Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi)

(1)

(SURVEY PADA SENTRA INDUSTRI KERIPIK PEDAS CIMAHI)

The Influence of Managerial Skill and Entrepreneur Behavior to Business Success (Survey at Sentra Industri Keripik Pedas Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh : Muhammad Aidil Fitrah

21212049 MN-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2016


(2)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Robbul „Alamin, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya, sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman. Berkat inayah, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan judul: “ Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey pada Sentra Industri Keripik Pedas Cimahi)”.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan Skripsi ini sesuai dengan kemampuan penulis. Menyadari bahwa penulis adalah manusia biasa, penulis masih jauh dari kata sempurna dalam menyusun Laporan Skripsi ini. Sehingga masih terdapat kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Dalam menyempurnakan tulisan dimasa yang akan datang, maka penulis sangat menyadari bahwa usaha maksimal yang telah dilakukan pada proses penyelesaian tulisan ini, tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Atas segala kekurangannya penulis memohon maaf sehingga sarab dan kritik sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah mendukung


(3)

vii

penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof Dr.Hj.Dwi Kartini. SE., Spec,Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi santy, SE., M.si., selaku Ketua Program Sutdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si dan Bapak Muhammad Iffan, SE., M.M., selaku dosen penguji. Terima kasih atas semua bantuannya.

5. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy., selaku dosen wali MN-2 2012 yang telah banyak memberikan saran dan bantuannya.

6. Segenap staff dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen dan staff Sekretariat Jurusan Manajemen, yang telah banyak memberikan bantuan, kemudahan dan masukan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini. 7. Segenap Pemimpin dan Staff Paguyuban Sentra Industri Keripik Singkong

Pedas Cimahi yang telah memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis dalam menyusun Laporan Skripsi ini.

8. Ibu, (Alm) Bapak dan Adik serta keluarga besar yang telah memberikan bantuan terbesar dalam materi maupun do‟a, kasih saying dan dorongan sehingga penulis selalu bersemangat dan termotivasi untuk terus menyelesaikan Laporan skripsi ini. Kalianlah sumber motivasiku.

9. Keluarga BDC (Dede, Arindah, Ekky, Ilham, Fathur, Ganjar, Ipunk, Reza). Kalian luar biasa.

10. Keluarga Apasih (Aldhy, Fikri, Kevin, Chandra, Elly, Siska, Riska, Bella, Divani, Putri) Kalian juga Luar Biasa

11. Semua teman-teman baik baik didalam maupun diluar kampus terima kasih atas bantuannya dan kebersamaannya selama ini.


(4)

viii

12. Terakhir buat calon ibu dari anak-anak ku nanti yang masih belum tahu keberadaannya dimana, ini salah satu perjuanganku untuk halalin kamu.

Demikianlah, semoga Allah SWT yang membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu‟alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Bandung, Agustus 2016


(5)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Kerja Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.5 Lokasi dan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Kemampuan Manajerial ... 14

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Manajerial ... 14

2.1.1.2 Aspek-Aspek Kemampuan Manajerial ... 15

2.1.1.3 Karakteristik Kemampuan Manajerial ... 19

2.1.1.4 Ciri-Ciri Penerapan Kemampuan Manajerial... 19

2.1.1.5 Indikator Kemampuan Manajerial ... 20

2.1.1.6 Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Manajerial ... 21

2.1.1.7 Faktor-Faktor Peningkatan Kemampuan Manajerial ... 22


(6)

x

2.1.2.1 Pengertian Perilaku Kewirausahaan... 25

2.1.2.2 Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan ... 27

2.1.2.3 Indikator Perilaku Kewirausahaan ... 27

2.1.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap ... 30

2.1.2.5 Ciri-Ciri Seorang Wirausaha Yang Sukses ... 32

2.1.2.6 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Usaha ... 32

2.1.2.7 Keuntungan dan Kerugian Wirausaha ... 36

2.1.3 Keberhasilan Usaha ... 37

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 37

2.1.3.2 Indikator Keberhasilan Usaha ... 40

2.1.3.3 Kriteria Keberhasilan Usaha... 41

2.1.3.4 Aspek Keberhasilan Usaha ... 43

2.1.3.5 Ciri Keberhasilan Usaha ... 44

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 45

2.2 Kerangka Pemikiran ... 47

2.2.1 Pengaruh Kemampuan Manajerial Terhadap Keberhasilan Usaha ... 48

2.2.2 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha ... 49

2.2.3 Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha... 50

2.3 Hipotesis... 53

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 54

3.2 Metode Penelitian... 55

3.2.1 Desain Penelitian... 56

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 60

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 64

3.2.3.1 Sumber Data ... 64

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 64

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.4.1 Uji MSI ... 67


(7)

xi

3.2.4.3 Uji Realibilitas... 71

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 74

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 74

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 89

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 89

4.1.2 Visi-Misi Perusahaan ... 89

4.1.3 Struktur Organisasi... 90

4.1.3.1 Uraian Tugas (Job Desk) ... 91

4.1.4 Aktivitas Perusahaan... 93

4.2 Pembahasan Penelitian ... 93

4.2.1 Karakteristik Responden... 94

4.3 Analisis Deskriptif... 102

4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Manajerial pelaku usaha di Sentra Keripik Singkong Pedas Cimahi... 102

4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Kewirausahaan pelaku usaha di Sentra Keripik Singkong Pedas Cimahi... 108

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Usaha pelaku usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi ... 121

4.4 Analisis Verifikatif Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi ... 129

4.4.1 Analisis Regresi Berganda ... 130

4.4.2 Analisis Korelasi... 132

4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi... 136

4.4 Uji Hipotesis... 138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 146

5.2 Saran ... 148


(8)

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis, 2014. Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Super Mini Market DT Gerlong Bandung.Skripsi UNIKOM Bandung.

Agustin.Indra 2015. Pilihan Usaha Modal 10 Juta Yang Menjanjikan. Infopeluangusaha.org

Al Rasyid, Harun. 1996. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Akdon. 2002. Identifikasi Faktor-faktor Kemampuan Manajerial yang Diperlukan dalam Implementasi School Based Management (SBM) dan Implementasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan 6 June 2013: 17-19

Andi Husnan, Suad dan Enni Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar Managemen Keuangan. Yogyakarta: UUP STIM YPKN

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja Rosdakarya: Bandung

Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo

Blocher, J. Edward, Kung H. Chen, Thomas W. Lin, 2000. Manajemen Biaya, Terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., Akt, Salemba Empat, Jakarta. BN, Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003. Bukhori, Alma. 2011. Kewiraushaan. Bandung: Alfabeta.

Bygrave, William.2001.Entrepreneurship.Jakarta.Binarupa Aksara

Coole, C.N.2006.The Man Nature and The Social Order. https://books.google.com

Dinas Koperasi dan UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Cimahi.2016.Data Sentra Industri dan UKM Kota Cimahi 2016.Cimahi Jawa Barat

Denny.Bagus.2009.Pemasaran Produk.www.bisnisi.com

Duygulul, Ethem dan Osman Avsar Kurgun. 2009. The Effect of Managerial Entrepreneurship Behavior on Employe Satisfiction: Hospitality Managers Dilemma, African Journal of Business Management. Pp.


(9)

715-Drs. J. Tanzil & Associates. 2012. Standart Costing sebagai alternative Perhitungan Harga Pokok di Perusahaan Anda : Surabaya

Drs. Supadi. 2015. Kemampuan Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif

Frandy. 2015. 10 Jenis Usaha Rumahan Dengan Modal

Kecil.www.masfrandy.com

Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta : Prentice Hall

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3rd Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc

Hadi, Sofytan. 2013. Peluang Usaha. Jakarta Bisnisi.com

Handayani, Febta.Rina.2005.Tips Kepemimpinan dalam organisasi untuk mencapai tujuan.www.wedaran.com

Handoko,T.Hani.2005. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yoyakarta.BPFE

Haryadi,Dedi .2008.Tahap Perkembangan Usaha : Dinameka Peta Potensi Pertumbuhan.Bandung:Yayasan AKATIGA

Hariyani. 2010. Usaha Sampingan Paling Menguntungkan. Jakarta: www.

shelmi.wordpress.com

Hasibuan, S.P. Malayu. 2000. Managemen Dasar Pengertian dan Masalah. Edisi II. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2001. Managemen Strategis. Yogyakarta:

Hutagalung, Raja Bongsu, dkk. 2010, Kewirausahaan. Cetakan Pertama, USU Press: Medan.

Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat

Indriyo Gitosudarmo.1997. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA

James, P. Colford dan D James, Wilson. 2002. The Work of The Managerial: Willey & Son.

J. Gostman, Frederick., Eugene Hecht, Lingkungan Organisasi, Jakarta: Erlangga, 2008


(10)

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang. ISSN 14102 -565 Volume 11 no. 2. Oktober 2010. Kasmir. 2011. Etika Customer Service. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Lupiyodi, Rambat. 2004. Wawasan Kewirausahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI

Lindrayanti, Sikap kewirausahaan dalam Hubungannya dengan Keberhasilan Usaha pedagan buah di pasar Guntur Garut. Skripsi UPI Bandung 2003 Linda Lisvianti, 2013. Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha Huripan Merah Motor Baleendah Bandung. Skripsi UNIKOM Bandung.

Mashuri, 2008. Penelitian Verifikatif. Andi:Yogyakarta.

Moch Kohar Muzakar. 2003. Eksplorasi Profil Demografik dan Psikografik Kewirausahaan (Entrepreneurship) Mahasiswa Bandung. Badan Penelitian dan pengabdian pada masyarakat Universitas Widyatama Murphy, K. R. & Davidshofer, C.O. (2003). Psychological testing: Principles

and application. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Munfaat, Imron. 2003. Membangun Keunggulan Produk. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol. II, No. 3, 219-232

Nana Sudjana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Narimawati, Umi. 2007. Riset Managemen Sumberdaya Manusia Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta: Agung Media.

Narimawati, Umi, dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi:Genesis.

Patricia Hochkins.Keuntungan Menjadi Pengusaha Diatas 50 Tahun. Bisnis.liputan6.com

Panigoro, Arifin 2010. Berbisnis itu (tidak) Mudah. Jakarta: Bos Medco Group. Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi Kemampuan Manajerial dalam

Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 12, no.2.

Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi ke-10. Jakarta: PT Indeks.

Rogers, Everett M & Rekha Agrawala-Rogers. 1976. Communication in organization. New York: The Free Press.


(11)

Jakarta. http://www.kompasiana.com/teguh212/7-alasan- mengapa-pria-seorang-pebisnis-yang-besar_551bd33aa33311182ab65926

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Sastradipoera, Komaruddin. 2002. Manejemen Sumber daya Manusia: Suatu Pendekatan Fungsi Operatif Edisi I. Penerbit Kappa-Sigma: Bandung. Schilit Keith.W.1993.Rising Star and Fast Fades.Kompasinteraktif.com Simanjuntak. 2000. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: FEUI Simanjuntak. Rendi. 2009. Mencapai Prestasi Perusahaan.

Sofyan Hadi.2010.Peluang Usaha.Bisnisi.com

Sondang, P. Siagian. 2007. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Stoner.James A.F.2006. Management.Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall,inc Steers, M Richard. (1985). Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Stogdill, R.M. (1974). Handbook of Leadership : A Survey of Theory and

Research. New York: Free Press, Suatu divisi dari Macmillan Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

_______ . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: CV.Alfabeta.

_______ . 2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. _______ . 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. _______ . 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D) . Bandung: CV. Alfabeta.

Sumarsono, Sony. 2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.

Salisbury, F.B and C.W. Ross., 1995. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan Diah R. Lukman dan Sumarya, Jilid 1. ITB Press, Bandung

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo.

Suryana, 2011. Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat dan proses menuju sukses edisi revisi. Jakarta: Salemba empat.


(12)

Teguh Santoso.7 Alasan Mengapa pria seorang pebisnis yang besar.www.kompasiana.com

Terry, R. George. 2000. Prinsip-prinsi Manajemen. Bandung. PT. Bumi Aksara. Tambunan, Tulus, T.H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di IndonesiaBeberapa Isu Penting. Jakarta :PT Salemba Empat.

Van Home, James: 2000. Fundamental of Financial Management. Pretince-Hall. Veithzal Rivai, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Wahjosumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Waridah, Siti dkk. 2003. Sosiologi jilid II. Jakarta. Bumi Aksara

Wibowo, B. S. 2002. “Sharpeninh our Conceptand Tools”, PT Syamil Cipta Media, Bandung.

Wijaya, Toni. 2009. Model Empiris Perilaku Berwirausaha Kecil dan Menengah di DIY dan Jawa Tengah. ISSN 1978-3119

Wiludjeng, S.P. Sri. 2007. Pengantar Managemen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta: Raja.

Wirasasmita, Yuyun. 2003. Buku Pegangan. Jatinangor: IKOPIN.

Zimmerer, W. Thomas And Norman M. Scarborough, (2002), “Pengantar Kewirausahaan Dan Manajemen Bisnis Kecil”, (Edisi Bahasa Indonesia) Jakarta. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Zuhdi. Muslim. 2008. Manajemen Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Artikel :

Rumah Sekaligus Tempat Usaha.2011.Economy.okezone.com Etika dan Tanggung Jawab.2007.katalogistic.co.id


(13)

Keputusan Menteri Keuangan No 40 /KMK.06/2003 29 Januari 2003 tentang Usaha Kecil Menengah


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dengan semakin ketatnya persaingan dibidang usaha dan perdagangan yang ada di Indonesia khususnya bagi usaha yang berskala kecil dan menengah. Maka perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai cara sehingga dapat meningkatkan daya saing agar dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Persaingan yang ada di Indonesia semakin meningkat dengan pesat, maka perusahaan harus lebih meningkatkan mutu serta kualitas kompetensi dan kemampuan dalam hal berbisnis agar kemampuan perusahaan dalam hal mencapai keberhasilan dapat terwujud. Hal tersebut harus diterapkan disegala bidang usaha baik itu usaha yang berskala besar ataupun usaha yang berskala kecil dan menengah.

Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Usaha Mikro sebagaimana dimaksud Keputusan Menteri Keuangan No 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (Serarus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-. Adapula data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bahwa jumlah UMKM di Indonesia sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 57.879.534. unit. Hal tersebut menunjukkan bahwa UMKM mempunyai perkembangan yang baik, ditandai dengan banyaknya jumlah UMKM yang ada di Indonesia.


(15)

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia menjadi salah satu sumber penting bagi perdagangan produk dan jasa, maka menjadi kesempatan untuk para pedagang khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) untuk terus melakukan perkembangan dalam usaha mereka agar tujuan keberhasilan usaha bisa tercapai. Dengan terus berubahnya keinginan konsumen maka menjadi tantangan dan kesempatan bagi perusahaan untuk terus berkembang khusus nya perusahaan mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah bentuk usaha yang mempunyai perkembangan yang baik, karena jumlah UMKM yang ada di Indonesia terus mengalami peningkatan, dan merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi devisa negara.

Banyaknya UMKM yang berkembang pun terjadi di Kota Cimahi, dewasa ini terdapat banyak UMKM yang berdiri dan menawarkan banyak produk yang beraneka ragam dan perkembangannya pun terbilang baik. Berdasarkan data terbaru dari DINAS KOPERASI DAN UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA CIMAHI tahun 2016, terdapat seba nyak 92 sentra industri UMKM yang ada di Kota Cimahi. Diantara UMKM tersebut terdapat Industri makanan ringan,kue kering khas cimahi,aneka snack, dan keripik pedas. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang ada pada suatu sentra maka dengan sendirinya tercipta persaingan antar sesama pelaku usaha tersebut yang dalam hal ini sama-sama menawarkan produk yang hampir serupa. Berbagai macam cara dan strategi pun digunakan oleh para pelaku usaha guna memenangkan serta mempertahankan bisnisnya, dalam mewujudkan hal tersebut perusahaan dituntut memiliki sikap kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan agar bisa mencapai tujuan keberhasilan usaha dan memenangkan persaingan .


