sep ‘12 Okt ‘12 Nov ‘12 Des

‘12 Jan

‘13 Feb ‘13 Mar ‘13 Apr ‘13 Mei ‘13 Jun ‘13 ‘13Jul

TahapPersiapan

1. Membuat Outline dan Proposal Usulan Penelitian 2. Mengambil

Formulir dan Penyusunan UP 3. Menentukan

Tempat Penelitian TahapPelaksanaan 1. Membuat outline

dan Proposal UP 2. Meminta surat

pengantar perusahaan 3 Penelitian di

perusahaan 4 Penyusunan UP

dan bimbingan UP

5 Seminar Sidang UP

6 Revisi UP setelah seminar UP 7 Bimbingan Skripsi 8 Pendaftaran

Sidang Skripsi 9 Sidang Skripsi Tahap Akhir 1. Revisisetelah


(25)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kemampuan Manajerial

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Manajerial

Dalam menjalankan usahanya, seorang manajer dituntut untuk memiliki kemampuan keterampilan dalam mengelola sumber-sumber yang ada dalam perusahaanya, terutama kemampuan mengkombinasikan sumber daya manusia dan alam diwujudkan dengan menjalankan fungsi–fungsi manajemen. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Winardi (2000:4) menyatakan bahwa:

“Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan– tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”

Hampir sama dengan pendapat Winardi, menurut Siagian P. Sondang (2007:67) bahwa:

“Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan dan penilaian”.

Sedangkan menurut pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunger & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul Hersey dalam Wahjosumidjo (2003, 99)menyatakan yaitu: Kemampuan manajerial adalah kemampuan dalam menggerakkan sumberdaya agar dapat mencapai tujuannya dengan tepat, yang terdiri dari keahlian teknis, keahlian manusia dan keahlian konseptual.


(26)

2.1.1.2 Indikator Kemampuan Manajerial

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunger & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul Hersey dalam Wahjosumidjo (2003, 99)menyatakan yaitu: Kemampuan manajerial adalah kemampuan dalam menggerakkan sumberdaya agar dapat mencapai tujuannya dengan tepat, yang terdiri dari keahlian teknis, keahlian manusia dan keahlian konseptual.

1. Keahlian Teknis

Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja dengan sesuatu, terdiri dari kemampuan menggunakan teknologi ntuk mengerjakan tugas-tugas organisasional.

2. Keahlian manusia

Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan dengan bekerja dengan orang terdiri dari kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk mencapai sasaran.

3. Keahlian Konseptual

Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan dengan cara pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan, terdiri dari kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.

2.1.1.3 Konsep Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, Koontz, (Sri Wiludjeng SP 2007: 2) menyatakan pengertian manajemen sebagai berikut:


(27)

“Management is the process of designing and maintaining an environment in which individuals, working together in groups, efficiently accomplish selected aims’’

“Manajemen adalah proses merancang dan memelihara suatu lingkungan di mana individu, bekerja bersama di dalam kelompok, yang secara efisien memenuhi tujuan terpilih”

Sedangkan Musselman, (Sri wiludjeng SP 2007:3) mengatakan bahwa:

“Management is the process of planning, Organizing, directing and

controlling the activities of an enterprise to achieve specific objectives” "Manajemen adalah proses perencanaan, Pengaturan, mengarahkan dan mengendalikan aktivitas dari suatu perusahaan untuk mencapai sasaran khusus"

Menurut Marry Parker Follet, (Sri Wiludjeng SP 2007:3), pengertian manajemen : “Management is the art of getting thing though people’’

Lebih lanjut James Af Stoner (Sri Wiludjeng SP 2007:3) menyatakan sebagai berikut:

“Manajement is the process of planning, organizing, leading and

controling the effect of organization members and the use of other

organizational members and use of other organizational gool’’

“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan mencapai tujuan organisasi tujuan organisasi yang telah di tetapkan”

Dari keempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen mengandung unsur sebagai berikut :

1. Manajemen sebagai proses. 2. Manajemen sebagai seni.


(28)

3. Manajemen terdiri dari individu–individu/orang–orang yang melakukan aktivitas.

4. Manajemen menggunakan berbagai sumber-sumber dan faktor produksi yang tersedia dengan cara efektif dan efisien.

5. Adanya tujuan yang talah ditetapkan terlebih dahulu.

Manajemen sebagai proses, karena dalam manajemen terdapat adanya kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, misalnya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Dengan kata lain satu sama lainya tidak dapat dipisahkan atau dengan kata lain saling terkait (terpadu), sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

2.1.1.4 Fungsi Manajemen

Manajemen oleh para ahli dibagi atas beberapa fungsi. Pembagian fungsi – fungsi manajemen ini tujuannya adalah supaya sistematika urutan pembahasan lebih teratur, agar analisis pembahasan lebih mudah dan lebih mendalam. Dan untuk menjadikan pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer.

Perlengkapan fungsi–fungsi manajemen diakui oleh para ahli berbeda. Namun kenyataannya itu tidaklah manjadi permasalahannya terhadap proses pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien. Dalam penelitian ini penulis mengambil fungsi–fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Siagian, yaitu yang meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan fungsi pengendalian.


(29)

a. Fungsi Perencanaan

Keberhasilan suatu perusahaan sangat di tentukan oleh pelaksanaan manajemen yang baik dalam istilah manajemen tersebut sangatlah membutuhkann suatu perencanaan. perencanaan adalah tugas manajer dimulai dengan menetapkan tujuan dan kemudian mengatur strategi, kebijakan, dan metode utnuk mencapapainya. Dengan perencanaan manajer menetapkan tindakan, cara, waktu, pelaksana yang akan melaksanakan rencana. Perencanaan membantu perusahaan meningkatkan posisi kompetitif perusahaan, Perencanaan tersebut tentu saja bukan suatu peristiwa tanggal dengan awal dan akhir yang serba jelas. Perencanaan itu malah merupakan suatu proses yang terus berlanjut yang mencerminkan dan menyesuaikan diri dengan perubahan–perubahan baik dalam lingkungan langsung maupun lingkungan kekuatan tidak langsung. Untuk tetap berada dipuncak suatu perusahaan harus mengevaluasi kendali rencana-rencananya dan menetapkan suatu jalan ke masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat G.R Terry (2000) yang mengemukakan bahwa:

“Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”

Tanpa adanya perencanaan berarti semua orang yang berada di dalam suatu organisasi bekerja secara acak dan kurang teratur serta tidak mempunyai standar yang jelas. Proses awal perencanaan dimulai dari penetapan tujuan kemudian merici berbagai cara. Teknik dan tujuan yang telah di rumuskan dapat


(30)

dicapai sepenuhnya dan semakin jauh pencapaian tujuan dari yang direncanakan berarti tujuan efektif.

b. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah tahap berikutnya setelah planning. Untuk itu manajer perlu memperhatikan konsep-konsep organisasi serta wewenang-wewenang yang dapat di delegasikan atau tidak. Dari proses pengorganisasian ini akan di peroleh stuktur organisasi, untuk itu perlu pula dikemukakan bentuk – bentuk organisasi serta kelebihan dan kelemahan setiap bentuk organisasi. Tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan kesemuanya ke suatu arah tertentu.

Menurut G.R Terry, pengorganisasian adalah (Sri Wiludjeng SP 2007:92)

“Organizing is the establising of efective behavirol relationships among

person so that they may work to gether efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasks under given environ mental can ditions

for the purpose of achieving some goal or abjective”

“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang. Sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”

Jadi dalam uraian di atas terjadi suatu proses pembagian kerja yang kemudian hasilnya dikoordinasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang manajer harus dapat menempatkan setiap pekerjaan sesuai dengan kecakapan yang dimiliki sehingga pencapaian tujuan dapat lebih efektif dan efisian.


(31)

c. Fungsi Penggerakan/ Pelaksanaan

Penggerakan merupakan fungsi fludamental atau terpenting dalam manajemen, sebab perencanaan yang telah di susun dan di organisasikan harus dilaksanakan secara seksama. Oleh karena itu tugas pimpinan adalah seluruh potensi yang ada untuk dapat berfungsi menjalankan seluruh kegiatan agar tujuan dapat tercapai. Ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh G.R Terry, (Malayu S.P Hasibuan 2000:187) bahwa:

“Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian” Pengertian di atas menekankan bahwa perggerakan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk membimbing, mengarahkan, dan mengatur segala kegiatan karyawan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha dengan demikian, seorang manajer harus mampu menggerakan karyawanya dengan cara memberikan motivasi, mengerti akan hubungan pribadi dan aktifitas kelompok dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Dengan sendirinya setiap manajer harus berusaha agar anggota organisasi menyukai pekerjaaan dengan mau berusaha sekuat tenaga untuk menggunakan kemampuan dan keterampilan dengan disiplin yang tinggi sehingga dapat mencapai efisiensi dan efektifitas kerja didalam fungsi manajemen ini berkaitan pula dengan penggunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu seorang manajer dalam memanfaatkan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia dalam usaha mencapai tujuan perusahaan adalah dengan memberikan motivasi agar


(32)

karyawan mau bekerja dengan sukarela sesuai dengan keinginannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell dalam Winardi (2002:4)menyatakan bahwa :

“Motivasi berhubungan dengan (1) pengarahan perilaku, (2) kekuatan reaksi setelah seseorang karyawan telah memutuskan arah tindakan-tindakan tertentu, dan (3) persistensi perilaku, atau berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang manajer dapat memanfaaatkan kemampuan pekerjanya dengan cara memotivasi sehingga para pekerja tersebut mau melakukan tindakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

d. Fungsi Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan proses untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Pengendalian pada hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Menurut Harold Kootz, (Umi Narimawati 2003:296) adalah sebagai berikut:

“Control is the meansurement and corection of the ferformance of

subordinates in order to make sure that enterprice ibjectives and the plans

devised to attain the are accomplised”

“Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat diselenggarakan

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan pengendalian di harapkan agar para pelaksana membatasi tindakan-tindakan mencapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengendalian menjadi siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan. Makin jelas, lengkap dan terkoordinir.


(33)

2.1.2 Perilaku Kewirausahaan

2.1.2.1 Pengertian Perilaku Kewirausahaan

Perilaku adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadapsesuatu (situasi dan kondisi) lingkungan (alam, masyarakat, teknologi dan organisasi). Sementara sikap adalah operasionalisasi dan aktualisasi pendirian. Menurut Talizaduhu Ndrahayang dikutip oleh Yanti Maemunah (2004:20)Perilaku dalam ilmu jiwa didefinisikan sebagai ”kegiatan organisme yang dapat diamati oleh organisme lain atau oleh berbagai instrumen penelitian, yang termasuk dalam perilaku adalah laporan verbal mengenai pengalaman subjektif yang didasari”. Tingkah laku atau Perilaku seorang individu terbentuk karena adanya suatu interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya.

Menurut PO Sunarya (2010:33) “Wirausahawan adalah orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat maju / sukses” .

Menurut Kasmir (2011:28) sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service, sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan tingkah laku


(34)

menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh karyawan tanpa pandang bulu.

2.1.2.2 Indikator Perilaku Kewirausahaan

Menurut BN. Marbun (2000:63) sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah sebagai berikut .

1. Percaya diri

Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Juga tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang lain, dan yang paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan Khaliq sang pencipta, Allah Swt. Diharapkan wirausahaan seperti ini betul-betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri, jujur, dan disenangi oleh semua relasinya.

2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Orang ini tidak mengutamakan prestise terlebih dulu, prestasi kemudian. Akan tetapi, ia gandrung pada prestasi baru baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik. Anak muda yang selalu memikirkan prestise lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami kemajuan.


(35)

3. Pengambilan Resiko

Watak selalu menyenangi tantangan dalam wirausaha seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.

4. Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu. Namun sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih. Ini tergantung kepada masing-masing individu dalam

menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang ia pimpin. 5. Keorsinilan

Sifat orsinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orsinil disini ialah ia tidak mengekor pada orang lain , tetapi memiliki pendapat sendiri , ada ide yang orsinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.

6. Berorientasi ke Masa Depan

Sifat berorientasi ke masa depan ini harus selalu ada dalam setiap pimpinan usaha agar usahanya dapat terus berlanjut dan dengan seiring berjalannya waktu produktivitas perusahaan dapat terus meningkat.


