Pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha : (survey pada pengrajin Sentra Rajut Binong Jati Bandung)

(1)

Page 1 of 2

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Adhitya Nur Muhlisin Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 19 November 1989 Status Kawin : Belum Menikah

Agama : Islam

Hobi : Olah Raga

Ketertarikan : Komputer, IT KONTAK

Alamat KTP : Jl. Rengasdengklok 1 No. 32 Antapani Bandung Nomor Telepon :

Nomor HP : 085721000115

Alamat Sementara :

Alamat Surat Menyurat : Jl. Rengasdengklok 1 No. 32 Antapani Bandung Alamat e-mail : kuditblahbloh@gmail.com

KUALIFIKASI

Pendidikan Terakhir : Manajemen (S1) – Universitas Komputer Indonesia

Judul Skripsi : Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja Usaha (survey pada pengrajin sentra rajut binong jati Bandung)

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Sekolah / Universitas Jurusan Place GPA

1995-2001 SDN Griba 14 / 1 - Bandung -

2001-2004 SMPN 45 Bandung - Bandung -

2004-2007 SMA 2 PGII Bandung IPS Bandung -

2007-2011 Indonesia Computer

University Manajemen Bandung -

Keterampilan Komputer

Field Subfield

Sistem Operasi Microsoft Windows XP, 7

Office Microsoft Office 2007 (Word, Excel, PowerPoint, Visio) Drawing Adobe Photoshop, Corel Draw


(2)

INFLUENCE ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR

AND MANAGERIAL CAPABILITIES

TO BUSINESS PERFORMANE

(SURVEY ON CRAFTMAN IN THE CENTER OF KNITTING BINONG JATI BANDUNG) SKRIPSI

UntukMemenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

AdhityaNurMuhlisin 21207109

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

vi

ﻢﻴﺣﱠﺮﻟﻦﻤﺣﱠﺮﻟﺍﷲﺍﻢﺴﻟ

KATA PENGANTAR

Rasa syukur sepenuhnya penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan berkahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi dengan judul “PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA USAHA. SURVEY PADA PENGRAJIN SENTRA RAJUT BINONG JATI BANDUNG”.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan Skripsi ini sesuai dengan kemampuan penulis. Menyadari bahwa penulis adalah manusia biasa, penulis masih jauh dari kata sempurna dalam menyusun Laporan Skripsi ini. Sehingga masih terdapat kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Dalam menyempurnakan tulisan dimasa yang akan datang, maka penulis sangat menyadari bahwa usaha maksimal yang telah dilakukan pada proses penyelesaian tulisan ini, tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Atas segala kekurangannya penulis memohon maaf sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah mendukung


(4)

vii

penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas

Komputer Indonesia. 2. Bapak Dr. Dedi Sulistio. ST., MT., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

4. Ibu Isniar Budiarti,SE.,M.Si dan Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si., selaku dosen penguji. Terima kasih atas semua bantuannya

5. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak sekali memberikan bimbingan, masukan, pengarahan, serta saran dalam penyusunan laporan Skripsi ini.

6. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku dosen wali MN-3. Yang telah banyak memberikan saran dan bantuannya.

7. Segenap staff dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen dan staff Sekretariat Jurusan Manajemen, yang telah banyak memberikan bantuan, kemudahan dan masukan dalam penyusunan Laporan skripsi ini.

8. Segenap Pemimpin dan Staff Paguyuban Rajut Muda Bandung yang telah memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis dalam menyusun Laporan Skripsi ini..


(5)

viii

9. Ibu, (Alm) Bapak dan Kakak serta keluarga besarku yang telah memberikan bantuan terbesar dalam materi maupun do’a, kasih sayang dan dorongan sehingga penulis selalu bersemangat dan termotivasi untuk terus menyelesaikan Laporan skripsi ini. Kalianlah sumber motivasiku. 10. Keluarga Maestro Indonesia (Rizky, Bintang, Betok, Ika, Udung, Uwi,

Ating, Rere, Abre, Kika, Mas Latip, A Bani, Pa Gugum dan Irwan yang telah membantu membimbing penulis diluar kampus). Kalian luar biasa. 11. My lovey Heni Agustiani, yang selalu mensupport dan tak henti – hentinya

mendoakan penulis agar terus semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini. Love you so much.

12. Semua teman-teman baik didalam maupun diluar kampus terima kasih atas bantuannya dan kebersamaannya selama ini.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.

Demikianlah, semoga Allah SWT yang membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2014


(6)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ...iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...14

1.2.1 Indentifikasi Masalah ...14

1.2.2 Rumusan Masalah ...15

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...16

Maksud Penelitian ...16

Tujuan Penelitian ...16

1.4 Kegunaan Penelitian ...17

Kegunaan Praktis ...17

Kegunaan Akademis ...17


(7)

x

2.1.1 Perilaku Kewirausahaan ...20

2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan ...21

2.1.1.2 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha ...23

2.1.1.3 Keuntungan dan Kerugian Berwirausahan ...25

2.1.1.4 Karakteristik Kewirausahaan ...26

2.1.1.5 Indikator Perilaku Kewirausahaan ...30

2.1.2 Kemampuan Manajerial ...31

2.1.2.1 Pengertian Manajerial ...31

2.1.2.2 Indikator Kemampuan Manajerial ...32

2.1.3 Kinerja Usaha ...33

2.1.3.1 Indikator Kinerja Usaha ...37

2.1.4 Penelitian Terhadulu ...37

2.2 Kerangka Pemikiran ...39

2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja Usaha ...41

2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha ...41

2.2.3 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha ...42

2.3 Hipotesis ...44

BAB III OBJEK DAN METEODE PENELITIAN ...45

3.1 Objek Penelitian ...45

3.2 Metode Penlitian ...45


(8)

xi

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...55

3.2.3.3 Populasi ...55

3.2.3.4 Sampel ...56

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...57

3.2.4.1 Uji Validitas ...58

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ...60

3.2.4.3 Uji MSI ...61

3.2.5 Rancangan Analisis Dan Uji Hipotesis ...63

3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif Dan Verifikatif ...63

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ...67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...71

