BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Fuel Cell
Fuel cell merupakan divais elektrokimia yang dapat mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik. Salah satu jenis fuel cell yang sekarang sedang dikembangkan
yaitu Proton Exchange Membrane Fuel Cell PEMFC. Fuel cell jenis ini memproduksi energi listrik dari hasil reaksi elektrokimia antara gas hidrogen dan gas oksigen. Sebuah
sel PEMFC terdiri dari komponen elektrolit atau proton exchange membrane dan GDE yang tersusun dari lembaran  gas diffusion layer  GDL dan  catalyst layer  CL. Agar
terbentuk sebuah sel stack, masih ada komponen lainnya yaitu  current  collector  yang sisi permukaannya membentuk gas channel,
Crawley dan Gemma, 2006 Lihat Gambar 1.
Gambar 3.1. Skema sel PEMFC GDL merupakan salah satu komponen utama dalam sel PEMFC memiliki beberapa
fungsi antara lain bertugas mendifusikan gas hidrogen anoda dan gas oksigen katoda   sebagai  catalytic  support,  dan   sebagai   media   penghantar   pergerakan
elektron. GDL saat ini diproduksi dari material berbasis karbon seperti dari carbon
Lapoan Kerja Praktek Page 20
paper,   carbon   cloth,  atau  carbon   nanotube.  Materialmaterial   karbon   tersebut membutuhkan proses produksi yang relatif rumit, sehingga mempengaruhi harga
jualnya. Penelitian saat ini masih berkembang untuk mendapatkan material karbon dari   sumber   lainnya   dengan   proses   produksi   yang   relatif   sederhana,   jumlahnya
melimpah dan berpotensi menggantikan produk karbon komersil tersebut. Karbon merupakan unsur yang berlimpah jumlahnya di alam. Unsur ini dapat ditemukan
pada material organik seperti kayu, batu bara, atau serat alam. Untuk menghasilkan karbon dari material organik dilakukan melalui proses penguraian senyawa organik
yang   disebut   dengan   proses   karbonisasi.   Proses   ini   merupakan   proses   untuk mengkonversi material organik menjadi arang dengan pemanasan tanpa kehadiran
oksigen,  sehingga senyawa-senyawa kompleks yang menyusun material organik terurai   menjadi   arang   dengan   kandungan   unsur   karbon   yang   tinggi.   Senyawa-
senyawa   kompleks   yang   menyusun   material   organik   diantaranya   terdiri   atas hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Masing-masing senyawa tersebut terurai pada
suhu yang berbeda Destyorini dkk, 2010.
3.2 Karbon
Karbon  adalah   suatu   bahan   padat   berpori   yang   dihasilkan   melalui   proses pirolisis karbonisasi dari bahan-bahan yang mengandung karbon. Pembuatan arang
dengan   menggunakan   bahan   baku   yang   berbeda   dapat   dilakukan   dengan   cara   yang berbeda pula Mody, 2014.
Berdasarkan sifat fisika, karbon aktif mempunyai beberapa karakteristik, antara lain   berupa   padatan   yang   berwarna   hitam,   tidak   berasa,   tidak   berbau,   bersifat
higroskopis,   tidak   larut   dalam   air,   asam,   basa   ataupun   pelarut-pelarut   organik.   Di samping itu, karbon aktif juga tidak rusak akibat pengaruh suhu maupun penambahan
pH selama proses aktivasi Mody,2014. Karbon aktif adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang mempunyai
luas permukaan yang sangat besar yaitu 300 sampai 2000 m
2
gr.Luas permukaan yang sangat besar ini disebabkan karena mempunyai struktur pori-pori. Pori-pori inilah yang
menyebabkan karbon aktif mempunyai kemampuan untuk menyerap. Secara umum, ada dua jenis karbon aktif yaitu karbon aktif fasa cair dan karbon aktif fasa gas. Karbon
aktif fasa cair dihasilkan dari material dengan berat jenis rendah, seperti arang dari bambu   kuning   yang   mempunyai   bentuk   butiran   powder,   rapuh   mudah   hancur,
Lapoan Kerja Praktek Page 21
mempunyai   kadar   abu   yang   tinggi   berupa   silika   dan   biasanya   digunakan   untuk menghilangkan bau, rasa, warna, dan kontaminan organik lainnya. Sedangkan karbon
aktif fasa gas dihasilkan dari material dengan berat jenis tinggi Dewi, 2009.