(36)

2.1.3 Keberhasilan Usaha

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Seperti yang kita ketahui bahwa keberhasilan tidak mungkin diraih dengan begitu saja, tetapi harus melalui beberapa tahapan . Menurut Suryana (2001:38-39) mengemukakan bahwa untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses pertama–tama harus memiliki ide atau visi bisnis (busisess vision) kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Langkah selanjutnya yang sangat penting adalah dengan membuat perencanaan usaha, pengorgganisasian dan menjalankanya. Berikut dikemukakan beberapa pengertian keberhasilan usaha menurut para ahli:

Menurut Hari Lubis dikutip Panigoro (2010:42)

“Keberhasilan usaha adalah sebagai suatu prestasi yang berhasil diraih oleh suatu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya”.

Untuk melihat dan mengukur tingkat keberhasilan suatu usaha berikut ini terdapat beberapa teori yang mengemukakan beberapa alat ukur dan aspek yang menjadi alat evaluasinya hal tersebut diantaranya adalah:

Menurut Van Horne (2000:77-774 )

“Keberhasilan usaha dapat dilihat dari kemampulabaan atau profitabilitas, dapat di ukur dengan 2 tipe yaitu rasioprofitabilitas dalam hubungan penjualan(sales) dan profitabilitas dalam hubungan dengan investasi”.

Dan salah satu kriteria untuk mencapai keberhasilan usaha adalah dengan efisiensi, yaitu apabila sudah tercapai tingkat kemampulabaan (profitabilitas) yang tinggi, menurut Sri Wiludjeng SP (2007:4) menyatakan bahwa:


(37)

“Yang di maksud efisien adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar (doing the thing right). Efisien dihitung dengan membandingkan antara input yang dipergunakan dengan output yang dihasilkan’’ .

Dengan demikian manajer yang efisien adalah manajer yang mampu meminimumkan penggunaan input untuk mencapai output tertentu sehingga dapat mencapai kemampulabaan.

Untuk lebih jelasnya berikut di paparkan kemampulabaan menurut Agus Sartono(2001:130) menyatakan bahwa :

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan dan total aktiva maupun modal sendiri”.

Sedangkan Murphy and Pack (2000:8) yang menyatakan bahwa “Ciri wirausaha yang sukses adalah mau kerja keras (Capacity for Hard Work),

bekerjasama dengan orang lain (Getting Things Done With and Through People),

penampilan yang baik (Good Appearance), yakin (Self Confidence), pandai membuat keputusan (Making Sound Decision), mau menambah ilmu pengetahuan

(College Education), ambisi untuk maju (Ambition Drive), pandai berkomunikasi

(Ability to Communicate).

2.1.3.2 Indikator Keberhasilan Usaha

Menurut Murphy and Pack (2000:8) ciri wirausaha yang sukses adalah sebagai berikut:


(38)

1. Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work)

Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dalam hal ini, unsur disiplin memainkan peranan penting.

2. Bekerjasama dengan Orang Lain (Getting Things Done With and Through People)

Seorang wirausahawan mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat. Sehingga memudahkan dalam suksesi usahanya.

3. Penampilan yang Baik (Good Appearance)

Ini bukan berarti penampilan body faceyang elok atau paras cantik. Akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, disiplin.

4. Yakin (Self Confidence)

Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha. Self confidence ini diimplementasikan dalam tindakan sehari-hari, melangkah pasti tekun.

5. Pandai Membuat Keputusan ( Making Sound Decision)

Jika anda dihadapkan alternatif, harus memilih, maka buatlah pertimbangan yang matang. Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikirannya ia akan mengambil keputusan yang terbaik.

6. Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)

Pendidikan adalah hal yang penting dalam menjalankan kepemimpinan. Karena ilmu dapat menambah skill sehingga kepemimpinan dapat terarah dengan baik.


(39)

7. Ambisi Untuk Maju (Ambition Drive)

Karena keberhasilan tidak dapat dicapai dengan mudah, gigih dalam berjuang untuk maju dan pantang untuk berputus asa adalah modal utama dalam berwirausaha.

8. Pandai Berkomunikasi (Ability to Communicate)

Pandai berkomunikasi berarti pandai mengelola buah pikiran kedalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, mampu menarik perhatian orang lain. Komunikasi yang baik, diikuti dengan perilaku jujur, konsisten dalam pembicaraan akan dsangat membantu seseorang dalam mengembangkan karir masa depannya. Akhirnya dengan keterampilan berkomunikasi itu seseorang dapat mencapai puncak karir.

2.1.3.3Penelitian Terdahulu

Untuk menjaga keaslian penelitian ini, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian /Judul

Referensi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Motivasi dan Kemampuan

manajerial Dalam

meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Chamdan Purnama,2010)

Semua indikator memiliki kontribusi signifikan Kemampuan Manajerial (Variabel X1) Dan Keberhasilan Usaha (Variabel Y)

Tidak Memiliki Variabel X2

2 Pengaruh Karakteristik Wirausaha Dan Potensi Kewirausahaan Terhadap

Semua indikator memiliki

kontribusi

Perilaku Kewirausahaa n (X2) dan

Tidak Memiliki Variabel X1


(40)

Keberhasilan Usaha Dengan Kebijakan Pengembangan UKM Sebagai Moderating (Djoko Suseno,2010)

signifikan Keberhasilan Usaha (Variabel Y 3 Hubungan Antara Perilaku

Kewirausahaan Dengan Keberhasilan Usaha Kecil (Mohammad Atiya Firmansyah

Moch Bachtiar,2010)

Semua indikator memiliki

kontribusi signifikan

Perilaku Kewirausahaa n (X2) dan Keberhasilan Usaha (Variabel Y

Tidak Memiliki Variabel X1

4 Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor Yang mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB Di Kabupaten Subang

(Engkay Karweti,2010)

Semua indikator memiliki kontribusi signifikan Kemampuan Manajerial (Variabel X1)

Tidak Memiliki Variabel X2 dan Y

5 Model Empiris Perilaku berwirausaha usaha kecil dan menengah di DIY dan Jawa Tengah (Toni Wijaya,2009) Variabel sikap berwirausaha memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berwirausaha sebesar 0,839 Variabel X2 (Perilaku Kewirausahaa n)