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...71

4.1.1 Sejarah Perusahaan ...71

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...73

4.1.3 Job Description ...74

4.1.4 Aktifitas Perusahaan ...75

4.2 Karakteristik Responden ...77

4.2.1 Responden berdasarkan Jenis kelamin ...77

4.2.2 Responden berdasarkan usia ...78

4.2.3 Responden berdasarkan tingkat Pendidikan ...79

4.3 Analisis Deskriptif ...80


(9)

xii

4.3.2.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap

Kemampuan Manajerial ...85

4.3.3 Analisis Variabel Kinerja Usaha ...91

4.3.3.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Usaha . ...92

4.4 Analisis Verifikatif ...97

4.4.1 Model Regresi linear berganda ...97

4.4.2 Analisis Korelasi Berganda ...99

4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi ...100

4.4.4 Pengujian Hipotesis ...101

4.4.4.1 Pengujian Hipotesis secara simultan ...101

4.4.4.2 Pengujian Hipotesis secara parsial ...102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...106

5.1 Kesimpulan ...106

5.2 Saran ...107

DAFTAR PUSTAKA ...111


(10)

111

A. B. Susanto. (2009) Leadpreneurship: Pendekatan Strategic Management Dalam Kewirausahaan. Jakarta: Esensi

Buchari Alma. (2006) Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : ALFABETA

Dodi Setyanusa. (2009) Pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Keberhasilan Usaha Bisnis Sepatu di Kelurahan Cibaduyut Bandung. Skripsi : Unikom Bandung

Geoffrey, G. Meredith, et. Al. (1996). Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo

Jonathan, Sarwono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta Graha Ilmu

Mahmud Machfoedz. (2004) Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Narimawati, Umi (2007) Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media

Narimawati, Umi. (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media

Pangestu Elka, Mari.(2008) Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta

Priyanto Heru, Sony. (2009) Jurnal PNFI / Volume 1

Ranto, Basuki. (2007) Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung. Jurnal Usahawan No. 10 TH XXXVI Oktober 2007

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas. Bandung : ALFABETA

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA Suryana. (2003) Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat


(11)

Sondang P. Siagian. (1996) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Taylor, S.E., Peplau, L.A., dan Sears. D.O. (2002) Psikologi Sosial. Edisi Keduabelas. Alih Bahasa: Tri Wibowo, B.S. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. (2010) Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada

Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis

Yanti Maemunah. (2004) Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha. Skripsi: Upi Bandung

Yoyon Bahtiar, Irianto. (2006) Materi Perkuliahan Kewirausahaan dan

Pemasaran Pendidikan. Bandung

http://depkop.go.id

http://republika.co.id – kamis 27 juni 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja


(12)

19 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perilaku Kewirausahaan

Mc Clellanddalam Suryana, (2003:40)memberikan konsep tingkah laku kewiraswastaan / kewirausahaan sebagai pengambil risiko yang moderat, pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang diambil, mengetahui yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki keterampilan berorganisasi.

Kewirausahaan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku. Banyak ahli yang mengemukakan mengenai perilaku kewirausahaan ini, diantaranya mengemukakan bahwa perilaku kewirausahaan secara umum adalah :

1. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.

2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.

3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi :

A. Usaha perencanaan

B. Usaha untuk mengkoordinir

C. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha


(13)

4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan dan mengarahkan tujuan usaha ( Suryana, 2003:31 )

Enam (6) ciri perilaku kewirausahaan yang dikemukakan oleh David McClelland dalam Suryana ( 2003:31 ) yaitu:

1. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat, dan bukan atas dasar kebetulan belaka.

2. Energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif. 3. Tanggung jawab individual.

4. Mengetahui hasil – hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya dengan tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan.

5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa yang datang. 6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan,

kepemimpinan dan manajerial.

Dengan demikian dapat dikaitkan kewirausahaan adalah individu yang berani mengambil resiko dalam situasi yang tidak menentu. Kewirausahaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bertujuan menciptakan kemakmuran bagi individu yang memberi tambahan nilai pada masyarakat. Kewirausahaan merupakan kunci bagi pembangunan bangsa, seorang pengusaha kecil harus memiliki sikap kemandirian (percaya pada diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain), berorientasi pada tugas dan hasil bukan hanya karena hubungan baik dan kondisi, keberanian menghadapi resiko yang diperhitungksn secara rasional.


(14)

Perilaku kewirausahaan secara umum adalah bersifat Proaktif, Orientasi prestasi, dan Komitmen dengan pihak lain, Zimmerer dan Scarborough dikutip oleh Benecdicta Prihatin, dalam Suryana (2003:52).

Jadi seorang wirausaha mempunyai peranan penting untuk mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari pasar baru, pengenalan barang-barang baru, metode berproduksi baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru.

2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan atau pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam mengelola sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual untuk mendapatkan keuntungan.

Jadi wirausaha adalah pejuang yang jadi teladan dalam bidang usaha. Menurut Suryana (2003:1) kewirausahaan adalah sebagai berikut:

“kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses” Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (created new and different). Melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang”.

“Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang besar”.


(15)

Ada lima (5) esensi pokok kewirausahaan yaitu :

1. Kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian (terutama dalam bidang ekonomi).

2. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko.

3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif. 4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.

5. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan berdasarkan etika bisnis yang sehat.

Joseph Schumpeter (1996) dalam Yanti Maemunah (2004:28),

menjelaskan bahwa:

“kewirausahaan orang-orang yang mampu menghancurkan orde ekonomi yang sudah ada dengan memperkenalkan produk dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau dengan mengeksploitasi bahan baku baru”.

Sedangkan menurut Taufik Baharuddin, masih dalam Yanti Maemunah

(2004:27) menjelaskan bahwa:

“Seorang wirausahawan adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan, mencari dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Pengembangan konsep kewirausahaan pada diri pengusaha menjadi penting, mengingat orang-orang yang mampu mengembangkan dan mampu mengolah kemampuan kewirausahaannya cenderung memiliki konsep yang jelas yang terarah dalam membangun dan


(16)

membina usahanya. Mereka cenderung terpacu untuk terus meningkatkan daya saing dengan menghasilkan produk-produk baru melalui metode-metode yang berbeda dengan pengusaha lainnya”.

Seorang Wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, kekuatan dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari masa lampau dan pengalaman orang lain akan dapat membantu para pengusaha dalam menyalurkan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak dikenal lelah.