3.2.1. Syarat Mutu Karbon Aktif
Menurut Standar Industri Indonesia SII No. 0258-88, syarat mutu karbon aktif adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Syarat Mutu Karbon AktifSII. 0258-88
3.2.2. Proses Pembuatan Karbon Aktif
Secara garis besar, ada tiga tahap pembuatan karbon aktif, yaitu : 1 Proses dehidrasi
2 Proses karbonisasi 3 Proses aktivasi
1 Proses Dehidrasi
Proses dehidrasi bertujuan untuk menghilangkan air yang terkandung di dalam bahan baku.   Caranya  yaitu  dengan   menjemur  di   bawah   sinar  matahari   atau   pemanasan   di
dalam oven sampai diperoleh bobot konstan.
2 Proses Karbonisasi
Karbonisasi atau pengarangan adalah suatu proses pemanasan pada suhu tertentu dari bahanbahan   organik   dengan   jumlah   oksigen   sangat   terbatas,   biasanya   dilakukan   di
dalam furnace. Proses ini menyebabkan terjadinya penguraian senyawa organik yang menyusun   struktur   bahan   membentuk   methanol,uap   asam   asetat,   tar-tar   dan
hidrokarbon.   Material   padat   yang   tinggal   setelah   karbonisasi   adalah   karbon   dalam bentuk arang dengan pori-pori yang sempit.
Lapoan Kerja Praktek Page 22
3 Proses Aktivasi
Aktifasi arang berarti penghilangan zat- zat yang menutupi pori – pori pada permukan arang. Hidrokarbon pada permukaan arang dapat dihilangkan melalui proses oksidasi
menggunakan oksidator yang sangat lemah CO
2,
N
2,
NH
3
dan uap air agar atom karbon yang lain tidak turut teroksidasi. Selain itu dapat juga dilakukan proses dehidrasi dengan
garam-garam seperti ZnCl
2
atau CaCl
2
.Unsur mineral akan masuk di antara plat-plat heksagonal   dan   membuka   permukaan   yang   mula-mula   tertutup,   sehingga   jumlah
permukaan   karbon     aktif   bertambah   besar   .   Proses  aktivasi   dibedakan   menjadi   dua bagian, yaitu :
a. Proses aktivasi termal atau fisika b. Proses aktivasi kimia
a. Proses Aktifasi Termal atau Fisika
Aktivasi termal adalah proses aktivasi yang melibatkan adanya gas pengoksidasi seperti udara pada temperatur rendah, uap, CO
2
, atau aliran gas pada temperatur tinggi.
b. Proses Aktifasi Kimia
Aktivasi   kimia   dilakukan   dengan   mencampur   material   karbon   dengan   bahan-bahan kimia   atau   reagen   pengaktif,   selanjutnya   campuran   dikeringkan   dan   dipanaskan
Jankowska   menyatakan   bahwa   unsur-   unsur   mineral   aktifator   masuk   di   antara   plat heksagon   dari   kristalit   dan   membuka   permukan   yang   mula-mula   tertutup.   Dengan
demikian,   saat   pemanasan   dilakukan,   senyawa   kontaminan   yang   berada   dalam   pori menjadi   lebih   muda   terlepas.   Hal   ini   menyebabkan   luas   permukaan   yang   aktif
bertambah besar dan meningkatkan daya serap karbon aktif Dewi, 2009.
3.3 Sabut Kelapa