(16)

Salah satu sentra industri UMKM yang ada di kota Cimahi yaitu sentra industri keripik pedas singkong pedas Cimahi. Terletak disebuah pemukiman warga di Jalan Kademangan Pojok Tengah, kecamatan Cimahi Tengah, Cimahi. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai macam keripik dan aneka makananan snack lainnya seperti keripik singkong, keripik pisang, keripik basreng,keripik kentang,makroni aneka rasa,solondok dll. Terdapat 35 rumah industri keripik pedas. Karena banyaknya pelaku usaha keripik yang terdapat didaerah Pojok Tengah Cimahi ini maka Pemerintah Kota Cimahi meresmikan daerah ini sebagai Sentra Industri UMKM.

Kapasitas produksi Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi menghasilkan 3-4 ton per hari dengan nilai omset sekitar Rp 800 juta/minggu bahkan pernah menembus 3 milyar/minggu pada waktu lebaran. Wilayah penjualan yang telah mencangkup wilayah kota Cimahi,Bandung,Jakarta dan daerah-daerah lainnya membuat penghasilan warga didaerah industri ini makin bertambah. Setiap pemilik industri keripik singkong pedas rata-rata memiliki tenaga kerja paling sedikit dua orang. Para tenaga kerja tersebut adalah warga setempat. Dibawah ini terdapat table penjualan Keripik Pedas dalam kurun waktu 2015-2016

TABEL 1.1

Data Penjualan Keripik Singkong Pedas

Bulan Penjualan (Satuan Ton)

Maret 449

April 447


(17)

Juni 448

Agustus 452

September 435

Oktober 445

November 420

Desember 400

Januari 415

Februari 395

Maret 388

Sumber :Bendahara Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

Atau jika disajikan dalam sebuah grafik maka data penjualan tersebut : Gambar 1.1

Data Penjualan Keripik Singkong Pedas

Sumber : Data yang diolah 2016 340

360 380 400 420 440 460

Data Penjualan Keripik


(18)

Dari data yang diperoleh penulis diatas dapat di identifikasi bahwa penjualan keripik pedas di tahun 2015 cenderung stabil dibandingkan penjualan pada awal 2016 dimana Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan dari has il wawancara dengan Bapak Ico Soherto selaku bendahara di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

“Terjadinya penurunan pada penjualan mungkin disebabkan karena perekonomian negara yang sedang tidak stabil sehingga berdampak pada menurunnya penjualan produk keripik disini. Dan mungkin adanya partner bisnis yang beralih ke perusahaan lain”

Sehubungan dengan hal itu, untuk dapat memperkuat data tersebut penulis mengadakan survey awal, yang dimana survey ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hal- hal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan antar pengusaha keripik singkong pedas di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas di Cimahi. Hal tersebut dapat dijelaskan pada table berikut :

Tabel 1.2

Data Survei Awal Pelaku Usaha di

Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

NO PERTANYAAN YA

%

TIDAK %

1

Apakah anda menggunakan mesin komputer dalam menjalankan kegiatan usaha anda ?

(Kemampuan Manajerial)

9 30%

21 70%

2


(19)

Apakah anda melakukan pengukuran kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk anda ?

(Kemampuan Manajerial)

7 28%

23 72%

3

Apakah anda termasuk orang yang berani mengambil resiko ?

(Perilaku Kewirausahaan)

10 33%

20 67%

4

Apakah anda selalu berusaha untuk menciptakan produk yang termasuk baru bagi usaha yang anda jalankan ?

(Perilaku Kewirausahaan)

7 28%

23 72%

Sumber : Data yang diolah 2016

Berdasarkan survey awal yang dilakukan kepada 30 pelaku usaha, diperoleh hasil 70% pelaku usaha menjawab bahwa mereka tidak menggunakan mesin komputer dalam segala kegiatan organisasional mereka, mereka hanya mengggunakan cara manual seperti packing atau data penjualan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku usaha yang ada di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi masih belum menguasai teknologi yang sudah marak digunakan dizaman modern ini. Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara kepada salah satu pemilik usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi, yaitu ibu Rukiah, yang mana hasil dari wawancara adalah sebagai berikut :

“Kami tidak menggunakan mesin komputer atau mesin produksi karena warga disini rata-rata hanya tamatan SMA tidak ada yang biasa menggunakan mesin ataupun komputer, selain itu biaya modal pun pasti jadi semakin besar.”


(20)

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku usaha, diperoleh hasil sebesar 72% pelaku usaha yang menyatakan mereka tidak melakukan pengukuran terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi merasa bahwa produk yang mereka hasilkan telah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga tidak perlu melakukan pengukuran tersebut. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu pemilik usaha di Sentra Indsutri Keripik Singkong Pedas Cimahi, Bapak Hidayat Sukarna yang menyebutkan bahwa :

“Kami para pelaku usaha disini memang tidak melakukan pengukuran kebutuhan dan keinginan konsumen karena setiap unit usaha sud ah punya pelanggan masing- masing dan juga pelaku usaha sentra disini tidak terlalu memperhatikan hal itu.”

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku usaha, diperoleh hasil sebesar 67% pelaku usaha menyatakan bahwa tidak selalu berani mengambil resiko dengan memanfaatkan peluang guna mengembangkan usaha, Hasil survey tersebut menunjukka n bahwa para pelaku usaha yang ada disentra tersebut masih enggan mengambil resiko dalam hal memanfaatkan peluang yang ada yang mana peluang tersebut tentunya membutuhkan keberanian untuk mewujudkannya, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya perkembangan usaha yang ada disentra tersebut. Hal ini didukung dari hasil wawancara kepada salah satu pemilik usaha Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi, Ibu Reni yang menyebutkan bahwa :

“Yang namanya resiko pasti bisa terjadi kapan saja, tapi kita disini tidak terlalu mikirin masalah resiko. Asal usaha jalan, ada pemasukan yang masuk itu saja sudah cukup”


(21)

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan kepada 30 pelaku usaha, diperoleh hasil 72% pelaku usaha menyatakan bahwa unit usaha mereka tidak melakukan inovasi produk yang akan dipasarkan, Hal ini mengindikasikan bahwa pemilik usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi telah dikatakan belum maksimal dalam melakukan inovasi produk yang akan dihasilkan, sehingga produk yang dihasilkan cenderung monoton. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu pemilik usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi, Bapak udin yang menyebutkan bahwa :

“Kami para pelaku usaha disini belum memikirkan mengenai inovasi produk, karena penjualan produk keripik yang kami jual pun cenderung stabil, tapi mungkin kedepannya ada inovasi produk baru yang kami jual”

Berdasarkan fenomena- fenomena yang diatas tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan judul :

”Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha pada Pelaku Bisnis Sentra Industri Ke ripik Singkong Pedas Cimahi”.


(22)

1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas dapat di identifikasikan bahwa inti dari fenomena permasalahan yang diteliti adalah : 1. Pelaku usaha yang ada di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi

belum menerapkan kemampuan manajerial yang optimal dalam melakukan kegiatan usahanya, sehingga para pelaku usaha tidak mengikuti perubahan dan perkembangan dari lingkungan bisnis keripik itu sendiri.

2. Pelaku usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi masih kesulitan dalam hal bersaing, hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan kurang memiliki keunikan dibandingkan dengan produk sejenis yang di hasilkan oleh perusahaan lain diluar Sentra Industri.

1.2.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada hal- hal yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Kemampuan Manajerial Pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

2. Bagaimana Perilaku Kewirausahaan Pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

3. Bagaimana Keberhasilan Usaha Pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

4. Seberapa besar pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi baik secara simultan maupun parsial.


(23)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data guna kepentingan menganalisis variabel – variabel penelitian dalam konteks permasalahan pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha, serta untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan analisis yang dapat diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana pada Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen di Universitas Komputer Indonesia.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kemampuan Manajerial pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

2. Untuk mengetahui Perilaku Kewirausahaan pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

3. Untuk mengetahui Keberhasilan usaha pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

4. Untuk mengetahui pengaruh Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha pengelola Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi baik secara simultan maupun parsial.