Setelah mengetahui arti dari perilaku dan kewirausahaan, maka dapat dirumuskan pengertian perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh beberapa ciri utama yaitu, percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani menggung resiko, kepemimpinan, kedisipilan, dan berorientasi ke masa depan.

2.1.1.2 Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Berikut beberapa faktor yang meyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya yang di kemukakan oleh

Zimmener dalam Suryana (2003 44-45), antara lain:

1. Tidak kompeten dalam menajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.


(17)

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil

dengan baik faktor yang utama dalam keuangan adalah memerihara aliran

kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan

dalam memelihara aliran kas akan menghambat operesional perusahaan

dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu

kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan

dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan

faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis

dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan

efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibtkan

penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sunguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang

setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang

dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,

kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi


(18)

perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan

dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan

perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

2.1.1.3 Keuntungan dan kerugian berwirausaha

Peggy Lambing dan Charles L. Kuehi dalam Yanti maemunah (2004:33) mengemukakan keuntungan dan kerugian kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Keuntungan kewirausahaan

 Otonomi Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan.

 Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan.

Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat

menghasilakan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.

 Kontrol financial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.

2. Kerugian Kewirausahaan

 Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.


(19)

 Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan

pelatihan.

 Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik

sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative

kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

2.1.1.4 Karakteristik Kewirausahaan

Pada tahap awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan tersedianya sumber daya atau faktor-faktor produksi juga diperlukan adanya jiwa kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Kewirausahaan merupakan suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang dapat diperoleh dari suatu rangkain kerja yang diberikan dalam praktek.

Oleh karena itu sering wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi, sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil resiko.


(20)

Menurut Panji Anoraga dalam Suryana (2003 : 13) ciri ciri kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan ciri-ciri tersebut.

2. Berani menanggung resiko. 3. Mau dan suka bekerja keras.

4. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa. 5. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.

6. Memiliki keterampilan untuk memimpin orang lain. 7. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.

Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda – beda, salah satunya menurut Geoffrey G.Meredith


(21)

Tabel 2.1

Ciri – ciri dan watak kewirausahaan

Ciri – ciri Watak

Percaya Diri Keyakinan, Ketidak tergantungan,

Individualistik dan Optimisme Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,

berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan yang kuat Pengambilan resiko dan tantangan Kemampuan untuk mengambil resiko

yang wajar

Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul

dengan orang lain, menanggapi saran – saran dan kritik

Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif

Sumber: Geoffrey G. teori dan praktek, ed.sh. Meredith (2005), et.al. kewirausahaan : 5-6

Ahli lain seperti M.Scarborough dan Thomas W.Zimmerer (1993:6-7) dalam Suryana (2003-14) mengemukakan tujuh karakteristik, yang meliputi :

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa dan tanggungjawab akan selalu mawas diri.


(22)

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko, dan yang terlalu rendah maupun

yang terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil, desire for immediare feedback, yaitu selalu

menghendaki umpan balik yang segera.

4. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

5. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

6. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam

mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

7. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.

Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya tidak didasari spekulasi malainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, seorang wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong seorang wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu


(23)

harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feed back) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir.

2.1.1.5 Indikator Perilaku Kewirausahaan

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development Report” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer

(1993:5) dalam Suryana (2003:16), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri “Proaktif, Berorientasi pada prestasi dan Komitmen pada orang lain”

1. Bersikap Proaktif

Berinisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas. 2. Orientasi prestasi

Tercermin dalam pandangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan dan mengutamakan monitoring.

3. Komitmen pada orang lain


(24)

2.1.2 Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial menurut Winardi, (1995:4) dalam Dodi

Setyanusa, (2009), menyatakan bahwa “Kemampuan manajerial adalah

kesanggupan mengambil tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut B.S Wibowo, (2002:14) menyatakan bahwa:

“Kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki keterampilan manajerial diantaranya energi spiritual, keterampilan emosional, kekuatan intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”.

2.1.2.1 Pengertian Manajerial

Manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang efisien.

Manajerial berasal dari kata manager yang berati pimpinan. Menurut

Fattah (1999:13) menjelaskan bahwa praktek manajerial adalah kegiatan yang di lakukan oleh manajer. Selanjutnya Siagian (1996:63) mengemukakan bahwa “

Manajerial skill adalah keahlian menggerakan orang lain untuk bekerja dengan baik.”


(25)

2.1.2.2 Indikator Kemampuan Manajerial

Indikator Kemampuan manajerial sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winardi, 1995:4, (Dodi Setyanusa, 2009) yang menyatakan, “Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

 Perencanaan: fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan – tujuan, kebijakansanaan – kebijaksanaan, prosedur – prosedur, dan program – program dari alternatif – alternatif yang ada.

 Pengorganisasian: suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam – macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang – orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat – alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas – aktivitas tersebut.

 Pelaksanaan: suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk membimbing, mengarahkan, dan mengatur segala kegiatan karyawan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha, dengan demikian seorang manajer harus mampu menggerakkan karyawannya dengan cara memberikan motivasi,


(26)

mengerti akan hubungan pribadi dan aktivitas kelompok dalam menyelesaikan pekerjaannya.

 Pengawasan: Aktivitas pengendalian merupakan proses untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Pengendalian pada hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana.

Adapun fungsi manajemen yang digunakan oleh para usaha di antaranya perencanaan, pengambilan keputusan, penganggaran, pengorganisasian, pengkoordinasian, serta pengawasan.

2.1.3 Kinerja Usaha

Setiap organisasi baik besar maupun kecil, baik yang berorientasi profit maupun tidak, termasuk organisasi Pemerintah akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kinerja yang optimal dalam rangka pencapai tujuan perusahaan.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi .

Ranto (2007:19). Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja).


(27)

Jenis kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi di mana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan efektif.. Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah – langkah:

 mendefinisikan pekerjaan.  menilai kinerja.

 memberikan umpan balik dan adanya akuntabilitas yang jelas.

Dessler (Ranto, 2007:19)

Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua yaitu:

1. kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas. 2. kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan.

Kinerja usaha para pengusaha adalah serangkaian capaian hasil kerja dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, dan keberhasilan usaha yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja pengusaha.

Kinerja UsahamenurutCampbell, et. al (dalam Cascio, 1998) dalam jurnal I Gusti Putu Daya (2012) menyatakan bahwa kinerja sebagai sesuatu yang tampak, dimana individu relevan dengan tujuan organisasi.