Tidak ada Variabel X1 dan Y

6 Management skills and entrepreneurial success of small and medium enterprises (SMEs) in the services sector

(Ahmad Zahiruddin Yahya,2011) Semua indikator memiliki kontribusi signifikan Variabel X1 (Kemampuan Manajerial) Variabel X2 dan Y

7 Pengaruh Kemampuan Manajerial Pimpinan Terhadap Keberhasilan Program Kurikulum Berbasis Kompetensi (Sumaryanto,2007) Semua indikator memiliki kontribusi signifikan Variabel X1dan Y (Kemampuan Manajerial dan Keberhasilan Usaha) Variable X2

8 Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan manajerial Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Menetap (Mulyanto,2007) Semua indikator memiliki kontribusi signifikan

Variable X1 Tidak ada Variabel X2 dan Y


(41)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kemampuan manajerial tidak bisa terlepas dari keahlian seorang manajer dalam menjalankan usahanya. Seperti yang dikemukakan oleh menurut pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunger & Thomas L.Wheelen (2001:452) menyatakan yaitu “Kemampuan manajerial adalah kemampuan dalam menggerakkan sumberdaya agar dapat mencapai tujuannya dengan tepat, yang terdiri dari keahlian teknis, keahlian manusia dan keahlian konseptual”.

Hampir sama dengan pendapat (Akdon, 2002) yang mengemukakan bahwa “Kemampuan manajerial adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien Dalam menjalankan kinerja manajerialnya, pimpinan memiliki tiga jenis keterampilan yaitu technical, human, dan conceptual”.

Diperkuat oleh pendapat Paul Hersey dalam Wahjosumidjo (2003, 99) menyatakan bahwa“Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial paling tidak diperlukan tiga macam bidang keterampilan, yaitu technical, human, dan conceptual. Ketiga keterampilan manajerial tersebut berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedudukan manajer dalam organisasi”.

Jadi kemampuan manajerial dapat dimaksudkan seperangkat keterampilan yang terdiri dari keterampilan teknis, keterampilan manusia, dan keterampilan konsseptual.


(42)

Menurut BN. Marbun (2000:63) “Sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorsinilan, berorientasi ke masa depan”.

Jadi perilaku kewirausahaan yang peerlu dimiliki oleh seorang wirausahawan yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorsinilan, berorientasi ke masa depan.

Menurut Sunarya,Sudaryono & Asep (2010:47) “Keberhasilan usaha seorang wirausaha didalam mengelola usahanya tidak hanya dilihat dari banyaknya laba dan modal yang dimiliki dan fasilitas atau koneksi dengan sumbu kekuasaan yang dapat dinikmati“. Dalam variabel keberhasilan usaha dalam penelitian ini saya mengacu pada pendapat Murphy and Pack (2000:8) yang menyatakan bahwa “Ciri wirausaha yang sukses adalah mau kerja keras

(Capacityfor Hard Work), bekerjasama dengan orang lain (Getting Things Done

With andThrough People), penampilan yang baik (Good Appearance), yakin (Self

Confidence), pandai membuat keputusan (Making Sound Decision), mau

menambah ilmu pengetahuan (College Education), ambisi untuk maju

(AmbitionDrive), pandai berkomunikasi (Ability to Communicate).

2.2.1 KeterkaitanAntarVariabel Penelitian

2.2.1.1 Hubungan Kemampuan Manajerialdengan Keberhasilan Usaha

Kemampuan manajerial adalah salah satu unsur penting pendukung keberhasilan usaha, karena maju mundurnya suatu usaha terletak ditangan manajer, jika manajer mampu mengambil keputusan dan kebijakan yang benar dalam menjalankan usahanya maka usaha itu mempunyai peluang yang besar untuk maju


(43)

dan berkembang, tapi jika manajer mengambil keputusan dan kebijakan yang salah maka kemungkinan besar pula usaha itu akan mengalami kemunduran atau bahkan akan mengalami kebangkrutan.

Seperti yang dikemukakan oleh Yuyun Wirasasmita (2003) bahwa“Faktor internal yang paling penting yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah kewiraswastaan dan manajerial”.

2.2.1.2 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha Mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha menurutSuryana ( 2003:63 ), ”Orang yang berhasil dalam wirausaha adalah orang yang dapat membentuk Perilaku Kewirausahaan”. Maka untuk mencapai Keberhasilan usaha maka pengusaha harus mempunyai Perilaku Kewirausahaan.

Sebab itu Perilaku Kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui pendidikan, latihan, lokakarya, dan kesempatan. Kesempatan memperoleh wawasan yang lebih luas. Berdasarkan pendapat para ahli dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku kewirausahaan berpengaruh dalam menentukan keberhasilan usaha. Sehingga para pengusaha dalam menentukan usahanya dituntut untuk memiliki perilaku kewirausahaan.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:


(44)

Gambar 2.1 Paradigma penelitian

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:93) hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Kemampuan Manajerial ( X1 )

1. Keahlian Teknis 2. Keahlian Manusia 3. Keahlian Konseptual

J.David Hunger &Thomas L.Wheelen (2001:452)

Keberhasilan usaha ( Y )

1. Mau kerja keras (Capacity for Hard Work),

2. Bekerjasama dengan orang lain (Getting Things Done With and Through People), 3. Penampilan yang baik

(Good Appearance) 4. Yakin (Self

Confidence), 5. Pandai membuat

keputusan (Making Sound Decision) 6. Mau menambah ilmu

pengetahuan (College Education),

7. Ambisi untuk maju (Ambition Drive), 8. Pandai berkomunikasi

(Ability to Communicate)

Murphy and Pack (2000:8)

Perilaku

Kewirausahaan (X2) 1. Percaya Diri

2. Berorientasi tugas dan hasil

3. Pengambil resiko 4. Kepemimpinan 5. Keorsinilan

6. Berorientasi ke masa depan

BN. Marbun (2000:63)

Suryana (2003:63 ) Yuyun Wirasasmita (2003))


(45)

Sedangkan pengertian hipotesis menurut Sadono Sukirno (2004:15)hipotesisadalah:

“Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama lain”.