(24)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan sasaran dalam meningkatkan kualitas Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan. Serta berguna untuk memperbaiki Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan Pelaku usaha sehingga dapat melakukan perubahan – perubahan yang positif seperti tercapainya Keberhasilan Usaha.

2. Pihak Terkait

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya mengenai Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha.

3. Lain – lain

Selain itu dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi perusahaan – perusahaan lain yang mengalami permasalahan yang sama.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu manajemen yang sudah ada untuk diharapkan pada dunia usaha secara nyata serta dapat menguntungkan semua pihak.


(25)

2. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu masukan bagi pihak – pihak yang akan melakukan penelitian dengan masalah yang sama, dan juga menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya mengenai masalah yang berkaitan dengan Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai Kemampuan Manajerial dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi sebagai perilaku yang nyata dengan menerapkan teori – teori yang penulis dapatkan selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Serta melatih kemampuan penulis dalam menganalisa suatu masalah dan berfikir sistematis.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di UKM Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2016.


(26)

Tabel 1.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

Keterangan Februari Maret April Mei Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan

Judul Pencarian Data Penulisan Laporan Sidang Akhir


(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kemampuan Manajerial

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Manajerial

Dalam menjalankan usahanya,seorang manajer dituntut untuk memiliki kemampuan keterampilan dalam mengelola sumber-sumber yang ada dalam perusahannya, terutama kemampuan mengkombinasikan sumber daya manusia dan alam diwujudkan dengan menjalankan fungsi- fungsi manajemen. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Winardi (2000:4) menyatakan bahwa :

“Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan-tindakan perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”

Hampir sama dengan pendapat Winardi me nurut Siagian P. Sondang (2007:67) bahwa :

“Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan,pengorganisasian,pemberian motivasi,pengawasan dan penilaian”.

Selanjutnya menurut pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunge r & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul He rsey dalam Wahjos umidjo (2003:99) menyatakan yaitu

“Kemampuan Manajerial adalah kemampuan dalam menggerakan sumberdaya agar dapat mencapai tujuannya dengan tepat, yang terdiri dari keahlian teknis, keahlian manusia dan keahlian konseptual.”


(33)

“Kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki „keterampilan manajerial‟ diantaranya energy spiritual,keterampilan emosional,kekuatan intelektual,kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Kemampuan manajerial sangat berperan penting dalam menjalankan kegiatan usaha karena didalamnya telah terdapat hal- hal yang wajib dimiliki oleh wirausahawan. Diantaranya adalah Keahlian Teknis, Keahlian Manusia, Keahlian Konseptual.

2.1.1.2 Aspek-Aspek Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial dalam menjalan kegiatan usahanya dipengaruhi oleh 7 aspek, yaitu :

1. Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan kekuasaan pemimpin dalam memperoleh alat untuk mempengaruhi para pengikutnya. Terdapat sumber dan bentuk kekuasaan paksaan, leigitmasi keahlian, referensi, informasi dan hubungan (Veithzal Rivai, 2003:4-5)

Kepemimpinan bukan saja bertanggung jawab agar orang-orang bekerja namun juga mengendalikan kebanyakan alat pemuas kebutuhan manusia dalam organisasi

2. Pemecahan Masalah

Dalam menjalankan perannya sebagai pengambil keputusan, manajer harus mampu menangani masalah- masalah yang terjadi dalam organisasi. Sebagai penanganan masalah, manajer mengambil tindakan korektif sebagai tanggapan terhadap


(34)

masalah-2002:4) 3. Komunikasi

Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa cara bentuk penyampaian informasi, maka hanya melalui komunikasi kebutuhan manusia dasar dapat terpuasi (Komaruddin Sastradipoera, 2002:95). Dalam organisasi, pencapaian tujuan dengan segala proses membutuhkan komunikasi yang efektif, sehingga pemimpin menyampaikan informasi berupa perintah, atau bawahan menyampaikan informasi laporan lisan maupun tulisan sehingga mencapai sasaran dengan persepsi yang sama (Vehitzhal Rivai, 2003:137-139).

Komunikasi yang efektif dan komunikatif merupakan hal yang penting bagi manajer karena :

- Komunikasi merupakan alat bagi manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi kepemimpinan dan fungsi pengendalian

- Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap manajer di setiap harinya dan memakan waktu paling banyak dari waktu yang tersedia (Indriyo Gistosudarmo, 1997:203) 4. Keterampilan Manajerial

Robert Katz dalam Stephen P.Robbins (2002:4) dan Veitzhal Rivai (2003 : 33) mengatakan keterampilan manajerial yang efektif adalah :

- Keterampilan Teknis : yaitu keterampilan menerapkan pengetahuan khusus dan keahlian spesialisasi


(35)

dan memotivasi orang lain, baik perorangan maupun dalam kelompok

- Keterampilan Konseptual : Keterampilan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi rumit

5. Pengalaman

Melalui pengalaman, seseorang menjadi lebih mudah untuk melaksanakan tugas yang sama dan mempunyai potensi untuk menghadapi segala permasalahan yang bersangkut paut dengan bidang keahliannya (Stephen P. Robbins, 2002 : 66)

6. Kewirausahaan

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh sebab itu, objek studi kewirausahaan adalah nilai- nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soeparman Soemahamidjaja 2003 : 9, Kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi :

- Kemampuan merumuskan tujuan hidup (usaha)

- Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala

- Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif

- Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi.


(36)

(capital goods)

- Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaaan yang selalu tidak menunda pekerjaan.

- Kemampuan mental yang dilandasi agama

- Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan. 7. Motivasi

Teori motivasi terbagi kedalam dua kategori: teori kepuasan dan teori proses (Gibson; Ivancevich; Donelly, 1996 : 186). Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor- faktor didalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan menganalisa bagaimana perilaku dorong, diarahkan, dipertahankan dan dihentikan

Teori motivasi yang termasuk dalam kategori teori kepuasan adalah teori motivasi yang berpendapat bahwa manusia berperilaku karena ingin memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedikitnya ada tiga kebutuhan pokok umum (Komaruddin Sastradipoera, 2002 : 92): - Motif fisioligis : Kebutuhan pokok manusia paling primitive yang melandasi motivasi yang meliputi sandang, pangan, papan, dan tidur

- Motif sosiologis : kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, dan kebutuhan untuk diterima orang disekitarnya.

- Motif psikologis : kebutuhan untuk diakui, berprestasi, status, dan lain-lain


(37)

2.1.1.3 Karakteristik Kemampuan Manajerial

Pada penelitian Stogdill yang dilakukan pada tahun 1904-1948 meninjau 124 studi tentang karakteristik-karakteristik yang dilakukan pemimpin dan menemukan bahwa pola hasil konsisten dengan konsepsi mengenai seorang pemimpin sebagai orang yang memperoleh status melalui demonstrasi, kemampuan untuk memudahkan upaya kelompok dalam mencapai sasarannya. Adapun karakteristik-karakteristik seorang pemimpin yang baik diantaranya :

- Karakteristik Fisik (tinggi badan, penampilan) - Aspek Kepribadian (harga diri, dominan, kestabilan) - Bakat (Kecerdasan umum, kefasihan verbal, kreativitas)

2.1.1.4 Ciri-Ciri Penerapan Kemampuan Manajerial yang Baik Pada Penelitian Stogdill yang dilakukan pada tahun 1949-1970 meninjau 163 studi tentang ciri dari penerapan kemampuan manajerial yang baik yang dilakukan pemimpin. Diantaranya :

 Dapat beradaptasi dengan situasi

 Waspada terhadap lingkungan sosial

 Ambisius,berorientasi terhadap keberhasilan

 Asertif

 Kooperatif

 Tegas

 Dapat diandalkan


(38)

 Gigih (mempunyai kekuatan dan kegigihan dalam mengejar

sasaran

 Keyakinan diri (mempunyai keyakinan diri dan rasa identitas

pribadi

 Toleran terhadap tekanan (kesiapan untuk menyerapkan tekanan

antarpribadi dan kesediaan untuk bertoleransi terhadap frustasi dan penundaan)

 Bersedia untuk mengambil tanggung jawab (mempunyai dorongan

yang kuat akan tanggung jawab dan penyelesaian tugas)

2.1.1.5 Indikator Kemampuan Manajerial

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh J.David Hunger & Thomas L.Wheelen (2001:452) dan Paul He rsey dalam Wahjos umidjo (2003:99) menyatakan terdapat 3 Indikator yang mempengaruhi Kemampuan Manajerial yaitu :

1. Keahlian Teknis

Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja dengan sesuatu, terdiri dari kemampuan menggunakan teknologi untuk mengerjakan tugas-tugas organisasional. Keterampilan teknikal memungkinkan orang yang bersangkutan melaksanakan mekanisme yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan khusus. Pengertian yang lebih lengkap dikemukakan oleh Konntz, dkk dalam Munfaat (2001:26-27) yaitu

“Technical skill is knowledge of and profiency in activities involving methods,process, and procedures, thuts, it involves working with tools, and supervisors should have the ability to teach these skill to their subordinates”.