(28)

Beberapa difinisi tentang kinerja adalah sebagai berikut: (a) Kane & Kane (1993), Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011 68.

Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998), kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi; (b) Miner (1992), kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan; (c) Mc Cloy et. al, Schultz, Cherington, Motowidlo & Van Scotter (1994), mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku- perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi ( goal-relevant action); (d) Menurut Welbourne et. al, (1998) dalam Rotundo & Sackett (2002), kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. (e) Ratundo & Sackett (2002), mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan dari organisasi. Ada 3 (tiga) komponen besar dari kinerja, yaitu: (a) kinerja tugas (task performance); (b) kinerja keanggotaan (citizenship performance); dan (c) kinerja kontra produktif (counter productive performance).

Para peneliti menganjurkan pertumbuan penjualan (Sales growth), pertumbuhan tenaga kerja (Employment growth), pertumbuhan pendapatan (In-come growth) dan pertumbuhan pangsa pasar (Market share growth) sebagai pengukuran kinerja perusahaan kecil yang paling penting (Kim & Choi, 1994; Lee & Miller, 1996; Luo,1999; Miles et al, 2000; Hadjimanolis 2000).


(29)

Hal ini juga didasarkan pada argumentasi bahwa pertumbuhan adalah indikator yang lebih tepat dan mudah diperoleh dibandingkan dengan indikator kinerja keuangan. Pendapat alternatif lain adalah bahwa kinerja bersifat multidimensional dan oleh karena itu hal ini berguna untuk mengintegrasikan dimensi yang berbeda dari kinerja dalam suatu studi empiris (Lumkin dan Dess,1996).

Menurut Rivai (2005) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan ”.

Menurut Soeprihanto (2001) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah hasil kerja pelaku usaha selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai standar target / sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama”.

Menurut Mathis dan Jackson (2002) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah apa yang dilakukan pelaku usaha, sehingga ada yang mempengaruhi kombinasi pelaku usaha organisasi antara lain Kuantitas output, Kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap kooperatif ”.

Maluyu S.P. Hasibuan (2006:94) mengemukakan “(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang


(30)

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Bernardin and Russel (Sudarmanto, 2009:12) menyatakan, “kinerja didefinisikan sebagai hasil yang dapat dari fungsi pekerjaan atau aktivitas tertentu dalam jangka waktu tertentu.”

2.1.3.1 Indikator Kinerja Usaha

Indikator kinerja usaha menurut Hadjimonalis (2000) adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan penjualan 2. Pertumbuhan pendapatan 3. Pertumbuhan pangsa pasar

2.1.4 Penelitian terdahulu

Tabel 2.2

Hasil penelitian terdahulu

No Peneliti Judul Hasil penelitian Perbedaan Persamaan

1 Musram Munizu (2007) Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro Dan Kecil (UMK) Di Variabel jiwa kewirausahaan dan motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha Metode yang digunakan

- Menggunakan variable dependen yang sama

- Meneliti objek penelitian yang sama


(31)

Sulawesi Selatan 2 Sri Suslogi Sumarti, (2008) Peningkatan Perilaku Kewirausahaan Mahasiswa Calon Guru Kimia Dengan Pembelajaran Pratikum Kimia Dasar Berorientasi Entrepreneurship Peningkatan Jiwa Kewirausahaan berpengaruh terhadap motivasi Metode yang digunakan

- Menggunakan variable

independen yang sama

3

Sajudi (2009) Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Tani Tembakau Di Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Faktor kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha Metode yang digunakan

- Menggunakan variabel yang sama 4 Amirulah (2005) Pengaruh Sifat Dan Motivasi Usaha Dalam Kaitannya Dengan Pertumbuhan Usaha Motivasi dapat meningkatan kinerja usaha atau pertumbuhan usaha Metode yang digunakan

- Menggunakan variable dependen yang sama 5 M.syahrihman Yusi, Strategi pemberdayaan kecil, pengaruhnya terhadap kinerja usaha (survey Pada Sentra Industri kecil tenun songket pada industri kecil Palembang Faktor pemberdayaan kecil berpengaruh terhadap kinerja usaha Metode yang digunakan

- Menggunakan variable dependen yang sama 6 Mulyanto (2007) Pengaruh Motivasi Dan kemampuan manajerial Terhadap Kinerja usaha pedagang kaki lima menetap (Suatu Survai Motivasi berpengaruh terhadap kemampuan manajerial dan peningkatan kinerja usaha Variabel X1 berbeda dengan peneliti

- Menggunakan Variabel X2 dan Y yang sama


(32)

pada Pusat Perdagangan dan Wisata di Kota Surakarta ) 7 Suhartini karim Analisis pengaruh kewirausahaan koorporasi terhadap kinerja perusahaan pada pabrik pengolahan crumb ruber di Palembang

Koorporasi mempengaruhi kinerja pada perusahaan crumb ruber di palembang

Metode yang digunakan

- Menggunakan variabel dependen yang sama 8 Yohanes Rante (2011) Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di Provinsi Papua Pengaruh budaya dan perilaku kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha Variabel X1 dan X2 berbeda dengan peneliti

- Menggunakan variabel dependen yang sama

2.2 Kerangka Pemikiran

Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal. Kinerja usaha adalah ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan modal, pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan pasar. Dalam mencapai kinerja usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong dalam diri pengusaha, salah satunya yaitu dengan perilaku kewirausahaan serta kemampuan manajerial.

Menurut Buchari Alma (2006:4), ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari sikap kewirausahaan antara lain:


(33)

 Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikendalikan sendiri.

 Terbuka peluang untuk mendemontrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh.

 Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.

 Terbuka peluang membantu masyarakat dengan usaha – usaha konkrit.

 Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Perilaku kewirausahaan mempunyai ciri yang dominan yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik dari teman seperkerjaan ataupun atasan, mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut presepsinya. Mahmud Machfoedz (2004:5)

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan guna meningkatkan kinerja usaha, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha sentra industry rajut binong jati akan bertambah maju.

Perilaku kewirausahaan yang tinggi serta kemampuan manajerial yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin meningkatnya kinerja usaha dan kesejahteraan kinerja diharapkan akan dapat memotivasi kinerja untuk atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang pada gilirannya dapat menanggulangi tingkat pengangguran.