Dan berdasarkan kerangka pemikiran yang telah digambarkan diatas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat kemampuan manajerial pada perusahaan cuci mobil Huripan Merah Motor sudah baik

2. Tingkat perilaku kewirausahaan pada perusahaan cuci mobil Huripan Merah Motor sudah baik

3. Tingkat keberhasilan usaha pada perusahaan cuci mobil Huripan Merah Motor menurun setiap tahun

4. Kemampuan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha

5. Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha

6. Kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.


(46)

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Toko Huripan Merah adalah sebuah toko yang bergerak dalam bidang penjualan barang yang menyediakan berbagai macam bahan makanan pokok untuk keperluan sehari hari. Seiring berjalannaya waktu serta perkembangan wawasan dan pengalaman pemilik toko ini menangkap peluang usaha baru di daerahnya. Maka toko ini mencoba melebarkan sayap usahanya merambah pada dunia bisnis dalam bidang pelayanan jasa yaitu usaha pelayanan cuci mobil dan otomotif.

Huripan Merah Motor didirikan pada tanggal 01 Januari 2006 yang di prakarsai oleh bapak H.Yuyun Supriatna selaku pemilik Bengkel Huripan Merah Motor. Bengkel Huripan Merah Motor ini menyediakan berbagai macam pelayanan jasa diantaranya:

1. Service mobil 2. Cuci mobil 3. Cuci motor 4. Tune up 5. Ganti oli 6. Salon mobil 7. Reparasi mobil


(47)

8. Jasa pembuatan jok mobil 9. dll .

Pada mulanya perusahaan menjalankan bisnisnya dengan peralatan seadanya, dan sistem pemberian upah secara persentase. Hingga akhirnya setelah diadakannya evaluasi , seluruh sistem kerja diubah secara total. Perubahan sistem secara total ini berdampak baik bagi perusahaan .

Dalam upaya memenuhi keinginan dan kepuasan konsumennya, Huripan Merah motor selaku perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa harus mampu dan sanggup memenuhi permintaan konsumen agar target menuai kepuasan konsumen dan menjalin relasi dengan konsumen terus berlanjut sebagai pembeli jasa pada bengkel Huripan Merah Motor. Oleh karena itu sistem kerja yang baik dan berorientasi kepuasan konsumen perlu disusun dan diterapkan sebaik mungkin agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

Harapan ini tentu saja akan terwujud apabila diimbangi dengan upaya peningkatan kinerja yang lebih komprehensif dan menyeluruh terhadap lingkungan internal maupun eksternal. Acuan perusahaan dalam visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan dimasa datang dan penerapan strateginya harus selalu seiring sejalan.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu kerangka organisasi yang merupakan garis tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh segenap unsur organisasi itu sendiri, dalam rangka mencapai suatu tujuan perusahaan yang telah digariskan sebelumnya. Dalam penerapannya jenis struktur


(48)

organisasi dari setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh faktor : 1. Besar kecilnya perusahaan bersangkutan

2. Luas atau sempitnya ruang gerak aktivitas perusahaan

3. Komplek tidaknya permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

Dalam kondisi ini peranan pimpinan dituntut harus benar-benar mampu membaca kondisi perusahaan dan tingkat kebutuhan. Dalam menunjang keberhasilan atas tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan besar maupun kecil sangat memerlukan manajemen yang baik disamping faktor-faktor pendukung lainnya yang juga berperan penting dalam merealisasikan tujuan tersebut.

Manajemen yang baik dapat tertuang dalam struktur organisasi suatu perusahaan, karena dalam suatu struktur organisasi dapat menunjukkan suatu pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Selain itu, dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka akan tercipta kerja sama dan hubungan kerja yang serasi antar anggota organisasi dan antar bagian dalam organisasi. Adapun struktur organisasi yang terdapat pada bengkel Huripan Merah Motor adalah sebagai berikut :

Sumber : Huripan Merah Motor

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Huripan Merah Motor

Pimpinan

Montir Mekanik

Bag.administrasi & keuangan Bag.operasional


(49)

4.1.3 Job Description

Pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab dari jabatan-jabatan yang terdapat di bengkel Huripan Merah Motor adalah :

1. Pimpinan

Tugas dan tanggung jawab pimpinan adalah :

a. Memimpin, mengatur, membina mengendalikan serta mengawasi seluruh pelaksanaan pelayanan jasa.

b. Menetapkan kebijakan pada perusahaan . 2. Administrasi-Keuangan

Tugas dan tanggung jawab administrasi-keuangan adalah : a. Mendata kendaraan yang masuk

b. Menghitung dan melaporkan hasil pendataan terhadap keuangan yang masuk dan keluar

c. Membuat data pelayanan jasa atas kendaraan yang masuk 3. Montir Mekanik

Tugas dan tanggung jawab montir mekanik adalah melayani konsumen atas pelayanan service dan tune up pada kendaraan

4. Bagian Oprasional

Tugas dan tanggung jawab bagian operasional adalah : a. Mengevaluasi kinerja Karyawan

b. Berorientasi meningkatkan kepuasan pelanggan c. Melakukan Promosi


(50)

d. Mensuplai Barang/ Persediaan atas bahan baku untuk pembuatan shampo pada cuci mobil dan motor

5. Karyawan

Tugas dan wewenang karyawan adalah Melayani konsumen atas pelayanan jasa cuci mobil, cuci motor dll.

4.1.4 Aktivitas Perusahaan

Bisnis Otomotif adalah bisnis yang menyediakan berbagai pelayanan jasa dibidang otomotif seperti service mobil, tune up dll. Selain itu untuk melengkapi usahanya bengkel Huripan Merah Motor menyediakan pelayanan jasa cuci mobil dan motor. Berikut uraian kegiatan pada perusahaan bengkel Huripan Merah Motor :

1. Service mobil meliputi pelayanan perbaikan mesin pada kendaraan seperti kopling, rem, lampu mobil, ACCU dll

2. Tune Up adalah mengembalikan performa mesin kembali seperti baru dengan kata lain tune up memperbaiki komponen-yaitu komponen mesin yang cara kerjanya kurang maksimal.