(39)

2. Keahlian Manusia

Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan dengan bekerja dengan orang terdiri dari kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai sasaran.

3. Keahlian Konseptual

Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan dengan cara pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan, terdiri dari kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.

2.1.1.6 Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Manajerial

Dalam team kerja pada umumnya tidak jarang pemimpin atau leader yang tidak menghasilkan kinerja optimal. Penyebab rendahnya kemampuan manajerial ini menurut Drs. Supadi dalam jurnal Kemampuan Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif adalah sebagai berikut :

1. Pemimpin tidak memahami kinerja yang diharapkan dari posisinya sebagai seorang pimpinan team kerja

2. Pemimpin tidak memahami peran manajerial yang disandangnya 3. Pemimpin tidak mempunyai manajerial skill yang diperlukan untuk

menghasilkan kinerja manajerial yang ditargetkan

4. Pemimpin tidak memiliki semangat untuk mengfokuskan dan mendorong aktivitasnya dalam menghasilkan kinerja manajerial


(40)

2.1.1.7 Faktor – Faktor yang meningkatkan Kemampuan Manajerial

Menurut hasil pengamatan Drs.Supadi dalam jurnal Kemampuan Manajerial Penting dalam Membentuk Team Kerja yang Produktif. Ada 10 faktor yang mempengaruhi kemampuan manajerial antara lain :

1. Pekerjaan yang menarik

Pemimpin hendaknya mampu meyakinkan bawahannya pekerjaannya sangat menarik. Suatu pekerjaan dikatakan menarik bila orang yang mengerjakannya senang dalam melakukannya. Berawal dari rasa senang itu pula diharapkan dapat meningkatkan mutu suatu hasil kerja. Juga tak kalah pentingnya agar pimpinan bisa mengetahui jenis pekerjaan yang cocok dan disenangi bawahannya.

2. Kesejahteraan yang memedahi

Pemimpin harus bisa membuktikan bahwa dia mampu menentukan dan memberikan kesejahteraan yang wajar pada bawahannya secara obyektif. Ini penting dalam membangkitkan dan memelihara gairah kerja yang baik.

3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan

Pemimpin hendaknya mampu memberikan pengarahan atau training yang memadai sebelum suatu pekerjaan dilakukan. Dengan demikian bisa mengurangi rasa kuatir bila gagal dalam melakukan pekerjaan itu, sehingga terlalu hati- hati. Karena terlalu berhati akibatnya akan sama bila tidak


(41)

berhati-4. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan

Pemimpin mampu membimbing bawahannya agar dapat menghayati atas maksud dan makna pekerjaan. Dengan begitu dia akan tahu kegunaan dari pekerjaannya. Bila dia telah tahu betapa sangat pentingnya pekerjaan itu, maka dalam mengerjakan pekerjaan itu, dia akan lebih meningkatkan kinerjanya.

5. Suasana atau lingkungan kerja yang baik

Pimpinan wajib mengetahui cara agar membuat tempat kerja tenang dan hubungan antar personal yang harmonis. Dari lingkungan kerja yang baik itu diharapkan akan mampu membawa pengaruh yang baik pula dari semua pihak baik dari bawahan, atasan ataupun hasil pekerjaannya.

6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan kompetensi dan kontribusi

Seorang bawahan akan merasa bangga bila team kerjanya meraih kemajuan dalam kinerjanya. Lebih- lebih lagi bila promosi dan perkembangan diri mereka dihargai secara fair berdasarkan pada kompetensi dan kontribusinya. Dengan kebanggaan itu pula dia akan selalu menjaga prestasi dan citra team kerjanya.

7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan team kerja

Sense of belonging bawahan terhadap team kerjanya harus senantiasa ditumbuh kembangkan melalui keterlibatan yang aktif dan tulus. Dengan demikian bawahan akan merasa bahwa


(42)

timbulnya kecintaan dalam dirinya terhadap team kerjanya, maka ia akan selalu termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi

Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan emosional dengan sikap dan batas perilakunya yang bijaksana terhadap bawahan. Jika diperlukan dengan batas-batas tertentu dia akan memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya tanpa mengesankan turut campur. Dengan demikian hubungan kerja tidak terbatas pada pendekatan formal legalistik, namun juga mempunyai pendekatan kekeluargaan atau dari hati k ehati antara pimpinan dan bawahannya.

9. Kesetiaan Pimpinan pada bawahan

Tidak hanya bawahan yang perlu memberikan loyalitas pada pimpinan, namun penting juga sebaliknya. Loyalitas demikian akan menjadi dasar rasa kepercayaan bawahan terhadap pimpinannya, sehingga mau memberikan dukungan yang penuh terhadap team kerjanya. Hal ini dapat juga mendatangkan wibawa terhadap atasan. Apabila jika dia sanggup menyampaikan realita secara arif dan bijaksana. Tidak mengobral janji-janji kosong hanya untuk meningkatkan kinerja sesaat yang berbuntut pada rasa kesal pada diri bawahan. Hingga bawahan berpendapat dia bukan pimpinan yang pantas dipercaya dan didukungnya


(43)

10. Disiplin kerja

Penerapan disiplin kerja dengan pendekatan legalitas formal hendaknya diminimasi sekecil mungkim. Pimpinan yang hanya berbicara tentang sangsi atau hukuman dalam membenahi bawahannya hanya akan memberikan indikasi ketidakmampuan memimpin. Hal demikian juga tidak selalu efektif. Adalah sudah menjadi sifat manusia yang biasanya ber ego tinggi, sehingga pendekatan diatas akan sering menstimulasi bawahan untuk bersikap defensive dan boleh jadi akan membalas tindakan itu dengan diam-diam menurunkan kinerjanya dalam team dengan mengurangi keterlibatan dan dukungan terhadap tim kerjanya.

2.1.2 Perilaku Kewirausahaan

2.1.2.2 Pengertian Perilaku Kewirausahaan

Perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh beberapa ciri utamanya yaitu percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorsinilan, dan berorientasi ke masa depan.

Selanjutnya Mc. Clelland dalam Suryana (2003:40) memberikan definisi tingkah laku kewiraswastaan/kewirausahaan sebagai pengambil resiko yang moderat, pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang diambil, mengetahui yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki keterampilan berorganisasi.


(44)

“Kegiatan organisme yang dapat diamati oleh organisme lain atau oleh berbagai instrument penelitian, yang termasuk dalam perilaku adalah laporan verbal mengenai pengalaman subjektif yang didasari”. Tingkah laku atau perilaku seorang individu terbentuk karena adanya suatu interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya.

Menurut P.O Sumarya (2010:33) “Wirausahawan adalah orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, beroreintasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat lebih maju/sukses”.

Menurut Kasmir (2011:28) sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service, sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh karyawan tanpa pandang bulu.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Perilaku Kewirausahaan adalah sikap seorang wirausaha dalam menjalankan segala kegiatan usahanya yang didukung dengan sikap-sikap yang wajib dimiliki oleh seorang wirausaha. Diantaranya percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorsinilan dan


(45)

2.1.2.2 Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan

Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar.

Terkadang setiap proses belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam mengembangkan perilaku kewirausahaan, karena biasanya itu dianggap sebagai bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat dijadikan cermin untuk selalu menentukan yang terbaik dimasa yang akan datang. Dengan pengalaman-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan selalu belajar dan belajar untuk menambah pengetahuannya.