(34)

2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja Usaha

Menurut Glancey dalam Sony Heru Priyanto (2009:73) Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha. Sedangkan menurut Herri (2003) Kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja usaha dan kewirausahaan sendiri mempunyai dampak pertumbuhan usaha.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa perilaku keriwausahaan itu berhubungan dan berperanguh terhadap kinerja usaha. Maka para pelaku usaha dapat menentukan jenis usahanya yang tentunya didukung dengan perilaku kewirausahaan.

2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha

Menurut Erliah (2007:49) mengatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan

berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan”

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial berkaitan terhadap kinerja suatu usaha. Dan usaha itu dapat dikatakan berhasil jika mengalami peningkatan yang baik dalam permodalan, skala usah, hasil atau laba maupun jenis usaha atau pengelolaan nya.


(35)

2.2.3 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha

Menurut Dana (2001) Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian melakukan pembinaan dan pengembangan industri kecil memberikan bantuan tanpa modal dengan memberikan pelatihan dan bantuan teknis. Secara empiris terdapat hubungan antara peranan pemerintah terhadap kinerja dan kewirausahaan, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Farrel (1992), Kroon dan Moolman (1992), Westhead dan Storey (1996), Chowdhury (2007). Penelitian yang dilakukan oleh Farrel (1992), Kroon dan Moolman (1992), Westhead dan Storey (1996), Chowdhury (2007), mengkaitkan peran pemerintah terhadap kewirausahaan, dan A. Ucbasaran (2004 mengkaitkan kewirausahaan dengan kinerja. Collin (2002) yang dikutip dari jurnal Yohanes Rante (2011, 1:17) dalam Entrepreneurship Resistence to Change and Growth in Small Firms (USA), menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan harus belajar dari pengalaman usaha, ketidakpastian membuat wirausaha harus selalu memperhitungkan resiko bagi kegiatannya, karakteristiknya memiliki pengaruh yang positif terhadap kemampuan usaha bagi wirausahaan.

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan guna meningkatkan kinerja usaha, selain itu juga sangat diperlukan guna memacu keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja mampu mengelola


(36)

usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha sentra industri rajut binong jati akan bertambah maju ( Siagain, 2004:10 )

Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya (Priyanto, 2006).

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Priyanto (2006)

Perilaku Kewirausahaan (X1)

1. Bersikap proaktif 2. Orientasi prestasi 3. Komitmen dengan

pihak lain

Zimmerer dan Scarborough dikutip oleh Benecdicta Prihatin, dalam Suryana

(2003:52).

Kemampuan Manajerial (X2)

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pelaksanaan

4. Pengawasan

Winardi, 1995:4 dalam (Dodi Setyanusa, 2009)

Kinerja Usaha (Y)

1. Pertumbuhan penjualan 2. Pertumbuhan

pendapatan

3. Pertumbuhan pangsa pasar


(37)

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2007 : 73)

“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan agar variabel yang akan di uji kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan dinyatakan”.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :  Hipotesis Utama

Terdapat Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja usaha.

 Sub Hipotesis

1. Terdapat pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Kinerja usaha.

2. Terdapat pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja usaha.


(38)

45 3.1. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan kepada para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati, Bandung. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah Perilaku Kewirausahaan sebagai variabel X1 dan Kemampuan Manajerial sebagai variabel X2, serta Kinerja usaha sebagai variabel Y.

Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010: 29) mengemukakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati dalam Umi narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:29), Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dan untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi narimawati, Sri Dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010:29) “Metode Deskriptif adalah metode

yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Sedangkan


(39)

metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi narimawati, Sri dewi anggadini dan Linna ismawati (2010:29) menyatakan bahwa “Metode Verifikatif

yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis regresi linier berganda.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, menurut Moh. Nasir (2005:84) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010:30) menyatakan bahwa desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati (2010:30) adalah:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;


(40)

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;

6. Menetapkan konsep variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data,teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.


(41)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Jenis

Penelitian

Metode yang digunakan Unit analisis Time horizon

Tujuan – 1 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional

Tujuan – 2 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional

Tujuan – 3 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional

Tujuan – 4,5,6

Descriptive &

Verifikatif

Descriptive dan

Explanatory Survey

Pengrajin Cross Sectional

Sumber: Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati (2010:31)

3.2.2 Operasional Variabel

Operasionalisasi Varibel menurut Nur Indrianto (2002:69) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini dan Linna ismawati (2010:31) sebagai berikut: “Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh penelitian dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi penelitian yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.


(42)

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Dalam penelitian penulis pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, dengan variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel bebas/independent (variabel X)

Menurut Sugiyono (2008:59) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel yang lain atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dipilih peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobsevasi. Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial.

2. Variabel tidak bebas/ dependent (variabel Y)

Menurut Sugiyono (2008:59) variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah kinerja usaha.

Untuk lebih jelas akan diuraikan secara jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(43)

 Perilaku kewirausahaan sebagai variabel independen (bebas) dengan notasi X1, Variabel independen adalah suatu variable bebas, dimana keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

 Kemampuan manajerial sebagai variabel independen (bebas) dengan notasi X2, Variabel independen adalah suatu variabel bebas, dimana keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

 Kinerja usaha sebagai variabel independen (terikat) dengan notasi Y. Variabel independen adalah suatu variabel terikat, dimana dipengaruhi oleh variabel lain.


(44)

Agar lebih jelas tentang operasional variabel penelitian ini dapat dilihat dalam table 3.2. sebagai berikut :

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep

Variabel

Indikator Ukuran Skala

Perilaku Kewirausahaan (X1) Perilaku kewirausahaan secara umum adalah bersifat Proaktif, Orientasi prestasi, dan Komitmen dengan pihak lain, Zimmerer dan Scarborough dikutip oleh Benecdicta Prihatin, dalam Suryana (2003:52).