3. Cuci mobil dan motor yaitu pelayanan pencucian pada body mobil dan motor

4. Ganti oli meliputi pelayanan pergantian oli yang lama pada mobil/motor dengan oli yang baru

5. Salon Mobil meliputi pelayanan pembersihan body mobil dari jamur serta karat agar mobil tampak seperti baru.


(51)

7. Jasa pembuatan jok mobil meliputi pelayanan pada konsumen untuk pembuatan serta pemasangan jok mobil.

4.2 Karakateristik Responden

Karakteristrik responden merupakan gambaran dari keberadaan responden yang terlibat dalam penelitian yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Dari seluruh sampel karyawan sejumlah 23 orang yang diteliti, semuanya dapat mengisi dan mengembalikan kuisioner yang diberikan. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang menjadi responden dalam penelitian ini, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 23 100%

Perempuan 0 0

Jumlah 23 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2013

Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa dari 23 karyawan terdiri dari 100% laki-laki, dengan demikian secara keseluruhan karyawan perusahaan tersebut adalah laki-laki. Hal ini karena aktivitas perusahaan yang berjalan selama 12 jam menuntut stamina fisik yang memadai.

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia Frekuensi %

< 15 tahun 0 0%

15-64 tahun 23 100%

> 64tahun 0 0%

Jumlah 23 100%


(52)

Berdasarkan data reponden dari 23 kuesioner yang disebarkan menunjukkan bahwa secara keseluruhan usia responden yang berumur 15-64 tahun yang mencapai 100%. Melihat bahwa persentase terbesar dari responden adalah responden yang berusia produktif, maka perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka melalui pelatihan. Sebab, prestasi kerja individu karyawan dapat memberikan dampak pada peningkatan produktivitas perusahaan.

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Responden

Usia Frekuensi %

SD 8 34,8%

SMP 5 21,7%

SMA 10 43,5%

Diploma 0 0

Sarjana 0 0

Jumlah 23 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas responden berdasar tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 43,5%. Cukup baiknya tingkat pendidikan karyawan sangat berpotensi sebagai modal untuk peningkatan prestasi karyawan, karena dengan tingkat pendidikan SMA memungkinkan karyawan untuk lebih cepat dalam beradaptasi dengan pekerjaan-pekerjaan yang lebih modern. Oleh karena itu maka untuk kedepannya perusahaan harus lebih memperhatikan tingkat pendidikan karyawannya. Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas dapat mendorong karyawan melakukan tindakan yang produktif. Disamping itu, dengan tingkat keterampilan yang lebih tinggi maka diharapkan karyawan dapat berprestasi dalam bekerja.


(53)

4.3 Analisis Deskriptif

4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Kemampuan Manajerial (X1)

Pengaruh kemampuan manajerial akan terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada kuesioner. Variabel kemampuan manajerial diukur menggunakan 3 (tiga) butir pernyataan. Untuk mengetahui gambaran empirik secara keseluruhan tentang kemampuan manajerial maka dilakukan perhitungan persentase skor dan rekapitulasi skor jawaban responden pada setiap pernyataan. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil seperti tampak dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Persentase Skor Tanggapan Responden Pada Vaiabel Kemampuan Manajerial

Pernyataan Skor %

Skor

Skor Ideal

Krite ria

1 2 3 4 5

Pimpinan perusahaan memiliki keahlian teknis yang baik

F 0 2 3 13 5 90

% 0.00 8.70% 13.04% 56.52% 21.74% 78.26

%

115 Baik

Pimpinan perusahaan memiliki keahlian manusia yang baik

F 0 5 3 9 6 85 115

% 0.00 21.74% 13.04% 39.13% 26.09% 73.91% Baik

Kinerja pimpinan perusahaan memiliki keahlian konseptual yang baik dimata karyawan

F 0 4 5 12 2 81 115

% 0.00 17.39% 21.74% 52.17% 8.70% 70.43% Baik

Total 256 Baik

Melalui tanggapan responden pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada variabel kemampuan manajerial sudah dilakukan dengan baik. Pada item pimpinan perusahaan memiliki keahlian teknis yang baik mempunyai skor tertinggi sebesar 90 (78,26%). Dan pada item keahlian konseptual mempunyai skor terendah sebesar 81 (70,43%). Hal ini didasarkan pada pernyataan karyawan Huripan Merah Motor yang bernama Dadan “walaupun sebagai pimpinan, bapak


(54)

Yuyun memiliki kemampuan dalam bidang mekanik termasuk dalam proses pencucian mobil agar memuaskan konsumennya. Pimpinan perusahaan inipun selalu membimbing karyawannya dalam melaksanakan tugasnya sehingga kami merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaan kami namun kadangkala kami merasa kesulitan melaksanakan pekerjaan apabila pimpinan perusahaan ini tidak ada ditempat karena kami kurang memahami pelaksanaan pekerjaan kami”.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Livingstone seperti dikutip oleh Stoner (1996:118), “bahwa kemampuan itu dapat dan harus diajarkan. Karena itu dalam peningkatan sumber daya khususnya sumber daya manusia, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu instrumen pembangunan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai organisasi, sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang telah memiliki kemampuan di bidang tugas masing-masing”.

Selanjutnya persentase total skor jawaban responden pada tabel 4.4 di atas tersebut diinterpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan pada gambar sebagai berikut:

256

Tdk Baik Kurang baik Sedang Baik Sangat baik 69 124,2 179,4 234,6 289,8 345

Gambar 4.2

Garis Kontinum Variabel Kemampuan Manajerial

Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor dari variabel kemampuan manajerial sebesar 256 berada di antara interval


(55)

234,6-289,8. Dengan demikian bahwa kemampuan manajerial berada dalam kategori baik.