Umpan balik dan evaluasi dari pelanggan mengenai jasa dan pelayanan wirausaha terhadap pelanggan merupakan hal yang terpenting dari dalam keempat proses tersebut. Hal ini disebabkan karena dari umpan balik tersebut setiap wirausaha akan selalu mampu menilai diri sendiri dan memperbaiki kekurangan-kekurangan, baik pembentukan profil pribadi,penugasan,pelatihan,pengembangan maupun dari aspek pemasarannya.

2.1.2.3 Indikator Perilaku Kewirausahaan

Menurut B.N Marbun (2009:63) sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:

1. Percaya Diri

Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Karakteristik kematangan


(46)

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. Juga tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang lain, dan yang paling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan Allah Swt. Diharapkan wirausahawan seperti ini betul-betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri,jujur,dan disenangi oleh semua relasinya.

2. Beorientasi pada Tugas dan Hasil

Orang ini tidak mengutamakan prestise terlebih dulu. Akan tetapi, ia mengutamakan pada prestasi kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik. Anak muda yang selalu memikirkan prestise lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami kemajuan.

3. Pengambilan Resiko

Watak selalu menyukai tantangan dalam wirausaha seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya

4. Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing- masing individu. Namun sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah


(47)

masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang ia pimpin.

5. Keorsinilan

Sifat orsinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orsinil disini ialah tidak mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orsinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.

6. Berorientasi ke Masa Depan

Sifat berorientasi ke masa depan ini harus selalu ada dalam setiap pimpinan usaha agar usahanya dapat terus berlanjut dan dengan seiring berjalannya waktu produktivitasnya pe rusahaan dapat terus meningkat.

Tabel 2.1

Indikator Perilaku Kewirausahaan

NO CIRI WATAK

1 Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualistis, dan optimisme.

2 Berorientasi pada tugas Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi dan hasil laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja

keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.

3 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.

4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang laian, menanggapi saran – saran dan kritik.

5 Keorsinilan Inovatif dan Kreatif serta flexibel 6 Berorientasi ke masa Pandangan ke depan, perspektif.


(48)

Sumber : Dari H. Buchari Alma : Untuk mahasiswa dan umum. Ahli lain yang mengemukakan mengenai Perilaku Kewirausahaan ini, diantaranya adalah menurut Suryana (2003:31) bahwa :

1. Keinovasian yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.

2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.

3. Kemampuan Manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi- fungsi manajemen yaitu : a. Usaha perencanaan

b. Usaha untuk mengkoordinir

c. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha

d. Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha 4. Kepemimpinan yaitu usaha memotivasi,melaksanakan, dan

mengarahkan tujuan usaha.

Dari indikator- indikator perilaku kewirausahaan diatas, penulis mengacu pada pendapat yang dikemukak an oleh B.N Marbun (2009:63) karena terdapat salah satu fak tor yang mempengaruhi penilaian pimpinan perusahaan dalam menuju keberhasilan usaha lebih kuat.

2.1.2.4Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap dan Perilaku 1. Efisiensi

Efisiensi dapat dirumuskan sebagai suatu teknik operasional yang berdampak pada pencapaian tujuan secara optimal dan efektif,


(49)

secara penuh tanpa terbuang. Sejalan dengan itu, suatu manajemen yang sukses dapat diartikan sebagai cara yang tidak saja efektif dalam mencapai tujuan, tetapi juga efisiensi dalam memanfaatkan sumber daya.

2. Perubahan Lingkungan

Dinamika lingkungan ditunjukkan oleh perubahan yang sedemikian cepat terjadi di segala bidang. Perubahan lingkungan yang relevan dengan manajemen adalah polusi. Polusi lingkungan adalah akibat dari pengeksplotasian sumber daya dan industrialisasi. Banyak ahli Ekologi (Ilmuwan yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungannya) melihat kemungkinan kerusakan sumber daya yang tidak dapat tergantikan kembali. Manajer dalam suatu organisasi sebagaimana masyarakat profesi dan akademi saat ini mulai menunjukkan minat terhadap ekologi. Telah disadari bahwa tindakan nyata harus diambil untuk meningkatkan kegiatan pengusaha sehingga mereka tidak menyebabkan perubahan lingkungan yang drastis dan merusak.

3. Perubahan Sosial

Perubahan dalam masyarakat yang didapat muncul adalah pertumbuhan populasi. Perubahan kebutuhan masyarakat dan variasi aspek-aspek pengembangan. Hasilnya, seorang pengusaha harus berubah untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.

4. Persaingan

Persaingan termasuk pada usaha yang menjual p roduk-produk sejenis dan memberikan layanan yang sama sehingga bersaing untuk mendapattkan pelanggan yang sama.


(50)

Teknologi secara berkala berubah sesuai dengan permintaan konsumen. Pengembangan teknologi baru dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa baru.

6. Perubahan Minat

Pengusaha menggunakan perilaku mereka untuk mengendalikan situasi.

2.1.2.5Ciri-Ciri Seorang Wirausaha yang Sukses

Menurut Murphy and Peek (2001:63) ada delapan ciri seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu :

a. Kerja Keras

b. Kerjasama dengan orang lain c. Penampilan yang baik d. Yakin

e. Pandai membuat keputusan

f. Mau menambah ilmu pengetahuan g. Ambisi untuk maju

h. Pandai berkomunikasi

2.1.2.6Faktor penyebab Keberhasilan dan Kegagalan wirausaha

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kepribadian wirausaha. Menurut Zimmerer (1996:14-15) dalam Suryana (2003:44-45) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, diantaranya :


(51)

1. Tidak kompeten dalam manajerial, tidak kompeten atau tidak berkemampuan dalam pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang menyebabkan perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan mensosialisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan, agar perusahaan dapat berhasil dengan faktor utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar

4. Gagal dalam perencanaan, perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.


(52)

yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan, serta kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas, kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh – sungguh dalam berwirausaha, sikap yang setengah - setengah terhadap usaha akan mengakibatk an usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal dengan sikap setengah mati, kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berarti mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Keberhasilan dan Kegagalan wirausaha juga sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha.

Suryana ( 2006:67) mengemukakan beberapa faktor penyebab keberhasilan :

1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemauan tapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat keduanya tidak akan menjadi wirausaha yg sukses


(53)

kesempatan.

Begitu juga menurut pendapat Tulus Tambunan ( 2002:14 ) yang menyatakan bahwa:

”Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan adalah kekuatan dari dalam perusahaan itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah diantaranya kualitas SDM, penguasaan teknologi, struktur organisasi, sistem majemuk, partisipasi, kultur atau budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor eksternal yang turut menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha diantaranya, faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat demokrasi, kemudian faktor diluar pemerintah seperti sistem perekonomian, kultur, budaya masyarakat, system perburuhan, dan kondisi pasar buruh, kondisi infrastruktur dan tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan global juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu usaha.


(54)

Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan kerugian pada usaha kecil pada milik sendiri :

1. Keuntungan Kewirausahaan

a. Otonomi pengelolaan yang bebas misalnya menjadi ”bos” yang penuh kepuasan.

b. Tantangan awal, tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan, peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. c. Control financial bebas dalam mengelola keuangan dan

merasa kekayaan sebagai milik sendiri 2. Kerugian Kewirausahaan

Disamping beberapa keuntungan seperti diatas, dengan berwirausaha juga memiliki beberapa kerugian, yaitu :

a. Pengorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi, hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

b. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun penggandaan dan pelatihan.

c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal, karena wirausaha menggunakan keuangan milik sendiri, maka margin laba/ keuntungan yang diperoleh akan relative kecil dan kemungkinan gagal juga ada.


(55)

2.1.3 Keberhasilan Usaha

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Seperti yang kita ketahui bahwa keberhasilan tidak mungkin dimiliki dengan begitu saja, tetapi harus memiliki beberapa tahapan. Menurut Suryana (2011:38-39) mengemukakan bahwa untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses, pertama harus memiliki ide atau visi bisnis ( bussines vision ) kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Langkah selanjutnya yang paling penting adalah dengan membuat perencanaan usaha, mengorganisasikannya, dan menjalankannya.

Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian Keberhasilan usaha menurut para Ahli :

Menurut Plotkin dikutip oleh Benedicta Prihatin Dwi Riyanti ( 2003:29)

”Keberhasilan Usaha dapat dilihat dari diri wirausahawan karena keberhasilan usaha disebabkan oleh wirausahawan yang cerdas, kreatif, memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara tepat dan produktif”.

Menurut Waridah (2002:15)

“Keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh pengusaha dalam kurun waktu tertentu”.

Menurut Hari Lubis dikutip oleh Panigoro ( 2003:42 ) ”Keberhasilan usaha adalah sebagai suatu prestasi yang berhasil diraih oleh suatu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya”.


(56)

Menurut Dedi Haryadi ( 2008:78 ) menyatakan bahwa :

“Keberhasilan usaha biasanya dicirikan dengan membesarnya skala usaha yang dimilkinya. Hal tersebut bisa dilihat dari volume produksinya yang tadinya biasa menghabiskan sejumlah bahan baku per hari meningkat menjadi mampu mengelola bahan baku yang lebih banyak dengan meningkatnya bahan baku yang dibutuhkan berarti meningkat pada jumlah buruhnya ( baik buruh produksi maupun pemasaran ) sekaligus mencirikan perluasan jaringan pemasaran”.

Untuk melihat dan mengukur tingkat keberhasilan suatu usaha berikut ini terdapat beberapa teori yang mengemukakan beberapa alat ukur dan aspek yang menjadi alat evaluasinya hal tersebut diantaranya adalah :

Menurut Hutagalung (1983:48) untuk melihat perkembangan industri kecil dapat dilihat dari berbagi aspek yang menjadi alat evaluasinya yaitu :

1. Pertumbuhan investasi 2. Penyerapan tenaga kerja 3. Peningkatan nilai tambah

4. Keterkaitan usaha antara industri kecil dengan industri besar.

Menurut Sukere ( 1983:21 ) untuk mengukur keberhasilan industri dapat dilakukan dengan menggunakan evaluasi yang meliputi :

1. Evaluasi terhadap laporan keuangan , dengan dalam mengukur tingkat likuiditas , solvabilitas, aktivitas dan rentabilitas.

2. Pemasaran, dengan objek evaluasi daerah penjualan, volume penjualan, distribusi, promosi dan kebijakan harga.


(57)

persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan mesin.

4. Administrasi akuntasi dengan objek evaluasinya adalah catatan. Catatan akuntansi.

5. Manajemen, dengan evaluasinya adalah rencana dan struktur organisasi.

6. Kepegawaian, objek penelitiannya adalah kemampuan tenaga kerja, pendidikan dan latihan, penempatan, system upah dan perputaran tenaga kerja.

Menurut Moch. Kohar Muzakar ( 2003:48 )

“Keberhasilan usaha adalah bersifat kualitatif, keberhasilan usaha yang bersifat kualitatif sulit diukur dengan satuan unit, misalnya dari adanya peningkatan mutu karyawan, peningkatan disiplin kerja, mutu produk meningkat dan lain- lain. Keberhasilan Usaha yang bersifat kuantitatif dapat diukur dalam uk uran angka - angka rasio yang bisa dipakai dalam suatu analisis yang merupakan pendekatan kuantitatif.

Seperti yang kita ketahui bahwa keberhasilan tidak mungkin diraih dengan begitu saja, tetapi harus melali beberapa tahapan. Menurut Suryana (2009:38) mengemukakan bahwa

“Untuk menjadi wirausaha atau pengusaha yang sukses pertama-tama harus memiliki ide atau visi (business vision) kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko waktu maupun uang. Langkah selanjutnya yang sangat penting adalah dengan membuat perencanaan usaha, pengorganisasian dan menjalankannya.”


(58)

dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha adalah salah satu target yang diingin oleh semua pelaku usaha. Baik dalam keberhasilan produktivitas maupun keberhasilan profitabilitas, tapi tentunya dalam mencapai keberhasilan tersebut dibutuhkan beberapa keahlian yang menjadi salah satu faktor dalam mencapai keberhasilan sebuah usaha. Diantaranya adalah kemampuan dan kemauan,tekad yang kuat dan kerja keras serta mampu memanfaatkan kesempatan dan peluang Suryana (2006:66).

2.1.3.2 Indikator Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana (2006:66) ciri wirausaha yang berhasil mencapai sebuah keberhasilan adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan dan Kemauan

Agar keberhasilan perusahaan atau usaha yang diinginkan maksimal didalam perusahaan harus didukung oleh kemampuan dan kemauan seorang pengusaha atau wirausaha itu sendiri diantara kemampuan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, keterampilan dan kematangan emosional. Kemauan untuk menjadi lebih baik pun menjadi faktor yang cukup penting dalam mencapai keberhasilan sebuah usaha, karena dengan sikap kemauan yang keras akan tercipta suatu kemampuan dalam mencapai suatu keberhasilan usaha.


(59)

Sikap tekad yang kuat dan pekerja keras adalah salah satu sifat seorang wirausaha yang sukses. Karena dengan tekad yang kuat akan terciptanya sikap pantang menyerah dan berani mengambil resiko. Dan dengan dipadukan dengan sikap kerja keras tujuan keberhasilan pun maka akan mudah dicapai.

3. Kesempatan dan peluang

Seorang wirausaha yang sukses harus dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada. Karena dengan memanfaatkan kesempatan dan peluang seorang wirausaha dapat mengidentifikasi pasar mana yang kira-kira dapat menguntungkan usahanya.

2.1.3.3 Kriteria Keberhasilan

McGrath dan MacMillan (Lipiyoadi, 20:2004) menegaskan bahwa entrepreneurial mindset akan mempengaruhi keberhasilan wirausaha, setidaknya ada tiga keunggulan dari entrepreneurial mindset, salah satunya suatu kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan (action-oriented) yang berada dalam kerangka berpikir wirausaha dimana ide- ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu.


(60)

McGrath dan MacMilan ada lima, yaitu :

1. Sangat bersemangat dalam meilhat/mencari peluang-peluang baru

2. Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat.

3. Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri dan organisasi

4. Focus pada pelaksanaan

5. Mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

Menurut W. Keith Schilit (Rising stars and fast fades, 1993 dalam kompas interaktif.com) ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesa atau keberhasilan, yaitu :

1. Peluang pasar yang baik. 2. Keunggulan persaingan 3. Kualitas barang/jasa 4. Inovasi yang berproses 5. Dasar budaya perusahaan.

6. Menghargai pelanggan dan pegawai 7. Manajemen yang berkualitas


(61)

Keberhasilan itu sendiri meliputi banyak aspek, yang antara lain :

1. Kemampuan menghasilkan laba (Laba bersih yang dicapai setelah biaya-biaya dan pajak)

2. Kedudukan pada (apa yang diinginkan perusahaan mengenaik kedudukan pasar)

3. Sumber daya manusia (Pengetahuan dan keterampilan wirausaha)

4. Pengembangan usaha (peningkatan penjualan, penetrasi pasar, laba, asset, penambahan unit usaha, dan organisasi kerja.

5. Sumber daya keuangan (tingkat efisiensi yang akan dicapai)

6. Tanggung jawab sosial

2.1.3.4 Ciri Keberhasilan Usaha

Kasmir (2011:12) membagi delapan ciri wirausaha yang dikatakan berhasil yaitu :

1. Memiliki Visi dan Misi yang jelas 2. Inisifatif dan selalu proaktif 3. Berorientasi pada prestasi 4. Berani mengambil resiko 5. Kerja keras


(62)

dijalankannya

7. Komitmen pada berbagai pihak

8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak


(63)

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Untuk menjaga keaslian penelitian ini, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variable penelitian ini, yaitu dapat dilihat dalam table 2.2 berikut ini

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1. 2. 3 Chamdan Purnama (2007) Sri Suslogi Sumarti (2008) Djoko Suseno (2010)