1. Bersikap Proaktif 1. Tingkat bersikap proaktif pengrajin dalam mengerjakan jenis orderan yang berbeda Ordinal 2. Orientasi Prestasi 1. Tingkat

orientasi prestasi pengrajin dalam hal ini menawarkan produk baru 3. Komitmen dengan

pihak lain 1. Tingkat komitmen dengan pihak lain pengrajin dalam menyelesaikan order tepat waktu 2. Tingkat komitmen dengan pihak lain pengrajin dalam hal menanggapi komplen Kemampuan Manajerial (X2) “Kesanggupan mengambil tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

1. Perencanaan 1. Tingkat melakukan perencanan pengrajin dalam melakukan perencanaan jangka pendek 2. Tingkat melakukan perencanan pengrajin Ordinal


(45)

Winardi, (1995:4) dalam Dodi Setyanusa, (2009)

dalam melakukan perencanaan jangka panjang 2. Pengorganisasian 1. Tingkat

melakukan pengorganisas ian pengrajin dalam hal karyawan yang bekerja sesuai dengan tugas 2. Tingkat melakukan pengorganisas ian pengrajin dalam hal karyawan yang mengerjakan pekerjaan sesuai dengan keahlian 3. Pelaksanaan 1. Tingkat

melakukan pelaksanaan pengrajin dalam menyelesaikan rencana tepat waktu 2. Tingkat melakukan pelaksanaan pengrajin dalam hal pelaksanaan yang berjalan dengan lancer 4. Pengawasan 1. Tingkat

melakukan pengawasan pengrajin dalam hal ini memantau pekerjaan para karyawan 2. Tingkat melakukan pengawasan pengrajin dalam hal ini


(46)

pengawasan anda berdampak positif pada karyawan Kinerja Usaha (Y) ”Kinerja adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan pangsa pasar yang paling penting bagi perusahaan kecil”. Hadjimanolis (2000) 1. Pertumbuhan penjualan 1. Tingkat pertumbuhan penjualan order dari kalangan industri 2. Tingkat pertumbuhan penjualan order dari perseorangan 3. Tingkat pertumbuhan penjualan dalam hal ini adanya repeat order Ordinal 2. Pertumbuhan pendapatan 1. Tingkat pertumbuhan pendapatan dalam hal peningkatan keuntungan usaha 2. Tingkat pertumbuhan pendapatan dalam hal peningkatan omzet usaha 3. Pertumbuhan pangsa pasar 1. Tingkat pertumbuhan pangsa pasar order dari kota Bandung 2. Tingkat pertumbuhan pangsa pasar order dari luar kota Bandung dalam lingkup Jawa Barat 3. Tingkat pertumbuhan pangsa pasar order dari luar pulau Jawa Barat


(47)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)

Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

Data yang diambil secara langsung dari objek penelitian. Menurut

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan

Linna ismawati (2010:37) mengemukakan bahwa data primer adalah “Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Dalam penelitian ini data primer yang diambil langsung dari ketua Koperasi Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

2. Data Sekunder

Data yang secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti guna mendukung data yang sudah ada sehingga lebih lengkap adalah tergolong dalam data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna ismawati (2010:37) mengemukakan bahwa data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder, karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang diteliti.


(48)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui populasi dan sampel.

3.2.3.3 Populasi

Populasi adalah objek atau subjek informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis peneliti. (Umi Narimawati, 2008:161). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang telah terdaftar pada koperasi sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung, tercatat seluruhnya berjumlah 200 pengrajin. Karena jumlah total jumlah pengrajin sangat tidak terjangkau secara keseluruhan oleh peneliti, maka dalam hal ini peneliti memilih menggunakan random sampling. Semua populasi berkesempatan untuk diambil sebagai sampel dengan cara acak.

Tabel 3.3 Jumlah Populasi

Pengrajin Jumlah

Sentra Rajut Binong jati 139 orang


(49)

3.2.3.4 Sampel

Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari. (Jonathan Sarwono, 2006:111). Sampel juga bisa diartikan sebagai elemen-elemen (bagian) populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sample random sampling yaitu berdasarkan jumlah pengrajin di sentra industri rajut binong jati Bandung. Dikatakan Sample random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara demikian bila anggota populasi dianggap homogen.

Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu pada pendekatan slovin, pendekatan ini menggunakan rumus:

Keterangan: n: Jumlah Sampel N: Jumalah Populasi

e: Batas kesalahan yang di toleransi (1%, 5%, 10%)


(50)

n = 63.66667 = 64 (sampel minimal)

Jumlah sampel minimal yang diteliti adalah 64 orang.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (Observasi, kuesioner, wawancara, dokumentasi)

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Studi Lapangan / Field Reseach, yaitu suatu studi pengumpulan data yang bertujuan untuk memperolaeh informasi data dari objek lapangan. Antara lain:

a. Observasi (pengamatan langsung), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

b. Kuesioner, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden terutama yang berhubungan dengan variabel - variabel yang diteliti.

c. Wawancara, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulan data melalui Tanya jawab secar langsung dengan semua pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Studi kepustakaan (Library Reseach), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan yang terdapat dalam buku,


(51)

majalah, internet, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

a. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan dengan mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel penelitian). Penelitian dilakukan dengan mencari dan mengumpulan data yang diperlukan dari berbagai buku, jurnal, catatan-catatan, gambar-gambar dan literatur yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini. Adapun tujuan dari metodologi ini adalah untuk deskripsi, gambaran secara sistematis akurat, faktual mengenai hal-hal yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai data penelitian. Sebelum kuesioner atau instrumen penelitian disebarkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya alat ukur yang digunakan, sedangkan pengujian reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009:173) tentang validitas adalah :

“Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti”.


(52)

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Adapun dalam penelitian ini menggunakan korelasi person dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

r: Koefisien korelasi person x: Skor item pertanyaan y: Skor total item pertanyaan


(53)

Untuk mengetahui keberartian r (Koefisien korelasi person) dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

n: Urutan sampel

r: Koefisien korelasi person

Apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka itemtersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur, alat ukur itu mempunyai reabilitas tinggi jika alat ukur dapat dipercaya dan stabil. Adapun metode yang digunakan untuk menguji reabilitas dalam penelitian ini adalah split half method. Yaitu menghitung reabilitas dengan cara memberikan test pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap ganjil). Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:


(54)

1. Membagi item kedalam dua kelompok secara acak.

2. Menjumlahkan skor masing-masing kelompok sehinga terdapat skor total untuk masing-masing kelompok.

3. Mengkorelasikan skor total kelompok I dan kelompok II dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Ґ1= Reabilitas internal seluruh item

Ґb= Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.

Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

3.2.4.3Uji MSI (Method of Successive Interval)

Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval “Method of Successive Interval” Hays dalam Umi Narimawati Dkk. (2010:47), dengan rumus sebagai berikut:

1. Mengelola data ordinal menjadi interval dengan interval yang berurutan untuk variabel bebas terikat. Adapaun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:


(55)

a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk dihitung proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas setiap proporsi kumulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval

Dimana:

Mean of Interval : Rata-rata interval. Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah. Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas. Area Under Upper Limit : Daerah dibawah batas atas. Area Under Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah.

f. Menentukan nilai transformasi (nilai skala untuk interval) dengan menggunakan rumus :

2. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram pemikiran.


(56)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, serta membuat kesimpulan. Rancangan analisis ini menggunakan analisis data deskriptif dan verifikatif.

Pada penelitian ini digunakan melalui metoda deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang perilaku kewirausahaan dan orientasi prestasi, serta kinerja perusahaan itu sendiri.

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial serta kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Analisis ini menggambarkan skor aktual yaitu jawaban seluruh responden atau kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Rumus yang digunakan:


(57)

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Penjelasan bobot nilai skor aktual sebagai berikut: Tabel 3.4 Kategori Skor

No %Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati Dkk. (2010:46)

2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Untuk menganalisis verifikatif digunakan skala Likert, dengan memberikan nilai 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif dikuesioner. Penilaian terhadap skor yang didapat dihitung dengan cara:

a. Mengolah data dan menghitung frekuensi dan persentasinya.

b. Persentasi yang didapat merupakan indikator pasangan variabel X1, X2 dan Y.


(58)

Selanjutnya untuk mengolah data-data tersebut peneliti menggunakan beberapa metode antara lain :

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.

Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:

Dimana

Y = Variabel Dependen

X1,X2 = Variabel Independen

A = Kostanta

β1, β2 = Koefisien masing – masing faktor

b. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka langkah selanjutnya menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variable X dengan variaebel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product moment Method atau dikenal dengan rumus pearson (Sugiyono, 2009:183), yaitu :


(59)

Dimana: -1≤r≤+1

r = Koefisien korelasi

X = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X

Y = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y

XY = Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y

X2 = Jumlah dari hasil pengamatan variabel X yang telah dikuadratkan

Y2 = Jumlah dari hasil pengamatan cariabel Y yang telah dikuadratkan

Untuk menginterpretasikan keeratan hubungan, digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel 3.4 berikut ini

Tabel 3.5

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Keeratan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2009:184)


(60)

Besarnya peranan semua variabel bebas ditunjukan oleh besarnya koefisien dterminasi (R2). Semakin besar nilai determinasi maka semakin besar menunjukan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Hasil perhitungan dapat dilihat dengan menggunakan media / alat bantu SPSS atau secara manual (R2 = SS reg / SStot) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x100% Dimana:

d = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi

100% = Pengali yang ditanyakan dalam persentase.

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah pernyataan (dugaan/ jawaban) itu dapat diterima atau tidak.

Pengujian hipotesis dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengujian hipotesis secara simultan dan parsial.

1. Pengujian Hipotesis secara Simultan / Total (Uji – F)

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.


(61)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan nilai F – test yang terdapat pada tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika Fhitung > Fkritis, maka Ho yang menyatakan

bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Menurut Sudjana (2001: 369) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini, dan Linna ismawati (2010: 51-52) perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut juga koefisien produk moment (pearson).

b. Hipotesis

c. Kriteria Pengujian

Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel( α = 0,050)

Menurut Guilford (1956: 480) dalam Umi Narimawati, Sri dewi anggadini dan Linna ismawati (2010: 52), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurut metode Guilford adalah sebagai berikut:


(1)

Perilaku Kewirausahaan

.590 .079 .650 7.

460

.0 00 Kemampuan

Manajerial

.213 .069 .269 3.

087

.0 03 a. Dependent Variable: Kinerja Usaha

Sumber: Hasil Output SPSS 13.0

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel di atas, maka persamaan regresi linier ganda untuk Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja usahaadalah sebagai berikut:

Y = 13,082+ 0,590X1 + 0,213X2

Pada persamaan tersebut nilai a Konstan adalah 13,092. Hal tersebut dapat diartikan bahwa jika Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial diabaikan maka kinerja usaha adalah 13,092. Koefisien regresi pada variabel Perilaku Kewirausahaan adalah 0,590. Artinya apabila Perilaku Kewirausahaan dinaikkan sebesar satu satuan, maka nilai kinerja usaha meningkat sebesar 0,590. Begitu pula jika Kemampuan Manajerial dinaikkan sebesar satu satuan maka nilai kinerja usaha akan meningkat masing-masing sebesar 0,213.

4.2.2. Analisis Korelasi Berganda

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap kinerja usaha, penulis melakukan analisis korelasi (Pearsons Correlation)

dengan menggunakan software SPSS 18.0 for Windows. Dengan menggunakan cara-cara dalam analisis korelasi melalui SPSS 18.0 for Windows yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, maka hasil dari analisis korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Koefisien Korelasi

Model Summaryb

odel R

R Square

Adjuste d R Square

Std. Error of the Estimate .7

39a

.54

7 .532

1.97236 7 a. Predictors: (Constant), Kemampuan Manajerial, Perilaku Kewirausahaan

b. Dependent Variable: Kinerja usaha

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program SPSS 18.0 for Windows

Berdasarkan tabel di atas,, diperoleh koefisien korelasi antara Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja usaha adalah sebesar 0,739. Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa 0,739 berada diklasifikasi 0,60-0,79 yang berarti memiliki koefisien korelasi yang kuat. Sementara itu besarnya pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial secara simultan terhadap Kinerja usaha pada penelitian ini adalah sebesar 54,70% sedangkan sisanya sebesar 45.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.


(2)

4.2.3. Analisis Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh Perilaku Kewirausahaan (X1), dan Kemampuan Manajerial (X2) terhadap Kinerja Usaha (Y) dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi .Artinya, variabel-variabel Perilaku Kewirausahaan (X1), dan Kemampuan Manajerial (X2) memberikan pengaruh sebesar 54,6% terhadap Kinerja Usaha (Y). Sedangkan sisanya sebesar 45,4% terhadap Kinerja Usaha (Y) dapat diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti oleh penulis.