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Kewirausahaan (X2)

Pengaruh perilaku kewirausahaan akan terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada kuesioner. Perilaku kewirausahaan diukur menggunakan 6 (enam) butir pernyataan. Untuk mengetahui gambaran empirik secara keseluruhan tentang perilaku kewirausahaan maka dilakukan perhitungan persentase skor dan rekapitulasi skor jawaban responden pada setiap pernyataan. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil seperti tampak dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.5

Persentase Skor Tanggapan Responden Pada Variabel Perilaku Kewirausahaan

Pernyataan Skor %

Skor

Skor Ideal

Kriteria

1 2 3 4 5

Rasa percaya diri pada pimpinan perusahaan sudah baik

F

3 1 4 8 7 84

115 Baik

% 13.04% 4.35% 17.39% 34.78% 30.43% 73.04%

Kinerja pimpinan perusahaan berorientasi pada tugas dan hasil

F 1 4 5 6 7 83 115 Baik

% 4.35% 17.39% 21.74% 26.09% 30.43% 72.17%

Pimpinan perusahaan memilki sikap

pengambil resiko dalam menjalani usahanya di mata karyawan

F 1 7 1 6 8 82 115 Baik

% 4.35% 30.43% 4.35% 26.09% 34.78% 71.30%

Jiwa kepemimpinan yang dimiliki pimpinan perusahaan sudah baik

F 1 4 5 7 6 82 115 Baik

% 4.35% 17.39% 21.74% 30.43% 26.09% 71.30%

Produk yang dihasilkan Huripan Merah Motor telah dirancang orisinil Merah Motor

F 0 4 5 7 7 86 115 Baik

% 0.00 17.39% 21.74% 30.43% 30.43% 74.78%

Pimpinan perusahaan selalu berorientasi ke masa depan dalam menjalankan usahanya

F 1 6 3 7 6 80 115 Baik

% 4.35% 26.09% 13.04% 30.43% 26.09% 69.57%


(56)

Melalui tanggapan responden pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada variabel perilaku kewirausahaan sudah dilakukan dengan baik. Pada item produk yang dihasilkan Huripan Merah Motor telah dirancang orisinil mempunyai skor tertinggi sebesar 86 (74,78%). Dan pada item pimpinan perusahaan selalu berorientasi ke masa depan dalam menjalankan usahanya mempunyai skor terendah sebesar 80 (69,57%). Hal ini didasarkan pada pernyataan karyawan Huripan Merah Motor yang bernama Yunus yang menyatakan bahwa “Pimpinan perusahaan ini selalu mengutamakan kepuasan pelanggannya dengan membuat kualitas jasa perusahaan yang berbeda dari yang lain, tetapi dalam hal aspek kepegawaian cenderung karyawan tidak banyak yang bertahan lama hal ini disebabkan pimpinan mengabaikan nilai gaji yang tidak sesuai dengan UMR ”. Hal ini sesuai dengan pernyataan Handoko (2000:56) “bahwa untuk meningkatkan kinerja karyawan, motivasi untuk bertahan lama, kepuasaan karyawan adalah salah satunya dengan memberi kompensasi yang layak”.

Selanjutnya persentase total skor jawaban responden pada tabel 4.5 di atas tersebut diinterpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan pada gambar sebagai berikut:

497

Tdk Baik Kurang baik Sedang Baik Sangat baik 138 248,4 358,8 469,2 579,6 690

Gambar 4.3

Garis Kontinum Variabel Perilaku Kewirausahaan

Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor dari variabel perilaku kewirausahaan sebesar 497 berada di antara interval 469,2–


(57)

579,6. Dengan demikian bahwa perilaku kewirausahaan berada dalam kategori baik.

4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

Pengaruh keberhasilan usaha akan terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada kuesioner. Keberhasilan usaha diukur menggunakan 8 (delapan) butir pernyataan.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Variabel Keberhasilan Usaha

Pernyataan Skor %

Skor

Kriteria

1 2 3 4 5

Pimpinan perusahaan kemauan untuk kerja keras (capacity for Hard Work) dalam menjalankan usahanya

F

1 3 15 2 2 70 Cukup baik

% 4.35% 13.04% 65.22% 8.70% 8.70% 60.87% Pimpinan perusahaan selalu bekerjasama

dengan orang lain (getting Things Done With and Through People) dalam menjalankan usahanya

F

4 6 11 2 0 57

Kurang baik % 17.39% 26.09% 47.83% 8.70% 0.00 49.57% Pimpinan perusahaan selalu penampilan

yang baik (Good Appearance) dalam menjalankan usahanya

F

2 5 12 3 1 65

Cukup baik % 8.70% 21.74% 52.17% 13.04% 4.35% 56.52% Pimpinan perusahaan selalu yakin (Self

Confidence) dalam menjalankan usahanya

F

2 3 13 2 3 70

Cukup baik % 8.70% 13.04% 56.52% 8.70% 13.04% 60.87% Pimpinan perusahaa selalu pandai

membuat keputusan (Making Sound Decision) dalam menjalankan usahanya

F

1 4 13 3 2 70

Cukup baik % 4.35% 17.39% 56.52% 13.04% 8.70% 60.87% Pimpinan perusahaan selalu mau

menambah ilmu pengetahuan (College Education) dalam menjalankan usahanya

F

3 4 9 5 2 68

Cukup baik % 13.04% 17.39% 39.13% 21.74% 8.70% 59.13% Pimpinan perusahaan selalu berambisi

untuk maju (Ambition Drive) dalam menjalankan usahanya

F

0 4 12 6 1 73

Cukup baik % 0.00 17.39% 52.17% 26.09% 4.35% 63.48% Pimpinan perusahaan pandai

berkomunikasi (Ability to Communicate) dalam menjalankan usahanya

F

0 2 11 8 2 79

Cukup baik % 0.00 8.70% 47.83% 34.78% 8.70% 68.70%

Total 552

Melalui tanggapan responden pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada variable keberhasilan usaha dilakukan dengan cukup baik. Pada item Pimpinan perusahaan pandai berkomunikasi (Ability to Communicate) dalam menjalankan usahanya mempunyai skor tertinggi sebesar 79 (68,70%). Dan pada item Pimpinan perusahaan selalu bekerjasama dengan orang lain (getting Things Done


(58)

With and Through People) dalam menjalankan usahanya mempunyai skor terendah sebesar 57 (49,57%).

Menurut Plotkin dikutip oleh Benedicta Prihatin Dwi Riyanti ( 2003:29 ) : ”Keberhasilan Usaha dapat dilihat dari diri wirausahawan karena keberhasilan usaha disebabkan oleh wirausahawan yang cerdas, kreatif, memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara tepat dan produktif”.

Selanjutnya persentase total skor jawaban responden pada tabel 4.5 di atas tersebut diinterpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan pada gambar sebagai berikut:

552

Tdk Baik Kurang baik Sedang Baik Sangat baik 184 331,2 478,4 625,6 772,8 920

Gambar 4.4

Garis Kontinum Variabel Keberhasilan Usaha

Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor dari variabel keberhasilan usaha sebesar 552 berada di antara interval 478,4-625,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel keberhasilan usaha berada dalam kategori cukup baik.


(1)

Tabel 4.16

Uji T Secara Parsial Variabel Kemampuan Manajerialdan Perilaku

Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16.933 1.067 15.864 .000

X1 .377 .152 .452 2.476 .022

X2 .179 .072 .454 2.487 .022

Untuk uji hipotesis pengaruh antara kemampuan manajerial terhadap keberhasilan usaha diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,022<0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan

manajerial terhadap keberhasilan usaha.

Gambar 4.7

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Variabel Kemampuan Manajerial Terhadap Keberhasilan Usaha

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika Thitung jatuh di daerah penolakan atau thitung>ttabel (2.476>2,079), maka

Ho ditolak, artinya dari uji ini bahwa secara parsial terdapat pengaruh dan signifikan antara kemampuan manajerial terhadap keberhasilan usaha.

Daerah penerimaan Ho

ttbl = -2,079 ttbl = 2,079

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho


(2)

86

Untuk uji hipotesis pengaruh antara perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,022<0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku

kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Gambar 4.8

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Variabel Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika Thitung jatuh di daerah penolakan atau thitung>ttabel (2.487>2,086), maka

Ho ditolak, artinya dari uji ini bahwa secara parsial terdapat pengaruh dan signifikan antara perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Daerah penerimaan Ho

ttbl = -2,079 ttbl = 2,079

Daerah penolakan Ho


(3)

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan manajerial di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung termasuk dalam klasifikasi baik, menandakan perusahaan tersebut sudah memiliki kemampuan manajerial yang baik. Namun, pada proses penerapan kemampuan manajerial yang diterapkan oleh pimpinan masih kesulitan dipahami oleh karyawannya .

2. Perilaku Kewirausahaan di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung termasuk dalam klasifikasi baik menandakan perusahaan tersebut sudah memiliki perilaku kewirausahaan yang baik Namun dalam tingkat pengambilan resiko seperti dalam hal pembayaran gaji karyawan, tidak sesuai dengan UMR. Hal ini berdampak pada loyalitas karyawan yang rendah pada perusahaan.

3. Keberhasilan Usaha yang diperlihatkan oleh pimpinan perusahaan secara keseluruhan adalah cukup baik. Akan tetapi, masih ada hal yang perlu diperbaiki seperti keyakinan pimpinan perusahaan yang kurang selektif dalam hal penerimaan karyawan sehingga berdampak pada usaha yang dihasilkan.


(4)

88

4. Kemampuan manajerial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor Baleendah Bandung. Kemampuan manajerial memberikan pengaruh tetapi tidak terlalu dominan terhadap keberhasilan usaha.

5. Perilaku Kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor Baleendah Bandung tetapi tidak terlalu dominan, artinya semakin meningkat perilaku kewirausahaan maka semakin meningkat keberhasilan usaha.

6. Kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha di Huripan Merah Motor. Dan ini diperkuat oleh kemampuan manajerial secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dan perilaku kewirausahaan secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat penulis maka selanjutnya penulis memberikan saran yang dapat berguna mengenai pengaruh kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung yaitu:

1. Kemampuan manajerial di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung termasuk dalam klasifikasi baik, menandakan perusahaan tersebut sudah memiliki kemampuan manajerial yang baik. Namun, pada proses


(5)

penerapan kemampuan manajerial yang diterapkan oleh pimpinan masih kesulitan dipahami oleh karyawannya. Maka pimpinan sebaiknya melakukan perbaikan manajemen dimulai dari pembuatan standar operasional prosedur yang jelas dan dapat dipahami oleh karyawannya. 2. Perilaku Kewirausahaan di Huripan Merah Motor Baleendah Bandung

termasuk dalam klasifikasi baik menandakan perusahaan tersebut sudah memiliki perilaku kewirausahaan yang baik Namun dalam tingkat pengambilan resiko seperti dalam hal pembayaran gaji karyawan, tidak sesuai dengan UMR. Hal ini berdampak pada loyalitas karyawan yang rendah pada perusahaan. pimpinan sebaiknya lebih memperhatikan karyawannya untuk menyesuaikan gaji yang layak dan sesuai dengan UMR . Sehingga akan tercipta kerjasama yang kuat antara perusahaan dengan karyawan dalam meningkatkan keberhasilan usaha Huripan Merah Motor Baleendah Bandung

3. Keberhasilan Usaha yang diperlihatkan oleh pimpinan perusahaan secara keseluruhan adalah cukup baik. Akan tetapi, masih ada hal yang perlu diperbaiki seperti keyakinan pimpinan perusahaan yang kurang selektif dalam hal penerimaan karyawan sehingga berdampak pada usaha yang dihasilkan. Maka sebaiknya pimpinan meningkatkan kualitas rekrutmen karyawan baik melalui wawancara ataupun cara lainnya.

4. Kemampuan manajerial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor Baleendah Bandung. Kemampuan manajerial memberikan pengaruh yang baik terhadap keberhasilan usaha tapi


(6)

90

sebaiknya pimpinan lebih meningkatkan kualitas managerialnya dengan melakukan training managerial.

5. Perilaku Kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Huripan Merah Motor Baleendah Bandung. Tapi sebaiknya pimpinan perusahaan meningkatkan kualitas perilaku kewirausahaannya dangan cara mengadakan evaluasi terhadap karyawannya untuk perbaikan dan peningkatan kualitas perilaku kewirausahaan.

6. Kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha di Huripan Merah Motor. sebaiknya pimpinan melakukan peningkatan dan perbaikan dalam mengasah ide kreatif dan inovatif dari para karyawan melalui pelatihan-pelatihan, dan juga memperbaiki segi pelayanan yang disediakan untuk memuaskan para pelanggan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan usaha.