Motivasi dan Kemampuan Manajerial dalam

meningkatkan Keberhasilan Usaha

Industri Kecil

Peningkatan perilaku kewiraushaan Mahasiswa dan Calon Guru Kimia

Dengan Pembelajaran Pratikum Kimia Dasar Berorientasi

Entrepreneurship

Pengaruh Karakteristik Wirausaha dan Potensi

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha dengan Kebijakan Pengembangan UKM Sebagai Moderating Semua Indikator memiliki kontribusi signifikan Peningkatan Jiwa Kewirausahaan berpengaruh terhadap motivasi Semua indikator memiliki kontribusi signifikan Variabel X1 Metode yang Digunakan Metode Yang Digunakan - Variabel Independen

- Meneliti objek penelitian yang

sama

- Menggunakan Variabel Independen yang sama


(64)

4

5

6

7

Amirullah (2005)

Mulyanto (2009)

Suhartini Karim

Yohanes Ranto (2011)

Pengaruh Sifat Dan Motivasi Usaha Dalam

Kaitannya Dengan Pertumbuhan Usaha

Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Manajerial Terhadap

Kinerja

UsahaPedangang Kaki Lima Menetap

Analisis Pengaruh Kewirausahaan Kooporasi Terhadap

Kinerja Perusahaan Crumb Ruber di

Palembang

Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan

Usaha Mikro Kecil Agrobisnis di Provinsi

Papua

meningkatkan kinerja usaha atau pertumbuhan usaha \ Motivasi berpengaruh terhadap kemampuan manajerial dan peningkatan kinerja usaha Kooporasi mempengaruhi kinerja pada perusahaan crumb rumber di palembang Pengaruh Budaya dan Perilaku Kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha Digunakan Variabel X1 Metode yang Digunakan Variabel X1 - Menggunakan Variabel Dependen yang

sama

Menggunakan Variabel yang

sama

Menggunakan Variabel Dependen yang sama

Menggunakan Variabel Dependen yang

sama

8

Sasi Mira

Resoucefulness : A Proximal Conceptualisation of

Entrepreneurial Behaviour Konseptualisasi dari Perilaku Kewirausahaan membantu untuk memahami berbagai aspek-aspek.

Variabel X1 Varial

Independen

9 Muhammad

Shukri Bakar (2012)

Determinants of Business Success :

Trust or Business Policy

Mayoritas pebisnis dalam

mengembangkan


(65)

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam dunia bisnis Kewirausahaan sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan, jika seorang pengusaha tidak bisa mengembangkan maka usahanya tidak akan berhasil. Dalam mengelola sebuah bisnis pun harus dikelola dengan baik karena jika sebuah bisnis k urang dikelola maka akan gagal.

Dewasa ini persaingan dan perkembangan dunia usaha semakin ketat dan tajam sehingga untuk meningkatkan usaha diperlukan penanganan yang serius dari setiap pengusaha untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dimana untuk meningkatkan keberhasilan usaha salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu dengan meningkatkan sumber daya internal yang paling penting adalah perilaku kewirausahaan.

terhadap bisnis yang mereka jalankan dan customer tetapi kadang susah untuk mengikuti

peraturan yang telah dibuat

10 Miroslav Polacek (2015)

Social Skills as an Important Pillar of Managerial Success

Kemampuan bersosialisasi berperan penting

pada seorang manager dalam

menjalankan usahanya


(1)

145

Gambar 4.4

Kurva Hipotesis Parsial Perilaku Kewirausahaan

Dari gambar kurva hipotesis parsial d i atas, terlihat nilai thitung sebesar

5,066 berada didaerah penolakan Ho sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha. Artinya secara parsial perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.

Berdasarkan data diatas dapat terlihat pula bahwa penerapan Perilaku Kewirausahaan yang diterapkan oleh para pelaku usaha di Sentra Industri Keripik Singkong Pedas telah tergolong baik, sehingga hal ini berpengaruh pula pada tingkat keberhasilan usaha pada sentra tersebut.

Hal ini sesuai dengan yang di paparkan oleh Yuyun Wirasasmita (2007:212), “Bahwa faktor internal yang paling penting dalam mempengaruhi keberhasilan usaha adalah kewirausahaan dan manajerial”.


(2)

146 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan manajerial pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi tergolong Baik. Hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat pemahaman pelaku usaha terhadap usaha yang dijalankannya. Namun pada keahlian menggunakan mesin maupun komputer masih tergolong lemah atau penerapannya belum sepenuhnya diterapkan oleh para pelaku usaha.

2. Perilaku kewirausahaan pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi tergolong Baik. Hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat kemampuan para pelaku usaha dalam meningkatkan prestasi perusahaannya. Namun dalam inovasi produk seperti melakukan eksperimen atau percobaan guna mendapat produk yang unik, masih sulit diterapkan oleh


(3)

147

Pelaku usaha Sentra Indsutri Keripik Singkong Pedas Cimahi. Sehingga produk yang dihasilkan cenderung monoton.

3. Keberhasilan usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi tergolong Baik. Hal ini dibuktikan dengan tingginya keyakinan para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya, Namun pada tingkat kerja keras nya masih tergolong rendah, sehingga para pelaku usaha masih belum berani dalam mengambil tantangan yang bisa memajukan usahanya.

4. Secara simultan kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi. Dan ini diperkuat oleh kemampuan manajerial secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, dan jika dilihat secara parsial, perilaku kewirausahaan memberikan pengaruh signifikan paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi.


(4)

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat oleh penulis maka selanjutnya penulis memberikan saran yang dapat berguna mengenai pengaruh orientasi kewirausahaan dan inovasi produk terhadap keunggulan bersaing di Sentra Susu Cipageran Cimahi yaitu

1. Kemampuan Manajerial pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi termasuk dalam klasifikasi Baik, menandakan Sentra Industri tersebut sudah memiliki kemampuan manajerial yang baik. Namun pada tingkat penggunaan mesin maupun komputernya masih belum diterapkan sepenuhnya oleh para pelaku usaha, oleh karena itu sebaiknya ketua paguyuban bisa memberikan pembelajaran atau pelatihan-pelatihan mengenai penggunaan mesin dan komputer agar penerapan keahlian teknis bisa diterapkan kepada seluruh pelaku usaha, dan tujuan dari Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi bisa tercapai.


(5)

149

2. Perilaku Kewirausahaan pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi termasuk dalam klasifikasi Baik, menandakan perusahaan tersebut sudah menerapkan perilaku kewirausahaan yang baik. Namun dalam tingkat keorsinilan dan berorientasi pada masa depan masih harus ditingkatkan. Pelaku usaha sebaiknya harus bisa memiliki pendapat maupun ide sendiri dalam membuat produk yang beda dan disenangi konsumen, serta pelaku usaha diharapkan dapat berfokus terhadap tujuan perusahaan agar usahanya dapat terus berlanjut dan dengan seiring berjalannya waktu produktivitas perusahannya dapat meningkat dan keberhasilan usaha pun dapat tercapai.

3. Keberhasilan usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi yang diperlihatkan oleh pelaku usaha termasuk dalam klasifikasi Baik. Akan tetapi, masih ada hal yang perlu diperbaiki seperti kemampuan dan kemauan dari masing-masing pelaku usaha, seperti kemampuan dalam mengelola usahanya dan kemauan untuk membuat usaha lebih maju lagi serta kemauan untuk membuat usaha lebih maju lagi serta kemauan dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Oleh karena itu ketua paguyuban hendaknya bisa memberikan pembelajaran mengenai ilmu manajemen dalam menjalankan


(6)

usaha, agar para pelaku usaha bisa bekerja lebih terarah sesuai ilmu yang diajarkan.

4. Kemampuan manajerial dan perilaku kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Sentra Industri Keripik Singkong Pedas Cimahi. Sebaiknya ketua paguyuban melakukan peningkatan dan perbaikan dalam mengasah ide kreatif dan inovatif dari pelaku usaha melalui pelatihan-pelatihan, dan juga memperbaiki segi pelayanan yang disediakan untuk memuaskan para pelanggan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan usaha.