4.3. Pengujian Hipotesis

4.3.1. Pengujian Hipotesis dan Signifikansi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian signifikasi pengaruh variabel bebas yakni Perilaku Kewirausahaan (X1) dan

Kemampuan Manajerial (X2) secara simultan terhadap variabel terikat yakni Kinerja usaha (Y),

digunakan uji F yang nilai Fhitung nya dapat dilihat pada output ANOVA pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. 6 Output ANOVA

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F

Si g.

Regr

ession 286.340 2

143.17 0

36 .802

.0 00a Resid

ual 237.304 61 3.890

Total 523.644 63

a. Predictors: (Constant), Kemampuan Manajerial, Perilaku Kewirausahaan

b. Dependent Variable: Kinerja usaha

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program SPSS 18.0 for Windows

Berdasarkan output ANOVA pada table di atas, diperoleh hasil pengujian hipotesis secara simultan yang diperlihatkan pada di bawah ini.

Tabel 4.7


(3)

Pe ngujian

F

hitung

F

tabel*) Α

Kepu tusan

Pengujian

Artinya

X

1X2Y

3 6,802

3 ,14

0 ,05

Ho

ditolak

Dan

H1

diterima

Regresi dapat

digunakan untuk

memprediksi kinerja usaha, atau secara bersama-sama Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan

Manajerial

berpengaruh terhadap kinerja usaha

*) Ftabel = df: v1=2 dan v2 = 64-2-1=61, Ftabel=3,29

4.3.2. Pengujian Hipotesis dan Signifikansi Secara Parsial (Uji T)

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel bebas secara parsial atas suatu variabel tidak bebas digunakan uji t.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap suatu variabel tidak bebas.

Pengujian signifikansi pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent

secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Output koefisien

regresi diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. 8

Output Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.082 1.717 7.617 .000

Perilaku

Kewirausahaan .590 .079 .650 7.460 .000

Kemampuan

Manajerial .213 .069 .269 3.087 .003

a. Dependent Variable: Kinerja usaha


(4)

Tabel 4.9

Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial

Pengujian thitung ttabel*) Α Keputusan

Pengujian Artinya

X1Y

X2Y

7,460

3,087 1,999

1,999 0,05

0,05

H1.1 diterima

H1.2 diterima

Perilaku Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja usaha

Kemampuan Manajerial berpengaruh positif

terhadap Kinerja usaha

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Untuk variabel perilaku kewirausahaan (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar 7,460. Karena t hitung > t tabel (1.999) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku kewirausahaan (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha (Y).

2. Untuk variabel Kemampuan Manajerial (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 3,087. Karena t hitung > t tabel (1.999) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Manajerial (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha (Y).

Terima Ho

- 1.999

Ho ditolak Ho ditolak

3.087 1.999

Terima Ho

- 1.999

Ho ditolak Ho ditolak

7.460 1.999


(5)

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Hasil penilaian untuk Perilaku kewirausahaan memperlihatkan kemampuan pengusaha pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung untuk melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya masih kurang. Dilihat dari bersikap proaktif nya, para pengrajin sentra rajut binong jati Bandung sudah memiliki sikap proaktif dan inisiatif yang bagus dalam mengembangkan usahanya. Tetapi dalam aspek orientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain, para pengrajin Binong Jati masih kurang baik, terlihat dari tidak adanya kemauan untuk menawarkan produk baru dan orderan – orderan yang selesai tidak tepat pada waktunya. 2. Untuk hasil penilaian Kemampuan Manajerial para pengrajin sentra rajut binong jati

Bandung, kemampuan manajerial yang baik ada di tingkat perencanaan. Para pengrajin telah memanajerial dengan baik perencanaan nya baik perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.

3. Untuk hasil kinerja usaha para pengrajin sentra rajut binong jati Bandung ini, terdapat nilai lebih di pertumbuhan penjualan, Terlihat jelas dari data pertumbuhan pernjualan ini selalu meningkat baik dari kalangan industri maupun dari kalangan perseorangan serta ditambahan dengan repeat order yang terus meningkat.

4. Perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha pada pengrajin sentra rajut binong jati Bandung.

5.2. Saran

1. Melihat hasil penelitian yang diperoleh bahwa Perilaku Kewirausahaan Para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, agar Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati bandung lebih baik lagi, para Pengrajin harus memperhatikan akan kesiapan dalam mendirikan suatu usaha, agar bisnis yang dijalankan dapat berkembang dengan baik, dan Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung pun Dapat Berkembang dengan pesat.

2. Dari hasil penelitian, Kemampuan Manajerial yang dimiliki para pengrajin sentra rajut binong jati Bandung ini masih ada yang harus di perbaiki dan kembangkan kembali, terutama dalam tingkat pengorganisasian, pelaksanaan dan tingkat pengawasan agar kelak kemampuan manajerial yang dimiliki para pengrajin akan menjadi lebih baik lagi.

3. Dari hasil penelitian, Kinerja Usaha yang terdapat di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung Sudah tergolong cukup baik, maka dari itu peneliti menyarankan kepada para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, agar lebih meningkatkan Kinerja yang Sangat baik agar Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung Tetap Maju dan dapat menjadi Sentra Industri yang Terbesar di Pemkot Bandung Maupun di Indonesia.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

A. B. Susanto. (2009) Leadpreneurship: Pendekatan Strategic Management Dalam Kewirausahaan. Jakarta: Esensi

Buchari Alma. (2006) Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : ALFABETA Dodi Setyanusa. (2009) Pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Keberhasilan Usaha Bisnis

Sepatu di Kelurahan Cibaduyut Bandung. Skripsi : Unikom Bandung

Geoffrey, G. Meredith, et. Al. (1996). Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo

Jonathan, Sarwono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta Graha Ilmu

Mahmud Machfoedz. (2004) Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Narimawati, Umi (2007) Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media Narimawati, Umi. (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.

Bandung : Agung Media

Pangestu Elka, Mari.(2008) Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta

Priyanto Heru, Sony. (2009) Jurnal PNFI / Volume 1

Ranto, Basuki. (2007) Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung. Jurnal Usahawan No. 10 TH XXXVI Oktober 2007

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas. Bandung : ALFABETA Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA