Dasar Hukum Transaksi di Internet

2. Berakhirnya Perjanjian Berdasarkan Pasal 1381 KUHPerdata, perikatan-perikatan hapus berakhirnya : “Karena pembayaran; karena penawaran pembayaran tunai; diikuti dengan penyimpanan dan penitipan; karena pembaharuan utang; karena perjumpaan utang dan kompensasi; karena pencampuran utang; karena pembebasan utang; karena musnahnya barang yang terutang; karena kebatalan atau pembatalan; karena berlakunya suatu syarat batal; karena lewatnya waktu”.

C. Dasar Hukum Transaksi di Internet

Perubahan drastis dari perilaku komunikasi yang biasanya mempergunakan kertas dan kemudian mempergunakan elektronik merubah sistem kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang beralih kepada bentuk fisik alam wujud ke alam elektronik non fisik disebutkan sebagai ruang maya cyberspace. Di dalam ruang maya ini, anggota masyarakat melakukan kegiatan berupa perbuatan hukum yang berfokus pada bisnis yang mempunyai dampak pada seluruh bidang hukum, antara lain hukum pidana, hukum administrasi, hukum internasional, hukum pajak dan sebagainya. Dalam bidang hukum perdata bisnis, kegiatan alam maya ini terjadi dalam bentuk kontrak dagang elektronik electronic commerce, kontrak dagang tidak lagi merupakan paper based economy, tetapi digital economy. Pemakaian benda tidak berwujud semakin tumbuh dan mungkin secara relatif akan mengalahkan penggunaan benda yang berwujud. Jika pengaturan electronic commerce dilakukan dengan menerapkan KUHPerdata secara analogi 14 14 Analogi yang dimaksud adalah mencari persamaan di dalam sebuah perjanjian yang baru dengan arti perjanjian yang terdapat di dalam KUHPerdata, jadi yang terpenting adalah jika lahir sebuah perjanjian baru maka haruslah terbit Undang-Undang baru yang lebih sesuai dengan bentuk perjanjian baru tersebut. J. Satrio, Hukum Perikatan Pada Umumnya, Alumni, Bandung, 1993 maka terhadap Universitas Sumatera Utara electronic commerce akan diterapkan ketentuan-ketentuan dari KUHPerdata Buku III tiga tentang Perikatan dan KUHDagang dalam kaitan itu maka secara garis besar dikemukakan beberapa ketentuan yang terpenting di dalam hukum perjanjian. Apabila melihat segi perjanjian atas pelaksanaan bisnis electronic commerce, maka yang menjadi dasar hukum adalah KUHPerdata, KUHDagang dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dengan adanya perkembangan kebutuhan yang lebih mengikat di dalam perdagangan saat ini, maka sudah saatnya bagi Indonesia untuk dapat memiliki peraturan electronic commerce adalah : 1. UNCITRAL Model Law on Electronic commerce Suatu bentuk model law yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk memberikan aturan yang dapat digunakan oleh negara-negara baik yang menganut sistem hukum Kontinental ataupun sistem hukum Anglo Saxon. Beberapa ketentuan prinsip utama yang digariskan di dalam UNCITRAL Model Law on E-Commerce yang merupakan dasar hukum yang sangat penting adalah bahwa : 15 a. Segala informasi elektronik dalam bentuk data elektronik dapat dikatakan memiliki akibat hukum, keabsahan ataupun kekuatan hukum. 15 J. Satrio, Ibid, hal 25 Universitas Sumatera Utara b. Dalam hal hukum mengharuskan adanya suatu informasi harus dalam bentuk tertulis, maka suatu data elektronik dapat memenuhi syarat untuk itu jika melihat pembebanan pembuktian dan daluarsa, bahwa yang merupakan alat bukti salah satunya adalah bukti tertulis. Apabila hal ini digunakan, maka data elektronik dapat dijadikan sebagai bukti yang sah. c. Dalam hal kekuatan pembuktian data yang bersangkutan, maka Data Message memiliki kekuatan pembuktian. Data Message merupakan informasi yang diperoleh, dikirim, diterima ataupun disimpan biasanya dalam bentuk Electronic Data Interchange EDI, pesan electronic. telegram, telex, ataupun telecopy. 2. Singapore Electronic Transaction Act ETA 1998 Peraturan ini dikeluarkan untuk memfasilitasi perkembangan electronic commerce. Terdapat beberapa hal yang digariskan dalam ETA ini, yaitu : 16 a. Tidak ada perbedaan antara data elektronik dengan dokumen kertas b. Suatu data elektronik dapat menggantikan suatu dokumen tertulis c. Para pihak dapat melakukan kontrak secara elektronik d. Suatu data elektronik dapat berupa bukti di pengadilan e. Jika suatu data elektronik telah diterima oleh para pihak, maka mereka harus bertindak sebagaimana kesepakatan yang terdapat pada data tersebut. 16 J. Satrio, Ibid , hal. 26 Universitas Sumatera Utara 3. EU Model Law on E-Commerce 8 Juni 2000 Terdapat adanya beberapa hal yang penting diperhatikan khususnya mengenai masalah kontrak ini bahwa : a. Setiap negara-negara anggota akan memastikan bahwa sistem hukum mereka memperbolehkan kontrak dibuat dengan menggunakan sarana elektronik. b. Namun para Negara anggota dapat pula mengadakan pengecualian terhadap ketentuan di atas dalam hal : 1 Kontrak dalam hal menciptakan atau melakukan pengalihan hak real estate; 2 Kontrak yang diatur dalam hukum keluarga; 3 Kontrak pengamanan; 4 Kontrak yang melibatkan kewenangan pengadilan; c. Setiap Negara harus dapat memberikan pengaturan yang relevan atas kontrak elektronik yang berlangsung. Di Indonesia sendiri, yang menjadi landasan aspek hukum lainnya dari bisnis electronic commerce adalah KUHPerdata, dan perundang-undangan positif lainnya seperti : 1. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi 2. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 3. Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa 4. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara 5. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 6. Undang-Undang tentang Hak Milik Kekayaan Intelektual UU No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta, UU No. 13 Tahun 1997 tentang Paten dan UU No. 14 Tahun 1997 tentang Merek Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 dan PP No. 52 Tahun 2000 tentang Telekomunikasi sudah berlaku khususnya mengatur setiap orang atau institusi yang mempergunakan internet, menggunakan local area network dan sejenisnya, harus meminta izin dari Pemerintah. Semua hal di atas menjadi dasar hukum dan melatar belakangi kegiatan bisnis electronic commerce untuk dapat berdiri dan bergerak.

D. Keabsahan Perjanjian Jual-Beli melalui Internet